You are on page 1of 266

Sri Waluyanti, dkk.

ALAT UKUR DAN


TEKNIK
PENGUKURAN
JILID 2

SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang

ALAT UKUR DAN


TEKNIK
PENGUKURAN
JILID 2
Untuk SMK
Penulis : Sri Waluyanti
Djoko Santoso
Slamet
Umi Rochayati

Perancang Kulit : TIM

Ukuran Buku : 18,2 x 25,7 cm

WAL WALUYANTI, Sri


a Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 2 untuk SMK oleh
Sri Waluyanti, Djoko Santoso, Slamet, Umi Rochayati ---- Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
xvii, 261 hlm
Daftar Pustaka : Lampiran. A
Daftar Tabel : Lampiran. B
Daftar Gambar : Lampiran. C
Glosarium : Lampiran. D
ISBN : 978-602-8320-11-5
ISBN : 978-602-8320-13-9

Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah
melaksanakan penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari
penulis untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi
siswa SMK.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yang
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada


seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas
oleh para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada


Departemen Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download),
digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.
Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan
ditayangkannya soft copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat
untuk mengaksesnya sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh
Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat
memanfaatkan sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.


Selanjutnya, kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar
dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami
menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh
karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta,
Direktur Pembinaan SMK
KATA PENGANTAR PENULIS

Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kahadlirat Allah s.w.t.


atas segala rahmat dan kuruniaNya hingga penyusunan buku kejuruan
SMK Alat Ukur dan Teknik Pengukuran ini dapat terselesaikan.
Buku ini disusun dari tingkat pemahaman dasar besaran listrik,
jenis-jenis alat ukur sederhana hingga aplikasi lanjut yang merupakan
gabungan antar disiplin ilmu. Untuk alat ukur yang wajib dan banyak
digunakan oleh orang yang berkecimpung maupun yang mempunyai
ketertarikan bidang elektronika di bahas secara detail, dari pengertian, cara
kerja alat, langkah keamanan penggunaan, cara menggunakan, perawatan
dan perbaikan sederhana. Sedangkan untuk aplikasi lanjut pembahasan
dititik beratkan bagaimana memaknai hasil pengukuran. Penyusunan ini
terselesaikan tidak lepas dari dukungan beberapa pihak, dalam
kesempatan ini tak lupa kami sampaikan rasa terimakasih kami kepada :

1. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Ditjen Manajemen


Pendidikan Dasar dan Menengah Deparmeten Pendidikan Nasional
yang telah memberi kepercayaan pada kami
2. Kesubdit Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMK beserta staff yang
telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan dukungan
hingga terselesaikannya penulisan buku.
3. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta beserta staff
yang telah membantu kelancaran administrasi
4. Ketua Jurusan beserta staff Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY
atas fasilitas dan dukungannya hingga terselesaikannya tugas ini.
5. Teman-teman sesama penulis buku kejuruan SMK di lingkungan FT-
UNY atas kerjasama, motivasi, pengertian dan dukungan kelancaran
pelaksanaan.
6. Para teknisi dan staff pengajaran yang memberi kelonggaran
penggunaan laboratorium dan kelancaran informasi.
7. Dan orang yang selalu ada di hati dan di samping penulis dengan
segala pengertian, dukungan semangat dan motivasi hingga
terselesaikannya penyusunan buku ini.

Tak ada yang sempurna kecuali Dia yang memiliki segala puji. Oleh karena
itu masukan dan saran penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan
ini, atas saran dan masukannya diucapkan banyak terimakasih.

Tim penyusun,
DAFTAR ISI

BAB Halaman
KATA PENGANTAR PENULIS i
1. PENDALULUAN JILID 1 1
1.1. Parameter Alat Ukur 1
1.1.1. Sistem Satuan Dalam Pengkuran 3
1.1.2. Satuan Dasar dan Satuan Turunan 3
1.1.3. Sistem-sistem satuan 4
1.1.4. Sistem Satuan Lain 6
1.2. Kesalahan Ukur 6
1.2.1. Kesalahan kesalahan Umum 6
1.2.2. Kesalahan-kesalahan sistematis 8
1.2.3. Kesalahan-kesalahan Tidak Sengaja 9
1.3. Klasifikasi Kelas Meter 9
1.4. Kalibrasi 10
1.4.1. Kalibrasi Ampermeter Arus Searah 10
1.4.2. Kalibrasi Voltmeter Arus Searah 11
1.5. Macam-macam Alat Ukur Penunjuk Listrik 12
1.5.1. Alat Ukur Kumparan putar 13
1.5.2. Alat Ukur Besi Putar 19
1.5.2.1. Tipe Tarikan (Attraction) 20
1.5.2.2. Tipe Tolakan (Repolsion) 22
1.5.3. Alat Ukur Elektrodinamis 24
1.5.4. Alat Ukur Elektrostatis 27
1.6. Peraga Hasil Pengukuran 28
1.6.1. Light Emitting Dioda (LED) 28
1.6.2. LED Seven Segmen 30
1.6.3. LCD Polarisasi Cahaya 33
1.6.4. Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube/CRT) 35
1.6.4.1. Susunan Elektroda CRT dan Prinsip Kerja 35
1.6.4.2. Layar CRT 38
1.6.4.3. Gratikulasi 40
2. MULTIMETER
2.1. Multimeter Dasar 42
2.1.1. Ampermeter Ideal 42
2.1.2. Mengubah Batas Ukur 43
2.1.3. Ampermeter AC 47
2.1.4. Kesalahan Pengukuran 48
2.1.4.1. Kesalahan Paralaks 48
2.1.4.2. Kesalahan Kalibrasi 49

2.1.4.3. Kesalahan Pembebanan 50


2.2. Voltmeter 55
2.2.1. Mengubah Batas Ukur 55
2.2.2. Hambatan Masukkan Voltmeter 58
2.2.3. Kesalahan Pembebanan Voltmeter 59
2.3. Ohmmeter 63
2.3.1. Rangkaian Dasar Ohmmeter Seri 63
2.3.2. Ohmmeter Paralel 66
2.4. Multimeter Elektronik Analog 67
2.4.1. Kelebihan Multimeter Elektronik 67
2.4.2.. Konstruksi Multimeter Analog 69
2.4.3. Multimeter Elektronik Fungsi Tegangan DC 69
2.4.4. Multimeter Elektronik Fungsi Tegangan AC 70
2.4.5. Multimeter Elektronik Fungsi Ohm 71
2.4.6. Parameter Multimeter Elektronik Analog 72
2.4.6.1. Spesifikasi dan Parameter Multimeter Elektronik 72
2.4.6.1.1. Spesifikasi Umum 72
2.4.6.1.2. Range Pengukuran dan Akurasi 72
2.4.6.2. Langkah Keselamatan Alat 73
2.4.7. Prosedur Pengoperasian 74
2.4.7.1. Persiapan Pengukuran 74
2.4.7.2. Panel Depan dan Fungsi Multimeter 75
2.4.7.3. Pengukuran Tegangan 78
2.4.7.3.1. Pengukuran Tegangan DC 78
2.4.7.3.2. Pengukuran Tegangan AC 80
2.4.7.4. Kalibrasi Voltmeter 81
2.4.7.4.1. Kalibrasi Uji Kelayakan Meter 82
2.4.7.4.2. Harga Koreksi Relatif dan Kesalahan Relatif 84
2.4.7.5. Pengukuran Arus DC 85
2.4.7.5.1. Kalibrasi Arus 87
2.4.7.5.2. Harga Koreksi Relatip dan kesalahan relatip 89
2.4.8. Pengukuran Tahanan 90
2.4.9. Pengukuran Keluaran Penguat Audio Frekuensi (dB) 94
2.4.10. Pengukuran Arus Bocor (ICEO) transistor 95
2.4.11. Pengukuran Dioda ( termasuk LED) 96
2.4.12. Pengukuran Kapasitor 98
2.4.12. Pengetesan Komponen 99
2.4.13.1. Pengetesan Dioda 99
2.4.13.2. Pengetesan Transistor 102
2.4.13.3. Pengetesan SCR 104
2.4.14. Perawatan 106
2.4.14.1. Mengganti Sekering 106
2.4.14.2. Perawatan Penyimpanan Meter 107
2.4.15. Perbaikan 107
2.5. Multimeter Elektronik Digital 109
2.5.1. Bagian-bagian Multimeter Digital 109
2.5.2. Spesifikasi Digital Multimeter 112
2.5.3. Prinsip Dasar Pengukuran 115
2.5.3.1. Voltmeter 115
2.5.3.2. Ohmmeter 117
2.5.3.3. Pengukuran Frekuensi 117
2.5.3.4. Pengukuran Perioda dan Interval Waktu 118
2.5.3.5. Kapasitansimeter 120
2.5.4. Petunjuk Pengoperasian 122
2.554. Mengatasi Gangguan Kerusakan 123
3. LCR METER
3.1. Prinsip Dasar Pengukuran Komponen LCR 126
3.1.1. Prinsip pengukuran Resistansi 126
3.1.1.2. Jembatan Kelvin 128
3.1.1.3. Jembatan Ganda Kelvin 130
3.1.2. Prinsip Dasar Pengukuran L 132
1.2. LCR meter model 740 140
3.2.1 Spesifikasi LCR meter 140
3.2.2. Pengoperasian 143
3.3. Pembacaan Nilai Pengukuran 145
3.3.1. Pengukuran Resistansi 146
3.3.2. Pengukuran Kapasitansi 149
3.3.3. Pengukuran Induktansi 153
3.4. Pengukuran Resistansi DC Dengan Sumber Luar 156
3.5. Pengukuran resistansi DC 158

JILID 2
4. PENGUKURAN DAYA
4.1. Pengukuran Daya Rangkaian DC 160
4.2. Pengukuran Daya Rangkaian AC 162
4.2.1 Metoda tiga Voltmeter dan metode tiga Ampermeter 163
4.3. Wattmeter 164
4.3.1. Wattmeter satu fasa 164
4.3.2. Wattmeter tiga fasa 166
4.3.3. Pengukuran Daya Reaktif 168
4.3.4. Konstruksi dan Cara Kerja Wattmeter 168
4.3.4.1. Wattmeter tipe elektrodinamometer 168
4.3.4.2. Wattmeter tipe induksi 169
4.3.4.3. Wattmeter tipe thermokopel 170
4.3.4.4. Prinsip Kerja Wattmeter Elektrodinamometer 171
4.3.5. Spesifikasi Alat 175
4.3.6. Karakteristik 175
4.3.7. Prosedur Pengoperasian 175
4.3.7.1. Pengukuran daya DC atau AC satu fasa 175
4.3.7.2. Pengukuran daya satu fasa jika arus melebihi nilai 176
perkiraan
4.3.7.3. Pengukuran daya satu fasa jika tegangan melebihi nilai 176
perkiraan
4.3.7.4. Pengukuran daya satu fasa jika tegangan dan arus 177
melebihi nilai perkiraan
4.3.7.5. Pengukuran daya tiga fasa (metode dua watt meter) 177
4.3.7.6. Pengukuran daya tiga fase jika tegangan dan arus 178
melebihi nilai perkiraan
4.3.8. Pemilihan Range 179
1.3.9. Keselamatan Kerja 179
4.3.10. Error (Kesalahan) 179
4.4. Error Wattmeter 180
4.5. Watt Jam meter 183
4.5.1. Konstruksi dan Cara Kerja Wattjam meter 184
4.5.2. Pembacaan 186
4.6. Meter Solid States 187
4.7. Wattmeter AMR 187
4.8. Kasus Implementasi Lapangan 188
4.9. Faktor Daya 191
4.9.1. Konstruksi 191
4.9.2. Cara Kerja 192
4.9.3. Faktor Daya dan Daya 195
4.9.4. Prosedur Pengoperasian Cos Q meter 198
4.10. Metode Menentukan Urutan Fasa 200
4.10.1. Kawat Penghantar Tiga Fasa 200
4.10.2. Prinsip Dasar Alat Indikator Urutan Fasa 203
4.10.3. Cara Kerja Alat 203
4.10.4. Prosedur Pengoperasian Alat 206
5. PENGUJI TAHANAN ISOLASI DAN KUAT MEDAN
5.1.1. Pengujian Tahanan Isolasi 210
5.1.2. Pengukuran Tahanan Isolasi 212
5.2. Tahanan Pentanahan (Earth Ground Resistance) 216
5.2.1. Cara Menguji Sistem Pentanahan 217
5.2.2. Pentanahan dan Fungsinya 217
5.2.3. Nilai Tahanan yang Baik 218
5.2.4. Dasar-dasar Pentanahan 219
5.2.4.1. Komponen elektroda pentanahan 219
5.2.4.2. Hal-hal yang mempengaruhi tahanan tanah 220
5.2.5. Metode Pengetesan Pentanahan Tanah 222
5.2.5.1. Ukuran tahanan tanah 223
5.2.5.2. Cara menghitung tahanan tanah 223
5.2.5.3. Cara mengukur tahanan tanah 224
5.2.6. Metode Pengetesan Pentanahan Tanah 224
5.2.6. 1. Cara kerja uji Drop Tegangan 225
5.2.6. 2. Cara Menempatkan Tiang Pancang 225
5.2.6. 3. Ukuran selektif 226
5.2.7. Metode Pengetesan Pentanahan Tanah Ukuran Tanpa 227
Pancang
5.2.7.1. Ukuran impedansi tanah 229
5.2.7.2. Tahanan tanah dua kutub 229
5.2.7.3. Mengukur Tahanan Tanah di Kantor Pusat 230
5.2.8. Aplikasi Tahanan Pentanahan yang Lain 233
5.2.8. 1. Lokasi aplikasi 233
5.2.8. 2. Uji-uji yang direkomendasikan 234
5.3. Pengukuran Medan 235
5.3.1. Field meter Statik : 235
5.3.1.1. Data Teknik 239
5.3.1.1.1. Ukuran Fieldmeter Statik 239
5.3.1.1.2. Letak Pin : 240
5.3.1.2. Metode Pengukuran 240
5.3.1.2.1. Pengaturan Offset 240
5.3.1.2.2. Penghitungan Pengisian Muatan 240
5.3.1.3. Perawatan 241
5.3.1.4. Instruksi Peringatan 241
5.3.2. Field meter Statik Digital 241
5.3.2.1. Diskripsi Instrument 241
5.3.2.2. Fungsi Display 242
5.3.2.3. Prosedur Pengukuran 242
5.3.2.3.1. Set-up 242
5.3.2.3.2. Persiapan Pengukuran 243
5.3.2.4. Data Teknik 243
5.3.3. Smart Field Meter 243
6. PEMBANGKIT SINYAL
6.1. Fungsi Generator 247
6.1.1. Pendahuluan 247
6.1.2. Konstruksi dan Cara kerja 247
6.1.3. Spesifikasi 249
6.1.4. Prosedur Pengoperasian 250
6.1.4.1.Troubleshooting dengan teknik signal tracing 250
6.1.4.2. Troubleshooting menggunakan teknik sinyal pengganti 251
6.1.5. Penggunaan generator fungsi sebagai bias dan sumber 252
sinyal
6.1.5.1. Karakteristik beban lebih pada amplifier 253
6.1.5.2. Pengukuran Respon Frekuensi 253
6.1.5.3. Setting Peralatan Tes 254
6.1.5.4. Peraga Respons Frekuensi 254
6.1.5.5. Pengetesan Tone Control Sistem Audio 255
6.1.4.6. Pengetesan speaker dan rangkaian impedansi 256
6.1.4.7 Keselamatan Kerja 258
6.2. Pembangkit Frekuensi Radio 258
6.2.1. Konstruksi dan Cara Kerja 259
6.2.1.1. Direct Digital Synthesis 259
6.2.1.2. Creating Arbitrary Waveform 262
6.2.1.3. Pembangkit Gelombang 265
6.2.1.4. Generasi Bentuk Gelombang Pulsa 265
6.2.2. Ketidaksempurnaan Sinyal 266
6.2.2.1. Cacat Harmonis 266
6.2.2.2. Cacat Non-Harmonis 267
6.2.2.3. Pasa Noise 267
6.2.2.4. Kesalahan Kuantisasi 268
6.2.2.5. Pengendali Tegangan Keluaran 268
6.2.3. Pengendali Tegangan Keluaran 270
6.2.3.1. Rangkaian Tertutup Ground 270
6.2.3.2. Atribut Sinyal AC 271
6.2.4. Modulasi 273
6.2.4.1. Modulasi Amplitudo (AM) 274
6.2.4.2. Frequency Modulation (FM) 274
6.2.4.3. Frequency-Shift Keying (FSK) 275
6.2.4.5. Sapuan Frekuensi 276
6.2.4.6. Sinyal Sinkron dan Marker 277
6.2.4.6.1. Burst 277
6.2.4.6.2. Gated Burst 279
6.2.5. Spesifikasi Alat 279
6.2.6. Prosedur Pengoperasian Pengukuran Pulsa noise 280
6.3. Pembangkit Pulsa 282
6.4. Sweep Marker Generator 282
6.4.1. Prosedur Pengoperasian 282
6.4.1.1. Alignment penerima AM 282
6.4.1.2. Alignment penerima Komunikasi FM 284
7.1. Pengantar 287

7.1.1. Pemahaman Dasar Sinyal 287

7.1.2. Pengetahuan dan Pengukuran Bentuk Gelombang 289

7.1.2.1. Gelombang kotak dan segiempat 291

7.1.2.2. Gelombang gigigergaji dan segitiga 292

7.1.2.3. Bentuk Step dan Pulsa 292

7.1.2.4. Sinyal periodik dan Non periodik 292

7.1.2.5. Sinyal sinkron dan tak sinkron 292

7.1.2.6. Gelombang kompleks 293

7.1.3. Pengukuran Bentuk Gelombang 294

7.1.3.1. Frekuensi dan Perioda 294

7.1.3.2. Tegangan 294

7.1.3.3. Amplitudo 294

7.1.3.4. Pasa 295

7.1.3.5. Pergeseran Pasa 295

7.2. Operasi Dasar CRO 295

7.2.1. Prinsip Kerja Tabung Sinar Katoda 298

7.2.2. Sensitivitas Tabung 300

7.3. Jenis-Jenis Osiloskop 301

7.3.1. Osiloskop Analog 301

7.3.2. Jenis- jenis Osiloskop Analog 302

7.3.2.1. Free Running Osciloscope 302

7.3.2.2. Osiloskop sapuan terpicu 303

7.3.2.3. CRO Dua Kanal 305

7.3.2.4. CRO Penyimpanan Analog (Storage Osciloscope) 308

7.4. Osiloskop Digital 313

7.4.1.Prinsip Kerja CRO Digital 313


7.4.2. Metoda Pengambilan Sampel 314

7.4.3. Pengambilan Sampel Real-Time dengan Interpolasi 314

7.4.4. Ekuivalensi Waktu Pengambilan Sampel 316

7.4.5. Osiloskop Penyimpan Digital 316

7.5. Spesifikasi Osiloskop 318

7.5.1. Spesifikasi Umum 318

7.5.2. Mode Peraga Vertikal 318

7.5.3. Perhatian Keamanan 319

7.6. Pengukuran Dengan Osikoskop 319

7.6.1. Pengenalan Panel Depan dan Fungsi 319

7.6.2. Pengukuran Tegangan DC 321

7.6.3. Pengukuran Tegangan AC 323

7.6.4. Pengukuran Frekuensi 326

7.6.4.1. Peralatan yang Dibutuhkan 326

7.6.4.2. Pengukuran Frekuensi Langsung 327

7.6.4.3. Pengukuran Frekuensi Model Lissayous 328

7.6.5. Pengukuran Pasa 329

7.7.1. MSO Sumbu XYZ Aplikasi Pada Pengujian Otomotif 331

7.7.2. Mixed Signal Oscilloscope 331

7.7.3. Osiloskop Digital Pospor (Digital Phospor Osciloscope / DPO) 331

7.7.4. Arsitektur Pemrosesan Paralel 332

7.7.5. Mudah Penggunaan 335

7.7.6. Probe 336

7.8. Pengoperasian Osiloskop 338

7.8.1. Pengesetan 338

7.8.2. Menggroundkan osiloskop 338


7.8.3. Ground Diri Pengguna 339

7.8.4. Pengaturan Pengendali 339

7.8.5. Penggunaan Probe 339

7.8.6. Pengukuran Tegangan 342

7.8.7. Pengukuran Waktu dan Frekuensi 342

7.8.8. Pengukuran Lebar dan Waktu Naik Pulsa 343

7.8.9. Pengukuran Pergeseran Pasa 344

8. FREKUENSI METER

8.1. Frekuensi Meter Analog . 345

8.1.1. Alat ukur frekuensi jenis batang atau lidah bergetar 345

8.1.2. Alat pengukur frekuensi dari type alat ukur rasio 347

8.1.3. Alat ukur frekuensi besi putar 348

8.2. Frekuensi Meter Digital 349

8.2.1. Prinsip kerja 349

8.2.2. Rangkaian frekuensi meter digital yang disederhanakan 353

8.3. Metode Pengukuran 354

8.3.1. Pengukuran Frekuensi dengan counter 354

8.3.2 Pengukuran Frekuensi System Heterodyne 355

8.3.3. Pengukuran Perioda Dengan Counter Perioda Tunggal 357

8.3.4. Pengukuran Perbandingan atau Perbandingan Ganda 359

8.3.5. Pengukuran Interval Waktu dengan Counter 359

8.3.6. Pengukuran Interval Waktu 360

8.3.7. Totalizer 362

8.4. Kesalahan pengukuran 365

8.4.1. Kesalahan pada “gate” 365

8.4.2. Kesalahan Time Base 366


8.4.3. Kesalahan “Level trigger”. 368

JILID 3

9. PENGANALISA SPEKTRUM

9.1. Pengantar dan Sejarah Perkembangan Spektrum Analiser 370

9.1.1.Tantangan Pengukuran Sinyal RF Modern 372

9.1.2. Pertimbangkan Pengukuran 372

9.2. Jenis-jenis Penganalisa Spektrum 373

9.2.1. Penganalisa Spektrum tersapu 373

9.2.2. Penganalisa Vektor Sinyal dengan Analisis Modulasi Digital 374

9.2.3. Kunci Konsep Analisis Spektrum Waktu Riil 377

9.3. Dasar Analisa Spektrum Waktu Riil 381

9.3.1. Analisa Multi Ranah Korelasi Waktu 381

9.3.2. Prinsip Kerja Spektrum Analisa Waktu Riil 383

9.3.3. Penganalisa Spektrum Waktu Riil 384

9.3.4. Pengaruh Ranah Frekuensi dan Waktu Terhadap Kecepatan 388


Pencuplikan

9.3.5. Pemicuan Waktu Riil 389

9.3.5.1. Sistem Picu dengan Akuisis Digital 390

9.3.5.2. Mode Picu dan Corak 392

9.3.5.3. Sumber-sumber Picu RSA 392

9.3.5.4. Membangun Topeng Frekuensi 394

9.3.5.5. Pewaktuan dan Picu 395

9.3.5.6. Baseband DSP 396

9.3.5.7. Kalibrasi / Normalisasi 396

9.3.5.8. Penyaringan 396


9.3.5.9. Analisa Transformasi Fast Fourier 397

9.3.5.10. Modulasi Amplitudo, Frekuensi dan pasa 401

9.3.5.11. Pengukuran Ranah frekuensi 404

9.4. Aplikasi Dalam Penggunaan 415

9.4.1. Informasi Keselamatan 415

9.4.2. Mengukur Perbedaan antara Dua Sinyal Pada Layar 416

9.4.3. Resolving SInyal of Equal Amplitudo 418

9.4.4. Pemecahan Sinyal 419

9.4.5. Pengukuran Frekuensi 421

9.4.6. Pengukuran Sinyal Terhadap Noise 422

9.4.7. Demodulasi Sinyal AM 423

10. PEMBANGKIT POLA

10.1. Latar Belakang Sejarah 431

10.2. Sinyal Pengetesan 432

10.2.1. Komponen Sinkronisasi 432

10.2.2. Sinyal Luminansi (Video Monokrom) 433

10.2.3. Informasi Warna (Krominansi) 433

10.2.4. Ukuran IRE 434

10.2.5. Sinyal Tes TV 434

10.3. Pola Standar 435

10.3.1. Pola Pengetesan EIA 436

10.3.2. Penyusunan Bingkai 436

10.3.3. Pemusatan 436

10.3.3. Linieritas Pembelokan 437

10.3.4. Aspek Perbandingan 439

10.3.5. Cakupan Kontras 439


10.3.6. Penjalinan Gambar (Interlacing) 439

10.3.7. Resolusi 440

10.4. Pola Pengetesan Batang Untuk Pengecekan Lapisan 442

10.4.1. Pengetesan Ringing Dalam Gambar 442

10.4.2. Sinyal Monoscope 444

10.4.3. Chart Bola Untuk Pengetesan Linieritas Kamera 444

10.4.4. Sinyal Batang Warna Standar EIA 446

10.4.5. Batang SMPTE 447

10.4.6. Batang Bidang Putih Penuh 100% 449

10.4.7. Batang Warna Putih EIA 75% 450

10.4.8. Jendela 450

10.5. Pengembangan Pola 451

10.6. Pembangkit Pola 453

10.6.1. Blok diagram Pattern generator 455

10.6.2. Kontrol dan Spesifikasi Pola generator 458

10.7. Spesifikasi 459

10.8. Aplikasi 459

10.8.1. Prosedur Penggunaan Pembangkit Pola 459

10.8.2. Pengukuran Lebar Penalaan Tuner Televisi 461

10.8.3. Pengaturan Gambar dan Suara Menggunakan Pattern generator 462

10.8.4. Pembangkit pola dipasaran 464

10.8.5. Pola Pengetesan Sinyal Video 467

11.MESIN TESTER

11.1. Pengantar 468

11.1.1. MSO 470

11.1.2. Verivikasi Sifat operasi Sistem Whindshield Wiper Automatis 471


11.1.3. Pemicuan MSO Pada Bingkai Kesalahan 474

11.1.4. Pemicuan MSO Mengungkapkan Glitch Acak 476

11.1.5. Penambahan Pengetesan Throughput ECU Otomotip 477

11.1.6. Karakteristik Input dan Output 478

11.2. Elektronik Pengetesan Fungsi Otomotif Menggunakan 479

Sistem Komponen

11.2.1. Penghitungan 479

11.2.2. Komunikasi Serial 481

11.2.3. Instrumentasi Pengukuran Frekuensi Rendah 482

11.2.4. Pensaklaran Beban dan Pengukuran 483

11.2.5. Peletakkan Semua Bersama 485

11.3. Aplikasi 486

11.3.1. Pengetesan Rem Anti-lock dan Kontrol Daya Tarik 486

11.3.1.1. Sensor Reluktansi yang dapat divariasi 486

11.3.1.2. Deteksi Kelicinan Roda 486

11.3.1.3. Pengetesan Deteksi Kelicinan Roda 487

11.3.2. Pengetesan Ambang Kecepatan Roda 487

11.3.3. Pengetesan Selenoid Pengarah 488

11.3.4. Pengetsan Smart Drivers 490

11.3.5. Pengujian Remote Keyless Elektronik Otomotif 491

11.3.6. Perlindungan Immobilizer 492

11.3.7. Pengetesan Pengapian 494

11.3.8. Pengetesan Kepemilikan 495

11.3.9. Pengetesan Sistem Pemantauan Tekanan Ban (TPMS) 496

11.3.10. Kalibrasi Pengukuran Kerugian Jalur 499

11.3.11. Kerugian Jalur Pengukuran dan Kalibrasi Pesawat 500


11.3.12. Mesin Tester 501

11.3.13. Spesifikasi 502

11.3.14. Keunikan Pengetesan Fungsi Otomotif 502

11.4. Rupa rupa Penguji Mesin 504

11.5. Penganalisa Gas 505

12. SISTEM POSISI GLOBAL (GPS)

12.1. Pengantar Teknologi GPS 518

12.1.1. Segemen ruang 521

12.1.2. Gerakan Satelit 522

12.1.3. Konstruksi GPS Satelit 523

12.1.4. Sinyal Satelit 525

12.1.5. Segmen Kontrol 526

12.1.6. Segmen Pemakai 527

12.2. Cara Bekerja GPS 528

12.2.1. Koreksi Perbedaan Posisi 528

12.2.2. Navigasi Sederhana 529

12.2.3. Menghitung Jarak Satelit 531

12.2.4. Perhitungan Posisi 532

12.2.5. Sumber-sumber kesalahan 533

12.3. Differential GPS (DGPS) 539

12.3.1. Koreksi Perbedaan Posisi 539

12.3.2. Menentukan Nilai Koreksi 539

12.3.3. Penyiaran Nilai Koreksi 540

12.3.4. Koreksi Pengukuran Cakupan Semu 540

12.3.5. Penerima Acuan 541

12.4. Petunjuk Pengoperasian GPS Maestro 4050 542


12.4.1. Instalasi GPS 543

12.4.2. Pengoperasian Dasar 544

12.4.3. Menu Utama 545

12.4.4. Point Of Interest (POI) 546

12.4.5. Perencana Perjalanan (Trip Planner) 547

12.4.6. Prosedur Point Of Interest (POI) 551

12.4.7. Prosedur Perencana Perjalanan (Trip Planner) 552

13. PERALATAN ELEKTRONIKA KEDOKTERAN

13.1.1 MRI (Magnetic Resonance Imaging) 554

13.1.1.1.Scan MRI 556

13.1.1.2.Konstruksi Mesin MRI 557

13.1.1.3. Resonansi Magnetik 559

13.1.1.4. Keselamatan MRI 561

13.1.1.5. Magnet MRI 562

13.1.1.6.Magnit MRI Tambahan 563

13.1.2. Mesin MRI 564

13.1.2.1. MRI Images 565

13.1.2.2. Keuntungan MRI 566

13.1.2.3. Alasan Melakukan MRI 566

13.1.2.4. Kelemahan MRI 567

13.1.3. MRI Masa depan 568

13.1.3.1. Pengertian FMRI 568

13.13.2. Perbedaan Antara MRI dan FMRI 568

13.13.3. Tata cara pemeriksaan dan apa yang akan dialami pasien saat 569
pemeriksaan MRI :

13.2.1. Pengertian CT SCAN 569


3.2.1.1. Penemuan Sinar X 571

13.2.1. 2. Pengertian Sinar X 572

13.2.2. Mesin Sinar X 573

13.2.3. Prosedur Scanning 576

13.2.3.1. Cara kerja CT Scan dan Perkembangnnya 577

579

13.2.3.2. Pengoperasian Alat


580

13.2.3.3. Optimalisasi Peralatan Dengan Model jaringan


13.2.4.1. Perawatan 581

13.2.4.2. Kapan CT scan diperlukan 581

13.3.1. Diagnosis Medis Penggambaran Sonography 582

13.3.1.1. Pengertian Ultrasonik Medis 582

13.3.1. 2. Penggambaran Medis Ultrasonography 583

13.3.2. Aplikasi Diagnostik 584

13.3.2.1. Pengolahan Suara Menjadi Gambar 586

13.3.2.2. Produksi Gelombang Suara 586

13.3.2.3. Menerima Pantul 586

13.3.2.4. Pembentukan Gambar 587

13.3.2.5. Susunan transduser linier 588

13.3.3. Metoda Sonography 589

13.3.3.1. Sonography Doppler 589

13.3.3.2. Mesin Ultrasonik 591

13.3.4. Perbedaan Jenis Ultrasonik 594

13.3.5. Prosedur Pengujian Dengan Ultrasonik 596

13.3. Penggambaran Dari Kedokteran Nuklir 597


13.4.1. Prosedur Pengujian 597

13.4.2. Prosedur Pelaksanaan 601

13.4.3. Resiko 609

13.4.4. Keterbatas Tomograpi Emisi Positron 609

13.4.5. Teknik Cardiosvascular Imaging 610

13.4.6. Scanning Tulang 610

DAFTAR PUSTAKA A

DAFTAR TABEL B

DAFTAR GAMBAR C

GLOSARIUM D
BAB 4 PENGUKURAN DAYA

Tujuan Pokok Bahasan


Pembahasan ini bertujuan 1. Metoda pengukuran
membekali kemapuan : daya
1. Mendiskripsikan jenis dan 2. Jenis-jenis wattmeter
prinsip pengukuran daya
dan cara penggunaan
2. Menggunakan wattmeter
3. Prinsip kerja wattmeter
sebagai alat ukur daya
jam (WH)
3. Menjelaskan prinsip kerja 4. Kasus aplikasi lapangan
watt jam meter wattmeter jam (WH).
4. Memprediksi beaya
pemakain listrik.

4.1. Pengukuran Daya Rangkaian DC


Daya arus searah dapat diukur gambar 4-1. Dalam hal ini penting
dengan alat pengukur volt dan alat untuk diperhitungkan kerugian-
pengukur amper, yang kerugian daya yang terjadi, olah
dihubungkan seperti terlihat pada adanya alat-alat pengukuran.

R
Vv Vv
Rv Rv

Gambar 4-1. Pengukuran daya dengan memakai voltmeter dan ampermeter.

Keterangan :
V : voltmeter A : Ampermeter

Misalkan, bila beban adalah R, Ra. Tegangan pada voltmeter


tegangan beban adalah V dan adalah Vv dan arus pada
arus beban adalah I, sedangkan ampermeter adalah Ia . Dengan
voltmeter dan ampermeter mempergunakan rangkaian pada
mempunyai tahanan dalam Rv dan gambar 4-1, akan didapatkan :
Vv I R  I Ra , Ia I
Maka daya yang akan diukur adalah :

Vv I a  I a Ra
2
W I2 R
Dengan cara yang sama, pada gambar 4-1b
diperoleh :
2
Vv
W VI Vv I a 
Rv

Pada gambar (1b), bila dimisalkan ltmeter menunjukkan 100 V, dan


tahanan dalam dari voltmeter ampermeter menunjukkan 5 A,
adalah 10 K? , sedangkan v maka daya pada beban adalah :

W
100 x 5  100 2 / 10 4 499 W
Ada dua cara penyambungan voltmeter tidak hanya mengukur
pengukuran daya dengan tegangan VL yang ada di beban
menggunakan voltmeter dan tetapi juga mengukur tegangan
ampermeter seperti ditunjukkan yang drop di Ampermeter. Jika Ra
pada gambar 1 diatas. Pada merupakan tahanan dari
gambar (a) Ampermeter terhubung Ampermeter, drop tegangan
antara beban dan Voltmeter. Maka

Va I Ra
Konsumsi daya beban :

VL I V  Va I V I  Va I
V I  I 2 Ra

Pada gambar (b) Voltmeter yang melewati beban tetapi juga


terhubung antara beban dengan arus yang melewati voltmeter.
Ampermeter. Maka ampermeter Arus yang melalui voltmeter
tidak hanya menunjukkan arus
V
IV
RV
dimana Rv = tahanan dalam voltmeter.
Konsumsi daya beban
§ · V2
V I  I V V ¨¨ I 
V
V IL ¸¸ V I 
© RV ¹ RV
Dalam kedua kasus, daya yang kondisi normal nilai kerugian daya
ditunjukkan oleh instrumen sama pada alat ukur cukup kecil bila
dengan konsumsi daya pada dibandingkan dengan daya beban.
beban ditambah konsumsi alat Bagaimanapun juga ampermeter
ukur daya. dan voltmeter akan membebani
Untuk memperoleh besarnya daya rangkaian yang dapat
pada , perlu dilakukan koreksi menyebabkan kesalahan dalam
pada kerugian daya yang pengukuran daya
disebabkan oleh alat ukur. Dalam

4.2. Pengukuran Daya Rangkaian AC


Dalam arus bolak-balik daya yang ratanya. Jika sedang dalam
ada setiap saat berubah sesuai kondisi steady state, daya yang
dengan waktu. Daya dalam arus ada pada saat itu dirumuskan P
bolak-balik merupakan daya rata- = V I.

Dimana P = merupakan harga daya saat itu,


V = tegangan
I = arus.

Jika sinyalnya adalah sinusoidal, tegangan dalam fasanya dengan


maka arus akan tertinggal dengan sudut ? , kemudian:

v Vm Sin ω t
i I m Sin ω t ϕ
Maka besarnya daya adalah sebagai berikut :

P V I Vm I m Sin ω t Sin ω t ϕ
Jika θ ω t
sehingga diperoleh
P Vm I m Sin θ Sin θ ϕ

Vm
Im
>Cos ϕ  Cos 2θ  ϕ @
2
Daya rata-rata untuk tiap periode adalah :
Im
Vm Cos ϕ
2
V I Cos ϕ

Dimana V dan I merupakan harga besarnya daya dalam sirkit AC, ini
rms dari tegangan dan arus. Cos berarti bahwa wattmeter harus
? merupakan faktor daya dari digunakan dalam pengukuran
beban. Dari hasil yang diperoleh daya dalam sirkuit AC sebagai
didapatkan bahwa faktor daya (cos pengganti Ampermeter dan
f ) berpengaruh dalam penentuan Voltmeter

4.2.1 Metoda tiga Voltmeter dan metode tiga Ampermeter

Daya satu fasa dapat diukur Gambar 4-2 memperlihatkan


dengan menggunakan tiga pengukuran daya dengan
Voltmeter atau tiga Ampermeter. menggunakan metode tersebut.

V2 A3 A1

A2
1

R
1

V3 V1
R
2

Beban Beban
2

V1 I2 =V/R
f f
V

V2=IR I3
V3 I1
I

Gambar 4-2. Pengukuran daya metoda tiga voltmeter dan tiga


ampermeter

Dalam metoda tiga Voltmeter, menunjukkan V1, V2 dan V3,


masing-masing alat pengukur volt maka:
V3 2 V12  V2 2  2 V1 V2 Cos ϕ
§V ·
W V1 I Cos ϕ V1 ¨ 2 ¸ Cos ϕ
© R¹

W ¸ 3
§1 R· V 2  V 2 V 2
¨ 2 1
©2 ¹

Dalam menggunakan metode tiga pengukur amper menunjukkan I1,


Ampermeter, masing-masing alat I2, I3 maka:

I 32 I 1 2  I 2 2  2 I 1 I 2 Cos ϕ

W V I 1 Cos ϕ I 2 R I 1 Cos ϕ

W
R
2

I 3 2  I 2 2  I 12
4.3. Wattmeter
Wattmeter digunakan untuk Elektrodinamometer, Induksi dan
mengukur daya listrik searah (DC) Thermokopel. Jika ditinjau dari
maupun bolak-balik (AC). Ada 3 fasanya ada 2 yaitu wattmeter satu
tipe Wattmeter yaitu fasa dan wattmeter tiga fasa.
kumparan tetap yang disebut
4.3.1. Wattmeter satu fasa kumparan arus dan kumparan
Elektrodinamometer dipakai berputar yang disebut dengan
secara luas dalam pengukuran kumparan tegangan, sedangkan
daya, wattmeter tipe alat penunjuknya akan berputar
Elektrodinamometer dapat dipakai melalui suatu sudut, yang
untuk mengukur daya searah (DC) berbanding lurus dengan hasil
maupun daya bolak-balik (AC) perkalian dari arus-arus yang
untuk setiap bentuk gelombang melalui kumparan-kumparan
tegangan dan arus dan tidak tersebut. Gambar 4-3
terbatas pada gelombang sinus menunjukkan susunan wattmeter
saja. Wattmeter tipe satu fasa.
elektrodinamometer terdiri dari
satu pasang kumparan yaitu
Kumparan kompensasi dibagian
dalam kumparan arus
Kumparan arus

Kumparan
tegangan R beban

Jala-jala

Kumparan arus

Gambar 4- 3. Wattmeter satu fasa

Arus sesaat didalam kumparan kumparan tegangan beserta


yang berputar (kumparan tahanan serinya. Defleksi
tegangan) adalah Ip, besarnya kumparan putar sebanding dengan
Ip=e/Rp dimana e adalah perkalian Ic dan Ip , defleksi rata-
tegangan sesaat pada jala - jala rata selama satu perioda dapat
dan Rp adalah tahanan total dituliskan :
rata  rata K I c I p dt
dimana: rata-rata = defleksi sudut rata-rata kumparan
K = konstanta instrumen
Ic = arus sesaat dalam kumparan arus
Ip = Arus sesaat di dalam kumparan tegangan

Dengan menganggap sementara menggunakan nilai Ip = e/Rp


Ic sama dengan arus beban I didapatkan :
(secara aktual Ic = Ip + I) dan
rata  rata KI
e
dt K
1
e I dt *
Rp T
Menurut definisi, daya rata-rata didalam suatu rangkaian adalah :

P rata  rata e I dt
Elektrodinamometer yang rata. Jika f dan I adalah besaran
dihubungkan dalam konfigurasi sinus dengan bentuk e = Em sin wt
gambar 4-3 mempunyai defleksi dan I = Im sin (wt + f ) maka
yang sebanding dengan daya rata- persamaan (*) berubah menjadi :

rata  rata K E I Cosϕ


dimana E dan I menyatakan nilai - terkompensasi. Kumparan arus
nilai rms tegangan dan arus f terdiri dari dua kumparan, masing-
menyatakan sudut fasa antara masing mempunyai jumlah lilitan
tegangan dan arus. yang sama. Salah satu kumparan
Wattmeter elektrodinamometer menggunakan kawat lebih besar
membutuhkan sejumlah daya yang membawa arus beban
untuk mempertahankan medan ditambah arus untuk kumparan
magnetnya, tetapi ini biasanya tegangan. Kumparan lain
sangat kecil dibandingkan daya menggunakan kawat kecil (tipis)
beban sehingga dapat diabaikan, dan hanya membawa arus ke
Jika diperlukan pembacaan daya kumparan tegangan. Tetapi arus
yang tepat, arus kumparan harus ini berlawanan dengan arus
sama dengan arus beban, dan didalam kumparan besar,
kumparan potensial harus menyebabkan fluks yang
dihubungkan diantara terminal berlawanan dengan fluks utama.
beban. Berarti efek I dihilangkan dan
Kesulitan dalam menempatkan wattmeter menunjukkan daya yang
sambungan kumparan tegangan sesuai.
diatasi dengan wattmeter yang

4.3.2. Wattmeter tiga fasa


Pengukuran daya dalam suatu setimbang yang dihubungkan
sistem fasa banyak, memerlukan secara delta.
pemakaian dua atau lebih Kumparan arus wattmeter 1
wattmeter. Kemudian daya nyata dihubungkan dalam jaringan A,
total diperoleh dengan dan kumparan tegangan
menjumlahkan pembacaan dihubungkan antara (jala-jala, line)
masing-masing wattmeter secara A dan C. Kumparan arus
aljabar. Teorema Blondel wattmeter 2 dihubungkan dalam
menyatakan bahwa daya nyata jaringan B , dan kumparan
dapat diukur dengan mengurangi tegangannya antara jaringan B
satu elemen wattmeter dan dan C. Daya total yang dipakai
sejumlah kawat-kawat dalam oleh beban setimbang tiga fasa
setiap fasa banyak, dengan sama dengan penjumlahan aljabar
persyaratan bahwa satu kawat dari kedua pembacaan wattmeter.
dapat dibuat common terhadap Diagram fasor gambar 4-5
semua rangkaian potensial. menunjukkan tegangan tiga fasa
VAC , VCB , VB A dan arus tiga fasa
Gambar 4-4 menunjukkan IAC , ICB dan IB A. Beban yang
sambungan dua wattmeter untuk dihubungkan secara delta dan
pengukuran konsumsi daya oleh dihubungkan secara induktif dan
sebuah beban tiga fasa yang arus fasa ketinggalan dari
tegangan fasa sebesar sudut ?.
Wattmeter 1

Kumparan arus
Kumparan tegangan
R Kumparan arus
A
C

R beban

B
Kumparan arus

Kumparan arus Kumparan tegangan

Wattmeter 2
Gambar 4-4. Metode ARON

Gambar 4-4 Konfigurasi Wattmeter

Kumparan arus wattmeter 1 antara IB’B yang merupakan


membawa arus antara IA’A yang penjumlahan vektor dari arus-arus
merupakan penjumlahan vektor fasa IB A dan IAC , sedang tegangan
dan arus-arus fasa IAC dan IAB. pada kumparan tegangannya
Kumparan potensial wattmeter 1 adalah tegangan antara VBC .
dihubungkan ke tegangan antara Karena beban adalah setimbang,
VAC . Dengan cara sama kumparan tegangan fasa dan arus-arus fasa
arus wattmeter 2 membawa arus sama besarnya dan dituliskan :

VAC = VBC = V dan IAC = ICB =IB A = I


Daya dinyatakan oleh arus dan tegangan masing-masing wattmeter
adalah:
W 1 = VAC .IA’A Cos (30°-?) = VI Cos (30°-?)
W 2 = VBC .IB’B Cos (30°+?) = VI Cos (30°+?)
dan
W 1+W 2 = VI Cos (30°-?) + VI Cos (30°+?)
= VI Cos 30°Cos ? + Sin 30°Sin? + Cos30°Cos? -Sin30°sin?)
= 3 VI Cos?

Persamaan diatas merupakan tersebut. Dapat ditunjukkan bahwa


besarnya daya total dalam sebuah penjumlahan aljabar dari
rangkaian tiga fasa, dan karena itu pembacaan kedua wattmeter akan
kedua wattmeter pada gambar memberikan nilai daya yang benar
secara tepat mengukur daya total untuk setiap kondisi yang tidak
setimbang. Jika kawat netral dari bintang 4 kawat, sesuai dengan
system tiga fasa juga tersedia teorema Blondel, diperlukan tiga
seperti halnya pada beban yang wattmeter untuk melakukan daya
tersambung dalam hubungan nyata total.

Gambar 4-5. Diagram fasor tegangan tiga fasa VAC , VCB, VB A dan arus
tiga fasa IAC , ICB dan IBA.

4.3.3. Pengukuran Daya Reaktif 4.3.4. Konstruksi dan Cara Kerja


Daya reaktif yang disuplai ke Wattmeter
sebuah rangkaian arus bolak-balik Wattmeter analog terdiri dari 3 tipe
sebagai satuan yang disebut VAR yaitu wattmeter tipe
(Volt-Ampere-Reaktif), yang elektrodinamometer, wattmeter
memberikan perbedaan antara tipe induksi dan wattmeter tipe
daya nyata dan daya oleh thermokopel.
komponen reaktif. Merupakan dua
fasor E dan I yang menyatakan 4.3.4.1. Wattmeter tipe
tegangan dan arus pada sudut elektrodinamometer.
fasa ?. Daya nyata adalah Wattmeter tipe
perkalian komponen-komponen elektrodinamometer terdiri dari
sefasa dari tegangan dan arus satu pasang kumparan yaitu
(E.I.cos ?), sedang daya reaktif kumparan yang tetap disebut
adalah perkalian komponen- kumparan arus dan kumparan
komponen reaktif yaitu E.I.sin ? yang berputar disebut dengan
atau E.I.cos (? - 90°). kumparan tegangan, sedangkan
alat penunjuknya akan berputar
melalui suatu sudut, yang
berbanding lurus dengan hasil melalui kumparan-kumparan
perkalian pada arus-arus yang tersebut (gambar 4-6).

Gambar 4-6. Konstruksi wattmeter elektrodinamometer

Kumparan arus dari Wattmeter line Kumparan tegangan dari


dihubungkan secara seri dengan wattmeter dipasang seri dengan
rangkaian (beban), dan kumparan resisitor yang mempunyai nilai
tegangan dihubungkan parallel resistansi sangat tinggi. Tujuannya
dengan line. Jika arus line adalah untuk membuat rangkaian
mengalir melewati kumparan arus kumparan tegangan dari meter
dari wattmeter, maka akan mempunyai ketelitian tinggi. Jika
tegangan dipasangkan ke
membangkitkan medan disekitar kumparan tegangan, arus akan
kumparan. Kuat medan ini sebanding dengan tegangan line.
sebanding dengan besarnya arus

4.3.4.2. Wattmeter tipe induksi


Seperti alat ukur wattmeter pengukur watt. Untuk
elektrodinamometer, alat ukur tipe memungkinkan hal ini F 1 dalam
induksi mempunyai pula sepasang gambar 4-7 didapat dari arus
kumparan-kumparan yang bebas beban I dan F 2 dari tegangan
satu dan lainnya. Susunan ini beban V. Perlu diperhatikan bahwa
menghasilkan momen yang F 2 akan mempunyai sudut fasa
berbanding lurus dengan hasil kali sebesar 90° terlambat terhadap V.
dari arus-arus yang melalui Hubungan antara fasa-fasa
kumparan-kumparan tersebut, diperlihatkan dalam gambar 4-8,
dengan demikian dapat pula dan menurut persamaan di dapat :
dipergunakan sebagai alat
sin α cos ϕ
a

V
f V
f
I2 a
I
F1

I1=I F2

Gambar 4-7. Gambar 4-8


Diagram vektor wattmeter Diagram vektor wattmeter
jenis elektrodinamometer jenis induksi

Untuk mendapatkan F2 kumparan tersebut dapat dianggap


mempunyai sudut fasa yang induktansi murni. Dengan keadaan
terlambat 90° terhadap V, maka ini maka F 2 sebanding dengan
jumlah lilitan kumparan dinaikkan V/? sehingga didapat :
sedemikian rupa, sehingga
ωφ1 φ 2 sin α KVI cos ϕ
Dengan cara ini pengukuran daya mempunyai sudut yang lebar, dan
dapat dimungkinkan . Alat banyak dipakai dalam panil-panil
pengukur watt tipe induksi sering listrik.
dipergunakan untuk alat ukur yang

4.3.4.3. Wattmeter tipe thermokopel


Alat pengukur watt tipe Konfigurasi alat ukur ini
thermokopel merupakan contoh diperlihatkan dalam gambar 4-9.
dari suatu alat pengukur yang Bila arus-arus berbanding lurus
dilengkapi dengan sirkuit terhadap tegangannya, dan arus
perkalian yang khusus. beban dinyatakan sebagai
maka akan didapatkan :

i1 k1 v dan i 2 k2 i
i 1  i2  i1  i2
2 2
4 i1 i2 4k1 k 2 v i
i1 + i2
Thermokopel
Hampa (Vacuum)
T1

i1

V
mA
i1

T2

i1 - i2

Gambar 4-9 Prinsip wattmeter jenis thermokopel

Harga rata – rata dari hasil perbedaan tegangan tersebut


persamaan tersebut diatas, adalah pada ujung-ujungnya akan dapat
sebanding dengan daya beban. diukur melalui suatu alat pengukur
Dalam gambar 4-9, i1 = k1v adalah milivolt. Dengan demikian maka
arus sekunder dari transformator penunjukan dari alat ukur milivolt
T1, dan 2i2 = 2k 2i adalah arus tersebut akan berbanding dengan
sekunder dari transformator T2. daya yang akan diukur.
Bila sepasang tabung thermokopel Alat pengukur watt jenis
dipanaskan dengan arus-arus ( i1 + thermokopel ini dipakai untuk
i2) dan ( i1 - i2 ), maka gaya listrik pengukuran daya-daya kecil pada
secara termis akan digerakkan frekuensi audio. Pada saat ini
berbanding lurus kwadrat dari terdapat banyak bentuk dari alat
arus-arus, dan akan didapat dari pengukur watt, yang dilengkapi
masing-masing thermokopel. Bila dengan sirkit-sirkit kalkulasi
kedua thermokopel tersebut khusus, dan berbagai detail dapat
dihubungkan secara seri ditemukan pada alat-alat ukur
sedemikian rupa sehingga tersebut.
polaritasnya terbalik, maka

4.3.4.4. Prinsip Kerja Wattmeter Elektrodinamometer


Wattmeter pada dasarnya dan Voltmeter, untuk itu pada
merupakan penggabungan dari Wattmeter pasti terdiri dari
dua alat ukur yaitu Amperemeter kumparan arus (kumparan tetap)
dan kumparan tegangan putarnya i2 , dan dibuat supaya
(kumparan putar), sehingga masing-masing berbanding lurus
pemasangannyapun juga sama dengan arus beban i dan tegangan
yaitu kumparan arus dipasang seri beban v, maka momen yang
dengan beban dan kumparan menggerakkan alat putar pada alat
tegangan dipasang paralel dengan ukur ini adalah i1. i2 = Kvi untuk
sumber tegangan. arus searah, dimaka K adalah
Apabila alat ukur Wattmeter adalah suatu konstanta, dengan
dihubungkan dengan sumber daya demikian besarnya momen
(gambar 4-10), arus yang melalui berbanding lurus dengan daya
kumparan tetapnya adalah i1 , pada beban VI .
serta arus yang melalui kumparan

Untuk jaringan arus bolak balik maka :

i1 i2 Kvi KVI >cosϕ  cos 2ωt ϕ @

V V m sin ω t
i I m sin ω t  ϕ
Yang didapat dengan asumsi bahwa :

i1 F1 F2 i i1 F1 F2 i

i2

M i2
Beban M
Sumber Daya Sumber Daya Beban
V
V

R
R

Gambar. 4-10. Rangkaian wattmeter jenis elektrodinamometer

dan i2 adalah sefasa dengan V, penunjukan dari alat ukut


maka penunjukan akan Wattmeter tipe elektrodinamik
berbanding dengan VI cos f , akan berbanding lurus dengan
yang sama dengan daya yang daya beban.Gambar 4-11.
dipakai oleh beban. Jadi dengan menunjukkan beberapa variasi
demikian untuk arus searah penyambungan alat ukur
maupun untuk arus bolak-balik wattmeter tergantung dengan
dapat dikatakan bahwa sistem yang dipilih.
Gambar 4-11. Variasi penyambungan wattmeter.

Salah satu tipe wattmeter Konstruksi wattmeter tipe Portable


elektrodinamometer adalah tipe Single Phase ditunjukkan pada
Portable Single Phase wattmeter. gambar 4-12. dan hubungan
Alat ukur ini dapat dirancang untuk internal dari alat ukur ditunjukan
mengukur DC dan AC (25 ~ 1000 pada gambar 4-13.
Hz) dengan akurasi tinggi.
6 5 4 2 7
1 3

Gambar 4-12. Konstruksi wattmeter tipe Portable Single Phase

Seperti ditunjukkan pada gambar diberi tanda (±), dan terminal


4-12, alat ukur wattmeter ini tegangan yang lain
dikemas dalam kotak bakelite yang mengindikasikan ukuran
kuat. Bagian-bagian external dari tegangan terukur.
wattmeter dijelaskan sebagai (6) Terminal arus : Salah satu
berikut : terminal diberi tanda (±)
(1) Jarum penunjuk untuk menunjukkan bahwa
(2) Kaca : dfungsikan untuk terminal ini dihubungkan
mengeliminir kesalahan dengan terminal common
parallax dalam pembacaan. tegangan, dan terminal arus
(3) Pengatur Nol (Zero) : yang lain mengindikasikan
digunakan untuk mengatur ukuran arus terukur.
posisi nol dari penunjukan (7) Tabel Perkalian : letak tabel
(4) Skala : terdiri dari 120 bagian perkalian di sisi samping alat
(linear) ukur, tabel ini digunakan
(5) Terminal tegangan : untuk menentukan besarnya
digunakan untuk daya nyata dari nilai
menyambungkan tegangan. penunjukan.
Terminal common tegangan

1A 120V 240V

CC

5A VC

CC
+/-

+/-

Gambar 4-13. Hubungan internal wattmeter tipe Portable Single Phase


4.3.5. Spesifikasi Alat
Spesifikasi teknik dan karakteristik alat ukur wattmeter :
Tipe : 2041
Akurasi : ± 0.5% dari nilai skala penuh
Ukuran dimensi : 180 x 260 x 140 mm
Berat : 2.8 Kg
Panjang skala : 135 mm
Skala : 120 bagian
Frekuensi : DC, 25 – 1000 Hz
Kapasitas Overload : Rangkaian tegangan ..... 50%
Rangkaian arus ............ 100%
4.3.6. Karakteristik :
Efek pemanasan diri : ± 0.15%
Perbedaan Pengukuran antara DC dan AC : ± 0.1%
Efek temperature eksternal : ± 0.2% /10° C
Efek medan maghnit eksternal : ± 0.65% /400 A/m
Respons Frekuensi : 45 – 65 Hz ....0.0%
50 – 1000 Hz ...0.1%
Efek faktor daya : ± 0.1%
Factor daya dari 1.0 sampai 0.5

Tabel 4-1. Rating, internal impedance, and rated power loss


Range Rating Internal Rated power loss
Impedance (VA)
Voltage 120 V Approx 12,000 ? Approx 1.2VA
Current 240 V Approx 24,000 ? Approx 2.4VA
0.2 A 24 W 48 W Approx 16.35 ? Approx 0.66VA
0.2 / 1 A
1A 120 W 240 W Approx 0.56 ? Approx 0.56VA
1A 120 W 240 W Approx 0.93 ? Approx 0.93VA
1/5A
5A 600 W 1.2KW Approx 0.034 ? Approx 0.84VA
5A 600 W 1.2KW Approx 0.068 ? Approx 1.72VA
5 / 25 A
25 A 3 KW 3KW Approx 0.0027 ? Approx 1.69VA

4.3.7. Prosedur Pengoperasian


4.3.7.1. Pengukuran daya DC atau AC satu fasa :
Hubungkan kumparan arus secara dengan beban. Dengan cara
seri terhadap beban. Dengan cara menghubungkan terminal
menghubungkan terminal kumparan tegangan (±) ke
kumparan arus (.± ) ke sumber beban, sedangkan ujung
tegangan, sedangkan ujung terminal tegangan yang lain (V)
kumparan arus yang lain (A) dihubungkan ke ujung beban
dihubungkan ke beban. yang lainnya.
Hubungkan kumparan Jika jarum penunjuk bergerak
tegangan secara parallel kearah kiri, tukar ujung-ujung
kumparan tegangannya.
Power
Load
Source

± A A

Gambar 4-14 Hubungan kumparan arus seri terhadap beban

4.3.7.2. Pengukuran daya satu fasa jika arus melebihi nilai perkiraan
Seperti pada gambar 4-15, mendapatkan daya beban. Jangan
sambungkan trafo arus (CT) ke membuka rangkaian arus sampai
rangkaian arus. Kalikan rasio pengukuran selesai.
transformasi arus dengan W (nilai
terukur dikalikan konstanta) untuk

Power
Load
Source

Gambar 4 – 15 Pengukuran daya satu fasa jika arus melebihi


nilai perkiraan

4.3.7.3. Pengukuran daya satu fasa tegangan melebihi nilai


perkiraan
Seperti pada gambar 4-16, dengan W (nilai terukur dikalikan
sambungkan trafo tegangan (P.T) konstanta). Jika dimungkinkan,
ke rangkaian tegangan. Untuk hubungkan grounding konduktor
mendapatkan daya beban, kalikan dari sumber daya ke rangkaian
rasio lilitan dari transformator arus.
Power
Load
Load
Source
Source

A A

Gambar 4 - 16 Pengukuran daya satu fasa jika tegangan melebihi nilai


perkiraan

4.3.7.4. Pengukuran daya satu fasa jika tegangan dan arus melebihi
nilai perkiraan
Seperti pada gambar 4-17, ( C.T ) ke rangkaian arus. Daya
hubungkan trafo tegangan (P.T) ke beban ditentukan dengan rumus :
rangkaian tegangan, dan trafo arus

W = ( nilai yang terindikasi x konstanta perkalian ) x rasio C.T x


rasio P.T

Contoh, nilai terindikasi = 120,


konstanta perkalian =5 ( 120V, 5A)
Rasio P.T= 6600/110
Rasio CT= 50/5
W = 120x5x6600/110x50/5=360.000=360kW

Power
Load
Source

A A

Ground

Gambar 4-17 Pengukuran daya satu fasa jika arus dan tegangan
melebihi nilai perkiraan

4.3.7.5. Pengukuran daya tiga fasa (metode dua watt meter)


Pengukuran daya tiga fasa ditunjukkan gambar 4-18. Nilai
dilakukan dengan menghubungkan daya diindikasikan dengan
dua watt meter, seperti yang penjumlahan aljabar dari nilai
indikasi pada dua wattmeter. (penunjuk akan bergerak ke kiri).
Ketika faktor daya dari rangkaian Jika ini terjadi baliklah hubungan
yang diukur lebih besar dari 50%, tegangan dari meter dengan
kedua meter akan mempunyai nilai defleksi negatif. Jika dibalik maka
posotif. Total daya beban dihitung akan menunjukkan nilai positif.
dengan penjumlahan dari dua nilai Kurangkan nilai ini dari nilai
ini. terindikasi pada meter yang lain,
Tetapi, jika faktor daya dari untuk menghasilkan daya beban
rangkaian lebih rendah dari 50%, total.
satu atau dua wattmeter akan
memberi indikasi negatif

R
Load
S

T ± A A
A A

Gambar 4-18 Pengukuran daya tiga fasa (metode dua wattmeter)

4.3.7.6. Pengukuran daya tiga fase jika tegangan dan arus melebihi
nilai perkiraan
Hubungkan dua wattmeter seperti pembacaan daya dari dua meter.
ditunjukkan gambar 4-19 , lalu ikuti Setiap perhitungan dihasilkan
prosedur nomor (5) diatas. Daya dengan mengalikan rasio PT dan
beban total tiga fase dengan rasio CT dengan W (nilai
menjumlahkan perhitungan terindikasi x konstanta perkalian).

S Load

Gambar 4-19 Pengukuran daya tiga fasa jika arus dan tegangan melebihi
nilai perkiraan
4.3.8. Pemilihan Range
Ketika melakukan pengukuran, jika 240 V sedangkan range arus
arus beban tidak diketahui, adalah 1 A dan 5 A.
hubungkan rangkaian ke terminal Ketika menggunakan trafo arus,
arus yang lebih tinggi dari nilai yakinlah tidak membuat loop
perkiraan. Kemudian pasang terbuka dalam rangkaian sekunder
wattmeter ke rangkaian. Range ketika mengubah range arus. Jika
tegangan dan arus diatur dengan trafo arus dilengkapi dengan
menggunakan saklar.Rasio dari sebuah lilitan sekunder , tutup
range tegangan adalah 120 V dan rangkaian dengan kunci pertama,
dan kemudian rubah range.

Tabel 4-2. Tabel konstanta pengali (tegangan perkiraan 120/240V, arus


perkiraan 1/5A)

Konstanta Pengali
Range Arus Range Tegangan
120 V 240 V
1 A 1 2
5 A 5 10

Tabel konstanta pengali diatas 4.3.10. Kesalahan (Kesalahan)


ditempatkan disisi dari wattmeter, Induktansi dari kumparan
dan digunakan untuk tegangan pada wattmeter adalah
mengkonversi nilai terbaca dari penyebab adanya kesalahan,
skala ke nilai daya. Daya beban = tetapi dengan tahanan non-induktif
Nilai terindikasi x konstanta yang tinggi yang dipasang seri
pengali dengan kumparan tegangan dapat
mengurangi kesalahan ini.
4.3.9. Keselamatan Kerja Penyebab lain adanya kesalahan
(1) Letakkan wattmeter pada adalah
permukaan rata 1. Drop tegangan pada
(2) Cek apakah penunjuk pada rangkaian
posisi nol (0) pada skala. Jika 2. Arus yang diambil oleh
tidak putarlah pengatur nol kumparan tegangan
(lihat gambar 4-12) sampai
jarum penunjuk pada posisi Pada wattmeter standar,
nol. kesalahan ini disebabkan karena
(3) Pastikan sumber daya pada adanya tambahan kumparan
rangkaian yang akan diukur kompensasi, kesalahan yang
pada posisi off sebelum disebabkan oleh adanya kumparan
rangkaian terangkai dengan kompensasi ini dapat diatasi
benar. dengan memasang kumparan
kompensasi sedemikian rupa
sehingga menghasilkan medan
yang berlawanan arah dengan
medan yang dihasilkan oleh Ada 2 kemungkinan untuk
kumparan arus. merangkai wattmeter pada
4.4. Kesalahan Wattmeter rangkaian AC fase tunggal,
1. Kesalahan akibat perbedaan seperti terlihat pada gambar 4-20,
rangkaian. sekaligus dengan diagram
vektornya.

V1

V
V1 I R
V
R

(a)
(a) (b)

V’
V

I1

I
I (c) (d)

Gambar 4- 20. Rangkaian wattmeter AC satu fasa

Pada gambar 4-20(a) kumparan maka daya pada beban adalah =


arus tidak dilalui arus, sedangkan V I cos f . Sekarang, tegangan
pada rangkaian gambar 4-20(b) pada kumparan tegangan adalah
arus melalui kumparan arus. V1 yang merupakan jumlah vektor
Sebuah wattmeter sebenarnya dari tegangan beban V dan drop
diharapkan dapat menunjukkan tegangan pada kumparan arus =
daya yang dipakai oleh beban, V’ (= I r. di , dimana r adalah
tetapi pembacaannya sebenarnya resistansi pada kumparan arus).
sedikit kelebihan yang disebabkan Maka pembacaan daya oleh
oleh rugi-rugi daya pada rangkaian wattmeter = V1 I cos f , dimana f
instrument. Besarnya kesalahan adalah beda fase antara V1 dan I
tergantung dari banyaknya seperti terlihat pada diagram
rangkaian. vektor gambar 4-20(a).
Perhatikan gambar 4-20(a). Jika
cos f adalah power faktor beban,
V1 cos f . I = ( V cos f + V’) I
= V.I cos f + V’ I
= V I cos f + I2 . r
= Daya beban + Daya pada
rangkaian kumparan
tegangan.

2. Kesalahan akibat induktansi kumparan tegangan


Kesalahan pembacaan pada wattmeter disebabkan juga oleh
induktansi pada kumparan tegangan.

I2
V
?=f
a) I1

R I2

b)
I1
(a) (b)
Gambar 4-21. Rangkaian kumparan tegangan

a. Jika induktansi kumparan tegangan diabaikan :


V V
I2
( R  RV ) R
θ φ , terlihat pada gambar 4-21 a.
Jadi pembacaan wattmeter
V
= I1 Cos θ ........................................(1)
R

b. Jika induktansi kumparan tegangan diperhitungkan :


V V V
I2
( R  R )  XL 2
R  XL
2 2 2 ZP
Dimana I 2 ini tertinggal terhadap V dengan sudut a
(gambar 4-21 b ) sehingga
XL XL ω LV
tan
( RV  R ) R R
Jadi pembacaan wattmeter :

I 1 V cos θ I V cos ( φ  α )
= = 1
ZV ZV
Jadi pembacaan wattmeter
V
= I1 cos ( φ  α ) .................................(2)
R

Persamaan (1) untuk tegangan ikut diperhitungkan.


pembacaan wattmeter dimana Faktor koreksi yang diberikan
induktansi kumparan tegangan oleh perbandingan antara
diabaikan dan persamaan (2) pembacaan sesungguhnya (W t )
untuk pembacaan wattmeter dengan pembacaan yang ada
dimana induktansi kumparan pada wattmeter (W a) adalah :

V I1
cos φ
Wt R1 cos φ
Wa V I1 cos α cos ( φ  α )
cos α cos ( φ  α )
R
Pada prakteknya karena sangat kecil, maka cos α 1
Maka :
Wt cos φ
Wa cos ( φ  α )

Kesalahan pembacaan adalah :


= Pembacaan yang ada – pembacaan sesungguhnya
= pembacaan yang ada

cos φ
x pembacaan yang ada
cos ( φ  α )
§ cos φ ·
= pembacaan yang ada ¨¨1  ¸
© cos φ  α ¸¹
cos φ  sin φ sin α  cos φ
x pembacaan yang ada
cos φ  sin φ sin α
sin φ sin α
= x pembacaan yang ada
cos φ  sin φ sin α
sin α
= x pembacaan yang ada
cot φ  sin α
sin α
Jadi presentase kesalahan = x 100%
cot φ  sin α

3. Kesalahan akibat medan Eddy-current adalah medan arus


STRAY (Pengganggu) bolak-balik pada bagian-bagian
Karena medan yang bekerja logam yang padat dari instrument.
pada instrument ini adalah kecil, Ini dihasilkan oleh medan bolak-
maka mudah dipengaruhi oleh balik pada kumparan arus akan
kesalahan akibat medan mengubah besar dan kuat medan
pengganggu dari luar. Oleh kerja, dengan demikian
karena itu harus dijaga agar menimbulkan kesalahan bagi
sejauh mungkin berada dari pembacaan wattmeter.
medan STRAY tadi. Tetapi , Kesalahan ini tidak mudah
kesalahan akibat medan ini dihitung meskipun dapat menjadi
pada umumnya dapat sangat besar jika tidak berhati-
diabaikan. hati dalam memindahkan bagian
4. Kesalahan akibat kapasitansi padat dari dekat kumparan arus
dalam kumparan tegangan tadi.
Pada bagian rangkaian
kumparan tegangan , terutama 4.5. Watt Jam meter
pada bagian tahanan serinya Watt jam meter merupakan alat
akan selalu muncul kapasitansi ukur untuk mengukur energi listrik
walaupun kecil. Akibatnya akan dalam orde Kwh. Karena energi
mengurangi besarnya sudut, merupakan perkalian antara daya
dengan demikian mengurangi dengan waktu, maka watt jam
kesalahan yang diakibatkan meter membutuhkan kedua faktor
induktansi pada rangkaian ini. Pada prinsipnya, watt jam meter
kumparan tegangan. Pada adalah sebuah motor kecil yang
kenyataannya pada beberapa mempunyai kecepatan sebanding
wattmeter, sebuah kapasitor dengan daya yang melaluinya.
dihubungkan paralel terhadap Total putaran dalam suatu waktu
tahanan seri untuk sebanding dengan total energi,
mendapatkan rangkaian atau watt-jam, yang dikonsumsi
kumparan tegangan yang non- selama waktu tersebut. Alat ukur
induktif. watt jam tidak sering digunakan di
Jelas bahwa kompensasi yang laboratorium tetapi banyak
berlebihan akan membuat digunakan untuk pengukuran
resultante reaktansi kapasitif, energi listrik komersil.
dengan demikian akan Kenyataannya adalah bahwa
menyebabkan sudut negatif. disemua tempat dimanapun,
5. Kesalahan akibat EDDY- perusahaan listrik menyalurkan
Current (Arus pusar) energi listrik ke industri dan
pemakai setempat (domestik). Alat kerja induksi.
ini bekerja berdasarkan prinsip

4.5.1. Konstruksi dan Cara Kerja Watt jam meter


Elemen alat ukur watt jam satu piringan aluminium ringan
fasa ditunjukkan pada gambar 4- digantung di dalam senjang udara
22 dalam bentuk skema. medan kumparan arus yang
Kumparan arus dihubungkan seri menyebabkan arus pusar mengalir
dengan jala-jala, dan kumparan di dalam piringan. Reaksi arus
tegangan dihubungkan paralel. pusar dan medan kumparan
Kedua kumparan yang dililitkan tegangan membangkitkan sebuah
pada sebuah kerangka logam torsi (aksi motor) terhadap piringan
dengan desain khusus melengkapi dan menyebabkannya berputar.
dua rangkaian maghnit. Sebuah

Jala-jala

poros Kumparan
tegangan

piringan
magnit piringan magnit

Magnit inti Kumparan


arus beban

Gambar 4 - 22. Konstruksi watt jam meter


Torsi yang dibangkitkan sebanding Redaman piringan diberikan oleh
dengan kuat medan kumparan dua maghnit permanen kecil yang
tegangan dan arus pusar di dalam ditempatkan saling berhadapan
piringan yang berturut-turut adalah pada sisi piringan. Bila piringan
fungsi kuat medan kumparan arus. berputar, maghnit-maghnit
Berarti jumlah putaran piringan permanen mengindusir arus pusar
sebanding dengan energi yang di dalamnya. Arus-arus pusar ini
telah dipakai oleh beban dalam bereaksi dengan medan maghnit
selang waktu tertentu, dan diukur dari maghnit-maghnit permanen
dalam kilowatt-jam (kWh, kilowatt kecil dan meredam gerakan
jam). Poros yang menopang piringan.
piringan aluminium dihubungkan Kalibrasi alat ukur watt jam
melalui susunan roda gigi ke dilakukan pada kondisi beban
mekanisme jam dipanel alat ukur, penuh yang diijinkan dan pada
melengkapi suatu pembacaan kondisi 10% dari beban yang
kWh yang terkalibrasi dalam diijinkan. Pada beban penuh,
desimal. kalibrasi terdiri dari pengaturan
posisi maghnit-maghnit permanent pelat diatas sebagian kumparan
kecil agar alat ukur membaca tegangan dengan membuat alat
dengan tepat. Pada beban-beban ukur bekerja pada 10% beban
yang sangat ringan, komponen yang diijinkan. Kalibrasi alat ukur
tegangan dari medan pada kedua posisi ini biasanya
menghasilkan suatu torsi yang menghasilkan pembacaan yang
tidak berbanding langsung dengan memuaskan untuk semua beban-
beban. Kompensasi kesalahan beban lainnya. Sebuah alat ukur
diperoleh dengan menyisipkan watt jam satu fasa ditunjukkan
sebuah kumparan pelindung atau pada gambar 4-23.

Gambar 4-23. Mekanik meter induksi elektromekanik

Keterangan :
(1) Kumparan tegangan, yang dihubungkan paralel
dengan beban
(2) Kumparan arus, dihubungkan seri dengan beban
(3) Stator
(4) Piringan Aluminium Rotor
(5) rotor brake magnets
(6) spindle dengan worm gear
(7) Display dial : 1/10, 10 dan 1000 , 1, 100 dan
10000.dials berputar searah jarum jam

Meter induksi elektromekanik mengkonsumsi power yang kecil


beroperasi dengan menghitung sekitar 2 watts. Cakram metalik
putaran dari cakram aluminium bekerja dengan dua kumparan.
yang dibuat berputar dengan Kumparan satu disambungkan
kecepatan proporsional dengan dengan sebuah benda yang
power yang digunakan. Alat ini menghasilkan flux magnetik yang
proporsional dengan tegangan dan flux magnetik yang proporsional
kumparan kedua disambungkan dengan arus. Keadaan ini
dengan benda yang menghasilkan menghasilkan eddy currents di
cakram dan efeknya adalah gaya pengereman yang menyebabkan
yang digunakan dalam cakram cakram berhenti berputar. Tipe
proporsional dengan hasil arus meter yg didiskripsikan di atas
dan tegangan. Magnet permanen digunakan pada AC fasa tunggal.
menggunakan gaya berlawanan Perbedaan konfigurasi antara fasa
yang proporsional dengan tunggal dan tiga fasa adalah
kecepatan rotasi cakram, hal ini terletak adanya tambahan
menyebabkan sebuah kumparan tegangan dan arus.

Gambar 4-24. Meter induksi elektromekanik, 100 A 230/400 V. cakram


baling-baling aluminium horisontal merupakan pusat meter

Pengukuran energi dalam sistem jam mempunyai rangkaian


tiga fasa dilakukan oleh alat ukur maghnetik dan piringan tersendiri,
watt jam fasa banyak. Kumparan tetapi semua piringan dijumlahkan
arus dan kumparan tegangan secara mekanis dan putaran total
dihubungkan dengan cara yang permenit dari poros sebanding
sama seperti wattmeter tiga fasa. dengan energi total tiga fasa yang
Masing-masing fasa alat ukur watt dipakai.

4.5.2. Pembacaan
Cakram aluminium dilengkapi yang digunakan. Dial termasuk
dengan sebuah spindle yang tipe cyclometer, yaitu sebuah
mempunyai worm-gear untuk display seperti odometer yang
menggerakkan register. Register menampilkan setiap dial digit
seri dengan dial yang berfungsi tunggal lewat jendela pada
untuk merekam jumlah energi permukaan meter, atau tipe pointer
dimana sebuah pointer detik, maka dayanya adalah 1800
menunjukkan setiap digit. Pointer watts. Metode ini dapat digunakan
biasanya berputar dalam arah untuk menentukan konsumsi daya
berlawanan dengan mekanik ulir. dari peralatan rumah tangga.
Jumlah energi yang dipergunakan Sebagian besar meter listrik
ditunjukkan oleh putaran cakram, domestik masih dicatat secara
dinotasikan dengan simbol KWh manual, dengan cara
yang diberikan dalam unit watt jam perwakilan/utusan dari perusahaan
per putaran. Dengan mengetahui listrik atau oleh pelanggan.
nilai KWh, seorang pelanggan Dimana pelanggan membaca
dapat menentukan konsumsi daya meter, pembacaan harus
yang dipergunakan dengan cara dilaporkan ke perusahaan listrik
menghitung putaran cakram lewat telepon,post atau internet.
dengan stopwatch. Jika waktu Seorang karyawan perusahaan
yang dibutuhkan cakram dalam listrik biasanya mengunjungi
detik untuk menyelesaikan satu pelanggan sedikitnya setiap tahun
putaran adalah t, dan daya dalam untuk mengecek pembacaan
watt adalah P=3600xKWh/t. pelanggan serta melakukan
Contoh, jika KWh=7.2 dan satu pengecekan keselamatan dasar
putaran membutuhkan waktu 14.4 meter.

4.6. Meter Solid States


Jenis meter meter listrik terbaru permintaan maksimum, faktor
adalah solid state yang dilengkapi daya, dan daya reaktif yang
dengan LCD untuk menampilkan digunakan. Meter solid state dapat
daya serta dapat dibaca secara menghitung jumlah listrik yang
otomatis. dikonsumsi, dengan penetapan
Selain dapat mengukur listrik yang harga yang bervariasi menurut
digunakan , meter solid state dapat waktu setiap hari, minggu, dan
juga merekam parameter lain dari musim.
beban dan suplai seperti

4.7. Wattmeter AMR


Sebagian besar meter solid state
menggunakan arus transformer
untuk mengukur arus. Ini artinya
bahwa arus tidak melewati meter
sehingga meter dapat di letakkan
di lokasi yang jauh dari konduktor
yang membawa arus. Teknologi
meter solid state ini merupakan
keuntungan bagi instalasi yang
menggunakan daya besar,
teknologi ini memungkinkan juga
Gambar 4-25. Meter listrik solid state
menggunakan transformer arus dan dapat menayangkan kembali
jarak jauh dengan meter hanya dengan meng-klik tombol,
elektromekanikal, hal ini jarang data pembacaan disimpan dengan
dilakukan. akurat. Profile data ini diproses
Meter elektronik sekarang ini dan hasilnya berupa laporan atau
dilengkapi dengan komunikasi grafik. Pembacaan meter jarak
teknologi antara lain low power jauh menerapkan aplikasi
radio, GSM, GPRS, Bluetooth, telemetri. Biasanya, meter yang di
IRDA yang terpisah dari hubungan desain untuk pembacaan semi
konvensional, dengan automatik mempunyai serial port
menggunakan RS-232 dan RS- untuk komunikasi dengan
485. Meter elektronik dapat meletakkan LED infra merah
menyimpan semua penggunaan diatas permukaan meter.
daya dengan waktu penggunaan

4.8. Kasus Implementasi Lapangan


Pada dasarnya, besarnya energi angka yang tertera pada register
yang telah dipakai oleh pelanggan terakhir (akhir) atau dapat
ditunjukkan dengan angka-angka dinyatakan dengan rumus kWh =
(register) yang tertera pada alat (selisih pembacaan meter kWh) x
ukur kWh meter. Jumlah Faktor Meter. Selisih pembacaan
pemakaian yang sebenarnya meter kWh = Penunjukan meter
dihitung berdasarkan angka-angka bulan ini - Penunjukan meter bulan
yang tertera pada register lalu. Faktor Meter = Rasio CT x
sebelumnya (awal) yang Rasio PT x Faktor Register
dikurangkan terhadap angka-

Kasus Aplikasi Lapangan

4.8.1. Pelanggan Tegangan rendah (TR) yang tidak


memerlukan CT (pelangan dengan tarif S2-R1-R2-R3-
U1). Untuk tarif S2-R3-U1 :
Stand meter bulan lalu : 07139
Stand meter bulan lalu : 06825
Selisih pembacaan meter : 314 ( pemakaian kWh).
Untuk tarif R2-R3
Stand meter bulan ini : 15762
Selisih pembacaan standmeter : 269 (pemakaian kWh).
Pemakaian blok1= (60jamX daya
terpasang1300VA)/1000 =
78kWh
Pemakaian blok 2 = (pemakaian total – blok1) = 191
kWh.
Perhitungan biaya gunakan CT tariff S3-R4-U2.
4.8.2. Pelanggan Tegangan Rendah (TR) yang menggunakan CT (pelanggan
dengan tarif: S3 - R4 - U2)
Stand meter bulan ini = 70495
Stand meter bulan lalu = 68231
selisih pembacaan meter = 2264 x Faktor meter (CT)
= .......... Pemakaian kWh
4.8.3. Pelanggan TM dipasang kWh Meter merk Fuji tipe FF23HTI, 100v 5 A, 3
fase 4 kawat, dengan:
Trafo arus terpasang = 100/5 A, Rasio CT = 20
Trafo tegangan terpasang = 20.000/100 V, Rasio PT = 200
Faktor register =1
Stand meter bulan ini : LWBP = 5.690 dan WBP
Stand meter bulan lalu : LWBP = 5.600 dan WBP
Jadi : Selisih pembacaan meter LWBP = 5.690 - 5.600 = 90
Selisih pembacaan meter WBP = 2.516 - 2.500 = 16

Maka: Pemakaian kWh LWBP = 20 x 200 x 1 90


= 360.000 kWh
Pemakaian kWh WBP = 20 x 200 x 1 16
= 64.000 kWh

Catatan:
* Bila pada meter kWh tidak tercantum adanya faktor register
(konstanta), maka faktor register dianggap = 1
* Untuk pengukuran tegangan rendah (TR), tidak ada rasio PT

4.8.4. Pelanggan dipasang kWh Meter merk Mecoindo tipe A6C1, 3 fase 4
kawat, 25/5 A, P/S 20.000/V3/100/V3, 50 Hz, dengan :
Trafo arus terpasang = 100/5 A
Untuk kWh meter jenis ini, arus pengenal meter 25/5 A, maka rasio
CT sebenarnya menjadi = 100/5 : 25/5 = 4
Meter jenis ini dirancang untuk dipasang pada tegangan menengah
20.000 VOLT, jadi rasio PT tidak dihitung. Faktor register = 200
Stand meter bulan ini : LWBP = 08970 dan WBP = 03540
Stand meter bulan ini : LWBP = 07920 dan WBP = 03030
Selisih pembacaan meter LWBP = 8970 - 7920
= 1050
Selisih pembacaan meter WBP = 3530 - 3030
= 510
Maka : Pemakaian kWh LWBP = 4 x 200 x 1050
= 840.000 kWh
Pemakaian kWh WBP = 4 x 200 x 510
= 408.000 kWh
4.8.5. Pembacaan pemakaian energi reaktif
Cara pembacaan dan perhitungannya sama dengan pembacaan
kWh Meter.
Pemakaian kVARh = (Selisih pembacaan kVARh) x Faktor meter
Selisih pembacaan kVARh = Penunjukan kVARh bulan ini -
Penunjukan kVARh bulan lalu
Faktor meter = Rasio CT x Rasio PT x Faktor register

Pelanggan h-3/TM, pengukuran TM dipasang kVARH merk Osaki


tipe OR91SH, 58/100 V, 5A, dengan:
Trafo arus (CT) terpasang = 125/5 A
Trafo tegangan (PT) terpasang = 20.000/100 V
Stand meter kVARh bulan ini = 7.860
kVARh bulan lalu = 6.750
Konstanta meter = 0,1
Faktor meter = 125/5 x 20.000/100 x 0,1 = 500
Selisih pembacaan kVARh = 7.860 - 6.750
= 1.110
Pemakaian kVARh = 1.110 x 500 kVARh
= 555.000 kVARh

4.8.6. Cara pembacaan pemakaian daya listrik


Pemakaian daya maksimum oleh 15 menit. Yang dimaksud dengan
pelanggan setiap bulannya. Meter istilah daya terukur maksimum
jenis ini dipasang untuk dengan interval 15 menit adalah
mengetahui daya maksimum yang "Nilai daya terukur maksimum
dipakai pelanggan tiap bulannya. untuk tiap bulan sama dengan 4
Bila dipasang kW Max, maka hasil (empat) kali nilai tertinggi dari kVA
perhitungannya masih harus dibagi yang dipakai selama tiap 15 (lima
dengan faktor daya sebesar 0,85. belas) menit terus menerus dalam
Golongan pelanggan yang bulan tersebut". Untuk saat ini kVA
dipasangi alat ini adalah hotel (H- Max yang terpasang kebanyakan
3) I5, dan industri Tanur Busur (I- dari jenis yang menggunakan
4). kW Max atau kVA Max yang jarum penunjuk.
dipasang adalah dengan interval

Rumusnya dapat dituliskan :


Daya terukur = Penunjukan meter x Faktor meter
Faktor meter = CT terpasang : CT meter x PT terpasang x register
Contoh:
Pelanggan Tanur Busur I-4/TM, pengukuran TM, dipasang MW Max
merk Enertec tipe A7A11, 3 fase 3 kawat, 50 Hz, 3 x 600/5A, 3 x
20.000/100 V, dengan :
Trafo arus terpasang = 300/5 A
Trafo tegangan terpasang = 20.000/100 V
Penunjukan meter = 20
Faktor register =1
Faktor meter = 300/5 : 600/5 x 20.000/100 : 20.000/100 x
= 0,5
Daya terukur = 20 x 0,5 = 10 MW
4.9. Faktor Daya (Cos ? )
Menurut definisi, faktor daya gambar 4-26 dan 4-27. Instrumen
adalah cosinus sudut fasa antara ini mempunyai sebuah coil diam,
tegangan dan arus, dan yang terdiri dari F1 dan F2. Dengan
pengukuran faktor daya biasanya dihubungkan seri dengan line
menyangkut penentuan sudut fasa supply maka akan dialiri arus.
ini. Pada dasarnya instrumen ini Jelaslah bahwa medan yang
bekerja berdasarkan prinsip merata akan dihasilkan oleh F1
elektrodinamometer, dimana dan F2, yang sebanding dengan
elemen yang berputar terdiri dari arus line. Pada medan ini
dua kumparan yang dipasang diletakkan moving coil C1 dan C2
pada poros yang sama tetapi yang dipasang pada tangkai atau
tegak lurus satu sama lain. spindle yang sama. Kedua moving
Kumparan putar berputar di dalam coil ini adalah coil tegangan C1
medan maknetik yang dihasilkan yang mempunyai tahanan seri R,
oleh kumparan medan yang sedangkan coil C2 mempunyai
membawa arus jala-jala. Ini induktansi L. Harga R dan L
ditunjukkan dalam kerja alat ukur seperti halnya lilitan C1 dan C2,
faktor daya. diatur sedemikian hingga ampere-
turn pada C1 dan C2 sama besar.
4.9.1. Konstruksi Arus I1 sefasa dengan tegangan
Alat ukur faktor daya kumparan supply V, sedangkan I2 lagging
bersilang (crossed-coil power (tertinggal) 90° (atau mendekati
faktor meter) seperti terlihat pada 90°) dibelakang V.

skala

F1 F2
C1 C2

I I2 I1

Supply L R Beban

Gambar 4-26 Rangkaian alat ukur faktor daya satu fasa


skala
Kumparan 1

Kumparan 2

Kumparan medan

Gambar 4-27. Konstruksi alat ukur faktor daya


4.9.2. Cara Kerja
Dianggap bahwa power-faktor (p.f) Pada harga p.f pertengahan,
sama dengan satu, yaitu I (arus) simpangan penunjuk akan
sefasa dengan V (tegangan). bersesuaian dengan simpangan
Kemudian I1 sefasa dengan I sudut p.f, yaitu F, atau cos F. Jika
sedangkan I2 lagging 90° terhadap instrumen ini dikalibrasi langsung
I. Akibatnya timbul sebuah kopel menunjukkan besarnya p.f.
yang bekerja pada C1, Pada beban seimbang 3 fasa,
menimbulkan gaya gerak instrumen ini dimodifikasi
mengarah bidang tegak lurus sedemikian agar C1 dan C2
terhadap sumbu magnit kumparan bersudut 120° satu sama lain,
F1 dan F 2. Secara bersamaan bukannya 90° seperti pada supply
dengan posisi penunjuk pada p.f fasa tunggal. Seperti terlihat pada
sama dengan 1. Sedangkan pada gambar 4-28, C1 dan C2
C2 tidak ada kopel. dihubungkan seri terhadap fasa
Sekarang anggap bahwa p.f = 0, ketiga (sehingga mengalirkan arus
yaitu I lagging 90° terhadap V. line). Karena tidak diperlukan fasa
Dalam hal ini I2 dibuat sefasa bercelah diantara arus-arus pada
dengan I sedangkan I1 berbeda C1 dan C2, I1 dan I2 tidak
fasa 90° dengan I. Akibatnya, tidak ditentukan oleh circuit fasa
ada kopel pada C1 tetapi akan bercelah (fasa splitting), akibatnya
timbul kopel pada C2 sehingga instrumen ini tidak akan
bidangnya tegak lurus terhadap berpengaruh oleh perubahan
sumbu megnetis F1 dan F2. frekuensi maupun bentuk
gelombang arus.
lag lead

skala

F1 F2
C1 C2

120o I1

I2
R Beban
Supply 3 fasa

Gambar 4-28. Rangkaian alat ukur faktor daya tiga fasa

Alat ukur faktor daya dengan daun digunakan dalam sistem daya tiga
terpolarisasi (polarized vane fasa sebab prinsip kerjanya
power-faktor meter) ditunjukkan bergantung pada pemakaian
dalam sketsa konstruksi gambar 4- tegangan tiga fasa.
29. Instrumen ini terutama

Jarum penunjuk
Daun redaman

Medan 3 fasa
(potensial)

Daun putar

Kumparan arus

Daun putar

Gambar 4-29. Alat ukur faktor daya tipe daun terpolarisasi


Kumparan luar adalah kumparan Penyambungan tegangan tiga fasa
potensial yang dihubungkan ke ke kumparan potensial
antaran-antaran sistem tiga fasa. menyebabkan bertindak seperti
stator motor induksi tiga fasa Instrumen ini dapat digunakan
sewaktu membangkitkan fluksi dalam sistem satu fasa dengan
magnit berputar. Kumparan syarat bahwa rangkaian pemisah
ditengah atau kumparan arus fasa (serupa dengan yang
dihubungkan seri dengan salah digunakan dalam motor satu fasa)
satu antaran fasa, dan ini ditambahkan untuk
mempolariser daun-daun besi. membangkitkan medan magnit
Daun-daun terpolarisasi bergerak putar yang diperlukan.
di dalam medan magnit berputar Konstruksi faktor daya
dan mengambil suatu posisi digambarkan gambar 4-30. dapat
dimana medan putar pada suatu digunakan untuk satu fasa maupun
saat mempunyai fluksi polarisasi tiga fasa. Alat tersebut mempunyai
paling besar (maksimal). Posisi ini range tegangan dan arus seperti
merupakan indikasi sudut fasa dan tertera pada tabel 4-3.
berarti indikasi faktor daya.

Tabel 4-3. Range tegangan dan arus


Range Tegangan dan Arus
100 V 85 – 160 V
200 V 160 – 320 V
400 V 320 – 500 V
1A 0,1 – 2 A
5A 0,5 – 10 A
25 A 2,5 – 50 A

Gambar 4-30 Konstruksi faktor daya (Cos ? meter)


Seperti ditunjukkan pada gambar bagian-bagian eksternalnya
4-30, alat ukur Cos ? meter dijelaskan sebagai berikut :

(1) Jarum penunjuk


(2) Kaca : difungsikan untuk mengeliminir kesalahan parallax dalam
pembacaan.
(3) Skala : bagian kanan pada beban induktif, faktor dayanya
ketinggalan (lag).
(4) Skala : bagian kiri pada beban kapasitif, faktor dayanya mendahului
(lead).
(5) Tabel range tegangan dan arus, tabel ini digunakan untuk
memilih tegangan pada selektor.
(6) Terminal arus, salah satu terminal diberi tanda (±) untuk
menunjukkan bahwa terminal ini dihubungkan dengan terminal
common tegangan, dan terminal arus yang lain mengindikasikan
ukuran arus terukur.
(7) Terminal arus, untuk memilih batas ukur sesuai dengan besaran
yang diukur.
(8) Selektor tegangan.
(9) Terminal tegangan : digunakan untuk menyambungkan tegangan.
Terminal common tegangan diberi tanda (±), dan terminal tegangan
yang lain mengindikasikan ukuran tegangan dipilih.
(10) Terminal untuk menghubungkan kawat penghantar.

4.9.3. Faktor Daya dan Daya


Secara umum daya listrik Sedangkan besarnya daya nyata
mengandung unsur resistansi dan (P ) adalah :
reaktansi atau impedansi
kompleks sehingga daya yang P = V I Cos T Watt
diserap tergantung pada sifat Disamping adanya daya nyata (P
beban. Hal tersebut dikarenakan ), daya semu ( S ), ada daya yang
yang menyerap daya adalah disebabkan oleh beban reaktif (Q
beban yang bersifat resistif, ), besarnya adalah :
sedang beban yang bersifat reaktif
tidak menyerap daya. Dengan Q = V I Sin T VAR
demikian perkalian antara
tegangan efektif dengan arus Hubungan antara ketiga daya
efektif adalah merupakan daya nyata, daya semu dan daya reaktif
semu ( S ) dapat dilukiskan dengan segitiga
daya.
S=VI VA
Q

Gambar 4 – 30. Segitiga Daya

Perbandingan antara daya nyata dengan daya semu disebut dengan


faktor daya
P V . I . Cos T
Faktor daya = --- = ----------------- = Cos T
S V.I

Sewaktu menyebut faktor daya dikatakan ketinggalan jika T > 0, karena


arus ketinggalan dari tegangannya.

Q
R
S

JX1
P

Gambar 4 – 31. Daya bersifat induktif

Demikian daya juga dikatakan mendahului jika T < 0, karena arusnya


mendahului tegangannya.

R
?

S
-JX1

Gambar 4 – 32. Daya bersifat kapasitif


Contoh Aplikasi :
1. Sebuah tahanan R = 22 : seri dengan reaktansi kapasitip XC = 10 :
mempunyai tegangan efektif sebesar 100 V. Tentukan informasi daya
lengkap.
Solusi :
Z = — R2 + XC 2
= — 222 + 102 = 24,17 :
Ueff 100
I eff = ---------- = -------- = 4,137 A
Z 24,17
P = Ieff2 . R = 4,137 2 . 22 = 376,52 Watt

Q = Ieff2 . XC = 4,137 2 . 10 = 171,15 VAR

S = Ieff2 . Z = 4,1372 . 24,17 = 413,66 VA

2. Rangkaian terdiri dari tahanan R seri dengan elemen yang belum


diketahui, mempunyai tegangan effektif sebesar 50 V, daya 30 Watt,
dan faktor daya 0,707 menyusul. Tentukan besarnya elemen-
elemen tersebut, bila rangkaian bekerja pada frekuensi 100 Hz.
Solusi :
P = Veff . Ieff . Cos T
30 = 50. I eff . 0,707

30
I eff = -------------- = 0,8486 A
50 . 0,707
2
P=I eff .R

30
30 = ( 0, 8486 )2 . Ro R = ----------- = 41,659 :
( 0, 8486 )2
Cos T = 0,707 menyusul berarti bebannya induktif

T = arc Cos 0,707 = 45°

Z = R + j XL o XL = R Tg 45°
= 41,659 :
ZL = 2 S f L
ZL 41,659 :
L = -------- = -------------
2S f 2 S .100

= 66,30 mH

Atau :
V eff 50
Z = -------- = ---------- = 58,9205 : < 45°
I eff 0,8486

R
Cos T = ---
Z

R = 58,9205 . 0,707

= 41,656 :

4.9.4. Prosedur Pengope rasian Cos ? Meter


4.9.4.1. Pengukuran Faktor Daya (Cos ? ) satu fasa :
Hubungkan kumparan arus secara Pilih selektor tegangan sesuai
seri terhadap beban. Dengan cara dengan tegangan sumber yang
menghubungkan terminal akan diukur faktor dayanya
kumparan arus (.± ) ke sumber (perhatikan tabel 4-3).
tegangan, sedangkan ujung Jika jarum penunjuk bergerak
kumparan arus yang lain (A, pilih kearah kiri, berarti sifat
besar arus sesuai dengan tabel 4- bebanya kapasitif, maka faktor
3) dihubungkan ke beban. dayanya mendahului (lead).
Hubungkan kumparan tegangan Jika jarum penunjuk bergerak
secara parallel dengan beban. kearah kanan, berarti sifat
Dengan cara menghubungkan bebanya induktif, maka faktor
terminal kumparan tegangan (±) dayanya ketinggalan (lag) lebih
ke (P1), sedangkan ujung jelasnya perhatikan gambar 4-
terminal tegangan yang lain 33.
(P2) dihubungkan ke ujung
beban yang lainnya.
Ke P
sumber
N
Ke beban

± 25A 5A P1 P2 P3

200V

` 100 V 400 V

Gambar 4-33 Pengukuran faktor daya satu fasa

4.9.4.2. Pengukuran Faktor Daya (Cos ? ) tiga fasa :


Hubungkan kumparan arus secara dan S) serta (P3 dan T)
seri terhadap beban. Dengan cara dihubungkan ke sumber
menghubungkan terminal maupun ke beban.
kumparan arus (±) ke sumber Pilih selektor tegangan sesuai
tegangan, sedangkan ujung dengan tegangan sumber yang
kumparan arus yang lain (A, pilih akan diukur faktor dayanya
besar arus sesuai dengan tabel 4- (perhatikan tabel 4-3).
3) dihubungkan ke beban. Jika jarum penunjuk bergerak
Hubungkan kumparan kearah kiri, berarti sifat
tegangan secara parallel bebanya kapasitif, maka faktor
dengan beban. Dengan cara dayanya mendahului (lead).
menghubungkan terminal Jika jarum penunjuk bergerak
kumparan tegangan (±) ke (P1 kearah kanan, berarti sifat
dan R), ujung terminal bebanya induktif, maka faktor
tegangan yang lain dayanya ketinggalan (lag) lebih
dihubungkan ke ujung beban jelasnya perhatikan gambar 4-
yang lainnya, sedangkan (P2 34.
R
Ke sumber S Ke beban
T

± 25A 5A P1 P2 P3

200V

` 100 V 400 V

Gambar 4-34 Pengukuran faktor daya tiga fasa

4.10. Metode Menentukan Urutan Fasa


4.10.1. Kawat Penghantar Tiga Fasa
Sebuah sumber berfasa tiga adalah sumber yang mempunyai tiga
tegangan yang sama, tetapi berbeda fasa 120 0 terhadap satu sama lain.
Dari ketiga macam fasa terdapat bermacam -macam notasi, yaitu :
Fasa I : 1 atau A atau R
Fasa II : 2 atau B atau S
Fasa III : 3 atau C atau T
Untuk mengetahui mana fasa R, fasa S, atau fasa C dapat digunakan
dengan metode sebagai berikut :

IR
R
VSR VRT R VR

S IS
V N

VTS VC
C
T IT

Gambar 4 -36. Metode menentukan urutan fasa dengan R dan C


T

IR T

VT
VC VR
S R

N
VR
VSR R
S
VSR
Gambar 4–37. Phasor diagram saat urutan fasa

Jika uruta n fasa seperti gambar 4-37 (urutan yang benar) maka
besarnya tegangan yang terukur pada volt meter SN lebih kecil dari
harga-harga VC dan VR atau lebih kecil dari VRT. IR mendahului
VRT dengan sudut 45o dan berada di dalam segitiga tegangan. Jika
fasa R dan T dibalik akan diperoleh urutan fasa yang terbalik
(perhatikan gambar 4-38).
S
S

VST
VSR
T
VS

R
R
T
VC

N
Gambar 4–38. Phasor diagram saat urutan fasa tidak

4-38 IR tetap mendahului VRT, tetapi berada di luar segitiga


tegangan. Hal ini mengakibatkan besarnya tegangan SN (tegangan
pada voltmeter ) jauh lebih besar dibanding dengan tegangan VRT
(tegangan Line).
Disamping metode di atas dapat juga digunakan metode lain, yaitu
dengan menggunakan dua buah lampu pijar dengan daya yang
sama dan sebuah kapasitor. Indikasi urutan fasa ditunjukkan
dengan kondisi :
Lampu yang terang merupakan urutan fasa I
Lampu yang redup merupakan urutan fasa II
Pada C adalah urutan fasa III.
L1

L2

Gambar 4 -39. Metode menentukan urutan fasa dengan lampu

Adapun alat ukur yang digunakan untuk mengetahui urutan fasa


adalah indikator test urutan fasa. Gambar 4-40 menggambarkan
konstruksi indikator test urutan fasa.
6
7
5
8
3 4
2 1

1 1

Gambar 4 -40. Konstruksi indikator test urutan fasa

Seperti ditunjukkan pada gambar 4-40, alat ukur indikator test urutan fasa
bagian-bagian externalnya dijelaskan sebagai berikut :
(1) Piringan yang berputar
(2) Arah panah piringan yang berputar
(3) Range tegangan yang tersedia
(4) Range frekuensi yang tersedia
(5) Kabel penghubung dari indikator test urutan fasa ke masing-masing
fasa
(6) Fasa R atau 1 atau A warna kuning
(7) Fasa S atau 2 atau B warna hijau
(8) Fasa T atau 3 atau C warna ungu

4.10.2. Prinsip Dasar Alat Indikator Urutan Fasa


Indikator urutan fasa ini mampu untuk menentukan urutan sistem 3 fasa
3 kawat. Karena supply 3 fasa – 3 kawat harus diketahui urutan fasanya.
dengan indikator urutan fasa sederhana dapat menemukan fasa mana
yang dipilih untuk diikuti dengan benar.

Pilih 1 sebagai R kemudian lihat lampu yang


paling terang adalah kawat yang fasanya
mengikuti. Oleh karena itu urutan fasanya
Masukan kawat 3 adalah 1-3-2.
fasa dengan
urutan yang tidak
diketahui Impedansi Z dari
tiga cabang
indikator harus
sama dengan :

Setiap lampu
memiliki resistansi
ohmik sama
dengan R (k? ).
Kapasitor harus
mempunyai nilai :

Lampu paling terang menunjukkan fasa


yang mengikuti R

Gambar 4-41. Prinsip indikator urutan fasa


4.10.3. Cara Kerja Alat
Cara kerja rangkaian sangat sederhana berdasarkan phasor
bidang kompleks. Meng hubungkan tiga reaktansi yang sama
nilainya ke dalam susunan sistem tiga bintang tanpa kabel netral.
Jika semua reaktansi positip sistem akan seimbang dan tidak ada
tegangan pada titik netral. Namun arus kapasitor akan tertinggal
90o terhadap tegangan, sehingga sistem tidak lama seimbang dan
titik netral 0 mempunyai tegangan (Von).
Karena tegangan line konstan, fasa tegangan akan menyusun
kembali dalam rangka memberi tegangan pada titik netral Von.
Secara matematis resolusi untuk 3 fasa – 3 kawat 3 X 220 V.

UL = tegangan line (220 V dari 3 X 220 V system bintang) Urs, Ust, Utr
3
UF = tegangan fasa (UL / ) = 127 V, Urn, Usn, Utn
Zr = Xc ; Zs = R dan Zt = R impedansi indikator
Yr = 1/Zr ‘ Ys = 1/Zs ; Yt = 1/Zt admitansi percabangan

Ini memungkin ditunjukkan titik 0 dari indikator hubungan bintang ,


yang akan mendapatkan tegangan Uon berkaitan dengan kawat
netral N disupply :
Uon = (Urn. Yr + Usn.Ys + Utn.Yt)/(Yr + Ys) + Yt.

Oleh karena itu, akan digantikan tegangan fasa baru terhadap titik
netral menggantikan referensi terhadap N. Tegangan fasa
percabangan :

Uro = Urn - Uon Sekarang verifikasi bahwa


Uso = Usn - Uon titik netral telah tergantikan :
Uto = Utn – Uon Uro + Uso + Uto = - 3 . Uon
dan sebagai tegangan line
arus fasa percabangan (arus konstan :
line) Urs = Uro - Uso
Ir = Uro . Yr Ust = Uso - Uto
Is = Uso . Ys Uto = Uto - Uro
It = Uto . Yt

Dikerjakan secara matematika dan mengingat bahwa ini berkaitan


dengan phasor bidang kompleks maka akan diperoleh :

UL = 220 v ; Uf = 127 Volt


Uro = 170 v ( indikator percabangan kapasitor)
Uso = 190 v (cabang yang mengikuti percabangan kapasitor )
Uto = 51 v (cabang yang mengikuti cabang dengan lampu yang diterang)
Sebagaimana yang terlihat percabangan dengan tegangan terbesar
(asumsikan indikator telah dihubungkan dalam urutan yang benar RST).
Cabang dengan 190 Volt, misal lampu akan lebih terang dari pada yang
hanya 51 Volt. Oleh karena itu fasa yang mengikuti percabangan
kapasitor adalah yang dihubungkan pada terminal dengan lampu yang
paling terang. Juga mungkin perlu diketahui mengapa harus
menggunakan lampu pijar dengan tegangan yang sama, dengan
tegangan line misal 190 – 220 Volt. Karena jika digunakan lampu pijar
indikator 127 Volt akan bekerja namun, tidak diinginkan untuk membeli
lampu baru setiap menggunakan peralatan untuk pengujian.

Catatan :
Dalam pengujian urutan fasa ini akan membutuhkan 2 lampu pijar
dengan tegangan kerja sama dengan sistem tegangan line missal 3 X
380 Volt rating tegangan 380 Volt, dalam sistem 3 X rating 220 Volt.
Kapasitor juga dengan tegangan kerja AC dengan rating tegangan
sama dengan dua kali tegangan line (menjadikan lebih aman). Tiga
elemen dihubungkan dalam hubungan bintang namun tanpa kabel
netral. Mengukur resistansi kontak ohmik R dari lampu pijar. Kondisi
sesuai bila ketiga reaktansi sama, sehingga reaktansi kapasitip
menjadi :
XC = R and Xc = 1 / (2.?. f . C ) sehingga :
C = 1 / ( 2. ? . f . R)
dengan R dalam kilo ohms, C dalam mikro farad dan f = 50 Hz ,
didapatkan nilai kapasitor
C [uF] = 1 / ( 0.12 ? R ) = 3.185 / R [kohm]

Contoh lain yang ada dipasaran

http://www.tesco-advent.com/tesco-phase- http://www.knoppinc.com/phase_seq.htm
sequence.html

Gambar 4-42. Contoh indikator urutan fasa yang lain


4.10.4. Prosedur Pengoperasian Alat
Gambaran prosedur pengoperasian indikator test urutan fasa
sebagai brikut :
™ Digunakan transformator tiga fasa, dengan rangkaian seperti
gambar 4- 43.

S
T
N

Gambar 4 – 43. Pengoperasian indikator test urutan fasa dengan R dan


C pada urutan benar

™ Teliti rangkaian, jika telah yakin sumber tegangan AC 3 fasa


dihubungkan. RV diatur hingga diperoleh harga VR = VC,
kemudian catat besarnya tegangan penunjukan VR, VC dan V.
Apabila besarnya V lebih kecil dari VR dan VC, dan lead indikator
urutan fasa dihubungkan dengan posisi R pada terminal a4 ;S
pada terminal b4 ; dan T pada terminal c4 , maka arah putaran
piringan dari lead indikator urutan fasa ke kanan (searah jarum
jam). Dengan demikian urutan fasanya sudah betul, dan urutan
fasanya adalah R S T.
™ Selanjutnya sumber tegangan dimatikan, beban kapasitor
dipindahkan pada terminal a 4 ; resistor pada terminal c4.
Lead indikator posisinya juga dipindahkan.

VR

R = 500?

S V
T
N

C = 6,5 —F

VC

Gambar 4 – 44 Pengoperasian indikator test urutan fasa dengan R


dan C pada urutan salah

™ Sumber tegangan 3 fasa dihidupkan, besarnya tegangan


penunjukan VR, VC dan V dicatat. Apabila besarnya V lebih
besar dari VR dan VC, dan lead indikator urutan fasa
dihubungkan dengan posisi R pada terminal c4 ; S pada terminal
b4 ; dan T pada terminal a4 , maka arah putaran piringan dari
lead indikator urutan fasa ke kiri (berlawanan arah jarum jam).
Dengan demikian urutan fasanya salah, dan urutan fasanya T
SR.
™ Dapat pula gambar 4-43 dilakukan dengan cara mengganti
resistor dengan lampu pijar LP1 pada terminal a4; Voltmeter
dengan lampu pijar LP2 pada terminal b4; posisi lead indikator
tetap.

Gambar 4 – 45. Pengoperasian indikator test urutan fasa dengan


lampu pada urutan benar

™ Sumber tegangan 3 fasa dihidupkan, lampu yang terang LP1 dan


yang redup LP2, arah putaran piringan dari lead indikator urutan
fasa ke kanan (searah jarum jam). Dengan demikian urutan
fasanya sudah betul, dan urutan fasanya adalah R S T.
™ Selanjutnya sumber tegangan dimatikan , kemudian beban
dipindahkan : lampu pijar LP2 pada terminal c4, kapasitor C
pada terminal b 4 , dan posisi lead indikator tetap.

Gambar 4 – 46 Pengoperasian indikator test urutan fasa


dengan lampu pada urutan salah

™ Sumber tegangan 3 fasa dihidupkan, lampu yang terang LP2 dan yang
redup LP1, arah putaran piringan dari lead indikator urutan fasa ke kiri
(berlawanan arah jarum jam). Dengan demikian urutan fasanya salah,
dan urutan fasanya adalah S R T.
BAB 5 PENGUJI TAHANAN ISOLASI DAN
KUAT MEDAN

Tujuan
Setelah mengikuti pembahasan tentang penguji tahanan isolasi dan
kuat medan, para pembaca diharapkan dapat :
1. Mampu menjelaskan prinsip dasar tahanan isolasi
2. Mampu menjelaskan cara mengukur tahanan pentanahan
3. Mampu menjelaskan prinsip dasar alat ukur medan

Pokok Bahasan
Tananan isolasi merupakan hal yang harus diperhatikan saat
memasang instalasi listrik dengan menggunakan kawat tertutup.
Demikian pula tahanan pentanahan juga harus diperhatikan. Kedua
hal tersebut oleh konsumen sering diabaikan sehingga sering
berakibat fatal bagi penggunanya. Oleh karena itu cara-cara
pengukurannya perlu diketahui.
Pelepasan muatan elektrostatik merupakan masalah utama pada
kebanyakan tempat kerja yang menggunakan teknologi mikro
elektronik, sebagai contoh Microchips. Pelepasan muatan
elektrostatik juga sangat berbahaya untuk beberapa cabang industri,
sebagai contoh industri telekomunikasi, industri plastik dan industri
pembuatan bahan peledak. Pengisian muatan listrik lebih dari 10.000
V dapat membahayakan manusia, bahan dan peralatan.
Elektrostatik field meter digunakan untuk pengukuran pengisian
muatan listrik pada suatu obyek secara ”non kontak”. Alat ini
mengukur medan elektrostatik dari suatu obyek dalam satuan Volt,
dan banyak digunakan dalam industri kontrol statik.

5.1. Pengujian Tahanan Isolasi


Tahanan isolasi adalah tahanan isolasi rangkaian dan perlengkapan
yang terdapat diantara dua kawat listrik, sebagai dasar pengendalian
saluran yang diisolasi satu sama keselamatan. Secara prinsip
lain atau tahanan antara satu kawat penguji tahanan isolasi adalah dua
saluran dengan tanah (ground). kumparan V dan C yang
Pengukuran tahanan isolasi ditempatkan secara menyilang
digunakan untuk memeriksa status gambar 5 -1. Kumparan V
besarnya arus yang mengalir perbandingan dari kedua arus,
adalah E/Rp dan kumparan C yaitu sebanding dengan Rp/Rx
besarnya arus yang mengalir atau berbanding terbalik terhadap
adalah E/Rx. Rx adalah tahanan tahanan yang akan diukur.
yang akan diukur. Jarum akan
bergerak disebabkan oleh

Gambar 5 – 1 Pengujian tahanan isolasi

Variasi tegangan tidak akan MO dan 5 sampai 5.000 MO.


berpengaruh banyak terhadap Tetapi sekarang pengujian
harga pembacaan, karena tahanan isolasi menggunakan
hasilnya tidak ditentukan dari sumber tegangan tinggi dari
sumber tegangan arus searah. tegangan tetap sebesar 100
Sumber tegangan arus searah sampai 1.000 V yang didapat dari
adalah sumber tegangan tinggi, baterai sebesar 8 sampai 12 V
yang dihasilkan dari pembangkit dan disebut alat pengujian tahanan
yang diputar dengan tangan. isolasi dengan baterai. Alat ini
Umumnya tegangannya adalah membangkitkan tegangan tinggi
100, 250, 500, 1000 atau 2000 V. lebih stabil dibanding dengan yang
Sedangkan daerah pengukuran menggunakan generatar diputar
yang efektif adalah 0,02 sampai 20 dengan tangan.
6 1

7
2

4
8

Gambar 5–2 Konstruksi penguji tahanan isolasi menggunakan baterai

Seperti ditunjukkan pada gambar 5-2, alat ukur penguji tahanan isolasi
bagian-bagian externalnya dijelaskan sebagai berikut :
(1) Jarum penunjuk
(2) Kaca, difungsikan untuk mengeliminir kesalahan parallax dalam
pembacaan.
(3) Skala
(4) Check baterai
(5) Tombol pengaktif meter
(6) Lubang line untuk colok oranye dan lubang earth untuk colok hitam
(7) Probe meter dengan penjepit
(8) Probe meter runcing, juga sebagai pencolok pengecekan beterai.

5.1.1. Pengukuran Tahanan Isolasi


Pengukuran tahanan isolasi untuk digunakan sebagai pelindung
perlengkapan listrik menggunakan dalam saluran listrik atau sebagai
pengujian tahanan isolasi, yang mana pengisolir bagian satu dengan
pengoperasiannya pada waktu bagian lainnya harus memenuhi
perlengkapan rangkaian listrik tidak syarat-syarat yang sudah
bekerja atau tidak dialiri arus listrik. ditentukan. Harga tahanan isolasi
Secara umum bahan isolasi yang antara dua saluran kawat pada
peralatan listrik ditetapkan paling ini disebabkan untuk mengalirkan
sedikit adalah 1000 x harga tegangan arus yang cukup besar dalam
kerjanya. Misal tegangan yang tahanan isolasi. Di samping
digunakan adalah 220 V, maka untuk menentukan besarnya
besarnya tahanan isolasi minimal tahanan isolasi, nilai tegangan
sebesar : 1000 x 220 = 220.000 O ukur yang tinggi juga untuk
atau 220 KO. Ini berarti arus yang menentukan kekuatan bahan
diizinkan di dalam tahanan isolasi 1 isolasi dari saluran yang akan
mA/V. Apabila hasil pengukuran nilai digunakan. Walaupun bahan-
lebih rendah dari syarat minimum bahan isolasi yang digunakan
yang sudah ditentukan, maka cukup baik dan mempunyai
saluran/kawat tersebut kurang baik tahanan isolasi yang tinggi, tetapi
dan tidak dibenarkan kalau digunakan. masih ada tempat-tempat yang
Waktu melakukan pengukuran lemah lapisan isolasinya, maka
tahanan isolasi gunakan tegangan perlu dilakukan pengukuran.
arus searah sebesar 100 V atau lebih,

5.1.2. Prosedur Pengujian Tahanan Isolasi


Sebelum menggunakan alat pengujian tahanan isolasi perlu dilakukan
langkah sebagai berikut :

1. Melakukan pengecekan kondisi batere meter dengan menghubungkan


colok oranye ke line dan B check (gambar 5- 3). Baterai masih dalam
kondisi baik, jika jarum menunjuk pada tanda huruf B di peraga meter
(gambar 5-4).

Gambar 5-3 Pengecekan kondisi Gambar 5-4 Baterai dalam


baterai kondisi baik
2. Meter siap digunakan, dengan menghubungkan colok oranye ke lubang
line dan colok hitam ke lubang earth (gambar 5-5).

Gambar 5-5 Meter siap Gambar 5-6 Mengukur tahanan


digunakan isolasi

3. Yakinkan bahwa kawat yang akan diukur tahanan isolasinya tidak


terhubung dengan sumber tegangan (tidak berarus)
4. Hubungkan colok oranye dan colok hitam dengan ujung-ujung kawat
yang akan diukur tahanan isolasinya, tekan tombol pengaktif meter dan
baca penunjukkan jarum (gambar 5-6).

5.1.3. Pengujian Tahanan Isolasi Pada Instalasi Listrik


Jika kawat listrik terdiri dari dua melakukan pengukuran tahanan
kawat saluran misal kawat fasa isolasi antara fasa dan nol N, hal
dan kawat nol N, maka tahanan pokok yang perlu diperhatikan
isolasinya adalah : (1) antara adalah memutus semua alat
kawat fasa dengan kawat nol N, pemakai arus yang terpasang
(2) antara kawat fasa dengan secara paralel pada saluran
tanah G, (3) antara kawat nol N tersebut.
dengan tanah G. Pada saat
Gambar 5 – 7 Pengukuran tahanan isolasi antara
fasa dengan nol N
Contoh : lampu-lampu, motor- isolasi, juga untuk mengetahui
motor, voltmeter, dan sebagainya. kebenaran sambungan yang ada
Sebaliknya semua alat pemutus pada instalasi. Jika terjadi
seperti : kontak, penyambung- sambungan yang salah atau
penyambung, dan sebagainya yang hubung singkat dapat segera
tersambung secara seri harus diketahui dan diperbaiki. Gambar 5
ditutup. - 8 di bawah mencontohkan
Di samping digunakan untuk pengukuran tahanan isolasi pada
mengetahui keadaan tahanan instalasi listrik bangunan baru.

Gambar 5 - 8 Pengukuran tahanan isolasi antara


fasa dengan tanah G

Gambar 5 - 9 Pengukuran tahanan isolasi antara


nol N dengan tanah G
Gambar 5-10 Pengukuran tahanan isolasi antara
instalasi dengan tanah G
5.2. Tahanan Pentanahan (Earth Ground Resistance)
Tahanan pentanahan merupakan kejutan listrik, disamping itu juga
hal yang tidak boleh diabaikan mengakibatkan kesalahan
dalam pemasangan jaringan instrumen, distorsi harmonik.
instalasi listrik . Pentanahan yang masalah faktor daya dan delima
kurang baik tidak hanya kemungkinan adanya intermitten.
membuang-buang waktu saja, Jika arus gangguan tidak
tetapi pentanahan yang kurang baik mempunyai jalur ke tanah melalui
juga berbahaya dan meningkatkan sistem pentanahan yang di desain
resiko kerusakan peralatan. Tanpa dan dipelihara dengan baik, arus
sistem pentanahan yang effektif, gangguan akan mencari jalur yang
maka akan dihadapkan pada resiko tidak diinginkan termasuk manusia.

Organisasi pemberi rekomendasi standar


untuk kemananan pentanahan
• OSHA (Occupational Safety Health
Administration)
• NFPA (National Fire Protection
Association)
• ANSI/ISA (American National
Standards Institute and Instrument
Society of America)
• TIA (Telecommunications I ndustry
Association)
• IEC (International Electrotechnical
Commission)
• CENELEC (European Committee for
Electrotechnical Standardization)
• IEEE (Institute of Electrical and
Electronics Engineers).

Gambar 5 – 11 Elektroda yang


mempunyai pengaruh lapisan

Sebaliknya, pentanahan yang baik dan mengurangi kemungkinan


tidak hanya sekedar untuk kerusakan akibat petir dan arus
keselamatan; tetapi juga digunakan gangguan. Miliyaran uang telah
untuk mencegah kerusakan hilang tiap tahunnya di tempat kerja
peralatan industri. Sistem karena kebakaran akibat listrik.
pentanahan yang baik akan Kerugian-kerugian di atas tidak
meningkatkan reliabilitas peralatan termasuk biaya pengadilan dan
hilangnya produktivitas individu dan perusahaan.

5.2.1. Cara Menguji Sistem sering mati berkaitan dengan


Pentanahan pentanahan kurang baik atau
Dalam waktu yang lama, tanah kualitas daya yang rendah. Itulah
yang korosif dengan kelembaban sebabnya sangat dianjurkan
tinggi, mengandung garam, dan semua pentanahan dan
suhu tinggi akan menurunkan sambungan pentanahan harus
batang pentanahan dan diperiksa minimal satu tahun sekali
sambungan-sambungannya. sebagai bagian dari rencana
Walaupun sistem pentanahan saat pemeliharaan. Selama periode
awalnya dipasang mempunyai pemeriksaan, jika terjadi
harga tahanan pentanahan ke peningkatan nilai tahanan lebih dari
tanah rendah, tahanan sistem 20 %, harus dilakukan pencarian
pentanahan akan meningkat jika sumber permasalahan dan
batang pentanahan rapuh. Alat dilakukan koreksi agar nilai
ukur pentanahan, yang dibuat tahanannya lebih rendah, dengan
industri, adalah alat pencari mengganti atau menambah batang
kesalahan yang tidak diragukan pentanahan ke dalam sistem
guna membantu pemeliharaan. pentanahan.
Masalah-masalah listrik yang

Gambar 5 – 12 Tanah yang korosif

5.2.2. Pentanahan dan Fungsinya


NEC, National Electrical Code tidak sengaja antara rangkaian
(Kitab Undang-undang Kelistrikan listrik dan tanah, atau
Nasional), Pasal 100 menghubungkan dengan benda
mendefinisikan pentanahan. konduksi yang berada di tanah.”
Pentanahan sebagai: “membuat Ketika berbicara tentang
hubungan, baik sengaja ataupun pentanahan, sebenarnya ada dua
subjek yang berbeda: pentanahan Ini untuk mencegah perbedaan
bumi dan pentanahan alat. tegangan potensial kemungkinan
Pentanahan bumi adalah hubungan loncatan api kalau terjadi
sengaja dari rangkaian konduktor, sambaran petir. Perlunya
biasanya netral, ke elektroda tanah pentanahan disamping melindungi
yang ditempatkan di bumi. manusia, tanaman, dan peralatan
Peralatan pentanahan menjamin juga untuk memperoleh jalur yang
kerja peralatan dalam struktur aman untuk penghamburan arus
bangunan ditanahkan dengan baik. liar, sambaran petir, listrik statis,
Kedua sistem pentanahan perlu interferensi elektromagnetik (EMI)
dijaga terpisah kecuali untuk dan sinyal gangguan frekuensi
sambungan antara kedua sistem. radio (RFI).

Gambar 5 – 13 Sambaran petir

5.2.3. Nilai Tahanan yang Baik


Ada kerancuan antara pentanahan tahanan pentanahan yang harus
yang baik dan nilai tahanan yang diikuti oleh semua badan. Tetapi
seharusnya. Idealnya suatu badan NFPA dan IEEE telah
pentanahan besar tahanannya nol merekomendasikan nilai tahanan
ohm. Tidak ada satu standar pentanahan lebih kecil atau sama
mengenai ambang batas nilai dengan 5 Ohm.
Gambar 5 –14 Nilai tahanan pentanahan ideal
Badan NEC menyatakan bahwa kan 5 ohm atau kurang sebagai
untuk meyakinkan impedansi nilai tahanan pentanahan dan
sistem ke tanah besarnya kurang sambungan. Tujuan nilai tahanan
dari 25 Ohm dan tercantum dalam pentanahan adalah untuk
NEC 250.56. Fasilitas dengan mendapatkan tahanan pentanahan
peralatan yang sensitif nilai yang serendah mungkin yang bisa
tahanan tanahnya harus 5 ohm dipertimbangkan baik secara
atau kurang. Industri ekonomis dan secara pisik
telekomunikasi telah mengguna-

5.2.4. Dasar-dasar Pentanahan


5.2.4.1. Komponen elektroda pentanahan
Elektroda pentanahan umumnya
dibuat dari bahan yang sangat
konduktif/tahanan rendah seperti Penghantar
baja atau tembaga, besar tahanan tanah
elektroda tanah dan Hubungan antara
sambungannya umumnya sangat penghantar tanah
rendah sehingga arus mengalir dan elektroda tanan
tidak terhambat. Hubungan antara
Elektrode
penghantar tanah dan elektroda tanah
tanah seperti gambar di bawah.

Gambar 5 – 15 Hubungan antara


penghantar tanah dan elektroda tanah
Tahanan kontak tanah di sekitar memiliki ketebalan sama. Sel-sel
elektroda menurut National Institute yang paling dekat dengan elektroda
of Standards (lembaga pemerintah pentanahan memiliki jumlah area
dalam Departemen Perdagangan terkecil yang menghasilkan tingkat
AS) menunjukkan bahwa tahanan tahanan terbesar. Masing-masing
hampir dapat diabaikan dengan sel berikutnya membentuk area
ketentuan bahwa elektroda lebih besar yang menghasilkan
pentanahan bebas cat, pelumas, tahanan lebih rendah. Pada
dan lain-lain. Elektroda akhirnya ini akan mencapai titik
pentanahan harus dalam dimana sel-sel tambahan
hubungan yang tetap dengan menawarkan tahanan kecil ke
tanah. tanah di sekitar elektroda
pentanahan. Jadi berdasarkan
Sedangkan tahanan tanah di informasi ini,maka akan difokus
sekitar elektroda, pentanahan pada cara-cara untuk mengurangi
dikelilingi tanah yang secara tahanan tanah ketika memasang
konseptual terbentuk dari sel-sel sistem pentanahan.
yang melingkari semuanya
5.2.4.2. Hal-hal yang mempengaruhi tahanan tanah
Pertama, NEC code (1987, 250- tanah. Ada empat variabel yang
83-3) mensyaratkan panjang mempengaruhi tahanan sistem
elektroda pentanahan minimum 2,5 pentanahan, yaitu:
meter (8 kaki) dihubungkan dengan

1. Panjang/kedalaman elektroda pentanahan


Satu cara yang sangat efektif untuk demikian, metode alternatif yang
menurunkan tahanan tanah adalah menggunakan semen pentanahan
memperdalam elektroda (grounding cement) bisa
pentanahan. Tanah tidak tetap digunakan.
tahanannya dan tidak dapat
diprediksi. Ketika memasang 2. Diameter elektroda
elektroda pentanahan, elektroda pentanahan
berada di bawah garis beku Menambah diameter elektroda
(frosting line). Ini dilakukan pentanahan berpengaruh sangat
sehingga tahanan tanah tidak akan kecil dalam menurunkan tahanan.
dipengaruhi oleh pembekuan tanah Misalnya, bila diameter elektroda
di sekitarnya. Secara umum, digandakan tahanan pentanahan
menggandakan panjang elektroda hanya menurun sebesar 10%.
pentanahan bisa mengurangi
tingkat tahanan 40%. Ada kejadian- 3. Jumlah elektroda pentanahan
kejadian dimana secara fisik tidak Cara lain menurunkan tahanan
mungkin dilakukan pendalaman tanah adalah menggunakan banyak
batang pentanahan daerah-daerah elektroda pentanahan. Dalam
yang terdiri dari batu, granit, dan desain ini, lebih dari satu elektroda
sebagainya. Dalam keadaan dimasukkan ke tanah dan
dihubungkan secara paralel untuk dalam memasang batang
mendapatkan tahanan yang lebih pentanahan yang akan memenuhi
rendah. Agar penambahan kebutuhan tahanan tertentu, maka
elektroda efektif, jarak batang dapat menggunakan tabel tahanan
tambahan setidaknya harus sama pentanahan di bawah ini. Ingatlah,
dalamnya dengan batang yang ini hanya digunakan sebagai
ditanam. Tanpa pengaturan jarak pedoman, karena tanah memiliki
elektroda pentanahan yang tepat, lapisan dan jarang yang sama
bidang pengaruhnya akan (homogen). Nilai tahanan akan
berpotongan dan tahanan tidak sangat berbeda-beda.
akan menurun. Untuk membantu

Gambar 5 – 16 Elektroda yang mempunyai ‘pengaruh lapisan

Tabel 5 – 1 Tahanan pentanahan


Tahanan Tahanan Pentanahan
Jenis Kedalaman Electroda Potongan
Jenis Tanah Tanah ke tanah Pentanahan
RE ( Meter) ( Meter)
M?
O 3 6 10 5 10 20
Tanah lembab,seperti
30 10 5 3 12 6 3
rawa
Tanah Pertanian,
100 33 17 10 40 20 10
tanah liat
Tanah liat berpasir 150 50 25 15 60 30 15
Tanah lembab
300 66 33 20 80 40 20
berpasir
Campuran 1:5 400 - - - 160 80 40
Kerikil lembab 500 160 80 48 200 100 50
Tanah kering berpasir 1000 330 165 100 400 200 100
Kerikil kering 1000 330 165 100 400 200 100
Tanah berbatu 30.000 1000 500 300 1200 600 300
Batu karang 107 - - - - - -
4. Desain sistem pentanahan
Sistem pentanahan sederhana dilakukan dalam pentanahan dan
terdiri dari satu elektroda bisa ditemukan di luar rumah atau
pentanahan yang dimasukkan ke tempat usaha perorangan lebih
tanah. Penggunaan satu elektroda jelasnya perhatikan gambar 5 – 17.
pentanahan adalah hal yang umum

Gambar 5 – 17 Elektroda pentanahan

Ada pula sistem pentanahan jaringan bertautan atau kisi-kisi,


kompleks terdiri dari banyak batang plat tanah, dan loop tanah (gambar
pentanahan yang terhubung, 5 – 18) .

Gambar 5– 18 Hubungan beberapa


elektrode pentanahan Gambar 5 – 19 Jaringan bertautan

Sistem-sistem ini dipasang secara


khusus di substasiun pembangkit
listrik, kantor pusat, dan tempat-
tempat menara seluler. Jaringan
kompleks meningkatkan secara
dramatis jumlah kontak dengan
tanah sekitarnya dan menurunkan
tahanan tanah.
Gambar 5 – 20 Pelat tanah

5.2.5. Metode Pengetesen Pentanahan Tanah


Ada empat jenis metode pengetesen pentanahan tanah:
• Tahanan tanah (menggunakan tiang pancang)
• Gerak benda potensial (menggunakan tiang pancang)
• Selektif (menggunakan 1 klem 1 dan tiang pancang)
• Tanpa tiang pancang (hanya menggunakan 2 klem)

5.2.5.1. Ukuran tahanan tanah


Hal-hal yang menentukan tahanan tanah
Resistivitas tanah (Soil Resistivity) dan air umumnya lebih stabil di
paling penting dalam menentukan tempat yang lebih dalam,
desain sistem pentanahan untuk direkomendasikan agar batang
instalasi baru (aplikasi lapangan pentanahan ditempatkan sedalam
hijau) guna memenuhi syarat mungkin di dalam tanah, pada
tahanan tanah. Idealnya, harus permukaan air tanah jika
menemukan lokasi dengan memungkinkan. Juga, batang
tahanan tanah serendah mungkin. pentanahan harus dipasang di
Tapi seperti yang dibahas tempat yang suhunya stabil, yaitu
sebelumnya, kondisi tanah yang di bawah garis beku. Agar sistem
buruk bisa diatasi dengan sistem pentanahan efektif, maka harus
pentanahan yang lebih rumit. dirancang agar tahan pada kondisi
Komposisi tanah, kandungan terburuk.
embun, dan suhu mempengaruhi
tahanan tanah. Tanah jarang
bersifat homogen dan tahanan 5.2.5.2. Cara menghitung
tanah akan sangat berbeda secara tahanan tanah
geografis dan pada kedalaman Prosedur pengukuran yang
tanah berbeda. Kandungan uap digambarkan di bawah ini
berubah berdasarkan musim, menggunakan metode Wenner
berbeda-beda menurut sifat yang diterima secara universal
sublapisan tanah, dan kedalaman yang dikembangkan oleh Dr. Frank
posisi air permanen. Karena tanah Wenner dari US Bureau of
Standards (Biro Standar AS) tahun Memasang batang pentanahan
1915. (F. Wenner, A Method of sepanjang tiga meter sebagai
Measuring bagian dari sistem pentanahan.
Rumusnya adalah sebagai berikut: Untuk mengukur tahanan tanah
ρ = 2 πA R pada kedalaman tiga meter
(ρ ?
= rata-rata tahanan tanah pada tersebut, jarak antara elektroda tes
dihitung tiga meter. Bila tahanan
kedalaman A dalam ohm-cm)
tanah diukur dengan menggunakan
S?
= 3,1416 alat ukur, maka nilai tahanan
A = jarak antara elektroda dalam dibaca dalam ohm. Dalam hal ini
cm diasumsikan nilai tahanan adalah
R = nilai tahanan terukur dalam 100 ohm.
ohm dari uji instrumen Jadi, dalam soal ini diketahui:
A = 3 meter, dan R = 100 ohm.
Catatan: Maka tahanan tanahnya adalah:
Ohm-centimeter pada nilai 100 ρ =2xS xAxR
dapat diubah ke ohm-meter.
Perhatikan satuannya. ρ ? = 2 x 3,1416 x 3 meter x 100
ohm
Contoh: ρ ? = 1885 Om

5.2.5.3. Cara mengukur tahanan tanah


Untuk mengetes tahanan tanah, hasil pengukuran sering terdistorsi
hubungkan pengetes pentanahan dan dibuat tidak valid yang
seperti ditunjukkan gambar 5-19. dikarenakan oleh potongan-
Seperti terlihat, empat tiang potongan logam di bawah tanah,
pancang tanah ditempatkan di maka diperlukan ukuran tambahan
tanah dalam posisi garis lurus, sumbu tiang pancang diputar 90
jarak satu sama lain sama. Jarak derajat. Dengan mengubah
antara tiang pancang tanah kedalaman dan jarak beberapa kali,
minimal tiga kali lebih besar dari profil bisa dihasilkan guna
kedalaman tiang. Jadi jika menentukan sistem tahanan tanah
kedalaman masing-masing tiang yang sesuai. Ukuran tahanan tanah
pancang adalah satu kaki (0,30 sering berubah dipengaruhi oleh
meter), pastikan jarak antar tiang adanya arus tanah dan
pancang lebih dari tiga kaki (0,91 harmonisnya. Untuk mencegah hal
meter). Alat ukur menghasilkan ini, maka alat ukur dilengkapi
satu arus yang diketahui melalui Automatic Frequency Control
dua tiang pancang luar dan (AFC) System (Sistem Kendali
penurunan beda tegangan diukur Frekuensi Otomatis). Ini biasanya
antara dua tiang pancang bagian memiliki frekuensi pengetesan
dalam. Dengan menggunakan dengan jumlah noise minimal
hukum Ohm (V=IR), alat uji sehingga memungkinkan untuk
tersebut secara otomatis mendapat hasil pembacaan yang
menghitung tahanan tanah. Karena jelas.
Gambar 5 – 21 Cara mengukur tahanan tanah
5.2.6. Metode Pengetesen Pentanahan Tanah Ukuran Drop
Tegangan
Metode uji drop Tegangan (Fall-of- pentanahan tanah atau elektroda
Potential) digunakan untuk individual untuk menghamburkan
mengukur kemampuan sistem energi dari suatu tempat.

Gambar 5 – 22 Uji drop tegangan


5.2.6. 1. Cara kerja uji drop tegangan
Pertama, elektroda kepentingan rinci tentang penempatan tiang
tanah harus dilepaskan dari tempat pancang, lihat bagian berikutnya.
itu. Arus yang dikenal dihasilkan oleh
Kedua, alat uji dihubungkan ke alat ukur antara tiang pancang luar
elektroda tanah. Kemudian, uji drop (tiang pancang tanah bantuan) dan
tegangan 3 kutub, dua tiang elektroda tanah, sedangkan
pancang tanah di tanah dalam jatuhnya potensi tegangan diukur
garis lurus – jatuh dari elektroda antara tiang pancang tanah dalam
tanah. Biasanya, jarak 20 meter dan elektroda tanah. Dengan
(65 kaki) sudah cukup. Untuk lebih menggunakan Hukum Ohm (V =
IR), alat uji tersebut secara sebenarnya dari elektroda
otomatis menghitung tahanan pentanahan pada tes. Jika
elektroda tanah. Hubungkan alat uji elektroda pentanahan paralel atau
pentanahan seperti yang seri dengan batang pentanahan
ditunjukkan dalam gambar. Tekan lain, maka nilai RE adalah nilai total
START dan baca nilai RE semua tahanan.
(tahanan). Ini adalah nilai

5.2.6. 2. Cara Menempatkan Tiang Pancang


Untuk mencapai tingkat akurasi pengaruh, reposisi (pemindahan
tertinggi ketika melakukan uji posisi) tiang pancang luar
tahanan tanah 3 kutub, diperlukan (penyelidikan) 1 meter (3 kaki)
agar penyelidikan dilakukan di luar dalam salah satu arah dan lakukan
bidang pengaruh elektroda pengukuran baru. Jika ada
pentanahan pada uji dan tanah perubahan yang signifikan dalam
bantuan. Jika Anda tidak berada di pembacaan (30%), Anda harus
luar bidang pengaruh, daerah menambah jarak antara uji batang
efektif tahanan akan tumpang tindih pentanahan pada uji, tiang pancang
dan membuat pengukuran tidak dalam (penyelidikan) dan tiang
valid. Tabel adalah panduan pancang luar (pentanahan
penetapan penyelidikan secara bantuan) sampai nilai-nilai yang
tepat (tiang pancang dalam) dan diukur benar-benar tetap ketika
tanah bantuan (tiang pancang luar). memindahkan tiang pancang
Untuk menguji ketepatan hasil dan dalam (penyelidikan).
untuk memastikan bahwa tiang
pancang luar di luar bidang

Tabel 5 – 2 Panduan penetapan penyelidikan

Kedalaman Electroda Jarak pancang Jarak pancang


ke tanah bagian dalam bagian luar
2m 15 m 25 m
3m 20 m 30 m
6m 25 m 40 m
10 m 30 m 50 m

5.2.6.3. Ukuran selektif


Pengetesen selektif sangat mirip selektif elektroda tanah tidak harus
dengan pengujian drop tegangan, dilepaskan dari sambungannya ke
keduanya menghasilkan ukuran tempat itu. Teknisi tidak harus
yang sama, tapi dengan cara yang membahayakan dirinya dengan
jauh lebih aman dan lebih mudah. melepaskan pentanahan, juga tidak
Ini dikarenakan dengan pengujian membahayakn orang lain atau
perlengkapan listrik di dalam hanya arus melalui kelem (yakni,
bangunan tanpa pentanahan. arus yang melalui elektroda tanah
Seperti halnya uji drop tegangan, terkait) yang digunakan untuk
dua tiang pancang tanah menghtiung tahanan (V=IR). Jika
ditempatkan di tanah secara tahanan total sistem pentanahan
segaris, jauh dari elektroda tanah. harus diukur, maka masing-masing
Biasanya, jarak 20 meter (65 kaki) tahanan elektroda tanah harus
sudah cukup. Alat uji tersebut diukur dengan menempatkan
kemudian dihubungkan ke kelem di sekitar masing-masing
elektroda tanah terkait, dengan elektroda tanah individual.
kelebihan bahwa koneksi Kemudian total tahanan sistem
(hubungan) di pada tempat itu tidak pentanahan bisa ditentukan dengan
perlu dilepaskan. Akan tetapi, kalkulasi. Menguji tahanan
kelem khusus ditempatkan di elektroda tanah individu dari
sekitar elektroda tanah, yang menara transmisi tegangan tinggi
menghilangkan pengaruh tahanan dengan pentanahan overhead atau
paralel dalam sistem yang kawat statis mengharuskan agar
ditanahkan, jadi hanya elektroda kawat-kawat ini dilepaskan. Jika
tanah terkait yang diukur. Seperti sebuah menara memiliki lebih dari
sebelumnya, arus yang diketahui satu pentanahan di landasannya,
dihasilkan oleh alat ukur antara maka harus dilepaskan juga satu
tiang pancang luar (tiang pancang per satu.
tanah bantu) dan elektroda tanah,
sedangkan jatuhnya potensi Meskipun demikian alat ukur ini
tegangan diukur antara tiang memiliki aksesoris pilihan, kelem
pancang tanah dalam dan berdiameter 320 mm (12,7 inchi)
elektroda tanah. Hanya arus yang pada transformator arus, yang bisa
mengalir melalui elektroda tanah mengukur tahanan satuan masing-
terkait yang diukur menggunakan masing kaki, tanpa melepaskan
kelem tersebut. Arus yang timah pentanahan atau kawat statis
dihasilkan juga akan mengalir overhead / pentanahan.
melalui tahanan paralel lain, tapi
Gambar 5 – 23 Pengetesen selektif
Hubungkan penguji tahanan tanah dan baca nilai RE. Ini adalah nilai
seperti ditunjukkan. Tekan START tahanan elektroda tanah yang diuji

5.2.7. Metode Pengetesen Pentanahan Tanah


Ukuran tanpa tiang pancang
Alat uji pentanahan tanah buatan kan sebelumnya: dalam gedung, di
industri dapat mengukur tahanan tonggak menara pembangkit atau
loop pentanahan tanah untuk di manapun tidak bisa diketemukan
sistem multipentanahan hanya tanah. Dengan metode uji ini, dua
menggunakan klem arus. Teknik uji klem ditempatkan di sekitar batang
ini menghilangkan bahaya dan pentanahan tanah atau kabel
kegiatan yang memakan waktu penghubung dan masing-masing
untuk melepaskan pentanahan dihubungkan ke alat uji. Tiang
paralel, dan juga proses untuk pancang pentanahan tanah tidak
menemukan lokasi yang cocok digunakan sama sekali. Tegangan
untuk tiang pancang pentanahan yang diketahui diinduksi oleh satu
bantu. Dapat juga melakukan uji klem, dan arus diukur mengguna-
pentanahan tanah di tempat- kan klem kedua.
tempat yang tidak dipertimbang-
Gambar 5 – 24 Pengetesen alur arus metoda tanpa pancang
Alat uji tersebut secara otomatis ketika dibandingkan dengan jalan
menentukan tahanan loop tanah tunggal (yang sedang diuji). Jadi,
pada batang pentanahan ini. Jika tahanan murni dari semua tahanan
hanya ada satu jalan ke tanah, jalan hasil paralel secara efektif
seperti di banyak tempat adalah nol. Ukuran tanpa tiang
pemukiman, metode tanpa tiang pancang hanya mengukur tahanan
pancang ini tidak akan memberikan batang pentanahan secara paralel
nilai yang cocok dan metode uji dengan sistem pentanahan bumi.
drop tegangan bisa digunakan. Alat Jika sistem pentanahan tersebut
ukur tersebut bekerja berdasarkan tidak paralel dengan tanah maka
prinsip bahwa dalam sistem yang akan memiliki sirkuit terbuka atau
ditanahkan secara paralel/multi mengukur tahanan loop tanah.
tahanan bersih dari semua cara
pentanahan akan sangat rendah

Pengaturan menggunakan
metode 1625

Gambar 5 – 25 Susunan metoda tanpa pancang


5.2.7.1. Ukuran impedansi tanah
Ketika mencoba menghitung arus tegangan. Ini memastikan bahwa
hubung pendek yang mungkin ukuran tersebut mendekati nilai
terjadi dalam pembangkit listrik frekuensi operasi sebenarnya.
atau keadaan arus/tegangan tinggi, Dengan menggunakan peralatan
maka menentukan impedansi tersebut, kemungkinan bisa didapat
pentanahan yang kompleks adalah ukuran langsung yang akurat
penting. Hal ini dikarenakan tentang impedansi pentanahan.
impedansi akan membentuk Teknisi alat pembangkit listrik, yang
elemen induktif dan kapasitif. menguji jalur transmisi tegangan
Karena induktifitas dan tahanan tinggi, tertarik dengan dua hal.
diketahui dalam sebagian besar Tahanan tanah dalam kasus
kasus, maka impedansi aktual bisa hantaman petir dan impedansi dari
ditentukan dengan menggunakan seluruh sistem dalam kasus arus
perhitungan kompleks. Karena pendek pada titik tertentu. Arus
impedansi tergantung frekuensi, hubung pendek (short circuit)
maka peralatan yang dalam kasus ini berarti kawat aktif
menggunakan sinyal gelombang 55 yang putus lepas dan menyentuh
Hz untuk keperluan perhitungan benda logam suatu menara
mendekati frekuensi operasi (tower).

5.2.7.2.Tahanan tanah dua kutub


Dalam keadaan dimana dikenal seperti semua pipa air
memasukkan tiang ke tanah tidak logam. Pipa air harus cukup
praktis atau tidak memungkinkan, panjang dan terbuat dari logam
alat uji tersebut memberikan keseluruhan tanpa kopling atau
kepada pengguna kemampuan flens penyekat. Alat seperti balat
untuk melakukan ukuran tahanan melakukan pengujian dengan arus
tanah dua kutub, seperti yang relatif tinggi (arus sirkuit
ditunjukkan di bawah ini. Untuk pendek> 250 mA) yang
melakukan uji ini, teknisi harus memastikan hasil stabil.
memiliki akses ke tanah yang baik,
Rangkaian ekuivalen untuk
pengukuran dua titik

Gambar 5 – 26 Mengukur tahanan tanah dengan dua kutub

5.2.7.3.Mengukur Tahanan Tanah


Di kantor pusat (central offices)
Ketika melakukan pemeriksaan ditunjukkan gambar 5 – 27 di
pentanahan di kantor pusat ada bawah, MGB akan mentanahkan
tiga ukuran berbeda yang tanah yang terhubung ke:
diperlukan. Sebelum pengujian, • MGN (Multi-Grounded Neutral)
tempatkan MGB (Master Ground atau jasa pendapatan,
Bar/Batang Pentanahan Utama) • bidang tanah,
dalam kantor pusat untuk • pipa air, dan
menentukan jenis sistem • baja gedung atau bangunan
pentanahan yang ada. Seperti

Bidang
ground

Pipa air

Bangunan baja

Gambar 5 – 27. MGB mentanahkan tanah


* Pertama, lakukan uji tanpa tiang MGB. Tujuannya untuk
pancang pada seluruh memastikan bahwa semua
pentanahan yang lepas dari pentanahan terhubung,
khususnya MGN. Penting untuk Ukur tahanan MGN; nilainya adalah
dicatat bahwa pengguna tidak tahanan kaki MGB tertentu.
sedang mengukur tahanan Kemudian ukur bidang tanah. Hasil
individu, tapi tahanan loop dari pembacaan menunjukkan nilai
apa yang dikelemkan di tahanan sebenarnya dari bidang
sekitarnya. Seperti ditunjukkan tanah kantor pusat. Sekarang
gambar 5 - 28, sambungkan alat berpindah ke pipa air, dan
ukur tersebut dan kelem induksi kemudian ulangi untuk tahanan
dan sensing, yang terletak di baja gedung.
sekitar masing-masing hubungan Penguna alat bisa dengan mudah
untuk mengukur tahanan MGN, memeriksa (memverifikasi) akurasi
bidang pentanahan, pipa air, dan pengukuran ini melalui Hukum
baja gedung. Ohm. Tahanan baku satuan, ketika
* Kedua, lakukan uji drop tegangan 3 dihitung, harus sama dengan
kutub pada seluruh sistem tahanan seluruh sistem yang
pentanahan, yang terhubung ke diberikan (memungkinkan untuk
MGB seperti diilustrasikan pada kesalahan yang beralasan karena
gambar 5 -29. Untuk semua elemen tanah mungkin
mendapatkan tanah yang jauh, tidak bisa diukur). Metode-metode
banyak perusahaan telepon uji ini memberikan ukuran paling
memanfaatkan pasang-an kabel akurat dari suatu kantor pusat,
tak terpakai yang keluar sejauh karena memberikan kepada
satu mil. Catat hasil pengukuran pengguna tahanan individu dan
dan ulangi uji ini setidaknya perilaku nyata dalam suatu sistem
setahun sekali. pentanahan. Meskipun akurat,
* Ketiga, ukur tahanan individu ukuran-ukuran tersebut tidak akan
sistem pentanahan dengan menunjukkan cara sistem bekerja
menggunakan uji selektif dari alat sebagai suatu jaringan, karena jika
ukur tersebut. Hubungkan alat uji terjadi ledakan petir atau gagal
ukur tersebut seperti yang arus, semuanya terhubung.
ditunjukkan dalam gambar 5 - 30.

Gambar 5 – 28 Pengetesen kantor pusat tanpa pancang


Gambar 5 – 29 Pelaksanaan pengetesen drop tegangan pada sistem
pentanahan secara keseluruhan

Gambar 5 – 30 Pengukuran tahanan tanah masing-masing pada sistem


pentanahan menggunakan pengetesen terpilih

Untuk membuktikan ini, pengguna menggunakan metode tanpa tiang


perlu melakukan beberapa uji pancang selektif. Cara ini bekerja
tambahan pada tahanan individu. seperti metode tanpa tiang
Pertama, lakukan uji drop tegangan pancang, tapi berebda dalam cara
3 kutub pada masing-masing kaki penggunaan dua kelem terpisah.
lepas dari MGB dan catat masing- Penempatkan kelem tegangan
masing ukuran. Gunakan lagi induksi sekitar kabel yang
Hukum Ohm, ukuran-ukuran ini mengarah ke MGB, dan karena
harus sama dengan tahanan MGB terhubung dengan sumber
seluruh sistem. Dari perhitungan- arus, yang paralel dengan sistem
perhitungan tersebut pengguna pentanahan, pengguna alat telah
akan melihat bahwa dari 20 % mencapai syarat itu. Tempatkan
hingga 30 % lepas dari nilai RE kelem sensing dan letakkan di
total. Yang terakhir, ukur tahanan sekitar kabel pentanahan yang
berbagai kaki MGB dengan mengarah ke bidang tanah. Ketika
kita mengukur tahanan, ini adalah bangunan. Untuk mengukur MGB
tahanan sebenarnya bidang tanah, melalui metode selektif tanpa tiang
ditambah jalan paralel MGB. Dan pancang, tempatkan kelem
karena harus sangat rendah ohm- tegangan induksi sekitar garis pipa
nya, maka pasti tidak memiliki air tersebut (karena pipa air
pengaruh nyata pada bacaan tembaga memiliki tahanan yang
terukur. Proses ini bisa diulang sangat rendah) dan hasil
untuk kaki-kaki lain dari batang pembacaannya adalah tahanan
pentanahan, yaitu pipa air dan baja untuk MGN saja.

5.2.8. Aplikasi Tahanan Pentanahan yang Lain


5.2.8. 1. Lokasi aplikasi
Ada empat aplikasi khusus untuk halo dan MGB, dengan tanah halo
mengukur kemampuan sistem yang terhubung ke MGB. Gedung
pentanahan tanah. Lokasi aplikasi tempat sel ditanahkan pada 4 pojok
sebagian besar, ada menara 4 kaki yang terhubung dengan MGB
dengan masing-masing kaki melalui kabel tembaga dan 4 pojok
terpasang ke tanah sendiri-sendiri. tersebut terinterkoneksi melalui
Tanah-tanah ini kemudian kawat tembaga. Juga ada
dihubungkan dengan kabel sambungan antara cincin
tembaga. Di dekat menara ada pentanahan gedung dan cincin
gedung tempat sel, tempat semua pentanahan tower (menara).
perlengkapan transmisi. Dalam
gedung tersebut ada pentanahan

Gambar 5 – 31 Susunan khas sistem pentanahan pada suatu


instalasi menara selular.

Substasiun listrik adalah pangkalan jalur, pengalih tegangan tinggi


pada sistem transmisi dan (high-voltage switchgear), satu
distribusi dimana tegangan atau lebih transformator daya,
biasanya diubah dari nilai tinggi ke pengubah tegangan rendah (low-
nilai rendah. Substasiun khusus voltage switchgear), perlindungan
akan berisi struktur pemutusan
gelombang, kontrol, dan Sebagian besar sistem
pengukuran (metering). perlindungan gagal arus karena
Tempat pengubah jarak jauh yang petir mengikuti desain setelah
juga dikenal sebagai slick sites, desain yang keempat pojok
dimana konsentrator jalur digital gedungnya ditanahkan dan
dan perlengkapan telekomunikasi biasanya terhubung lewat kabel
lain beroperasi. Tempat jarak jauh tembaga. Tergantung pada ukuran
ditanahkan secara khusus pada gedung dan nilai tahanan yang
ujung kabinet lain dan kemudian dirancang untuk dicapai, jumlah
akan memiliki serangkaian tiang batang tahanan akan berbeda-
pancang tanah sekitar kabinet yang beda.
terhubung dengan kawat tembaga.

5.2.8.2. Uji-uji yang direkomendasikan


Pengguna akhir diharuskan seluruh sistem melalui metode
melakukan tiga uji yang sama drop tegangan 3 kutub, pikirkan
untuk masing-masing aplikasi: tentang aturan untuk penetapan
ukuran tanpa tiang pancang, tiang pancang. Ukuran ini harus
ukuran drop tegangan 3 kutub dan direkam dan pengukuran harus
ukuran selektif. Ukuran tanpa tiang dilakukan setidaknya dua kali per
pancang, pertama lakukan ukuran tahun. Ukuran ini adalah nilai
tiang pancang pada: tahanan untuk seluruh tempat.
• Kaki-kaki individu menara dan Terakhir, lakukan ukur pertanahan
empat pojok gedung individu dengan uji selektif. Ini akan
(tempat/menara sel) membuktikan integritas pertanahan
• Semua sambungan pentanahan individu, sambungan-
(substasiun listrik) sambungannya, dan tentukan
• Jalur yang berjalan ke tempat apakah potensi pentanahan benar-
jarak jauh (remote switching) benar sama secara keseluruhan.
• Tiang pancang tanah gedung Jika ukuran menunjukkan itngkat
tersebut (perlindungan dari variabilitas yang lebih besar dari
petir). yang lain, alasannya harus
ditentukan. Tahanan harus diukur
Untuk seluruh aplikasi, ini bukan pada:
ukuran tahanan tanah yang x Masing-masing kaki menara dan
sebenarnya karena merupakan keempat pojok gedung
tanah jaringan tersebut. Cara ini (tempat/menara seluler)
terutama berfungsi sebagai uji x Batang pentanahan individu dan
kontinuitas guna memastikan sambungan-sambungannya
apakah tempat itu ditanahkan, x Kedua ujung dari tempat jarak
hingga kita bisa melakukan jauh (remote switching)
sambungan listrik, dan bahwa x Keempat pojok gedung
sistem tersebut bisa dilewati arus. (perlindungan dari petir)
Ukuran drop tegangan 3 kutub,
kedua saat mengukur tahanan
Gambar 5 – 32 Susunan khas sistem
pentanahan gardu induk Gambar 5 – 34
Penggunaan pengetesan tahanan tanah
terpilih pada sistem penangkal p etir

Gambar 5 – 33 Penggunaan pengetesan tanpa pancang pada instalasi


swtching jarak jauh.

5.3. Pengukuran Medan


5.3.1. Field meter Statik :

Gambar 5 - 35 Mekanik field meter (www.ee.nmt.edu/`langmuir)

Field meter statik dikenal juga pentanahan, rotating shutter dan


sebagai field mills. Dalam sebuah elektrode digunakan sebagai
field meter, penghantaran, elemen pengukuran. Field meter
berfungsi untuk mengukur suatu statik. Motor memutar shutter dan
kuat medan, prinsip kerja field light chopper. Medan listrik
meter yaitu mengubah medan diinduksikan pada elektrode, sinyal
menjadi tegangan yang sebanding dari light chopper digunakan untuk
dengan medan listrik. Prinsip demodulasi sinyal periodik dari
kerjanya menggunakan prinsip elektrode. Rangkaian elektronik dari
induksi dari suatu muatan listrik field meter statik terdiri dari
pada elektrode yang ada pada field rangkaian Transient Protection,
meter, setelah dikuatkan pada Charge Ampifier, Differential
suatu amplifier, sinyal Amplifier, Decommutator, Filter,
dimodulasikan dan di filter untuk Buffer dan Photo Transistor.
menghasilkan tegangan. Secara lengkap ditunjukkan pada
Gambar 5-35 menunjukkan gambar 5 - 36.
komponen mekanik field meter

Differential Amplifier Decommutator Filter Buffer


Pair A
82 K
100 K 7K
100 0,01
4

2 470 K
2

-
500 6

4
300 3 2 200
4

4
33 K 100 K
+ -
VA 2 - 2 - 2 - 6
1

6 6 6 3 +
3 3 3
470 K
+ + +
7

560 K

1
V4

7
33 K
7

7
0,1
100 K

2
68 K
82 K

+ Switch Analog
Pair B
10 K 10 K

100
4

2
2

- VB
500 6 VC
300 3 + K C
1

A E LED / Photo Transistor


7

Transient Protection
Charge Amplifier

Gambar 5 -36 Rangkaian elektronik field meter statik.

Gambar 5-35 menunjukkan komponen mekanik dari field meter dimana


salah satu komponen utamanya adalah elektrode, dari gambar terlihat ada
4 buah elektrode yaitu satu pasang elektrode A dan satu pasang elektrode
B. Pasangan elektrode A terbuka ketika pasangan elektrode B tertutup
dan sebaliknya. Sinyal periodik dari satu pasangan berbeda 180 derajat
dengan sinyal periodik pasangan yang lainnya.

Berdasarkan gambar 5-36, muatan yang terinduksi dirubah ke


keluaran setiap pasang elektrode tegangan. Differential amplifier
dikuatkan oleh sebuah amplifier, berfungsi untuk menguatkan output
dari amplifier. Modulator adalah tergantung sinyal dari light chopper,
suatu amplifier sederhana yang sinyal searah yang dihasilkan oleh
mempunyai penguatan +/- 1 demodulator
seperti ditunjukkan pada gambar 5- Semua resistansi yang digunakan
36. Filter dan buffer melengkapi dalam ohm, nilai kapasitansi lebih
demodulasi dan menghasilkan besar dari 1 piko farad dan lebih
tegangan yang sebanding dengan kecil dari 1 mikro farad. Bentuk
besaran medan elektrik. gelombang dari tegangan VA, VB,
Penambahan komponen- VC, V2, V3 dan V4 ditunjukkan pada
komponen pada input dan output gambar berikut.
berfungsi untuk perlindungan
terhadap tegangan transient.

VA

VB

V2

V3

VC

V4

0 5 10 15 20
Time (mS)

Gambar 5 – 37. Hasil pengukuran tegangan

Field meter statik mempunyai sebuah selektive amplifier yaitu


parametrik amplifier. Medan listrik dengan menggunakan elektrode
menyebabkan terbangkitnya arus influenz berupa logam emas.
AC, arus yang terbangkit Elektrode ini merupakan sebuah
sebanding dengan besarnya elektrode non galvanis. Metode
kekuatan medan. Arus ini dapat pengukuran yang diterapkan tidak
diukur dengan menggunakan menggunakan bahan radioaktif.
Gambar 5 - 38. Field meter Statik
Gambar 5-38. menunjukkan bentuk Disisi belakang ada sebuah tombol
phisik field meter statik dan untuk mengaktifkan pengaturan
rangkaian elektronik yang ada di offset. Transfer data ke elektronik
dalam field meter statik. menggunakan interface serial RS-
Sistem modulator dengan sistem 485, panjang kabel maksimal yang
elektronik diintegrasikan dalam diijinkan 10 meter.
sebuah tabung metal yang
dihubungkan ke ground. Elektrode Gambar 5-39 (a) menunjukkan
influenz berbentuk bintang (star). rotating shutters yang berada pada
Di ujung elektrode ini dipasangkan permukaan belakang field meter.
sebuah ground yang dihubungkan Salah satu pemakaian field meter
dengan roda baling-baling. di luar ruangan ditunjukkan pada
Bagian ini berupa logam emas gambar 5-39 (b), pada gambar
yang keras untuk melindungi tersebut field meter digunakan
distorsi galvanik. Elektrode influenz untuk mengukur medan yang
berfungsi untuk melindungi ring ditimbulkan oleh suatu pemancar.
elektrode dari gerakan mekanik.

(a) (b)

Gambar 5 - 39. a. Rotating shutters pada permukaan belakang field meter


b. Field meter digunakan di luar ruangan
5.3.1.1. Data Teknik
5.3.1.1.1. Ukuran Fieldmeter Statik

Gambar 5 - 40 Ukuran fieldmeter statik

Tabel 5 - 3 Spesifikasi field meter statik

Karakteristik Parameter

Range
20kV/m, 80kV/m, 200kV/m, 800kV/m
Pengukuran
Ketelitian ± 5% dalam medan homogen
Dalam sebuah medan homogen dari plate kondens
Ukuran plate : 200mm x 200mm
Kalibrasi Jarak plate : 25mm
Sistem modulator centric terintegrasi dalam sebuah
grounded-plate
Power supply 5V DC ± 5% / e.g. 80mA
Interface serial RS-485
Penguat aluminium – clamp dengan ulir
Waktu operasi 8 jam setiap hari minimal 2 tahun
Dapat dihubungkan dengan Kompatibel PC.
5.3.1.1.2. Letak Pin :

Gambar 5 - 41 Letak pin Gambar 5 - 42 Aluminium-


fieldmeter statik clamp dengan ulir

1 = RS-485 Data B
2 = RS-485 Data A
3 = Power-supply (+5V DC ±5%)
4 = Ground (GND)

Aluminium-Clamp difungsikan sebagai penguat fieldmeter ketika


dipergunakan untuk melakukan pengukuran.

5.3.1.2. Metode Pengukuran :


5.3.1.2.1. Pengaturan Offset
Untuk mengatur offset, aturlah protection-cap ke system
modulator.
Tekan tombol offset sesaat. Setelah ± 2 detik, pengaturan offset
otomatik dilakukan.

5.3.1.2.2. Penghitungan Pengisian Muatan :


Nilai pengukuran dikirim berupa sinyal digital dengan lebar data 8
bit. Bit pertama merupakan 200-an bagian dari range pengukuran. Range
pengukuran dimasukkan dalam bit kedua. Pengukuran kuat medan (E)
dihitung dengan cara range pengukuran dikalikan dengan arus output
dalam mA.
Untuk menghitung pengisian muatan (V) = kuat medan (E) x jarak (A).

Contoh Aplikasi :
Range (MB) 200kV/m, Nilai biner yang terkirim (GB) 64h 100 Bit
E = MB/200 x GB = 200 kV/m / 200 x 100 = 100kV/m
Jarak objek Fieldmeter statik = 5 cm ( 0,05m)
Pengisian muatan (U) = Kuatmedan (E) x Jarak (A) (dalam meter)

U = E x A = 100.000 V/m x 0,05 m = 5.000 V


5.3.1.3. Perawatan : fieldmeter statik harus di
Sistem modulator membutuhkan ground kan.
perawatan untuk dibersihkan serta Pengosongan muatan
pengaturan offset yang harus sparkle ke sistem
dilakukan secara rutin. modulator dapat merusak
rangkaian elektronik
5.3.1.4. Instruksi Peringatan :
Pengukuran ini tidak untuk 5.3.2. Field meter Statik Digital
pengukuran dalam area Field meter di bawah ini termasuk
explosive statik field meter yang mampu
Untuk medan elektrostatik untuk mengukur medan listrik AC,
yang sangat kuat, medan maghnit AC dan tegangan
body.
5.3.2.1. Diskripsi Instrument

Gambar 5 - 43 Instrumen field meter digital

A) AC/DC-output sebuah pentanahan (jangan


B) Earthing socket disambungkan ke lubang)
Jika digunakan untuk C) Measuring probe socket
pengukuran medan listrik dan Probe pengukuran untuk
tegangan body, kabel hitam mengukur medan maghnit atau
(grounding) disambungkan ke medan listrik, kabel pengukuran
soket ground. Ujung yang warna merah untuk pengukuran
lainnya disambungkan dengan tegangan body.
jepitan buaya untuk membuat D) Display
Display digunakan menampilkan Medan listrik dalam V/m (Volt
nilai terukur (digital). per meter)
E) On/Off Switch * 0 - 20 V/m
F) Filter button * 0 - 200 V/m
Tekan tombol filter untuk * 0 - 2000 V/m
mengaktifkan fungsi ini, pada Medan maghnit dalam nT
display akan nampak seperti (Nanotesla)
simbol sebuah gelombang ~. * 0 - 200 nT
Penekanan kembali tombol filter * 0 - 2000 nT
akan meng-non aktifkan fungsi * 0 - 20 000 nT.
ini. Filter aktif mengukur J) Battery
frekuensi antara 500Hz sampai Battery berada di sisi belakang
100kHz. instrument, tempat battery dapat
G) Low Pass push button dibuka dengan menggunakan
H) Push button untuk tone kunci atau obeng. Instrumen ini
I) Field dial membutuhkan battery 9 Volt.
Putar field dial untuk
mengaktifkan pengukuran
medan berikut :

5.3.2.2. Fungsi Display :


Bagian-bagian display ditunjukkan dalam gambar berikut :

Gambar 5 – 44 Display field meter digital

(K) Fungsi Filter (low pass 2kHz). [O] Measurement field indicator
Jika ” ? ” ditunjukkan berarti [M] : Battery warning
fungsi filter aktif. Jika muncul “ BAT “ , battery
[L] Fungsi Filter (high pass 50Hz) harus diganti jika tidak maka
Jika "~" ditunjukkan berarti akan terjadi kesalahan
fungsi filter aktif. pengukuran.
[N] Measurement value

5.3.2.3. Prosedur Pengukuran :


5.3.2.3.1. Set-up :
Sebelum melakukan pengukuran. Buka tempat battery pada
Ikuti langkah-langkah berikut : bagian belakang instrument
dengan menggunakan obeng
Masukkan battery 9 Volt atau membutuhkan persiapan. Ikuti
accu langkah-langkah berikut :
Tutup tempat battery - Pertama, ruangan yang akan
Masukkan probe untuk diukur dibersihkan. Pengukuran
pengukuran medan maghnit kekuatan medan ditulis pada
dan listrik atau untuk suatu plan.
pengukuran tegangan body - Semua peralatan dalam kondisi
Jika dibutuhkan pentanahan ON
hubungkan dengan kabel - Nilai ambang yang direkomendasi
grounding adalah :
ON kan instrumen Medan listrik : 10 - 100 V/m
Putar dial ke tipe medan yang Medan maghnit: 10- 1000 nT
diinginkan dan level sensitivitas body voltage: 0- 1 V
5.3.2.3.2. Persiapan Pengukuran - Catatan bahwa kekuatan medan
Untuk membuat pengukuran efektif maghnit dan listrik naik apabila
dan memperoleh hasil valid jaraknya semakin dekat.
5.3.2.4. Data Teknik
Tabel 5 - 4 Data teknik

Property Ukuran dimensi dalam mm

Phisik 155 x 80 x 36

Probe 130 x 40 x 24

Cable 1,50 m

with Battery : 215 g


Weight
Probe : 118 g

Display LCD, 2 1/2

Parallel direction TRMS

Tanpa Filter : 16 Hz - 100 kHz ± 1 dB


Frequency band
dengan Filter: 16 Hz - 500 Hz ± 1 dB

electric field : 20/200/2000 V/m


Measuring fields
magnetic field : 200/2000/20000 nT

AC Voltage 20/200 (/2000) V

5.3.3. Smart Field Meter


Smart Field Meter kenyamanan dan kesederhanaan
(Electromagnetic Field meter) multi meter. Pengoperasian
mempunyai tampilan kombinasi multimode (rerata, puncak dan
antara ciri utama peralatan pulsa) memungkinkan pengukuran
monitoring kualitas medan dengan sinusoidal dan medan modulasi
dengan penampilan rerata atau tertutup. Disain ringan mudah
nilai puncak secara bersama. dibawa dengan battery tahan lama
Respon cepat dapat digunakan dan probe isotropik dapat
untuk analisis data secara jarak dipisahkan memberi keuntungan
jauh dan kontrol medan loop bagi para pengguna.

Gambar 5 – 45 Smart field meter

5.3.3.1. Aplikasi Smart Field Meter


Smart Field Meter dapat digunakan medan elektromaghnit dari
untuk mengevaluasi dan mengukur beberapa sumber medan yaitu :

AM, FM, TV dan Stasiun Seluler


Pemancar dan Radio CB
Komputer dan Monitor Peralatan
Ponsel
Oven mikrowave
Industri, Peralatan Kedokteran
Sistem test EMC

Gambar 5-46, menunjukkan salah mendatar menunjukkan frekuensi


satu pemakaian Smart Field Meter dimulai dari 600 MHz sampai
untuk mengukur medan suatu dengan 2.100 MHz. Sumbu tegak
Stasiun pemancar. Gambar 5-47. menunjukkan display field meter
menggambarkan respon frekuensi dalam dB mulai dari – 20 dB
hasil pengamatan. Sumbu sampai dengan 5 dB.
Gambar 5 - 46 Aplikasi smart field meter

Gambar 5 - 47 Frekuensi respon

5.3.3.2. Spesifikasi Smart Field Meter

Pemahaman spesifikasi peralatan diperlukan sebagai


pembekalan kemampuan penilaian produk. Disamping penilaian
kesesuaian kebutuhan, juga optimalisasi penggunaan secara
aman. Spesifikasi field meter salah satu produk ditunjukkan pada
tabel berikut ini.
Tabel 5 – 5 Spesifikasi smart field meter

Karakteristik Parameter
Lebar Cakupan 0.2 - 600 V/m
Cakupan frekuensi 0.2 MHz-3000 MHz
Probe langsung Omni directional
Cakupan (V/m, skala
2, 20, 200, 600
penuh)
Akurasi kalibrasi +/- 0.5 dB
+/- 1.5 dB (cakupan 10-100% dari skala
Deviasi linieritas
penuh).
+/- 2.5 dB (0.5 MHz–3GHz), -3 dB @
Probe respon frekuensi
0.2MHz
Probe isotropik +/- 1.5 dB (100, 500, and 2500 MHz).
Mode operasi Rerata, pulsa dan puncak
Pengenolan Otomatis dan / atau pengaturan
Umur baterai 100 jam (9V batere alkalin).
BAB 6 PEMBANGKIT SINYAL

Tujuan :
Setelah mempelajari bab pembangkit sinyal diharapkan akan dapat :
1. Mendiskripsikan jenis-jenis pembangkit sinyal
2. Menjelaskan konstruksi dan cara kerja pembangkit sinyal generator
3. Menjelaskan spesifikasi pmbengkit sinyal
3. Menjelaskan kegunaan sinyal generator dalam pengetesan

6.1. Fungsi Generator


6.1.1. Pendahuluan
Function Generator (generator Dengan generator fungsi ini
fungsi) adalah alat tes elektronik seorang teknisi dapat melakukan
yang berfungsi sebagai pengetesan suatu alat yang akan
pembangkit sinyal atau gelombang dites (devices under test). Dari
listrik. Bentuk gelombang pada analisis terhadap hasil berbagai
umumnya terdiri dari tiga jenis, bentuk gelombang respons alat
yaitu sinusoida, persegi, dan tersebut, akan dapat diketahui
segitiga. Pada gambar 6-1 dapat ketepatan karakteristik sesuai
dilihat salah satu jenis generator dengan ketentuan yang
fungsi. dikehendaki.

Gambar 6-1. Contoh generator Fungsi

6.1.2. Konstruksi dan Cara Kerja


Blok diagram generator fungsi mengemudikan integrator.
dapat dilihat pada gambar 6-2. Generator fungsi memberikan
Pada umumnya frekuensi yang keluaran berbentuk gelombang
dibangkitkan dapat divariasi sinus, segitiga dan kotak dengan
dengan mengatur kapasitor dalam jangkauan frekuensi dari 0,01
rangkaian LC atau RC. Dalam Hertz sampai 100 kilo Hertz.
instrumen ini frekuensi Frekuensi terkendali tegangan
dikendalikan oleh variasi arus yang (frequency controlled voltage)
mengatur dua sumber arus Upper integrator adalah bentuk
dan Lower Constant Current gelombang segitiga yang besar
Source. Upper Constant Current frekuensinya tergantung pada
Source mensuplai arus tetap ke besar kecil arus yang dicatu oleh
integrator yang menghasilkan kedua sumber arus konstan Upper
tegangan output naik secara linier dan Lower.
terhadap waktu, menurut Keluaran komparator memberikan
persamaan berikut : tegangan gelombang kotak
(SQUARE) dengan duty cycle
1 50%. Rangkaian diode resistance

C∫
Voutput = - idt mengatur slope dari gelombang
segitiga (TRIANGLE) sehingga
amplitudonya berubah
menghasilkan gelombang SINUS
Kenaikan dan penurunan arus dengan distorsi kurang dari 1 %.
akan mengakibatkan naik atau
turunnya slope tegangan output, Jenis konektor yang dipakai
yang akan mengatur besarnya tergantung frekuensi kerjanya.
frekuensi. Tegangan komparator Kebanyakan generator fungsi
akan mengubah keadaan ke level generasi terbaru frekuensi
maksimum tegangan output kerjanya sampai 20MHz memakai
integrator yang telah ditetapkan. konektor jenis-BNC, dengan
Perubahan ini akan memutus terminasi 50 ~ 75 Ω.
sumber arus konstan Upper Generator fungsi seperti lazimnya
beralih ke Lower constant current kebanyakan generator sinyal,
source terdapat juga bagian attenuator,
Sumber arus konstan Lower akan beberapa jenis gelombang
mencatu arus balik ke integrator, modulasi output, dan memiliki
sehingga tegangan output turun fasilitas frekuensi gelombang
secara linier terhadap waktu. Bila sapuan yang memberi
output mencapai batas minimum kemampuan untuk pengetesan
yang ditetapkan, maka tegangan respons frekuensi dari rangkaian
komparator akan berubah keadaan elektronik yang diberikan.
dan menyambung ke Upper Beberapa generator fungsi
constant current source, demikian dilengkapi kemampuan
seterusnya kembali seperti membangkitkan sinyal derau putih
semula. Dengan demikian (pink noise).
terjadilah siklus yang terus
menerus.Tegangan output
C
Keluaran
Sumber arus penguat 1
konstan atas
square
Komparator
Integrator tegangan
Pengendali
frekuensi

triangle
Tahanan diode
rangkaian
Sumber arus pembentuk
konstan bawah

Keluaran
penguat 2
sinus
Gambar 6-2. Blok diagram generator fungsi

Gambar 6 – 2 Blok diagram generator fungsi

6.1.3. Spesifikasi
Sebagai produk dari pabrik penting tentang produk yang
pembuat instrumen elektronik mereka pakai. Berikut diberikan
generator fungsi dilengkapi contoh sebuah spesifikasi dari
spesifikasi instrumen. Para sebuah generator fungsi yang
pemakai (users) akan lazim dipakai.
mendapatkan informasi teknik
Tabel 6.1 Spesifikasi generator fungsi
OUTPUT UTAMA
Rentang Frekuensi. . ........0.5Hz sampai 3MHz dalam 6 Rentang
Bentuk Gelombang ...........6 (Sinus, persegi, segitiga, Ramp, +Pulse, - Pulse)
Amplitudo . . . . . . . . . . . . .20Vp-p sampai Open (10Vp-p in to 50W)
Attenuator . . . . . . . . . . . . .0dB, -20db (+2%)
Impedansi Output . . . . . . .50W (+2%)
DC Offset . . . . . . . . . . . . .+10V (pull ADJ.)
Frequency Adjust . . . . . . .Counter Accuracy
Distorsi . . . . . . . . . . . . .<1%, 1Hz to 100KHz
Rise/Fall Time. . . . . . . . . .<60nS
V.C.F. Input . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .0 to +10V control
SYNC OUTPUT
Rise Time . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .<40nS
Level . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . >3Vp-p (open)
Bentuk gelombang . . . . . . . . . . . . . .Square, Pulse
SWEEP
Modus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Linear/Log Sweep
Lebar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .>100:1 Continously Variable
Rate . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .From 10mS to 5S Continuously
Variable
Output Sweep. . . . . . . . . . . . . . . . . .10Vp-p (open)
Impedansi Output . . . . . . . . . . . . . . .1KW +2%

6.1.4. Prosedur Pengoperasian

Dalam uraian tentang prosedur beban lebih (overload), berbagai


pengoperasian generator fungsi pengukuran respons frekuensi,
akan dijelaskan berbagai aplikasi pengetesan performansi penguat
dari generator fungsi, antara lain : dengan gelombang persegi,
troubleshooting dengan teknik pengetesan speaker dan
signal tracing, troubleshooting rangkaian impedansi. Uraian
dengan teknik signal substitution berikut akan berisi penjelasan cara
atau teknik sinyal pengganti, pengetesan, setting up peralatan,
penggunaan generator fungsi dilengkapi dengan uraian dan
sebagai bias dan sumber sinyal, gambar kerja tentang pelaksanaan
karakteristik penguat dengan pengetesan masing-masing.

6.1.4.1. Troubleshooting dengan teknik signal tracing


Salah satu teknik troubleshooting osiloskop dipakai untuk memeriksa
untuk mencari kerusakan pada output setiap tingkat dari penguat.
komponen system audio adalah, Hal ini dimulai dari bagian input
dengan mengijeksikan sinyal dari dan bergerak kearah output. Bila
generator fungsi pada bagian input suatu tingkat memberikan sinyal
alat yang akan dites. Kemudian output yang cacat atau tidak ada
output sama sekali, maka dapat Teknik yang sama dapat
diduga pada tingkat tersebut diterapkan pada peralatan non-
terdapat kerusakan. Sinyal input audio. Umumnya generator fungsi
yang lazim digunakan berbentuk dapat menghasilkan sinyal sampai
sinusoida dengan amplitudo 2 MHz, bahkan beberapa model
rendah, sedemikian rupa supaya mampu memberikan frekuensi
tidak menimbulkan cacat bentuk sampai 10 MHz atau lebih tinggi.
pada tingkat berikutnya. Pada Pada teknik sinyal tracing ini tidak
gambar 6-3 dapat dilihat diperlukan tegangan DC-offset dari
troubleshooting pada rangkaian generator fungsi, walaupun
penguat audio menggunakan rangkaian penguat audio
teknik signal tracing. menggunakan kopling kapasitor
yang mampu memblokir tegangan
DC yang berasal dari sumber.

Penguat
Driver Penguat
Audio
daya
Generator fungsi

Gambar 6.3. Gambar troubleshooting menggunakan teknik pelacakan sinyal

6.1.4.2.Troubleshooting menggunakan teknik sinyal pengganti


Variasi dari metode signal tracing dipakai sekaligus untuk
adalah dengan memanfaatkan troubleshooting menggunakan
sinyal frekuensi audio yang teknik sinyal pengganti. Perlu
berfungsi sebagai sinyal diperhatikan bahwa pada teknik
pengganti, diinjeksikan pada sinyal pengganti ini pengaturan
berbagai titik dalam peralatan yang tegangan DC offset sumber sinyal
sedang dites. Dalam teknik ini dijamin harus cocok dengan
pertama kali sinyal diinjeksikan tegangan bias masing-masing
pada titik terdekat dengan tingkat pada sistem audio tersebut.
speaker, kemudian bergerak maju Ketidak sesuaian tegangan offset
menuju tingkat sebelumnya secara dari operasi normal rangkaian,
bertahap sampai tidak terdengar dapat berakibat operasi tingkat
suara pada speaker. Tingkat yang tersebut cut-off dan akan nampak
tidak menghasilkan suara pada seolah-olah terjadi kerusakan,
speaker diduga mengandung bahkan dapat juga menyebabkan
kerusakan. Gambar 6-3 dapat kerusakan pada bagian tersebut.
Oleh karena itu dapat digunakan Teknik sinyal pengganti ini cukup
kapasitor kopling pada probe menggunakan indikator speaker
sehingga tegangan DC offset tidak saja, karena suara yang keluar
akan masuk menggangu titik kerja dari speaker sudah cukup untuk
karena sinyal tetap mengambang mendeteksi ada / tidaknya
pada titik kerja yang dikehendaki. kerusakan.

6.1.5. Penggunaan generator fungsi sebagai bias dan sumber


sinyal
Beberapa generator fungsi modern DC-offset pada tegangan output
mampu mencampurkan tegangan ACnya.

Generator fungsi Osiloskop

atau

Ch A
Ch B

Gambar 6.4. Penggunaan generator fungsi sebagai kombinasi bias dan


sumber sinyal

Seperti nampak pada gambar 6-4 untuk membias transistor penguat


kemampuan ini dapat dipakai yang dites dengan melengkapi
komponen AC dari sinyal input. cacat. Dengan melakukan variasi
Dengan mengamati output DC-offset, maka pengaruh
penguat pada osiloskop, amplitudo beberapa bias (klas A, B dan C)
dan bias transistor dapat dapat ditentukan.
dioptimalkan pada output tidak

6.1.5.1. Karakteristik beban lebih pada amplifier


Titik beban lebih (overload) dari linieritas mutlak suatu gelombang
beberapa penguat sulit ditentukan dapat dideteksi dengan baik.
dengan cara pengetesan Dengan output segitiga kondisi
menggunakan input gelombang puncak pembebanan lebih dari
sinusoida. Bentuk gelombang sebuah penguat akan mudah
segitiga merupakan bentuk ditentukan. Kondisi overload
gelombang ideal untuk keperluan tersebut dapat dilihat pada gambar
ini, karena setiap titik awal dari 6-5.

Bentuk gelombang
masukan

Bentuk gelombang
keluaran

Gambar 6-5. Karakteristik penguat kondisi overload

6.1.5.2. Pengukuran Respon Frekuensi


Generator fungsi dengan peralatan pasip atau aktip sampai
kapabilitas sweep adalah ideal batas frekuensi tersebut.
untuk pengecekan respons Sebagai tambahan pada fasilitas
frekuensi pada peralatan seperti sweep internal, beberapa
penguat, kendali bass dan treble, generator memiliki input frekuensi
filter band-pass, filter High Pass terkontrol tegangan (VCF =
dan Low Pass, rangkaian kopling, voltage controlled frequency), yang
dan speaker maupun rumah memungkinkan pengendalian
speaker. Penguat IF, tuned circuit, sinyal sweep oleh gelombang
notch filter dan rangkaian sinus atau pola khusus lainnya.
impedansi lainnya. Dengan range Juga beberapa unit tercakup
frekuensi generator fungsi sampai rentang audio dari 20 Hz ~ 20 kHz
minimal 1 MHz, maka dapat dapat masuk dalam satu sweep
dipakai untuk pengukuran, dengan mudah.
mengaturan dan analisis respons
6.1.5.3. Setting Peralatan Tes
Prosedur berikut ini mengacu 6. Sambungkan output generator
gambar. 6-6 . menjelaskan cara dengan input rangkaian yang
penyiapan dan metode pengukuran akan dites. Bila perlu sisipkan
respons frekuensi. terminasi untuk matching
1. Pilih rentang frekuensi yang impedance antara output
dikehendaki pada generator. generator dengan input
2. Sambungkan kabel dari rangkaian. Hal ini tidak perlu
terminal output pada generator kalau impedansi input dan
ke input horisontal (X) dari output telah cocok misalkan
osiloskop. sebesar 50Ω.
3. Pasang osiloskop pada posisi 7. Sambungkan input vertical (Y)
input X-Y. osiloskop untuk mengukur
4. Dengan pembangkit sweep tegangan output beban dari
pada posisi OFF, variasikan rangkaian yang dites.
operasi dari alat pada frekuensi 8. Pilih bentuk sinyal sinus,
dasar. segitiga, atau persegi manakah
5. Nyalakan signal sweep dan yang sesuai. Sinyal sinus yang
atur lebar dan titik awal untuk lazim dipakai pada pengecekan
melacak semua arah yang respons frekuensi.
dikehendaki oleh ”marker” mengendalikannya sesuai
pada layar. Atur kecepatan tegangan sweep.
sweep sehingga displai bebas
dari derau.

6.1.5.4. Peraga Respon Frekuensi


Bila menggunakan osiloskop frekuensi. Dalam penguat pita-
kovensional, maka peraga yang lebar, tujuan analisis umumnya
diperoleh akan nampak seperti adalah untuk menjaga respons
gambar 6-7 Penguatan atau frekuensi rata pada lebar-pita
atenuasi relatip dari seluruh selebar mungkin. Tampilan
frekuensi dalam pita tersebut akan respons frekuensi dari rangkaian
ditampilkan. Tampilan akan dapat filter dan kopling menunjukkan
dianalisis untuk menerima atau frekuensi dan ketajaman cut-off.
menolak karakteristik respons
Sweep Generator
Peragaan
osiloskop

Osiloskop

Komponen
yang dites

Gambar 6-6. Setting Peralatan dan Pengukuran Respon


Frekuensi

Gambar 6-7. Peragaan respon frekuensi penguat audio

6.1.5.5. Pengetesan Tone Control Sistem Audio


Bila penguat audio yang dites dilakukan pada range frekuensi
dilengkapi dengan kendali bass secara penuh. Gambar berikut
dan treble, pengaruh pengendalian memberikan gambaran hasil
itu pada keseluruhan respons respons frekuensi dari variasi tone
dapat ditentukan degan tes respos control.
frekuensi jalan kalau pengendalian
Frekuensi Hz

Gambar 6-8 Pengaruh variasi tone control pada


frekuensi respons system audio

6.1.4.6. Pengetesan speaker dan rangkaian impedansi


Generator fungsi dapat dipakai generator fungsi tidak dalam
untuk memperoleh informasi kondisi terpotong.
mengenai impedansi input suatu 2. Bila menggunakan metode
speaker atau sembarang voltmeter, variasikan nilai
rangkaian impedansi yang lain frekuensi sampai range penuh
terhadap frekuensi. Dengan kata dan logaritmik tegangan terukur
lain frekuensi resonansi rangkaian pada terminal speaker terhadap
dapat ditentukan. frekuensi. Skala dB dari
Adapun prosedur pengetesannya Voltmeter AC sesuai untuk
adalah sebagai berikut: mengkonversi data ke dalam
1. Hubungkan peralatan seperti satuan respons standar.
tertera pada gambar 6-9 3. Bila memilih menggunakan
osiloskop dapat dipakai untuk CRO, maka gunakan sweep
memastikan apakah output untuk pengukuran respons
frekuensi.
Generator Fungsi

Voltmeter db Speaker

Osiloskop

Gambar 6-9a. Pengetesan sistem speaker


Function Generator Speaker system

f f Z

b. Rangkaian ekuivalen dari pengaturan pengetesan R = Z


+20
+15
+10
+5
0
-5
-10
-15
-20
0 10 100 1K 10K 100K
c. Hasil Grafik Frekuensi Hertz
Gambar 6-9b. Karakteristik sistem speaker dan rangkaian impedansi

4. Dalam pengetesan speaker akan naik pada frekuensi


tegangan sinyal percakapan rendah. Frekuensi resonansi
dihasilkan seperti pada kurva Impedansi rangkaian dapat
gambar 6.9.c. Hal ini sangat diukur pada frekuensi resonansi,
dipengaruhi oleh konstruksi atau pada frekuensi lain bila
kotak speaker. Para perancang dikehendaki, dengan cara
kotak speaker dapat seperti berikut :
menggunakan karakteristik yang (a) Hubungkan resistor variabel
dihasilkan, untuk mengevaluasi non-konduktif, seperti pada
pengaruh berbagai faktor seperti gambar 6.9b.
bahan peredam, jenis bahan (b) Ukur tegangan pada titik E1
kotak speaker, dan tentu saja dan E2 dan atur resistor
jenis speakernya sendiri. variabel R1, sehingga
5. Dalam pengetesan rangkaian tegangan E2 = ½ dari E1.
impedansi, tidak perlu terjadi (c) Impedasi dari rangkaian =
resonansi pada frekuensi nilai resistor variabel R1
rendah. Tetapi bila mendekati yang diperoleh.
resonansi level sinyal akan naik.
6.1.4.7. Keselamatan Kerja
1. Periksa apakah tegangan pada terminal EXT SYNC, selain
ground Generator fungsi tegangan eksternal sinkronisasi
terhadap netral stop kontak tetap yang diperlukan (tanyakan pada
0 Volt. instruktur).
2. Bila ternyata tegangan ground 6. Jangan menggunakan Generator
tersebut tidak sama dengan nol, fungsi pada tempat yang
laporkan pada teknisi atau bersuhu sangat tinggi,
instruktur, hentikan sementara kelembaban tinggi dan dalam
percobaan. medan elektromagnetik tinggi.
3. Jangan biasakan memutar 7. Simpanlah Generator fungsi di
tombol-tombol kontrol diluar tempat yang sejuk, dan bebas
ketentuan praktikum debu. Sebaiknya disimpan
4. Jangan coba masukkan dalam almari tertutup dan berilah
tegangan DC atau apapun ke silika-gel untuk menghindari
terminal output Generator fungsi. kelembaban dalam almari.
5. Jangan coba memasukkan
tegangan apapun ke input.
6.2. Pembangkit Frekuensi
Radio
Dalam penggunaan RF generator pemasangan maupun
banyak dipakai pada bidang pemeliharaan. Simulasi sinyal
telekomunikasi atau dalam bidang input kadang diperlukan untuk
RF (radio frequency). Peralatan mengganti komponen rusak, atau
dan komponen di bidang menganalisis karakteristik piranti di
telekomunikasi sering bawah kondisi sinyal yang
membutuhkan pengetesan, baik berbeda.
dalam masa pembuatan,
Pada gambar nampak seorang ahli bilangan derau (NF, noise figure).
teknik sedang melakukan Instrumen ini mampu
pengujian sistem elektronik membangkitkan sinyal Continous
dengan menggunakan generator Wave (CW) sampai 240 MHz, dan
RF modern, yang disebut sinyal pulsa sampai 120 MHz,
Arbitrary/Generator fungsi. Alat ini dengan daya output sampai 16
dapat digunakan untuk berbagai dBm. Sinyal ini dapat dimodulasi
keperluan, seperti pengetesan dalam frekuensi, amplitudo dan
frekuensi respons piranti RF, fasa melalui generator modulasi
seperti pengukuran lebar pita filter internal yang tersedia atau sumber
atau penguat IF, pengukuran dari luar sampai modulasi
distorsi intermodulasi, simulasi frekuensi 50 kHz.
sinyal radar, maupun pengukuran

6.2.1. Konstruksi dan Cara kerja


6.2.1.1. Direct Digital Synthesis
Metoda DSP (digital signal Synthesis) untuk semua jenis
processing) dipakai pada banyak gelombang fungsi kecuali pulsa.
pemakaian. Dengan metoda ini Seperti nampak pada gambar di
banyak hal dapat dilakukan, bawah nampak aliran data digital
seperti : digital audio CD Player, menyatakan gelombang yang
piano, bentuk gelombang diinginkan, dibaca secara beruntun
kompleks dapat dengan mudah dari memori bentuk gelombang
dibuat atau direproduksi dan dipasang pada input konverter
menggunakan metode DAC. DAC diberi input clock pada
pembangkitan sinyal digital. AFG frekuensi sampling generator
ini menggunakan teknik fungsi sebesar 200 MHz dan
pembangkitan gelombang yang outputnya merupakan sederet
disebut DDS (Direct Digital tegangan undak (step) mendekati
bentuk gelombang yang gelombang undak untuk
diinginkan. Filter low pass “anti- membangkitkan bentuk gelombang
aliasing” kemudian menghaluskan akhir.

Jenis AFG ini menggunakan dua AFG ini mempunyai nilai amplitudo
buah filter “anti aliasing”. Sebuah 4.096 level tegangan diskrit atau
filter eliptik orde ke-9 dipakai untuk 12-bit resolusi vertikal. Data
gelombang sinus kontinyu, sebab bentuk gelombang spesifik dibagi
mempunyai lebar pita yang rata kedalamsampel sedemikian rupa,
dan frekuensi cut-off yang tajam sehingga satu siklus bentuk
diatas 80MHz. Karena filter eliptik gelombang dengat tepat mengisi
menghasikan beberapa “ringing” memori bentuk gelombang (lihat
untuk bentuk gelombang selain gambar di bawah
sinus kontinyu, filter orde ke-7 untukgemombang sinus). Bila
berfasa linier dipakai untuk semua anda membangkitkansembarang
bentuk gelombang fungsi. Untuk bentuk gelombang yang tidak
bentuk gelombang standar, berisi tepat 16 K atau 64K titik,
arbitrary waveform didefinisikan bentuk gelombang akan secara
dengan lebih kecil dari 16.384 otomatik direntang oleh titik-titik
(16K) titik, generator fungsi perulangan atau oleh interpolasi
memakai memori bentuk antara titik-titik yang ada yang
gelombang sebesar 16K kata. diperlukan untuk mengisi memori
Sedangkan untuk generator fungsi bentuk gelombang. Bilasemua
yang didefinisikan lebih dari 16K memori bentuk gelombang terisi
titik, generator fungsi memakai satu siklus gelombang, setiap
memori bentuk gelombang lokasi memori sesuai dengan
sebesar 65.536 (64K) kata sudut fasa 2pi/16.384 radian atau
(words). 2pi/65.536 radian.
Generator DDS menggunakan sehingga terjadi perubahan pada
teknik akumulasi fasa untuk frekuensi output. Bila konstanta
mengendalikan pengalamatan PIR baru dibebankan pada
memori bentuk gelombang. Selain register, frekuensi bentuk
penghitung untuk membangkitkan gelombang mengubah fasa secara
alamat memori sekuensial, juga kontinyu mengikuti siklus clock
dipakai ”adder”. Pada setiap siklus berikutnya. PIR menentukan
clock, konstanta dibebankan pada kecepatan nilai fasa berubah
register kenaikan fasa (the phase terhadap waktu dan akhirnya
increment register, PIR ) mengendalikan frekuensi yang
ditambahkan pada hasil yang ada disintesis. Semakin besar bit
dalam akumulator fasa. MSB (the dalam akumulator fasa akan
most-significant bits) dari output menghasilkan resolusi frekuensi
akumulator fasa dipakai untuk yang makin halus. Bila PIR hanya
pengalamatan memori bentuk mempengaruhi nilai kecepatan
gelombang. Dengan mengubah perubahan nilai fasa (bukan
konstanta PIR, jumlah siklus clock fasanya itu sendiri), perubahan
yang diperlukan untuk menaiki dalam frekuensi bentuk gelombang
tangga meliputi seluruh memori mempunyai fasa kontinyu.
bentuk gelombang ikut berubah,
Gambar 6-13 Phase accumulator circuitry

AFG ini menggunakan akumulator frekuensi rendah ( < 12,21 KHz ),


fasa 64-bit yang dapat alamat tidak akan berubah
menghasilkan 2 ~ 64 X 200 MHz sepanjang siklus clock dan
atau 10,8 picoHertz resolusi beberapa titik akan diloncati. Bila
frekuensi internal. Perlu dicatat cukup banyak titik diloncati, gejala
bahwa 14 atau 16 MSB dari ”aliasing” akan terjadi dan bentuk
register fasa dipakai sebagai gelombang output akan
alamat memori bentuk gelombang. mengalami distorsi.
Akan tetapi bila menyintesis

Teorema Sampling Nyquist menyatakan bahwa untuk


mencegah terjadinya aliasing, komponen frekuensi tertinggi
dari bentuk gelombang output yang diinginkan harus lebih
kecil dari setengah frekuensi sampling (dalam alat ini dipakai
100 MHz)

6.2.1.2. Creating Arbitrary Waveforms


Untuk aplikasi pada umumnya, yang perlu untuk mengisi memori
tidak perlu menciptakan suatu bentuk gelombang. Contoh kalau
bentik gelombang sembarang anda memilih 100 titik, setiap titik
(arbitrary) dengan sejumlah titik bentuk gelombang akan diulang
khusus selama generator fungsi dengan rerata 16.384 / 100 atau
mengulang titik (atau interpolasi) 163,84 kali. Pada alat ini anda
tidak perlu menubah panjang membentuk gelombang acak yang
bentuk gelombang untuk dengan sejumlah titik yang relatip
mengubah frekuensi output. sedikit. Instrumen 33250A,
Semua yang harus dikerjakan keluaran gelombang acak
menciptakan bentuk gelombang frekuensi tertinggi MHz.
dengan panjang berapapun, dan Bagaimanapun, perlu dicatat
kemudian mengatur frekuensi bahwa batas atas yang biasa
output generator fungsi. Tetapi digunakan sedikit lebih rendah
untuk memperoleh hasil yang dari pada pembatasan luas bidang
terbaik (dan meminimalkan pada fungsi generator. Komponen
kekeliruan kuantisasi tegangan, bentuk gelombang generator
direkomendasikan bahwa fungsi di atas lebar band -3 dB
penggunaan rentang penuh (full akan diperlemah. Bila pada
range) dari pembentuk gelombang keluaran frekuensi diatur sampai 5
DAC ( digunakan 4.096 semua MHz frekuensi keluaran
tingkat ). sebenarnya akan menjadi 5 MHz
dan amplitudo akan dilemahkan
Hanya melaui panel belakang 3dB. Pada frekuensi sekitar 8
dapat menggunakan interpolasi MHz, distorsi bentuk gelombang
linier untuk menghaluskan transisi dalam kaitan dengan aliasing akan
antar titik bentuk gelombang. Hal menjadi penting. Beberapa
itu memungkinkan menciptakan aliasing akan ada dalam bentuk
bentuk gelombang sembarang gelombang arbitrary, tetapi akan
dengan titik-titik yang relatip menyusahkan atau tidaknya
sedikit. Frekuensi dapat diperoleh tergantung pada aplikasi spesifik
maksimal 25 MHz. Tetapi perlu pemakaian.
dicatat bahwa manfaat frekuensi Pada saat membentuk gelombang
batas atas, biasanya kurang arbitrary, generator fungsi akan
dipengaruhi keterbatasan selalu berusaha untuk replicate
bandwidth generator fungsi dan pada saat merekam, sehingga
aliasing. Komponen bentuk menghasilkan versi data periodik
gelombang di atas bandwidth 3 dB dalam memori bentuk gelombang.
akan diredam. Bagaimanapun, dimungkinkan
Ketika memilih bentuk gelombang bentuk dan pasa sinyal yang
pada fungsi panel belakang terjadi diskontinyuitas pada bagian
generator, tidak perlu akhir. Bila bentuk gelombang
memasukkan pilihan interval diulangai sepanjang waktu, titik
waktu. Pilihan interval waktu akhir diskontinyuitas ini akan
ditambahkan bilamana diperlukan mengantarkan kesalahan
bentuk gelombang yang sangat kebocoran dalam ranah frekuensi
komplek. Hanya melalui panel yang dikarenakan banyak
belakang, dapat digunakan spektrum diperlukan untuk
interpolasi linier untuk menguraikan diskontinuitas.
memperhalus peralihan antar Kesalahan kebocoran disebabkan
bentuk gelombang. Dalam bila rekaman bentuk gelombang
perkembangannya memungkinkan tidak meliputi jumlah siklus
keseluruhan dari frekuensi dasar. dikomposisikan dari diskrit, yang
Daya frekuensi dasar, dan berkaitan dengan frekuensi non
harmonisnya ditransfer pada harmonis. Karena sinyal ini tidak
komponen spektrum segi empat diulang-ulang, semua komponen
fungsi pencuplikan. Kesalahan frekuensi tidak dapat menjadi
kebocoran dapat dikurangi dengan harmonisasi berkaitan dengan
mengatur panjang jendela meliputi panjang jendela. Penanganan
jumlah integer dari siklus situasi ini harus secara hati-hati
dalam jendela, untuk mengurangi untuk meminimkan bagian akhir
ukuran residu titik akhir diskontinyuitas dan kebocoran
diskontinuitas. Beberapa sinyal spektrum.

Gambar 6-14 Bentuk gelombang arbitrary dengan diskontinyuitas

Gambar 6-15 Spektrum dari bentuk gelombang diatas pada 100 kHz
6.2.1.3. Pembangkit Gelombang
Untuk mengeliminasi distorsi komparator kemudian digunakan
aliasing pada frekuensi yang lebih sebagai basis keluaran bentuk
tinggi, 3325E menggunakan teknik gelombang kotak. Duty cycle
pembangkit gelombang kotak bentuk gelombang dapat divariasi
yangberbeda untuk menghasilkan dengan mengubah threshold
gelombang kotak. Untuk komparator . Untuk frekuensi di
frekuensi di atas 2 MHz, bawah 2 MHz pembentuk
gelombang kotak dibuat dengan gelombang berbeda dibebankan
routing DDS pembangkit kepada pembentuk gelombang
gelombang sinus ke dalam memory untuk meminimkan jitter.
komparator. Keluaran digital dari
Anti-Aliasing Filter

DAC

DAC
Comparatorr

Gambar 6-16 Rangkaian pembangkit bentuk gelombang kotak

6.2.1.4. Generasi bentuk gelombang pulsa


Untuk mengeliminasi distorsi menggunakan PLL (Phase Lock
aliasing pada frekuensi yan lebih Loop).
tinggi, 33250 A juga menggunakan Untuk mencapai resolusi lebar
teknik pembangkitan bentuk pulsa yang halus, analog ditunda
gelombang yang berbeda untuk (0 sampai 10 ns) diaplikasikan
membuat gelombang pulsa. pada ujung akhir perioda. Waktu
Pembangkitan gelombang pulsa, naik dan turun dikontrol oleh
siklus clock dihitung diturunkan rangkaian yang memvariasi
pada kedua perioda dan lebar muatan arus dalam kapasitor.
pulsa. Untuk mencapai resolusi Perioda, lebar pulsa dikendalikan
amplitudo yang halus frekuensi secara independen dalam batasan
clock divariasi dari 100 Mhz yang pasti.
sampai 200 MHz dengan
Gambar 6-17. Rangkaian pembangkit bentuk gelombang pulsa

Gambar 6-18 Parameter bentuk gelombang pulsa

6.2.2. Ketidaksempurnaan sinyal


Untuk bentuk gelombang sinus, 6.2.2.1. Cacat Harmonis
ketidaksempurnaan sinyal paling Komponen harmonis selalu
mudah untuk diuraikan dan diamati muncul pada kelipatan dari
dalam ranah frekuensi dengan frekuensi dasar yang disebabkan
menggunakan penganalisa oleh sifat non linieritas dalam
spektrum. Banyak komponen pembentuk tegangan DAC dan
sinyal keluaran yang mempunyai elemen jalur sinyal lain. Tipe
frekuensi berbeda dengan 30250A menggunakan filter
frekuensi dasar (pembawa) frekuensi rendah 100 MHz untuk
dipandang sebagai sinyal palsu. melemahkan harmonis frekuensi
Ketidaksempurnaan sinyal dapat yang sangat tinggi. Pada frekuensi
dikatagorikan sebagai harmonis, lebih rendah dan amplitudo lebih
non harmonis atau pasa noise dan rendah, mungkin ada sumber
dispesifikasikan relatip terhadap distorsi harmonis lain yang
tingkat pembawa atau dBc. menyebabkan arus mengalir
melalui kabel yang dihubungkan
ke penghantar keluaran serempak dipindahkan atau dilemahkan.
(syn). Arus ini menyebabkan Jika dalam aplikasi membutuhkan
timbulnya tegangan gelombang penggunaan penghantar keluaran
kotak dengan amplitudo rendah serempak, pengaruh ini dapat
pada ujung-ujung resistansi kabel diminimkan dengan
pengaman. Tegangan ini dapat menterminasikan dengan kabel
bercampur dengan tegangan yang mempunyai impedansi beban
sinyal utama. Jika dalam aplikasi tinggi.
tidak bisa diabaikan kabel dapat

6.2.2.2. Cacat Non-Harmonis


Sumber terbesar dari komponen muncul seperti taji pada 50 MHz
non harmonis spurs ( dinamakan dan 25 MHz. Sumber lain dari non
"spurs/taji") adalah bentuk harmoni spurs adalah
gelombang DAC. Ketaklinearan penghubung sumber-sumber
dalam DAC mengarah pada sinyal yang tidak berkaitan dengan
timbulnya harmonic alias atau sinyal keluaran (seperti clock
“folded back”, ke dalam bandpass mikroprossor). Spurs ini biasanya
dari generator fungsi. Harmonis mempunyai amplitudo tetap (= -
spur ini sangat signifikan pada 75 dBm atau 112 μVpp)
saat terdapat hubungan sederhana amplitudo ini tidak bias diabaikan
antara frekuensi sinyal dan terutama sinyal di bawah 100
frekuensi pencuplikan generator mVpp. Untuk mencapai amplitudo
fungsi (200MHz). Misal pada rendah dengan kandungan spurs
frekuensi 75 MHz, DAC minimum, keluaran generator
menghasilkan harmonis pada 150 fungsi dipertahankan pada level
MHz dan 225 MHz. Harmonis relatip tinggi dan menggunakan
yang 50 MHz dan 25 MHz berasal attenuator eksternal jika
dari frekeunsi pencuplikan dimungkinkan.
generator fungsi 200 MHz, akan

6.2.2.3. Fasa Noise


Pasa noise diakibatkan dari ditampilkan jumlah dari semua
perubahan kecil frekuensi keluaran komponen noise dengan band 30
sesaat (jitter). Noise datar pada KHz berpusat pada frekuensi
sekitar frekuensi dasar dan dasar. Hubungan integrasi noise
bertambah sebesar 6 dBc/oktaf pasa terhadap jitter memenuhi
terhadap frekuensi pembawa. persamaan berikut.
Pada 33250A noise pasa
6.2.2.4. Kesalahan Kuantisasi
Resolusi DAC terbatas (12 bit) distribusi merata melampaui
menjadi penyebab utama cakupan LSB, tingkat ekuivalen
kesalahan kuantisasi tegangan. noise -76 dBc untuk gelombang
Asumsi kesalahan secara seragam sinus yang mempunyai panjang
didistribusikan melebihi cakupan ± sampel 16K. Standarisasi bentuk
0,5 nilai bit terendah (least- gelombang menggunakan
significant bit /LSB), ekuivalen cakupan masukan DAC dan
tingkat noise -74 dBc untuk panjang sampel 16K. Beberapa
gelombang sinus yang bentuk gelombang arbitrary yang
menggunakan cakupan DAC menggunakan kurang dari
penuh (4096 tingkatan). Panjang cakupan masukan DAC, atau
memori bentuk gelombang ditetapkan dengan lebih sedikit
terbatas menjadi penyebab utama dibanding 16.384 poin-poin, akan
terjadinya kesalahan pasa memperlihatkan secara
kuantisasi. Perlakuan kesalahan proporsional kesalahan kuantisasi
ini seperti modulasi pasa tingkat relatip lebih tinggi.
rendah dan dengan asumsi

6.2.2.5. Pengendali Tegangan Keluaran


Multiplier analog digunakan untuk mengkoreksi variasi respon
mengendalikan sinyal yang frekuensi generator fungsi.
mempunyai amplitudo melampaui Prosedur kalibrasi 33250A
10 dB. Seperti ditunjukkan pada dilengkapi semua informasi yang
gambar 6-19. satu dari beberapa diperlukan untuk menghitung nilai
masukan multiplier dilewatkan DAC. Dua attenuator (- 10 dB dan
dalam sebuah filter anti-aliasing. – 20 dB) dan penguat (+20 dB)
Masukan lain berasal dari control digunakan sebagai variasi
tegangan DC yang merupakan kombinasi untuk mengendalikan
jumlah dari dua keluaran DAC. tegangan keluaran dalam step 10
Salah satu DAC diatur sesuai dB melampaui lebar cakupan nilai
dengan tegangan nominal amplitudo ( 1 mVpp sampai 10
amplitudo keluaran yang Vpp).
dikehendaki. DAC kedua
memberikan suatu tegangan untuk
Gambar 6-19 Rangkaian kendali
amplitudo output

Catatan :
Perlu diperhatikan bahwa offset dc merupakan jumlah sinyal ac setelah
attenuator, sebelum penguat keluaran. Ini memungkinkan sinyal ac kecil di
offsetkan dengan tegangan dc yang relatip besar. Misal tegangan 100mVpp
dapat dioffsetkan dengan hampir 5Vdc (dalam beban 50 ? ).
Pada saat merubah cakupan, selalu mensaklar attenuator yang demikian ini
menyebabkan tegangan keluaran tidak pernah melampaui pengaturan awal
amplitudo arus. Bagaimanapun, gangguan sesaat atau glitch yang
disebabkan oleh pensaklaran, dalam beberapa aplikasi dapat menyebabkan
masalah. Untuk alasan inilah, 33250A mengembangkan range hold untuk
menyegarkan saklar attenuator dan amplifier dalam arus kerjanya.
Bagaimanapun, amplitudo, akurasi dan resolusi offset (seperti halnya
ketepatan bentuk gelombang) mungkin berpengaruh kurang baik ketika
mengurangi amplitudo di bawah cakupan yang diharapkan. Sebagaimana
ditunjukkan di bawah ini 33250A memiliki impedansi seri keluaran yang tetap
50 ?, membentuk pembagi tegangan dengan tahanan beban.

Zo 50 ?
VL
V gen
Rl

Gambar 6-20 Impedansi keluaran generator


fungsi
Sebagai kenyamanan, impedansi diperagakan, offset, dan tingkatan
beban dapat ditetapkan tinggi / rendah menjadi salah.
sebagimana diperlihatkan oleh Variasi tahanan sumber diukur dan
generator fungsi dan dengan diperhitungkan selama instrumen
demikian dapat diperagakan dikalibrasi. Oleh karena itu akurasi
tegangan beban dengan benar. tegangan beban terutama
Jika impedansi beban sebenarnya bergantung pada akurasi tahanan
berbeda dengan nilai yang beban dengan persamaan
ditetapkan, amplitudo yang ditunjukkan di bawah ini.

6.2.3.Pengendali Tegangan Keluaran


6.2.3.1. Rangkaian Tertutup Ground
Kecuali untuk antar muka IGND mengalir ke dalam
hubungan jarak jauh dan pemicu, pengaman kabel, sehingga
33250A diisolasi dari ground menyebabkan penurunan
chasis (tanah). Isolasi ini tegangan pada impedansi
membantu mengeliminasi pengaman (Zshield). Akibatnya
rangkaian tertutup ground dalam penurunan tegangan (IGND X
system dan juga memungkinkan Zshiled) mengakibatkan kesalahan
ke acuan sinyal keluaran tegangan tegangan beban. Bagaimanapun,
selain terhadap ground. karena instrumen diisolasi,
Ilustrasi di bawah ini menunjukkan terdapat impedansi seri yang
generator fungsi dihubungkan ke besar (umumnya 1 M? parallel 45
beban melalui kabel koaksial. nF) dalam jalur yang berlawanan
Terdapat banyak perbedaan dalam dengan aliran arus IGND dengan
tegangan ground (VGND) yang demikian mengurangi efek ini.
akan cenderung membuat arus
Gambar 6-21 Pengaruh rangkaian tertutup ground

Pada frekuensi di atas beberapa frekuensi lebih rendah. Oleh


KHz pengaman kabel koaksial karena itu, kabel koaksial dengan
menjadi bersifat induktif, lebih baik dua atau tiga pita rambut
dari pada resistif dan kabel pengaman sangat lebih baik dari
berfungsi seperti transformator. pada dengan pita rambut
Bila ini terjadi, ada kecenderungan pengaman tunggal. Untuk
daya pengaman arus konduktor mengurangi kesalahan karena
sama besarnya namun dalam arah rangkaian tertutup ground,
yang berlawanan. Tegangan drop hubungan generator fungsi dan
dalam pengaman serupa dengan beban menggunakan kabel
tegangan drop pada konduktor. Ini koaksial kualitas tinggi. Ground
dikenal sebagai balun effect dan pada beban dilewatkan melalui
pada frekuensi yang lebih tinggi ini kabel pengaman. Jika
mengurangi rangkaian tertutup dimungkinkan, generator fungsi
ground.Perlu diperhatikan bahwa dan beban dihubungan dengan
resistansi pengaman lebih rendah saluran listrik yang sama untuk
menyebabkan balun effect menjadi memperkecil perbedaan tegangan
lebih banyak, merupakan faktor ground.

6.2.2.4. Atribut Sinyal AC


Kebanyakan sinyal ac berupa dengan harga puncak, puncak ke
gelombang sinus. Dalam faktanya, puncak atau efektif (root
beberapa periodik sinyal dapat meansquare /rms). Semua
ditampilkan sebagai penjumlahan besaran ini dengan asumsi bahwa
dari gelombang sinus yang bentuk gelombang memiliki
berbeda. Besaran gelombang tegangan offset nol.
sinus biasanya di spesifikasi
Vrms = 0.77 Vp

Vp-p

T = 1/f

Gambar 6-22 Nilai tegangan yang penting pada gelombang sinusoida

Tegangan puncak bentuk Harga rms bentuk gelombang juga


gelombang merupakan harga menunjukkan daya rata-rata sinyal
absolute dari semua titik dalam satu siklus . Daya = (Vrms)2 / Rl
bentuk gelombang. Tegangan Crest faktor merupakan
puncak ke puncak merupakan perbandingan harga sinyal puncak
perbedaan antara harga terhadap harga rms dan harganya
maksimum dan minimum. akan berbeda sesuai dengan
Tegangan rms diperoleh dengan bentuk gelombang. Tabel di bawah
menjumlahkan kuadrat tegangan ini menunjukkan beberapa bentuk
disetiap titik bentuk gelombang, gelombang pada umumnya
dibagi jumlah titik dan kemudian dengan besanrnya crest faktor dan
hasil bagi diakar pangkat dua. harga rms.

Tabel 6-2 Crest faktor dan bentuk gelombang


Adakalanya tingkatan arus bolak- daya yang diperlukan untuk
balik ditetapkan dalam " desibel mengetahui tegangan rms sinyal
relatip terhadap 1 milliwatt" ( dBm). dan resistansi beban dalam hal ini
Karena dBm menampilkan tingkat dapat diperhitungkan :

dBm = 10 x log10(P / 0.001)

dimana P = VRMS 2/ RL

Untuk gelombang sinus beban 50 dBm ditunjukan dalam tabel


? berkaitan dengan tegangan berikut.

Tabel 6-3 Konversi dBm

6.2.4. Modulasi
Modulasi merupakan proses pembawa sesuai dengan harga
memodifikasi sinyal frekuensi sesaat sinyal pemodulasi. Jenis
tinggi (disebut sinyal pembawa, modulasi ketiga adalah frequency-
carrier signal) dengan sinyal shift keying (FSK), yang memiliki
informasi frekuensi rendah frekuensi output bergeser antara
(disebut sinyal pemodulasi, dua frekuensi tergantung pada
modulating signal). Bentuk keadaan sinyal pemodulasi digital.
gelombang sinyal pemodulasi bisa Generator fungsi akan menerima
beraneka ragam, sedangkan sumber modulasi internal dan
bentuk sinyal pembawa biasanya eksternal. Bila anda memilih
gelombang sinusoida. Dua jenis sumber internal, maka gelombang
modulasi yang terkenal adalah AM termodulasi dibangkitkan oleh
(amplitudo modulation) dan FM proses pembangkit DDS dari
(frequency modulation). Kedua prosesor signal digital (DSP, digital
jenis modulasi tersebut signal processor). Namun bila
memodifikasi amplitudo, frekuensi dipilih sumber eksternal, maka
gelombang termodulasi pemodulasi, dapat dihasilkan
dikendalikan oleh level sinyal dari stream sampel digital yang
panel belakang generator fungsi mewakili gelombang pemodulasi.
bertanda MODULATION IN. Sinyal Perlu dicatat bahwa pada FSK,
eksternal disampel dan didigitalkan frekuensi output ditentukan oleh
oleh konverter analog ke digital level sinyal dari konektor
(ADC) dan kemudian disambung TRIGGER IN pada panel
ke DSP. Sumber sinyal belakang.

6.2.4.1. Modulasi Amplitudo (AM)


Untuk AM, DSP merupakan contoh tingkat keluaran generator fungsi.
modulasi DAC yang kemudian Bentuk AM pemancar
mengendalikan amplitudo keluaran menggunakan pembawa double
melalui sebuah pengali analog. sideband dan merupakan jenis
DAC dan pengali sama seperti modulasi yang digunakan pada
yang digunakan untuk mengatur kebanyakan stasiun radio AM.

Gambar 6-23 Modulasi amplitudo

Jumlah modulasi amplitudo untuk memodifikasi frekuensi


merupakan apa yang dinamakan keluaran instrumen dengan
kedalaman modulasi yang mengubah isi PIR. Perlu dicatat
direferensikan sebagai bagian dari bahwa karena panel belakang
cakupan amplitude. Misalnya masukan modulasi dihubungkan
seting kedalaman 80% langsung, 33250A dapat
menyebabkan amplitudo bervariasi digunakan untuk menandingi
dari 10% sampai 90% dari seting osilator yang frekuensinya
amplitudo (90% - 10%) = 80%) dikendalikan dengan tegangan
dengan salah satu siyal (VCO). Variasi frekuensi bentuk
pemodulasi (± 5V) internal atau gelombang modulasi dari frekuensi
eksternal. pembawa dinamakan deviasi
6.2.4.2. Frequency Modulation frekuensi. Bentuk gelombang
(FM) dengan frekeunsi deviasi di bawah
Frekuensi modulasi dan DSP 1% dari lebar sinyal modulasi
menggunakan sampel modulasi direferensikan sebagai FM band
sempit. Bentuk gelombang dengan BW 8 2 X )Deviasi + lebar band
deviasi yang lebih besar sinyal modulasi ) untuk FM band
direferensikan sebagai FM band lebar.
lebar. Bandwidth sinyal yang Stasiun FM komersial di Amerika
dimodulasi dapat didekati dengan pada umumnya mempunyai lebar
persamaan berikut. band modulasi 15 kHz dan deviasi
BW 8 2 X (lebar band sinyal 75 kHz, membuat band lebar. Oleh
modulasi) untuk FM band sempit karena itu, lebar band modulasi =
2 X (75 kHz + 15 kHz) = 180 kHz.
Jarak antar kanal 200 kHz.

Gambar 6-24. Modulasi frekuensi

6.2.4.3. Frequency-Shift Keying (FSK)


FSK serupa dengan FM kecuali Trig In pada panel belakang.
perubahan frekuensi antara dua Perubahan frekuensi seketika dan
harga preset. Kecepatan pasa kontinyu. Sinyal internal
pergeseran keluaran antara dua modulasi berbentuk gelombang
frekeunsi (dinamakan frekuensi kotak dengan duty cycle 50%.
pembawa dan frekuensi harapan) Kecepatan FSK dapat diatur
ditentukan oleh kecepatan secara internal dari 2 mHz sampai
generator internal atau level sinyal 100 kHz.

Gambar 6-25. Frequency shift keying


6.2.4.5. Sapuan Frekuensi
Sapuan frekuensi serupa dengan keras sumber pemicu. Bila sumber
FM namun tidak menggunakan eksternal dipilih, generator fungsi
bentuk gelombang pemodulasi. akan menerima perangkat keras
DSP internal mengatur frekuensi pemicu yang diterapkan pada
keluaran yang didasarkan pada konektor panel belakang Trig In.
salah satu fungsi linier atau Generator Fungsi memulai satu
logaritmis. Dalam sapuan linier, sapuan pada setiap menerima Trig
perubahan frekuensi keluaran In berupa pulsa TTL.
konstan hertz per detik. Dalam Satu sapuan terdiri dari sejumlah
sapuan logaritmis, perubahan langkah-langkah kecil frekuensi.
frekuensi keluaran dalam Karena setiap langkah mengambil
konstanta oktaf/detik atau decade waktu yang sama, sapuan waktu
per detik. Sapuan logaritmis yang lebih lama menghasilkan
sangat berguna untuk meliputi langkah lebih kecil dan oleh
cakupan frekuensi yang luas karena itu resolusinya lebih baik.
dimana resolusi pada frekuensi Jumlah titik titik frekuensi diskrit
rendah secara potensial akan dalam sapuan secara otomatis
kehilangan sapuan linier. Sapuan dihitung oleh generator fungsi dan
dibangkitkan dengan didasarkan pada waktu sapuan
menggunakan sumber pemici dari yang telah dipilih.
dalam atau luar berupa perangkat

Gambar 6-26 Frekuensi sapuan

Pemicu sapuan, sumber picu ground chasis (bukan ground


dapat berupa sinyal eksternal, mengambang). Bila tidak
kunci atau komentar yang diterima digunakan sebagai masukan,
dari antarmuka jarak jauh. konektor Trig In dapat
Masukan sinyal picu eksternal dikonfigurasikan sebagai keluaran
dihubungkan Trig In yang berada sehingga memungkinkan
pada panel belakang. instrument 33250A untuk memicu
Penghubung ini kecuali TTL, instrumen lain pada waktu yang
berada pada tingkat kompatibel sama sebagai pemicu kejadian
dan direferensikan terhadap internal.
6.2.4.6. Sinyal Sinkron dan Marker
Keluaran penghantar sync pada jika diinginkan untuk identifikasi
panel belakang menuju tinggi pada frekuensi resonansi. Untuk
setiap permulaan sapuan. Jika mengerjakan ini, hubungkan
fungsi marker disable (lumpuh), keluaran sync ke satu kanal
sinyal sync menuju rendah pada osiloskop dan hubungkan keluaran
titik tengah sapuan. Jika fungsi DUT pada kanal osiloskop yang
marker memungkinkan, sinyal syn lain. Kemudian, picu osiloskop
menuju rendah pada saat dengan ujung awal dari sinyal sync
frekuensi keluaran mencapai pada posisi permulaan frekuensi
frekuensi marker tertentu. pada sisi kiri osiloskop. Lakukan
Frekuensi marker harus berada penyesuaian frekuensi marker
diantara frekuensi mulai dan sampai sinyal syn menuju keadaan
frekuensi berhenti. Penggunaan rendah, respon piranti akan
fungsi marker untuk membentuk corak yang menarik.
mengidentifikasi frekuensi tertentu Frekuensi dapat dibaca pada
dalam respon piranti yang diuji peraga panel belakang instrument
(Device under test/DUT) missal 33250A.

Gambar 6-27 Sweep with marker at DUT resonance

6.2.4.6.1. Burst
Keluaran generator fungsi dapat terdiri dari bentuk gelombang
diatur pada bentuk gelombang dengan jumlah siklus tertentu (1
dengan jumlah siklus tertentu yang sampai 1.000.000) dan selalu
dinamakan burst. Burst dapat diaktifkan dengan peristiwa picu.
digunakan dalam salah satu dari Burst juga dapat diset untuk
dua mode burst siklus N (juga menghitung tak hingga yang
dinamakan triggered burst atau dihasilkan pada bentuk gelombang
gated burst). Burst siklus N kontinyu pada generator fungsi
merupakan burst siklus N yang terpicu.
Keluaran
sinkronisasi

Keluaran
utama

Gambar 6-28 Bentuk gelombang keluaran sync dan tiga siklus bentuk
gelombang burst

Untuk burst, sumber picu dapat phase. Pasa permulaan pada 0°


berupa sinyal eksternal, suatu berhubungan dengan awal
pewaktu internal, kunci, atau perekaman bentuk gelombang dan
komand yang diterima dari 360° berhubungan dengan akhir
antarmuka jarak jauh. Masukan perekaman bentuk gelombang.
sinyal picu eksternal melalui Misal perkiraan aplikasi
penghantar Trig In yang berada memerlukan dua bentuk
pada panel belakang. Penghantar gelombang sinus frekuensi 5 MHz
ini kecuali TTL, berada pada yang secara pasti satu sama lain
tingkat kompatibel dan berbeda pasa 90°. Dapat
direferensikan terhadap ground menggunakan dua 33250A seperti
chasis (bukan ground diuraikan berikut ini. Pertama
mengambang). Bila tidak rencanakan satu generator fungsi
digunakan sebagai masukan, sebagai master dan yang lain
penghantar dapat dikonfigurasikan sebagai slave. Seperti ditunjukkan
sebagai keluaran sehingga 6-29. hubungkan penghantar
memungkinkan 33250A untuk keluaran master 10 MHz ke
memicu instrumen lain pada saat penghantar masukan slave 10
yang sama sebagai pemicu MHz dengan menggunakan kabel
kejadian internal. Pengaruh picu koaksial kualitas tinggi. Konfigurasi
dapat ditunda sampai 85 detik ini akan meyakinkan bahwa kedua
(penambahan 100 picodetik) untuk instrumen akan membangkitkan
menyerempakkan permulaan burst secara pasti frekuensi sama dan
dengan kejadian lain. tidak akan terdapat istilah
Trigger delay juga dapat disisipkan pergeseran pasa diantara kedua
untuk mengkompensasi peundaan instrumen. Berikutnya, hubungkan
kabel dan waktu respon instrumen dua penghantar masukan dan
lain dalam system. Pada burst N keluaran trigger bersama-sama
siklus selalu dimulai dan diakhiri untuk memungkinkan master
pada titik yang sama pada bentuk memicu slave.
gelombang, yang dinamakan start
Gambar 6-29 Konfigurasi dua instrumen

Setelah membuat hubungan seperti instrumen diserempakkan dan


yang ditunjukan gambar 6-29. ikuti akan tetap diserempakkan
langkah-langakh di bawah ini. sampai pengaturan parameter
1. Atur kedua instrumen pada penundaan picu.
keluaran bentuk gelombang 6. Atur pasa permulaan dari satu
sinus dengan frekuensi 5 MHz. instrumen pada 90°. Kemudian,
2. Pada kedua instrumen, diatur atur penjumlah burst pada
pada mode N siklus burst, set masing-masing instrumen
burst menghitung sampai tiga sebagaimana diperlukan untuk
siklus, dan set pasa permulaan 0 aplikasi. Jika diperlukan bentuk
derajat. gelombang burst kontinyu, pilih
3. Pada master, pilih sumber picu jumlah burst tak hingga pada
internal dan memungkinkan kedua instrumen dan
sinyal keluaran picu dengan memungkinkan pemicuan
rising edge dari penghantar Trig manual pada master. Dalam
Out. contoh ini, menjadi parameter
4. Pada slave, pilih sumber picu penunda picu, konstanta system
eksternal dan memungkinkan kalibrasi.
pemicuan pada rising edge dari Sekali ditetapkan, kedua
sinyal picu. instrumen dipertahankan lurus
5. Dengan menggunakan dalam waktu, sekalipun jika
osiloskop, verifikasi bahwa frekuensi atau pasa permulaan
kedua instrumen sekarang diubah. Setiap waktu master
membangkitkan bentuk dipicu slave, kedua instrumen
gelombang burst tiga siklus. diserempakkan kembali. Jika
Kemudian lakukan penyesuaian tenaga diedarkan, instrumen
parameter penundaan picu satu dapat distel kembali dengan
instrumen untuk membawa burst pemugaran keterlambatan picu
keduanya ke dalam kelurusan sebelumnya. Perlu dicatat
satu sama lain. Sekarang dua bahwa perbedaan harga
penundaan mungkin diperlukan bentuk gelombang fungsi yang
jika pasangan instrumen yang dipilih berbeda.
digunakan berbeda atau jika

6.2.4.6.2. Gated Burst


Dalam mode gated burst, bentuk siklus bentuk gelombang arus
gelombang keluaran merupakan dilengkapi dan kemudian
salah satu on atau off didasarkan generator fungsi berhenti selagi
pada level sinyal eksternal yang tetap berada pada level tegangan
diaplikasikan pada konektor panel yang sesuai dengan pasa burst
dengan Trig In. Pada saat sinyal awal dari bentuk gelombang yang
gate benar keluaran generator dipilih. Bentuk gelombang noise,
fungsi bentuk gelombang kontinyu. keluaran berhenti seketika bila
Bila sinyal gate menuju salah, sinyal gate menuju salah.

6.2.5. Spesifikasi Alat


Model : AFG3251 / AFG3252
Channels :1 / 2
Sine Wave : 1 μHz to 240 MHz
Amplitudo
<200 MHz : 50 mVp-p to 5 Vp-p / –30 dBm to 18.0 dBm
>200 MHz : 50 mVp-p to 4 Vp-p / –30 dBm to 16.0 dBm
Harmonic Distortion (1 Vp-p)
10 Hz to 1 MHz : <–60 dBc
1 MHz to 5 MHz : <–50 dBc
5 MHz to 25 MHz : <–37 dBc
>25 MHz : <–30 dBc
THD (10 Hz –
6.2.6. Prosedur Pengoperasian Pengukuran bilangan pulsa noise
Bilangan derau atau NF (Noise antara signal terhadap derau dari
Figure) adalah suatu parameter output terhadap input. Misalnya
penting dari amplifier dari : ponsel dan penguat pada
telekomunikasi, yang menyatakan stasiun pangkalan TDMA, GSM
berapa besar sumbangan noise dan standar radio burst-type
pada output amplifier. Hal itu lainnya. Untuk memperoleh hasil
menjelaskan turunnya nisbah pengukuran yang teliti, bilangan
sinyal ke derau SNR (signal to noise harus diukur dengan
noise ratio), yang disebabkan oleh amplifier yang dioperasikan pada
komponen dalam rantai sinyal. kondisi mode pulsa seperti kondisi
Definisinya merupakan nisbah operasi normalnya.

Gambar 6-30 Pengukuran lebar band dari filter bandpass dan


penguat IF

Setiap penguat RF baru dan filter relatip datar. Pada salah satu
dirancang memiliki karakteristik ujung cakupan respon amplitudo
bandpass yang harus diukur untuk ini secara mantap berkurang. Titik
meyakinkan hasil sesuai tujuan dimana respon turun -3 dB dari
rancangan. Kebanyakan peguat amplitudo puncak ke puncak
dirancang memiliki respon linier didefinisikan sebagai batasan
sepanjang cakupan frekuensi lebar band.
aplikasi. Hal serupa, filter Dalam aplikasi ini misalnya kita
dirancang untuk melewatkan band akan menguji penguat IF 140 MHz
frekuensi yang telah ditetapkan dan mengukur batas frekuensi
sebelumnya dan menolak yang atas dan bawah lebar band
lain. Kedua jenis komponen yang dimana amplitudo keluaran turun -
cenderung memiliki cakupan 3 dB. Turun -3dB ekuivalen
frekuensi dimana respon amplitudo dengan 70,71% harga puncak ke
puncak. AFG memberikan sapuan menyolok berkaitan dengan sinyal
gelombang sinus seperti sinyal yang dibangkitkan : amplitudo,
masukan ke penguat dan frekuensi, slope dari gelombang
penganalisa spektrum melacak ramp yang meningkatkan frekuensi
sinyal keluaran dalam mode hold dan panjang total sapuan (waktu).
peak. Menekan tombol mode Gambar 6-32 melukiskan
sweep AFG mengantarkan layar instrumen pelacak dari
dengan semua bentuk gelombang penganalisa spektrum.
yang perlu dilihat, meliputi Penggunaan marker, instrumen
tampilan bentuk gelombang itu menghasilkan cakupan frekuensi
sendiri (gambar 6-31). Tampak dari 133 MHz sampai 147 MHz.
bentuk gelombang pada bingkai Diluar lebar band ini respon
didekat layar bagian bawah. penguat di bawah titik -3 dB.
Meringkas semua detil yang

Gambar 6-31 Bantuk gelombang keluaran generator fungsi

Gambar 6-32 Pelacakan


penganalisa spektrum
6.3. Pembangkit Pulsa
6.3.1. Pendahuluan
Generator pulsa ini dipakai pada respons dari amplifier. Perbedaan
pengukuran dengan pokok antara generator pulsa
dikombinasikan pemakaian CRO. dengan generator gelombang
Dengan pengukuran ini dihasilkan kotak, adalah pada duty cyclenya.
informasi kualitatif dan kuantitatif Pada generator gelombang kotak
tentang peralatan yang sedang duty cyclenya 50%. Pada
dites. Pengetesan yang sering generator pulsa, duty cyclenya
dilakukan dengan generator pulsa bervariasi, dimana duty cycle
ini adalah pengetesan transient dirumuskan sebagai berikut.

pulsewidth
Duty cycle =
pulseperio de

6.3.2. Spesifikasi Alat


Ada beberapa persyaratan yang peraga murni hanya disebabkan
harus dipenuhi oleh sebuah oleh alat yang dites.
generator pulsa. 2. Karateristik dasar dari pulsa
1. Pulsa harus mempunyai distorsi adalah rise time, overshoot,
minimal, sehingga setiap ringing, sag dan undershoot.
distorsi yang terjadi pada

6.4. Sweep Marker Generator


6.4.1. Prosedur Pengoperasian
6.4.1.1. Alignment penerima AM
Prosedur pelaksanaan alignment dimulai, atur pemutar frekuensi
penerima AM dilakukan sebagai pada generator untuk mencapai
berikut frekuensi yang diinginkan. Cek
1. Gunakan rangkaian pengetesan melalui penghitung dan
seperti nampak pada gambar 6- tempatkan marker pada layar
33, dengan snyal generator osiloskop dengan
pada posisi output gelombang menggunakan lemak pinsil.
sweep linier. 4. Sinyal dapat dinjeksikan melalui
2. Menggunakan pengetesan salah satu mixer (455 kHz)
gambar 6-33 dengan mengatur atau pada antenna. Bila injeksi
generator untuk menghasilkan sinyal 455 kHz pada masukan
peragaan sapuan linier. mixer, osilator harus
3. Jika penghitungan frekuensi dipasipkan.
senter teliti akan digunakan 5. Bila respon IF yang diamati
selama pengetesan. Generator pada masukan detektor AM,
fungsi dengan penghitung probe detektor RFdiperlukan
frekuensi (peraga digital) kecuali jika titik demodulasi
merupakan langkah sederhana. telah ditetapkan oleh pabrikan.
Sebelum operasi sapuan
6. Pengaturan tuning penguat IF horisontal osliloskop. Pengaturan
dapat dilakukan seperti yang frekuensi marker, dapat dilakukan
diinginkan memperoleh kurva dengan power suplly yang dapat
respon IF yang dikehendaki. divariasi diumpankan pada jack
Seringkali, setiap rangkaian masukan VCF. Masukan horisontal
tune diatur untuk memperoleh osiloskop dan penghitung mungkin
amplitudo maksimum pada titik dapat digunakan untuk mengukur
tengah frekuensi IF. frekuensi keluaran.
Bagaimanapun, beberapa Bagaimanapun, sama dengan
penguat IF tune bertingkat operasi sapuan eksternal, mungkin
untuk mencapai lebar band ini lebih nyaman dalam pengaturan
yang diinginkan. frekuensi marker menggunakan
tegangan keluaran GCV untuk
Sapuan eksternal mungkin mengendalikan masukan
digunakan jika diinginkan horisontal osiloskop. Karena
gelombang sinus atau pola sapuan memungkinkan berkorelasi
lain. Menghubungkan sumber langsung antara peraga osiloskop,
tegangan sapuan eksternal ke jack penghitung frekuensi dan
masukan VCF dari generator. pengaturan frekuensi generator.
Tegangan sapuan eksternal dapat
juga diaplikasikan pada masukan

Sweep Function Generator


455 kHz

CRO

Vert Hor

RF Mixer IF Amp AM Audio


Amplifier detektor Amp

Osilator

Gambar 6-33 Alignment penerima AM


6.4.1.2. Aligment penerima komunikasi FM
Pengetesan pada gambar 6.-33 (intermediate frequency = IF) 455
dapat dipakai untuk proses kHz, dan bagian diskriminator.
alignment pesawat penerima FM, Untuk ketepatan pengaturan
yaitu bagian frekuensi menengah frekuensi tersebut dapat dipakai
sumber marker kristal-terkontrol 3. Bila kurva respons diskriminator
(crystal-controlled marker source) diperagakan, kurva respons
455 kHz, dengan cara sebagai akan nampak seperti gambar 6-
berikut: 34b. Kurva ”S” harus setimbang
1. Pilih bentuk gelombang sweep, pada setiap sisi dari “pip”
dan gunakan sinyal ke bagian marker.
IF 455 kHz. Dalam skenario alignment
2. Bila sinyal output bagian IF 455 penerima hanya dapat dievaluasi
kHz didisplaikan, kurva respons dan diverifikasi tanpa pengaturan.
akan nampak seperti gambar 6- Dimana rangkaian tune dapat
34.a marker (marker) “pip” diatur, dengan mengikuti prosedur
seharusnya pada pusat kurva pabrikan untuk meyakinkan
respons. bahwa respon keseluruhan dicapai
dengan tepat.
Sweep Function Generator

CRO

RF Fst Fst 2nd 2nd demodulator Audio


Amplifier Mixer IF Amp Mixer IF Amp Amp

Osilator Osilator
Penerima radio FM

A B

475 455 435 kHz


455 kHz
Gambar 6-34 Alignment dari penerima IF komunikasi FM dan diskriminator
6.4.1.3 Pengukuran Noise Figure
Noise figure merupakan parameter menyebabkan amplifier ON dan
penting dalam penguat OFF melalui signal pulsa yang
telekomunikasi seperti seberapa mengemudikan input bias penguat.
banyak noise yang Lebar dan kecepatan pengulangan
dikonstribusikan oleh penguat pulsa di atur sesuai dengan
dalam sinyal keluaran. Ini standar pengetesan. Penganalisa
menguraikan degradasi spektrum dikonfigurasikan dalam
perbandingan sinyal terhadap mode gated time hanya untuk
noise yang disebabkan oleh mengukur keluaran penguat
komponen sinyal. Ini didefiniskan selama saklar pada posisi pasa.
sebagai perbandingan sinyal Kanal 2 dari sinyal picu AFG
terhadap noise pada keluaran pada spektrum serempak untuk
yang pada inputnya dapat berupa mengendalikan pulsa pembias
:Telpon seluler dan penguat penguat.
pangkalan stasiun TDMA, GSM Penurunan noise figure dengan
dan jenis burst radio standar yang metoda ini pertama diperlukan
hanya bertenaga mesin untuk menentukan apa yang
sepanjang slot waktu aktip untuk dinamakan faktor Y yang
memelihara tenaga. Untuk merupakan perbandingan
mencapai ketelitian hasil kepdatan noise keluaran dari
pengukuran, noise figure harus sumber noise dalam keadaan ON
diukur dengan penguat yang dan OFF. Untuk dapat mencapai
dioperasikan dalam mode pulse reproduksi hasil pengukuran
seperti selama operasi normal. rerata dari pengukuran yang
Suatu metoda pengukuran SNR dikehendaki.
yang populer adalah metoda faktor Dengan faktor Y diukur dan ENR
Y. Hal ini terletak pada kalibrasi dibagi dengan sumber yang
sumber derau dengan nisbah menghasilkan noise untuk
derau lebih (ENR = excess noise frekuensi tertentu, noise figure
ratio) yang dihubungkan ke input sekarang dapat dihitung sebagai
amplifier yang dites (lihat gambar berikut :
6-34). Kanal 1 dari AFG3252

NF= ENR dB – (10log (Y-1)).

Sebagai contoh asumsikan bahwa dalam persmaan di atas.


ENR adalah 5,28 dB dan Penggunaan formula Y(lin) =
kepadatan noise yang diukur 10Y(dB)/10 dcapai Y(lin) =1,995.
ditingkatkan dari -90 dBm/Hz Pengisian harga ini ke dalam
sampai -87 dBm/Hz setelah formula di atas untuk noise figure
sumber noise ditune. Faktor Y dari NF=5,3 dB.
3dB yang diperlukan untuk diubah Keuntunga penggunaan AFG
ke nilai linier untuk digunakan dalam aplikasi ini bahwa
menawarkan dua kanal yang dapat yang diperlukan penguat dan
disinkronkan dalam frekuensi dan masukan picu dari penganalisa
pengaturan ampitudo secara spektrum atau pengukur noise
independen disesuaikan level bias figure.
BAB 7 OSILOSKOP

Tujuan Pokok Bahasan


Setelah mengikuti pembahasan Pembahasan CRO meliputi :
osiloskop pembaca diharapkan 1. Pengertian jenis-jenis sinyal,
mampu : amplitudo, frekuensi dan fasa.
1. Mampu menjelaskan prinsip 2. Operasi dasar CRO
dasar operasi CRO 3. Jenis-jenis CRO Analog dan
2. Mampu mendiskripsikan digital
jenis-jenis CRO 4. Pengoperasian CRO untuk
3. Mampu menjelaskan prinsip pengukuran karakteristik sinyal.
pengukuran sinyal dengan 5. MSO perkembangan CRO
CRO. digital dalam aplikasi khusus.

7.1 Pengantar
7.1.1. Pemahaman Dasar Sinyal
Gerakan alami dalam bentuk Perkembangan teknologi sekarang
gelombang sinus, serupa ombak ini para teknisi atau ahli
lautan, gempa bumi, suara bising membutuhkan ketersediaan
dan bergetar, suara melalui udara perangkat terbaik untuk
atau frekuensi alami dari gerakan menyelesaikan tantangan
tubuh. Energi, getaran partikel dan pengukuran secara cepat dan
gaya yang tidak tampak meliputi tepat. Osiloskop merupakan kunci
pisik alam semesta. Cahaya jawaban tantangan tuntutan
merupakan bagian partikel, bagian pengukuran secara akurat.
gelombang berupa frekuensi Kegunaan osiloskop tidak dibatasi
dasar, yang dapat diamati sebagai pada dunia elektronik. Dengan
warna. transduser yang tepat osiloskop
Pengamatan dan pengukuran dapat mengukur semua jenis
untuk melihat perbedaan gerakan phenomena. Transduser
diperlukan alat yang mampu merupakan piranti yang
memvisualisasi. Berdasarkan menciptakan sinyal listrik dalam
visualisasi tersebut gerakan dapat respon terhadap rangsangan pisik
dibedakan kekuatan, besarnya seperti suara, tekanan mekanik,
perioda pengulangan. Alat yang tekanan, cahaya atau panas.
mampu mevisualisasikan gerakan Sebuah mikropon merupakan
periodik ini dinamakan osiloskop. transducer yang mengubah suara
Osiloskop merupakan perangkat ke dalam sinyal listrik. Gambar 7-1
yang sangat dibutuhkan untuk menunjukkan data ilmiah yang
perancangan, pabrikasi atau dapat dikumpulkan oleh osiloskop.
perbaikan peralatan elektronika.
Gambar 7-1. Pengambilan data dengan CRO

Osiloskop digunakan oleh semua bagaimana menggunakan


orang dari ahli fisika sampai osiloskop. Beberapa penghasil
teknisi perbaiki TV. Ahli mesin osiloskop juga memberikan
otomotif menggunakan osiloskop banyak aplikasi untuk membantu
untuk mengukur getaran mesin. dalam aplikasi pengukuran
Peneliti medis menggunakan tertentu.
osiloskop untuk mengukur
gelombang otak. Berbagai Osiloskop sinar katoda (cathode
kemungkinan tidak ada akhirnya. ray oscilloscope) selanjutnya
Setelah membaca bahasan ini disebut instrumen CRO
akan mampu : merupakan instrumen yang sangat
1. Menguraikan bagaimana bermanfaat dan terandalkan untuk
osiloskop bekerja pengukuran dan analisa bentuk-
2. Menguraikan perbedaan bentuk gelombang dan gejala lain
antara osiloskop analog, dalam rangkaian elektronik yang
penyimpan digital, phaspor bersifat dinamis. Pada dasarnya
digital dan pencuplikan digital. CRO merupakan alat pembuat
3. Menguraikan jenis-jenis bentuk grafik yang menunjukkan
gelombang bagaimana sinyal berubah
4. Memahami pengendali dasar terhadap waktu : sumbu vertikal
osiloskop mempresentasikan tegangan dan
5. Melakukan pengukuran sumbu horisontal
sederhana. mempresentasikan waktu.
Buku manual yang disertakan Intensitas atau kecerahan
dengan osiloskop akan memberi peragaan seringkali disebut
informasi khusus tentang sumbu Z.
Grafik yang digambarkan dapat x harga tegangan dan waktu
menginformasikan banyak tentang sinyal.
sinyal yang diukur diantaranya :
x menghitung frekuensi sinyal x seberapa banyak sinyal DC
osilasi. atau sinyal AC.
x gerakan bagian dari rangkaian x seberapa banyak sinyal noise
yang direpresentasikan dalam dan apakah noise berubah
bentuk sinyal. mengikuti perubahan waktu.
x kesalahan fungsi komponen
seperti sinyal terdistorsi.

Gambar 7-2: Peraga bentuk gelombang komponen X, Y, Z. (www.interq or


japan/se-inoue/e-oscilo0.htm)

Dalam pemakaian CRO yang variasi tegangan masukan sebagai


biasa, sumbu X masukan fungsi waktu. Bila tegangan
horisontal berupa tegangan tanjak masukan berulang dengan laju
(ramp voltage) linier yang yang cukup cepat, gambar akan
dibangkitkan secara internal yang kelihatan sebagai pola yang diam
merupakan basis waktu (time pada layar. Dengan demikian
base) secara periodik CRO melengkapi suatu cara
menggerakkan bintik cahaya dari pengamatan tegangan yang
kiri ke kanan melalui permukaan berubah terhadap waktu.
layar. Tegangan yang akan Disamping tegangan CRO dapat
diamati dimasukkan ke sumbu Y menyajikan gambaran visual dari
atau masukan vertikal CRO, berbagai fenomena dinamik
menggerakkan bintik cahaya ke melalui pemakaian transduser
atas dan ke bawah sesuai dengan yang mengubah arus, tekanan,
nilai sesaat tegangan masukan. tegangan, temperatur, percepatan
Selanjutnya bintik cahaya akan dan banyak besaran fisis lainnya
menghasilkan jejak berkas gambar menjadi tegangan.
pada layar yang menunjukan

7.1.2. Pengetahuan dan Pengukuran Bentuk Gelombang


Istilah umum untuk suatu pola otak, dan gelombang tegangan
pengulangan dari waktu ke waktu atau semua pola yang berulang.
adalah gelombang, misal Osiloskop mengukur gelombang
gelombang suara, gelombang tegangan. Satu siklus dari
gelombang merupakan bagian dari bentuk gelombang tegangan
pengulangan gelombang. Satu menunjukkan waktu pada sumbu
bentuk gelombang merupakan horisontal dan tegangan pada
penampilan grafik dari sumbu vertikal.
pengulangan gelombang. Suatu

Gambar 7-3. Bentuk gelombang pada umumnya


Gambar 7-4. Sumber-sumber bentuk gelombang pada
umumnya

Mengungkapkan bentuk Ketajaman sudut pada bentuk


gelombang sebagian besar gelombang menunjukkan
tentang sinyal. Kapanpun dapat perubahan mendadak. Gambar 7-
dilihat perubahan tinggi bentuk 3 menunjukkan bentuk gelombang
gelombang, waktu dalam sumbu pada umumnya dan gambar 7-4
horisontal. Garis lurus diagonal menunjukkan sumber-sumber
merupakan perubahan linier bentuk gelombang pada
tegangan naik ataupun turun umumnya.
tegangan keadaan mantap.

Jenis-jenis Gelombang
Gelombang dapat diklasifikasi kedalam jenis :
x Gelombang sinus
x Gelombang kotak dan segi empat
x Gelombang segitiga dan gigi gergaji
x Bentuk step dan pulsa
x Sinyal periodik dan non periodik
x Sinyal sinkron dan asinkron
7.1.2.1. Gelombang Sinus

Gelombang sinus merupakan


bentuk gelombang dasar untuk
beberapa alasan. Mempunyai sifat
harmonis matematis Tegangan
dalam saluran dinding bervariasi
seperti gelombang sinus. Tes
sinyal yang dihasilkan rangkaian
osilator dari pembangkit sinyal
seringkali berupa gelombang sinus.
Kebanyakan sumber-sumber daya
menghasilkan gelombang sinus
(AC menandakan arus bolak-balik,

7.1.2.1 Gelombang Kotak dan Segi empat


Gelombang kotak merupakan televisi, radio dan komputer sering
bentuk gelombang lain yang menggunakan gelombang kotak
umum. Pada dasarnya gelombang untuk sinyal pewaktuan.
kotak merupakan tegangan yang Gelombang segi empat
on dan off (tinggi dan rendah) menyerupai gelombang kotak
pada interval yang teratur. Ini kecuali bahwa interval waktu tinggi
merupakan gelombang standar dan rendahnya tidak sama
untuk menguji penguat – penguat panjang. Terutama sekali
baik amplitudo bertambah diperlukan pada saat untuk
gelombang kotak mempunyai menganalisa rangkaian digital.
distorsi minimum. Rangkaian
7.1.2.2. Gelombang gigigergaji dan segitiga
Gelombang gigigergaji dan Transisi antar tingkat tegangan
segitiga hasil dari rangkaian yang dari perubahan gelombang ini
dirancang untuk mengendalikan kecepatannya konstan. Transisi
tegangan secara linier, seperti dinamakan ramp ditunjukkn pada
sapuan horisontal dari osiloskop gambar 7-8.
analog atau scan raster televisi.

Gambar 7-8. Step, pulsa dan rentetan pulsa

7.1.2.3. Bentuk Step dan Pulsa


Sinyal seperti step dan pulsa informasi yang berjalan melalui
jarang terjadi atau tidak secara rangkaian komputer atau mungkin
periodik ini dinamakan single shot glitch atau dalam rangkaian cacat.
atau sinyal transien. Step Kumpulan pulsa-pulsa berjalan
menunjukkan perubahan tegangan bersama membuat pulsa train.
mendadak seperti perubahan Komponen digital dalam komputer
pada pemidahan saklar on power. komunikasi dengan setiap
Pulsa menunjukkan perubahan penggunaan pulsa yang lain.
tegangan mendadak, serupa Pulsa biasanya juga dalam sinar X
dengan perubahan tegangan jika dan peralatan komunikasi.
memindahkan saklar power on Gambar 7-8 menunjukan contoh
dan kemudian off lagi. Pulsa bentuk step dan pulsa dan pulsa
mungkin ditunjukkan satu bit dari train.

7.1.2.4. Sinyal periodik dan Non periodik


Pengulangan sinyal direferensikan dikenal sebagai sinyal non
sebagai sinyal periodik, sementara periodik.
sinyal yang perubahannya konstan

7.1.2.5. Sinyal sinkron dan tak sinkron


Bila pewaktuan berhubungan dan alamat di dalam komputer
dengan keberadaan dua sinyal, merupakan contoh sinyal sinkron.
sinyal direferensikan sebagai Asinkron merupakan istilah yang
sinyal sinkron. Sinyal clock, data digunakan untuk menguraikan
sinyal antara yang tidak
berhubungan dengan keberadaan komputer dan clock di dalam
pewaktuan. Karena tidak ada komputer, ini dipandang sebagai
korelasi waktu antara aksi sinyal asinkron.
penyentuhan kunci pada keyboard

7.1.2.6. Gelombang kompleks


Banyak bentuk gelombang yang melihat sinyal ini diperlukan
mengkombinasikan karakteristik sebuah osiloskop yang mengambil
sinus, kotak, step dan pulsa untuk amplop frekuensi rendah dan
menghasilkan bentuk gelombang campuran dalam gelombang
yang memenuh tantangan frekuensi lebih tinggi dalam suatu
osiloskop. Sinyal informasi intensitas peunjukan yang bernilai
mungkin ditempelkan dalam sehingga dapat dilihat keseluruhan
bentuk variasi amplitudo, fasa dan kombinasi sebagai gambar yang
atau frekuensi. Contoh meskipun dapat diinterpretasikan secara
sinyal dalam gambar 7-9 visual. Osiloskop phosphor
merupakan sinyal video komposit analog dan digital sangat
biasa, ini dicampur banyak siklus menyenangkan untuk melihat
dari bentuk gelombang frekuensi gelombang kompleks. Gambar 7-
yang lebih tinggi yang ditempelkan 9. mengilustrasikan peraga yang
dalam amplop frekuensi yang lebih memberikan informasi kejadian
rendah. Misal ini biasanya sangat frekuensi yang diperlukan atau
diperlukan untuk mengetahui penilaian intensitas, penting untuk
tingkat relatip dan pewaktuan yang dipahami apa sebenarnya bentuk
berhubungan dengan step. Untuk gelombang.

kompleks

Gambar 7-9. Bentuk gelombang komplek video


1 2 3

1 Gambar 7-10.
3 siklus perioda
perdetik gelombang sinus

= 3 Hz

Perioda

1 detik
7.1.3. Pengukuran Bentuk Gelombang
Banyak istilah digunakan untuk menguraikan beberapa
menguaikan jenis - jenis pengukuran dan istilah pada
pengukuran yang dilakukan umumnya.
dengan osiloskop. Pada bagian ini

7.1.3.1. Frekuensi dan Perioda


Jika ada pengulangan sinyal, ini melengkapi satu siklus. Perioda
memiliki frekuensi. Frekuensi dan frekuensi timbal balik satu
diukur dalam Hertz dan sama sama lain, sehingga 1/perioda
dengan jumlah pengulangan sinyal sama dengan frekuensi dan
dalam waktu satu detik 1/frekuensi sama dengan perioda.
direferensikan sebagai siklus Misal gelombang sinus dalam
perdetik. Pengulangan sinyal juga gambar 7-10 mempunyai frekuensi
mempunyai perioda ini mengambil 3Hz dan perioda 1/3 detik.
banyak waktu untuk sinyal

7.1.3.2. Tegangan
Tegangan merupakan jumlah selalu. Untuk mengukur tegangan
potensial listrik atau kekuatan dari puncak maksimum ke puncak
sinyal antara dua titik rangkaian. minimum dari bentuk gelombang,
Biasanya satu dari titik ini adalah direferensikan sebagai tegangan
ground atau nol volt, namun tidak puncak ke puncak.

7.1.3.3. Amplitudo
Amplitudo referensi terhadap terhadap ground. Bentuk
sejumlah tegangan antara titik gelombang ditunjukkan dalam
dalam rangkaian. Amplitudo gambar 7-11 mempunyai
biasanya direferensikan tegangan amplitudo 1V dan puncak ke
maksimum dari sinyal yang diukur puncak 2V.

0° 90° 180° 270°


+1 V

-1V

Gambar 7-11. Amplitudo dan derajat gelombang sinus


7.1.3.4. Fasa
Fasa terbaik dijelaskan dengan ditunjukkan dalam gambar 7-11.
melihat pada gelombang sinus. Penggunaan derajat dapat
Level tegangan dari gelombang digunakan sebagai acuan untuk
sinus didasarkan pada gerakan sudut fasa gelombang sinus bila
melingkar. Lingkaran mempunyai ingin menguraikan seberapa
360°, satu siklus gelombang sinus banyak perioda telah dilalui.
mempunyai 360° sebagaimana

7.1.3.5. Pergeseran Fasa


Pergeseran fasa menguraikan yang ditandai tegangan, karena
perbedaan antara dua sinyal gelombang mencapai titik sama
serupa satu sama lain. Bentuk dalam siklus ¼ siklus
gelombang gambar 7-12 ditandai (360°/4=90°). Pergeseran fasa
arus sehingga dikatakan tertinggal biasanya dalam elektronik
fasa dengan bentuk gelombang dinyatakan dalam derajat.

tegangan Arus

Fasa 90°

Gambar 7-12 Pergeseran fasa

7.2. Operasi Dasar CRO


Subsistem utama CRO untuk pada dasarnya CRT menghasilkan
pemakaian umum ditunjukkan berkas elektron yang dipusatkan
gambar diagram di bawah ini secaravtajam dan dipercepat pada
terdiri atas : kecepatan yang sangat tinggi.
1. Tabung sinar katoda (CRT) Berkas yang tajam dan kecepatan
2. Penguat vertikal (vertikal tinggi bergerak dari sumbernya
amplifier) (senapan elektron) ke layar CRT
3. Rangkaian trigger (Trigger bagian depan, membentur bahan
Circuit) lapisan flouresensi yang melekat
4. Penguat Horisontal di permukaan CRT. Akibat
(Horisontal Amplifier). benturan ini menimbulkan energy
Tabung sinar katoda atau CRT yang cukup untuk membuat layar
merupakan jantung siloskop ,
bercahaya dalam sebuah bintik kecil.
Dalam perjalanannya menuju bersamaan. Bentuk sinyal yang
layar, berkas elektron melewati diamati dihubungkan ke masukan
sefasang pelat defleksi vertikal penguat vertikal dengan
dan sefasang pelat defleksi menggunakan probe. Penguat
horisontal. Tegangan yang vertikal dilengkapi rangkaian
dimasukkan pada pelat defleksi attenuator atau pelemah yang
vertikal dapat menggerakkan telah dikalibrasi, biasanya diberi
berkas elektron pada bidang tanda Volt/Div. Setelah sinyal
vertikal sehinga bintik CRT diperkuat cukup untuk
bergerak dari atas ke bawah. mengendalikan bintik CRT
Sedangkan tegangan yang diteruskan ke bagian defleksi
dimasukkan pada pelat defleksi vertikal.
horisontal dapat menggerakkan Generator basis waktu disediakan
berkas elektron pada bidang untuk operasi internal, sedangkan
horisontal sehingga bintik akan dalam pengoperasian eksternal
bergerak dari kiri ke kanan. basis waktu diambil dari sinyal
Gerakan-gerakan ini tidak saling masukan pada horisontal amplifier
bergantungan satu sama lain seperti pada gambar. Generator
sehingga bintik CRT dapat basis waktu membangkitkan
ditempatkan di setiap tempat pada gelombang gigi gergaji yang
layar dengan menghubungkan digunakan sebagai tegangan
masukan tegangan vertikal dan defleksi horisontal dalam CRT.
horisontal yang sesuai secara

senapan elektron pembelok vertikal

Input spot
Attenuattor Penguat
dan pra Vertikal
penguat

layar berlapis
pospor

trigger dalam
Rangkaian Penguat
Triger Horisontal
Pembelok horisontal

Trigger dari luar

Gambar 7-13. Operasi dasar CRO


Bagian gelombang gigi gergaji defleksi vertikal. Karena tegangan
yang menuju positip bersifat linier, penyapu horisontal bertambah
dan laju kenaikkan dapat disetel secara lnier terhadap waktu, maka
dengan alat control di panel bintik CRT bergerak sepanjang
depan yang diberi anda Time/Div. layar pada kecepatan konstan
Tegangan diumpankan pada dari kiri ke kanan. Pada akhir
penguat horisontal, gigi geraji penyapuan bila tegangan gigi
positip dimasukkan pada pelat gergaji tiba-tiba turun dari harga
defleksi horisontal CRT sebelah maksimalnya ke nol, bintik CRT
kanan dan gigi gergaji menuju kembali dengan cepat ke posisi
negatip dumpankan pada pelat awal di bagian kiri layar dan tetap
defleksi horisontal sebelah kiri. berada disana sampai ada
Tegangan-tegangan ini akan penyapuan baru. Bila secara
menyebabkan berkas elektron bersamaan diberikan sinyal
akan menyapu sepanjang layar masukan pada pelat defleksi
dari arah kiri ke kanan, dalam vertikal, berkas elektron akan
satuan waktu yang dikontrol oeh dipengaruhi oleh dua gaya, yaitu
Time/Div. Tegangan defleksi satu dalam bidang horisontal
kedua fasangan pelat secara menggerakkan bintik CRT dengan
bersamaan menyebabkan bintik laju linier, dan satu lagi dalam
CRT meninggalkan berkas bidang vertikal menggerakan bintik
bayangan pada layar. Ini CRT dari atas ke bawah sesuai
ditunjukkan pada gambar 7-14.. dengan besar dan polaritas sinyal
Pada gambar ini menunjukkan masukan. Dengan demikian gerak
sebuah tegangan gigi gergaji resultante dari berkas elektron
dimasukkan ke pelat defleksi menghasilkan peragaan sinyal
horisontal dan sinyal gelombang masukan vertikal pada CRT
sinus dimasukkan pada pelat sebagai fungsi waktu.
V

1 5 layar CRO

6 2 ,2 6, 8,
0
2
4 8

3 7
sinyal masukan vertikal

0 t (waktu)

4
Basis waktu
6

Gambar 7-14. Hubungan basis waktu masukan dan tampilan

7.2.1. Prinsip Kerja Tabung Sinar Katoda


Tabung sinar katoda pada tabung sinar katoda storage
beberapa penganalisa logika oscilloscope pada dasarnya
(Logic Analysers) defleksi secara serupa dengan defleksi
magnetik, dapat monokrom atau elektrostatik jenis tabung yang
warna. Pada jenis ini peraga akan dijelaskan di bawah ini hanya
menggunakan teknik seperti yang ditambahkan satu atau lebih
digunakan pada TV . Dalam storage meshes.

fokus akselerasi photon layar

F K 1 2 p vertikal p Horisontal

Ga mbar 7-15. Strktur tabung gambar


Tabung sinar katoda merupakan berkas akan dilewatkan lurus.
komponen utama jantung Disebut pelat defleksi vertikal
oasiloskop, pada dasarnya terdiri karena dapat membelokkkan
dari susunan elektroda yang berkas ke arah vertikal,
dilapisi kaca bejana. Elektroda- sehingga berkas dapat berada
elektroda berfungsi sebagai berikut pada layar berupa titik yang
x Susunan tiga elektroda (triode) bergerak dari atas ke bawah.
yang berfungsi membangkitkan Pelat defleksi horisontal serupa
berkas elektron, biasa disebut dengan defleksi vertikal hanya
sinar katoda yang terdiri dari arah pembelokkan berkas
katoda (K) filamen pemanas elektron dalam arah horisontal
(F), grid pengontrol (G) dan dari kiri ke kanan.
elektroda pemercepat berkas x Setelah berkas dbelokkan
elektron (1). akan menumbuk lapisan
x Elektroda pemfokus berkas flouresensi yang berada
elektron (2). pada permukaan layar
x Berkas elektron dipercepat tabung sinar katoda.
sebelum mencapai pelat Lapisan terdiri dari lapisan
defleksi. tipis pospor, olahan kristal
x Pelat pembelok vertikal garam metalik yang sangat
mengubah arah berkas halus didepositkan pada
sebanding dengan beda kaca. Akibatnya berkas
tegangan kedua pelat. Bila berpijar, semua emisi
beda tegangan nol atau besar cahaya dalam arah maju.
tegangan kedua pelat sama

?Y
d V

L D
Gambar 7-16. Sistem pembelokan berkas elektron

Beda tegangan pada elektroda melebar berbeda dengan titik


focus diatur agar berkas yang berkas tinggi minimum. Ini dapat
menumbuk layar berupa bintik dicegah dengan memberikan
yang kecil. Sayangnya , jika tidak control astigmatism. Dalam kasus
ada pengontrol lain seringkali tabung sinar katoda sederhana
didapati pengaturan control focus terdiri dari potensiometer yang
minimum titik yang terbentuk, mengatur beda tegangan relatip
pada elektroda Anoda akhir dan dilewatkan diantara dua pelat
layar terhadap tegangan pelat pembelok vertikal yang
defleksi. Pengaturan fokus dan mempunyai beda tegangan V volt
astigmatism memungkinkan antara kedua pelat defleksinya
dicapai titik berkas elektron maka berkas akan didefleksikan
dalam ukuran sekecil mungkin. secara vertikal besarnya :
Pada saat berkas elektron

KVLD
? Y = --------------------
2 Va d
Dimana
L = Panjang pelat
D = jarak antara pelat dan titik pada sumbu dimana defleksi diukur.
d = jarak antar pelat
Va = tegangan pem ercepat yang diberikan
K = konstanta yang berhubungan dengan muatan dan masa

Brilliance atau intensitas modulasi akan memadamkan intensitas


atau juga dinamakan modulasi Z penjejakan berkas elektron.
dicapai dengan memberikan beda Secara normal berkas akan
tegangan pada katoda atau grid dipadamkan selama flayback atau
yang mengontrol intensitas berkas penjejakan balik berupa
elektron. Pada umumnya elektroda pemadam yang dapat
perubahan 5 V akan menghasilkan mendefleksikan berkas tanpa
perubahan kecerahan yang nyata, mencapai layar.
ayunan maksimum sekitar 50V

7.2.2. Sensitivitas Tabung


Pelat defleksi dari tabung sinar secara baik. Untuk mencapai
katoda dihubungkan dengan penjejakan yang jelas dari sinyal
penguat, yang dapat menjadikan yang mempunyai pengulangan
perancangan relatip sederhana frekuensi rendah energy berkas
bila diperlukan amplitudo keluaran harus tinggi. Idealnya tabung
rendah, namun diperlukan tabung harus pendek (praktis) : D kecil
yang memiliki sensitivitas setinggi Cerah (tegangan pemercepat
mungkin. Penguat yang diperlukan tinggi) : V besar kapasitas pelat
memiliki lebar band yang lebar, pembelok pemercepat rendah : L
kapasitansi antar pelat harus kecil, d besar. Ini menghasilkan
dijaga rendah sehingga harus tabung dengan sensitivitas sangat
dalam ukuran kecil dan terpisah besar, diformulasikan :
?Y KLD
Sensitivitas = ---------- = -----------
V 2 Va d

Kebutuhan sensitivitas tinggi Kecemerlangan penjejakan


kontradiksi dengan persamaan. dengan sensitivitas tetap terjaga
Praktisnya tabung sinar katoda baik dapat ditingkatkan dengan
diperoleh dari hasil kompromi. melewatkan berkas melalui
Oleh karena itu teknik yang sistem defleksi dalam kondisi
dikembangkan untuk energy rendah. Ini dicapai dengan
meningkatkan parameter yang menggunakan tegangan beberapa
dipilih dengan tanpa mengabaikan kilovolt pada layar tabung sinar
terhadap parameter yang lain. katoda.

7.3. Jenis-jenis Osiloskop


7.3.1. Osiloskop Analog
Pada dasarnya sebuah osiloskop berkas elektron membenturnya.
analog bekerja dengan Sinyal tegangan membelokkan
menerapkan sinyal tegangan yang berkas ke atas dan turun
diukur secara langsunng diberikan berpindah secara proporsional
pada sumbu vertikal dari berkas sebagaimana perindahan secara
elektron yang berpindah dari kiri hrisontal, pelacakan bentuk
melintasi layar osiloskop – gelombang pada layar. Lebih
biasanya tabung sinar katoda. sering berkas membentur lokasi
Disisi sebaliknya dari layar layar tertentu, semakin terang
diberlakukan dengan perpendaran nyalanya.
pospor yang menyala dimana saja

CRT
Probe
masukan
attenuator Penguat
vertikal System
pembangkit
System vertikal elektron

System horisontal
System Penguat
Generator
triger sinkronisasi horisontal

Time base

Gambar 7-17. Blok diagram CRO analog


CRT membatasi cakupan osiloskop analog memperagakan
frekuensi yang dapat diperagakan sinyal yang diukur. Tergantung
dengan osiloskop analog. Pada pada bagaimana pengaturan skala
frekuensi yang sangat rendah, vertikal (control Volt/div),
sinyal muncul sebagai titik terang attenuator mengurangi tegangan
bergerak lambat yang sulit sinyal dan sebuah penguat
membedakan sebagai ciri bentuk menambah tegangan sinyal.
gelombang. Pada frekuensi tinggi Selanjutnya sinyal berjalan
kecepatan penulisan CRTterbatas. langsung ke pelat pembelok
Bila frekuensi sinyal melbihi vertikal dari CRT. Tegangan yang
kecepatan menulis CRT, peraga diberikan pada pelat pembelok
menjadi sangat samar untuk menyebabkan perpendaran pada
dilihat. Osiloskop analog tercepat titik yang bergerak melintasi layar.
dapat memperagakan frekuensi Nyala titik dibuat oleh berkas
sampai sekitar 1 GHz. elektron yang membentur pospor
Bila sinyal dihubungkan rangkaian luminansi di dalam CRT.Tegangan
probe osiloskop, tegangan sinyal positip menyebabkan titik
berjalan melalui probe ke sistem berpindah ke atas sementara
vertikal dari osiloskop. Gambar 7- tegangan negatip menyebabkan
17. mengilustasikan bagaimana titik bergerak ke bawah.

7.3.2. Jenis-jenis Osiloskop Analog


7.3.2.1. Free Running Osciloskop
Free running oscilloscope mendefleksikan berkas dalam
merupakan jenis CRO generasi arah horisontal. Tegangan antara
awal yang sederhana, secara blok pelat defleksi horisontal CRT
diagram prinsip kerjanya disusun supaya titik berkas
dijelaskan berkut ini. Pada kanal elektron pada posisi sisi kiri dari
(Channel) vertikal terdapat layar pada saat tegangan gigi
penguat sinyal yang fungsinya gergaji nol. Berkas elektron akan
mengendalikan pelat defleksi ditarik ke kanan sebanding
vertikal. Penguat vertikal dengan tegangan ramp yang
mempunyai penguatan yang tinggi diberikan. Jika pengaturan
sehingga keluaran berupa sinyal memberikan tegangan ramp
yang kuat ini harus dilewatkan mencapai maksimum berkas akan
attenuator. Penguat horisontal berada diujung sebelah kanan
dihubungkan ke suatu sinyal time layar. Untuk satu ramp lengkap
base internal dan dikontrol oleh tegangan gigi gergaji, bentuk
pengontrol penguatan horisontal gelombang gigi gerjaji akan jatuh
dan mengontrol dua frekuensi secara cepat kembali ke nol,
sapuan : pemilih sapuan dan berkas akan kembali diujung kiri
sapuan vernier. layar; pada kasus ini titik pada
Generator time base layar mencapai posisi ujung dan
menghasilkan bentuk gelombang secara cepat dikembalikan ke
gigi gergaji yang berguna untuk posisi awal, Akibat aksi ini garis
retrace (flyback) digambarkan memadamkan berkas selama
pada layar. Masalah ini waktu flyback. Ini akan
diselesaikan dengan pemberian mengurangi garis retrace pada
pulsa blanking pada saat retrace layar.
Posisi vertikal

Attenuator

Tegangan Tingi
dan Power
Supply

Sinkronisas Time

Posisi horisontal

Gambar 7-18. Blok diagram CRO free running

Osiloskop free running merupakan menyamakan waktu lintasan


instrumen harga murah, time base sapuan sinyal time base dengan
generator harus disinkronisasikan jumlah perioda gelombang
dengan sinyal pada penguat vertikal. Jadi bentuk gelombang
vertikal agar peragaan pada layar vertikal dapat terkunci pada layar
CRT stabil. Dengan kata lain CRT jika frekuensi sinyal masukan
bentuk gelombang bergerak vertikal merupakan kelipatan dari
melintasi layar dan tetap tak stabil. frekuensi sapuan (fv = n fs).
Sinkronisasi diperlukan untuk

7.3.2.2. Osiloskop Sapuan Terpicu (Triggered – Sweep


Osciloscope)
Osiloskop free running harga serbaguna dan merupakan
murah mempunyai keterbatasan standar industry. Dalam triggered-
pemakaian. Misalnya rise time sweep mode pembangkit gigi
pulsa tidak dapat diukur dengan gergaji tidak membangkitkan
free running osiloskop, namun tegangan ramp kecuali dikerjakan
dapat diukur dengan dengan trigger pulsa. Triggered
menggunakan triggered-sweep sweep memungkinkan peragaan
osciloscpe. Triggered-sweep sinyal vertikal pada CRT dalam
osciloskop dipandang lebih durasi yang sangat pendek, pada
bidang layar yang cukup besar, sinyal trigger oleh rangkaian
sederhana karena sapuan dimulai trigger (E). Trigger ini memicu
dengan pulsa trigger yang diambil sweep generator menghasilkan
dari bentuk gelmbang yang sinyal ramp (F), kemudian
diamati. diperkuat dan diubah ke dalam
Secara blok diagram dari dasar bentuk sinal push pull oleh
triggered-sweep oscilloscope penguat horisontal (G).
digambarkan di bawah ini, meliputi dihubungkan dengan pelat defleksi
sumber tegangan, CRT, jalur horisontal CRT dan menyebabkan
tunda, sistem penguat vertikal, penjejakan secara horisontal pada
trigger pick-off amplifier, rangkaian layar mengikuti kenaikan tegangan
trigger, generator sapuan, penguat ramp. Keluaran sweep generator
horisontal dan rangkaian sumbu Z. (F) menggerakkan berkas selama
Pada saat sinyal diberikan pada waktu naik dan kembali keposisi
masukan vertikal, segera awal selama off.
diteruskan ke preamplifier (A)
diubah dalam sinyal push-pull. Attenuator dan sistem penguat
Sinyal diteruskan ke vertikal output vertikal memungkinkan
amplifier (C) melalui rangkaian diperagakan pada layar
penunda (B). Sinyal dari vertikal pengukuran tegangan dari range
output amplifier digunakan untk beberapa mV sampai beberapa
mengendalikan berkas elektron ratus volt Volt/div, pemilihan
CRT secara vertikal, control factor pembelok vertikal
menyebabkan titik pada layar dan pengkalibrasi sinyal. Time
bergerak secara vertikal. Sebuah /div dan control vernier memilih
sample sinyal vertikal diambil dari kecepatan sapuan dan masukan
vertikal preamplifier sebelum eksternal harisontal. Kontrol
delay line diberikan ke penguat Slope menentukan apakah
trigger pick-off (D) diteruskan ke sapuan ditrigger pada slope + atau
rangkaian trigger (E). Sinyal ini – dari sinyal trigger. Level control
akan digunakan dengan sistem memilih sautu titik dimana trigger
time base (E.F.G). Sinyal trigger sapuan diberikan. Kontrol
digunakan untuk memaksa waktu intensitas dan focus memungkin
yang berhubungan antara sinyal peragaan focus dengan tingkat
vertikal dan time base. Sinyal kecerahan yang tepat.
trigger pick-off dibentuk menjadi
V/div posisi vertikal

Attenuator Delay Penguat


line vertikal

CRT
PS Trigger Tegangan
tegangan pick off tinggi
rendah
inte nsitas fokus

Rangkaian Sweep Penguat


trigger generator horisontal

Time/div
+ posisi horisontal
level
Slope

Gambar 7-19. Blok diagram osiloskop terpicu


Perbedaan peragaan sinyal hasil pengukuran antara osloskop free
running dan triggered-sweep osciloskop seperti di bawah ini.

Gambar 7-20. Peraga osiloskop Gambar 7-21.


free running Peraga osiloskop
terpicu(www.interq or jp/japan/se-inoue/e-oscilo0.htm)

7.3.2.3. CRO Dua Kanal


7.3.2.3.1. CRO Jejak Rangkap (Dual Trace CRO)
Pemakaian osloskop sekarang ini mencapai dual trace pada layar
hampir semuanya memiliki peraga dapat menggunakan satu dari dua
yang mampu membandingkan teknik : (1) berkas tunggal
waktu dan amplitudo antara dua ditujukan dua sinyal kanal dengan
bentuk gelombang. Untuk alat elekctronic switching (dual
trace). (2). Dua berkas diberikan menghubungkan ke dua kanal
ke satu peraga setiap sinyal kanal input dengan saklar elektronik.
(dual beam). Karena konstruksi Saklar elektronik dioperasikan
CRT dual beam dan split-beam dengan menggunakan salah satu
mahal, biasanya digunakan teknik multivibrator free-running atau
dual trace. dengan pulsa yang berasal dari
Dengan dual trace osiloskop rangkaian time base, berturut-turut
mempunyai dua rangkaian dalam chopped mode atau
masukan vertikal yang diberi tanda alternate mode. Bila saklar
A dan B. Saluran A dan B modus berada pada posisi
mempunyai pra penguat dan alternate (bergantian), saklar
saluran tunda yang identik. elektronik secara bergantian
Keluaran pra penguat A dan B menghubungkan penguat vertikal
diumpankan ke sebuah saklar akhir ke saluran A dan saluran B.
elektronik yang secara bergantian Penyaklaran ini terjadi pada
menghubungkan masukan permulaan tiap-tiap penyapuan
penguat vertikal akhir dengan yang baru. Kecepatan
keluaran pra penguat. Saklar pemindahan saklar elektronik
elektronik juga berisi rangkaian diselaraskan dengan kecepatan
untuk memilih variasi mmodus penyapuan, sehingga bintik CRT
peragaan, Penguat vertikal akhir mengikuti jejak sinyal saluran A
menyediakan tegangan pelat pada satu penyapuan dan sinyal
defleksi, berturut-turut saluran B pada penyapuan
berikutnya.

Saluran Attenuator
Penunda Penguat
Saklar
A
elektronik vertikal

Saluran Attenuator Penunda


B

mode X-Y

Generator
penyapu

Rangkaian
pemicu
Trigger Ext
Penguat
horisontal

Gambar 7-22. Blok diagram CRO jejak rangkap


Karena tiap penguat vertikal bayangan-bayangan terpisah dan
mempunyai rangkaian pelemahan kesinambungan peragaan
masukan yang telah terkalibrasi bayangan hilang. Dalam hal ini
dan sebuah pengontrol posisi akan lebih baik menggunakan
vertikal, amplitudo sinyal masukan modus alternate.
dapat diatur secara tersendiri
sehingga kedua bayangan 7.3.2.3.2. Osiloskop Berkas
ditempatkan secara terpisah pada Rangkap (Dual Beam
layar. Alternate mode biasanya CRO)
digunakan untuk melihat sinyal CRO jenis berkas rangkap
frekuensi tinggi, kecepatan sweep menerima dua sinyal masukan
lebih cepat dari pada 0,1 ms/div vertikal dan memperagakannya
sehingga dapat diperoleh sebagai dua bayangan terpisah
peragaan sinyal yang simultan dan pada layar CRT. Osiloskop berkas
stabil. rangkap menggunakan CRT
Dalam mode chopped khusus yang menghasilkan dua
(tercincang), saklar elektronik berkas elektron yang betul-betul
berkerja penuh pada kecepatan terpisah yang secara bebas dapat
100 sampai 500 kHz, seluruhnya disimpangkan kea rah vertikal.
tidak bergantung pada frekuensi Dalam beberapa CRT berkas
generator penyapu. Dalam modus rangkap keluaran senapan
ini penyaklaran secara berturut- elektron tunggal dipisahkan secara
turut menghubungkan segmen- mekanis menjadi dua berkas
segmen kecil gelombang A dan B terpisah yang disebut teknik
ke penguat vertikal akhir. Pada pemisahan berkas. Sedangkan
laju pencincangan yang sangat CRT jenis lain berisi dua senapan
cepat misal 500 kHz, segmen 1—s elektron terpisah, masing-masing
dari setiap bentuk elombang menghasilkan berkas sendiri. CRT
diumpankan ke CRT untuk berkas rangkap mempunyai dua
peragaan. Jika laju pencincangan fasang pelat defleksi vertikal, satu
jauh lebih cepat dari laju fasang untuk tiap saluran dan satu
penyapuan horisontal, segmen- fasang pelat deflesi horisontal.
segmen terpisah yang kecil
diumpankan ke penguat vertikal Secara disederhanakan CRO
akhir bersama-sama akan berkas rangkap secara blok
menyusun kembali bentuk diagram digambarkan di bawah
gelombang A dan B yang asli ini. CRO berkas rangkap
pada layar CRT, tanpa mempunyai dua saluran vertikal
mengakibatkan gangguan yang yang identik yang ditandai dengan
nyata pada kedua bayangan. Jika A dan B. Tiap saluran terdiri dari
kecepatan penyaklaran hampir pra penguat dan pelemah
sama dengan kecepatan masukan, saluran tunda, penguat
pencincangan segmen-segmen vertikal akhir dan pelat-pelat
kecil dari gelombang yang vertkal CRT. Generator basis
tercincang akan kelihatan sebagai waktu menggerakkan fasangan
tunggal pelat-pelat horisontal dipicu secara internal dari salah
menyapu kedua berkas sepanjang satu saluran dari suatu sinyal
layar pada laju kecepatanyang pemicu yang dihubungkan dari
sama. Geneator penyapu dapat luar, atau dari tegangan jala-jala.

Attenuator saluran Penguat


tunda vertikal

Saluran A

Saluran B

Attenuator Saluran Penguat


tunda vertikal

Picu luar A Rangkaian Generator penguat


B pemicu penyapu horisontal

Jala-jala Selektor picu

Gambar 7-23. Diagram blok osiloskop berkas rangkap yang disederhanakan

7.3.2.4. CRO Penyimpanan Analog (Storage Osciloscope)


Keistimewaan ekstra disediakan meninggalkan permukaan pospor.
pada beberapa scope analog Ini meninggalkan muatan positip.
penyimpan. Keistimewaan ini Osiloskop penyimpan mempunyai
memungkinkan pola penjejakan satu atau lebih elektron gun
normal rusak dalam hitungan detik sekunder yang dinamakan flood
untuk tetap tinggal pada layar. gun memberikan keadaan banjir
Dalam rangkaian listrik kemudian elektron bernergi rendah berjalan
dapat dengan sengaja jejak pada menuju layar pospor. Elektron-
layar diaktifkan disimpan dan elektron dari senapan banjir
dihapus. sangat lebih kuat menuju area
Penyimpan disempurnakan layar pospor dimana senapan
dengan menggunakan prinsip menulis telah meninggalkan
emisi sekunder. Bila berkas titik muatan positip, dengan cara ini
elektron menulis dilewatkan pada elektron-elektron dari senapan
permukaan pospor, momen tidak banjir mengeluminasi kembali
hanya menyebabkan pospor pospor dengan memberikan
beriluminasi, namun energi kinetik muatan positip pada layar. Jika
berkas elektron membentur energi elektron dari senapan banjir
elektron lain sehingga bebas tepat seimbang, setiap elektron
senapan banjir merobohkan satu kondisi stabil akan menyimpan
elektron sekunder pospor, satu peristiwa atau tidak
sehingga mempertahankan menyimpan, hanya menghasilkan
muatan positip daerah yang satu level keterangan bayangan.
diiluminasi. Dengan cara demikian Tabung dengan dua kondisi stabil
gambar asli yang telah ditulis dan setengah nada keduanya
dengan senapan tulis dapat tetap mengunakan fenomena emisi
tinggal dalam waktu yang lama. elektron sekunder guna
Kelebihan CRO penyimpanan membentuk dan menyimpan
adalah mampu merekam hasil muatan elektrostatik pada
pengukuran sinyal, dan tetap permukaan satu sasaran yang
diperagakan meskipun sinyal terisolasi. Pembahasan berikut
masukan telah dihilangkan. Ini berlaku untuk kedua jenis tabung
sangat membantu untuk tersebut.
pengamatan suatu peristiwa yang Bila sebuah sasaran ditembak
terjadi sekali saja akan lenyap dari oleh satu aliran elektron primer,
layar. CRT penyimpan dapat satu pengalihan energy yang
menyimpan peragaan jauh lebih memisahkan elektron lain dari
lama, sampai beberapa jam permukaan sasaran akan terjadi
setelah bayangan terbentuk pada dalam satu proses yang disebut
pospor. Ciri ingatan atau emisi sekunder. Jumlah elektron
penyimapanan bermanfaat sekunder yang dipanaskan dari
sewaktu memperagakan bentuk permukaan sasaran bergantung
gelombang sinyal yang pada kecepatan elektron primer,
frekuensinya sangat rendah. intensitas berkas elektron,
Frekuensi sangat rendah bila susunan kimia dari bahan sasaran
diukur dengan CRO biasanya dan kondisi permukaannya.
bagian awal peragaan akan Karakteristik ini dinyatakan dalam
menghilang sebelum bagian akhir perbandingan emisi sekunder,
terbentuk pada layar. CRT yang didefinisikan sebagai
penyimpan dapat digolongkan perbandingan antara arus emisi
sebagai tabung dengan dua sekunder terhadap arus berkas
kondisi stabil dan tabung setengah primer yaitu :
nada (half tone). Tabung dua

? = Is/Ip

Prinsip kerja tabung penyimpan rendah sasaran terhapus. Dengan


dengan kondisi dua stabil yang demikian tabung mempunyai
elementer digambarkan gambar 7- suatu penunjukan elektris dan
24 di bawah ini. Jika tegangan kondisi penyimpanannya tidak
sasaran tinggi, sasaran ditulis dapat dilihat.
(direkam), jika tegangan sasaran
Elektroda
pengumpul
Senapan banjir pulsa untuk menghapus

Senapan Pengembalian perlahan


penulis +200 V

Pulsa gerbang

-2000 V Senapan ganda

Gambar 7-24 Tabung penyimpan dengan sasaran ganda dan dua


senapan elektron

Rasio emisi sekunder Tindakan senapan banjir

Tindakan senapan banjir

hapus
menulis
? =1
Titik potong

? =0 Tegangan sasaran
-2000 Volt 0V Kolektor 200 V
Katoda senapan banjir
Katoda senapan penulis

Gambar 7-25 CRT penyimpan sasaran ganda dan dua senapan elektron

Pada gambar 7-25 menunjukkan dan menghapus sebuah


prinsip sebuah tabung penyimpan bayangan. Tabung penyimpan ini
dengan dua kondis stabil yang berbeda dengan tabung
mampu menuliskan, menyimpan penyimpan dengan sasaran
mengambang, mempunyai dua banjir akan membantu senapan
aspek perbedaan yaitu : (1) berkas elektron penulis dan
memiliki permukaan sasaran membawa sasaran sepenuhnya
ganda dan memiliki senanpan ke titik stabil atas, sehingga
berkas elektron kedua. Senapan sasaran dituliskan.
berkas elektron kedua disebut
senapan banir (flood gun), Meskipun jika hubungan ke
fungsinya memancarkan berkas senapan penulis diputuskan,
elektron primer kecepatan rendah sasaran akan dipertahankan oleh
membanjiri seluruh permukaan berkas elektron senapan banjir
sasaran. Ciri yang menonjol dari dalam kondisi stabil atas, dengan
senapan banjir adalah membanjiri demikian menyimpan informasi
sasaran sepanjang waktu dan yang disampaikan oleh senapan
tidak hanya sebentar seperti penlis. Bila senapan penulis tidak
halnya yang dilakukan senapan cukup lama bekerja membawa
penulis. Titik stabil rendah adalah sasaran melewati titik poton,
beberapa volt negative terhadap berkas elektron senapan banjir
katoda senapan banjir, dan titik akan memindahkan sasaran
stabil atas adalah + 200V, yaitu kembali ke kondisi stabil bawa
tegangankolektor. Sedangkan dan tidak terjadi penyimpanan.
tegangan katoda senapan penulis
-2000V, dan kurva emisi Menghapus sasaran berarti hanya
sekundernya ditindihkan di atas menyimpan tegangan saran
kurva senapan banjir. Gabungan kembali ke tingkat stabil rendah.
efek senapan penulis dan Ini dilakukan dengan
senapan banir merupakan mendenyutkan kolektor ke negatip
penjumlahan efek masng-masing sehingga secara seketika kolektor
berkas berkas elektron itu sendiri. menolak elektron emisi sekunder
Bila senapan penulis dibuka, dan memantulkan kembali ke
berkas elektron primernya sasaran. Ini memperkecil arus
mencapai sasaran pada potensial kolektor Is, dan perbandingan
2000V, yang menyebabkan emisi- emisi sekunder turun di bawah
emisi ekunder sasaran tinggi. satu. Selanjutnya sasaran
Dengan demikian tegangan mengumpulkan elektron primer
sasaran meninggalkan titik stabil dari senapan banjir (pada saat ini
rendah dan mulai bertambah. senapan penulis idak bekerja) dan
Akan tetapi senapan berkas bermuatan negatip. Tegangan
elektron banjir berusaha sasaran berkurang samapai
mempertahankan sasaran pada mencapai titik stabil rendah
kondisi stabilnya dan melawan akibatnya pengemisian terhenti
pertambahan tegangan sasaram. dan sasaran dalam kondisi
Jika senapan penulis dialihkan ke terhapus. Stelah penghapusan
posisi bekerja cukup lama guna kolektor dikembalikan ke
membawa sasaran melewati titik tegangan positip semula (+200V)
potong, berkas elektron senapan dengan demikian pulsa
penghapus dikembalikan ke nol. dihapus mempertahankan negatip
Seperti ditunjukan pada gambar 7- tanpa mempengaruhi permukaan
24 ini terjadi secara perlahan- pelat di sebelahnya. Pelat
lahan, sehingga sasaran tidak dielektrik ini diendapkan pada
dikemudikan secara idak sengaja sebuah permukaan pelat gelas
melalui titik potong dan kembali yang dilapisi bahan konduktif.
menjadi tertulis (terekam). Lapisan konduktif disebut
Permukaan sasaran tabung punggung pelat sasaran (storage
penyimpan pada gambar 7-24 target back plate), berfungsi
terdiri dari sejumlah sasaran mengumpulkan berkas elektron
logam terpisah yang secara emisi sekunder. Di samping
elektris terpisah satu sama lain senapan penulis dan
dan diberi angka 1 sampai 5. perlengkapan pelat defleksi CRT
Senapan banjir dikonstruksi penyimpan ini mempunyai dua
sederhana tanpa pelat-pelat senapan banjir dan sejumlah
defleksi, dan memancarkan elektroda pengumpul yang
elektron berkecepatan rendah, membentuk sebuah lensa berkas
menutup semua sasaran terpisah. elektron guna mendistribusikan
Bila senapan penulis ditembakkan, berkas elektron banjir secara
sebuah berkas elektron terpusat merata pada seluruh luasan
berkecepatan tinggi diarahkan permukaan sasaran penyimpan.
sasaran kecil (dalam hal ini nomor Setelah senapan penulis
3). Kemudian sasaran yang satu menuliskan bayangan bermuatan
ini bermuatan positip dan pada sasaran penyimpan,
dituliskan ke titik stabil atas. Bila senapan banir menyimpan
senapan penulis dimatikan lagi, bayangan. Bagian sasaran yang
elektron banjir mempertahankan dituliskan telah ditembaki oleh
sasaran nomor 1 pada titik stabil berkas elektron banjir yang
atas. Semua sasaran lain mengalihkan energy ke lapisan
dipertahanan pada titik stabil fosfor dalam bentuk cahaya
bawah. terlihat.

Langkah terakhir dalam Pola cahaya ini dapat dilihat


perkembangan tabung penyimpan melalui permukaan pelat gelas.
dua kondisi stabil dengan tembus Karena sasaran permukaan
pandang adalah penggantian penyimpan dapat positip atau
masing-masing sasaran logam negatip, maka terangnya keluaran
dengan sebuah pelat dielektrik cahaya yang dihasilkan oleh
tunggal. Pelat penyimpan dari berkas elektron banjir biasanya
bahan dielektrik terdiri dari lapisan memiliki kecerahan (brightness)
partikel-partikel fosfor yang penuh ataupun minimal. Tidak
terhambur setiap bagian dari terdapat skala kabur diantara
luasan permukaan mampu ditulis kedua batas.
atau dipertahankan positip atau
7.4. Osiloskop Digital
7.4.1. Prinsip Kerja CRO Digital
Pada CRO digital menyediakan point. Sampel clock sistem
informasi sinyal secara digital digital menentukan seberapa
disamping peragaan CRT sering ADC mengambil sampel.
sebagaimana CRO analog. Pada Kecepatan clock “ticks” disebut
dasarnya CRO digital terdiri dari
sample rate dan diukur dalam
CRO laboratorium konvensional
berkecepatan tinggi ditambah banyak sampel yang diambil
dengan rangkaian pencacah dalam satuan detik (jumlah
elektronik yang keduanya berada sample/detik).
dalam satu kotak kemasan. Hasil dari ADC disimpan dalam
Rangkaian kedua unit memori sebagai titik-titik bentuk
dihubungkan dengan memakai gelombang. Mungkin lebih dari
sebuah pengontrol peragaan satu titik sampel dibuat satu titik
logic, memungkinkan pengukuran bentuk gelombang. Titik-titik
pada kecepatan dan ketelitian bentuk gelombang secara
tinggi. CRO penunjuk angka bersama-sama membentuk
pembacaan,. kenaikan waktu (rise rekaman bentuk gelombang.
time), amplitudo dan beda waktu, Jumlah titik bentuk gelombang
bergantung pada posisi alat yang digunakan untuk membentuk
control seperti TIME/DIV, rekaman disebut record length.
AMPLTUDE/DIV dan PROGRAM Sistem trigger menentukan kapan
dengan hasil relatip lebih akurat. perekaman sinyal dimulai dan
Pada saat probe osiloskop diakhiri. Peragaan menerima
rekaman titik-titik bentuk
digital diberi masukan,
gelombang setelah disimpan
pengaturan amplitudo sinyal dalam memori. Kemampuan
pada sistem vertikal seperti osiloskop tegantung pada
osiloskop analog. Selanjutnya pemroses pengambilan titik. Pada
sinyal analog diubah ke dalam dasarnya osiloskop digital serupa
bentuk digital dengan dengan osiloskop analog, pada
rangkaian analog-to-digital saat pengukuran memerlukan
converter (ADC). Dalam sistem pengaturan vertikal, horisontal dan
akuisi sinyal sampel pada titik trigger.
waktu diskrit, diubah dalam
harga digital disebut sample
Peraga

Sistem Akusisi
Pemroses
Sistim Vertikal
Sistem
Pengubah peraga
Penguat analog ke
Vertikal Memori digital
Attenuat digital

Sistem
Sistem Horisontal
triger Sample
Clock

Gambar 7-26. Blok diagram osiloskop digital

7.4.2. Metoda Pengambilan Sampel


Metoda pengambilan sampel x mengumpulkan beberapa titik
menjelaskan bagaimana osiloskop sampel dari sinyal dalam jalan
digital mengumpulkan titik-titik tunggal ( real-time sampling
sampel. Untuk perubahan sinyal mode ) dan kemudian
lambat, osiloskop digital dengan menggunakan interpolasi.
mudah mengumpulkan lebih dari Interpolasi merupakan teknik
cukup titik sampling untuk pemrosesan untuk
mengkonstruksi gambar secara mengestimasi apakah bentuk
akurat. Oleh karena itu untuk sinyal gelombang pada beberapa titik
yang lebih cepat (seberapa cepat nampak sama seperti aslinya.
tergantung pada kecepatan x membangun gambar bentuk
sampling osiloskop) osiloskop tidak gelombang sepanjang waktu
dapat mengumpulkan cukup pengulangan sinyal (
sampel . Osiloskop digital mampu equivalent-time sampling
melakukan dua hal yaitu : mode).

7.4.3. Pengambilan Sampel Real-Time dengan Interpolasi


Osiloskop digital menggunakan time, osiloskop mengumpulkan
pengambilan sampel real-time sampel sebanyak yang dapat
seperti metoda sampling standar. menggambarkan sinyal
Dalam pengambilan sampel real- sebenarnya. Untuk pengukuran
sinyal tansien harus menggunakan real time sampling.
bentuk gelombang yang dikonstruksi dengan titik sampel

kecepatan pengambilan sampel

Gambar 7-27. Pengambilan sampel real-time


Osiloskop digital menggunakan titik sampel dengan titik kurva
interpolasi dalam memperagakan (gambar 7-28) . Dengan
sinyal secepat yang osiloskop interpolasi sinus , titik-titik dihitung
dapat hanya dengan untuk mengisi waktu antar sampel
mengumpulkan beberapa titik riil. Proses ini meskipun
sampel. Inperpolasi adalah menggunakan sinyal yang
menghubungkan titik. Interpolasi disampel hanya beberapa kali
linier sederhana menghubungkan dalam satu siklus dapat
titik sampel dengan garis lurus. diperagakan secara akurat.
Interpolasi sinus menghubungkan

gelombang sinus
yang direprduksi
dengan
interpolasi sinus

gelombang sinus
yang direproduksi
dengan
menggunakan
linier interpolasi

Gambar 7-28. Interpolasi sinus dan linier


7.4.4. Ekuivalensi Waktu Pengambilan Sampel
Beberapa osloskop digital dapat Bentuk gelombang secara perlahan
menggunakan ekuivalen waktu dibangun seperti untai cahaya yang
pengambilan sampel untuk berjalan satu persatu. Dengan
menangkap pengulangan sinyal mengurutkan sampel titik-titk
yang sangat cepat. Ekuivalensi muncul dari kiri ke kanan secara
waktu pengambilan sampel berurutan, sedangkan pada
mengkonstruksi gambar random sampling titik-titik muncul
pengulangan sinyal dengan secara acak sepanjang bentuk
menangkap sedikit bit informasi gelombang
dari setiap sinyal (gambar 7-30) .

Gelombang
dibentuk dengan
titik sampel

akuisisi siklus
pertama

akusisi siklus kedua

akusisi siklus
ketiga

akuisis siklus ke n

Gambar 7-29. Akusisi pembentukan gelombang

7.4.5. Osiloskop Penyimpan Digital


Osiloskop penyimpan digital atau penyimpan analog yang tidak stabil
disingkat DSO (Digital Storage dengan memori digital, yang dapat
Osciloscpe), sekarang ini merupakan menyimpan data selama yang
jenis yang lebih disukai untuk aplikasi dikehendaki tanpa mengalami
kebanyakan industri meskipun CRO degradasi. Ini memungkinkan untuk
analog sederhana masih banyak pemrosesan sinyal yang kompleks
digunakan oleh para hobist. Osiloskop dengan rangkaian pemroses digital
penyimpan digital menggantikan kecepatan tinggi.

Gambar 7-30. Osiloskop


penyimpan digital
Masukan vertikal, sebagai sinyal yang diamati. Osiloskop
pengganti pengendali penguat dapat memvariasi timebase dengan
vertikal adalah digitalisasi dengan waktu yang teliti. Misal untk
rangkaian pengubah analog membuat gambar sinyal yang
menjadi digital (analog digital diamati secara berulang.
converter) hasilnya sebagai data Memerlukan salah satu clock atau
yang disimpan dalam memori memberikan pola yang berulang.
mikroprosesor. Data selanjutnya Bila diperbandngkan antara
diproses dan dikirim untuk osiloskop penyimpan analog
diperagakan, awalnya osiloskop dengan osiloskop penyimpan
penyimpan digital menggunakan digital, osiloskop penyimpan digital
peraga tabung sinar katoda, namun memiliki beberapa kelebihan antara
sekarang lebih disukai dengan lain.
menggunakan LCD layar datar. x Peraga lebih jelas dan besar
Osiloskop penyimpan digital dengan warna pembeda untuk
dengan peraga LCD warna sudah multi penjejakan.
umum digunakan. Data dapat x Ekuivalen pengambilan sampel
diatur dikirim melalui pemrosesan dan pengamatan menunjukkan
LAN atau WAN atau untuk resolusi lebih tinggi di bawah
pengarsipan. Layar gambar dapat —V.
langsung direkam pada kertas x Deteksi puncak.
dengan alat berupa printer atau x Pre-trigger
plotter , tanpa memerlukan kamera x Mudah dan mampu menyimpan
osiloskop. Osiloskop memiliki beberapa penjejakan
perangkat lunak penganalisa sinyal memungkinkan pada awal kerja
sangat bermanfaat untuk tanpa trigger.
penerapan ranah waktu misal x Ini membutuhkan reaksi
mengukur rise time, lebar pulsa, peraga cepat (beberapa
amplitudo, spektrum frekuensi, osiloskop memiliki
histogram, statistik, pemetaan penundaan 1 detik).
persistensi dan sejumlah parameter x Knob harus besar dan
yang berguna untuk seorang perpindahan secara halus.
engineer dalam bidang x Juga dapat digunakan untuk
spesialisasinya seperti penjejakan lambat seperti variasi
telekomunikasi. analisa disk drive temperatur sepanjang hari,
dan elektronika daya. dapat direkam.
Osiloskop digital secara prinsip x Memori osiloskop dapat disusun
dibatasi oleh performansi tidak hanya sebagai satu
rangkaian masukan analog dan dimensi namun juga sebagai
frekuensi pengambilan sampel. susunan dua dimensi untuk
Pada umumnya kecepatan mensimulasikan pospor pada
frekuensi pengambilan sampel layar. Dengan teknik digital
sekurang-kurangnya dua kali memungkinkan analisis
komponen frekuensi tertinggi dari kuantitatip .
x Memungkinkan untuk penomena lain yang jarang
pengamatan otomasi. didapat pada layar hitam putih
Kelemahan osiloskop dari osiloskop digital standar,
penyimpan digital adalah persistansi dari pospor CRTpada
kecepatan penyegaran layar osiloskop analog rendah
terbatas. Pada osiloskop analog, membuat glitch dapat dilihat jika
pemakai dapat mengindra diberikan beberapa trigger
berdasarkan intuisi kecepatan berurutan. Keduanya sulit
trigger dengan melihat pada diselesaikan sekarang ini
keadaan penjejakan CRT. Untuk dengan pospor osiloskop digital,
osiloskop digital layar terkunci data disimpan pada kecepatan
secara pasti sama untuk penyegaran tinggi dan
kecepatan sinyal kebanyakan dipergakan dengan intensitas
yang mana kecepatan yang bervariasi untuk
penyegaran layar dilampaui. mensimulasikan persistensi
Satu hal lagi, seringkali titik penjejakan dari CRT osiloskop.
terlalu terang glitches atau

7.5. Spesifikasi Osiloskop


Untuk melihat seberapa bagus dari Osciloscope Hewlett Packard
kualitas osiloskop dapat dilihat dari (HP) type 1740 A. Dipilih
nilai spesifikasi instrument yang Osiloskop HP 1740 karena jenis
bersangkutan. Dalam dua kanal yang dapat mewakili
pembahasan ini diambil spesifikasi osiloskop analog.

7.5.1. Spesifikasi Umum


Jenis osiloskop dua kanal sistem kecepatan penundaan sapuan dari
defleksi vertikal memiliki 12 faktor 20 ms/div sampai 0,05—s/div.
defleksi terkalibrasi dari 5 mV/div Pengali 10 untuk memperluas
sampai 20V/div. Impedansi semua sapuan dengan faktor 10
masukan dapat dipilih 50? atau 1 dan sapuan tercepat 5 ns/div.
M? untuk memenuhi variasi Dalam mode alternate ataupun
pengukuran yang diperlukan. Chop control trigger-view
Sistem defleksi horisontal memiliki dimungkinkan memperagakan tiga
kecepatan sapuan terkalibrasi dari sinyal yaitu kanal A, kanal B dan
2s/div sampai 0,05 —s/div, sinyal trigger.

7.5.2. Mode Peraga Vertikal


Kanal A dan kanal B diperagakan kecepatan 250 kHz, selama
bergantian dengan sapuan pensaklaran (Chop) berkas
berurutan (ALT). Kanal A dan dipadamkan, kanal A ditambahkan
kanal B diperagakan dengan kanal B (penambahan aljabar) dan
pensaklaran antar kanal pada trigger view.
Lebar band : batas atas mendekati 20 MHz.
Kopel DC : dc sampai 100 MHz untuk kedua mode Ri 50? dan 1M?.
Kopel AC : mendekati 10Hz sampai 100 MHz dengan probe pembagi 10:1
Rise time : = 3ns diukur dari 10% sampai 90% .
Faktor defleksi :
Range : 5mV/div sampai 20V/div (12 posisi terkalibrasi).
Vernier : bervariasi

7.5.3. Perhatian Keamanan


Untuk pencagahan kerusakan dihubungkan ke ground secara
diperhatikan selama listrik. Instrumen menggunakan
pengoperasian, perawatan dan kabel AC tiga konduktor hijau
perbaikan peralatan. Untuk untuk dihubungkan dengan ground
meminimumkan kejutan casis listrik.
instrument atau cabinet harus

7.6. Pengukuran Dengan Osiloskop


7.6.1. Pengenalan Panel Depan dan Fungsi
1. Pengenalan Fungsi Panel 7. Triger digunakan untuk
Depan dijelaskan searah mengatur besarnya picu
jarum jam dimulai dari saklar sedangkan picu negatip atau
daya. positip diatur dengan tombol
2. Saklar on / off untuk kecil dibawahnya kanan
mengaktifkan CRO putar positip kiri negatip.
tombol searah jam. 8. Input ext, adalah tempat
3. CRO aktif ditandai dengan memasukkan sinyal dari luar
lampu menyala. yang dapat difungsikan
4. Time/ div untuk mengatur sebagai time base.
lebar sinyal agar mudah 9. Ground tempat
dibaca. disambungkan dengan
5. Tombol time kalibrasi ground rangkaian yang
digunakan saat diukur.
mengkalibrasi waktu, bila 10. Fokus untuk mengatur focus
kalibrasi telah dilakukan tampilan sinyal pada layar.
posisi ini tidak boleh diubah- 11. Posisi Y digunakan untuk
ubah. mengatur posisi tampilan
6. Terminal kalibrasi tempat sinyal yang diukur pada
dihubungkan probe pada kanal 2 arah vertikal.
saat kalibrasi. 12. Input kanal 2 merupakan
Posisi X digunakan untuk terminal masukan untuk
menggeser tampilan sinyal pengukuran sinyal.
dalam peraga kea rah
horizontal.
Lampu Time/
Saklar Tombol
indikator div
Intensita on/off kalibrasi
s
gratikul

Berkas
kalibrasi
elektron
Posisi X

Triger

Inp
Ext
Posisi
vertikal
Fokus Ground
Ch 1

Input Posisi
Ch 1 vertikal

ch 2

Volt/div kalibrasi Input Ch 2


pemilih AC, mode
ground, DC teg
operasi

Gambar 7-31. Fungsi tombol panel depan CRO

13. Kalibrasi tegangangan perlu pengukuran. Pengaturan yang


diatur pada saat kalibrasi agar baik adalah pengaturan yang
tepat pada harga seharusnya. menghasilkan tampilan
Bila tegangan ini telah tercapai amplitudo terbesar tanpa
tombol tidak boleh diubah-ubah, terpotong.
karena dapat mempengaruhi 16. Pemilih AC, DC , ground diatur
ketelitian pengukuran. sesuai dengan besaran yang
14. Mode operasi atau pemilih diukur, untuk pengukuran
kanal, digunakan untuk memilih tegangan batere digunakan DC,
mode operasi hanya pengukuran frekuensi pada
menampilkan kanal 1, kanal 2 posisi AC dan menepatkan
atau keduanya. posisi berkas pada posisi
15. Volt/div digunakan untuk ground.
mengatur besarnya tampilan 17. Terminal masukan kanal 1
amplitudo untuk mempermudah sama fungsinya dengan
pembacaan dan ketelitian hasil terminal masukan kanal 2,
tempat dihubungkannya sinyal 20. Gratikul adalah skala
yang akan diukur. pembacaan sinyal. Sinyal
18. Posisi Y kanal 1 untuk dibaca perkolom gratikual
mengatur tampilan sinyal pada dikalikan posisi divisi. Misal
layar kea rah vertikal dari mengukur tegangan amplitudo
masukan kanal 1. tingginya 3 skala gratikul akan
19. Berkas elektron menunjukkan terbaca 6 volt jika posisi Volt/div
bentuk sinyal yang diukur, bila pada 2V.
garis terlalu tebal dapat di
tipiskan dengan mengatur
focus, dan bila terlalu terang
dapat diatur intensitasnya.

7.6.2. PengukuranTegangan DC
7.6.2.1. Alat dan bahan yang diperlukan

1. CRO 1 buah
2. Probe CRO 1 buah
3. Batere 6 Volt 1 buah
4. Kabel secukupnya

7.6.2.2. Kalibrasi CRO


Sebelum pengukuran tegangan kalibrasi 1 Volt dengan
DC, dilakukan kalibrasi dengan frekuensi 1 kHz. Mengatur
langkah-langkah sebagai berikut. Volt/div pada 1 Volt/div, time
1. Sebelum pengukuran dilakukan, div diatur pada 1 ms dihasilkan
terlebih dahulu osiloskop peragaan seperti gambar
dikalibrasi dengan cara berikut. berikut. Bila penunjukkan tidak
Menghubungkan probe satu skala gratikul penuh atur
osiloskop pada terminal kalibrasi tombol kalibrasi pada Volt/div
dan ground. Model osiloskop hingga penunjukkan satu skala
yang berbeda ditunjukkan pada penuh. Demikian juga untuk
gambar 7-32. waktu bila lebar tidak satu skala
gratikul penuh atur tombol
2. Kemudian time/div dan Volt/div kalibrasi time/div agar tepat
di atur untuk memperoleh besar satu skala gratikul penuh.
tegangan dan frekuensi Setelah itu tombol kalibrasi
kalibrasi. Osiloskop yang jangan diubah-ubah.
digunakan mempunyai nilai
V kalibrasi Kanal 1

ground

T ime
kalibrasi

Input
kalibrasi
Gambar 7-32.. Pengawatan kalibrasi

Gambar 7-33. Bentuk gelombang kalibrasi


3. Saklar pemilih posisi AC, DC berkas diamati dan ditepatkan
ground diposisikan pada gound, berimpit dengan sumbu X.
Gambar 7-34. Berkas elektron senter tengah

4. Probe dihubungkan dengan denan satuan kolom sehingga


kutub batere positip ground harga penunjukan adalah =
kutub betere negatip, saklar jumlah kolom loncatan X posisi
pemilih posisi dipindahkan ke Volt/div. Bila Volt/div posisi 1
DC sehingga berkas akan maka harga penunjukan
berpindah pada posisi keatas. adalah = 6 kolom div x
Besarnya lompatan dihitung 1Volt/div = 6 Volt DC.

Gambar 7-35. Loncatan pengukuran tegangan DC

7.6.3. Pengukuran Tegangan AC


7.6.3.1. Peralatan yang diperlukan
1. CRO 1 buah 3. Audio Frekuensi Genarator 1 buah
2. Probe 1 buah 4. Kable penghubung secukupnya.

7.6.3.2. Prosedur Pengukuran


1. Pemilih diposisikan pada AC, dihubungkan dengan masukan
bila hanya digunakan satu CRO pengawatan ditunjukkan
kanal tetapkan ada kanal 1 atau gambar 7-36.
kanal 2.
2. Sumber tegangan AC dapat
digunakan sinyal generator ,
On, putar ke
kanan

Gambar 7-36. Pengawatan pengukuran dengan function generator


3. Frekuensi sinyal generator di tombol pengali 100 ditunjukkan
atur pada frekuensi 1 kHz pada gambar di bawah.
dengan mengatur piringan pada
angka sepuluh dan menekan

Gambar 7-37. Pengaturan function generator panel depan

ditekan

Gambar 7-38. Pengaturan frekuensi sinyal


Diamati bentuk gelombang pada
4. Tombol power (tombol merah) di
layar dan baca harga
tekan untuk mengaktifkan sinyal
amplitudonya.
generator.

Gambar 7-39. Bentuk gelombang V/div kurang besar

Amplitudo terlalu besar tidak terbaca penuh, volt/div dinaikkan pada


harga yang lebih besar atau putar tombol berlawanan arah jarum jam.

Gambar 7-40. Bentuk gelombang intensitas terlalu besar

Gambar terlalu terang, intensitas yan mudah dibaca, dan intensitas


diatur sehingga diperoleh gambar baik seperti gambar berikut.
6 kolom
div bila
posisi
Volt/div 1
maka
V=6Vp-p

Gambar 7-41. Bentuk gelombang sinus

3. Cara lain dengan menempatkan putar ke kanan searah jarum


time/div pada XY diperoleh jam. Untuk peragaan seperti ini
peragaan sinyal garis lurus intensitas jangan terlalu terang
sehingga pembacaan kolom dan jangan berlama-lama.
lebin teliti. Saklar time/div diatur

Gambar 7-42. Bentuk


gelombang mode XY

7.6.4. Pengukuran Frekuensi


7.6.4.1. Peralatan yang dibutuhkan
1. CRO 1 buah
2. Audio Function Generator 2 buah
3. Probe 2 buah
4. Kabel penghubung secukupnya
7.6.4.2. Pengukuran Frekuensi Langsung
Pengukuran frekuensi langsung dengan langkah-langkah seperti berikut :
1. Melakukan kalibrasi CRO 4. Atur Volt divisi untuk
dengan prosedur seperti dalam mendapatkan simpangan
pengukuran tegangan DC amplitudo maksimum tidak cacat
diatas. (terpotong).
2. Probe dihubungkan dengan 5. Time/div diatur untuk
keluaran sinyal generator. mendapatkan lebar sinyal
3. Frekuensi di atur pada harga maksimum tidak cacat
yang diinginkan berdasarkan (terpotong).
keperluan, sebagai acuan baca 6. Lebar sinyal diukur dari sinyal
penunjukan pada skala sinyal mulai naik sampai kembali naik
generator. untuk siklus berikutnya.

T perioda =

8 X time/div

F = 1/T

T= perioda

Gambar 7-43. Pengukuran frekuensi langsung


Gambar 7-44. Pengawatan pengukuran frekuensi langsung

7.6.4.3. Pengukuran Frekuensi Model Lissayous


Pada pengukuran jenis ini dicapai dengan pengaturan
diperlukan osiloskop dua kanal Volt/div, tombol kalibrasi diatur
dan sinyal yang telah diketahui untuk mencapai kesamaan
frekuensinya, pengukuran amplitudo. Kesamaan ini
dilakukan dengan langkah-langkah penting supaya diperoleh
berikut ini. bentuk lissayous sempurna.
1. Sinyal yang telah diketahui 4. Misalnya sebelum di
dihubungkan pada kanal yang lissayouskan kedua sinyal
kita tandai sebagai acuan mempunyai amplitudo sama
misalnya pada X. frekuensi berbeda seperti
2. Sinyal yang akan diukur gambar di atas. Time/div diatur
dihubungkan pada kanal yang dipindahkan pada posisi
lain. lissayous. Jika sinyal warna
3. Amplitudo diatur untuk hijau adalah masukan X dan
mendapatkan amplitudo yang merah Y pada layar akan
sama besarnya bila menunjukkan perbandingan
penyamaan tidak dapat seperti gambar berikut.
Sinyal Y
Fx : Fy = 1 : 2
Fx = (Fy/2)

Sinyal X

Gambar 7-45. Pengukuran frekuensi model Lissayous

7.6.5. Pengukuran Fasa


7.6.5.1. Alat dan bahan yang diperlukan
1. CRO 1 buah
2. Rangkaian penggeser phasa 1 buah
3. Probe 2 buah
4. Kabel penghubung secukupnya

7.6.5.2. Prosedur Pengukuran Beda Phasa


Pengukuran fasa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
langsung dan model lissayous.
1. Pengukuran secara langsung, kedua sinyal dihubungkan pada
masukan kanal 1 dan kanal 2.

Beda fasa
= (t/T) X 360°

t T = perioda

Gambar 7-46. Pengukuran beda fasa langsung


2. Pengukuran beda fasa dengan pada posisi XY. Penampilan
mode lissayous kedua sinyal peraga berdasarkan
dihubungkan pada kedua perbandingan dan perbedaan
terminal masukan CRO. fasa ditunjukkan pada table
Kemudian time divisi diatur berikut.

Gambar 7-47. Perbandingan frekuensi 1: 3 beda fasa 90°

Perbandingan
XY

1:1
0o 45o 90o 135o 220o 360o

1:2

o o o o
0o 22 30’ 45 90 135 180

1:3
o
0o 15o 30o 60 90o 120o

1:4

o
0o 11 15’ 22 30’ 45o 67 30’ 90

Gambar 7-48. Beda fasa dan beda frekuensi model lissayous


7.7.1. MSO Sumbu XYZ Aplikasi Pada Pengujian Otomotif
7.7.2. Mixed Signal Oscilloscope
Sebuah osiloskop sinyal dicampur basis pewaktuan tungal, dapat
(mixed signal oscilloscope / dilhat pada peraga tunggal dan
MSO) memiliki dua jenis masukan, banyak kombinasi sinyal yang
jumlah kecil ( pada umumnya dua dapat digunakan untuk memicu
atau empat) kanal analog. osiloskop.
Pengukuran diperoleh dengan

Gambar 7-49. Mixed storage oscilocope (MSO)


MSO mengkombinasi semua sinyal campuran pada umumnya
kemampuan pengukuran model meliputi karakterisasi dan
Digital Storage osciloscope (DSO) pencarian gangguan, sistem
dengan beberapa kemampuan menggunakan rangkain campuran
pengukuran penganalisa logika analog, digital dan sistem meliputi
(logic Analyzer). Pada umumnya pengubah analog ke digital (ADC),
MSO menindak lanjuti pengubah digial ke analog (DAC)
kekurangan kemampuan dan sistem pengendali. Arsitektur
pengukuran digital dan MSO merupakan perpaduan
mempunyai sejumlah besar kanal antara DSO (Digital Storage
akuisisi digital dari penganalisa Osciloscope) atau lebih tepatnya
logika penuh namun DPO (Digital Phospor
penggunaannya tidak sekomplek Osciloscope) dengan panganalisa
penganalisa logika. Pengukuran logika (Logic Analyzer).

7.7.3. Osiloskop Digital Pospor (Digital Phospor Osciloscope /


DPO)
Osiloskop digital pospor (DPO) kemampuan rekonstruksi sinyal
menawarkan pendekatan secara akurat.
osiloskop arsitektur baru, Sementara DPO menggunakan
Arsitektu ini memungkinkan DPO arsitektur pemrosesan serial untuk
mengantarkan akuisisi unik dan pengambilan, peragaan dan
analisa sinyal, DPO menggunakan pada tingkat yang lebih tinggi.
arsitektur pemrosesan parallel Performansi ini menambah
mempunyai dedikasi unik kemungkinan dari kesaksian
perangkat keras ASIC untuk kejadian transien yang terdapat
memperoleh gambar bentuk pada sistem digital, seperti pulsa
gelombang, mengantarkan kerdil, glitch dan kesalahan
kecepatan pengambilan bentuk transisi. Deskripsi dari arsitektur
gelombang tinggi yang pemrosesan parallel dijelaskan
menghasilkan visualisasi sinyal berikut ini.

7.7.4. Arsitektur Pemrosesan Paralel


Tingkat input pertama DPO serupa pengambilan data, pemasangan
dengan osiloskop analog sebuah sistem lagi dan menunggu untuk
penguat vertikal dan tingkat kedua kejadian pemicuan berikutnya.
serupa DSO sebuah ADC. Namun Selama waktu ini, osiloskop tidak
DPO secara signifikan berbeda melihat semua aktivitas sinyal.
dari konversi analog ke digital Kemungkinan melihat perubahan
yang dahulu. Kebanyakan atau pengulangan kejadian lambat
osiloskop analog DSO atau DPO mengurangi penambahan waktu
selalu ada terdapat sebuah holdoff holdoff.
selama waktu proses

Digital
Amp ADC fosfor Peraga

mikroprosesor

Gambar 7-50. Arsitektur pemrosesan paralel dari osiloskop digital pospor

Dapat dinotasikan bahwa osiloskop pada semua informasi


kemungkinan untuk menentukan tentang bentuk gelombang pada
besarnya kemungkinan dari saat nyata atau tidak. Osiloskop
pengambilan dengan melhat pada penyimpan digital memproses
kecepatan update peraga. Jika bentuk gelombang yang diambil
semata-mata mempercayakan secara serial. Kecepatan
pada kecepatan update, ini mudah mikroprosesor merupakan
untuk membuat kesalahan dari penentu dalam proses ini karena
kepercayaan pengambilan ini membatasi kecepatan
pengambilan bentuk gelombang. tidak dapat dipisahkan dalam
Rasterisasi DPO bentuk arsitektur yang lain. Detail sinyal,
gelombang didigitkan diteruskan terjadi timbul tenggelam dan
ke data base pospor digital. Setiap karakteristik dinamis dari sinyal
1/30 detik atau sekitar kecepatan yang diambil dalam waktu riil.
mata menerima sebuah snapshot DPOs mikroprosesor bekerja
dari gambar sinyal yang disimpan secara parallel dengan sistem
dalam data base, kemudian akuisisi terpadu untuk
disalurkan secara langsung ke memperagakan managemen,
sistem peraga. Rasterisasi data pengukuran otomasi dan
bentuk gelombang dan secara pengendali instrument sehingga
langsung disalin ke memori tidak mempengaruhi kecepatan
peraga, dari data base akuisisi osiloskop.
dipindahkan ke pemrosesan data

Gambar 7-51. Peragaan sinyal DPO

Bila data base pospor digital melihat perbedaan antara bentuk


diumpankan ke peraga osiloskop, gelombang yang terjadi pada
mengungkapkan bentuk hampir setiap picu.
gelombang pada peraga Osiloskop digital pospor (DPO)
diintensifkan, sebanding dengan merupakan teknik antara teknologi
proporsi frekeunsi sinyal pada osiloskop analog dan digital.
setipa titik kejadian, sangat Terdapat persamaan pengamatan
menyerupai penilaian karakteristik pada frekuensi tinggi dan rendah,
intensitas dari osiloskop analog. pengulangan bentuk gelombang,
DPO juga memungkinkan transien dan variasi sinyal dalam
memperagakan informasi variasi waktu riil. DPO hanya memberikan
frekeunsi kejadian pada peraga sumbu intensitas (Z) dalam waktu
seperti kekontrasan warna, tidak rill yang tidak ada pada DSO
seperti pada psiloskop analog. konvensional.
Dengan DPO mudah untuk
DPO ideal yang memerlukan 19). DPO yang pantas dicontoh
perancangan terbaik dan piranti untuk pengujian topeng
pelacak gannguan untuk cakupan komunikasi, digital debyg dari
aplikasi yang luas (contoh gambar sinyal intermittent, perancangan
pengulangan digital dan aplikasi
pewaktuan.
Kemampuan pengukuran x Akses jaringan mencetak dan
osiloskop ditingkatkan sehingga berbagi file sumber daya
memungkinkan bagi anda untuk : x Mengakses window komputer
x Membuat, mengedit dan x Melakukan analisis dan
berbagi dokumen dilakukan dekomentasi perangkat lunak
osiloskop, sementara x Menghubungkan ke jaringan
osiloskop tetap bekerja x Mengakses internet
dengan intrumen dalam x Mengirim dan menerima e-mail
lingkungan tertentu.

Gambar 7-52. Paket pilihan software Gambar 7-53 aplikasi modul

Gambar 7-54. Modul video Gambar 7-55 Pengembangan analisis

Peningkatan Kemampuan Sebuah kebutuhan perubahan. Beberapa


osiloskp dapat ditingkatkan osiloskop memungkinkan pemakai
sehingga mampu mengakomodasi untuk :
1. Menambah memori kanal untuk 6. Aplikasi modul dan perangkat
menganalisa panjang rekaman lunak memungkinkan untuk
yang leih panjang menstransformasi osiloskop ke
2. Menambah kemampuan dalam perangkat analisa
pengukuran untuk aplikasi tertentu dengan kemampuan
khusus tinggi untuk melakukan fungsi
3. Menambah daya osiloskop seperti analisa jitter dan
untuk memenuhi cakupan pewaktuan, sistem verifikasi
probe dan modul memori mikroprosesor,
4. Bekerja dengan penganalisa pengujian komunikasi standar,
pihak ketiga dan produktivitas pengukuran pengendali
perangkat lunak kompatibel piringan, pengukran video,
window. pengukuran daya dan
5. Menabah asesoris seperti sebagainya .
tempat baterai dan rak.

Gambar 7-56. Tombol pengendali posisi tradisional


Gambar 7-57 peraga sensitip tekanan

Gambar 7-58 Menggunakan penge ndali grafik


Gambar 7-59. Osiloskop portable

7.7.5. Mudah Penggunaan


Osiloskop mudah dipelajari dan puncak. Sama halnya tidak ada
mudah untuk membantu bekerja satupun pengendali mobil khas,
pada frekuensi dan produktivitas tidak ada satupun pemakai
osilsokop yang khas. Kedua menggunakan kemampuan yang
pemakai instrument tradisional lebih tinggi. Peraga sensitip
dan yang mengalami sentuhan menyelesaikan isu
perkembangan dalam area kekacauan dalam kendaraan dan
window / internet. Kunci untuk sementara memberi akses yang
mencapai pemakai kelompok jelas bersih pada tombol layar.
besar demikian adalah fleksibilitas Memberi garis bantu yang dapat
gaya pengoperasian. Kebanyakan digunakan sebagai acuan. Kendali
osiloskop menawarkan intuitif memungkinkan para
keseimbangan pencapaian dan pemakai osiloskop merasa
kesederhanaan dengan member nyaman mengendalikan osiloskop
pemakai banayk cara untuk seperti mengendalikan mobil,
mengoperasikan instrument. sementara memberi waktu penuh
Tampilan panel depan disajikan pada pengguna untuk mengakses
untuk pelayanan pengendalian osiloskop. Kebanyakan osilskop
vertikal, horisontal dan picu. portable membuat osiloskop
Penggunaan banyak antara muka efisien dalam banyak perbedaan
icon grafik membantu memahami lingkungan kerja di dalam
dan dengan tak sengaja laboratorium ataupun di lapangan

7.7.6. Probe
7.7.6.1. Probe pasip
Untuk pengukuran sinyal dan keteliatian pengukuran, namun
besar tegangan, probe pasip juga mengurangi amplitudo sinyal
memberikan kemudahan dalam pada masukan osiloskop dengan
pemakaian dan kemampuan factor 10.
cakupan pengukuran. Fasangan
probe tegangan pasip dengan Probe pasip memberikan solusi
arus probe akan memberi solusi sempurna terhadap tujuan
ideal pengukuran daya. pengamatan pada umumnya.
Namun, probe pasip tidak dapat
Probe attenuator pengurangan mengukur secara akurat sinyal
10X (baca sepulu kali) membebani yang memiliki waktu naik ekstrim
rangkaian dalam perbandingan cepat dan mungkin terlalu sering
sampai 1X probe dan merupakan membebani sensitivitas rangkaian.
suatu tujuan umum probe pasip. Bila kecepatan sinyal clock
Pembebanan rangkaian menjadi bertambah dan tuntutan
lebih ditujukan pada frekuensi kecepatan lebih tinggi dari pada
yang lebih tinggi dan atau sumber kecepatan probe sedikit akan
sinyal impedansi yang lebih tinggi, berpengaruh terhadap hasil
sehingga meyakinkan untuk pengukuran. Probe aktif dan
menganalisa interaksi diferensial memberikan
pembebanan sinyal / probe penyelesaian ideal untuk
sebelum pemilihan probe. Probe pengukuran sinyal kecepatan
attenuator 10K meningkatkan tinggi atau diferensial.
Gambar 7-60. Probe pasip tipikal beserta asesorisnya

Karena ini mengecilkan sinyal,


probe attenuator 10X membuatnya 7.7.6.2. Probe aktif dan Probe
sulit melihat sinyal kurang dari Differensial
10mV puncak ke puncak. Penambahan kecepatan sinyal
Penggunaan probe atenuator 10X dan tegangan lebih rendah
sebagaiana tujuan penggunaan membuat hasil pengukuran yang
probe pda umumnya, namun akurat sulit dicapai. Ketepatan
dengan probe 1X dapat diakses sinyal dan pembebanan piranti
dengan kecepatan rendah, sinyal merupakan isu kritis. Solusi
amplitudo rendah. Beberapa probe pengukuran lengkap pada
memiliki saklar atenuasi antara 1X kecepatan tinggi, solusi
dan 10X jika probe mempunyai pengamatan ketepatan tinggi
pilihan seperti ini yakinkan untuk menyesuaikan performansi
pengaturan penggunaan osiloskop (gambar 7-62).
pengukuran benar.

Gambar 7-61. probe performansi tinggi


Probe aktif dan diferensial dengan waktu naik tinggi, probe
menggunakan rangkaian terpadu aktif kecepatan tinggi atau probe
khusus untuk mengadakan sinyal diferensial yang akan memberikan
selama akses dan transmisi ke hasil yang lebih akurat.
osiloskop, memastikan integritas
sinyal. Untuk pengukuran sinyal

Gambar 7-62. Probe sinyal terintegrarasi


Gambar 7-63. Probe reliable khusus pin IC

7.8. Pengoperasian Osiloskop


7.8.1. Pengesetan ground bumi. Ground osiloskop
Pada bagian ini menguraikan dilakukan dengan mengisi tiga
bagaiaman melakukan kabel power ke dalam saluran
pengesetan dan mulai ground ke ground bumi.
menggunakan osiloskop khusus, Menghubung osiloskop dengan
bagaimana melakukan ground ground diperlukan untuk
osiloskop mengatur pengendalian keamanan jika menyentuh
dalam posisi standard an tegangan tinggi kasus osiloskop
menggnati probe. tidak diground banyak kasus
Penabumian merupakan langkah meliputi tombol yang muncul
penting bila pengaturan untuk diisolasi ini dapat memberi resiko
membuat pengukuran atau kejut. Bagaimanapun dengan
rangkaian bekerja. Sifat menghubungkan osiloskop ke
penbumian dari osiloskop ground secara tepat, arus berjalan
melindungi pemakai dari tegangan melalui alur ground ke ground
kejut dan penabumian sendiri bumi lebih baik dari pada tubuh ke
melindungi rangkaian dari groun bumi.
kerusakan. Ground juga diperlukan untuk
pengukuran yang teliti dengan
7.8.2. Menggroundkan osiloskop. Osiloskop
osiloskop membutuhkan berbagi ground
Menggroundkan osiloskop artinya yang sama dengan banyak
menghubungkan secara listrik rangkaian yang diuji.
terhadap titik acuan netral, seperti
Banyak osiloskop tidak langkah menampung sinyal. Jika
membutuhkan pemisah hubungan osilskop tidak memiliki
ke bumi ground. Osiloskop kemampuan ini, perlu dibantu
mempunyai dengan menjaga mengatur pengendalian posisi
kemungkinan resiko kejut dari standar sebelum pengukuran
pengguna. dilakukan. Pada umumnya
instruksi pengaturan osiloskop
7.8.3. Ground Diri Pengguna posisi standar adalah sebagai
Jka bekerja dengan rangkaian berikut :
terpadu (IC), juga diperlukan untuk x Atur osiloskop untuk
mengubungkan tubuh dengan mempergakan kanal 1
ground. Rangkaian terpadu x Atur skala vertikal volt/div dan
mempunyai alur konduksi tipis posisi ditengah cakupan posisi
yang dapat dirusak oleh listrik x Offkan variable volt/div
statis yang dibangun pada tubuh. x Offkan pengaturan besaran
Pemakai dapat menyelamatkan IC x Atur penghubung masukan
mahal secara sederhana dengan kanal 1 pada DC
alas karpet dan kemudian x Atur mode picu pada auto
menyentuh kaki IC. Masalah ini x Atur sumber picu ke kanal 1
diselesaikan pakaian dengan tali
x Atur picu holdoff ke minimum
pengikat ground ditunjukkan
atau off
dalam gambar 6.4. Tali pengikat
x Atur pengendali intensitas ke
secara aman mengirim perubahan
level minimal jika disediakan
statis pada tubuh ke ground bumi.
x Atur pengendali focus untuk
7.8.4. Pengaturan Pengendali mencapai ketajaman peraga
Bagian depan osiloskop biasanya x Atur posisi horisontal time/div,
terbagi dalam 3 bagian utama posisi berada ditengah-tengah
yang ditandai vertikal, horisontal cakupan posisi.
dan picu. Osiloskop mungkin
mempunyai bagian-bagian lain 7.8.5. Penggunaan Probe
tergantung pada mmodel dan jenis Sebuah probe berfungsi sebagai
analog atau digital. Kebanyakan komponen kritis dalam sistem
osiloskop memiliki sekurang- pengukuran, memastikan
kurangnya dua kanal masukan integritas sinyal dan
dan setiap kanal dapat memungkinkan pengguna untuk
memperagakan bentuk gelombang mengakses semua daya dan
pada layar. Osiloskop multi kanal performansi dalam osiloskop. Jika
sangat berguna untuk probe sangat sesuai dengan
membandingkan bentuk osiloskop, dapat dipastikan
gelombang. Beberapa osiloskop mengakses semua daya dan
mempunyai tombol AUTOSET dan performansi osiloskop dan akan
atau DEFAULT yang dapat memastikan integritas sinyal
mengatur untuk mengendalikan terukur.
Probe dikompensasi dengan benar

Probe
pengatur Amplitudo
sinyal tes sinyal
1MHz

Gambar 7-64. Hasil dengan probe


dikompensasi
Probe tidak dikompensasi

Probe Amplitudo
pengatur sinyal
sinyal berkurang

Gambar 7- 65 Hasil dengan probe dikompensasi

Probe kompensasi berlebihan

Amplitudo tes
Probe sinyal 1MHz
pengatur
sinya l

Gambar 7-66. Probe kompenasi berlebihan

Kebanyakan osiloskop mempunyai x Hubungkan probe ke probe


acuan sinyal gelombang kotak kompensasi misal acuan sinyal
disediakan pada terminal depan gelombang kotak
digunakan untuk menggantikan x Ground probe dihubungkan
kerugian probe. Instruksi untuk dengan ground osiloskop
mengganti kerugian probe pada x Perhatikan sinyal acuan
umumnya sebagai berikut : gelombang kotak
x Tempatkan probe pada kanal x Buat pengaturan probe yang
vertikal tepat sehingga ujung
gelombang kotak berbentuk siku.

Tegangan
puncak Tegangan
puncak ke
puncak

Sumbu nol Harga RMS

Gambar 7-67. Tegangan puncak ke puncak

gratikul

Pengukuran senter
gratikul horisontal dan
vertikal

Gambar 7-69. Pengukuran


Gambar 7-68. Pengukuran amplitudo senter
tegangan
gratikul waktu
Pada saat mengkompensasi, digunakan. Ini akan memastikan
selalu sertakan beberapa asesoris bahwa osiloskop memiliki
yang perlu dan hubungkan probe kekayaan listrik sebagaimana
ke kanal vertikal yang akan yang terukur.

Teknik Pengukuran Dengan Osiloskop.


Ada dasar pengukuran dengan pengukuran ini merupakan
osiloskop adalah tegangan dan penggabuangan teknik instrument
waktu. Oleh karena itu untuk analog dan juga dapat digunakan
pengukuran yang lain pada untuk menginterpretasikan
dasarnya adalah satu dari dua peragaan DSO dan DPO.
teknik dasar tersebut. Dalam

Kebanyakan osiloskop digital meliputi perangkat pengukuran yang


diotomatiskan. Pemahaman bagaimana membuat pengukuran secara
manual akan membantu dalam memahami dan melakukan pengecekan
pengukuran otomatis dari DSO dan DPO.

7.8.6. Pengukuran Tegangan


Tegangan merupakan bagian dari tegangan puncak ke puncak (Vp-
potensi elektrik yang p). Metode yang paling dasar dari
diekspresikan dalam volt antara pengukuran tegangan adalah
dua titik dalam rangkaian. Biasa menghitung jumlah dari luasan
salah satu titiknya dalah ground
(nol volt) namun tidak selalu. divisi bentuk gelombang pada
Tegangan dapat diukur dari skala vertikal osiloskop .
puncak ke puncak yaitu titik Pengaturan sinyal meliputi
maksimum dari sinyal ke titik pembuatanan layar secara vertikal
minimum. Harus hati-hati dalam untuk pengukuran tegangan
mengartikan tegangan tertentu. terbaik (gambar 7-67). Semakin
Terutama osiloskop piranti
banyak area layar yang digunakan
pengukur tegangan. Pada saat
mengukur tegangan kuantias yang pembacaan layar semakin akurat .
lain dapat dihitung. Misal hukum Beberapa osiloskop mempunyai
ohm menyaakan bahwa tegangan satu garis kursor yang membuat
antara dua tiik dalam rangkaian pengukuran bentuk gelombang
sama dengan arus kali resistansi. secara otomatis pada layar, Tanpa
Dari dua kuantitas ini dapat harus menghitung tanda gratikul.
dihitung :
Tegangan = arus X resistansi Kursor merupakan garis
Arus = (Tegangan / resistansi ) sederhana yang dapat berpindah
Resistansi = (tegangan / arus). melintasi layar. Dua garis kursor
Rumusan lain hokum daya, daya horisontal dapat bergerak naik dan
sinyal DC sama dengan teganga turun untuk melukiskan amplitudo
kali atus. Perhitungan lebih bentuk gelombang dari teganga
komplek untuk sinyal AC, namun yang diukur, dan dua garis
pengukuran tegangan merupakan vertikal bergerak ke kanan dank e
langkah pertama untuk kiri untuk pengukuran waktu.
penghitungan besaran yang lain. Pembacaan menunjukkan posisi
Gambar 7-67 menunjukkan satu tegangan atau waktu.
dari tegangan puncak (Vp) dan

7.8.7. Pengukuran Waktu dan Frekuensi


Pengukuran waktu dengan lebar pulsa. Frekuensi kebalikan
menggunakan skala horisontal dari perioda sehingga perioda
dari osiloskop. Pengukuran waktu dikeahui, frekuensi merupakan
meliputi pengukuran perioda dan satu dibagi dengan perioda.
Sebagaimana pengukuran Pengukuran pulsa standar berupa
tegangan, pengukuran waktu lebih lebar pulsa dan waktu naik pulsa.
akurat bila diatur porsi sinyal yang Waktu naik berupa sebagian pulsa
diukur meliputi sebagian besar pada saat beranjak dari tegangan
area dari layar seperti ditunjukkan rendah ke tinggi. Waktu naik
gambar 7-67. diukur dari 10% sampai 90% dari
tegangan pulsa penuh.
7.8.8. Pengukuran Lebar dan Ini mengurangi sudut transisi
Waktu Naik Pulsa ketidakteraturan pulsa. Lebar
Dalam banyak aplikasi, detail pulsa merupakan bagian dari
bentuk pulsa penting. Pulsa dapat waktu pulsa beranjak dari rendah
menjadi distorsi dan menyebabkan ke tinggi dan kembali ke rendah
rangkaian digital gagal fungsi dan lagi. Lebar pulsa diukur pada 50%
pewaktuan pulsa dalam rentetan dari tegangan penuh (gambar 7-
pulsa seringkali signifikan. 70).

Rise time
Fall time

100%
90%

50% tegangan

10%
0%

Lebar pulsa

Gambar 7-70. Pengukuran rise time dan lebar pulsa


7.8.9. Pengukuran Pergeseran Fasa
Metode untuk pengukuran penjejakan tegangan. Bentuk
pergeseran fasa, perbedaan waktu gelombang yang dihasilkan dari
antara dua sinyal periodik yang susunan ini dinamakan pola
identik, menggunakan mode XY. Lissayous (nama ahli Fisika
Teknik pengukuran ini meliputi Perancis Jules Antoine
pemberian sinyal masukan pada Lissayous). Dari bentuk pola
sistem vertikal sebagaimana Lissayous dapat dibaca
biasanya dan kemudian sinyal perbedaan fasa antara dua sinyal
sinyal lain diberikan pada sistem dapat juga perbandingan frekuensi
horisontal yang dinamakan (gambar 7-48) menunjukkan pola
pengukuran XY karena kedua untuk perbandingan frekuensi dan
sumbu X dan Y melakukan pergeseran fasa yang bervariasi.
BAB 8 FREKUENSI METER

Tujuan Pokok Bahasan


Setelah mengikuti pembahasan Dalam frekuensi meter
tentang frekuensi meter, para pembahasan meliputi :
pembaca diharapkan dapat :
1. Mendiskripsikan jenis-jenis 1. Frekuensimeter analog jenis-
frekuensi meter jenis dan prinsip kerjanya
2. Mampu menjelaskan prinsip kerja 2. Frekuensimeter digital cara
frekuensi meter kerja, metoda pengukuran, jenis
3. Mampu memahami cara – jenis kesalahan dan cara
penggunaan frekuensi meter. penggunaannya.

8.1. Frekuensi Meter Analog membentuk lidah-lidah getar,


Frekuensi meter adalah meter masing-masing mempunyai
yang digunakan untuk mengukur frekuensi getar yang berbeda.
banyaknya pengulangan gerakan Lidah-lidah getar dipasang
periodik perdetik. Gerakan bersama-sama pada sebuah alas
periodik seperti detak jantung, fleksibel yang terpasang pada
ayunan bandul jam. sebuah jangkar elektromagnit.
Ada dua jenis frekuensi meter Kumparan elektromagnet diberi
analog dan digital. Frekuensi energi listrik dari jala-jala arus
meter analog merupakan alat ukur bolak-balik yang frekuensinya
yang digunakan untuk mengukur akan ditentukan, maka salah satu
besaran frekuensi dan yang dari lidah-lidah getar akan
berkaitan dengan frekuensi. beresonansi dan memberikan
Terdapat beberapa jenis defleksi yang besar bila frekuensi
frekuensimeter analog diantaranya getarnya sama dengan frekuensi
jenis batang atau lidah getar, alat medan magnet bolak-balik
ukur ratio dan besi putar. Dalam tersebut.
mengukur frekuensi atau waktu
perioda secara elektronik dapat
dilakukan dengan beberapa cara.

8.1.1. Alat ukur frekuensi jenis


batang atau lidah bergetar
Alat ukur frekuensi lidah getar
prinsip kerjanya berdasarkan
resonansi mekanis. Jika sederetan 48 49 50 51 52
kepingan baja yang tipis
Gambar 8 -1 Kerja frekuensi meter
jenis batang getar
Gambar 8 -2 Prinsip frekuensi meter jenis batang getar

Batang yang frekuensi dasarnya penunjukannya secara bertangga


sama dengan frekuensi dalam 0,5 atau 1 Hz. Untuk
elektromagnet diberi energi, akan mempertahankan kalibrasi,
membentuk suatu getaran. syaratnya getaran batang-batang
Getaran batang ini dapat dilihat dipertahankan dalam batas-batas
pada panel alat ukur berupa yang wajar. Kerugian alat ini
getaran batang ditunjukkan penunjukan tidak cepat mengikuti
melalui jendela. Apabila frekuensi perubahan-perubahan frekuensi.
yang diukur berada diantara Sehingga alat ukur jenis ini hanya
frekuensi dua batang yang dipergunakan untuk frekuensi-
berdekatan, maka kedua batang frekuensi komersiil.
akan bergetar dan frekuensi jala-
jala paling dekat pada batang
yang bergetar paling tinggi.
Frekuensi langsung terbaca
dengan melihat skala pada bagian
yang paling banyak bergetar (
misal 50 Hz).
Pada lidah getar gaya bekerja
berbanding lurus dengan kuadrat
fluksi magnet tetap ¢ yang
disebabkan oleh magnet
permanen dan fluksi arus bolak-
balik ¢m sin ωt (pada gambar 8-2).
Alat ukur ini mempunyai
keuntungan karena konstruksi
sederhana dan sangat kokoh, Gambar 8 – 3 . Bentuk frekuensi
tidak dipengaruhi oleh tegangan meter batang getar
atau bentuk gelombang,
8.1.2. Alat pengukur frekuensi dari type alat ukur rasio
Dalam alat ukur frekuensi ini, frekuensi sedikit di bawah skala
kumparan-kumparan medan terendah dari instrumen.
sebagian membentuk dua Kumparan medan 2 adalah seri
rangkaian resonansi terpisah. dengan induktor L2 dan kapasitor
Kumparam medan 1 seri dengan C2, dan membentuk sebuah
induktor L1 dan kapasitor C1, dan rangkaian resonan yang diatur
membentuk sebuah rangkaian pada frekuensi sedikit lebih tinggi
resonan yang diset ke suatu dari skala tertinggi instrumen.

i1 arus pada M 1
i2 arus pada M2

Gambar 8 - 4 Prinsip frekuensi meter jenis meter pembagi


Konstanta-konstanta rangkaian terdiri dari penjumlahan kedua
dipilih sedemikian rupa sehingga arus kumparan medan. Karena
menyebabkan arus-arus tersebut torsi yang dihasilkan oleh kedua
mempunyai resonansi masing- arus terhadap kumparan putar
masing 42 Hz dan 58 Hz seperti berlawanan dan torsi tersebut
pada gambar 8-4. Rasio dari I1 merupakan fungsi dari frekuensi
dan I2 akan berubah secara tegangan yang dimasukkan.
monoton dengan frekuensi- Setiap frekuensi yang dimasukkan
frekuensi di atas dan di bawah 50 dalam batas ukur instrumen,
Hz.pada pertengahan skala. membangkitkan torsi yang
Kedua kumparan medan disusun menyebabkan jarum berada pada
seperti pada gambar 8-3 dan posisi yang hasil pengukuran.
dikembalikan ke jala-jala melalui Torsi pemulih dilengkapi dengan
gulungan kumparan yang dapat sebuah daun besi kecil yang
berputar. Torsi yang berputar dipasang pada kumparan yang
sebanding dengan arus yang berputar. Alat ukur ini biasanya
melalui kumparan putar, arus ini terbatas pada frekuensi jala-jala.
8.1.3. Alat ukur frekuensi besi putar
Prinsip kerja alat ukur ini satu sama lain. Bagian pusat
tergantung pada perubahan arus dipasangkan sebuah jarum
yang dialirkan pada dua rangkaian panjang dari besi lunak ringan
paralel, satu induktif dan yang dan lurus sepanjang resultante
lain non induktif. Bila terjadi medan magnet dari dua
perubahan frekuensi dua kumparan. Alat ukur ini tidak
kumparan A dan B yang terpasang menggunakan peralatan
permanen sumbu-sumbu pengontrol (ditunjukkan pada
magnetnya akan saling tegak lurus gambar 8–5).

rendah Tinggi

A B Lb
Ra
N
L3 Rb

Suplai

Gambar 8 – 5 Prinsip Alat Ukur frekuensi besi putar

Gambar 8 – 6 Bentuk frekuensi meter analog


Rangkaian tersusun dari elemen- Wheatstone sebagai penyeimbang
elemen seperti halnya jembatan pada frekuensi sumber. Kumparan
A mempunyai tahanan seri RA dan jarum akan bergerak mendekati
paralel dengan induktansi LA; sumbu medan magnet pada
kumparan B seri dengan RB dan kumparan B. Alat ukur ini dapat
paralel dengan induktansi LB. dirancang pada batas ukur
Induktansi L berfungsi untuk frekuensi yang lebar maupun
membantu menekan harmonis- sempit tergantung pada
harmonis tinggi pada bentuk parameter-parameter yang ada
gelombang arus, sehingga pada rangkaian.
memperkecil kesalahan
penunjukan alat ukur. 8.2. Frekuensi Meter Digital
Alat ukur saat dihubungkan 8.2.1. Prinsip kerja
dengan sumber tegangan, arus Sinyal yang akan diukur
akan mengalir melalui kumparan A frekuensinya diubah menjadi
dan B dan menghasilkan kopel barisan pulsa, satu pulsa untuk
yang berlawanan. Jika frekuensi setiap siklus sinyal. Kemudian
sumber yang diukur tinggi, maka jumlah pulsa yang terdapat pada
arus yang mengalir pada interval waktu tertenu dihitung
kumparan A akan lebih besar dengan counter elektronik. Karena
dibanding dengan arus yang pulsa ini dari siklus sinyal yang
mengalir pada kumparan B, tidak diketahui, jumlah pulsa pada
dikarenakan adanya penambahan counter merupakan frekuensi
reaktansi dari induktansi LB. sinyal yang diukur. Karena counter
Akibatnya medan magnet elektronik ini sangat cepat, maka
kumparan A lebih kuat dibanding sinyal dari frekuensi tinggi dapat
medan magnet kumparan B, diketahui.
sehingga jarum bergerak Blok diagram rangkaian dasar
mendekati sumbu medan magnet meter frekuensi digital
pada kumparan A. Jika frekuensi diperlihatkan pada gambar 8-7.
sumber yang diukur rendah, maka sinyal frekuensi tidak diketahui
kumparan B mengalirkan arus dimasukkan pada schmitt trigger.
lebih besar dari kumparan A dan

Gambar 8 – 7 Rangkaian dasar frekuensi meter digital.

Sinyal diperkuat sebelum masuk waktu naik dan turun yang sangat
Schmitt Trigger. Dalam Schmitt cepat, kemudian dideferensier dan
Trigger sinyal diubah menjadi dipotong (clipped). Keluaran dari
gelombang kotak (kotak) dengan Schmitt Trigger berupa barisan
pulsa, satu pulsa untuk setiap start dan stop. Bila interval waktu
siklus sinyal. Pulsa keluaran ini diketahui, kecepatan dan
Schmitt Trigger masuk ke gerbang frekuensi pulsa sinyal input dapat
start-stop. Bila gerbang terbuka diketahui. Misalnya f adalah
(start), pulsa input melalui gerbang frekuensi dari sinyal input, N jumlah
ini dan mulai dihitung oleh counter pulsa yang ditunjukkan counter dan
elektronik. Bila pintu tertutup (stop), t adalah interval waktu antara start
pulsa input pada counter berhenti dan stop dari gerbang. Maka
dan counter berhenti menghitung. frekuensi dari sinyal yang tidak
Counter memperagakan (display) diketahui dapat dihitung dengan
jumlah pulsa yang telah masuk persamaan di bawah ini
melaluinya antara interval waktu
.
N
F= .
t

Untuk mengetahui frekuensi fungsinya mengubah gelombang


sinyal input, interval waktu non kotak menjadi gelombang
gerbang antara start dan stop kotak atau pulsa dengan
harus diketahui dengan teliti. kecepatan yang sama dengan
Interval waktu perlu diketahui frekuensi osilator clock. Barisan
sebagai time base rangkaian pulsa kemudian masuk melalui
secara blok diagram ditunjukkan rangkaian pembagi frekuensi
pada gambar 8 – 8. Time base persepuluhan yang dihubungkan
terdiri dari osilator kristal dengan secara cascade. Setiap pembagi
frekuensi tetap, schmit trigger, persepuluhan terdiri dari
dan pembagi frekuens. Osilator penghitung sepuluhan dan
diketahui sebagai osilator clock pembagi frekuensi dengan 10.
harus sangat teliti, supaya hubungan dibuat dari output setiap
ketepatannya baik, kristal ini pembagi persepuluhan secara
dimasukkan ke dalam oven serie, dan dilengkapi dengan
bertemperatur konstan. switch selektor untuk pemilihan
Output dari osilator frekuensi time base yang tepat.
konstan masuk ke Schmitt Trigger

Gambar 8 - 8 Time base selektor.


Gambar 8-8. Blok diagram pembentukan time base
Pada blok diagram gambar 8-8. pada tap 10 -2 x dan interval
frekuensi osilator clock adalah 1 waktunya 100 μdetik; 103 pulsa
MHz atau 106 Hz. Jadi output per detik pada tap 10-3x dan
Schmitt Trigger 106 pulsa per interval waktu 1 mdetik; 102 pulsa
detik. Pada setiap 1x dari switch per detik pada tap 10-4x dan
ada 106 pulsa per detik, dan interval waktu 10 mdetik; 10 pulsa
interval waktu antara dua pulsa perdetik pada tap 10-5 dan interval
yang berturutan 10-6 detik atau waktu 100 mdetik; satu pulsa per
1μdetik. Pada tiap 10-1x, pulsa detik pada tap 10-6x dan interval
telah melalui satu pembagi waktunya 1 detik. Interval waktu
persepuluhan, dan berkurang antara pulsa-pulsa ini adalah time
dengan faktor 10, dan sekarang base dan dapat dipilih dengan
ada 105 pulsa perdetik. Jadi switch selektor (switch pemilih).
interval waktu diantaranya adalah Pernyataan simbolik dari
10 μdetik. Dengan cara yang rangkaian flip-flop (FF)
sama, ada 104 pulsa per detik digambarkan pada gambar 8 - 9.

Gambar 8 - 9 Pernyataan simbolik dari rangkaian flip-flop.

Flip-flop berfungsi sebagai rangkaian multivibrator bistable


gerbang start dan stop, dan dan mempunyai dua keadaan
rangkaian flip-flop diperlihatkan seimbang.
pada gambar 8-10. ini adalah

RC RC
R R

RB RB

Gambar 8 – 10 Rangkaian flip-flop (multivibrator bistable)



Keadaan 0 (state 0) Bila output Υ pada tegangan positif dan
output Y pada tegangan 0

Keadaan 1 (state 1) Bila output Υ pada tegangan nol dan output
Y pada tegangan positip

Tegangan negatif diberikan pada keadaan ke yang lain, suatu


set terminal S, merubah flip-flop ke inverter harus digunakan pada
keadaan 1. bila sekarang pulsa terminal input untuk merubah
negatip diberikan pada terminal pulsa trigger positif menjadi pulsa
reset R, flip-flop berubah menjadi negatif. Pada langkah ini akan
keadaan 0. perlu dicatat dalam hal diketahui cara kerja gerbang AND,
pulsa positif digunakan untuk karena ini digunakan pada
merubah flip-flop dari satu rangkaian instrumen digital.

Gambar 8 - 11 Rangkaian AND

Gerbang AND lambang gerbang input 0, ada arus melalui dioda


AND diperlihatkan pada gambar karena mendapat bias maju dan
8-11. Input A dan B sedang output 0. bila dua input tersebut
outputnya A.B, dibaca sebagai “A berubah terhadap waktu, respon
dan B”. Bila input dalam bentuk rangkaian AND diperlihatkan pada
pulsa tegangan positif, input A dan gambar 8 - 12. Tabel kebenaran
B “Reverse Bias” semua dioda untuk rangkaian ini diberikan pada
(pada gambar 8-11), dan tidak ada gambar 8 - 12, 0 menyatakan tidak
arus melalui tahanan sehingga ada input atau output, dan 1
outputnya positif. Bila salah satu menyatakan ada input dan output.

Gambar 8-12. Tabel Kebenaran dari suatu gerbang AND


Secara singkat gerbang AND inpit lainnya dapat muncul
mempunyai dua input dinyatakan sebagai pulsa positif pada output
dengan simbol A dan B. Bila (pada gambar 8 -12). Sebaliknya
tegangan positif diberikan pada bila gerbang ditutup, pulsa tidak
salah satu terminal input, gerbang dapat melaluinya. Rangkaian
terbuka dan tetap terbuka selama lengkap untuk pengukuran
tegangan positif tetap pada input frekuensi diperlihatkan pada
tersebut. Dengan gerbang terbuka gambar 8 - 13.
pulsa, positif yang diberikan pada

Gambar 8 – 13 Rangkaian untuk mengukur frekuensi.

Pulsa positif dari sumber frekuensi dari gerbang utama. Karena itu
yang tidak diketahui sebagai sinyal tidak ada pulsa dari sumber
yang dihitung masuk pada input frekuensi yang tidak diketahui,
A gerbang utama dan pulsa positif dapat lewat melalui gerbang
selektor time base masuk pada utama. Supaya mulai bekerja,
input B ke “gerbang start”. Mula- pulsa positif disebut pulsa
mula flip-flop FF, pada keadaan 1. pembaca (“Read Pulse”) diberikan
Tegangan pada output Y pada terminal reset R dari FF1,
dimasukkan pada input A salah ini menyebabkan FF1 berubah
satu terminal masukan dari keadaan dari 1 ke 0. Sekarang
“gerbang stop” berfungsi −

membuka gerbang. Tegangan 0 output Υ tegangan positif dan


dari output Y flip-flop FF1 yang output Y nol. Sebagai hasilnya,
masuk ke input A dari “start “gerbang stop” menutup dan
gerbang” menutup gerbang ini. “gerbang start” terbuka. Pulsa
Bila “gerbang stop” terbuka, pulsa pembaca yang sama diberikan
positif dari time base dapat lewat pada dekade counter
pada set input terminal S dari flip- menyebabkannya menjadi nol dan
flop FF2 dan menjadikannya tetap penghitungan mulai bekerja.
pada Keadaan 1. tegangan 0 dari Bila pulsa lain dari time base
− masuk, ini dapat lewat gerbang
output Υ masuk pada terminal B start ke terminal, reset FF2
merubah dari keadaan 1 ke selektor lewat melalui “gerbang
keadaan 0. Tegangan positif yang stop” yang terbuka ke terminal
dihasilkan dari input Y (disebut input set S dari FF2, merubah
sinyal gating) dimasukkan pada kembali ke keadaan 1. Input dari
input B dari gerbang utama, −

membuka gerbang tersebut. terminal Υ menjadi nol, dan


Sekarang pulsa dari sumber karenanya gerbang utama
frekuensi yang tidak diketahui menutup penghitungan berhenti.
dapat lewat dan dicatat pada Jadi counter menghitung jumlah
counter. Pulsa yang sama lewat pulsa yang lewat gerbang utama
gerbang start masuk pada set pada interval waktu antara dua
input S dari FF1 merubahnya dari pulsa yang berturutan dari selektor
keadaan 0 ke 1. Ini menyebabkan time base. Sebagai contoh, time
gerbang start tertutup dan base dipilih 1 detik, jumlah pulsa
gerbang stop.terbuka. Tetapi yang ditunjukkan counter
karena gerbang utama tetap merupakan frekuensi sumber yang
terbuka, pulsa dari sumber tidak diketahui dalam satuan Hz.
frekuensi yang tidak diketahui Peralatan terdiri dari dua gerbang
tetap lewat menuju counter. AND dan dua flip-flop, disebut
Pulsa selanjutnya dari time base gerbang control flip-flop.

8.2.2. Rangkaian Frekuensi Meter Digital yang Disedehanakan


Rangkaian frekuensi meter digital sederhana diperlihatkan pada gambar
8 – 14.

Gambar 8 - 14 Rangkaian digital frekuensi meter.


Ada dua sinyal yang harus diikuti :

Sinyal input atau sinyal yang Sinyal gating ini memberikan selang
dihitung frekuensi melalui waktu dimana counter (yang terdiri dari
pengukuran. susunan dekade counter) akan
menghitung semua pulsa yang masuk.

Sinyal input diperkuat dan masuk didisplay pada DCAS. Frekuensi


ke Schmitt Trigger, dimana sinyal dapat dibaca langsung dalam hal
dirubah menjadi barisan pulsa. time base selektor menggerakkan
Time base dibentuk oleh Schmitt titik desimal pada display.
Trigger menjadi pulsa-pulsa
terpisah 1μ detik. Pulsa ini masuk 8.3. Metode Pengukuran
ke rangkaian dekade 6 (DDA’S). 8.3.1. Pengukuran Frekuensi
Switch selektor mengeluarkan Dengan Counter
interval waktu yang diperoleh dari Frekuensi dapat diukur dengan
1μ detik sampai 1 detik. Input dari menghitung jumlah siklus dari
time base berasal dari osilator sinyal yang tidak diketahui selama
clock dan schmitt trigger. interval waktu yang dikontrol.
Pulsa output pertama dari switch Gambar 8 - 15 memperlihatkan
time base selektor lewat melalui diagram untuk counter yang
schmitt trigger ke gerbang control bekerja sebagai pengukur
flip-flop. Gerbang control flip-flop frekuensi.
dalam keadaan dimana sinyal Ada dua sinyal yang perlu diikuti
yang memenuhi dapat masuk ke sinyal input dan sinyal gating.
gerbang utama adalah AND Kedua sinyal masuk ke gerbang
gerbang, pulsa sinyal input utama, yang biasanya merupakan
dibiarkan masuk ke DCAs, dimana gerbang AND 2 input. Input sinyal
mereka akan dihitung semua dan yang akan diukur frekuensinya,
didisplay. Proses ini berlanjut pertama kali masuk ke suatu
sampai pulsa kedua sampai pada amplifier dan kemudian ke
control flip-flop dari DDAs (dekade rangkaian schmitt trigger. Di sini
deviding assembles) atau sinyal dirubah menjadi gelombang
rangkaian pembagi dekade. kotak yang amplitudonya tidak
Kontrol gerbang berganti keadaan tergantung dari amplitudo
dan mengeluarkan sinyal dari gelombang input. Gelombang
gerbang utama dan tidak ada lagi kotak ini dideferensier, sehingga
pulsa yang diizinkan masuk ke sinyal yang datang pada
rangkaian penghitung, karena sepanjang gerbang utama terdiri
gerbang utama sudah tutup. Jadi dari barisan pulsa tajam yang
jumlah pulsa yang lewat selama terpisah oleh periode sinyal input
selang waktu tertentu dihitung dan yang sebenarnya.
Gambar 8-15 Blok diagram dari counter electronik yang bekerja sebagai
pengukur frekuensi

Gating sinyal di dapat dari osilator pulsa yang diterima selama


kristal. Pada diagram blok gambar interval waktu yang diberikan oleh
8-15. osilator atau frekuensi time time base.
base adalah 1 MHz. Output dari Karena frekuensi dapat
time base dibentuk oleh rangkaian didefinisikan dengan jumlah
schmitt trigger, sehingga menjadi kemunculan fenomena tertentu
pulsa-pulsa yang terpisah 1μ pada selang waktu yang
detik, masuk ke rangkaian didefinisikan counter akan
pembagi persepuluhan (dekade mendisplay frekuensi sinyal.
devider). Dalam contoh Biasanya switch selector time
diperlihatkan 6 DDAs digunakan base menggerakkan titik desimal
yang outputnya dihubungkan display, sehingga frekuensi dapat
dengan time base selektor. Switch dibaca langsung dalam Hertz,
pada panel depan memungkinkan kilohertz atau megahertz.
untuk dipilihnya interval waktu 1μ
detik. Output dari time base 8.3.2. Pengukuran Frekuensi
selektor lewat melalui schmitt System Heterodyne
trigger dan masuk ke gerbang Kemampuan pengukuran dari
control flip-flop. Gerbang kontrol counter elektronik pada mode
kemudian berada pada keadaan kerja “frekuensi” dapat diperluas
lain yang akan menolak sinyal dengan menggunakan
yang memenuhi dari gerbang “heterodyne converter”. Ini
utama. Gerbang utama ini tertutup diperlihatkan pada blok diagram
dan tidak ada lagi pulsa yang gambar 8-16. Sinyal input
masuk ke DCAs. Display DCAs dimasukkan pada heterodyne
sekarang menunjukkan jumlah converter, yang terdiri dari osilator
reference dan mixer stage sekitar 5 MHz. Pengguna
dengan filter low-pass. Frekuensi frekuensi converter memperluas
sinyal input fs dan frekuensi daerah ini sampai 500 MHz atau
osilator reference, f0, dimasukkan lebih tinggi.
pada mixerstage yang akan
menghasilkan jumlah dan selisih Beberapa counter yang lebih
dua frekuensi tersebut. Tetapi filter sophisticated mempunyai
filter low-pass, hanya melaukan perlengkapan untuk unit plugon
selisih frekuensinya pada yang mudah dapat dihubungkan
rangkaian gerbang dari counter. frekuensi converter dengan
Counter kemudian menghitung memasukkan sambungan yang
frekuensi (fo-fs) atau (fs-f0), tepat pada frame counter. Dekade
tergantung pada apakah frekuensi Divider Assemblies (DDAs) pada
sinyal input di atas atau di bawah rangkaian osilator counter
frekuensi osilator reference. menghitung frekuensi time base
Kebutuhan untuk mengetahui dari 1 MHz turun sampai 1 Hz,
apakah penjumlahan atau melengkapi perioda 1 detik.
pengurangan terhadap frekuensi Keuntungan dari time base 1 detik,
reference yang akan dibaca adalah bahwa pembacaan
counter, supaya memperoleh frekuensi input dalam siklus
frekuensi sinyal yang tidak perdetik, suatu gambaran yang
diketahui, kadang-kadang telah umum. Bila time base
mempersulit pekerjaan, tetapi lainnya dipilih dengan mengatur
metode ini memperluas daerah control “time base” pada panel
penggunaan counter dengan depan, titik desimal pada display
efektif. Suatu counter dengan time akan terletak pada posisi tertentu,
base frekuensi 1 MHz biasanya sehingga pembacaan kembali
mempunyai daerah frekuensi input dalam siklus perdetik.

Gambar 8 – 16. Konversi frekuensi Heterodyne


Tidak perlu menggunakan time kecepatan tali dapat dibaca
base 1 detik, pada kenyataannya langsung dalam cm/detik, bila
banyak penggunaan yang counter menghitung 100 pulsa
membutuhkan time base yang perputaran untuk waktu 1 detik.
berbeda. Sebagai contoh, bila Bila kecepatan tali diinginkan
roda drum putaran pada gambar dalam cm/menit counter dapat
8–23 mempunyai keliling 100 cm, diatur untuk menghitung 100 pulsa
kecepatan tali (v) dalam cm/detik perputaran untuk 60 detik dengan
adalah 100 kali kecepatan sudut menggunakan 10 cam pada roda
roda drum ® dalam putaran drum.
perdetik; jadi V = 100 R,

Gambar 8 – 17. Gambar putaran drum menghasilkan 10 pulsa perputaran untuk


digunakan dengan counter.

8.3.3. Pengukuran Perioda Dengan Counter Perioda Tunggal


Pada beberapa penggunaan lebih membuka dan menutup gerbang
diinginkan pengukuran perioda utama. Pulsa yang terpisah secara
sinyal dari pada frekuensinya. Ini tetap dari osilator kristal dihitung
dapat dilakukan dengan merubah untuk satu perioda frekuensi sinyal
susunan blok diagram dari yang tidak diketahui. Sebagai
rangkaian pengukur frekuensi, contoh terlihat pada gambar 8-18.
sehingga sinyal yang dihitung dan time base di atur pada 10 μdetik
sinyal gating bertukar tempat. (time base frekuensi 100 khz), dan
Pada gambar 8-18. diperlihatkan, jumlah pulsa 100 kHz yang
blok diagram counter dalam mode muncul selama perioda sinyal,
penguran “perioda”. Sinyal gating yang tidak diketahui dihitung dan
dibentuk dari input yang tidak didisplay pada DCAs.
diketahui, sekarang mengatur,
Gambar 8 – 18. Diagram blok dari counter pada mode kerja “periode tunggal”
dan “periode ganda rata-rata”

Ketelitian dari pengukuran perioda memotong jalur dari blok diagram.


dapat dinaikkan dengan Frekuensi kristal 1 MHz dibagi
menggunakan mode kerja oleh 1 DDA menjadi frekuensi 100
“perioda ganda rata-rata”. khz (periode 10 μdetik). Pulsa
Pengukuran tipe ini sama dengan clock ini dibentuk oleh frekuensi
pengukuran perioda tunggal, yaitu trigger dan dimasukkan pada
sinyal gating dibentuk dari sinyal gerbang utama untuk dihitung.
input yang tidak diketahui dari Sinyal input yang periodenya akan
sinyal yang dihitung dari time base diukur diperkuat, dibentuk dengan
osilator. Perbedaan dasar ialah trigger perioda, dan masuk ke 5
bahwa gerbang utama diteruskan DDAs secara cascade,
terbuka untuk lebih lama dari menghitung frekuensi input yang
suatu periode sinyal yang tidak dibagi dengan faktor 105. Sinyal
diketahui. Ini dipenuhi dengan yang terbagi ini kemudian dibentuk
melewatkan sinyal yang tidak dengan “multiple-period trigger”
diketahui melalui satu atau lebih (rangkaian schmitt trigger lainnya)
DDAs, sehingga periode ini dan masuk pada “gerbang control
diperlebar dengan faktor 10,100 flip-flop”. Gerbang control ini
atau lebih. memberikan “pulsa stop” dan
pulsa yang memenuhi untuk
Gambar 8-18. memperlihatkan gerbang utama. Pada umumnya,
mode periode ganda rata-rata, gerbang utama selalu terbuka
sebagai modifikasi pengukuran dengan membersarnya interval
periode tunggal dengan waktu, pada kenyataannya
kenaikan interval waktu ini 105. (counted sinyal). Dengan
dalam hal DCAs menghitung perkataan lain, frekuensi sinyal
jumlah dari interval 10 μdetik yang yang lebih rendah mengambil alih
terjadi selama 100.000 x perioda time base. Pada blok diagram
input. Pembacaan logik gambar 8-19. menunjukkan hal
direncanakan supaya titik desimal ini. Jumlah siklus sinyal frekuensi
display berada pada tempat yang tinggi f1 yang terjadi selama
tepat. perioda sinyal frekuensi rendah f2
dihitung dan didisplay pada DCAs.
8.3.4.Pengukuran Perbandingan Pengukuran perbandingan ganda
atau Perbandingan Ganda memperluas perioda sinyal
Pengukuran perbandingan frekuensi rendah dengan suatu
adalah efek dari pengukuran faktor misalnya 10.000 dan
periode dengan frekuensi dari dua sebagainya. Perlu dicatat bahwa
sinyal yang lebih rendah berfungsi “selektor time base” pada posisi
sebagai “gating sinyal” dan “external” dan f1 mengambil alih
frekuensi sinyal yang lebih tinggi fungsi “osilator internal”.
sebagai sinyal yang dihitung

Gambar 8-19. Blok diagram counter yang bekerja sebagai “perbandingan” dan
“perbandingan ganda”.

8.3.5. Pengukuran Interval Waktu Dengan Counter


Pengukuran interval waktu dapat Blok diagram untuk pengukuran ini
dilakukan dengan blok dasar diberikan pada gambar 8-20.
seperti pada pengukuran Bentuk ini memperlihatkan dua
“perbandingan”. Pengukuran ini input terminal A dan B diparalel
berguna untuk mencari lebar pulsa dan satu kanal memberikan pulsa
dari suatu bentuk gelombang. yang memenuhi untuk gerbang
utama dan pada kanal yang lain
pulsa yang tidak memenuhi. “slope selection” seperti yang
Gerbang utama terbuka pada titik diberikan pada blok diagram.
“leading edge” dari gelombang “Trigger level” control memilih
sinyal input dan tertutup pada titik suatu titik dari gelombang sinyal
“Trailing edge” dari gelombang datang, kapan pengukuran dimulai
yang sama. Ini dinyatakan sebagai dan kapan berhenti.

Gambar 8-20. Blok diagram counter sebagai pengukur “interval waktu”

8.3.6. Pengukuran Interval mengatur pemilihan titik pada


Waktu gelombang yang datang, baik
Pada pengukuran interval waktu, positif atau negatif, dimana
gerbang sinyal dibuka dan ditutup rangkaian ditrigger. Pengaturan ini
oleh sinyal input, melewatkan dapat memperkecil noise dan
frekuensi time base untuk dihitung. mengurangi pengaruh adanya
Pada diagram blok gambar 8-20. harmonik pada pengukuran. Kerja
trigger perioda melengkapi pulsa dari pengaturan trigger level
pembuka untuk gerbang utama, diperlihatkan pada gambar 8 - 21.
sedangkan multiple period trigger Satu penggunaan dari pengukuran
mensupply pulsa penutup untuk waktu interval memerlukan
gerbang utama. Semua pulsa kejelasan lebar pulsa dan rise time
dibentuk dari gelombang input dari gelombang yang tidak ada
yang sama, tetapi satu schmitt diketahui, dengan menggunakan
trigger bereaksi pada “positif going bagian “slope-selection” dari
sinyal” dan schmitt trigger lainnya instrumen (lihat gambar 8 - 21).
bereaksi pada “negatif going Gerbang sinyal dibuka pada suatu
sinyal”. Suatu ”trigger level” titik pada “leading edge” dari input
sinyal oleh trigger level control dari pulsa dicatat oleh pencatat digital
amplifier A. Gerbang tertutup pada dan tergantung pada setting dari
suatu titik pada “trailing edge dari “time base selektor”.
sinyal input oleh trigger level
control dari amplifier B. Lebar

Gambar 8 – 21. Trigger level control


Bila time base selektor di set pada 1μ detik (frekuensi 1 MHz) counter
membaca interval waktu langsung dalam 1μ detik.

Gambar 8 – 22.
Slope triggering

Penggunaan lainnya diperlihatkan mengatur pembukaan atau


pada gambar 8 - 23. Disini suatu penutupan gerbang sinyal dan
electronic counter digunakan jumlah siklus time base generator
untuk mengukur waktu delay dari dihitung oleh DCAs.
suatu relay. Fungsi relay untuk
Gambar 8 – 23. Pengukuran waktu delay suatu relay

Waktu respon yang berbeda-beda diukur seperti berikut :

Waktu delay : Gerbang dibuka dengan adanya tegangan coil. Gerbang


ditutup oleh kontak yang normal tertutup (normally clossed
contacts), bila mereka terbuka.
Waktu transfer : Gerbang dibuka oleh kontak normal tertutup, saat mereka
terbuka. Gerbang ditutup oleh kontak normal terbuka, saat
mereka tertutup.
Waktu pick-up : Gerbang dibuka oleh penggunaan tegangan coil. Gerbang
ditutup oleh kontak normal terbuka, saat aktif tertutup.
Waktu drop-out : Gerbang dibuka oleh peniadaan tegangan coil. Gerbang
ditutup oleh kontak normal terbuka, saat mereka kembali ke
posisi terbuka normalnya pada pen-energian kembali coil
tersebut.
8.3.7. Totalizer
Totalizer menghitung dan Sebagai contoh, bila kita
melengkapi pembacaan (read out) memperoleh satu pulsa untuk
dari jumlah total pulsa yang setiap telur yang berguling ke
diterima DCAs, dengan tidak bawah dan kita ingin mengetahui
menggunakan waktu gerbang berapa lusin telur yang berguling,
khusus. Totalizer dapat digunakan faktor skala 12 diberikan, sehingga
untuk menghitung segala sesuatu, setiap hitungan menyatakan 1
dari jumlah kotak yang datang lusin telur.
pada jalur produksi sampai pulsa
detektor partikel nuklir. Hal yang sama digunakan pada
tachometer, dimana diketahui
Scaler adalah totalizer dengan jumlah total putaran, faktor skala
beberapa macam faktor skala adalah jumlah pulsa dari generator
yang dipasang sebelum “Read- tachometer perputaran. Pen-
out”. Scaler pada umumnya skalaan mudah dipenuhi dengan
berguna untuk merubah unit. cara yang sama, diturunkan dari
time base, disebut dengan menghentikannya setelah putaran
menggunakan pembagi binary (2), 50 lilitan yang diperlukan. Fungsi
pembagi dekade (10), atau tipe yang sama dapat sangat berguna
lain dari feedback dividers. pada program quality-control yang
Suatu penggunaan totalizer memerlukan sample dari setiap
adalah “Preset Counter” jumlah unit yang diberikan.
(Penskalaan Khusus) yang tepat Sebagai contoh, dengan
untuk pengaturan proses. Bila menggunakan contact closure
jumlah total pada read-out terbaca untuk menjalankan mekanisme
hal yang sama seperti pada pengeluaran, setiap 100 telur yang
jumlah “Preset” (yang diketahui diambil dari kandang dan telah
dari switches), pulsa ditimbulkan diperiksa. Fungsi ganda dapat
dan unit ini berhentimenghitung diperoleh dengan menggunakan
sampai reset. Kontak penutup lebih dari satu preset number dan
(contact closure) yang set of switches. Misalkan kita
ditambahkan pada preset nomer menginginkan men “tap” coli pada
dapat digunakan sebagai pengatur lilitan ke 10, 20 dan 25. Dengan
mesin. Sebagai contoh, misalkan menggunakan y preset number,
kita menggulung lilitan kawat dan kita dapat memerintahkan mesin
kita dapatkan pick off yang untuk membuat “tap” bila dia
menghasilkan satu pulsa setiap mencapai 3 pertama dari lilitan
lilitan. Bila diperlukan 50 lilitan, preset number, dan berhenti pada
maka kontak penutup (contact yang keempat. Counter akan
closure) pada preset nomer dapat menutup kontak sementara, tetapi
digunakan untuk mengatur melanjutkan menghitung sampai
mekanisme perlilitan, dan mencapai jumlah keempat.

Contoh Aplikasi
Perioda gerbang 1 m detik; 10 m detik, 100 m detik, 1 detik dan 10 detik yang
melengkapi digital counter-time-frequency meter mempuny ai display 3 digit.
Perioda gating 10m detik dipilih untuk mengukur frekuensi yang tidak diketahui
dan diperoleh pembacaan 034. Berapakah harga frekuensi ? langkah-langkah
apa yang diambil untuk (a) menguji kepercayaan hasilnya ? (b) memperoleh
hasil yang lebih teliti ?

Penyelesaian
N 034
a. Frekuensi f : = = 3400Hz = 3,4 KHz
t 10 x10 − 3
b. Untuk menguji hasil, kita harus menggunakan waktu gatingyang lebih
rendah, misalnya 1 ms. Bila frekuensi antara 3000 dan 3499 Hz
-3
pembacaan akan : 3000 x 1 x 10 = 3,499 karena meter mempunyai
display 3 digit, dapat memperlihatkan pembacaan 003 pada kedua kasus
diatas.
c. Supaya diperoleh hasil yang lebih baik (resolusi yang lebih baik) kita harus
menggunakan waktu gating yang lebih tinggi, misalnya 100m detik.
Misalkan frekuensi lebih ditetapkan 1 detik. Pembacaannya
mendekati 3420 Hz daripada 3400 adalah 3424 x 1 = 3424. Tetapi
Hz Pembacaan meter akan 3420 x karena meter hanya mempunyai 3
100 x 10- 3 = 342. digit, meter akan menunjukkan
Tidak ada kelebihannya bila waktu suatu overflow. Hal yang sama
gating dinaikkan menjadi 1 detik untuk gating time (waktu gating)
atau 10 detik. Misalkan frekuensi 10 detik.
3424 Hz dan waktu gating

Contoh Aplikasi

Suatu timer digital dengan read-out 8 digit ditetapkan untuk mendapatkan


ketelitian 0.005 % dari pembacaan, ±1 dalam digit terakhir. Read-out dalam
detik, m detik dan μ detik. Misalkan instrumen ini memenuhi spesifikasi,
berapakah kesalahan maksimum bila pembacaan :
a. 05000000 μ detik
b. 00 000 500 detik ?
c. Berapakah ketelitian nominal maksimum dalam unit waktu dengan mana
pembacaan b. dapat dilakukan dengan instrumen ini ?

Penyelesaian

a. Pembacaan 05 000 000 μ detik atau pembacaan = 5000 000 μ detik = 5 x


6
10 μ detik.
0.005 6
0.005% pembacaan = ± x 5 x 10 = ±250 μ detik.
100
Digit pada LSD sekarang mempunyai harga 1μ detik. ∴ Kesalahan
maks. ± 250 ± 1 = 251 μ detik.
b. Pembacaan 00 000 500 detik atau pembacaan 500 detik.
0.005
0,005% pembacaan = ± x 500 = ± 0.025 detik.
100
Digit pada LSD sekarang mempunyai harga 1 detik.
∴ kesalahan maksimum = ± 0.025 ± 1,025 detik.
c. Ketelitian maksimum berarti kesalahan minimum. Kesalahan minimum
diperoleh bila waktu dibaca pada read-out μ detik.
6
500 s = 500 x 10 μ detik = 500 000 000 μ detik.

Pembacaan ini memerlukan posisi mempunyai display 8 digit. Karena


9 digit dan karena meter itu pembacaan 500 detik tidak
digunakan pada read out μ detik dapat dilakukan pada range μ
akan memperlihatkan adanya detik.
overflow, sebab meter hanya
Marilah dicoba readout m detik.
500 detik = 500 x 103m detik =
50.000 m detik.
∴ readout m detik akan mendisplay pembacaan : 00 500 000
0,005 x500 x10 3
0,005% pembacaan = ± = ± 25 m detik.
100
LSD mempunyai harga 1 ms.
∴ Ketelitian maksimum yang mungkin, dengan mana pembacaan 500
detik dapat dilakukan oleh meter ini ialah ± 25 ± 1 = ± 26m detik.

8.4. Kesalahan pengukuran


8.4.1. Kesalahan pada “gate”
Pengukuran frekuensi dan waktu Gelombang (a) dan (b)
dengan counter elektronik menyatakan sinyal input yang
mempunyai beberapa mempunyai fasa berbeda
ketidaktelitian, karena instrumen dibandingkan dengan sinyal
itu sendiri. Satu kesalahan gating. Dengan jelas, pada satu
instrumen yang paling umum hal akan terbaca 6 pulsa, dalam
adalah “gating error” yang terjadi hal yang lain hanya 5 pulsa dapat
pada pengukuran frekuensi dan lewat melalui gerbang. Sehingga
perioda. Untuk pengukuran terdapat ketidakpastian
frekuensi, gerbang utama terbuka perhitungan ±1 dalam
dan tertutup oleh pulsa output pengukuran ini.
osilator. Ini menyebabkan sinyal Dalam mengukur frekuensi
input dapat lewat melalui gerbang rendah, gating error dapat
dan dihitung oleh DCAs. Pulsa mempengaruhi pada kesalahan
gating tidak sinkron dengan sinyal hasilnya. Ambilah sebagai contoh
input; pada kenyataannya pada keadaan dimana frekuensi
keduanya adalah sinyal yang 10 Hz yang akan diukur dan
sama sekali tidak berhubungan. interval gating time 1 detik
Pada gambar 8-24. interval gating (pemisalan yang beralasan).
diberikan oleh gelombang.

Gambar 8-24. Gating error


Dekade counter akan frekuensi dan pengukuran perioda
menunjukkan 10 ±1, ketidaktelitian dinyatakan sebagai berikut,
10%. Oleh karena itu pada misalkan :
frekuensi rendah pengukuran fc = frekuensi kristal (atau
periode lebih disukai dari pada frekuensi clock) dari instrument.
pengukuran frekuensi. Garis fx = frekuensi dari sinyal input
pemisah antara pengukuran yang tidak diketahui.

Pada pengukuran perioda, jumlah pulsa yang terhitung sama dengan


fc
Np = .
fx
Pada pengukuran frekuensi dengan gerbang waktu 1 detik, jumlah pulsa
yang terhitung
Nf = fx.

Frekuensi cross over, dimana Np = Nf adalah :


fc
= fo atau fo = fc
fo
Sinyal pada frekuensi lebih ketelitian pada fo disebabkan
rendah dari fo akan dapat diukur oleh gating error ± 1 adalah
pada mode “period”; supaya 100
meminimumkan pengaruh dari persen.
gating error ± 1. Pengurangan fc
. Metoda ini memberikan hasil yang
8.4.2. Kesalahan Time Base dapat dipercaya, dengan tingkatan
Ketidaktelitian pada time base ketelitian 1 bagian untuk 106,
juga menyebabkan kesalahan yang dinyatakan 1 siklus pada
pengukuran. Pada pengukuran frekuensi osilator kristal 1 MHz.
frekuensi, time base juga Bila “zero beating” dilakukan
membuka dan menutup sinyal secara visual (daripada untuk di
gerbang, dan ini melengkapi pulsa dengar), sebagai contoh dengan
yang dihitung. Kesalahan time menggunakan CRO, ketelitian
base terdiri dari kesalahan kalibrasi pada umumnya dapat
kalibrasi osilator, kesalahan mencapai 1 bagian dalam 107.
stabilitas kristal jangka pendek
dan jangka panjang. Beberapa stasiun radio dengan
Beberapa metoda untuk kalibrasi frekuensi sangat rendah (VLF)
kristal sering digunakan. Satu dari meliputi daratan Amerika Utara
teknik kalibrasi yang paling dengan sinyal yang tepat pada
sederhana adalah men “zerobeat” range 16-20 kHz. Frekuensi
osilator kristal dengan frekuensi pendengar yang rendah cocok
standar yang ditransmisikan oleh untuk “Automatic Servo-Controlled
stasion radio standard seperti Tuning” yang dapat di “Slaved” ke
salah satu sinyal dari stasion ini. frekuensi sesaat karena transien
Kesalahan antara osilator kristal tegangan, schock dan vibrasi,
lokal dengan sinyal yang datang siklus pemanasan kristal,
dapat direkam pada “strip-chart interferensi listrik dan sebagainya.
recorder”. Diagram yang Kesalahan ini dapat
disederhanakan untuk prosedur ini diminimumkan dengan mengambil
diberikan pada gambar 8-25. pengukuran frekuensi selama
Ketelitian kalibrasi dapat selang waktu gerbang time yang
diperbaiki dengan menggunakan panjang (10 detik sampai 100
stasion VLF daripada stasion HF, detik) dan pengukuran perioda
karena jalan transmisi untuk rata-rata ganda (multiple periode
frekuensi yang sangat rendah average measurement). Gambar
lebih singkat dari pada untuk untuk stabilitas jangka pendek
transmisi frekuensi tinggi. pada kombinasi standar kristal-
Kesalahan stabilitas kristal jangka oven pada orde 1 atau 2 bagian
pendek disebabkan oleh variasi per 107.

Gambar 8–25. Kalibrasi sumber frekuensi lokal.


Kesalahan stabilitas jangka Kurva perubahan frekuensi
panjang merupakan sumber terhadap waktu diperlihatkan pada
ketidaktelitian pada pengukuran gambar 8–21. Ketepatan
frekuensi atau waktu. Stabilitas perubahan frekuensi kristal mula-
jangka panjang adalah fungsi dari mula pada orde 1 bagian per 106
usia dan memperburuk kristal. per hari. Kecepatan ini akan
Karena kristal pada temperatur menurun, bila kristal digunakan
bersiklus dan dijaga pada osilasi pada temepratur operasinya,
yang kontinu, tegangan selama secara normal kira-kira 50 s/d 60o
perbuatan dibebaskan, dan C, dengan stabilitas puncak 1
partikel kecil yang tertangkap pada bagian per 109. Bila instrumen
permukaan dialirkan untuk yang mengandung kristal dibuka
mengurangi ketebalannya. Pada dari sumber daya untuk perioda
umumnya, fenomena ini akan waktu yang cukup untuk
menyebabkan kenaikan frekuensi pendinginan, slope baru karena
osilator. bertambahnya usia akan terjadi
bila instrumen digunakan kembali. akan dicapai lagi, kecuali
Mungkin frekuensi osilasi yang dilakukan kalibrasi.
sebenarnya sesudah pendinginan
akan berubah beberapa siklus,
dan frekuensi permulaannya tidak

Gambar 8 - 26. Perubahan frekuensi terhadap waktu untuk “oven-controlled


crystal”

Untuk memperlihatkan efek input. Ketelitian dengan mana


stabilitas jangka panjang dengan gerbang dibuka atau ditutup
ketelitian pengukuran yang adalah fungsi dari kesalahan
absolut, misalkanlah osilator “Trigger Level”. Pada penggunaan
dikalibrasi 1 bagian dalam 109, yang umum, sinyal input diperkuat
dan dicapai stabilitas jangka (long- dan dibentuk, dan kemudian
term stability) 1 bagian dalam 108 dimasukkan ke rangkaian schmitt
per hari. Misalkan lebih lanjut trigger yang mensuplay gerbang
bahwa kalibrasi dilakukan 60 hari ini dengan pula pengatur.
yang lalu. Ketelitian yang Biasanya sinyal input berisi
digaransikan saat ini adalah 1 x sejumlah komponen yang tidak
10-9 + 60 x 10-8 = 6.01 x 10-7, atau diharapkan atau noise, yang akan
6 bagian dalam 107. sehingga diperkuat bersama-sama dengan
dapat dilihat bahwa ketelitian sinyal.
absolut maksimum dapat dicapai, Waktu dimana terjadi terigger
bila kalibrasi yang tepat dilakukan pada rangkaian schmitt adalah
pada waktu yang relatif pendek fungsi dari penguatan sinyal input
sebelum digunakan untuk dan dari perbandingan “sinyal to
pengukuran. noise”. Pada umumnya kita dapat
mengatakan bahwa kesalahan
8.4.3. Kesalahan “Level trigger”. waktu trigger dikurangi dengan
Pada pengukuran interval waktu amplitudo sinyal yang besar dan
dan periode, sinyal gerbang rise time yang cepat.
dibuka dan ditutup oleh sinyal
Ketelitian maksimum diperoleh bila yang akumulatif, ketelitian
hal-hal seperti di bawah ini terjadi : pengukuran sangat tergantung
a. Pengaruh dari kesalahan “one- pada waktu sejak kalibrasi
count gating error” (satu terakhir terhadap standard
hitungan pada gerbang) primer atau sekunder.
diminimumkan dengan c. Ketelitian dari pengukuran
pengukuran frekuensi lebih waktu sangat dipengaruhi oleh
besar dari vfc dan slope dari sinyal datang yang
pengukurandi di bawah vfc, mengatur sinyal gerbang.
dimana fc adalah frekuensi Amplitudo sinyal yang besar
clock dan counter. dan rise time yang cepat
b. Karena stabilitas jangka memberikan ketelitian yang
panjang mempunyai pengaruh maksimum.
LAMPIRAN. A

DAFTAR PUSTAKA
Agilent.2007. Agilent Automotive Electronics 10 Aplication Note on
Design Debug and Function. Agilent Test. USA. © Agilent
Technologies,Inc. www.agilent.com

Basic oscilloscope operationCreative Commons Attribution License,


version 1.0. To view a copy of this license, visit
http://creativecommons.org/licenses

Bernard Grob. 1984. Basic Television And Video Sistem. Singpore. Mc


Graw Hill International Edition Singapore

Carson Kennedy.1999. Introduction to GPS (Global Position System).


Leica Geosystem AG. Switzerland. www.leica-geosystems.com

Cooper, William D, 1999. Instrumentasi Elektronik dan Teknik


Pengukuran. (Terjemahan Sahat Pakpahan). Jakarta : Penerbit
Erlangga.(Buku asli diterbitkan tahun 1978)

Creative Commons 559 Nathan Abbott Way, Stanford, California 94305,


USA

David Matzke dkk. USE OF THE OSCILLOSCOPE. Science Learning


Center. Data University Of Michigan-Dearbon.

Deboo and Burrous.1977. Integreted Circuit And Semiconductor Devices


: theory and application. Tokyo Japan : Kogakusha.Ltd

Fluke. Principles testing methods and applications.


http://www.newarkinone.thinkhost.com/brands/p
romos/ Earth_Ground_Resistance.pdf

Garmin.(2000). GPS Guide for beginner. Garmin Corporation. USA.


www.garmin.com

Gekco. 2002. A Video Tutorial. Copyright Gekco.


http://www.gekco.com/vidprmr.htm tanggal 1 Oktober

Hai Hung Chiang. (1984). Electrical And Electronic Instrumentation. A


wiley Interscience New York. Publication Jhn Wiley And Son.
Healthline Network,Inc. 2007. Equipment Information. 2007 Healthline
Networks, Inc. All rights reserved.
http://www.healthline.com\CTscan\ Ctimaging equipment Information

http://www.diagnostic medical IS\Medical ultrasonography -


Wikipedia,the free encyclopedia.mht

Jean-Marie Zogg.2002. GPS Basics Introduction to the system Aplication


overview. Thalwil Switzerland. www.u-blox.com

Kamran Khan. (2007). XYZ of Oscilloscopes. Posted by bailarina on 29


May 2007. www.sribd.com

Knopp Intercorporated. http://www.knoppinc.com/phase_seq.htm

Leader Electronics. Instruction Manual LCR Bridge Model LCR-740.


Leader electronics.Corp.

Le Magicien. 2000. 3 PHASE - 3 Wires Sequence Indikator. Tersedia


dalam
http://www.geocities.com/lemagicien_2000/elecpage/3phase/3pha
se.html diakses tanggal 19 Juni 2008

Magellan. Magellan Maestro TM 4050 User Manual. San Dimas CA


91773. Magellan Navigation Inc.

Manual stargass :
http://images.mycdmm.de/file/353bb62d149fcebb6f5537f0c8f152
203b41f7c9

Muslimim ,M. 1984. Alat-alat Ukur Listrik dan Pengukuran Listrik.


Bandung : CV.Armico.

Phase Squence Indoicator . tesco dua kawat . http://www.tesco-


advent.com/tesco-phase-sequence.html

R.S. Panti Rapih. MRI ( Magnetik Resonance Imaging ) Instalasi


Radiologi.R.S. Panti Rapih .

http://health.howstuffworks.com/mri1.htm

Soedjana, S., Nishino, O. 1976. Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik.


Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Sanwa Electric. Instructional Manual YX-360 TRD Multitester. Sanwa
Electric

Sri M. Shanmukha Chary. 2005. Intermediate Vocational Course, 2nd


Year TV servicing Lab-II Manual. Andra Pradesh. Director of
Intermediate Education Govt.

Stanford. Basic oscilloscope operationCreative Commons Attribution


License,version 1.0. To view a copy of this license, visit
http://creativecommons.org/licenses Creative Commons 559
Nathan Abbott Way, Stanford, California 94305, USA Instrument
Co.Ltd.
Textronix. 2005. Fundamentals Of Real-Time Spectrum Analysis. USA.
Textronics. Inc. www.tektronix.com

Wikipedia.2007. Global Positioning System.


http://wikipedia.org/wiki/GPS

http://computer.howstuffworks.com/monitor1.htm

"http://en.wikipedia.org/wiki/CRO/Cathode_ray_tube"

www.tektronix.com/signal_generators 9

(www.interq or japan/se-inoue/e -oscilo0.htm)

http://www.doctronics.co.uk/scope.htm

http://www.tek.com/Measurement/App_Notes/37W_18400/eng/37W_184
00_0.pdf

http://productsearch.machinedesign.com/featuredproducts/Industrial_Co
mputers_Embedded_Computer_Components/Data_Acquisition/Spe
ktrum_Analyzers_Signal_Analyzers

http://www.aboutnuclear.org/view.cgi?fC=The_Atomhttp://www.radiologyi
nfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1

http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.htm

http://www.medicalim
http://www.nmr-services.com /Process%20NMR
http://www.duncaninstr.com/images

http://www.humminbird.com/images/ PDF/737.pdf
http://www.eaglesonar.com/Downloads/Manuals/Files/IntelliMap640c_01
43-881_121305.pdf tanggal 20 Desember 07

http://www2.tek.com/cmswpt/tidownload.lotr?ct=TI&cs=wpp&ci=3696&lc=
EN&wt=480&wtwi=3696&wtla=EN&wtty=TI&wtsty=White+Paper&wt
pt=DOWNLOAD&wtbu=Instrumens+Business&wtpl=Real+Time+Sp
ektrum+Analyzers&wtlit=37W-19285-
0&wtsize=27+KB&wtver=1.0&wtcat=tektronix&wtnbrp=0&wtmd=RS
A2203A%2CRSA2208A%2CRSA3303A%2CRSA3308A%2CRSA3
408A&wtti=EMI+Measurements+Using+Tektronix+Real-
Time+Spektrum+Analyzers

http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1

http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.htm

http://www.medicalim
http://www.nmr-services.com /Process%20NMR

http://www.tek.com/Measurement/App_Notes/37W_18400/eng/37W_184
00_0.pdf
http://productsearch.machinedesign.com/featuredproducts/Industrial_Co
mputers_Embedded_Computer_Components/Data_Acquisition/Spe
ktrum_Analyzers_Signal_Analyzers

http://www2.tek.com/cmswpt/tidownload.lotr?ct=TI&cs=wpp&ci=3696&lc=
EN&wt=480&wtwi=3696&wtla=EN&wtty=TI&wtsty=White+Paper&wt
pt=DOWNLOAD&wtbu=Instrumens+Business&wtpl=Real+Time+Sp
ektrum+Analyzers&wtlit=37W-19285-
0&wtsize=27+KB&wtver=1.0&wtcat=tektronix&wtnbrp=0&wtmd=RS
A2203A%2CRSA2208A%2CRSA3303A%2CRSA3308A%2CRSA3
408A&wtti=EMI+Measurements+Using+Tektronix+Real-
Time+Spektrum+Analyzers

http://images.mycdmm.de/file/353bb62d149fcebb6f5537f0c8f152203b41f
7c9 Manual stargass

(www.wikimediafoundation.org/ Oktober 2007)

http://www.aboutniclear.org/view
http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1

http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.htm

http://www.medicalim

http://www.nmr-services.com /Process%20NMR

http://www.healthline.com\CTscan\ Ctimaging equipment Information

http://health.howstuffworks.com/mri1.htm

http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1

http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26b.html CT ijo

http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26c.html sumber CAT

http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1

http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.html

http://en.wikilipedia.org/wiki/Functional_magnetik_resonance_imaging

http://en.wikipedia.org/wiki/Medical_imaging

http://www.aboutnuclear.org/view.cgi?fC=The_Atomhttp://www.radiologyi
nfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/P
art2_26d.htm

http://www.medicalim
http://www.nmr-services.com /Process%20NMR
http://www.healthline.com\CTscan\ Ctimaging equipment Information
http://health.howstuffworks.com/mri1.htm

http://www.DiagnostikMedicalIS/Medicalultrasonography-Wikipedia,the
freeencyclopedia.mht.

http://www.humminbird.com/images/PDF/737.pdf
LAMPIRAN B
DAFTAR TABEL

No. Tabel Nama Tabel Halaman


Tabel 1-1 Besaran-besaran satuan dasar SI 3
Tabel 1-2 Beberapa contoh satuan yang diturunkan 4
Tabel 1-3 Perkalian desimal 5
Tabel 1-4 Satuan bukan SI yang dapat dipakai bersama 5
dengan satuan
Tabel 1-5 Konversi Satuan Inggris ke SI 6
Tabel 1-6 Letak alat ukur waktu digunakan 9
Tabel 1-7 Beberapa Contoh Alat Ukur Penunjuk Listrik 13
Tabel 1-8 Tabel kebenaran decoder BCD 33
Tabel 1-9 Karakteristik beberapa fosfor yang lazim 39
digunakan
Tabel 2-1 Kalibrasi Arus 50
Tabel 2-2 Harga Rx dan D 64
Tabel 2-3 Spesifikasi Umum Meter Elektronik Analog 72
Tabel 2-4 Probe Multimeter Pengukuran Tegangan Tinggi 72
Tabel 2-5 Range Pengukuran dan Akurasi 73
Tabel 2-6 Kalibrasi Voltmeter 84
Tabel 2-7 Kesalahan dan Koreksi Relatip 85
Tabel 2-8 Kalibrasi Arus 89
Tabel 2-9 Kesalahan dan Koreksi Relatip 90
Tabel 2-10 Spesifikasi Multimeter Digital 114
Tabel 3-1 Pembacaan nilai pengukuran 145
Tabel 3-2 Pengaturan saklar NORMAL pada +1,00 146
Tabel 3-3 Range multiplier 158
Tabel 4-1 Rating, Internal Impedance, and rated power loss 175
Tabel 4-2 Konstanta Pengali (Tegangan perkiraan 179
120/240V, arus perkiraan 1/5A
Tabel 4-3 Range Tegangan dan Arus 194
Tabel 5-1 Tahanan pentanahan 221
Tabel 5-2 Panduan Penetapan Penyelidikan 226
Tabel 5-3 Spesifikasi Field Meter Statik 239
Tabel 5-4 Data Teknik 243
Tabel 5-5 Spesifikasi Smart Field Meter 246
Tabel 6-1 Spesifikasi generator fungsi 250
Tabel 6-2 Crest faktor dan bentuk gelombang 272
Tabel 6-3 Konversi dBm 273

Tabel 9-1 Span dipilih, dihapus dan kecepatan sampel 388


efektif
Tabel 9-2 Perbandingan pengaruh perubahan pengaturan 389
span pada ranah frekuensi dan waktu
Tabel 9-3 Beberapa model penganalisa spectrum waktu riil 414
Tabel 9-4 Data Spesikasi 415
Tabel 9-5 Simbol-simbol keamanan 415
Tabel 9-6 Kebutuhan Alat Pelengkap 416
Tabel 10-1 Saklar pola gambar 456
Tabel 11-1 Spesifikasi 502
Tabel 11-2 Karakteristik Pengetesan Alat 503
Tabel 11-3 Cakupan Nilai Antara Kandungan Gas Aman 515
Tabel 12-1 Faktor-faktor kesalahan 538
LAMPIRAN C
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Nama gambar Halaman


Gambar 1-1 Alat ukur standar galvanometer 2
Gambar 1-2 Alat ukur sekunder 3
Gambar 1-3 Posisi pembacaan meter 7
Gambar 1-4a Pembacaan yang salah 7
Gambar 1-4b Pembacaan yang benar 7
Gambar 1-5 Pengenolan meter tidak tepat 7
Gambar 1-6 Posisi pegas 8
Gambar 1-7 Kalibrasi sederhana ampermeter 10
Gambar 1-8 Kalibrasi sederhana voltmeter 11
Gambar 1-9 Hukum tangan kiri Fleming 14
Gambar 1-10 Prinsip kerja alat ukur 15
Gambar 1-11 Momen penyimpang 16
Gambar 1-12 Penentuan dari penunjukkan alat ukur kumparan 17
putar
Gambar 1-13 Skala alat ukur kumparan putar 17
Gambar 1-14 Peredaman alat ukur kumparan putar 18
Gambar 1-15 Gerakan jarum penunjuk dari suatu alat ukur 19
Gambar 1-16 Prinsip kerja instrumen tipe tarikan 20
Gambar 1-17 Beberapa bagian instrumen tipe tarikan 21
Gambar 1-18 Besarnya momen gerak 21
Gambar 1-19 Beberapa bagian penampang jenis repulsion 23
Gambar 1-20 Dua buah lembaran besi yang berbentuk seperti 23
lidah
Gambar 1-21 Prinsip alat ukur elektrodinamis 25
Gambar 1-22 Rangkaian ampermeter elektrodinamis 26
Gambar 1-23 Rangkaian voltmeter elektrodinanmis 26
Gambar 1-24 Skema voltmeter elektrostatis 27
Gambar 1-25 Rekombinasi elektron 29
Gambar 1-26 Polaritas dan simbol LED 29
Gambar 1-27 LED 30
Gambar 1-28 Rangkaian LED 30
Gambar 1-29 Skematik seven segmen 31
Gambar 1-30 Peraga seven segmen 31
Gambar 1-31 Rangkaian dekoder dan seven segmen 32
Gambar 1-32 Macam-macam peragaan seven segmen 32
Gambar 1-33 Konstruksi LCD 33
Gambar 1-34 Contoh peraga LCD pada multimeter 34
Gambar 1-35 Perkembangan LCD pada implementasi monitor 35
TV
Gambar 1-36 Skema CRT 36
Gambar 1-37 Cutaway rendering of a color CRT 36
Gambar 1-38 Senapan elektron 37
Gambar 1-39 Tanda skala gratikul 40
Gambar 2-1 Basic meter unit 42
Gambar 2-2a Ampermeter shunt 43
Gambar 2-2b Ampermeter dengan basic meter unit 43
Gambar 2-3 Contoh soal ampermeter shunt 44
Gambar 2-4 Ampermeter dengan ring yang berbeda 45
Gambar 2-5 Ayrton shunt 46
Gambar 2-6 Rangkaian penyearah pada Ampermeter AC 47
Gambar 2-7 Contoh dasar ampermeter AC 48
Gambar 2-8 Hasil posisi pembacaan meter 49
Gambar 2-9 Kalibrasi arus 49
Gambar 2-10a Rangkaian tanpa meter 50
Gambar 2-10b Rangkaian dengan meter 51
Gambar 2-11 Rangkaian ekivalen thevenin 51
Gambar 2-12 Contoh soal thevenin 52
Gambar 2-13 Contoh soal 52
Gambar 2-14 Contoh soal 54
Gambar 2-15 Voltmeter DC sederhana 54
Gambar 2-16 Voltmeter dengan basic meter unit dan multiplier 55
Gambar 2-17 Contoh soal voltmeter 56
Gambar 2-18 Contoh Implementasi 57
Gambar 2-19a Tegangan tanpa meter 60
Gambar 2-19b Tegangan dengan meter 60
Gambar 2-20a Rangkaian tanpa meter 60
Gambar 2-20b Rangkaian dengan meter 60
Gambar 2-21 Rangkaian penyelesaian aplikasi 1 61
Gambar 2-22 Rangkaian penyelesaian aplikasi 2 62
Gambar 2-23 Dasar ohmmeter seri 63
Gambar 2-24 Pembuatan tanda/skala ohmmeter 65
Gambar 2-25 Skala logaritmis pada ohmmeter seri 65
Gambar 2-26 Aplikasi ohmmeter seri 66
Gambar 2-27 Dasar ohmmeter parallel 67
Gambar 2-28 Skala ohmmeter parallel 67
Gambar 2-29 Jenis-jenis multimeter elektronik di pasaran 68
Gambar 2-30 Mulmeter elektronik 69
Gambar 2-31 Rangkaian voltmeter DC elektronik 69
Gambar 2-32 penyearah 70
Gambar 2-33 Rangkaian ohmmeter elektronik 71
Gambar 2-34 Gambar saklar jarum nol 74
Gambar 2-35 Gambar pemilih fungsi 74
Gambar 2-36 Panel depan 75
Gambar 2-37 Fungsi jarum penunjuk 75
Gambar 2-38 Fungsi skala 75
Gambar 2-39 Fungsi zero adjust secrew 76
Gambar 2-40 Fungsi ohm adjust knob 76
Gambar 2-41 Fungsi selector switch 77
Gambar 2-42 Fungsi lubang kutub (VAO terminal) 77
Gambar 2-43 Fungsi lubang kutub + (common terminal) 78
Gambar 2-44 Knob pemilih range 78
Gambar 2-45 Rangkaian pengukur tegangan DC 79
Gambar 2-46 Penunjukan pengukuran tegangan DC 79
Gambar 2-47 Pengawatan pengukuran tegangan DC salah 80
Gambar 2-48 Knob pemilih range 80
Gambar 2-49 Rangkaian pengukuran tegangan AC jala-jala 81
PLN
Gambar 2-50 Penunjukan pengukuran tegangan AC 81
Gambar 2-51 Rangkaian Kalibrasi Tegangan 83
Gambar 2-52 Rangkaian Pengukuran Arus DC 85
Gambar 2-53 Knob Pemilih Range 86
Gambar 2-54 Skala Penunjukkan Arus DC 86
Gambar 2-55 Knob Pemilih Range 87
Gambar 2-56 Rangkaian Pengukuran Arus DC yang Salah 87
Gambar 2-57 Rangkaian Kalibrasi Arus 88
Gambar 2-58 Cara Pemasangan Ohmmeter 91
Gambar 2-59 Posisi Pemindahan Range Ohmmeter 91
Gambar 2-60 Kalibrasi Ohmmeter 92
Gambar 2-61 Penempatan Resistor pada Pengukuran OHM 92
Gambar 2-62 Penunjukkan Hasil Pengukuran Ohm 93
Gambar 2-63 Rangkaian Pengukuran Resistansi 93
Gambar 2-64 Membuka Sekrup Pengunci 94
Gambar 2-65 Bagian Belakang Meter 94
Gambar 2-66 Posisi Skala dB Meter 95
Gambar 2-67 Pengenolan Sebelum Mengukur Hambatan 95
Gambar 2-68 Pengukuran Arus Bocor Transistor NPN 96
Gambar 2-69 Posisi Saklar Pembacaan ICEO 96
Gambar 2-70 Rangkaian Pengetesan LED dengan Ohmmeter 97
Gambar 2-71 Pengukuran Arus IF Dioda Bias Maju 97
Gambar 2-72 Pengukuran Arus IR Dioda Bias Mundur 98
Gambar 2-73 Posisi Skala Pembacaan LV 98
Gambar 2-74 Gerakan Jarum Pengukuran Kapasitor 99
Gambar 2-75 Posisi Skala Kapasitor 99
Gambar 2-76 Pengenolan jarum Ohmmeter 100
Gambar 2-77 Pengetesan Dioda Bias Maju 101
Gambar 2-78 Pengetesan Dioda Bias Balik 101
Gambar 2-79 Knob Selektor Posisi Ohmmeter 102
Gambar 2-80 Gambar Kalibrasi Ohmmeter 102
Gambar 2-81 Pengetesan Transistor NPN Emitor Negatip 103
Meter Nunjuk Nol
Gambar 2-82 Pengetesan Transistor NPN Kolektor Negatip 103
Meter Nunjuk Nol
Gambar 2-83 Pengetesan Base Emitor Reverse 104
Gambar 2-84 Pengetesan Basis Kolektor Reverse 104
Gambar 2-85 SCR Anoda Gate dikopel Katoda Tegangan 105
Negatip
Gambar 2-86 Gate Dilepaskan Posisi Jarum Tetap Nol 105
Gambar 2-87 Elektroda SCR FIR 3D 106
Gambar 2-88 Pelepasan Skrup Pengunci Sekring 106
Gambar 2-89a Posisi Sekering dalam PCB 107
Gambar 2-89b Sekering 107
Gambar 2-90 Pengetesan sekering 107
Gambar 2-91 Pengukuran Baterai 108
Gambar 2-92 Pengecekan Colok Meter 108
Gambar 2-93 Pengubah analog ke digital 110
Gambar 2-94 Bentuk gelombang pencacah pengubah analog 111
ke digital
Gambar 2-95 Meter Digital 111
Gambar 2-96a Sistem Pengukuran Tegangan 115
Gambar 2-96b Bentuk Gelombang Tegangan 116
Gambar 2-97 Pengukuran Resistansi dengan Voltmeter Digital 117
Gambar 2-98 Sistem dan Bentuk Gelombang Pengukuran 118
Frekuensi
Gambar 2-99 Sistem dan Bentuk Gelombang Pengukuran 119
Perioda
Gambar 2-100 Sistem Pengukuran Interval Waktu 120
Gambar 2-101 Sistem dan Bentuk Gelombang pengukuran 121
kapasitansi
Gambar 2-102 Macam-macam Meter Digital 122
Gambar 2-103 Multimeter Digital dengan Selektor dan Otomatis 124
Gambar 2-104 Macam-macam Multimeter Digital di Pasaran 125
Gambar 3-1 Jembatan Wheatstone 126
Gambar 3-2 Jembatan Kelvin 128
Gambar 3-3 Jembatan Ganda Kelvin 130
Gambar 3-4 Jembatan Pembanding Induktansi 132
Gambar 3-5 Jembatan Maxwell 133
Gambar 3-6 Jembatan Hay 135
Gambar 3-7 Jembatan Pembanding Kapasitansi 137
Gambar 3-8 Jembatan Schering 138
Gambar 3-9 Panel-panel LCR Meter 141
Gambar 3-10 Sisi Atas Case 142
Gambar 3-11 Panel Belakang LCR Meter 143
Gambar 3-12 Posisi Saklar Off 144
Gambar 3-13 Posisi Nol Meter 144
Gambar 3-14 Panel Depan LCR Meter 145
Gambar 3-15 Cara Mengukur Resistansi 146
Gambar 3-16 Posisi Selector 146
Gambar 3-17 Posisi DC R 147
Gambar 3-18 Posisi Normal 147
Gambar 3-19 Posisi On 147
Gambar 3-20 Range Multiplier 147
Gambar 3-21 Pengaturan Indikator Meter Nol 148
Gambar 3-22 Pembacaan Indikator RCL 148
Gambar 3-23 Selector pada Posisi C 149
Gambar 3-24 Saklar Source pada AC/RL 149
Gambar 3-25 Dial D Q pada 0 149
Gambar 3-26 Saklar D Q pada posisi x 1 150
Gambar 3-27 Saklar Normal +1,00 pada posisi Normal 150
Gambar 3-28 Saklar Power pada posisi On 150
Gambar 3-29 Kontrol Sensitivity 150
Gambar 3-30 Posisi Kapasitor yang diukur 151
Gambar 3-31 Mengatur Saklar Range Multiplier 151
Gambar 3-32 Mengatur Dial D Q 151
Gambar 3-33 Mengatur Knob RCL dan Dial D Q 152
Gambar 3-34 Mengatur Saklar D Q pada Posisi x 10 152
Gambar 3-35 Pembacaan Hasil Pengukuran 152
Gambar 3-36 Saklar Pemilih pada Posisi L 153
Gambar 3-37 Saklar Sumber Tegangan AC 153
Gambar 3-38 Saklar DQ x 1 – x 10 dipilih Posisi x1 154
Gambar 3-39 Saklar Normal pada Posisi Normal 154
Gambar 3-40 Saklar Range Pengali pada Posisi 1 mH 154
Gambar 3-41 Posisi Induktor yang Diukur 155
Gambar 3-42 Penunjukan Jarum 155
Gambar 3-43 Hubungan ke Sumber Tegangan Luar 157
Gambar 3-44 Pengukuran R dengan Sumber dari Luar 158
Gambar 3-45 Pengukuran C, L dengan Sumber dari Luar 158
Gambar 4-1 Pengukuran Daya dengan Memakai Voltmeter 160
dan Ampermeter
Gambar 4-2 Pengukuran Daya Metoda Tiga Voltmeter dan 163
Tiga Ampermeter
Gambar 4-3 Wattmeter Satu Fasa 165
Gambar 4-4 Metode ARON 167
Gambar 4-5 Diagram Fasor Tegangan Tiga Fasa Vac, Vcb, 168
Vba dan Arus Tiga Fasa Iac, Icb, dan Iba
Gambar 4-6 Konstruksi Wattmeter Elektrodinamometer 169
Gambar 4-7 Diagram Vektor Wattmeter Jenis 170
Elektrodinamometer
Gambar 4-8 Diagram Vektor Wattmeter Jenis Induksi 170
Gambar 4-9 Prinsip Wattmeter Jenis Thermokopel 171
Gambar 4-10 Rangkaian Wattmeter Jenis Elektrodinamometer 172
Gambar 4-11 Variasi Penyambungan Wattmeter 173
Gambar 4-12 Konstruksi Wattmeter Tipe Portable Single 174
Phase
Gambar 4-13 Hubungan Internal Wattmeter Tipe Portable 174
Single Phase
Gambar 4-14 Hubungan Kumparan Arus Seri terhadap Beban 176
Gambar 4-15 Pengukuran Daya Satu Fasa jika Arus Melebihi 176
Nilai Perkiraan
Gambar 4-16 Pengukuran Daya Satu Fasa jika Tegangan 177
Melebihi Nilai Perkiraan
Gambar 4-17 Pengukuran Daya Satu Fasa jika Arus dan 177
Tegangan Melebihi Nilai Perkiraan
Gambar 4-18 Pengukuran Daya Tiga Fasa (Metode Dua 178
Wattmeter)
Gambar 4-19 Pengukuran Daya Tiga Fasa jika Arus dan 178
Tegangan Melebihi Nilai Perkiraan
Gambar 4-20 Rangkaian Wattmeter AC Satu Fasa 180
Gambar 4-21 Rangkaian Kumparan tegangan 181
Gambar 4-22 Konstruksi Wattjam Meter 184
Gambar 4-23 Mekanik Meter Induksi Elektromekanik 185
Gambar 4-24 Meter Induksi Elektromekanik, 100A 230/400 V 186
Cakram Baling-baling Aluminium Horizontal
Merupakan Pusat Meter
Gambar 4-25 Meter Listrik Solid State 187
Gambar 4-26 Rangkaian Alat Ukur Faktor Daya Satu Fasa 191
Gambar 4-27 Konstruksi Alat Ukur Faktor Daya 192
Gambar 4-28 Rangkaian Alat Ukur Faktor Daya Tiga Fasa 193
Gambar 4-29 Alat Ukur Faktor Daya Tipe Daun Terpolarisasi 193
Gambar 4-30 Konstruksi Faktor Daya (Cos Q meter) 194
Gambar 4-31 Segitiga Daya 196
Gambar 4-32 Daya Bersifat Induktif 196
Gambar 4-33 Daya Bersifat Kapasitif 196
Gambar 4-34 Pengukuran Faktor Daya Satu Fasa 199
Gambar 4-35 Pengukuran Faktor Daya Tiga Fasa 200
Gambar 4-36 Metode Menentukan Urutan Fasa dengan R dan 200
C
Gambar 4-37 Fasor Diagram saat Urutan Fasa Benar 201
Gambar 4-38 Fasor Diagram saat Urutan Fasa Salah 201
Gambar 4-39 Metode Menentukan Urutan Fasa dengan 202
Lampu
Gambar 4-40 Konstruksi Indikator Tes Urutan Fasa 202
Gambar 4-41 Prinsip Indikator Tes Urutan Fasa 203
Gambar 4-42 Contoh Indikator Tes Urutan Fasa yang Lain 205
Gambar 4-43 Pengoperasian Indikator Urutan Fasa dengan R 206
dan C pada Urutan Benar
Gambar 4-44 Pengoperasian Indikator Urutan Fasa dengan R 207
dan C pada Urutan Salah
Gambar 4-45 Pengoperasian Indikator Urutan Fasa dengan 208
Lampu pada Urutan Benar
Gambar 4-46 Pengoperasian Indikator Urutan Fasa dengan 209
Lampu pada Urutan Salah
Gambar 5-1 Penguji Tahanan Isolasi 211
Gambar 5-2 Penguji tahanan Isolasi Menggunakan Baterai 212
Gambar 5-3 Pengecekan Kondisi Baterai 213
Gambar 5-4 Baterai dalam Kondisi Baik 213
Gambar 5-5 Meter Siap Digunakan 214
Gambar 5-6 Pengukuran Tahanan isolasi 214
Gambar 5-7 Pengukuran Tahanan Isolasi antara Fasa 214
dengan Nol N
Gambar 5-8 Pengukuran tahanan isolasi antara Fasa dengan 215
Tanah G
Gambar 5-9 Pengukuran tahanan isolasi antara nol N dengan
Tanah G
Gambar 5-10 Pengukuran Tahanan Isolasi antara Instalasi 215
dengan Tanah G
Gambar 5-11 Elektroda yang Mempunyai Pengaruh Lapisan 216
Gambar 5-12 Tanah yang korosif 217
Gambar 5-13 Sambaran petir 218
Gambar 5-14 Nilai Tahanan Pentanahan yang Ideal 218
Gambar 5-15 Hubungan antara Penghantar Tanah dan 219
Elektroda Tanah
Gambar 5-16 Elektroda yang mempunyai pengaruh lapisan 221
Gambar 5-17 Elektroda Pentanahan 222
Gambar 5-18 Hubungan Beberapa Elektroda Pentanahan 222
Gambar 5-19 Jaringan Bertautan 222
Gambar 5-20 Pelat Tanah 222
Gambar 5-21 Cara Mengukur Tahanan Tanah 224
Gambar 5-22 Uji drop tegangan 225
Gambar 5-23 Uji Selektif 227
Gambar 5-24 Pengetesan alur arus metoda tanpa pancang 228
Gambar 5-25 Susunan Metoda tanpa Pancang 229
Gambar 5-26 Mengukur Tahanan Tanah dengan Dua Kutub 230
Gambar 5-27 MGB Mentanahkan Tanah 230
Gambar 5-28 Pengetesan kantor pusat tanpa pancang 231
Gambar 5-29 Pelaksanaan Pengujian Jatuh Tegangan pada 232
Sistem Pentanahan Secara Keseluruhan
Gambar 5-30 Pengukuran Tahanan Tanah Masing-masing 232
pada Sistem Pentanahan Menggunakan
Pengujian Terpilih
Gambar 5-31 Susunan Khas Sistem Pentanahan pada Suatu 233
Instalasi Menara Seluler
Gambar 5-32 Susunan Khas Sistem Pentanahan pada Gardu 235
Induk
Gambar 5-33 Penggunaan Pengetesan tanpa Pancang pada 235
Instalasi Switching Jarak Jauh
Gambar 5-34 Penggunaan Pengetesen Tahanan Tanah 235
Terpilih pada Sistem Penangkal Petir
Gambar 5-35 Mekanik field meter 235
Gambar 5-36 Rangkaian Elektronik Field Meter Statik 236
Gambar 5-37 Hasil pengukuran tegangan 237
Gambar 5-38 Field Meter Statik 237
Gambar 5-39a Rotating Shutters pada Permukaan Belakang 238
Field Meter
Gambar 5-39b Field Meter Digunakan Diluar Ruangan 238
Gambar 5-40 Ukuran field meter statik 239
Gambar 5-41 Letrak Pin Field Meter Statik 240
Gambar 5-42 Aluminium-Clamp dengan Ulir 240
Gambar 5-43 Instrumen Field Meter Digital 241
Gambar 5-44 Display Field Meter Digital 242
Gambar 5-45 Smart field meter 244
Gambar 5-46 Aplikasi smart field met er 245
Gambar 5-47 Frekuensi respon 245
Gambar 6-1 Contoh Generator Fungsi 247
Gambar 6-2 Blok Diagram Generator Fungsi 249
Gambar 6-3 Gambar Troubel Shooting Menggunakan Teknik 251
Signal Tracing
Gambar 6-4 Penggunaan Generator Fungsi Sebagai 252
Kombinasi Bias dan Sumber Sinyal
Gambar 6-5 Karakteristik Amplifier pada Overload 253
Gambar 6-6 Setting Peralatan dan Pengukuran Respon 255
Frekuensi
Gambar 6-7 Peragaan Respon Frekuensi Audio Amplifier 255
Gambar 6-8 Pengaruh Variasi Tone Kontrol 256
Gambar 6-9a Pengetesan Sistem Speaker 257
Gambar 6-9b Karakteristik Pengetesan Sistem Speaker dan 257
Rangkaian Impedansi
Gambar 6-10 Pengoperasian Generator RF 259
Gambar 6-11 Rangkaian Direct Digital Synthesis 260
Gambar 6-12 Presentasi Gelombang Sinus dalam Memori 261
Gelombang
Gambar 6-13 Phase Accumulator Circuitry 262
Gambar 6-14 Bentuk gelombang arbitrary dengan 264
diskontinyuitas
Gambar 6-15 Spektrum bentuk gelombang di atas pada 100 264
kHz
Gambar 6-16 Rangkaian pembangkit bentuk gelombang kotak 265
Gambar 6 -17 Rangkaian pembangkit bentuk gelombang pulsa 266
Gambar 6-18 Parameter bentuk gelombang pulsa 266
Gambar 6-19 Rangkaian kendali amplitudo output 269
Gambar 6-20 Impedansi keluaran generator fungsi 269
Gambar 6-21 Pengaruh rangkaian tertutup ground 271
Gambar 6-22 Nilai tegangan yang penting pada gelombang 272
sinus
Gambar 6-23 Modulasi amplitudo 274
Gambar 6-24 Modulasi frekuensi 275
Gambar 6-25 Frequensi shift keying 275
Gambar 6-26 Fekuensi sapuan 276
Gambar 6-27 Sweep with marker at DUT resonance 277
Gambar 6-28 Bentuk gelombang keluaran syn dan tiga siklus 278
bentuk gelombang burst
Gambar 6-29 Konfigurasi dua instrumen 278
Gambar 6-30 Pengukuran lebar band dari filter bandpass dan 280
penguat IF
Gambar 6-31 Bentuk gelombang keluaran generator fungsi 281
Gambar 6-32 Pelacakan Penganalisa spektrum 281
Gambar 6-33 Alignment penerima AM 283
Gambar 6-34 Alignment dari penerima IF komunikasi FM dan 284
diskriminator
Gambar 7-1 Pengambilan Data dengan CRO 288
Gambar 7-2 Peraga Bentuk Gelombang Komponen X, Y, Z 289
Gambar 7-3 Bentuk Gelombang pada Umumnya 290
Gambar 7-4 Sumber-sumber Bentuk Gelombang pada 290
Umumnya
Gambar 7-5 Gelombang Sinus 291
Gambar 7-6 Bentuk Gelombang Kotak dan Segiempat 291
Gambar 7-7 Bentuk Gelombang Gigi Gergaji dan Segitiga 291
Gambar 7-8 Step, Pulsa dan Rentetan Pulsa 292
Gambar 7-9 Bentuk Gelombang Komplek Video Komposit 293
Gambar 7-10 Frekuensi dan Perioda Gelombang Sinus 293
Gambar 7-11 Amplitudo dan Derajat Gelombang Sinus 294
Gambar 7-12 Pergeseran Pasa 295
Gambar 7-13 Operasi Dasar CRO 296
Gambar 7-14 Hubungan Basis Waktu Masukan dan Tampilan 298
Gambar 7-15 Struktur Tabung Gambar 298
Gambar 7-16 Sistem Pembelokan Berkas Elektron 299
Gambar 7-17 Blok Diagram CRO Analog 301
Gambar 7-18 Blok Diagram CRO Free Running 303
Gambar 7-19 Blok Diagram Osiloskop Terpicu 305
Gambar 7-20 Peraga Osiloskop Free Running 055
Gambar 7-21 Peraga Osiloskop Terpicu 305
Gambar 7-22 Blok Diagram CRO Jejak Rangkap 306
Gambar 7-23 Diagram Blok Osiloskop Berkas Rangkap yang 308
Disederhanakan
Gambar 7-24 Tabung Penyimpan dengan Sasaran Ganda dan 310
Senapan Elektron
Gambar 7-25 CRT Menyimpan dengan Sasaran Ganda dan 310
Dua Senapan Elektron
Gambar 7-26 Blok Diagram Osiloskop Digital 314
Gambar 7-27 Pengambilan Sampel Real Time 315
Gambar 7-28 Interpolasi Sinus dan Linier 315
Gambar 7-29 Akusisi Pembentukan Gelombang 316
Gambar 7-30 CRO Function Generator 316
Gambar 7-31 Fungsi Tombol Panel Depan CRO 320
Gambar 7-32 Pengawatan Kalibrasi 322
Gambar 7-33 Bentuk Gelombang Kalibrasi 322
Gambar 7-34 Berkas Elektron Senter Tengah 323
Gambar 7-35 Loncatan Pengukuran Tegangan DC 323
Gambar 7-36 Pengawatan Pengukuran dengan Function 324
Generator
Gambar 7-37 Pengaturan Function Generator Panel Depan 324
Gambar 7-38 Pengaturan Frekuensi Sinyal 324
Gambar 7-39 Bentuk Gelombang V/div Kurang Besar 325
Gambar 7-40 Bentuk Gelombang Intensitas terlalu Besar 325
Gambar 7-41 Bentuk Gelombang Sinus 326
Gambar 7-42 Bentuk Gelombang Mode XY 326
Gambar 7-43 Pengukuran Frekuensi Langsung 327
Gambar 7-44 Pengawatan Pengukuran Frekuensi Langsung 328
Gambar 7-45 Pengukuran Frekuensi Model Lissayous 329
Gambar 7-46 Pengukuran Beda Pasa Langsung 329
o
Gambar 7-47 Perbandingan Frekuensi 1 : 3 Beda Pasa 90 330
Gambar 7-48 Beda Pasa dan Beda Frekuensi Model 330
Lissayous
Gambar 7-49 Mixed Storage Osciloscope (MSO) 331
Gambar 7-50 Arsitektur Pemrosesan Parallel dari Osiloskop 332
Digital Pospor
Gambar 7-51 Peragaan Sinyal DP O 333
Gambar 7-52 Paket Pilihan Software 334
Gambar 7-53 Aplikasi Modul 334
Gambar 7-54 Modul Video 334
Gambar 7-55 Pengembangan Analisis 334
Gambar 7-56 Tombol Pengendali Tradisional 335
Gambar 7-57 Peraga Sensitif Tekanan 335
Gambar 7-58 Menggunakan Pengendali Grafik 335
Gambar 7-59 Osiloskop Portable 335
Gambar 7-60 Probe Pasip Tipikal beserta Asesorisnya 337
Gambar 7-61 Probe Performansi Tinggi 337
Gambar 7-62 Probe Sinyal Terintegrasi 338
Gambar 7-63 Probe Reliabel Khusus Pin IC 338
Gambar 7-64 Hasil dengan Probe Dikompensasi dengan 340
benar
Gambar 7-65 Hasil dengan Probe Tidak Dikompensasi 340
Gambar 7-66 Hasil dengan Probe Dikompensasi dengan 340
kompensasi berlebihan
Gambar 7-67 Tegangan Puncak ke Puncak 341
Gambar 7-68 Pengukuran Tegangan Senter Horizontal 341
Gambar 7-69 Pengukuran Tegangan Senter Vertikal 341
Gambar 7-70 Pengukuran rise time dan lebar pulsa 343
Gambar 8-1 Kerja frekuensi meter jenis batang getar 345
Gambar 8-2 Prinsip frekuensi meter jenis batang getar 346
Gambar 8-3 Bentuk frekuensi meter batang getar 346
Gambar 8-4 Prinsip frekuensi meter jenis meter pembagi 347
Gambar 8-5 Prinsip alat ukur frekuensi besi putar 348
Gambar 8-6 Bentuk frekuensi meter analog 348
Gambar 8-7 Rangkaian dasar meter frekuensi digital 349
Gambar 8-8 Blok Diagram Pembentukan Time Base 350
Gambar 8-9 Pernyataan simbolik dari rangkaian flip-flop 351
Gambar 8-10 Rangkaian flip-flop (multivibrator bistable) 351
Gambar 8-11 Rangkaian AND 351
Gambar 8-12 Tabel kebenaran dari suatu rangkaian AND 352
Gambar 8-13 Rangkaian untuk mengukur frekuensi 352
Gambar 8-14 Rangkaian digital frekuensi meter 353
Gambar 8-15 Blok diagram dari counter elektronik yang 355
bekerja sebagai pengukur frekuensi
Gambar 8-16 Konversi Frekuensi Hiterodin 356
Gambar 8-17 Gambar putaran drum menghasilkan 10 pulsa 357
perputaran untuk digunakan dengan counter
Gambar 8-18 Diagram blok counter pada mode kerja perioda 358
tungal dan perioda ganda rata-rata
Gambar 8-19 Blok diagram counter yang bekerja sebagai 359
perbandingan dan perbandingan ganda
Gambar 8-20 Blok diagram counter sebagai pengukur interval 360
waktu
Gambar 8-21 Trigger level control 361
Gambar 8-22 Slope triggering 361
Gambar 8-23 Pengukuran waktu delay suatu relay 362
Gambar 8-24 Gating error 365
Gambar 8-25 Kalibrasi sumber frekuensi lokal 367
Gambar 8-26 Perubahan frekuensi vs waktu untuk ”oven 368
controlled crystal”
Gambar 9-1 Langkah sapuan penganalisa spektrum pada 372
serangkaian unsur frekuensi seringkali terjadi
kesalahan transien diluar arus sapuan jalur yang
digaris kuning
Gambar 9-2 Arsitektur tipikal penganalisa spektrum sapuan 374
Gambar 9-3 Blok diagram VSA sederhana 375
Gambar 9-4 Arsitektur tipikal penganalisa spektrum waktu riil 376
Gambar 9-5 Sampel, bingkai dan blok hirarki memori dari 377
RSA
Gambar 9-6 Penganalisa spektrum waktu riil blok akuisisi dan 378
pemrosesan
Gambar 9-7 Penggunaan topeng frekuensi pada pemicuan 379
ranah frekuensi waktu riil
Gambar 9-8 Topeng frekuensi pada level burst rendah 380
Gambar 9-9 Penggunaan topeng frekuensi untuk memicu 380
sinyal berada pada sinyal besar sinyal tertentu
dalam lingkungan spectrum kacau
Gambar 9-10 Peraga spektogram 381
Gambar 9-11 Pandangan waktu dikorelasikan, peraga daya 381
terhadap frekuensi (kiri) dan spektogram (kanan)
Gambar 9-12 Ilustrasi dari beberapa waktu dikorelasikan 382
disediakan untuk pengukuran pada RTSA
Gambar 9-13 Pandangan multi ranah menunjukan daya 383
terhadap waktu, daya terhadap frekuensi dan
demodulasi FM
Gambar 9-14 Pandangan multi ranah menunjukan spektogram 383
daya terhadap frekuensi, daya terhadap waktu
Gambar 9-15 Blok diagram pemrosesan sinyal digital pada 385
penganalisa spektrum waktu riil
Gambar 9-16 Diagram pengubah digital turun 386
Gambar 9-17 Informasi passband dipertahankan dalam I dan 387
Q terjadi pada setengah kecepatan sampel
Gambar 9-18 Contoh lebar band pengambilan lebar 388
Gambar 9-19 Contoh lebar band pengambilan sempit 388
Gambar 9-20 Pemicuan waktu riil 390
Gambar 9-21 Pemicuan sistem akuisisi digital 391
Gambar 9-22 Proses pemicuan penganalisa spektrum waktu 393
riil
Gambar 9-23 Definisi topeng frekuensi 395
Gambar 9-24 Spectrogram menunjukkan sinyal transien diatur 395
pada pembawa. Kursor diatur pada titik picu
sehingga data sebelum picu ditampilkan, diatas
garis kursor dan data setelah picu diperagakan
dibawah garis kursor. Garis sempit putih pada
sisi kiri daerah biru dinotasikan data setelah
picu.
Gambar 9-25 Satu bingkai spektogram yang menunjukkan 398
kejadian picu dimana sinyal transien terjadi
disekitar topeng frekuensi
Gambar 9-26 Tiga bingkai sampel Sinyal Ranah Waktu 398
Gambar 9-27 Diskontinuitas yang disebabkan oleh ekstensi 398
periodic dari sampel dan bingkai tunggal
Gambar 9-28 Profil jendela Blackman-Harris 4B (BH4B) 399
Gambar 9-29 Sinyal akuisisi, pemrosesan dan peraga 400
menggunakan bingkai overlap
Gambar 9-30 Vektor besaran dan Pasa 401
Gambar 9-31 Typical Sistem Telekomunikasi digital 402
Gambar 9-32 Blok diagram analisa modulasi RSA 403
Gambar 9-33 Spektogram frekuensi sinyal hopping mode SA 405
waktu riil
Gambar 9-34 Beberapa blok yang diperoleh dengan 405
menggunakan picu frekuensi untuk
mengukur topeng pengulangan frekuensi
transien pensaklaran
Gambar 9-35 Mode SA standar menunjukkan pengukuran 406
frekuensi diatas 1GHZ menggunakan span
maxhold
Gambar 9-36 Perbandingan spektogram frekuensi terhadap 406
waktu
Gambar 9-37 Spektogram pengesetan frekuensi di atas 5 MHz 408
of dan waktu 35 ms
Gambar 9-38 Frekuensi terhadap waktu pengesetan di atas 5 408
MHz of dan waktu 25 ms
Gambar 9-39 Pengesetan frekuensi di atas 50 Hz dari 408
frekuensi dan waktu 1 ms yang diperbesar
Gambar 9-40 Peraga daya terhadap waktu 409
Gambar 9-41 Pengukuran CCDF 409
Gambar 9-42 Pengukuranpengaturan transien I/Q terhadap 410
waktu untuk data
Gambar 9-43 Analisa demodulasi AM sinyal pulsa 410
dengan menggunakan pengunci pergeseran
amplitudo
Gambar 9-44 Analisa demodulasi FM sinyal yang 410
dimodulasi dengan sinus
Gambar 9-45 Analisa demodulasi PM pasa tak stabil melebihi 410
panjang burst.
Gambar 9-46 Analisa EVM dari waktu ke waktu sinyal 16 QAM 411
mengungkapkan distorsi amplitudo
Gambar 9-47 Peraga konstelasi menunjukkan pasa 411
Gambar 9-48 Peraga diagram mata menunjukkan kesalahan 412
besaran rendah dalam sinyal PDC
Gambar 9-49 Analisa modulasi W-CDMA handset dibuka loop 412
penendali daya. Peragaan konstelasi (rendah
kanan) menunjukkan kesalahan berkaitan
dengan glitch besaryang terjad selama level
transisi yang dapat dilihat dalam hubungan daya
terhadap waktu (atas kiri)
Gambar 9-50 Spektogram, konstelasi, EVM dan kesalahan 412
pasa terhadap waktu dari frekuensi hopping
sinyal
Gambar 9-51 Ilustrasi peraga codogram 413
Gambar 9-52 Pengukuran kodogram dari mode W-CDMA 413
diringkas kesalahan pasa terhadap waktu dari
frekuensi hopping sinyal
Gambar 9-53 Macam-macam model penganalisa spectrum di 414
pasaran
Gambar 9-54 Penempatan Marker pada sinyal 10 MHz 417
Gambar 9-55 Penggunaan Marker Fungsi Delta 418
Gambar 9-56 Pengaturan Pencapaian Dua Sinyal 419
Gambar 9-57 Sinyal Amplitudo Sama Belum Terpecahkan 420
Gambar 9-58 Resolusi Sinyal Amplitudo Sama Sebelum Lebar 420
band Video Dikurangi
Gambar 9-59 Pencacah Menggunakan Penanda 422
Gambar 9-60 Pengukuran Sinyal Terhadap Noise 423
Gambar 9-61 Sinyal AM 425
Gambar 9-62 Pengukuran Modulasi Dalam Span Nol 425
Gambar 9-63 Pengukuran Modulasi Dalam Span Nol 426
Gambar 9-64 Pengukuran Modulasi Dalam Span Nol 426
Gambar 9-65 Pengukuran Parameter Waktu 426
Gambar 9-66 Sinyal AM Demodulasi Kontinyu 427
Gambar 9-67 Menetapkan titik Offset 429
Gambar 9-68 Menentukan Offset 429
Gambar 9-69 Demodulasi Sinyal Broadcast 430
Gambar 10-1 Penjejakan bingkai gambar 432
Gambar 10-2 Pola standar EIA 435
Gambar 10-3 Tanda panah pengetesan bingkai 436
Gambar 10-4 Pengujian pemusatan dan sumbu horisontal 437
Gambar 10-5 Pengetesan linieritas vertikal horisontal 438
Gambar 10-6 Pengetesan aspek perbandingan dan kontras 439
Gambar 10-7 Pengetesan interfacing 440
Gambar 10-8 Pengetesan resolusi horisontal 441
Gambar 10-9 Pengetesan ringing 443
Gambar 10-10 Chart bola pengecekan linieritas 445
Gambar 10-11 Pola bola untuk pengetesan linieritas kamera 446
Gambar 10-12 Sinyal batang warna standar 447
Gambar 10-13 Pola putih, I dan Q 447
Gambar 10-14 Bentuk gelombang tangga 448
Gambar 10-15 Level sinkronisasi 449
Gambar 10-16 Pengetesan bidang putih penuh 449
Gambar 10-17 Pengetesan bidang warna putih 75% 450
Gambar 10-18 Pola jendela pengecekan frekuensi rendah 451
Gambar 10-19 Pengetesan puritas 451
Gambar 10-20 Pengetesan linieritas sistem 452
Gambar 10-21 Pengetesan ramp termodulasi 453
Gambar 10-22 Pengaturan konvergensi 454
Gambar 10-23 Pengetesan area gambar aman 454
Gambar 10-24 Blok diagram pembangkit pola 457
Gambar 10-25 Tombol panel depan pembagkit pola 458
Gambar 10-26 Pengawatan penggunan pola non video 460
komposit
Gambar 10-27 Pengawatan pengujian lebar penalaan tuner 461
Gambar 10-28 Pattern generator dengan TV pengetesan fungsi 464
Gambar 10-29 Model-model pembagkit pola di pasaran 465
Gambar 10-30 Blok Diagram Penerima Televisi BW 466
Gambar 10-31 Pola pengetesan sinyal video 467
Gambar 11-1 Bagan Serial Buses Mesin Tester 468
Gambar 11-2 Mesin tester 469
Gambar 11-3 Mixer Signal Osciloscope (MSO) 470
Gambar 11-4 Pengambilan Gambar Ganda SPI dan CAN 471
dengan Menggunakan MSO
Gambar 11-5 Kesalahan acak yang teramati dalam dekode 473
CAN pada bingkai data 1D:07F HEX
Gambar 11-6 Pemicuan pada CAN bingkai error mengisolasi 475
perbedaan akuisisi CAN pada bingkai transmisi
pengulangan bentuk gelombang glitch
Gambar 11-7 Perbesaran bentuk gelombang glitch pada CAN 476
Gambar 11-8 Lebar pulsa pemicu pengulangan sumber acak 477
dan glitch
Gambar 11-9 Masukan dan keluaran ECU 478
Gambar 11-10 Rak PC Mountable 480
Gambar 11-11 Serial communications 481
Gambar 11-12 Modul variasi protocol serial 482
Gambar 11-13 Rangkaian Card breadboard 483
Gambar 11-14 Saklar beban tipikal 484
Gambar 11-15 Pengawatan "m" instruments x 4 2-wire busses x 485
"n" DUT pins "m" instruments x 4 2-wire busses
x "n" DUT pins
Gambar 11-16 Perancangan system fungsi tes elektronik 486
otomotif
Gambar 11-17 Bentuk gelombang sapuan untuk keempat 487
sensor roda
Gambar 11-18 Respon ABS/TC ECM terhadap masukan VRS 488
Gambar 11-19 Pengarah solenoid sisi bawah 488
Gambar 11-20 Profil tegangan deaktivasi solenoid 489
Gambar 11-21 Penerapan pulsa pengetesan untuk menetukan 490
system integritas
Gambar 11-22 Profil arus solenoid 491
Gambar 11-23 Modul bodi kontrol 492
Gambar 11-24 Pemancar 492
Gambar 11-25 Aliran fungsi aksi immobilizer 494
Gambar 11-26 Immobilizer 495
Gambar 11-27 Pohon keputusan yang digunakan respon ECM 496
Gambar 11-28 Aliran aksi fungsionalitas TPMS 497
Gambar 11-29 Deviasi frekuensi ESA4402B 498
Gambar 11-30 Data bit pada ESA4402B 499
Gambar 11-31 Pengaturan kalibrasi pada umumnya 500
Gambar 11-32 Mesin Tester 501
Gambar 11-33 Piranti Scan 504
Gambar 11-34 Macam-macam peralatan diagnosa mesin 505
Gambar 11-35 Pemasangan alat uji 505
Gambar 11-36 Tombol 24-56 penganalisa gas 507
Gambar 11-37 Halaman manajer aplikasi 507
Gambar 11-38 Halaman pilihan bahasa 507
Gambar 11-39 Halaman fole manajer 508
Gambar 11-40 Halaman inisialisasi 509
Gambar 11-41 Pilihan icon 510
Gambar 11-42 Tampilan hasil tes standar 511
Gambar 11-43 Halaman tes standar 512
Gambar 11-44 Pilihan bahan bakar 513
Gambar 11-45 Peraga jumlah kendaraan yang diuji 513
Gambar 11-46 Kurva kandungan gas 514
Gambar 11-47 Hitogram gas kendaraan 515
Gambar 11-48 Gambar posisi sensor oksigen 516
Gambar 11-49 Precleaner transparan eksternal 517
Gambar 12-1 Macam-macam Tampilan GPS 519
Gambar 12-2 Peralatan system posisi global 520
Gambar 12-3 Fungsi dasar GPS 521
Gambar 12-4 Segmen ruang 521
Gambar 12-5 Posisi satelit 522
Gambar 12-6 Menunjukan cakupan efektif 522
Gambar 12-7 Posisi 28 satelit pada jam 12 UTC pada 523
tanggal 14 April 2001
Gambar 12-8 Konstruksi satelit 523
Gambar 12-9 Blok diagram system posisi global 524
Gambar 12-10 Pseudo Random Noise 526
Gambar 12-11 Posisi Lokasi Segmen Kontrol 527
Gambar 12-12 Bidang implemenasi GPS 527
Gambar 12-13 Sinyal system posisi global 528
Gambar 12-14 Pendeteksian kapal 528
Gambar 12-15 Pendeteksian posisi oran ditengah lautan 529
Gambar 12-16 Pemanfaatan GPS untuk pengukuran tanah 529
Gambar 12-17 GPS portable sederhana 530
Gambar 12-18 Penentuan posisi dengan 3 satelit 530
Gambar 12-19 Penentuan posisi dengan 4 satelit 531
Gambar 12-20 Hubungan pulsa satelit dengan penerima 531
Gambar 12-21 Penentuan posisi dengan 4 satelit 532
Gambar 12-22 Gambar perhitungan ?t 532
Gambar 12-23 Rambatan gelombang dari lapisan ionosper 534
Gambar 12-24 GPS dengan fekuensi ganda 535
Gambar 12-25 Antena cincin 536
Gambar 12-26 Terjadinya multipath 536
Gambar 12-27 Pengukuran DOP 536
Gambar 12-28 Satelit geometri PDOP 537
Gambar 12-29 Pengaruh Gugusan bintang pada nilai PDOP 538
Gambar 12-30 Koreksi perbedaan posisi 539
Gambar 12-31 Hubungan stasiun acuan dalam pengukuran 540
Gambar 12-32 Pengukuran nilai koreksi cakupan luas 540
Gambar 12-33 Pengkuran nilai koreksi cakupan semu 541
Gambar 12-34 GPS Maestro 4050 Berbagai Sudut Pandang 542
Gambar 12-35 Pemasangan GPS 543
Gambar 12-36 Pemasangan Piringan Perekat 544
Gambar 12-37 Pemasangan Baterai 544
Gambar 12-38 Pengaturan Volume 545
Gambar 12-39 Pengaturan Tingkat Kecerahan Gambar 545
Gambar 12-40 Menu Halaman 1 546
Gambar 12-41 Menu Halaman 2 547
Gambar 12-42 Keypad 548
Gambar 12-43 Layar Peta Mode Normal 549
Gambar 12-44 Layar Peta Mode Perjalanan 550
Gambar 12-45 Layar Peta Menunjukan Perjalanan 551
Gambar 12-46a Daftar Katagori 551
Gambar 12-46b Daftar Sub Katagori Belanja 551
Gambar 12-47 Perbelanjaan Terdekat dengan Posisi Saat itu 552
Gambar 12-48 Masukan Nama Perjalanan 552
Gambar 12-49 Tampilan Add 552
Gambar 12-50 Tampilan Save 553
Gambar 12-52 Pengaturan Tujuan 553
Gambar 12-53 Ketuk Sears Buka Menu 553
Gambar 13-1 Hasil scan otak MRI 555
Gambar 13-2 Mesin MRI 556
Gambar 13-3 MRI panjang terbuka tipikal 557
Gambar 13-4 Scaner MRI sebanding antara panjang dan 557
pendeknya
Gambar 13-5 Scaner MRI berdiri 557
Gambar 13-6 Scaner MRI terbuka 557
Gambar 13-7 Blok diagram rangkaian MRI 558
Gambar 13-8 Ruang pengendali pengoperasian MRI 559
Gambar 13-9 Scan MRI tangan patah 560
Gambar 13-10 Tampak dalam gambar dongkrak kasur jerami 561
terisi dihisap ke dalam sistem MRI
Gambar 13-11 Poto perbandingan gambar otak kiri laki-laki 562
t
atelitik muda (25 th), tengah (86 th) dan umur
(76 th) mempunyai penyakit Alzheimer's
semua digambar dalam tingkat yang sama
Gambar 13-12 menunjukkan pertumbuhan tumor dalam otak 563
wanita dilihat dari irisan lateral.
Gambar 13-13 Organ dalam digambar dengan MRI 564
Gambar 13-14 Perbandingan CAT scan, dan MRI cenderung 565
lebih detail dan kontras
Gambar 13-15 Scan MRI menunjukkan tubuh bagian atas 565
dilihat dari samping sehingga tulang tulang
belakang kelihatan jelas
Gambar 13-16 Irisan Axial, coronal dan sagitall 567
Gambar 13-17 MRI gambar kepala irisan tunggal 569
Gambar 13-18 Urutan temporal scan FMRI (irisan tunggal) 569
Gambar 13-19 aktivasi otak 3D 569
Gambar 13-20 Posisi CT scan 570
Gambar 13-21 Scan irisan otak 570
Gambar 13-22 Scan dada 571
Gambar 13-23 Gambar tabung dasar CT scan 572
Gambar 13-24 Emisi cahaya atom 572
Gambar 13-25 Hasil CT scan otak 573
Gambar 13-26 Mesin sinar x 573
Gambar 13-27 Pancaran poton 574
Gambar 13-28 Hasil CAT jantung dan torax 575
Gambar 13-29 Ide dasar penyinaran sinar x 576
Gambar 13-30 Prinsip dasar penyinaran sinar x pada CAT dan 576
hasil
Gambar 13-31 CT scan multi irisan 578
Gambar 13-32 Tabung dasar mesin CT scan 579
Gambar 13-33 Ruang kontrol dan pelaksanaan scanning 579
Gambar 13-34 Jaringan sistem manajemen gambar 580
Gambar 13-35 Hasil CT scan otak 582
Gambar 13-36 ultrasonik pertumbuhan janin (umur 12 minggu) 583
dalam kandungan ibu. Pandngan samping bayi
ditunjukkan (kanan ke kiri) kepala, leher, badan
dan kaki
Gambar 13-37 bayi dalam kandungan dilihat dengan sonogram 584
Gambar 13-38 perkembangan bayi 29 minggu ultrasonik 3D 594
Gambar 13-39 Pengujian Ultasonik Selama kehamilan 585
Gambar 13-40 Sonograph menunjukkan gambar kepala janin 585
dalam kandungan
Gambar 13-41 Medical sonographic scanner 587
Gambar 13-42 Sensor suara 588
Gambar 13-43 Spektrum Doppler Arteri 590
Gambar 13-44 Spektrum warna Arteri yang sama 590
Gambar 13-45 Ultrasonik Doppler untuk mengukur aliran darah 590
melalui jantung. Arah aliran darah ditunjukkan
pada layar dengan warna yangberbeda
Gambar 13-46 Bagian-bagian mesin ultrasonik 592
Gambar 13-47 Perkembangan janin dalam kandungan 594
Gambar 13-48 Peralatan Positron Emisi Tomography (PET) 599
Gambar 13-49 Gambar skeletal anomali 600
Gambar 13-50 Warna hijau kelenjar ludah, warna merah gonfok 600
adenomas
Gambar 13-51 Mesin PET 601
Gambar 13-52 Gambar Scanner PET lengkap 601
Gambar 13-53 Hasil Scan kepala dengan SPECT 602
Gambar 13-54 Refleksi sinar pada proses penggambaran 603
Gambar 13-55 Gambar otak normal yang digambarkan dalam 3 603
posisi yang berbeda
Gambar 13-56 Pengurangan alkohol 604
Gambar 13-57 Penambahan alkohol 604
Gambar 13-58 Hasil SPECT dan CT dari torso bagian atas 604
tubuh manusia ditunjukkan kedua tulang dan
organ dalam
Gambar 13-59 Cylodran bagian instrumen PET yang digunakan 605
untuk menghasilkan radioisoto umur pendek
Menunjukkan cyclotron bagian instrumen PET
Gambar 13-60 PET mengungkapkan kemajuan kanker dada 605
kiri pasien
Gambar 13-61 Rangkaian Irisan PET menunjukkan distribusi 606
kondisi anomalous otak
Gambar 13-62 Scan PET dapat menunjukan pola dalam otak 606
yang membantu dokter analisis parkinson
Gambar 13-63 Scan otak penderita Parkinson 606
Gambar 13-64 Perbandingan hasil MRI 607
Gambar 13-65 Hasil scan termal 608
LEMBAR PENGESAHAN
LAMPIRAN D

GLOSSARY

airbag deployment Airbag adalah suatu pengekangan pasif (tidak


memerlukan campur tangan manusia) di rancang
dalam bentuk tas memompa ketika terjadi benturan.
Terbuat dari bahan fleksibel yang dapat memompa bila
terjadi tabrakan mobil.

akuisisi Akuisisi data merupakan pencuplikan waktu riil untuk


membangkitkan data yang dapat dimanipulasi oleh
komputer.

amniocentesis Amniocentesis adalah prosedur yang digunakan


dalam mendiagnosa cacat janin pada awal
trimester kedua kehamilan.

anti-aliasing Dalam pemrosesan sinyal digital anti-aliasing


merupakan teknik meminimkan aliasing pada saat
merepresentasikan sinyal resolusi tinggi pada resolusi
yang lebih rendah.

anti-lock brake Anti-lock brakes dirancang untuk mencegah


peluncuran dan membantu pengendara
mempertahankan kendali kemudi selama situasi
pemberhentian darurat

attenuator Attenuator merupakan piranti elektronik yang


mengurangi amplitudo atau daya sinyal tanpa
membuat bentuk gelombang cacat. Attenuator
biasanya biasanya berupa piranti pasip terdiri dari
resistor.

Bandpass Filter Penyarring frekuensi yang hanya melewatkan


frekuensi menengah.
chip Serpihan kristal tunggal yang berisi rangkaian
terpadu.

claustrophobic Tidak nyaman di ruang sempit, gelap tertutup.

Common Mode Besaran yang dapat menunjukkan kualitas


Rejection Ratio penguat beda merupakan perbandingan antara
besarnya penguatan common dan penguatan
penguat beda.

cyclotron Unsur radiasi yang dihasikan oleh mesin scan


sebelum pengujian dimulai.

Debug Mengidentifikasi dan melokalisir letak kesalahan .


densifying Perbandingan harga atas beribu-ribu nama merek
produk untuk semua kebutuhan.

distorsi Cacat gelombang

ECU test Piranti throughput misalnya perubahan RS 232


throughput dengan CAN dan sebaliknya dapat membuat atau
memecahkan performansi sitem pengetesan.

efek piezolistrik Bila sumbu mekanik dari Kristal diberi tekanan maka
akan timbul beda tegangan pada sumbu listrik. Bila
pada sumbu listrik diberi tegangan maka akan terjadi
perubahan keadaan disepanjang sumbu mekanik.
Bila pada sumbu listrik diberi tegangan AC maka akan
terjadi getaran di sumbu mekanik dengan frekuensi
naturalnya. Semakin tipis Kristal frekuensi getar
semakin tinggi.

elektron gun Susunan elektroda yang menghasilkan berkas


elektron yang dapat dikendalikan difokuskan dan
dibelokkan sebagaimana dalam gambar tabung
televisi.

electrocardiogram Electrocardiogram, juga dinakaman EKG atau ECG,


merupakan pengetesan sederhana yang mendeteksi
dan merekam aktivitas kelistrikan jantung.

encrypte code Kode yang digunakan dalam program Java , anda


dapat menggunakan sistem manajemen menjaga
profil pemakai dengan menggunakan passwaord.

fisiologi Istilah dalam fisiologi yang berasal dari kata physics


yang berarti alami dan logos yang berarti kata.
Fisiologi merupakan bidang ilmu yang mempelajari
berbagai fungsi organisme hidup.
gastrointestinal Berkaitan dengan perut dan isi perut.

Glitch Dalam elektronika, glitch adalah suatu sinyal listrik


jangka waktu pendek yang pada umumnya hasil
suatu kesalahan atau kesalahan disain

High Pass Filter Penyaring frekuensi yang hanya melewatkan


frekuensi tinggi

Immoblizer Tidak ada definisi standar, merupakan keadaan yang


tidak sesuai dengan perancangan.

Interlace Dua bidang gambar yang tampak dalam satu layar


televise, namun setiap bidang gambar di scan secara
terpisah.

Interpolasi Interpolasi adalah menghubungkan titik. Interpolasi


linier sederhana menghubungkan titik sampel dengan
garis lurus.

Indomitabel Tidak mampu untuk diperdaya, ditundukkan; lunak,


atau ditaklukkan; tak tertundukkan .

interferensi Percampuan dua gelombang atau lebih dapat saling


memperkuat atau melemahkan tergantung dari
kedudukan pasa satu dengan yang lain.

intravascular Dalam pembuluh darah

Intermittent Selang waktu mulai dan berhenti berselang-seling


dengan sebentar-sebentar sinonim dengan periodik

Intuitif Tentang, berkenaan dengan, atau timbul dari intuisi

kompatibel Dapat digunakan secara bersama-sama dengan


tanpa merubah dan menambah peralatan lain dalam
sistem. Misal penerima TV warna dan hitam putih
untuk menerima siaran dari pemancar yang sama

Low Pass Filter Penyaring frekuensi yang hanya melewatkan


frekeunsi rendah.

luminansi Istilah yang digunakan untuk menandai kecerahan


atau hitam putihnya gambar televisi.

neonatal Berkaitan dengan bayi baru.

noise Sinyal yang tidak dikehendaki keberadaannya dalam


sistem.

noise figure Dalam telekomunikasi noise figure (NF) merupakan


suatu ukuran degradasi dari perbandingan sinyal
terhadap noise, yang disebabkan oleh komponen
dalam sinyal RF.

osteoporosis Pengapuran / pengkeroposan tulang

Partikel Suatu bagian yang sangat kecil

Patologi forensic Ilmu penyakit forensik adalah suatu cabang


kedokteran yang terkait dengan menentukan
penyebab kematian, pada umumnya untuk kasus
hukum pidana dan kasus hukum perdata dalam
beberapa yurisdiksi.
pacemaker Pacemaker berupa alat kecil yang membantu detak
jantung dengan simulasi listrik membantu
mengendalikan irama jantung.

Penomena Suatu kejadian, keadaan, atau fakta yang dapat


diterima oleh pikiran sehat.

peripheral Periperal merupakan piranti komputer seperti drive


CD-ROM atau printer yang bukan merupakan bagian
utama computer seperti memori, mikroprosesor.
Periperal eksternal seperti mouse, keyboard, monitor,
printer.

peripheral Peripheral neuropathy merupakan masalah


neuropathy dengan kegelisahan yang membawa informasi ke dan
dari otak dan tulang belakang. Sakit ini
mengakibatkan, hilangnya sensasi, dan ketidak-
mampuan untuk mengendalikan otot.

portable Dapat dijinjing tidak ditempatkan secara permanen.

protocol Dalam teknologi informasi, protokol adalah


satuan aturan yang khusus dalam koneksi
telekomunikasi .

pseudo-range Cakupan pengukuran semu digunakan bersama-


sama dengan estimasi posisi SV yang didasarkan
pada data empiris yang dikirim oleh masing-masing
SV. Data orbital (empiris) memungkinkan penerima
untuk menghitung posisi SV dalam tiga dimensi pada
saat pengiriman sinyal secara berunyun.

radio isotop Suatu versi elemen kimia yang memiliki inti tak sabil
dan mengemisikan radiasi selama decay untuk
membentuk kestabilan. Radio isotop penting
digunakan dalam diagnosa medis untuk pengobatan
dan penyelidikan.

radiactive decay Radioactive decay merupakan suatu proses


ketidakstabilan inti atom karena kehilangan energi
berupa emisi radiasi dalam bentuk partikel atau
gelombang elektromagnetik.

real time waktu yang sebenarnya pada saat terjadinya proses.

Resolution Kejelasan atau ketajaman gambar,

retrace Kembalinya berkas elektron dari sistem scanning


televisi sisi kanan layar ke sisi kiri layar monitor.
rise time Waktu yang diperlukan pulsa untuk naik dari 10%
amplitudo maksimum sampai 90%.

ringing Dengan hanya satu sinyal yang diberikan pada


terminal osiloskop dan yang lain tidak dihubungkan
dapat dilihat adanya beberapa sinyal yang tidak
berguna. Sinyal ringing tidak menambah amplitude
tegangan, yang bertambah adalah frekuensinya
karena factor ketiga.

scrambling CSS, Content Scrambling System, merupakan


system enkripsi lemah yang digunakan pada
kebanyakan DVD komersial.

shadow mask Lapisan logam berlubang di dalam monitor warna


untuk meyakinkan bahwa berkas elektron hanya
menumbuk titik pospor dengan warna yang benar dan
tidak mengiluminasi lebih dari satu titik.

S/N Ratio Perbandingn sinyal terhadap noise meruakan


perbandingan dari sinyal yang dikehendaki terhadap
sinyal yang tak diinginkan.

sweep vernier Sapuan dari atas ke bawah untuk mengukur posisi


terhadap skala.

tomography Berkaitan dengan scan medis.

Transduser Transduser merupakan suatu piranti yang dapat


mengubah besaran non listrik menjadi besaran listrik
dan sebaliknya.

transceiver Pemancar dan penerima sinyal yang ditempatkan


dalam satu kemasan.

transien Transien dapat didefinisikan sebagai lonjakan


kenaikkan arus yang mempunyai durasi 50 sampai
100 milidetik dan kembali normal pada tegangan
sumber 28 Volt membutuhkan waktu 50 mili detik atau
lebih.

troubleshooting Proses pencarian letak gangguan atau kerusakan.

Vasodilatation Pelebaran pembuluh darah.

Virtual Virtual sekarang ini secara filosofi distilahkan


sebagai sesuatu yang tidak nyata, namun
memungkinkan untuk diperagakan sepenuh kualitas
nyata.

You might also like