You are on page 1of 6

Makalah Tentang Kebudayaan Bangka Belitung

NAMA : MOH HOLIL KLS : XI TN 2

BAB I PENDAHULUAN Makalah ini membahas tentang sebuah kebudayaan dalam Negara Republik indonesia. dimana pada bahasan kali ini kita akan membahan tentang kebudayaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. yang merupakan kebudayaan yang sangat melekat Melayunya. disini membahas tentang kegiatan sosial budayanya masyarakat Bangka Belitung, seni budaya, adat istiadat, dan SDM. selanjutnya lebih lengkapnya mari kita langsung ke pokok bahasannya.

BAB II PEMBAHASAN Selain pantai, Bangka juga dikenal dengan keragaman budayanya. Dari budaya lokal hingga budaya Import yang dibawa para pendatang. Keragaman budaya inilah yang belakangan menjadi aset penting untuk mengembangkan pariwisata. Pulau Bangka yang dikelilingi lautan, laksana surga-surga bagi para nelayan. Itulah secuil cermin tentang kebudayaan nelayan di pulau yang dulu dikenal sebagai penghasil timah. Dalam perkembangannya, latar belakang masyarakat Bangka yang sebagian besar nelayan itu, ternyata turut mempengaruhi pertumbuhan kebudayaan lokal. Meski saat ini pola hidup masyarakat Bangka telah mulai bergeser, kebudayaan lokal yang mengandung unsur nelayan masih tetap kental mewarnai sendi-sendi kehidupan masyarakatnya. Paling tidak saat ini ada dua event budaya besar yang berhubungan dengan nelayan, yakni, upacara rebo kasan dan buang jong. Selain itu ada ritual-ritual budaya yang dipengaruhi unsur religi, sementara pertunjukan kesenian Barongsai mewakili kebudayaan masyarakat pendatang (Tionghoa) Tapi diantara banyak ritual budaya di Bangka, upacara sepintu sedulang boleh jadi memiliki makna yang khusus. Inilah ritual yang menggambarkan persatuan masyarakat Bangka.

BAB III SEPINDU SEDULANG Kata sepintu sedulang adalah semboyan dan motto masyarakat Bangka yang bermakna adanya persatuan dan kesatuan serta gotong royong. Ritual ini adalah satu kegiatan penduduk pulau Bangka pada waktu pesta kampung membawa dulang berisi makanan untuk dimakan tamu tau siapa saja di balai adat. Dari ritual ini, tercermin betapa masyarakat Bangka menjujung tinggi rasa persatuan dan kesatuan serta gotong royong, bukan hanya dilaksanakan penduduk setempat melainkan juga dengan para pendatang. Jiwa gotong royong masyarakat Bangka cukup tinggi. Warga masyarakat akan mengulurkan tangannya membantu jika ada anggota warganya memerlukanya. Semua ini berjalan dengan dilandasi jiwa Sepintu Sedulang. Jiwa ini dapat disaksikan, misalnya pada saat panen lada, acaraacara adat, peringatan hari-hari besar keagamaan, perkawianan dan kematian. Acara ini lebih dikenal dengan sebutan Nganggung, yaitu kegiatan setiap rumah mengantarkan makanan dengan menggunakan dulang, yakni baki bulat besar. Selain itu juga ada berbagai macam kebudayaan dan adat istiadat bangka antara lain :

Rebo kasan Buang Joang Ceriak Nerang Perang Ketupat Mandi Belimau serta, Kawin Masal

Pakaian Adat Pengantin Perempuan dan pria


Pakaian Adat Pengantin Perempuan terdiri dari baju kurung dengan bahan beludru merah yang dilengkapi dengan teretai atau penutup dada serta menggunakan kain Cual yaitu kain tenun asli Bangka yang berasal dari Mentok. Selain itu para Pengantin Perempuan juga menggunakan Hiasan Kepala dan dilengkapi dengan asesoris-asesoris antara lain:

Pakaian Pengantin Pria ini berwarna merah dan biasanya dari bahan beludru dengan hiasan Manik-Manik dan sama seperti Pengantin Perempuan dilengkapi dengan hiasan Ronce Melati untuk keindahan dan keharuman alami (bukan keharusan)

BAB IV PENUTUP Belitung lebih dekat ke Kalimantan maka dominan bahasa penduduknya lebih dekat pula dengan wilayah tersebut namun perbedaannya fonetikanya tak begitu signifikan, bunyi bahasa itu hanya dibedakan cengkoknya saja. Hingga irama dari fonetis bahasanya terdengar memiliki perbedaan alunan, berbedaan ini misalnya bisa disimak pada bunyi bahasa asli penduduk wilayah Sijuk dengan penduduk wilayah Belantu. Sedang wilayah lainnya hampir sama dan tak ada perbedaan yang menonjol. Berbedaan fonetika inilah dapat menunjukkan identitas pribadi serta asal usul kelahirannya maka budaya setiap insan akan tercermin lewat bahasa yang disebut dengan istilah budi-bahasanya. Budi dan bahasa Bangka Belitung terkenal dengan budi yang ramah dengan diiringi bahasa yang santun. Maka sampai kini pun, pada setiap kunjungan ke rumah-rumah masyarakat adatnya, tamu akan mendapat pelayanan yang baik, keterbukaan masyarakatnya menjadikan kedua wilayah ini memiliki aura budaya hingga membuat para pendatang betah untuk tinggal dan menetap. Sayangnya, Dominasi pendatang yang hanya sekedar menjadikan Bangka Belitung sebagai ladang matapenghidupan selalu tak memperhatikan budaya setempat hingga tak jarang ada benturan sosial yang berujung pada pertikaian. Namun hal tersebut tidak selalu menjadi bahaya laten karena budi dan bahasa masyarakat Bangka Belitung yang tercermin dalam karakter mereka
selalu dapat bersikap moderat pada pendatang.

You might also like