You are on page 1of 16

Akuntansi Sosial Ekonomi

Pembimbing : Firdaus, Ar, SE, Msi, Akz

Edited by : Pranata Junaidi

LATAR BELAKANG

Social Economy Accounting merupakan pengukuran mengenai bagaimana efisiensi suatu sistem ekonomi berfungsi dan memberikan data periodik yang menyangkut indikasi posisi suatu negara menyangkut ukuran externalities. Social Economy mempunyai komitmen yang dalam terhadap kesejahteraan manusia dan keadilan, sedangkan institutionalist mempunyai komitmen yang besar terhadap pragmatisme dalam menganalsis sosial ekonomi masyarakat. Negara kita adalah negara yang memperjuangkan kesejahteraan rakyatnya, oleh karena itu SEA ini penting diterapkan bahkan diharuskan untuk diterapkan oleh semua perusahaan dan lembaga di negara kita.

Definisi
Ilmu Socio Economy Accounting (SEA) atau akuntansi sosial Ekonomi ini merupakan bidang ilmu akuntansi yang berfungsi dan mencoba mengindentifikasi, mengukur, menilai, melaporkan aspek-aspek social benefit dan social cost yang ditimbulkan oleh lembaga.
Definisi dari Ahmed Belkaoui menyatakan bahwa SEA timbul dari penerapan akuntansi dalam ilmu sosial, ini menyangkut peraturan, pengukuran analisis, dan pengungkapan pengaruh ekonomi dan sosial dari kegiatan pemerintah dan perusahaan. SEA lahir dari anggapan bahwa akuntansi sebagai alat manusia dalam kehidupannya harus sejalan dengan tujuan sosial hidup manusia.

Pengukuran ini pada akhirnya akan diupayakan sebagai informasi yang dijadikan dasar dalam proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan peran lembaga, baik perusahaan atau yang lain untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan secara keseluruhan.

Faktor Pendorong
Menurut Sofyan (1997), akuntansi sosial timbul karena adanya kecenderungan dari para ahli untuk mengalihkan kesejahteraan individu ke arah kesejahteraan sosial. Kecenderungan yang bergerak dari kegiatan mancari keuntungan sebesar-besarnya tanpa melihat efek samping ke arah mencari laba yang berwawasan lingkungan.
Faktor Pendorong: -

Kesadaran akan kesejahteraan sosial, bukan pertumbuhan ekonomi semata Perubahan paradigma: lingkungan tidak lagi digunakan untuk mengejar keuntungan, Munculnya perspektif ekosistem: sistem ekonomi harus sejalan dengan sistem lingkungan, Perhatian terhadap perlindungan kepentingan sosial. Merupakan laporan sosial mengenai sejauh mana perusahaan atau negara memberikan kontribusi terhadap lingkungan hidup, positif atau negatif. Mengidentifikasikan, menilai, mengukur aspek penting dari kegiatan sosial ekonomi perusahaan dan negara dalam memelihara kualitas hidup masyarakat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan,

Akuntansi dalam lingkungan Sosial Ekonomi


Robert Bayer menulis:

pembatasan pada penggunaan udara dan air yang bebas, juga merupakan masalah akuntansi sosial. Masyarakat kini menguji biaya-biaya yang selalu ada. Biaya dalam hal kehidupan dan kematian, bangunan dan benda seni yang hancur, pantai yang tercemar, daundaun yang rusak, dan berbagai dampak berbahaya lainnya dari polusi. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa biaya-biaya ini ditransfer sejauh mungkin dari komunitas secara luas kepada pihak-pihak yang menimbulkannya dan memperoleh keuntungan darinya.(Bayer, 1972)

Tujuan SEA
Pertukaran antara perusahaan dan masyarakat terutama terdiri atas pemakaian sumber-sumber kemasyarakatan (social resources) oleh perusahaan yang mengakibatkan timbulnya social cost. Sebaliknya apabila kegiatan perusahaan meningkatkan social resources maka yang terjadi adalah social benefit. Pada tingkat makro bertujuan untuk mengukur dan mengungkapkan kegiatan ekonomi dan sosial negara mencakup social accounting dan reporting peranan akuntansi dalam pembangunan ekonomi. Pada tingkat mikro bertujuan untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya, mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing.

Dampak SEA
Perusahaan

sering mengabaikan dampak kegiatan-kegiatan produksinya terhadap masyarakat. Dalam ilmu ekonomi (Theodorus, 1986), dampak ini diberi bermacam-macam nama seperti third party effects, spillover effects atau lebih jelasnya external economis kalau dampak itu menguntungkan, atau external diseconomis kalau dampak itu merugikan, atau secara umum diistilahkan externalities. externalities suatu perusahaan dalam jumlah uang selalu mengalami kegagalan karena beberapa sebab. Pertama, kebanyakan externalities memang sukar diukur karena adanya mata rantai sebab akibat yang sangat rumit. Disamping itu pula, social cost banyak tergantung kepada besarnya persepsi dan kesadaran masyarakat tentang masalah itu.

Sampai hari hari ini usaha para ahli ekonomi untuk menilai

Menurut Theodorus (1986), social cost yang utama bagi perusahaan adalah:
Merosotnya faktor kemanusiaan dalam produksi, Pencemaran udara, Pencemaran air,

Berkurangnya dan rusaknya sumber-sumber hewani,


Berkurangnya sumber-sumber energi sebelum

waktunya, Erosi, berkurangnya kesuburan tanah, dan gundulnya hutan-hutan, Pengangguran.

Menurut Sofyan (1997), ada beberapa alasan pendukung agar perusahaan memiliki etika dan tanggung jawab sosial, yaitu:
Keterlibatan sosial merupakan respon terhadap keinginan dan

harapan masyarakat terhadap peranan perusahaan, Keterlibatan sosial mungkin akan memengaruhi perbaikan lingkungan, masyarakat, yang mungkin akan menurunkan biaya produksi, Meningkatkan nama baik perusahaan, akan menimbulkan simpati langganan, simpati karyawan, investor dan lain-lain, Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat, Dapat menunjukkan respon positif perusahaan terhadap norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat, Sesuai dengan keinginan para pemegang saham dalam hal ini publik, Mengurangi tensi kebencian masyarakat terhadap perusahaan, Membantu kepentingan nasional.

Corporate social responsibility (CSR)


CSR adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholder yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum ( Darwin, 2004) CSR ini diungkapkan dalam laporan yang disebut Suistainability Reporting, yaitu pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (Suistainability Development)

Akuntansi pertanggung jawaban Sosial didefinisikan sebagai proses seleksi variabel-variabel kinerja sosial tingkat perusahaan, ukuran dan prosedur pengukuran, yang secara sistematis mengembangkan informasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja sosial perusahaan dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada kelompok sosial yang tertarik, baik di dalam maupun luar perusahaan, dan juga dapat memberikan informasi mengenai sejauhmana organisasi atau perusahaan memberikan kontribusi positif dan negatif terhadap kualitas hidup manusia dan lingkungannya. (Belkaoui 2000)

Corporate Social Responsibility (CSR) bertujuan untuk :

Building Human Capital Secara internal, perusahaan dituntut untuk meciptakan SDM yang andal. Secara eksternal, perusahaan dituntut untuk melakukan pemberdayaan masyarakat, biasanya community development. Strengthening Economies Perusahaan dituntut untuk tidak menjadi kaya sendiri sementara komunitas di lingkungannya miskin, mereka harus memberdayakan ekonomi sekitar. Yaitu dengan mengadakan pelatihan kerja maupun pemberian beasiswa bagi penduduk yang berprestasi, dan memberi bantuan modal usaha. Assessing Social Chesion Perusahaan dituntut untuk menjaga keharmonisan dengan sekitarnya agar tidak menimbulkan konflik. Encouraging Good Governence Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan harus menjalankan tata kelola dengan baik. Protecting The Environment Perusahaan berupa keras menjaga kelestarian lingkungan.

LAPORAN MENGENAI KINERJA SOSIAL

Konsep Akuntansi Sosial belum dikembangkan sepenuhnya dan terdapat masalah pengukuran serius mengenai biaya dan manfaat. Selanjutnya, sejumlah peneliti menganjurkan bahwa perusahaan harus membuat laporan mengenai kinerja Akuntansi Sosial mereka baik secara internal maupun eksternal.

Audit Sosial

Audit sosial mengukur dan melaporkan pengaruh ekonomi, sosial, dan pengaruh lingkungan untuk program-program yang berorientasi sosial dan kegiatan rutin perusahaan. Terdapat beberapa cara untuk melakukan hal ini. Satu strategi yang berhasil dimulai dengan membuat daftar kegiatan yang memiliki dampak atau pengaruh sosial. Audit sosial memberikan manfaat perusahaan melalui pembentukan kesadaran manajer mengenai dampak (pengaruh) sosial dari beberapa tindakan mereka. Audit sosial sama dengan audit keuangan dimana audit sosial bertujuan untuk menganalisis secara independen kinerja perusahaan dan menilai kinerja perusahaan. Bagaimanapun, terdapat perbedaan penting, mengenai apa yang dianalisis. Dalam audit sosial, auditor memeriksa kegiatan untuk menilai kinerja sosial perusahaan dan juga kinerja finansialnya.

Laporan Sosial
Pemisahan laporan eksternal menggambarkan hubungan perusahaan dengan masyarakat telah dipublikasikan oleh beberapa perusahaan Amerika dan perusahaan asing. Perusahaan Amerika menerbitkan beberapa perusahaan Amerika yang mempublikasikan beberapa laporan mencakup Norton Company, First National Bank of Mineapolis, dan First pennsylvanie Bank. David Linowes mengembangkan Laporan Kegiatan Sosial Ekonomi untuk digunakan sebagai dasar untuk laporan informasi Akuntansi Sosial. Linowes mengelompokkan laporannya ke dalam tiga kategori: (1) hubungan dengan masyarakat, (2) hubungan dengan lingkungan, dan (3) hubungan dengan produk. Masing-maisng kategori, dia membuat daftar dukungan sukarela oleh perusahaan dan selanjutnya memperkecil hambatan yang disebabkan oleh kegiatan perusahaan. Linowes mengukur setiap hal dalam laporan dan sampai pada peneysuaian akhir, yang dia sebut sebagai kegiatan sosial ekonomki nyata. Pada laporan Linowes, semua dukungan dan hambatan harus diprediksi secara moneter dimana diduga disini cukup sulit untuk dilakukan.

Peran Akuntan terkait SEA


(Arfan

dan Ishak, 2005) menyatakan bahwa para akuntan diperlukan untuk menghasilkan data mengenai tanggung jawab sosial ekonomi perusahaan dan bahwa ada pihak-pihak lain yang berkepentingan (selain perusahaan) yang akan tertarik akan data-data ini. Akuntan dituntut memiliki integritas dan moral untuk melindungi kepentingan masyarakat. Akuntan juga harus memiliki etika yang akan melahirkan kepercayaan masyarakat terhadap akuntan. Sarjana dan praktisi akuntansi saat ini memahami pentingnya seberapa besar akuntan mendukung tanggung jawab sosial ekonomi perusahaan.

You might also like