You are on page 1of 2

E. Akomodasi Tujuan : untuk mengetahui cara menyesuaikan kekuatan lensa. Cara kerja : 1.

Angkat kedua lensa silindris yang dipasangkan di G2 dan S1 atau S2. 2. Tanpa mengubah keadaan model Cenco-Ingersol tempatkan benda yang bercahaya 25 cm di depan mode mata tersebut. Perhatikan bayangannya yang kabur. 3. Ganti lensa sferis +7D (lensa kristalina) dengan sebuah lensa sferis lainnya yang memberikan bayangan yang tegas pada retina. 4. Catat jenis dan kekuatan lensa yang saudara gunakan untuk mengganti lensa kristalina (+7D) Hasil Pengamatan

Pembahasan Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa dikenal sebagai akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya yang selanjutnya dikendalikan oleh otot siliaris. Otot siliaris adalah bagian dari badan siliar, suatu struktur khusus lapisan koroid bagian anterior. Badan siliaris memiliki dua komponen utama : otot siliaris dan anyaman kapiler. yang menghasilkan humor aquosus. Otot siliaris adalah suatu cincin melingkar otot polos yang melekat ke lensa melalui ligament suspensorium. Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium menegang, dan ligamentum ini menarik lensa ini menjadi bentuk gepeng dan kurang refraktif. Sewaktu otot ini berkontraksi,kelilingnya berkurang sehingga tegangan pada ligamentum suspensorium berkurang. Ketika tarikan ligamentum suspensorium pada lensa berkurang, lensa menjadi lebih bulat karena elastisitas inherennya. Meningkatnya kelengkungan karena lensa menjadi lebih bulat akan meningkatkan kekuatan lensa dan lebih membelokkan berkas sinar. Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa menggepeng untuk melihat jauh, tetapi otot ini berkontraksi agar lensa menjadi lebih konveks dan lebih kuat untuk melihat dekat. Otot siliaris

dikontrol oleh sistem saraf otonom, dengan stimulasi simpatis menyebabkan relaksasi dan stimulasi parasimpatis menyebabkannya berkontraksi. Referensi 1. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2007;6th ed.h.216-7.

You might also like