You are on page 1of 1

Kandungan isi Surah Al Baqarah 213: Manusia tadinya merupakan umat yang satu.

Satu akidah dan satu tujuan amal perbuatan, yaitu untuk memperbaiki dan bukan untuk merusak, berbuat baik dan bukan berbuat jahat, berlaku adil dan bukan berbuat aniaya. Kemudian mereka berpaling dan mengerjakan sebaliknya, dan tidak ada lagi kesatuan akidah dan pendapat di antara mereka, yang membawa mereka kepada kebahagiaan, lalu mereka berselisih, bercerai-berai. Untuk mengembalikan mereka kepada keadaan semula, bersatu dalam kebenaran Allah swt. mengutus nabi-nabi, manusia pilihan agar membimbing mereka ke jalan yang benar, memberi petunjuk secukupnya atas kekeliruan yang diperbuatnya, menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan taat bahwa mereka akan memperoleh balasan surga di hari kemudian, dan memperingatkan orang-orang yang ingkar dan durhaka bahwa mereka akan ditimpa siksa dan azab yang pedih di neraka Jahannam nanti.

Kandungan Surah al-Kafirim ayat 1-6 mengandung ajaran tentang cara bersikap menghadapi perbedaan keyakinan beragama. Dalam aplikasinya antarmanusia atau kelompok tertentu, memiliki penafsiran berbeda terhadap kebenaran. Dengan demikian, setiap orang yang telah meyakini kebenaran suatu ajaran tidak serta merta dapat menyalahkan orang lain yang berbeda pemahaman. Tindakan yang paling tepat adalah menyampaikan konsep kebenaran yang dipahami dengan konsep dakwah, di antaranya melalui dialog. Dengan adanya perbedaan, setiap orang harus mempunyai sikap tasamuh (toleransi) terhadap orang lain. Toleransi sangat dibutuhkan untuk menjaga hubungan baik antarsesama demi terciptanya persahabatan, persaudaraan, dan persatuan masyarakat

Kandungan Surah Al Anfaal 11 menjelaskan kepada kaum Muslimin bahwa di samping Allah memberikan bantuan berupa malaikat yang datang secara berturut-turut, juga memberikan bantuan yang lain berupa situasi dan kondisi yang menguntungkan bagi kaum Muslimin. Pertolongan Allah itu ialah pada saat kaum Muslimin berada dalam ketakutan menghadapi musuh, mereka diserang oleh rasa kantuk sehingga mereka tidak dapat merasakan ketakutan lagi. Ketakutan itu ialah karena mereka melihat jumlah bala tentara musuh yang banyak dan persiapannya yang lengkap. Maka dengan adanya rasa kantuk itu, hilanglah rasa takut mereka dan kembali mereka menjadi tenteram.

You might also like