You are on page 1of 11

A. Konsep Dasar Medis 1.

Pengertian Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis paru-paru. (Price, Sylvia, 1995). 2. Anatomi Fisiologi

Paru-paru Paru-paru adalah salah satu organ sistem pernapasan yang berada di dalam kantong yang di bentuk oleh pleura parietalis dan viseralis. Kedua paru sangat lunak, elastic dan berada dalam rongga torak, sifatnya ringan dan terapung di air. Masing-masing paru memiliki apeks yang tumpul yang menjorok ke atas mencapai bagian atas iga pertama.

Tekanan dalam Sistem Paru a. Kurva tekanan nadi di ventrikel kanan b. Tekanan di arteri paru c. Tekanan kapiler paru d. Tekanan atrium kiri dan vena paru

3. Etiologi a. Kontak dekat dengan penderita TB Paru aktif. b. Individu imunosupresif (termasuk lansia, pasien dengan kanker, mereka yang dalam terapi kortikosteroid atau mereka yang terinfeksi dengan HIV). c. Pengguna obat-obatan IV dan alkoholik d. Setiap individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat (tunawisma; tahanan; etnik dan ras minoritas, terutama anak-anak di bawah usia 15 tahun dan dewasa muda yang berusia 15-44 tahun) e. Setiap individu dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya (misalnya diabetes, gagal ginjal kronis, silikosis, penyimpangan gizi, bypass gastrektomi atau yeyunoileal) f. Imigran dari negara dengan insiden TB yang tinggi (Asia Tenggara, Afrika, Amerika Latin, dan Karibia) g. Setiap individu yang tinggal di institusi (misalnya fasilitas perawatan jagnka panjang; institusi psikiatrik, penjara) h. Individu yang tinggal di daerah perumahan substandar kumuh i. Petugas kesehatan Resiko tertularnya tuberkulosis juga tergantung pada banyaknya organisme yang terdapat di udara. Penyebab yang paling umum adalah : a. Infeksi pulmonal b. Karsinoma paru c. Abnormalitas pembuluh atau jantung d. Abnormalitas arteri atau vena e. Emboli dan infark pulmonari

4. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala penyakit respiratori adalah : a. Dispnea Dispnea (kesulitan bernafas atau pernapasan labored, napas pendek). b. Batuk Batuk diakibatkan oleh iritasi membran mukosa di mana saja dalam saluran pernapasan.. c. Pembentukan sputum Pasien yang batuk cukup lama hampir selalu membentuk sputum. d. Nyeri dada Nyeri dada atau rasa tidak nyaman mungkin berkaitan dengan penyakit pulmonari atau jantung.. e. Mengi Mengi sering menjadi temuan utama pada pasien dengan bronkokonstriksi atau penyempitan jalan napas. f. Jari tabuh Jari tabuh sebagai tanda penyakit paru ditemukan pada pasien dengan kondisi hipoksia kronis, infeksi paru kronis dan keganasan paru. g. Hemoptisis Hemoptisis (ekspektorasi darah dari saluran pernapasan) adalah gejala baik untuk kelainan jantung atau pulmonal.

5. Klasifikasi a. TB Paru BTA Positif b. TB Paru BTA Negatif c. Bekas TB Paru

6. Manifestasi Klinis Presentasi klinik abses paru dapat beragam dari batuk produktif ringan sampai penyakit akut. Pasien mungkin sakit secara kronis atau akut. Sebagian besar pasien mengalami batuk produktif dengan jumlah sputum sedang sampai banyak dan berbau yang sering bercampur darah. Pleurisi atau nyeri dada pekak, dispnea, kelemahan, anoreksia, dan penurunan berat badan biasa terjadi.

7. Patofisiologi Patoflow Diagram TB Paru

Mycobacterium tuberculosis

Sinar Ultraviolet

Terhirup dari udara

Menempel pada bronkial

Poliferasi sel epitel dikelilingi basil dan membentuk dinding antara basil dan organ yang terinfeksi

Difusi pembuluh darah

Lesi primer menyebabkan kerusakan jaringan

Menyebar ke basil darah yang dekat dan jauh

Meluas ke seluruh paru

Komplikasi : Atelektasis Pneumonia Pneumotorak Hipertensi paru

Tanda dan gejala : Dispnea Batuk Pembentukan sputum Nyeri dada Mengi Jari tabuh Hemoptisis

Dx 2 : Tidak efektifnya jalan napas b/d adanya sekret Dx 1 : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d nyeri dada

8. Penatalaksanaan Medis Terapi antimikroba intravena tergantung pada hasil kultur sputum dan sensitivitas yang diberikan untuk periode yang lama. Drainase adekuat abses paru sering dicapai melalui draninase postural dan fisioterapi dada.. Diet tinggi protein dan kalori penting karena infeksi kronis berkaitan dengan keadaan katabolik, yang memerlukan peningkatan masukan kalori dan protein untuk mempercepat penyembuhan. Antibiotik oral menggantikan terapi intravena, setelah pasien menunjukkan tanda-tanda perbaikan,. Intervensi bedah jarang dilakukan. Namun reseksi paru (lobektomi) dilakukan jika terjadi hemoptisis masif, malignansi; atau tidak memberikan respons terhadap penatalaksanaan medis. 9. Komplikasi Berdasarkan pada data pengkajian, potensial komplikasi yang dapat terjadi termasuk : a. Gagal/insufisiensi pernapasan b. Atelektasis c. Pneumonia d. Pneumotoraks e. Hipertensi paru

B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Data subjektif a. Kelelahan umum dan kelemahan, nafas pendek, kesulitan tidur atau demam pada malam hari b. Demam hilang timbul c. Perasaan tak berdaya d. Hilang nafsu makan, mual, muntah, penurunan berat badan e. Nyeri dada meningkat karena sering batuk f. Batuk kering, setelah peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum) g. Perubahan kapasitas fisik Data Objektif a. Demam, biasanya subfebril, sampai 40-41OC b. Takikardi, takipnea/dispnea. c. Turgor kulit buruk, kering, bersisik, hilang lemak subkutis d. Pengembangan pernafasan tidak simtris, bunyi nafas menurun. e. Perkusi redup. Kavitas yang besar, hipersonor atau timpani. f. Auskultasi suara nafas tambahan; ronkhi basah kasar dan nyaring. Veskuler melemah bila terdapat penebalan pleura. 2. Diagnosa Masalah keperawatan yang dapat terjadi pada klien TB Paru dapat berupa: a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan sputum yang kental. b. Gangguan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan. c. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit TB Paru brhubungan dengan kurangnya informasi. d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan keletihan dan perubahan status nutrisi e. Resiko tinggi terjadinya kekambuhan berhubungan dengan gizi buruk.

3. Intervensi Untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang ada, mka rencana keperawatan yang dapat diberikan meliputi: a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan sputum yang kental. Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif. Kriteria hasil : Sekret negatif Bunyi nafas vesikuler Reflek batuk positif Tanda-tanda vital normal Kaji fungsi pernafasan : bunyi nafas, kecepatan irama, kedalaman, dan penggunaan otot bantu. Atur posisi kepala lebih tinggi Ajarkan klien latiha nafas dalam dan batuk efektif. Berikan cairan minimal 2500 ml/hari Lakukan fisioterapi dada Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian OAT dan mukolitik

Intervensi :

b. Gangguan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan. Tujuan : Nutrisi adekuat. Kriteria hasil : Nafsu maan meningkat Makan habis satu porsi setiap makan Turgor kulit elastis dan kenyal Berat badan klien dalam batas normal Kaji keluhan klien terhadap mual, muntah, dan anoreksia Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering Berikan diit MTKTP Sajikan makanan dalam keadaan hangat 8

Intervensi :

Bantu klien untuk melakukan perawatan mulut Timbang BB klien setiap minggu Kolaborasi dengan ahli diet untuk menentukan komposisi diet.

c. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit TB Paru brhubungan dengan kurangnya informasi. Tujuan : Klien dapat memahami penyakitnya dan program pengobatannya. Kriteria hasil : Klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan Klien mengerti tentang penjelasan yang diberikan Klien tidak bertanya-tanya lagi akan penyakitnya Kaji tingkat pemahaman klien tentang penyakit dan program

Intervensi : pengobatannya Berikan penjelasan tentang penyakit dan program pengobatan meliputi: - Pengertian TB paru - Penyebab - Tanda dan gejala TB Paru - Proses Penularan - Program pengobatan/perawatan Minta klien secara verbal untuk menjelaskan kembali tentang penyakit dan program pengobatannya dengan bahasa yang sederhana Berikan reinforcoment postif pada stiap penjelasan klien

d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan keletihan dan perubahan status nutrisi Tujuan : Klien dapat melakukan aktivitas secara bertahap. Kriteria hasil : Klien melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan. Keletihan berkurang Tonus otot baik Kaji aktivitas yang dapat dilakukan oleh klien Bantu klien melakukan aktivitas secara bertahap Dekatkan barang-barang yang dibutuhkan klien 9

Intervensi :

Latih klien untuk melakukan pergerakan pasif dan aktif

e. Resiko tinggi terjadinya kekambuhan berhubungan dengan gizi buruk. Tujuan : Klien tidak mengalami resiko kekambuhan Kriteria hasil : OAT diminum tuntas Sputum negatif BTA negatif RR dalam batas normal Foro thoraks normal Identifikasi tuberkulosis Tekankan pada klien pentingnya tidak menghentikan obat (OAT) Anjurkan klien memeriksa kultur sputum secara periodik Anjurkan klien untuk membuang dahak pada tempat yang disediakan dan menghindari meludah disembarang tempat Anjurkan klien untuk makan sering dengan jumlah yang seimbang faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang

Intervensi :

10

11

You might also like