You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG Di dalam cabang ilmu Linguistik ada beberapa istilah, salah satunya adalah sintaksis. Sintaksis merupakan salah satu subdisiplin kajian frase dan kalimat dari berbagai segi, unsur bahasa yang termasuk dalam lingkup sintaksis adalah frasa, klausa, dan kalimat. Masih di temukan kesalahan-kesalahan dalam bentuk kalimat maupun frasa menjadi pemicu untuk di lakukanya kasalahan tersebut. Pengertian dan pemahaman lebih lanjut akan di uraikan dalam makalah ini. pembinaan tentang bentuk-bentuk

B.

RUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. 4. 5. Apakah pengertian Sintaksis? Apakah yang di maksud dengan frasa? Apakah yang di maksud dengan klausa? Apakah yang di maksud dengan kalimat? Apa Alat-alat sintaksis itu?

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Sintaksis Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun dengan dan tattein menempatkan. Istilah tersebut secara etimologis berarti meempatkan ber sama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat dan kelompok kata-kata menjadi kalimat. Bidang sintaksis menyeidiki semua hubungan antar kata dan antar kelompok kata (antar frase) dalam satuan dasar sintaksis yaitu kalimat. Hal ini d ungkapkan oleh Prof.Dr.J.W.M Verhaar dalam pengantar linguisik (1977:70) Sedangkan dalam buku asas-asas linguistik umum (1996:161) Verhaar berpendapat bahwa sintaksis adalah tatabahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Tatabahasa terdiri atas morfologi dan sintaksis. Sintaksis merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang frasa, klausa dan kalimat dari berbagai segi. 1. Kata yaitu merupakan satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi pada morfem tunggal atau gabungan morfem. Contoh: Makan, Sepatu, Pandai (Morfem tunggal) Menjual, Pedagang, Memberi (Gabungan morfem) 2. Frasa yaitu susunan dari beberapa kata yang membentuk suatu makna,yang dapat di sisipi dengan kata lain. Contoh: Sepatu Baru, dapat disisipi dengan kata itu, menjadi Sepatu itu baru. 3. Klausa yaitu susunan dari beberapa frasa yang membentuk suatu makna, unsur inti klausa terdiri dari subyek dan predikat, subjek predikat dan objek, serta subjek predikat objek dan pelengkap. Dapat juga terdiri dari

subjek atau predikat saja asalkan diikuti dengan nada dan diakhiri dengan tanda baca. Contoh: a)Unsur yang terdiri dari subjek dan predikat. Aku menyapu

b)Unsur yang terdiri dari subjek,predikat,dan objek. Aku menyapu lantai

c)Unsur yang terdiri dari subjek,predikat,objek dan pelengkap. Aku menyapu lantai menggunakan sapu

4. Kalimat yaitu susunan yang terdiri dari kata,frasa dan klausa sehingga menghasilkan suatu makna yang tersusun secara sistematis dan di dalamnya terdapat konjungsi. Contoh: 2. Frase Frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak terdiri dari subjek dan predikat. a. Berdasarkan distribusi unsur inti Salah satu penjenisan frase yang lazim adalah penjenisan berdasarkan distribusi unsur dalam kalimat.Berdasarkan penjenisan tersebut frase di bedakan menjadi dua yaitu frase indosentris dan frase eksosentris. 1. Frase Endosentris adalah frase yang unsur pusatnya mampu berdistribusi sama(paralel)dengan frase yang di bentuknya. Frase Endosentris dapat di jeniskan menjadi tiga kategori,hal ini di ungkapkan oleh Ramlan (1986:146) Frase endosentris yang koordinatif:frase yang unsur-unsurnya Frase endosentris yang atribut merupakan frase yang memiliki Aku menyapu lantai dengan sapu tadi pagi.

memiliki kedudukan setara. anggota yang kedudukanya tidak sama.

Frase endosentris yang apositif merupakan frase yang mirip dengan

frase endosentris yang atribut,unsur penjelas pada frase apositif itu sesuai dengan namanya,merpakan unsur yang berkedudukan sebagai penjelas tambahan. 2. Frasa Eksosentris adalah frase yang ber distribusi komplementer dengan pusatnya. Pada kalimat Kakak saya sedang membaca di teras.Frase ketiga yakni di teras,unsur di atau unsur teras dapat tidak berdistribusi sama dngan frase yang di bentuknya.Frase di teras tidak dapat di ganti oleh di atau teras. Contoh: Kakak saya belajar di. Kakak membaca teras. b. Berdasarkan kategori Penjenisan frase berdasarkan kategori di dasarkan pada unsur yang menjadi inti/unsur yang menjadi perangkai.Berdasarkan unsur yang menjadi inti,frase di bedakan menjadi beberapa kategori,yakni frase nominal,frase verbal,verbal ejektival,frase numeral.Sedangkan berdasarkan unsur yang menjadi perangkai (relator),yaitu frase preporsional dan frase konjungsional. 3. Klausa Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata konstruksi predikatif.Klausa berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal karena di dalamnya sudah ada fungsi sintaksis wajib,yaitu subjek dan predikat. Struktur Klausa Berdasarkan kategori kata yang mengisi fungsi predikat klausa secara garis besar di badakan atas klausa verbal dan klausa nonverbal.Tetapi berdasarkan distribusi unitnya,klausa dapat di klasifikasikan atas klausa bebas dan terikat (cook,1971:64). 1. Klausa Bebas Klausa bebas adalah klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna (cook,1971:67). Berdasarkan jenis predikatnya, klausa bebas ini dapat di bedakan atas:

a. Klausa Verbal adalah klausa yang berpredikat verbal. Berdasarkan strutur internalnya, klausa verbal ini ini dapat pula di bagi menjadi klausa transitif dan klausa intransitif. Di pandang dari sifat hubungan aktor-aksi, dapat di bedakan menjadi klausa aktif, klausa pasif, klausa medial, klausa resiprokal, dan klausa anti aktif. b. Klausa non verbal adalah klausa yang berpredikat nominal ajektif atau adverbia. Klausa non verbal ini dapat pula di bagi atas klausa statif dan klausa ekuasional 2. Klausa Terikat Klausa terikat adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna hanya mempunyai potensi sebagai kalimat tak sempurna.(Cook,1971:73). Bila di pandang dari segi fungsinya klausa terikat ini dapat pula di beda-bedakan atas klausa nominal, klausa ajektifal, dan klausa adverbial.(Cook,1971:64). Klausa Nominal Klausa nominal adalah klausa terikat yang bertindak sebagai nomina(Cook 1971:64) Contoh: (1) Kami telah mengatakan hal itu Klausa Ajektifal Klausa ajektifal adalah klausa terikat yang bertindak sebagai ajektif (Cook,1971:64). Klausa Adverbial Klausa adverbial adalah klausa terikat yang bertindak seagai adverbia. 4. Kalimat Kami telah mengatakan bahwa kami mau belajar bahasa inggris

Dengan mengaitkan

peran kalimat sebagai alat interaksi dan

kelengkapan pesan atau isi yang di sampaikan, kalimat di identifikasikan sebagai Susunan kata-kata yang teratur dan berisi pikiran yang lengkap. BAB III PENUTUP Kesimpulan - Sintaksis adalah studi penghimpunan dan tautan timbale balik antara katakata, frasa-frasa, klausa-klausa, dan kalimat. - Frasa (grup sintaksis) adalah satuan sintaksis yang susunannya lebih rumit, yang dibentuk, baik atas dasar hubungan gantung (subordinatif) maupun hubungan setara (kopulatif). - Kalimat merupapkan satuan terbesar yang bisa mewadahi segala butir dari rentangan kelompok dan struktur gramatik dalam bahasa. - Hubungan sintaksis adalah hubungan antara dua kata bermakna, yang diterapkan dengan bantuan sarana formal sintaksis.

DAFTAR PUSTAKA

Alieva, N.F., BAHASA INDONESIA DESKRIPSI DAN TEORI, 1991, Yogyakarta: Kanisius. Kridalaksana, Harimurti, KELAS KATA DALAM BAHASA INDONESIA, 1986, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, r.m.h.e. Harimurti, BEBERAPA PRINSIP PERPADUAN LEKSEM DALAM BAHASA INDONESIA, 1987, Yogyakarta: Kanisius. Alwasilah, Drs. A. Chaedar, LINGUISTIK SUATU PENGANTAR, 1984, Bandung: Angkasa. Verhaar, J.W.M., PENGANTAR LINGUISTIK, jilid 1, 1982, Gadjah Mada University.

LINGUISTIK UMUM SINTAKSIS

Oleh: HAVINA YUNI FIRDHANI/ K1210026 PEND. BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2010

You might also like