You are on page 1of 10

Ukuran yg Dipakai utk Menyatakan Adanya Gangguan Reproduksi

Angka kebuntingan (Conception rate) < 50% Jarak antar beranak (Calving interval) > 400 hari Jarak antar melahirkan sampai bunting kembali (Service periode) > 120 hari Angka perkawinan per kebuntingan (Service per Conception) > 2 Jumlah induk sapi yg membutuhkan lebih dari tiga kali IB utk terjadinya kebuntingan > 30%

Penyebab Gangguan Reproduksi


1. Gangguan Keseimbangan Hormon (CLP,kista ovari,hipofungsi ovari) 2. Pengelolaan ternak yg kurang baik (,kurang pakan,kurang gerak,kandang sempit) 3. Penyakit alat kelamin (bakteri,virus,protozoa,jamur,mikoplasma) 4. Kelainan patologi alat kelamin (hipoplasia ovari,hipoplasia uterus,kista vagina,freemartin) 5. Lingkungan kandang yg kurang baik (kandang terlalu panas,sanitasi kurang baik,berdesak2an)

Gangguan keseimbangan hormon


Corpus Luteum Persisten - Tertahannya corpus luteum - Kadar progesteron tinggi di luar masa kebuntingan - Persisten krn CL ini tetap besar ukurannya dan tetap menghasilkan progesteron - Progesteron sehingga sekresi FSH & LH dihambat folikel tidak tumbuh tdk ada estrogen anestrus - Muncul pada induk yg habis melahirkan atau ada kematian embrio dini - Pengobatan : Penyuntikkan PGF2 20-25 mg IM (cukup mahal) - Pemberian antibiotika intra uterin

Kista Ovari - Kelenjar Hipofisa anterior gagal melepaskan LH dalam darah dgn kadar yg cukup, FSH normal maka terjadi pertumbuhan folikel tidak normal pada ovarium - Folikel yg tidak matang bertambah byk pada ovarium. - Gejala : anestrus, nimfomania, angka kebuntingan rendah - Pengobatan : Pemberian LH & PGF2 Faktor2 yg mempengaruhi terjadinya kista ovari: a. Produksi susu 45% kasus diderita oleh sapi yg memproduksi susu tinggi. b. Pakan Sapi perah yg memperoleh pakan dengan kandungan protein tinggi, mendorong produksi susu yg tinggi disertai dgn kista ovarium c. Musim 48 % kasus terjadi pada musim dingin di daerah yg mempunyai 4 musim d. Genetik Induk sapi yg menderita kista ovarium, bila dapat bunting dan beranak cenderung untuk timbul lagi kista ovarium pada siklus birah berikutnya. Ovarium Normal Kista Ovariu gangguan keseimbangan hormon.

Ovarium Normal

Kista Ovarium

Hipofungsi Ovarium Kadar FSH dan LH rendah karena gangguan pada kelenjar hipofise anterior Pada Palpasi sal. Reproduksi pada bagian ovarium licin tidak ditemukan perkembangan folikel (seperti beras) Penurunan fungsi ovarium 48 % dari seluruh kasus`gangguan reproduksi yg ada di Indonesia Anestrus yaitu tidak muncul birahi dalam waktu yg lama Penyebab utama adalah pakan yg kurang baik Dapat juga disebabkan hewan betina yg terlalu lama dalam kandang tidak pernah dilepas di lapangan penggembalaan Kandang yg sempit merupakan penyebab lain terjadinya hipofungsi ovarium

ATROPI OVARIUM Jika pakan yg kurang berjalan lama hipofungsi ovarium dapat berubah menjadi atropi ovarium Ovarium lebih kecil daripada ukuran normal, permukaan licin karena tidak ada pertumbuhan folikel sehingga proses reproduksi sama sekali tidak berjalan Atropi Ovarium Pengobatan memerlukan waktu yg lebih lama Kondisi tubuh harus diperbaiki dengan pemberian pakan yg baik Penyebab : Kurang pakan/gizi (utama), kandang yg sempit, hewan betina yg terlalu lama di kandang karena tidak pernah digembalakan. Gejala : anestrus Pengobatan : perbaiki kualitas dan jumlah pakan, penyuntikkan 400-700 IU PMSG dan 2500 -3000 I.U HCG IM, pemberian Vitamin ADE, hormon FSH

Ovarium Normal

Hipofungsi Ovarium

BIRAHI TENANG
Induk Hewan tidak menunjukan gejala birahi secara klinis, tetapi ovariumnya terjadi ovulasi Hormon LH mampu menumbuhkan folikel pada ovarium sehingga terjadi ovulasi, tetapi tidak cukup mampu dalam mendorong sintesa hormon estrogen dari folikel de graaf sehingga tidak muncul birahi Pengobatan dengan suntikan estrogen dosis rendah timbul birahi klinis

ABORTUS
Kelahiran yg fetusnya dalam keadaan mati atau tidak mempunyai daya hidup di luar tubuh induknya. Terjadi pada berbagai umur kebuntingan Menyebabkan kerugian ekonomi yg tidak sedikit pada peternak seperti kehilangan fetus yg seharusnya dilahirkan induk, penurunanproduksi susu Apabila abortus disebabkan oleh penyakit menular, dapat merupakan sumber penyakit yg mengancam ternak lainnya disertai turunnya berat badan induk Penyebab abortus 1. Abortus karena sebab-sebab infeksi contoh : Trichomoniasis, Brucellosis, Bovine Viral Diarrhea 2. Abortus karena sebab-sebab non infeksi contoh : defisiensi makanan, hormonal, keracunan 1. TRICHOMONIASIS Disebabkan oleh Trichomonas Foetus

Penularan melalui Inseminasi Buatan (alat IB yang tercemar oleh protozoa), melalui pertolongan kelahiran yg tidak bersih Abortus terjadi antara minggu ke-1 dan minggu ke-16 masa kebuntingan. GEJALA Meningkatnya kasus kemajiran (mandul). Angka kebuntingan rendah Abortus dini. Pyometra. PENGENDALIAN IB dengan pejantan yang sehat Menggunakan peralatan IB yang bersih Istirahat kelamin PENGOBATAN Betina pyometra estrogen/ PGF2 alfa Pejantan yg sakit ringan salep bovoflavin Betina abortus antibiotik intra uterina Pemberian antibiotik dosis 50mg/kg BB selama 5 hari 2. BRUCELLOSIS Penyebab : bakteri Brucella abortus Bersifat Zoonosis Sifat bakteri mudah mati oleh desinfektan, sinar matahari, pasteurisasi, pengeringan Bakteri bertahan lama beberapa bulan pada lingkungan basah. Pada fetus, bakteri ditemukan pada saluran pencernaan dan paru

Gejala Brucellosis
keguguran setelah bulan kelima dari masa kebuntingan retensi plasenta keluar kotoran dari vagina sapi yang sakit dapat sembuh setelah mengalami abortus selama 2-3x reinfeksi Dapat menulari hampir semua betina yg telah dewasa kelamin pedet yg dilahirkan hidup tapi prematur lemah lalu mati fetus yang mati akan terlihat autolisis, oedema, haemoraghi

Cara Penularan Brucellosis


Penularan dapat terjadi melalui pencernaan bila makanan yg tercemar oleh kotoran yg positif brucelossis termakan oleh induk sapi IB dengan air mani yg tercemar Brucella

Pengobatan & Pengendalian


Pemberian antiseptik dan antibiotika (kombinasi penisiilin dan streptomisin) pada hewan yang sakit Vaksinasi (strain 19) pada usia 3-7 bulan (pada sapi dara) Sapi yang tertular dijual / dipotong

3. Bovine Viral Diarrehea


Penyebab Virus Bovine Viral Diarrhea

Morbiditas tinggi (sangat menular), tetapi mortalitas rendah. Menyerang sapi umur 8 bulan sampai 2 tahun, khususnya sapi betina yg sedang bunting tua. Fetus dan plasenta yang digugurkan dibakar Hewan yang baru datang dikarantina selama 4 minggu Sanitasi dan kebersihan harus terpelihara GEJALA Produksi susu menurun dengan cepat Keluar cairan berlebihan dari mulut dan hidung Lepuh2 pada mukosa mulut dan hidung Diare berlangsung 2-6 bulan Kematian sangat jarang. PENGENDALIAN Pengobatan yg tepat belum ada Pencegahan dengan melepaskan ternak di lapangan penggembalaan yg tertutup agar virus tidak menyebar Vaksinasi pada pedet di atas 8 bulan Cara Penularan Secara langsung : lewat air liur, ingus, air kemih maupun tinja yang mengandung virus

4. Infectious Postular Vulvovaginitis (IPV)


Penyebabnya Virus Termanifestasi 3 bentuk : a. Bentuk respirasi Keluar cairan dari hidung, pernafasan cepat, timbul batuk

b. Bentuk alat kelamin Lepuh2 berisi cairan pada mukosa vagina c. Bentuk konjungtivitis Radang pada konjungtiva Abortus pada sapi betina mencapai 50 % pada umur kebuntingan >160 hari Penularan sangat cepat khususnya pada ternak yg berada dalam 1 kawasan. Penanggulangan dengan menggunakan vaksin dari virus yg telah dibiakkan pada jaringan Sapi yg sudah tertular dapat diobati dengan diulas salep antibiotika pada permukaan yg lepuh.

5. Abortus karena Keracunan


Daun Lamtoro yg diberikan dalam jumlah besar pada induk bunting dapat diikuti abortus karena racun mimosin yg dikandung Rumput liar di rawa2 jika termakan dalam jumlah yg besar dpt menyebabkan abortus pada 21 142 hari kemudian karena mengandung racun Nitrat Daun semanggi yg mengandung estrogen juga dapat menyebabkan abortus

ABORTUS

You might also like