You are on page 1of 7

Tahap-tahap pengolahan tebu untuk menjadi gula adalah sebagai berikut :

Pemerahan Nira Pemurnian Nira Penguapan Nira Kristalisasi Pemisahan Gula (Centrifuge) Penyaringan dan Pengepakan

1. Pemerahan Nira Tebu di kirim ke Stasiun Gilingan (ekstrasi) untuk dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula(nira mentah) dengan alat-alat yang berupa Unigrator Mark IV dan Cane Knife digabung dengan 5 gilingan masing-masing terdiri atas 3 rol. Hasil dari pemerahan tebu berupa ampas dengan cairannya yang mengandung gula(nira mentah) Ampas pemerahan tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, dan bahan bakar. Di P.G Madubaru ampas tebu digunakan untuk bahan bakar di Stasiun Ketel(pusat tenaga). Sedangkan Nira mentah akan dikirim ke bagian Pemurnian untuk proses lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula karena bakteri dilakukan salinitas di Stasiun Gilingan

2. Pemurnian Nira

Nira mentah ditimbang, kemudian dipanaskan hingga suhu mencapai 700-750C, kemudian direaksikan dengan Ca(OH)2 (susu kapur) dalam defekator. Pereksiaan dengan kapur bertujuaan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada di dalam nira. Lalu diteruskan dengan proses sulfitasi, yakni pemberian SO2 dalam peti sulfitasi hingga pH 7,00. Tujuannya untuk mengatur kadar keasaman nira dan untuk membunuh bakteri yang ada pada nira. Setelah itu, dipanaskan lagi sampai suhu 100-105C. Kotoran yang dihasilkan diendapkan di tangki pengendap,evaporate,(Dorr Clarifier) dan disaring menggunakan Rotary Vacum Filter (alat penapis hampa). Endapan padatnya disebut blotong. Kemudian Nira jernihnya dikirim ke Stasiun Penguapan.

3. Penguapan Nira

Nira jernih akan dipekatkan dalam Stasiun penguapan. Nira jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan dengan sistem multiple effect. Nira encer dengan padatan terlarut 16% dapat dinaikkan menjadi 64% dan disebut Nira kental. Nira kental siap dikristalkan di Stasiun Kristalisasi.sebelumnya Nira kental ini diberi gas SO2 untuk proses pemucatan.

3. Kristalisasi

Nila kental dari Stasiun Penguapan ini diuapkan lagi dala Pan Kristalisasi sampai melewati titik jenuh. Penguapan ini sampai suhu 100-1500C. Setelah itu pembentukan kristal-kristal gula dengan cara uap. Nila kental didinginkan sampai suhu 650C, jadi sukrosa tidak rusak akibat panas tinggi. Hasil kristalisasi merupakan campuran kristal gula dan larutan(stroop). Sebelum dipisahkan antara kristal gula dengan stroop, gula lebih dahulu didinginkan didalam palung pendingin

(kultrog).

4. Pemisahan Gula Pada proses ini gula dipisahkan dari stroop (larutannya). Pemisahan gula ini menggunakan alat puteran gula yang menggunakan gaya centrifugal. Pemisahan gula dilakukan dengan proses karbonatasi yakni mereaksikan gula dengan gas karbon. Sehingga gula dengan stroop dapat terpisah.Hasil pemisahan berupa gula, stroop, dan tetes tebu. Tetes tebu dan stroop merupakan limbah dari proses pembuatan gula. P.G Madubaru mengolah dapat mengolah limbah tersebut sehingga bermanfaat. Stroop yang menjadi tetes tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol (C2H5OH). Jadi limbah dari proses pembuatan gula dapat dimanfaatkan.

5. Penyaringan dan Pengepakan Setelah gula terpisah dari stroop dilakukan proses penyaringan gula. Pemisahan antara gula halus, kasar, dan normal. Gula normal dan halus dikirim ke Gudang gula dan di kemas dalam karung plastik yang kwintal. Sedang gula kasar akan kembali diproses atau kembali ke proses kristalisasi.

Proses Pengolahan Alkohol, Etanol Di P.S Madubaru

Selain memproduksi gula Madubaru juga memproduksi Alkohol (C2H5OH) sebagai produk sampingan. Alkohol yang diproduksi di P.S Madubaru merupakan alkohol jenis etanol. Etanol di P.S Madubaru dibuat dengan bahan baku tetes tebu yang merupakan limbah dari proses produksi tebu menjadi gula. Jadi pembuatan alkohol ini merupakan salah satu upaya P.S Madubaru untuk mengolah limbah. Alkohol dapat digunakan sebagai campuran kosmetik dan industri farmasi. Tetes tebu sebelum menjadi alkohol akan mengalami tahap-tahap pengolahan. Yakni : Pengenceran Penyaringan (Filtrasi) Peragian Destilasi (Penyulingan)

1. Pengenceran Tetes tebu yang diperoleh dari sentrifuge diencer di Tangki Pengencer Brix 14 tetes tebu. Sebelumnya tetes tebu diukur di tangki ukur.

2. Penyaringan (Filtrasi) Pada proses penyaringan, tetes tebu diatur pHnya sekitar 4,8 dengan diberi H2SO4 agar tetes tebu tidak tekontaminasi dengan bakteri lain. Hal ini dilakukan agar tetes tebu tidak gagal

dalm proses peragian. Karena dalam proses peragian tetes tebu akan diberi bakteri khusus yang dapat menjadikan tetes tebu menjadi atau memiliki kandungan alkohol.

3. Peragian Tetes tebu yang pHnya telah diatur (4,8), kemudian masuk ke tangki pembibitan dan fermentasi. Pada tangki tersebut tetes tebu diberi ragi yang mengandung bakteri (Sacharomyces Cereviceae). Reaksi: 1. Sukrosa dihidrolisa menjadi glukosa C12H22O11 + H2O 2C6H12O6 2. Gula reduksi bereaksi sehingga menjadi etanol dan CO2 C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2

4. Destilasi (Penyulingan) Tetes tebu yang telah diberi ragi akan masuk ke proses destilasi. Destilasi atau penyulingan bertujuan untuk memisahkan alkohol dengan air sehingga kadar alkohol lebih tinggi. Di P.S Madubaru destilasi dilakukan secara bertingkat atau disebut destilasi bertingkat. Destilasi bertingkat bertujuan untuk meningkatkan kadar alkohol. Dalam proses destilasi tetes tebu akan masuk ke kolom-kolam yakni : 1. Kolom Maische 2. Kolom Voorloop 3. Kolom Rektifier 4. Kolom Nachloop

1. Kolom Maische Pada proses destilasi tebu masuk ke Kolom Maische. Hasilnya alkohol kasar kadar 45%. Alkohol kasar masuk ke kolom Voorloop. 2. Kolom Voorloop Alkohol kasar dari kolom Maische masuk ke kolom Voorlop ini. Di dalam kolom ini alkohl akan mengaami destilasi kembali. Hasil berupa 2 alkohol. Yakni : 1. Alkohol teknis kadar 94% beraldahide ditampung sebagai hasil akhir. 2. Alkohol muda kadar + 25%. Alkohol ini masuk ke Kolom Rektifiser. 3. Kolom Rektifier Di kolom Rektifiser alkohol muda dari kolom voorloop mengalami destilasi kembali. Hasilnya : 1. Alkohol murni (Prima I) kadar min 95% 2. Alkohol Muda mengandung minyak Fusel masuk Kolom Nachloop(Destilasi selanjutnya).

3. Lutter Waser, air yang bebas alkohol, sebagai penyerap alkohol. Kembali ke Kolom Voorloop untuk membantu proses penyerapan alkohol. Alkohol yang telah memiliki kadar yang tinggi tidak lagi mengalami proses destilasi. Sedangkan alkohol yang masih berkadar rendah akan mengalami destilasi pada kolom berikutnya.

4. Kolom Nachloop Alkohol muda dari kolom Rektifiser mengalami destilasi di kolom Nachloop. Hasil dari kolom Nachloop: 1. Alkohol teknis kadar 94% sebagai hasil akhir 2. Air yang bebas alkohol dibuang. Hasil akhir dari proses produksi alkohol adalah etanol yang memiliki kadar yang tinggi yakni berkisar antara 94%-96%. Pengolahan Limbah

Dalam proses pengolahan atau produkasi gula dan alkohol tentunya punya banyak limbah : Bentuk Padatan : 1. Blotong Blotong yang didapat dari proses pemurniaan nira direaksikan dengan zat-zat organik. Blotong akan menjadi pupuk yang mengandung N, P, dan K. 2.Ampas Tebu Ampas tebu dapat digunakan sebagai bahan bakar pembangkit uap, bahan baku kertas dan media pengembangan jamur. Cair : 1. Limbah dari gula berupa tetes dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alkohol. Pembuatan alkohol murni dengan cara menfermentasikan tetes dengan bakteri Sacharomyces Cereviceae. 2. Bocoran minyak pelumas Berasal dari Stasiun gilingan ditampung di drum-drum kemudian dimanfaatkan kembali. 3. Vinasse (Slop) Berasal dari stasiun destilasi dimanfaatkan untuk irigasi pertanian karena mengandung N,P dan K Gas 1. CO2 Gas CO2 ini akan dilepaskan langsung ke lingkungan. Karena gas ini dapat diolah oleh tumbuh-tumbuhan untuk bahan fotosintesis. Sehingga gas ini tidak diolah di dalam pabrik.

DAMPAK ADANYA PG MADUKISMO POSITIF Sumber kehidupan masyarakat sekitar Devisa Sebagai pemenuh kebutuhan gula nasional Objek wisata Sebagai tempat study dan penelitian Memberi pinjaman modal bagi petani Limbahnya dapat dimanfaatkan, antara lain: Sebagai bahan pupuk Sebagai pembangkit listrik di daerah sekitar daerah PG Dll NEGATIF Terjadinya pencemaran lingkungan jangka panjang ataupun jangka pendek akibat pembuangan limbah pabrik masih ada limbah yang belum benar-benar steril. Limbah pabrik spirtus melampaui batas .

You might also like