You are on page 1of 34

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat. bangsa dan negara UU SPN No 20/2003. Sekolah Dasar sebagai pelaksana akal dalam dunia pendidikan. Pendidikan awal merupakan perhatian serius dalam pelaksanaan Bagaimanapun proses pendidikan

dalaksanakan dalam usaha mencapai tujuan pendidikan hares diawali dengan proses-proses pembelajaran yang dilakukan guru khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Guru harus memperhatikan komponen pembelajaran yang baik yakni; penguasaan materi, strategi, metode dan keterampilan dalam mengajar yang bervariasi sehingga hasil belajar siswa akan baik. Dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk melaksanakan sistem pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran FIQIH dapat di jadikan sebagai wahana sentral untuk

mengembangkan keaktifan siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan pembelajaran FIQIH yang bersifat inovatif dan produktif sehingga siswa mampu memahami pembelajaran lebih baik, memiliki kemampuan berpikir kritis, meningkatkan sikap ilmiah dan keaktifan siswa. Pembelajaran yang inovatif dan uktif adalah

pembelajaran yang dapat membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampil an, cara berpikir, nilai, cara mengekspresikan diri, serta cara belajar. Dengan demikian FIQIH sebagai suatu pengetahuan yang dikumpulkan melalui proses ilmiah dan sikap ilmiah untuk membangun pengetahuan. Menurut Depdiknas (2006: 13) Pembelajaran FIQIH di MIM mempunyai tujuan agar memiliki kemampuan: (I) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep FIQIH yang berrnanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (3) Mengembangkan rasa ingin tabu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara FIQIH , 1 lingkungan, teknologi dan masyarakat; (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan; (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan aim; (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan FIQIH sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Adapun keberhasilan suaru kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak komponen. Komponen- komponen tersebut antara lain adalah kurikulum yang berlaku, tujuan, bahan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode. alat, sumber, evaluasi, siswa. guru, pendekatan, materi, sarana dan prasarana pembelajara (Djamarah dan Zain, 2002:48}, Semua komponen ini merupakan faktor penting untuk mencapai keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tidak terkecuali pembelajaran FIQIH . Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman peneliti ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru FIQIH di Kelas IV MIM

Kertapati Desa Kertapati kec. Pajar Jati Bengkulu Tengah , diperoleh informasi

yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1) nilai Ulangan Akhir Semester (UAS) pada mata pelajaran FIQIH siswa pada semester 1 tahun ajaran 2008/2009 di kelas V rendah dengan rata-rata 6,0 sedangkan persentase ketuntasan belajar secara klasikal di bawah 85%, 2) keaktifan anak hanya terjadi pada anak tertentu saja, 3) siswa kurang mampu dalam membuat kesimpulan materi pembelajaran. Sementara basil belajar siswa pada Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun 2008/2009 kurang memuaskan karena siswa yang mendapat nilai 6,5 ke atas kurang Dari 85%. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disebutkan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap konsep-konsep FIQIH masih rendah dan

ketuntasan belajar siswa belum tercapai dengan baik. Sedangkan menurut Depdikbud (1996), kegiatan belajar mengajar dikatakan tuntas apabila siswa di kelas mendapat nilai 6,5 ke atas mencapai 85%, Melihat dari permasalahan di atas. solusi yang dapat ditempuh yakni mencari pendekatan pembelajaran efektif yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu pendekatan yang relevan dan dianggap efektif yaitu dengan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok dalam pembelajaran. Dalam hal ini penulis akan menerapkan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran FIQIH . Dimana pendekatan inkuiri ini merupakan salah satu pendekatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan alam . dapat di lakukan dengan Cara menyelidikinya sendiri. Dalam pendekatan ini apa yang kita peroleh sebagian besar didasarkan atas hasil atas dasar-d.asar yang kita miliki. Dalam pembelajaran FIQIH diharapkan, Melalui pendekatan seperti ini akan membawa dampak besar perkembangan mental antra positif pada siswa.

Sebab melalui pembelajaran ini siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang di butuhkannya. Menurut Winataputra (1993:222) Pendekatan inkuiri adalah suatu teknik instruksional dimana dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan dengan suatu masalah untuk pembelajaran terutama memberi motivasi kepada siswa untuk menyelidiki masalah-masalah yang ada dengan menggunakan cara-cara dan keterampilan ilmiah dalam rangka mencari penjelasan-penjelasannya. Maksud utama dari pendekatan ini adalah untuk mendorong siswa mengembangkan keterampilan-keterampilan penemuam ilmiah (Scientific Inquiry). Bentuk penjelasan ini tentunya akan menarik bagi siswa untuk menyelidiki sejumlah informasi dalam rangka mencari pemecahan masalahnya. Dalam pembelajaran ini siswa dilatih mengembangkan faktafakta, mengembangkan konsep-konsep dan menarik kesimpulan umum atau teori-teori yang menerangkan fenomenafenomena yang dihadapkan kepadanya. Pembelajaran ini membawa siswa pada bermacam-macam prosedur yang digunakan dalam hal mengorganisasikan pengetahuan dan mencari prinsip-prinsip kausal. Pendekatan inkuisi memiliki kelebihan-kelebihan yaitu: I) model pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian informasi oleh guru kepada siswa dimana proses mentalnya berkadar rendah, menjadi pengajaran yang

menekankan kepada proses pengolahan informasi sebagai suatu proses mental berkadar tinggi, 2) pengajaran berubah dari pengajaran yang terfokus pada guru menjadi bentuk pengapian yang terfokus pada siswa, guru memberikan kebebasan belajar kepada siswa dan peran guru lebih banyak bersifat membimbing, 3) siswa akan mengerti konsep-konsep dasar dan ide-ide secara lebih balk, 4) membantu siswa dalam menggunakan ingatan dalam transfer konsep yang dimilikinya kepada situasi-situasi proses belajar yang baru, 5) mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri, 6) memberikan keputusan yang bersifat intrinsik. 7) kegiatan belajar inkuiri dapat membentuk dan

mengembangkan konsep sendiri (self-concef) pada diri siswa.8) memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar tidak hanya menjadikan guru sebagai sate-satunya sumber belajar. 9) dapat memperdalam dan memperkaya materi yang dipelajari sehingga retensinya menjadi lebih baik (Winataputra, 1993:224). Dipilihnya metode diskusi dalam pendekatan ini karena metode ini dianggap paling sederhana dan cocok untuk diherapkan di sekolah dasar. Metode diskusi pada dasarnya adalah bertukar informasi, pendapat dan unsurunsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Dalam diskusi setiap orang diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran sehingga dapat diperoleh pandangan dari berbagai sudut berkenaan dengan masalah tersebut. Dengan sumbangan pikiran dari setiap orang, kelompok diharapkan akan maju Bari satu pemikiran kepemikiran yang lengkap mengenai permasalahan atau topik yang dibahas (Ibrahim dan Syaodih,1995:45). Jadi pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuri melalui diskusi kelompok baik diberikan kepada siswa karena dapat meningkatkan prestasi dan potensi intelektual siswa. Jika siswa telah berhasil dalam penemuannya, siswa akan memperoleh kepuasan intelektual yang datang dari diri siswa sendiri yang merupakan suatu hadiah intrinsik. Belajar dengan melakukan penemuan hanya dapat dicapai secara efektif melalui proses melakukan penemuan, sehingga pembelajaran dengan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok akan memperpanjang proses ingatan siswa dan hal-hal yang telah dipelajari akan lebih dapat diingat dan menyenangkan bagi siswa.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul "Penerapan Pendekatan Inkuiri melalui Diskusi Kelolnpok sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran FIQIH di Kelas IV MIM Kertapati Desa Kertapati kec. Pajar Jati Bengkulu Tengah

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah penerapan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok datiat meningkatkan keaktifan dan partisFiqih si siswa pada pembelajaran FIQIH di Kelas IV MIM Kertapati Desa Kertapati kec. Pajar Jati

Bengkulu Tengah ? 2. Apakah penerapan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa pada pembelajaran FIQIH di Kelas IV MIM Kertapati Desa Kertapati kec. Pajar Jati Bengkulu Tengah ?

C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penerapan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok pada penelitian ini yaitu: 1. Untuk meningkatkan keaktifan dan partisFiqih si siswa dengan penerapan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok pada pembelajaran FIQIH di Kelas IV MIM Kertapati Desa Kertapati kec. Pajar Jati Bengkulu Tengah .

2. Untuk meningkatkan prestasi Belajar siswa pada pembelajaran FIQIH dengan penerapan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok di Kelas IV MIM Kertapati Desa Kertapati kec. Pajar Jati Bengkulu Tengah .

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Siswa a. Siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya sehingga lebih termotivasi dalam belajar FIQIH . b. Mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar FIQIH . c. Meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran FIQIH .

d. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran FIQIH . e. Akan merasakan perbaikan kualitas proses, siswa akan lebih merasakan suatu pembelajaran rant idealis (PAIKEM). 2. Manfaat Bagi Guru a. Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan undakan

pembelajaran di sekolah. b. Mengembangkan kemampuan guru terutama dalam penguasaan strategi dalam mengajar. c. Memberikan sumbangan wawasan pengetahuan mengenai perbaikan pembelajaran FIQIH di Sekolah Dasar dengan menerapkan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok.

d. Guru dapat mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima materi pelajaran sebelum dan sesudah menerapkan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok 3. Manfaat Bagi Sekolah a. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara keseluruhan. b. Menemukan motivasi bare dalam pendekatan metode dan keterampilan mengajar FIQIH di sekolah dasar. c. Sebagai bahan masukan dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran khususnya di MIM Negeri 04 Pondok Kelapa. d. Meningkatkan kualitas kemitraan antar pihak luar sekolah dan dalam sekolah. 4. Manfaat Bagi Peneliti a. Dapat memberikan pengalaman dalam merencanakan pembelajaran (plan) dan melaksanakannya pembelajaran FIQIH . b. Dapat menciptakan inovasi dalam teknologi pembelajaran sehingga dapat menimbulkan dan menumbuhkan sikap profeslonalisme bagi calon guru sekolah dasar. c. Dapat mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam mata peljaran FIQIH Jan pernecaha.n masaiahnya. d. Dapat pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran. dan keterampilan mengajar FIQIH di Sekolah Dasar menjadi masalah (solution) dalam proses

BAB II LANDASAN TEORI

A. Hakekat Pembelajaran FIQIH di MIM Pengertian Mata Pelajaran figih dalam kurikulum madrasah adalah: bimbingan untuk mengetahui ketentuan-ketentuan syariat islam. Materi yang sifatnya memberikan bimbingan terhadap siswa agar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan pelaksanaan syariat tersebut, yang kemudian menjadi dasar pandangan dalam kehidupannya, keluarga dan masyarakatnya. Bentuk bimbingan tersebut tidak terbatas pada pemberian pengetahuan, tetapi lebih jauh seorang guru dapat menjadi contoh teladan bagi siswa dan masyarakat lingkungannya. Dengan keteladanan guru ini, diharapkan para orang tua dan masyarakat membantu secara aktif pelaksanaan mata pelajaran fiqih di rumah tangga dan masyarakat lingkungannya. Dalam pengajaran Mata pelajaran Fiqih, digunakan beberapa pendekatan, antara lain: 1. Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan dalam proses belajar mengajar yang lebih menekankan kepada aspek berfikir (penalaran). Pendekatan ini dapat berbentuk proses berfikir induktif yang dapat dimulai dengan memperkenalkan konsep, informasi, atau contoh-contoh dan kemudian ditarik suatu generalisasi (kesimpulan) yang bersifat menyeluruh (umum) atau proses

10

berfikir deduktif yang dimulai dari kesimpulan umum dan keludian dijelaskan secara rinci melalui contoh-contoh dan bagian-bagiannya. 2. Pendekatan Emosional adalah pendekatan yang dilakukan untuk menggugah perasaan dan hati nurani dengan contoh pengalaman dalam kehidupan seharihari.

Salah satu pendekatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan dapat dilakukan dengan cara menyelidikinya sendiri. Pendekatan dengan cara menyelidiki dalam bahasa inggris dikenal dengan nama "Inquiry". Pada pendekatan ini apa yang kita peroleh sebagian besar didasarkan oleh hasil usaha kita sendiri atas dasar-dasar yang kita miliki. Dalam pengajaan FIQIH , pengajman melalui pendekatan seperti ini tentunya akan membawa dampak besar bagi perkembangan mental yang positif pada siswa. Sebab melalui pengajaran ini siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkannya. Latar belakang lahimya model pembelajaran inkuiri adalah bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai sumber dan objek dalam belajar mempunyai dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran harus dFiqih ndang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih banyak menempatkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Dengan demikian siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru. Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan

11

dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah, pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah (Sagala, 2006:36). Mulyasa (2003:108) menyatakan bahwa Inkuiri berasal Bari Bahasa inggris "inquiry", yang secara harfiah berarti penyelidikan. Carin dan Sund dalam Mulyasa (2003:108) mengemukakan bahwa inkuiri adalah the procaess of investigation a problem. Adapun piaget mengemukakan bahwa pendekatan inkuiri merupakan pendekatan yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yantg terjadi, ingin melihat sesuatu, mengajukan pertanyaanpertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu denaan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan peserta didik. Adapun menurut Winataputra (1993:222) Pendekatan inkuiri adalah suatu teknik instruksional dimana dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan dengan suatu masalah untuk pengajaran terutama memberi motivasi kepada siswa untuk menyelidiki masalah-masalah yang ada dengan menggunakan cara-cara dan keterampilan ilmiah dalam rangka mencari penjelasan-penjelasannya. Maksud utama dari pendekatan ini adalah untuk mendorong siswa mengembangkan keterampilanketerampilan penemuam ilmiah (scientific Inquiry). Bentuk

penjelasan ini tentunya akan menarik bagi siswa untuk menyelidiki sejumlah informasi dalam rangka mencari pemecahan masalahnya. Dalam pembelajaran ini siswa dilatih mengembangkan fakta-fakta, mengembangkan konsep-konsep dan menarik kesimpulan umum atau teori-teori yang menerangkan fenomenafenomena yang dihadapkan kepadanya. pembelajaran ini membawa siswa pada bermacam-macam prosedur yang digunakan dalam hal mengorganisasikan pengetahuan dan mencari prinsip-prinsip kausal.

12

Menurut Winataputra (1993:223) langkah-langkah yang digunakan dalam menyajikan materi dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai berikut: 1. Fase Berhadapan dengan Masalah Fase ini merupakan saat penyajian masalah atau menghadapakan siswa kepada situasi teka-teki. Setelah penyajian masalah siswa tentunya akan mulai bertanya-tanya pada diri sendiri atau kepada guru. Selanjutnya tentu siswa dan guru akan mencoba memberikan jawabannya. Namun dalam hal ini dialog antara guru dan siswa harus diatur sedemikian rupa sehingga jawaban guru hanya terbatas pada jawaban ya atau tidak. Pertanyaan terbuka hares dihindarkan dan sisv, a tidak boleh meminta guru menjelaskan tentang fenomena yang dihadapinya. Dalam hal ini siswa harus memusatkan. menyusun dan melacak sendiri fakta-fakta untuk menuju pemecahan masalah yang dihadapinya. 2. Fase Pengumpulan Data Pengujian Pada fase ini siswa berusaha untuk mengumpulkan data informasi sebanyakbanyaknya, tentang masalah yang mereka hadapi. Data tersebut dapat diperoleh berdasarkan kondisi objek atau menguji bagaimana proses terjadinya masalah tersebut.

13

3. Fase Pengumpulan Data dalam Inkuiri Pada fase ini dilakukan isolasi terhadap data.-data yang menjadi esensi masalah yang dihadapi. Siswa dapat mengintrogasikan elemen-elemen dari hasil isolasi ke dalam situasi masalah, untuk melihat apakah peristiwanya akan menjadi lain. Ada empat tipe data penting dalam hal ini yaitu objek, peristiwa, kondisi, dan sifat-sifat khas. 4. Fase Formulasi Penjelasan Pada fase ini guru dapat merumuskan penjelasan untuk membimbing siswa pada pemecahan masalah yang terarah. Bagi siswa yang menemui kesulitan dalam mengemukakan informasi yang mereka peroleh untuk memberikan uraian yang jelas, mereka dapat memberikan penjelasan yang sederhana saja dan tidak mendetil. 5. Fase Analisis Proses Inkuiri Pada fase ini siswa diminta untuk menganalisis pola-pola penemuan mereka. Dengan demikian siswa akan banyak memperoleh tipe-tipe

informasi, yang sebelumnya tidak dimiliki siswa. Hal ini penting bagi siswa. sebab hal tersebut dapat melengkapi dan memperbanyak data yang relevan sena menunjang untuk menentukan pemecahan masalah. Namun disisi lain pendekatan ini juga mempunyai kelemahan berupa: 1) tidak sesuai untuk kelas yang besar jumlah peserta didik.2) memerlukan fasilitas rang memadai. 3) menuntut guru untuk mengubah Cara mengajarnya yang selama ini bersifat tradisional menjadi belajar yang berpusat pada siswa. 4 ) sangat sulit mengubah cara belajar siswa dari kebiasaan menerimah informasi Bari guru menjadi aktif menemukan sendiri, 5) kebebasan yang diberikan

14

kepada siswa tidak selamanya dapat dimanfaatkan secara optimal, kadang siswa malah tidak tahu memanfaatkannya (Sumantri dan Permana, 1999:97).

Melihat kekurangan penggunaan model pembelajaran inkuiri tersebut, hendaknya guru memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

penggunaan pendekatan inkuiri yaitu: l) materi yang digunakan hendaknya merupakan suatu topik yang aneh atau kontroversial, 2) penggunaan model pembelajaran inkuiri hendaknya perlu memperhatikan tingkat intelegensi siswa, 3) pendekatan ini dapat dilaksanakan dalam ruang kelas yang dipimpin seorang guru dilingkungan pusat sumber belajar. Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran FIQIH dapat lebih membiasakan

kepada anak untuk membuktikan sesuatu mengenai materi pelajaran yang sudah dipelajari. Membuktikan dengan melakukan penyelidikan sendiri oleh siswa dibimbing oleh guru, penyelidikan itu dilakukan oleh para siswa baik di lapangan maupun melalui diskusi kelompok. Dengan menggunakan pendekatan inkuiri ini pengamatan kognitif siswa lebih terarah dan dalam kehidupan sehari-hari dapat di aplikasikan secara motorik (Sagala, 2006:38).

B. Diskusi Kelompok Metode diskusi pada dasarnya adalah bertukar informasi, pendapat dan unsurunsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Dalam diskusi setiap orang diharapkan dapat memberikan sumbangan

15

pikiran sehingga dapat diperoleh pandangan dari berbagai sudut berkenaan dengan masalah tersebut. Dengan sumbanga pikiran dari setiap orang, kelompok diharapkan akan maju dari satu pemikiran kepemikiran yang lengkap mengenai permasalahan atau topik yang dibahas (Ibrahim dan Syaodih. 19q`:45). Menurut Djamarah dan Zain (2002:99) metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswi dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pemyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Selanjutnya Djamarah dan Zain menyatakan bahwa teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Pada pelaksanaan diskusi dalam proses belajar mengajar, para siswa dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang disesuaikan dengan kebutuhan atau jenis diskusi. Setiap kelompok berkisar antara 5 sampai dengan 8 orang. Masing-masing kelompok diberi persoalan untuk dipecahkan secara bersamasama dalam kelompok tersebut. Maksud digunakannya metode diskusi menurut Sriyono (1992:106) antara lain untuk: 1) merangsang siswa agar lebih bersedia menggali, memahami dan mencari altematif-altematif pemecahan masalah yang sedang didiskusikan, 2} melatih siswa agar berani mengemukakan pendapat di muka umum secara sistematis, menentukan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, bertindak konsisten dan konsekuen dengan hal-hal yang diputuskan, serta dapat mengembangkan hal-hal yang telah diperoleh sekarang ke arah yang lebih sempurna, 3) memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih mempelajari

16

hubungan antara manusia dan mengembangkan diri ke arah wawasan pribadi secara mantap, 4) mengembangkan diri siswa sehingga menjadi lebih ahli dan cakap untuk mengelola bidang-bidang kegiatan yang sesuai dengan

kemampuannya, 5) lebih memahami orang lain dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh yang bersangkutan. Kelebihan metode diskusi kelompok menurut Soetomo (1993:157) aitu: 1) memberi kesempatan kepada siswa menyalurkan kemampuan masingmasing dan dapat mendorong mengemanakan ide-ide baru, 2) memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki siswa, 3) membantu siswa menerapakan pengalaman teoritis dan pengalaman praktis dalam berbagai pengetahuan di sekolah, 4) membantu siswa menilai kemampuan dirinya, temannya dan dapat menghargai pendapat temannya, 5) mengembangkan motivasi belajar anak. Sedangkan kelemahan diskusi kelompok menurut Soetomo (1993:158) yaitu: 1) terlalu banyak menyita waktu, 2) diskusi memerlukan ketajaman menangkap inti masalah dan pembicaraan sering keluar Bari masalah, 3) dalam prakteknya diskusi kelompok sering didominasi oleh beberapa siswa saja, sedangkan yang lain sebagai pendengar.

C. Prestasi Belajar Prestasi belajar berasal Bari gabungan dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:105) adalah hasil yang telah dicapai, atau yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Slameto (1998:65) mendefenisikan prestasi sebagai suatu proses yang dilakukan individu untuk memperolah perubahan tingkah laku yang Baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Hamalik (2001:35) mendefinisikan belajar sebagai modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning of defined as the modification or streghthening of behavior throught experiencing).

17

Sedangkan Slameto (1998:63) berpendapat bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu pertubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Berdasakan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah semua hasil dari kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah yang meneharapkan perubahan tingkah laku bagi siswa yang mengikutinya dan dapat mempengaruhi pikiran mereka sebagai akibat fang dilakukannya, perubahan itu reiatif menetap dan berupa tingkah laku dibidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Sehubungan dengan perubahan prilaku tersebut menurut Bloom dalam Sagala (2006:33) menyatakan adanya tiga wawasan tingkah laku, ketiga wawasan tersebut adalah kognitif, afektif dan psikomotorik. Jadi dapat diartikan bahwa pada prinsipnya prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku dan hasil belajar yang berupa kemampuan berpikir atau pengetahuan, pemahaman konsep, keterampilan dan sikap pada diri siswa. Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri maupun luar individu. Fengalaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar sebaik-baiknya. Keberhasilan belajar sangat d.ipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua yaitu: 1) Faktor dari dalam diri siswa

18

sendiri (intern), faktor Bari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, dan kesehatan, serta kebiasaan siswa, 2) Faktor dari luar diri siswa (elatern), faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi basil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah (Sri Anitah dkk, 2007:50).

D. Kerangka Berpikir Suatu pembelajaran dikatakan baiak jika seorang guru berhasil menciptakan proses belajar mengajar yang aktif dan kreatif Salah satu cara mengaktifkan siswa yaitu dengan penerapan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok yaitu suatu cara penyajian materi pelajaran dimana siswa seeara aktif mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa yang sedang di pelajari nya. Melalui pendekatan inkuiri siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Sehingga siswa dituntut untuk mencari kebenaran atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses dialaminya itu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran FIQIH Berta sating meningkatkan mutu pendidikan FIQIH , faktor terpenting adalah proses belajar mengajar yang saling berinteraksi. Proses pembelajaran akan menjadi aktif jika siswa terlibat langsung

19

dalam penyelesaian semua masalah yang diberikan oleh gurunya. Untuk itu, semua siswa perlu mendengarnya, melihatnya, mengajukan pertanyaan tentang kompetensi yang sedang dibahas serta membahasnya dengan orang lain. Menguasai konsep-konsep FIQIH mengisyaratkan bahwa pendidikan FIQIH

harus dijadkan siswa tidak sekedar tahu dan hafal tentang konsep-konsep FIQIH melaknkan harus dijadikan siswa untuk mengerti dan memahami konsep-konsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain. Adapun langkahlangkah yang akan diterapkan dalam pembelajaran FIQIH dengan menggunakan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok yaitu: 1) penyampaian tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa, 2) siswa dihadapkan dengan masalah, 3) memberikan pengarahan tentang kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan langkah-langkah yang ada pada LDS, 4) pengumpulan data informasi penemuan, 5) mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar, b) memotivasi dan memfasilitasi siswa dalam melakukan penemuan dengan diskusi kelompok, 7) mempresentasikan hasil penemuan di depan kelas, 8) pemantapan hasil penemuan, 9) membimbing siswa dalam menarik kesimpulan, 10) evaluasi. Berdasarkan konsep dan teori seperti yang telah diuraikan dl atas, maka pengetahuan awal dalam penelitian ini adalah penzetahuan y ang dimiliki oleh siswa yang dapat diketahui melalui pertanyaan-pertanyan yang diajukan oleh guru untuk mengetahui motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan prestasi belajar siswa adalah hasil Bari proses belajar mengajar rang dilakukan di sekolah

20

yang mengharapkan perubahan tingkah laku siswa termasuk dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Jadi kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah dengan diterapkanny a pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok akan dihasilkan peningkatan hasil belajar siswa berupa peningkatan prestasi belajar siswa.

E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukan sebelumnya diharapkan pembelajaran FIQIH dengan menggunakan penerapan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok dapat meningkatkan keaktifan dan partisFiqih si siswa dan guru dalam diskusi kelompok.

21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan profesional guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas (PGSM. 1999:19). Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah dan memperbaiki proses pembelajaran FIQIH di kelas secara reflektif guna meningkatkan mute

pembelajaran dan basil belajar siswa (Wardani, 2004:25). Lebih lanjut Wardani menyatakan ada 4 tahapan penting dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan dan 4) refleksi. Keempat tahapan dalam penelitian ini merupakan unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali kelangkah semula atau siklus berulang.

23

22

B. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas IV MIM Kertapati Desa Kertapati kec. Pajar Jati Bengkulu Tengah yang berjumlah 25 orang siswa yang terdiri dari 15 Orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas V karena tingkat kecerdasan siswa di kelas V ini bisa dikatakan masih rendah, hal ini dapat dilihat dari daftar nilai siswa yang ada pada guru kelas. Nilai-nilai siswa masih mencerminkan tingkat kecerdasan siswa yang masih relatif rendah atau masih pada tara Selain itu guru juga belum menggunakan pendekatan ataupun metode dalam proses pembelajaran. Mata pelajaran Bari subyeknya penelitian ini adalah Mata pelajaran FIQIH .

C. Variabel Penelitian 1. Variabel independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah pembelajaran FIQIH dengan menggunakan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok. 2. Variabel Dependen Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa.

D. Defenisi Operasianal 1. Pembelajaran dengan penerapkan pendekatan inkuri melalui diskusi kelompok dapat meningkatkan prestasi dan potensi intelektual siswa. Jika siswa telah berhasil dalam penemuannya, siswa akan memperoleh kepuasan intelektual

23

yang datang dari diri siswa sendiri yang merupakan suatu hadiah intrinsik. Belajar dengan melakukan penemuan hanya dapat dicapai secara efektif melalui proses melakukan penemuan, sehingga pembelajaran dengan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok akan memperpanjang proses ingatan siswa dan hal-hal yang telah dipelajari akan lebih dapat diingat dan menyenangkan bagi siswa. 2. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah basil dari kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah yang mengharapkan perubahan tingkah laku bagi siswa yang mengikutinya dan dapat mempengaruhi pikiran mereka sebagai akibat yang dilakukan Perubahan itu relatif menetap dan berupa tingkah laku dibidang kognitif, afektif. dan psikomotor.

E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah: 1. Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasiguru dan Lembar observasi siswa. Lembar observasi guru meliputi 10 aspek pengamatan yang digunakan untuk mengamati guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan prendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok. sedangkan lembar observasi siswa meliputi 10 aspek pengamatan yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar FIQIH dengan menggunakan pendekatan inkuiri melalui

24

diskusi kelompok. Observasi ini dilakukan oleh dua orang pengamat yaitu guru FIQIH berlangsung. 2. Lembar Tes Tes dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang sudah dipelajari sesuai dengan indikator yang akan dicapai. Soal tes disusun berdasarkan indikator dan kisi-kisi soal. Tes ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana prestasi belajar siswa terhadap materi pelajaran setelah mengikuti proses belajar mengajar. dan Leman sejawat pada saat kegiatan belajar mengajar

F. Prosedur Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan per siklus. Langkah pertama dalam penelitian tindakan kelas ini ialah melakukan survey terhadap MIM yang akan diteliti bersama-sama dengan guru kelas yang akan dilibatkan dalam penelitian ini. Lalu dilakukan serangkaian tindakan yang diikuti dengan refleksi kemudian mencoba mempraktekkannya di kelas secara sistematis mengenai berbagai masalah dalam kelas. Penelitian ini dilaksanakan terdiri dari siklus per siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan Tahap-tahap penelitian menurut Wardani (2004) aitu: 1) perencanaan (planning) merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan, 2) tindakan (action) merupakan realisasi dari rencana yang telah dibuat, 3) observasi

25

(observation) bertujuan untuk mengetahui kualitas tindakan yang dilakukan, 4) refleksi (reflection) bertujuan untuk melihatat merenungkan kembali apa yang telah dilakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa. Refleksi

Siklus I Pengamatan Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Siklus II Pengamatan

Pelaksanaan

Berhasil

G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan tindakan lebih lanjut untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk pengolahan data peneliti. Pengumpulan data ini adalah unsur terpenting dalam penelitian ini dan keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan. Adapun instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini adalah : a. Observasi

26

Observasi dilakukan peneliti dengan langsung mengamati setiap hasil belajar dan mengevaluasi semua tindakan belajar siswa dan mengevaluasi semua tindakan yang dilakukan guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan menerapkan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok. b. Dokumentasi Digunakan untuk mengumpulkan data tentang nilai siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan penelitian kelas. c. Tes Hasil Belajar Disusun langsung oleh peneliti untuk mengetahui sejauh many penguasaan siswa tentang mated yang dipelajari dan mengetahui data basil belajar siswa dimana pada proses belajar mengajar telah di terapkan teknik penggunaan penerapan pendekatan inkuiri melalui diskusi kelompok.

H. Teknik Analisis Data a. Data Observasi Data hasil observasi yang diperoleh digunakan untuk materi eksi siklus yang telah dilakukan dan diolah secara deskriptif. Analisis data observasi menggunakan skala penilaianya 2006:35). Pengukuran skala penilaian pada proses pembelajaran yaitu antara 1 sampai 3, makna dari nilai tersebut yaitu semakin tinggi nilai yang dihasiikar. semakin baik hasil pembelajaran. demikian juga sebaliknya semakin rendah

27

nilai yang diperoleh semakin kurang baik proses pembelajaran. Nilai ditentukan pada kisaran nilai untuk tiap kriteria pengamatan. Penentuan nilai untuk tiap kriteria menggunakan persamaan sebagai berikut: a) Rata-rata skor = Jumlah skor

b) Skor tertinggi = Jumlah butir skor x Skor tertinggi tiap soal c) Skor terendah = Jumlah butir skor k Skor terendah tiap soal d) Selisih skor = Skor tertinggi Skor terendah e) Kisaran nilai tiap kriteria = 2006) f) Kriteria penilaian berdasarkan rentang nilai untuk sisw No 1. 2. 3. Kriteria Kurang Cukup Baik Skor 10 -16 17 - 23 24 - 30 Selisih skor Jumlah kriteria penilaian (Sudjana.

Kriteria penilaian berdasarkan rentang nilai untuk guru: No 1. 2. 3. Kriteria Kurang Cukup Balk Skor 10 -16 17 - 23 24 - 30

b. Data Tes Data tes dianalisis dengan menggunakan rata-rata nilai clan krite. isketuntasan belajar siswa berdasarkan penilaian patokan T. Depdikbud (196:55). Secara klasikal proses belajar mengajar dikatakan berhasil atau

28

tuntas apabila di kelas memperoleh nilai lebih dari 6,5 ke ate sebanyak 85%. Untuk melihat peningkatan prestasi belajar tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut: 1. Nilai Rata-rata
NR

X
N

Keterangan : NR : Nilai Rata-rata EX : Jumlah Nilai N : Jumlah Siswa (Depdikbud. 1996) 2. Persentase Ketuntasan Belajar Secara Klasikal

KB

NI x100 0 0 N

Keterangan : KB : Ketuntasan Belajar Klasikal N 1: Jumlah Siswa yang mendapat Nilai 6.5 ire alas N : Jumlah Siswa (Debdikbud. 1996) I. Indikator Keberhasilan Tindakan a. Indikator keberhasilan proses pembelajaran i. Keaktifan siswa: jika siswa mendapat skor 24-30 ii. Keaktifan guru: jika guru mendapat skor 24-30

29

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i PENGESAHAN JUDUL ...................................................................................... ii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv BAB I PEN DAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran FIQIH di MIM ................................................ 9 B. Pendekatan Inkuiri dan Pembelajaran FIQIH ....................................... 12 C. Diskusi Kelompok.................................................................................. 16 D. Prestasi Pembelajaran............................................................................. 18 E. Kerangka Berpikir .................................................................................. 20 F. Hipotesis Tindakan................................................................................. 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan metode Penelitian ................................................................... 23 B. Subjek Penelitian.................................................................................... 23 C. Variabel Penelitian . ... 24 D. Defenisi Operasional .............................................................................. 24 E. Instrumen Penelitian............................................................................... 25 F. Prosedure Penelitian ............................................................................... 26 G. Teknik pengumpulan Data .................................................................... 34 Daftar Pustaka

ii

30

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufik, innayah, dan ridho-Nya, akhirnya proposal skripsi \, ini dapat diselesaikan Shalawat dan salam senantiasa penulis ucapkan untuk baginda Nabi Muhammad SAW, sebagai penutup para nabi, yang telah memberikan tuntunan kepada segenap makhluk utamanya manusia agar dapat menjalani hidup dengan selamat di dunia dan di akhirat. Dalam penulisan proposal skripsi ini penulis banyak mengucapkan terimaksih atas bantuan serta dukungan dari berbagai pihak diungkapkan satu persatu Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, saran, penulis hanya mampu mengucapkan terima kasih, semoga Allah SWT membalas dengan balasan yang lebih baik serta kita semua mendapat ridho-Nya. yang tidak dapat

Bengkulu, Juni 2013

Penulis

ii

31

PENGESAHAN JUDUL

Yang bertanda tangan dibawah ini Ka. Prodi PGMI dengan ini menerangkan Bahwa : Nama NIM : Tri Mulya : 2073244235

Menyatakan bahwa judul skripsi Penerapan Pendekatan Inkuiri Melalui Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran FIQIH di Kelas V MIM N 4 Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah telah diterima. Demikian keterangan ini untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

Bengkulu, November 2010 Ka. Prodi PGMI

Nurliali, M.Pd.I NIP. 197507022000032002

32

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI MELALUI DISKUSI KELOMPOK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS IV MIM KERTAPATI DESA KERTAPATI KEC. PAJAR JATI BENGKULU TENGAH

Disusun Oleh: Dewi sartika 210 351 6954

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN (BENGKULU) 2013

33

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI MELALUI DISKUSI KELOMPOK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS IV MIM KERTAPATI DESA KERTAPATI KEC. PAJAR JATI BENGKULU TENGAH

Disusun Oleh: Nipen Ade Candra MELFIQIH I

JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) BENGKULU 2012

34

ii

You might also like