You are on page 1of 36

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.

13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

3.5. METODE KERJA Motode kerja ini merupakan bagian dari sistem kontrol terhada hasil kerja kontraktor pelaksana, sehingga apa yang dikerjakan di lapangan sesuai dengan peraturan dan syaratsyarat teknis yang di sepakati. Metode kerja ini yang di sampaikna ini adalah metode kerja untuk pekerjaan primer yaitu 1. Pekerjaan Timbunan tanah untuk lapis pondasi jalan 2. Pekerjaan aspal campuran panas 3. Pekerjaan Jalan Lapen 4. Pekerjaan pembuatan saluran drainase tepi jalan menggunakan bahan pabrikan 3.5.1. Pengendalian Pekerjaan Fisik 1) Proses dan Pelaksanaan Kegiatan Setiap kegiatan pekerjaan selalu memerlukan perencanaan, proses, metode kerja dan pelaksanaan kegiatan yang akan diperlukan hingga hasil suatu kegiatan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Untuk setiap unit kerja/unit pelaksana kegiatan harus merencanakan dan melaksanakan proses dan pelaksanaan kegiatan secara terkendali yang meliputi : a. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam rencana mutu unit kerja atau rencana mutu pelaksanaan kegiatan atau rencana mutu kontrak. b. Setiap kegiatan dapat diketahui ketersediaan informasi yang menggambarkan karakteristik kegiatan dan ketersediaan dokumen kegiatan. c. Setiap kegiatan memenuhi persyaratan ketersediaan sumber daya yang diperlukan dalam proses kegiatan. d. Ketersediaan peralatan monitoring dan pengukuran pelaksanaan pekerjaan serta mekanisme proses penyerahan dan pasca penyerahan hasil pekerjaan. Setiap jenis kegiatan harus mempunyai petunjuk pelaksanaan yang merupakan dokumen standar kerja yang diperlukan guna memastikan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proses dilakukan secara efektif dan efisien. Adapun Petunjuk Pelaksanaan sekurang-kurangnya : a. Halaman Muka berisi : o Judul dan nomor identifikasi petunjuk pelaksanaan o Status validasi dan status perubahan. o Kolom sahkan petunjuk pelaksanaan.
26

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

b. Riwayat Perubahan; a. Maksud dan Tujuan Petunjuk Pelaksanaan; b. Ruang Lingkup penerapan; c. Referensi atau acuan yang digunakan; d. Definisi (penjelasan istilah-istilah) jika diperlukan; e. Tahapan proses atau kegiatan (dengan bagan alir jika perlu); f. Ketentuan Umum (penjelasan tentang persyaratan-persyaratan yang harus Dipenuhi dalam melaksanakan proses); g. Tanggung jawab dan wewenang; h. Kondisi khusus (penyimpangan dsb.); i. Rekaman/Bukti kerja (yang menjadi persyaratan) j. Lampiran berupa contoh format rekaman/bukti kerja. Sedangkan untuk melaksanakan Validasi terhadap proses pelaksanaan pekerjaan dalam kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dan dengan hasil kegiatan setelah selesai dilaksanakan harus dapat dilakukan pada setiap tahap kegiatan, jika verifikasi tidak dapat dilakukan secara langsung melalui monitoring atau pengukuran secara berurutan. Validasi pada plekasanaan kegiatan harus mempertimbangkan ketentuan berikut: Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untukpeninjauan dan persetujuan proses. Validasi ulang pelaksanaan kegiatan bila hasilnya tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, setelah dilakukan perbaikan atau penyempurnaan. Disamping itu setiap unit kerja/unit pelaksana kegiatan harus mampu mengidentifikasi hasil setiap tahapan kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan dan mengidentifikasi status hasil kegiatan tersebut. Tujuan identifikasi untuk memastikan pada hasil kegiatan dapat dilakukan analisis apabila terjadi ketidaksesuaian pada proses dan hasil kegiatan. Rekaman hasil identifikasi harus selalu terpelihara dalam pengendalian rekaman/bukti kerja. Untuk memastikan bahwa pemeliharaan hasil pekerjaan pada saat penyerahan tetap sesuai sebagaimana pada saat produksi maka harus dilakukan pemeliharaan hingga sampai waktu penyerahan. Pada proses penyerahan hasil pekerjaan, setiap unit kerja harus mensyaratkan dan menerapkan proses pemeliharaan hasil pekerjaan dan yang menjadi bagian hasil pekerjaan agar mutu tetap terjaga.
27

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

2) Monitoring dan Pengendalian Kegiatan Monitoring dan pengendalian Kegiatan merupakan suatu proses evaluasi yang harus dilaksanakan untuk mengetahui kinerja hasil pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat dilakukan pengukuran atau penilaian hasil dari produk penyedia jasa. Monitoring merupakan bagian dari pengendalian mutu hasil pekerjaan, agar semua hasil kegiatan yang diserahkan dapat memenuhi persyaratan kriteria penerimaan pekerjaan. Hal hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan monitoring antara lain: a. Penanggung jawab untuk tiap-tiap tahapan kegiatan harus menetapkan metode yang tepat untuk monitoring dan pengukuran hasil pekerjaan dari setiap tahapan pekerjaan. b. c. d. Monitoring dan pengukuran dilakukan dengan cara memverifikasi bahwa persyaratan telah dipenuhi. Setiap monitoring dan pengukuran dilaksanakan pada tahapan yang sesuai berdasarkan pengaturan yang telah direncanakan. Rekaman bukti monitoring dan pengukuran hasil kegiatan harus dipelihara kedalam pengendalian rekaman/bukti kerja. Disamping itu setiap unit kerja harus menentukan, mengumpulkan dan menganalisis data yang sesuai dan memadai untuk memperagakan kesesuaian dan keefektifan. Analisis data bertujuan untuk mengevaluasi dimana dapat dilaksanakan perbaikan berkesinambungan dan analisis harus didasarkan pada data yang dihasilkan dari kegiatan monitoring dan pengukuran atau dari sumber terkait lainnya. Hasil analisis harus berkaitan dengan manfaat hasil pekerjaan, kesesuaian terhadap persyaratan hasil pekerjaan dan karakteristik dari proses-proses kegiatan termasuk peluang untuk tindakan pencegahan. Sedangkan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan harus di-identifikasi dan dipisahkan dari hasil pekerjaan yang sesuai untuk mencegah penggunaan yang tidak terkendali. Tindakan yang harus dilaksanakan pada pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan antara lain : a. Penanggung jawab pada setiap kegiatan harus memastikan bahwa hasil dari setiap tahapan kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan diidentifikasi dan dikendalikan untuk tindak lanjut b. tahapan kegiatan yang berhubungan dengan tahapan sebelumnya.
28

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

c.

Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai harus diatur dalam prosedur pengendalian hasil pekerjaan tidak sesuai yang merupakan bagian dari prosedur mutu.

d.

Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai minimal harus mencakup : o o o Penetapan personil yang kompeten dan memiliki kewenangan untuk menetapkan ketidaksesuaian hasil pekerjaan untuk setiap tahapan. Mekanisme penanganan hasil kegiatan tidak sesuai termasuk tatacara pelepasan hasil kegiatan tidak sesuai. Mekanisme verifikasi ulang untuk menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan yang ditetapkan.

Pengendalian pekerjaan tidak sesuai harus dilaksanakan dengan mengesahkan penggunaan dan penerimaannya berdasarkan konsensi oleh pengguna atau pemanfaatan hasil pekerjaan. Dalam upaya menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dan mencegah terulangnya hasil pekerjaan yang tidaksesuai, diperlukan tindakan korektif dan tindakan pencegahan yang diatur dalam prosedur mutu. Prosedur tindakan korektif minimal harus mencakup kegiatan antara lain: a. b. c. d. e. f. Menguraikan ketidaksesuaian, Menentukan/menganalisa penyebab ketidaksesuaian Menetapkan rencana penanganan untuk memastikan, bahwa ketidaksesuaian tidak akan terulang dan jadwal waktu penanganan. Menetapkan petugas yang melaksanakan tindak perbaikan. Mencatat hasil tindakan yang dilakukan. Memverifikasi tindakan perbaikan yang telah dilakukan.

Sedangkan tindakan pencegahan ditetapkan dalam upaya meminimalkan potensi ketidaksesuaian yang akan terjadi termasuk penyebabnya. Tindakan pencegahan harus mempertimbangkan dampak potensialnya dan efek dari tindakan pencegahan kegiatan yang lainnya. Untuk itu perlu mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian dan merencanakan kebutuhan tindakan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian serta melakukan verifikasi tindakan pencegahan yang telah dilaksanakan

29

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN 1. Pengendalian Waktu Waktu pelaksanaan secara rutin dikontrol agar waktu pelaksanaan berjalan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Pengendalian dilakukan dengan mengevaluasi dan mengesahkan metode kerja dan jadwal pelaksanaan, memeriksa kemajuan dari setiap item pekerjaan, memeriksa perencanaan konstruksi dan peralatan serta tenaga kerja yang ada. Prosedur pengendalian waktu yang disulkan konsultan seperti terlihat pada Gambar (1)

30

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Gambar (1) Bagan Alir Pengendalian Waktu Pengawasan Pekerjaan

31

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

2. Pengendalian Mutu Pengendalian mutu yang akan dilakukan oleh konsultan adalah meliputi : material yang akan digunakan, pengolahan metode kerja, peralatan yang digunakan dan hasil pekerjaan. Sebagai dasar pengendalian mutu akan dipakai spesifikasi teknik yang ada dan setiap material yang akan digunakan harus dilakukan pengetasan di laboratorium terlebih dahulu. Apabila hasil test tidak memenuhi syarat, maka contoh material tersebut akan ditolak dan harus diganti dengan material lain yang memenuhi syarat. Demikian juga material yang dikirim ke lapangan akan diperiksa secara berkala untuk memastikan apakah material yang dikirim tersebut sudah sesuai dengan contoh yang ada, yaitu dengan melakukan pengujianpengujian terhadap material yang dikirim ke lapangan secara acak. Prosedur pengendalian mutu seperti terlihat pada Gambar (2) berikut ini :

32

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Gambar (2) Bagan Alir Pengendalian Mutu Pekerjaan Hasil pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor merupakan aspek penting yang akan menjadi perhatian konsultan dalam melakukan pengawasan agar mutuhasil pekerjaan benar-benar sesuai dengan persyaratan yang ada dalam spesifikasi teknik. i. Request. Pada setiap akan dimulainya suatu tahapan pekerjaan, kontraktor harus mengajukan permohonan pelaksanaan pekerjaan (Request) kepada konsultan. Request merupakan dokumen permohonan suatu kegiatan yang diajukan oleh

33

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

kontraktor kepada konsultan pengawas untuk diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Tugas, kegiatan ini dilakukan dengan tujuan : a. b. c. d. Supaya setiap pekerjaan yang dilakukan kontraktor dapat diawasi dan dimonitor oleh konsultan pengawas. Supaya hasil pekerjaan kontraktor dapat dipertanggung jawabkan dengan tepat mutu dan kuantitas sesuai dengan rencana. Kontraktor harus bekerja mengikuti prosedur yang sudah ditentukan sesuai dengan dokumen kontrak dan spesifikasi teknik. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari. Formulir pemeriksaan Request dapat dilihat pada lampiran Formulir 07a dan 07b. ii. Pemeriksaan Material Sumber material (quarry) dan bahan mentah yang akan digunakan pada pembangunan harus melalui tahap pengujian awal. Dengan ditentukan quarry pada suatu lokasi tertentu diharapkan dapat mempermudah dalam pelaksanaan pekerjaan, efisien waktu dan biaya, mempermudah pemeriksaan material harian atau periodic dan perkiraan volume material. Kegiatan ini dicatat pada Formulir 08a. Selain itu pengujian material dilakukan agar material yang akan dipergunakan dapat dipertanggung jawabkan factor kekerasan, keawetan, kebersihan dan lainlain sesuai syarat-syarat yang tercantum dalam spesifikasi teknik. Pengujian yang dilakuakan di dokumentasikan pada Formulir 08b. Yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi quarry adalah : a. b. c. d. e. f. a. Jumlah bahan mentah yang ada. Jarak lokasi dari permukiman sebaiknya cukup jauh untuk menghindari polusi udara dan suara. Jarak dengan base camp diusahakan sedekat mungkin. Jalan akses atau jalan sementara menuju lokasi. Ijin penambangan dan pemakaian bahan peledak. Sosialisasi ijin penambangan. Batuan atau agregat : pengetesan kekuatan/keausan.

Pengawasan awal yang dilakukan pada lokasi quarry meliputi sebagai berikut :

34

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

b. c.

Tanah Air

: pengetesan untuk mengetahui klasifikasi tanah sehingga diketahui sifat-sifat tanahnya. : harus bersih dari kotoran organic/kandungan Lumpur, larutan kimi yang membahayakan, dan lainlain.

iii. Pengujian Bahan Olahan dan Bahan Jadi. Pengujian ini dilakukan untuk mencapai keseragaman mutu hasil pekerjaan, sehingga hasil pekerjaan tepat mutu sesuai dengan yang disyaratkan. Selain itu mengevisiensikan waktu pelaksanaan pekerjaan di lapangan karena keslahankesalahan akibat mutu bahan yang tidak sesuai dapat dihindari. Formulir pengujian bahan olahan dan bahan jadi dapat dilihat pada format - 09a dan 09b. iv. Laporan Ketidaksesuaian. Yang dimaksud dengan laporan ketidaksesuaian adalah laporan yang dibuat oleh konsultan kepada pemberi tugas mengenai ketidaksesuaian suati jenis pekerjaan di lapangan baik mengenai mutu bahan, hasil pekerjaan, prosedur pembuatan, volume pekerjaan maupun penampilan hasil pekerjaan. Hal ini dilaporkan dengan menggunakan formulir laporan ketidaksesuaian pada format 11. v. Pemeriksaan Mutu Pelaksanaan. Pemeriksaan mutu pelaksanaan dilakukan setiap jenis pekerjaan sesuai dengan prosedurnya masing-masing. Adapun prosedur pemeriksaan mutu pekerjaan adalah sebagai berikut : a. b. Minimal 24 jam sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mengajukan requaest untuk setiap jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Konsultan dan staff lapangan dari pemberi tugas akan mengecek kesiapan kontraktor mengenai kesiapan pelaksanaan untuk masingmasing jenis pekerjaan. c. d. Hasil evaluasi lapangan secepatnya direkomendasikan atau ditolak untuk dilengkapi kembali. Pemberi Tugas menyetujui pelaksanaan pekerjaan setelah mendapat rekomendasi dari konsultan pengawas.

35

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Dalam program pengendalian mutu, konsultan akan melaksanakan hal-hal sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. Melakukan pengetesan material secara rutin dengan test di laboratorium maupun di lapangan. Melakukan pemeriksaan terhadap semua material yang akan digunakan di lapangan. Membuat prosedur standard test beserta frekwensi test. Melakukan pengetesan pada setiap tahap pekerjaan. Menyiapkan prosedur pengawasan yang harus diikuti dalam setiap aktivitas pekerjaan di lapangan. Membuat laporan harian yang berisi tentang kegiatan pekerjaan, masalahmaslah yang timbul berikut penyelesaiannya, lokasi pekerjaan, kondisi iklim, jumlah personil, jenis dan jumlah alat serta perkiraan kuantitas yang telah dikerjakan. 4. Pengendalian Biaya Pengendalian biaya akan dilakukan oleh konsultan agar biaya konstruksi yang ada tidak mengalami perubahan dan diusahakan tetap sesuai dengan nilai kontrak yang ada. Untuk dapat mengamankan harga kontrak perlu diambil langkah-langkah tertentu yaitu dengan melakukan monitoring terhadap kuantitas pekerjaan dan perubahan-perubahan pekerjaan yang terjadi yang tidak diduga sebelumnya. Prosedur pengendalian biaya seperti pada Gambar (3) berikut ini :

36

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Gambar (3) Bagan Alir Pengendalian Biaya


37

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Langkah-langkah konsultan untuk pengendalian biaya konstruksi adalah sebagai berikut : i. Monitoring dan mengevaluasi kuantitas pekerjaan. Kuantitas pekerjaan yang terdapat dalam bill of quantity adalah kuantitas prakiraan yang dapat berubah setiap saat. Oleh karena itu perlu dilakukan monitoring dari waktu ke waktu untuk mengetahui apakah kuantitas pekerjaan yang ada mencukupi atau tidak. Selanjunya mengambil langkah-langkah tertentu bila terjadi penambahan atau pengurangan kuantitas sehubungan dengan hal-hal yang tidak diperkirakan sebelumnya yang dapat mempengaruhi nilai kontrak yang ada. Monitoring kuantitas pekerjaan dilakukan dengan mengakumulasikan kuantitas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan sisa pekerjaan. Bila terdapat satu item pekerjaan yang diperkirakan kurang maka untuk mencukupi akan diambilkan dari kuantitas item pekerjaan lain yang diperkirakan lebih atau berprioritas lebih rendah. Sehingga dengan demikian nilai kontrak secara keseluruhan tetap dapat dipertahankan. ii. Melakukan Change Order Dalam hal ini perlu dilakukan penyesuaian kuantitas pekerjaan baik karena keadaan lapangan ataupun mempertahankan biaya secara keseluruhan maka change order dapat dilakukan. Konsultan atas masukan dari kontraktor akan menyempaiakan lebih dahulu kepada Pemberi Tugas tentang adanya change order yang harus dilakukan disertai sengan data pendukung, gambar detail, prakiraan kuantitas, kebutuhan alat dan personil serta waktu yang dibutuhkan. Pada rapat prakualifikasi cara perhitungan volume pekerjaan harus disepakati bersama antara Pemberi Tugas, konsultan pengawas dan kotraktor. Ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dalam menghitung kemajuan volume pekerjaan kontraktor dan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan yang akan ditagihkan melalui Monthly Certificate. Volume pekerjaan yang dihitung adalah pekerjaan yang sudah diperiksa kebenarannya (vrifikasi) dan dicatat pada Format 10a dan 10b.

38

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

5. Pengendalian Keselamatan Kerja Keselamatan kerja akan dikendalikan hari demi hari dengan memeriksa metode kerja yang akan dipakai dan memeriksa kondisi kerja actual. Program pengamanan pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan untuk menjamin dipenuhinya peraturan standar keamanan kerja. Prosedur standar untuk pekerjaan pemeliharaan peralatan, pengoperasian peralatan, pemadam kebakaran, alat komunikasi dan fasilitas pertolongan pertama harus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan termasuk pengaturan lalu lintas dengan pemberian tanda peringatan seperti tanda jalan, marka jalan, penghalang, lampu penerangan dan petugas pengatur lalu lintas. Program keselamatan kerja ini diterapkan untuk seluruh personil proyek, semua lalu lintas yang melewati loksi proyek, masyarakat sekitarnya dan pada seluruh tahapan pekerjaan. Kelestarian lingkungan akan dijaga dengan mengendalikan bangunanbangunan, tanah dan puing-puing dengan mengevaluasi peralatan dan mesin guna mengurangi kebisingan dan getaran-getaran. Prosedur pengendalian keselamatan kerja dapat dilihat pada Gambar (4)

39

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Gambar ( 4) Bagan Alir Pengendalian Keamanan dan Keselamatan Kerja Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keselamat kerja adalah sebagai berikut : 1. Adanya informasi kepada pemakai jalan tentang adanya pekerjaan yang sedang berlangsung. 2. Pemasangan rambu-rambu peringatan dan rambu-rambu pentunjuk sebelum memasuki lokasi pekerjaan. 3. Pemasangan concrete barrier, traffic cone dan rambu-rambu petunjuk pada lokasi pekerjaan. 4. Pemasangan lampu peringatan (flashing light) yang dinyalakan pada malam hari/pada saat turun hujan, untuk memberi peringatan kepada pengguna jalan. 5. Adanya petugas yang bertugas sepanjang siang dan malam hari yang dilengkapi dengan alat komunikasi untuk membantu kondisi arus lalu lintas.

40

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

6. Kemungkinan tidak melakukan kerja disiang hari bila terjadi lonjakan arus lalu lintas pada hari sabtu, minggu dan hari libur. 3.5.2. METODE PENGAWASAN MAJOR PEKERJAAN a. Pengawasan Pekerjaan Galian dan Timbunan : Memeriksa gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan. Mengambil contoh tanah dari bahan timbunan, baik yang diambil dari tanah galian ataupun yang diambil dari borrow area, guna keperluan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jenis dan karakteristik bahan. Mengevaluasi data-data hasil pemeriksaan laboratorium, untuk menentukan apakah material tersebut layak untuk digunakan sebagai bahan timbunan, sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam spesifikasi. Memberikan rekomendasi terhadap hasil evaluasi pemeriksaan laboratorium. Melaksanakan percobaan pemadatan untuk pekerjaan timbunan di lapangan dengan ketebalan penghamparan gembur dan jumlah lintasan masing-masing alat berat yang bervariasi, dengan jumlah lapis tertentu. Melaksanakan pengujian kepadatan lapangan (Field Density Test) untuk setiap lapis tanah yang telah selesai dikerjakan, dengan menggunakan metoda Sand Cone (Sand Cone Method), atau alat Nuclear Density (Troxler) yang telah dikorelasikan terhadap metoda Sand Cone yang menghasilkan persamaan regressi, untuk mendapat nilai kepadatan metoda Sand Cone. Mengevaluasi data hasil percobaan pemadatan untuk mendapatkanketebalan gembur dan jumlah lintasan dari tiap alat pemadat yang dipakai, yang paling efisien guna mendapatkan ketebalan yang sesuai dengan gambar rencana/gambar kerja dan nilai kepadatan lapangan minimum seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi terpenuhi. Memberikan rekomendasi terhadap hasil ecaluasi percobaan pemadatan. Mengawasi pekerjaan timbunan agar pelaksanaannya sesuai/tidak menyimpang dari hasil evaluasi percobaan pemadatan, baik ketebalan penghamparan gemburnya, jumlah lintasan masingmasing alat pemadat yang digunakan maupun kadar air bahan pada waktu pemadatan. Memeriksa bahan timbunan yang akan dipakai, harus bersih dari material yang tidak berguna (deleterious materials), sampah (garbage), akar-akaran (roots).

41

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Selalu mengontrol kadar air tanah dari bahan timbunan sesaat sebelum pekerjaan pemadatan dimulai, agar sicapai kepadatan yang maksimum. Kadar air bahan timbunan pada saat pelaksnaaan pemadatan adalah sam dengan kadar air optmum bahan hasil percobaan pemadatan (compaction test) yang dilakukan di laboratorium, dengan batasan toleransi 2 %. Pelaksanaan pengujian kepadatan lapangan untuk setiap lapisan yang telah selesai dipadatkan. Pemeliharaan setiap lapis tanah yang telah selesai dikerjakan dengan menutupnya dengan terpal sebelum lapisan/pekerjaan berikutnya dilaksanakan. Untuk menjaga kestabilan kadar air tanah akibat air hujan dan panas terik sinar matahari langsung. Mengambil contoh tanah secara berkala untuk setiap volume pemakaian tertentu untuk pemeriksaan laboratorium. Mengevaluasi arahan-arahan, saran-saran dan jalan keluar atas permasalahan yang terjasi di lapangan yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan. Prosedur pelaksanaan pekerjaan tanah seperti pada Bagan Alir Pekerjaan Tanah Gambar (5) berikut ini :

42

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Gambar (5) Pengendalian Mutu Tanah Timbunan


43

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan tanah adalah : 1. Unti kondisi tanah dasar yang buruk sejenis Miocene Clay (pelapukan lempung), harus diganti dengan material yang lebih baik. 2. Untuk jenis tanah lembek biasa, tanah dasar sampai dengan kedalaman tertentu, tidak perlu diganti, tapi bias diperbaiki dengan mencampur tanah tersebut dengan semen denga perbandingan tertentu, tergantung kepada jenis tanah yang ada melalui percobaan pencampuran dan pengujian contoh campuran, atau dengan dicerucuk dolken berdiameter 10 cm 15 cm dengan jarak 50 cm (pusat ke pusat). 3. Kalau pekerjaan timbunan dilakukan pada musim hujan, dimana pekerjaan perbaikan tanah sulit dilaksanakan, sedangkan waktu pelaksanaan terbatas, konstruksi perkerasan kaku bias diganti dengan konstruksi Piled Slab (disarankan). 4. Untuk menanggulangi air tanah yang tinggi (pada daerah galian), yang bisa mempengaruhi lapis permukaan badan jalan dibawah konstruksi perkerasan kaku, apabila elevasi dasar saluran samping terbatas, dibawah dasar saluran samping dapat dibuatkan sub drainase pada kedalaman tertentu, untuk menurunkan permukaan air tanah. 5. Kalau ada aliran air dibawah permukaan subgrade, bisa dibuatkan sub drainase dibawah permukaan sub grade untuk membuang/mengalirkan air tersebut ke pembuangan samping/dataran rendah disekitar lokasi, dengan catatan aman terhadap dampak lingkungan. 6. Pada daerah galian yang cukup dalam, kemiringan lereng galian harus dievaluasi kembali. Kalau tidak memenuhi persyaratan stabilitas lereng, kemiringan lereng galian harus diperbaiki dengan membuatnya lebih landai, atau kalau ROW tidak cukup, harus dibuatkan slope protection. 7. Apabila ada mata air yang keluar dari samping (lereng galian), harus dibuatkan tali air dari pasangan batu, untuk mengalirkan air ke saluran samping (side ditch). Apabila tempat keluarnya air agak lebar, dibawah sumber mata air harus dibuatkan semacam slope protection, minimal sepanjang/selebar tempat keluarnya air, air dibuang ke saluran samping, agar lereng galian terhindar dari gerusan air. 8. Untuk memelihara hasil pekerjaan pemadatan yang telah baik dan untuk mempertahankan kestabilan kadar air lapisan permukaan, setiap lapisan yang telah selesai dikerjakan dan kepadatannya telah memenuhi syarat, lapisan yang telah
44

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

selesai dipadatkan harus ditutup dengan terpal, sampai pekerjaan lapisan berikutnya dikerjakan. 9. Untuk perlintasan alat berat, dump truck pengangkut material, harus melalui jalan kerja tersendiri diluar/disamping badan jalan, agar tidak merusak lapisan tanah timbunan/sub grade yang telah selesai dipadatkan. b. Program Kerja Pengawasan Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat : 1. Memeriksa gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. 2. Mengambil contoh material yang akan digunakan sebagai bahan lapis pondasi agregat untuk keperluan pemeriksaan laboratorium. 3. Mengawasi dan memberi arahan dalam pembuatan pencampuran/pembuatan design mix lapis pondasi agregat. 4. Memberikan rekomendasi terhadap hasil design mix yang diajukan. 5. Memeriksa kesiapan lahan yang akan dihampar (sub grade), baik dalam segi kerataan maupun kemiringan permukaannya. 6. Pekerjaan dilaksanakan secara manual, dibantu dengan alat Motor Grader untuk pembentukan kemiringan dan perataan permukaan lapis pondasi agregat dan tangki air untuk membantu mengatur kadar air pada waktu pelaksanaan pemadatan. 7. Pemeriksaan pemadatan lapangan untuk setiap lapis pondasi agregat yang telah selesai dikerjakan. 8. Perawatan/pemeliharaan lapis permukaan dengan cara ditutup terpal, agar terhindar dari kerusakan akibat air hujan, sebelum pekerjaan diatasnya dilaksanakan. 9. Mengevaluasi data-data hasil pemeriksaan laboratorium secara berkala. 10. 10.Memberikan araha-arahan dan jalan keluar atas permasalahan yang terjadi di lapangan yang dierlukan; selama pelaksanaan pekerjaan. 11. Prosedur pengendalian mutu untuk pekerjaan agregat adalah seperti pada Gambar (6) berikut ini :

45

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Gambar (6) Pengendalian Mutu Pekerjaan Agregat


46

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

c. Program Kerja Pengawasan Pekerjaan Aspal/Perkerasan Lentur : Memeriksa gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Mengambil contoh material/agregat kasar dn agregat halus serta bahan aspal yang akan digunakan untuk pemeriksaan awal laboratorium. Mengevaluasi data-data hasil pemeriksaan laboratorium. Memberikan rekomendasi terhadap hasil pemeriksaan laboratorium. Mengawasi dan memberi arahan kepada kontraktor dalam pembuatan Job Mix Formula campuran aspal panas (hot mix asphalt) untuk masing-masing tipe yang akan digunakan. Mengevaluasi hasil Job Mix Formula yang diajukan oleh kontraktor. Memberikan rekomendasi atas Job Mix Formula yang diajukan. Mengawasi dan memberi pengarahan pada pelaksanaan percobaan penghamparan dan pemadatan aspal campuran panas untuk setiap tipe campuran. Mengawasi pelaksanaan pengambilan contoh dengan mesin core untuk pemeriksaan laboratorium seperti : kepadatan lapangan, mardhall stability, kadar aspal, flow dan gradasi campuran. Mengevaluasi data-data hasil pemeriksaan laboratorium. Memberikan rekomendasi atas hasil pemeriksaan laboratorium. Memeriksa kesiapan lahan yang akan dihampar antara lain : kerataan, kepadatan dan kemiringan permukaan lapisan yang akan dihampar serta pemberian prime coat. Mengawasi pelaksanaan penghamparan dilokasi pekerjaan, pengambilan contoh campuran tergelar untuk pemeriksaan laboratorium, mengecek temperature campuran sesuai dengan masing-masing alat pemadat yang digunakan, mengecek ketenalan penghamparan gembur, kerataan permukaan aspal setelah dipadatkan. Mengawasi pelaksanaan pengambilan contoh core pada interval tertentu untuk mengecek ketebalan padat dan pemeriksaan laboratorium. Mengevaluasi data-data hasil core dan pemeriksaan laboratorium. Memberikan rekomendasi atas hasil core dan pemeriksaan laboratorium. Memberikan arahan-arahan, saran-saran dan jalan keluar atas permasalahan yang terjadi di lapangan selama pelaksanaan pekerjaan Prosedur Pengendalian Mutu untuk pekerjaan aspal seperti terlihat pada Gambar (7), (8) dan (9) berikut ini :
47

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Gambar (7) Job Mix Formula Aspal Campuran Panas

48

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Gambar (8) Pengendalian Mutu Prime/Tack Coat

49

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Gambar (9) Pengendalian Mutu Produksi Campuran Aspal Panas


50

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

3.5.3. METODE PEKERJAAN JALAN LAPEN A. GALIAN TANAH Pekerjaan galian tanah adalah untuk menyiapkan tempat pemasangan batu tepi pasangan telford/onderlaag, ukuran galian tanah dengan kedalaman 10 cm dan lebar 15 cm. Galian tanah juga dilaksanakan selebar tipe jalan dengan kedalaman sesuai dengan gambar agar permukaan jalan rata/tidak bergelombang sehingga perlu diadakan pengeprasan dan pengurukan (cut and fill) pada tempat-tempat tertentu sesuai dengan kondisi di lapangan dan dipadatkan dengan kemiringan dari as jalan 2%. B. PEKERJAAN ONDERLAAG/TELFORD 1. Pasangan Onderlaag/ Telford Badan Jalan Pasangan Telford dilaksanakan di atas badan jalan yang telah dipadatkan. Badan jalan yang sudah dipadatkan dihampar pasir urug dengan tebal 5 cm (kemiringan 2% ke arah kiri kanan dari as jalan) kemudian pasangan batu pecah 10 - 15 cm disusun rapi dan beraturan, dikancing rapat batu 5-7 cm dan 3-5 cm digilas padat (kemiringan 2 % dari as jalan) menggunakan Three Wheel Roller 6-8 ton atau Tandem Roller 6-8 ton, cara pemasangan setiap batu pecah harus tegak/berdiri (15 cm) dan hasil seluruh pasangan Onderlaag/Telford permukaannya harus berbentuk puncak di tengah dan membuat kemiringan ketepi jalan 2% (geger sapi). 2. Pasangan Onderlaag/ Telford Batu Tepi a. Pasangan batu tepi dari batu pecah 15-20 cm (sesuai gambar), cara pemasangannya harus ditanam dan dilaksanakan dalam keadaan tegak/ berdiri (820 mm) b. Pasangan batu tepi, pemasangannya harus dibuat lurus (Smooth) dengan cara ditarik benang sesuai lebar jalan yang ditentukan. C. PASANGAN LAPIS PENETRASI (Lapen) 1. Bahan a. Agregat Agregat yang dipergunakan terdiri dari Agregat pokok, Agregat pengunci dan Agregat penutup yang bersih, keras, bersudut dan bebas lempung serta bahan yang lain tidak dikehendaki. Agregat pokok dan Agregat pengunci dapat diperoleh dari hasil / pecah tangan (pecah lokal), sedangkan Agregat penutup dapat digunakan batu pecah mesin.
51

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

b. Bahan Pengikat. Bahan aspal harus dari jenis aspal semen Pen. 60/70 produk ex. pertamina. Bahan aspal harus mempunyai titik lembek minimum 48C, yang ditentukan sesuai dengan SNI 06-2434-1991(AASHTO T53). Pengambilan contoh bahan aspal harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO T40. Sebagai tambahan, pengambilan contoh bahan aspal dari tiap truk tangki harus dilaksanakan pada bagian atas, tengah, bawah. Contoh pertama yang harus diambil harus langsung diuji di laboratorium lapangan untuk memperoleh nilai penetrasi dan titik lembek. Bahan aspal di dalam truk tangki tidak boleh dialirkan ke dalam tangki penyimpan sebelum hasil pengujian contoh pertama tersebut memenuhi ketentuan dari spesifikasi ini. Bilamana hasil pengujian contoh pertama tersebut lolos pengujian, tidak berarti bahan aspal dari truk tangki yang bersangkutan diterima secara final kecuali bahan aspal dari contah yang mewakili telah memenuhi semua sifatsifat bahan aspal yang disyaratkan dalam spesifikasi ini. Bahan aspal yang diperoleh kembali dari benda uji pada rumus perbandingan campuran harus mempunyai nilai penetrasi tidak kurang dari 55% nilai penetrasi aspal sebelum pencampuran dan nilai daktilitas tidak kurang dari 40 cm, bila diperiksa masingmasing dengan prosedur SNI-06-2456-1991 dan SNI06-2432-1991. Tabel Persyaratan Pemeriksaan Aspal Penetrasi 60/70 No. 1. 2. 3. 4. Pemeriksaan Aspal Titk Nyala Titik Bakar Titik Lembek Daktilitas Persyaratan Minimal 200 0C Minimal 200 0C 48 58 0C Minimal 100 cm

Sumber: PU Bina Marga 2. Cara Pelaksanaan / urutan pelaksanaan lapis penetrasi a. Permukaan badan jalan yang akan dilapis harus bersih, bebas lempung, debu, bahan organik, rumput dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki serta dalam keadaan padat.

52

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

b. Permukaan yang sudah beraspal harus kering dan diberi lapis resap pengikat (tack coat) sebanyak 0,5 ltr/ m2, sedang permukaan yang belum beraspal harus lembab dan diberi lapis resap pengikat (prime coat) sebanyak 1 ltr/ m2. c. Penebaran Agregat pokok batu pecah 3-5 cm dan pengunci batu pecah 2-3 cm sedemikian rupa secara merata sesuai jumlah Agregat persatuan luas yang diperlukan dan mempunyai kemiringan melintang sebesar 2% dari as jalan. d. Pemadatan Agregat pokok dilakukan dengan mesin gilas roda besi 6-8 ton dengan kecepatan 3 km/ jam sebanyak 6 lintasan (passing). e. Pengiciran/ penyemprotan aspal dengan kaleng semprot secara merata dengan jumlah aspal 2 kg/ m2 pada suhu/tempertur 135-1600 C, pada permukaan agregat pokok yang telah dipadatkan. f. Penebaran Agregat batu pecah 2-3 cm dan batu 1-2 cm secara merata dan tetap mempunyai kemiringan sebesar 2% dari as jalan. g. Pemadatan Agregat pengunci dilakukan dengan mesin gilas roda besi 6-8 ton dengan kecepatan 3 km/ jam sebanyak 4 lintasan (passing). h. Pengiciran/ penyemprotan aspal dengan kaleng semprot secara merata dengan jumlah aspal 1,5 kg/ m2 pada suhu/ temperatur 135-1600 C . i. Penebaran Agregat penutup batu pecah 0,5 cm dilakukan segera setelah pengiciran aspal pada Agregat serta tetap menjaga kemiringan melintang 2% dari as jalan. j. Pemadatan Agregat penutup dilakukan dengan mesin gilas roda besi 6-8 ton dengan kecepatan 3 km/ jam sampai batu pecah 0,5 cm tertanam dengan baik/ tidak goyang. k. Lebar dan tebal padat lapen harus sesuai dengan gambar rencana, dengan toleransi sebagaimana ditetapkan oleh Pengawas, PPTK, atau Pejabat Pembuat Komitmen. D. PEKERJAAN PEMELIHARAAN BAHU JALAN 1. Untuk permukaan bahu jalan yang lebih rendah dari permukaan jalan aspal, diurug dengan tanah urug tanah setempat / sekeliling atau urugan yang didatangkan dari luar lokasi dengan kemiringan 1:25 (4%) dan dipadatkan.

53

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Untuk permukaan bahu jalan yang lebih tinggi dari permukaan jalan aspal, tiap-tiap 5 m sampai dengan 10 m diberi sudetan saluran air miring sesuai arah aliran air daritepi perkerasan menuju saluran samping jalan dengan lebar minimal 20 cm E. PEKERJAAN PEMASANGAN SALURAN U-GUTEER Pekerjaan ini meliputi pekerjaan : 1. 2. 3. 4. 5. Pengukuran/Bouplank Galian Tanah menggunakan Alat Berat (excavator) Mobilisasi Material U Gatter dari pabrik Install U Gutter pada Galain yang ada Finishing

1. Galian Drainase Dengan Alat Berat a. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian dan pembuangan tanah sedimen atau material lain yang ada di tempat kerja atau sekitarnya yang perlu untuk diselesaikan serta memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini. b. Pada penggalian lokasi yang mana alat berat bisa masuk lokasi dan saluran existing relatif lebar dan dalam serta panjang, maka untuk mempercepat pekerjaan mengingat volume sedimen yang besar maka lebih efektif penggalian dilakukan dengan pemakaian alat berat. c. Untuk pemakain alat berat dipakai jenis excavator dengan kapasitas bucket 0,6 m3 s/d 0,9 m3 disesuaikan dengan kondisi lapangan dan saluran existing yang akan digali sedimennya. d. Penggunaan alat berat harus siap pakai dan relatif baru sehingga dalam pelaksanaan di lapangan tidak sering mengalami hambatan / kerusakan akibat kondisi alat yang kurang siap. 2. Pekerjaan Galian Drainase ( Tenaga Manusia ) a. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain( Lumpur ) yang ada dan terdapat didalam area saluran. b. Elevasi galian Drainase yang digali tidak boleh berbeda dari yang direncanakan sesuai dengan gambar spek yang ada. c. Volume galian Drainase yang digali tidak boleh kurang dari yang direncanakan sesuai dengan gambar yang ada.
54

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

d. Pekerjaan galian drainase yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan cara menggali lagi sampai elevasi dan volume galian yang digali terpenuhi e. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi, sebelum memulai pekerjaan, gambar perincian potongan melintang aau memanjang yang menunjukkan kondisi awal daripada saluran sebelum operasi penggalian dan pengerukan dilakukan untuk setiap seksi pekerjaan galian. f. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai. 3. Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian a. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian. b. Selama masa pekerjaan galian, Kontraktor harus menjaga setiap saat suatu lereng yang stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan Kontraktor harus menahan atau menyangga bangunan di sekitarnya yang jika tidak dilakukan menjadi tidak stabil atau rusak karena pekerjaan galian. c. Pada setiap saat dimana kedalaman saluran / galian melebihi ketinggian diatas kepala, Kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. d. Pada setiap saat, peralatan galian cadangan serta perlengkapan P3K harus tersedia ditempat kerja galian. F. PEKERJAAN TANAH Pekerjaan Galian Tanah 1. Umum a. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini. b. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pondasi, untuk pembuangan material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan secara umum garis, ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
55

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

2. Toleransi Dimensi a. Kelandaian akhir, arah dan formasi sesudah galian tidak boleh bervarisi dari yang ditentukan. b. Permukaan galian yang sudah selesei yang terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin drainase yang bebas dari permukaan ini tanpa terjadi genangan. 3. Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak Memuaskan Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut : a. Material yang berlebihan harus dibuang dengan menggali lebih lanjut b. Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug kembali dengan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang diperintahkan oleh Direksi. 4. Pelaporan dan Pencatatan a. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi, sebelum memulai pekerjaan, gambar perincian potongan melintang atau memanjang yang menunjukkan kondisi awal daripada tanah sebelum operasi pembabatan dan penggarukan dilakukan untuk setiap seksi pekerjaan galian. b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi gambar perincian dari seluruh struktur sementara yang diusulkannya atau yang diperintahkan untuk digunakan seperti skor, turap, cofferdam, dan tembok panahan dan harus memperoleh persetujuan direksi sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan untuk dilindungi oleh struktur yang diusulkan tersebut. c. Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi selesai, kontraktor harus memberitahu direksi. Bahan landasan atau material lain tidak boleh dipasang sebelum kedalaman galian disetujui oleh direksi. 5. Prosedur Penggalian a. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu bata, batu beton dan lain-lain. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap material di bawah dan di luar batas galian.
56

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

b. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan, panggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.

6. Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian a. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian. b. Selama masa pekerjaan galian, kontraktor harus menjaga setiap saat suatu lereng yang stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan, kontraktor harus menahan atau menyangga struktur di sekitarnya yang jika tidak dilakukan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian. c. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala, kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat peralatan galian cadangan serta perlengkapan P3K harus tersedia di tempat kerja galian. d. Seluruh tepi galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya dan setiap galian terbuka pada badan jalan atau bahu harus ditambah dengan bamboo pada malam hari dengan drum dicat putih atau lampu kuning sesuai dengan ketentuan Direksi. 7. Penggunaan dan Pembuangan Material Galian a. Seluruh material yang dapat dipakai yang digali dalam batas-batas dan cakupan proyek dimana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau urugan kembali maupun lime treatment. b. Material galian yang mengandung tanah organis tinggi, sejumlah besar akar atau benda tetumbuhan yang lain dan tanah yang komprensif yang menurut Direksi akan menyulitkan pemadatan dari material atau yang mengakibatkan kerusakan atau menurunan yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan tidak memenuhi untuk digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan permanen. c. Setiap material galian yang berlebih untuk kebutuhan timbunan, atau setiap material yang tidak disetujui oleh Direksi Teknik sebagai bahan timbunan harus
57

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

dibuang dan diratakan dalam lapis yang tipis oleh Kontraktor di luar tempat kerja sesuai petunjuk Direksi. Kontraktor harus bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan dan biaya untuk pembuangan material yang berlebih atau tidak memenuhi syarat, termasukpengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah di mana pembuangan dilakukan. d. Material galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam saluran air harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan selesai sedemikian rupa sehingga tidak menggangu saluran air. e. Seluruh tempat bekas penempatan tanah bekas galian, harus ditinggalkan dalam keadaan rapih dengan tepi dan lereng yang stabil. 8. Pekerjaan Galian Drainase a. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain (Lumpur) yang ada dan terdapat didalam area saluran. b. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk membersihkan dan memelihara kembali saluran yang akan ditingkatkan. c. Elevasi galian Drainase yang digali tidak boleh berbeda dari yang direncanakan sesuai dengan gambar spek yang ada. d. Volume galian Drainase yang digali tidak boleh kurang dari yang direncanakan sesuai dengan gambar yang ada. e. Pekerjaan galian drainase yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan,harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan cara menggali lagi sampai elevasi dan volume galian yang digali terpenuhi f. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi, sebelum memulai pekerjaan, gambar perincian potongan melintang atau memanjang yang menunjukkan kondisi awal daripada saluran sebelum operasi penggalian dan pengerukan dilakukan untuk setiap seksi pekerjaan galian. g. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai.

58

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

9. Pengangkutan Tanah Sisa Galian Keluar Proyek a. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan, dan apabila tidak bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat diletakan didaerah sekitar saluran. b. Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya. c. Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada pada tempat tersebut sampai 1 ( satu hari ) d. Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas penempatan sementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapih dan bersih. e. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalah Dump Truk dengan kapasitas muat 5 m3 atau bila kondisi jalan / area yang tidak memungkinkan bisa menggunakan kendaraan kecil dengan seijin pengawas lapangan f. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan pengangkutan material sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m3 volume dari material yang telah diangkut setiap ada pekerjaan pengangkutan. 10. Pengurugan Tanah Kembali 10.1 Bahan : Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah tanah dari hasil galian 10.2 Mutu Bahan Tanah yang digunakan adalah tanah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak berair. 10.3 Prosedur Pelaksanaan Urugan tanah boleh dikerjakan setelah pekerjaan pasangan batu kali telah diselesaikan dan diperiksa serta disetujui oleh Direksi. Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan menggunakan peralatan pemadat. Urugan dilakukan dengan tenaga manusia dengan menggunakan alat bantu pemadat jenis stamper. 11. Urugan Sirtu dan Pasir ( Padat ) a. Pekerjaan ini dilakukan Kanan Kiri U-gutter Precast ( Pada Galian Konstruksi yang telah terpasang U-gutter Precast, terdapat volume yang harus diurug dengan Sirtu Padat ). b. Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah pasir batu ( Sirtu ) dan pasir Mutu Bahan. Sirtu yang digunakan harus bersih, keras, dan kuat
59

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Pasir harus terbebas dari Lumpur, Oli, Air, bahan organic maupun anorganic. Urugan Sirtu padat dengan menggunakan pasir batu sebagai materialnya dipasang pada kanan kiri U-gutter Precast dengan pemadatan. Pelaksanaan ini harus diketahui oleh Direksi

c.Prosedur Pelaksanaan

Pelaksanaan Urugan Pasir Padat selebar dan sepanjang U-gutter Precast

12. U-Gutter 12.1. Bahan : Bahan yang digunakan adalah hasil dari pabrik yang bersertifikat SNI dan d setuji oleh direksi 12.2. Mutu Bahan U-Gutter adalah beton bertuang dengan dengan mutu beton K-300 dengan tulangan standart pabrikan yag telah teruji kualitaya atau dibuktikan denganhasil test yang disyaratkan 12.3. PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN U-GUTTER Langkah Kerja : Galian dilakukan dengan menggunakan excavator dengan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Dalam keadaan khusus atau pada finishing galian digunakan tenaga manusia. Galian tanah untuk saluran harus mencapai Elevasi yang ditentukan atau paling tidak mencapai kedalaman seperti yang ditetapkan dalam gambar kerja dan bila mana pada dasar galian tersebut terdapat akar pohon dan lain-lain atau tanah yang lembek, maka semua galian diganti dengan tanah urug, sehingga tanah mampu menahan berat sendiri saluran U Gutter dan bersih dari kotoran. Jika pada saat galian terdapat genangan air maka harus dikeringkan dengan menggunakan pompa air Semua hasil galian harus ditimbun diluar bouplank sehingga tidak mengganggu kelancaran pekerjaan berikutnya dan selanjutnya apabila ada sisa bekas galian yang tidak terpakai harus dikeluarkan dari lokasi. Setelah galian mencapai kedalaman yang diinginkan dilakukan pengurugan pasir padat untuk levelling pondasi. Setelah Itu U-gutter diletakkan di atas timbunan pasir padat dengan bantuan forklip dan memperhatikan leveling dari dasar saluran.
60

RENCANA MUTU KONTRAK PEKERJAAN SUPERVISI KONSTRUKSI PSD KAWASAN RSH KABUPATEN SIDOARJO (PAKET SPV.RSH.13-01) SNVT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN JAWA TIMUR

Rangkaian saluran U-Gutter di cocoh dengan semen sehingga antar sambungan rapat dan tertutup spesi semen dengan campuran 1Pc : 2Ps Tahap selanjutnya adalah pemadatan tanah urug kembali pada sisi dinding UGutter

61

You might also like