You are on page 1of 37

LAPORAN KASUS KELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PPQ M DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI WISMA SELAPARANG PANTI

SOSIAL TRESNA WERDA PUSPAKARMA MATARAM

NAMA NPM

: SRI HANDAYANI : 05.01.0302

SEMESTER : VI B

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM


2008

LEMBAR PENGESAHAN Di setujui pada : Hari Tanggal : :

Mengetahui

Pembimbing Akademik

Pembimbing Klinik

(I Made Eka Santosa, S.Kp)

(Drs. Dikdik Kusnandika)

Pembimbing Akademik II

Penbimbing Klinik II

( Nurwahyuni, S.Kep, Ns)

( Ikhsan, S.Kep

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepda kami sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan keperawatan pada Kelayan M dengan diagnosa medis Hipertensi dalam memenuhi Praktik Klinik Keperawatan Gerontik di Panti Sosial Tresna Werda PUSPAKARMA Mataram. Dalam menyusun asuhan keperawatan dengan diagnosa medis Hipertensi di wisma selaparang, Atas bimbingan, masukan dan motivasi dari berbagai pihak kami ucapkan terimakasi. Dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa penulisan Asuhan Keperawatan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konsekuen demi kesempurnaan Asuhan Keperawatan Ini. Semoga Asuhan Keperawatan Ini bias bermanfaat bagi mahasiswa STIKES khususnya dan bagi mahasiswa pada umumnya. Terimakasih.

Mataram, juli 2008.

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar 60% lansia akan mengalami hipertensi setelah berusia 75 tahun. Kontrol tekanan darah yang ketat pada kelayan diabetes berhubungan dengan pencegahan terjadinya hipertensi yang tak terkendali. Hipertensi merupakan segala yang paling sering ditemui pada orang lanjut usia dan menjadi faktor resiko utama penyakit kardiovaskuler. Karenanya control tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang usia lanjut. Jose Roesma, dari divisi nefrologi ilmu penyakit dalam FKUI-RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta mengungkapkan bahwa pada orang tua umumnya terjadi hipertensi dengan sistolik terisolasi yang berhubungan dengan hilangnya elastisitas arteri atau bagian dari penuaan. Jenis yang demikian lebih sulit untuk diobati disbanding hipertensi esensial atau pada kelayan yang lebih muda. Obat-obat antihipertensi terbaru yang bekerja pada sistem rennin-angiotensin-aldosteron, misalnya Angiotensin-Converting Enzyme ( ACE ) inhibitor dan angiotensinreseptor bloker memiliki potensi perbaikan kardiovaskuler pada orang tua akibat penurunan tekanan darah efektif. Berdasarkan etiologinya hipertansi dibagi menjadi dua golongan yaitu : Hipertensi Esensial (Primer) Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktifitas, susunan saraf simpatik, sisten rennin angiatensin, obesitas, merokok, dan stress. Hipertensi sekunder Dapat di akibatkan karena penyakit parenkim renal/ vakular renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin, dll. (Arif Mansjoer,2000)

B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan : Dapat melakukan asuhan keperawatan dan dapat memahami tentang penyakit hipertensi. Tujuan Khusus : 1. Penulis mampu mengkaji data kelayan 2. Penulis mampu menganalisa data yang diperoleh 3. Penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan 4. Penulis dapat memprioritaskan masalah-masalah yang terjadi dan yang mungkin terjadi. 5. Penulis dapat menentukan tujuan tindakan keperawatan 6. Penulis dapat menerapkan pelaksanaan tindakan keperawatan 7. Penulis dapat melakukan evaluasi tindakan keperawatan. C. Metode penelitian Adapun metode yang digunakan dalam menyusun laporan ini yaitu pendekatan : 1. 2. 3. Medote deskripsi Medote studi kepustakaan Metode studi kasus

Tehnik pengumpulan data yang digunakan antara lain wawncara, observasi, dan penelusuran data tertulis. Sumber data diperoleh dari kelayan itu sendiri D. Sistimatika Penulisan BAB I BAB II BAB III :Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistimatika penulisan. :Tinjauan teori, terdiri dari proses menua, konsep dasar dan konsep dasar asuhan keperawatan. :Tinjauan kasus terdiri dari proses asuhan keperawatan dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

BAB IV BAB V

:Pembahasan yang menguraikan perbandingan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. :Penutup yang menguraikan kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN : Laporan pendahuluan, dan SAP ( satuan acara penyuluhan)

BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. Aging proses Pengertian Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tidak terhindarkan dengan karakteristik menurunya interaksi antara lanjut usia dengan yang lain disekitarnya. Individu yang diberi kesempatan untuk mempersilahkan dirinya menghadapi ketidakmampuan dan bahkan kematian (Cox, 1984) 2. Teori Proses Menua Proses penuan merupakan proses secara berangsur yang mengakibatkan perubahan secara kumulatif dan merupakan perubahan serta berakhir dengan kematian. Teori biologi tentang penuaan dibagi menjadi : b. Teori instrik Perubahan yang berkaitan dengan usia lanjut timbul akibat penyebab dalam diri sendiri. c. Teori Ekstriksi Perubahan terjadi di akibatkan pengaruh lingkungan. Perubahan yang berkaitan dengan usia lanjut timbul dalam penyebab diri sendiri dapat berupa : a) Toeri Genetik Clock atau Teori Genetik dan mutasi Teori tersebut mengatakan bahwa menua telah terprogram secara genetic untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam nucleus (inti sel) satu jam genetic yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan akan meghentikan replikasi sel bila tidak diputar. Jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun menjadi lemah dan sakit.

b)

Teori Imunologi Slow Virus System imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan

masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. c) Teori Stress Menua menjadi atau terjadi akibat hilangnya sel-sel yang bias digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan d) lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress, menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai. Teori Terprogram Teori yang menua terprogram, sel tubuh manusia hanya dapat membagi diri sebanyak satu kali. Artinya kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati. e) Teori Rantai Silang Sel-sel yang tua /usang reaksi kimianya menyebabakan ikatan yang kuat. Khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini meyebabkan kurang elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi. Perubahan Biologi Yang Berasal Dari Luar Atau Ekstrinsik Radikal bebas dapat berbentuk didalam badan, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom), mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organic seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat beregenerasi. 2. Teori Mutasi Sematik Menurut teori ini factor lingkungan menyebabkan mutasi sematik, sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur, sebaliknya menghindari dapat memperpanjang umur. Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel sematik akan menyebabkan terjadinaya penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Sebagai salah satu

1. Teori Radikal

hipotesi yang berhubungan dengan mutasi sel sematik adalah hipotesis error catasrop. 3. Teori Social Salah satu teori social yang berkenan dengan proses openurunan adalah teori pembebasan. Teori tersebut menerangkan bahwa dengan berubahnya usia seseorang secara berangsur-angsur mulai melepas diri dari kehidupan social. Keadaan ini memagkibatkan interaksi social lansia menurun baik secara kualifikasi maupun kuantitatif. 3. Teori Psikologi Menurut Hang Kerst (1992) bahwa setiap individu harus

a. Teori Tugas Perkembangan memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada manutrasi fisik. Penghargaan cultural masyarakat dari nilai serta aspirasi individu. Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan kesalahan. Penerimaan adanya kematian dari pasanganya dan orang-orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan hubungan dengan grup yang seusianya, adopsi dan adaptasi dengan peran social secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan secara memuaskan. b. Kepribadian Selanjutnya Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berupa pada lansia. Teori ini merupakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketuaan (Nugroho,2000) adalah Herediter Nutrisi Status kesehatan Pengalaman hidup Lingkungan

Stress Perubahan fisik pada proses penuaan

Penelitian menyakini bahwa kita dialhirkan dengan jam biologis, jam ini di program untuk rentang hidup yang sudah ditetapkan, kecelakaan dan proses penyakit dengan beranjaknya usia, perubahan yang terjadi secara bertahap menjadi semakin nyata. Perubahan tertentu terjadi disemua system tubuh. Perubahan ini tidak perlu terjadi bersamaan disetiap system. B. Konsep Dasar a. Pengertian Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.rogen, 1996). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih (Barbara Hearrison, 1997). b. Etiologi Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardia output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa factor yang mempemgaruhi terjadinya hipertensi : Genetic : respon neurology terhadap stress atau kelainan Obesitas : terkait dengan kadar insulin yang tinggi yang Stress lingkungan Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada arteri atau transportnya menyebabkan tekanan darah meningkat

1. Hipertensi

orang tua serta pelebaran pembuluh darah (Arif mansjoer, 2000)

Berdasarkan etiologinya hipertansi dibagi menjadi dua golongan yaitu : Hipertensi Esensial (Primer) Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktifitas, susunan saraf simpatik, sisten rennin angiatensin, obesitas, merokok, dan stress. Hipertensi sekunder Dapat di akibatkan karena penyakit parenkim renal/ vakular renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin, dll. (Arif Mansjoer,2000) c. Manifetasi Klinis Manifestasi klinis pada kelayan dengan hipertensi adalah meningkatkan tekanan darah >140/90 mmHg, sakit kepala, epetaksis, pusing/migrant, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunag-kunang, lemah dan lelah, muka pucat dan suhu tubuh rendah. (Arif mansjoer, 2000)

d. Patofisiologi Obesitas Pengumpulan Lemak Penyempitan Pembuluh Darah Aliran darah ke jantung me Arterisklerosis Hilangnya elastisitas pembuluh darah

Peningkatan tekanan Vaskuler serebral Nyeri akut (sakit kepala)

ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan O2 kelemasan umum Intolenransi aktivitas pola hidup monoton

Gangguan pola istirahat tidur (Arif Manjoer 2000) e. Penatalaksanaan Medis Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan : 1. Penatalaksanaan non farmakologis a) Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adostrogen dalam plasma.

b) Aktivitas

Klien

disarankan

untuk

berpartisipasi

pada

kegiatan

dan

disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperi berjalan, jogging, bersepeda dan berenang. 2. Penatalaksanaan farmakologis Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu : 1) 2) 3) 4) 5) Mempunyai efektivitas yang tinggi. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau Memungkinkan penggunaan obat secara oral. Tidak menimbulkan intoleransi. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh kelayan.

minimal.

Golongan obat-obatan yang diberikan pada kelayan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin. C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Gejala : Kelemasan, nafas pendek, gaya hidup monoton. Tanda b. Sirkulasi Gejala Tanda : Riwayat hipertensi, arterosklerosis, penyakit jantung koroner dan penyakit serebravaskuler. : Kenaikan TD, hipotensi postural, murnius stenosis valvular.takikardia, berbagai distnenia, DJV/kongesti vena, ekstermitas (perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian kapiler mingkin lambat/ tertunda), kulit (pucat, sianosis dan kemerahan) : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea. a. Aktivitas/ istirahat

c. Integritas ego Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau marah kronik. Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continu perhatian tangisan yang meledak. d. Eliminasi Gejala : gangguan ginjal saat ini atau tidak. e. Makanan/ cairan Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan yang tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, mual muntah, perubahan berat badan dan riwayat pengggunaan dierutik Tanda : BB normal atau obesitas dan adanya edema, kongesti vena, DJV, glikosuria. f. Neurosensoris Gejala : keluhan pusing, sakit kepala suboksipital, episode kebas dan atau kelemahansatu sisi tubuh, dan gangguan penglihatan (mis, penglihatan kabur) Tanda : Status mental (perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses piker atau memori).Respon motorik (penurunan kekuatan genggaman tangan dan atau ferleks tendo dalam). Perubahan rentina optic. g. Nyeri/ ketidak nyamanan Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai dan nyeri abdomen/massa. h. Pernafasan Gejala : dipnea berkaitan dengan aktivitas/kerja, fakipnnea, batuk dengan atau tanpa pembentukan sputum dan riwayat merokok. i. Keamanan Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, episode parastesi unirateral fransie, hipotesi postural.

j. Pembelajaran/ penyuluhan Gejala : factor-faktor resiko keluarga: hipertensi,ateroskleris, penyakit jantung, DM, penyakit ginjal. Faktor-faktor resiko anelik, penggunaan pil KB atau hormon lain.(Doengoes,2000) 2. a. pembuluh darah b. seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 c. cerebral d. Inef ektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic. (Doengoes,2000) 3. DX I Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko tinggi penuruna curah jantung dapat teratasi dengan criteria hasil : Kelayan mau berpartisipasi dalam aktivitas gobservasi warna kulit, kelembaban, suhu. Men Intervensi secara terus menerus Obs ervasi tekanan darah klien Rasional Untuk mengetahu tekanan darah dalam rentang normal atau tidak Untuk mengetahui adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler berkaitan dengan Nye ri akut/ nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Into leransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak Diagnosa keperawatan Resi ko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokonstriksi

yang menurunka TD dan frekuensi jantung stabil. Mempertahanka n TD dalam rentang individu yang dapat diterina. urkan klien untuk membatasi aktivitas . Anj

vasokonstriksi. Menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi. Untuk menentukan intervensi selanjutnya.

II

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan intoleransi aktivitas baik, dengan criteria hasil : Berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan. Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi.

Kola Untuk mengurangi borasi dan pemberian terapi. penggunaan energi, dan membantu antara Men ganjurkan klien untuk penghematan energi. suplai dan kebutuhan oksigen. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong

dorongan kepada klien

Beri untuk melakukan aktivitas secara bertahap jika dapat ditoleransi.

kemandirian dalam melakukan aktivitas. Untuk meminimalkan stimulasi/meningkatka n relaksasi

III

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri kepala berkurang/ tidak ada dengan criteria hasil Nyeri akut/nyeri kepala berkurang/tidak -

Anj urkan kelayan untuk mempertahankan tirah

Untuk mengetahui skala nyeri. Untuk menurunkan tekana vaskuler

ada

mempertahankan tirah baring selama fase akut.

serebral memperlambat respon

gkaji intesitas nyeri IV Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum ketidak seimbangan antara suplai dan keb. Oksigen. atih kelayan untuk

Men

simpati efektif dalam menghilanhkan sakit.

Men ganjurkan kelayan untuk kompres hangat pada dahi dan leher bagian belakang. Mel melakukan teknik relaksasi dan diktrasi

Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola hidup seseorang. Membantu mengudentifikasi dasar kesulitan dalam mekanisme koping. Untuk memperbaiki keterampilan koping.

koping dengan mengobsevasi perilaku. ong kelayan untuk mengungkapka perasan

Men gkaji keefektifitas strategis

Melindungi kelayan dalam mempengaruhi perasan.

Dor

pengobatan pertahanan diri kelayan

Liba tkan kelayan dalam proses Kaji penggunaan mekanisme

4.

Pelaksanaan Pelaksanaan keperawatan pada asuhan keperawatan dapat disesuaikan

dengan perencanaan keperawatan yang telah ditentukan sesuai dengan diagnosa yang ada. 5. Evaluasi Evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan yang diberikan kepada kelayan dapat dibuat sesuai dengan perkembangan dari kelayan. Evaluasi keperawatan disusun berdasarkan pendekatan SOAP.

DAFTAR PUSTAKA Callahan, Barton, Schumaker. 2000. Seri Skema Diagnosis Dan Penatalaksanaan Praktis. Binapura Aksara.: Jakarta Doengoes Marilynn.2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Umtuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI : Jakarta Soeparman.1987. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Tarwoto, wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta

BAB III TINJAUAN KASUS Tanggal pengkajian : 01 juli - 2008 Nama Pengkaji Waktu pengkajian A. Pengkajian 1. Data Biografi. Nama Tempat dan Tanggal lahir Pendidikan terakhir Golongan darah Status perkawinan Peanampilan TB/BB Alamat Orang terdekat yang dihubungi Alamat Tanggal masuk panti : Ppq M : Praya, 78 tahun : Tidak sekolah : Tidak tahu : Kawin (Cerai mati) : Kelayan tampak rapi dan bersih : 148 cm/ 50 Kg : Praya Lombok Tengah : Ibu Mariamah yang ada : Mataram : 4 tahun (tanggalnya kelayan : Sri Handayani : 11.00 WITA

di wisma selaparang

lupa)

2.

Riwayat Keluarga Genogram

Keterangan : : laki-laki : perempuan : laki-laki / perempuan meninggal. : garis perkawinan : cerai ( cerai mati ) : kelayan : tinggal serumah.

--------

Kelayan adalah anak keenam dari delapan bersaudara, dan menikah dengan seorang laki-laki, kelayan mengaku mempunyai satu anak dengan suaminya yang pertama dan suaminya sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Satu orang anaknya sudah berkeluarga. Kelayan mengaku bertemu dengan suaminya yang kedua dip anti social tresna werda puspakarma Mataram ( Wisma Selaparang ).

3.

Riwayat Rerkerjaan Pekerjaan saat ini Alamat pekerjaan Berapa jarak dari rumah Alat tranportasi : kelayan saat ini tidak bekerja hanya tinggal dip :::anti sosiaal tresna werda puspakarma Mataram (Wisma Selaparang)

Pekerjaan sebelumya : pembantu rumah tangga Berapa jarak dari rumah Alat tranportasi : 1 km

: kelayan mengatakan menggunakan angkutan

kota (bemo). Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan : kelayan mengaku sering diberi uang oleh petugas panti dan kandang-ladang diberikan oleh tamu-tamu yang datang meninjau kewismanya. 4. Riwayat lingkungan hidup Tipe tempat tinggal Jumlah kamar : permanen : 3 kamar tidur,2 kamar mandi/WC dan I tempat

masak ( dapur ) dan 1 ruang tamu. Kondisi tempat tinggal : tampak bersih, pencahayaannya cukup terang, Jumlah orang yang tinggal di wisma Selaparang : 3 orang laki-laki, 3 Sarana diwisma : terdapat tempat tidur, lemari pakaian,kursi, ventilasinya baik dan tidak pengap. orang wanita dan 1 orang ketua RT. meja makan dan satu buah televise 21 inch. 5. Riwayat rekreasi Hobby / minat Keanggotaan organisasi : Mengaji, puasa, sholat,senam :-

6.

Liburan perjalanan Sistem pendukung

: kelayan mengatakan sering ke makam luang

balo / keliling. Di Panti Social Tresna Werda Puspakarma Mataram terdapat klinik yang melayani kesehatan lansia dengan jumlah tenaga perawat 2 orang, 1 orang psikolog ,1 orang ahli gizi dan 1 orang psikiater yang melayani seluruh penghuni panti dan pada tiap wisma dikoordinir oleh satu petugas dari pekerja social. Panti sudah menjalin kerjasama dengan puskesmas dan RSUD Mataram untuk keperluan bila ada anggota wisma yang perlu dirujuk Jarak rumah sakit dengan wisma 2 km Jarak wisma sokong dengan klinik 50 meter. Makanan yang dihantarkan : Kelayan mengaku dihantarkan makanan 3

kali sehari. 7. Diskripsi kekhususan Kebiasaan ritual : kelayan mengaku selalu sholat kemasjid dan mengaji. 8. Status kesehatan Status kesehatan untuk selama setahun yang lalu : kelayan mengatakan sering merasakan sakit pinggang / nyeri di bagian belakang , sakit kepala di bagian belakang kepalanya dan kadang kadang sakit dibagian lutut. Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : kelayan mengatakan tidak penah menderita penyakit yang berat-berat, hanya pernah sakit pilek dan batuk, namun setelah minium obat kelayan akan sembuh. 9. Alasan datang ke panti werda Kelayan mengatakan kesepian semenjak suaminya meninggal, kelayan tinggal bersama keluarga suaminya tapi kelayan dan keluarga suaminya tidak

begitu akrab, dan kelayan bertemu dengan temannya yang pulang dari panti karena liburan dan temannya kelayan bercerita tentang panti, sehingga kelayan berinisiatif untuk tinggal dipanti. 10. Keluhan utama Kelayan mengatakan nyeri kepala/dibelakang kepala. Provokativ/palliative : Kelayan mengatakan nyeri kepala tiba-tiba. : Kelayan mengatakan seperti nyut-nyut kadangkadang. Region Severity scala Timming : Kepala bagian belakang : 3 ( ringan ) : Kelayan mengaku hanya di waktu-

Quality/quantity

waktu tertentu pada malam hari dan saat beraktifitas. Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan Kelayan mengatakan tahu tentang penyakit yang diderita, begitu juga dengan pengobatannya. Kelayan mengatakan setelah minum obat yang diberikan oleh klinik panti, nyeri kepala berkurang. Obat-obatan No. Nama 1 Captopril 2. Piroxicam ( kapsul ) Dosis 200mg x 1 2x1 Keterangan Antihipertensi Sakit pinggang

Status Imunisasi Tetanus Pneomovales Alergi

: Tidak terkaji :: Tidak terkaji :-

Penyakit yang diderita : Hipertensi 11. Aktivitas hidup sehari-sehari Indeks Katz :A

Oksigenasi

: Kelayan mengatakan mampu bernapas dengan

baik tanpa ada gangguan. RR 24 kali permenit Makan minum : Kelayan mengaku makan 3 kali sehari dengan lauk pauk yang telah ditentukan oleh bagian ahli gizi, dan 1 porsi dihabiskan dan minum 6-7gelas perhari ( 1200cc) Eliminasi : Kelayan mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsisten lembek, warnanya kecoklat-coklatan, dan baunya khas dan BAK 3-4 kali sehari dengan warna urinnya kuning bening dan baunya khas. Kelayan mengaku tidak ada keluhan terhadap BAB dan BAKnya. Aktivitas : Kelayan mengatakan capek, lemah, pada saat beraktifitas rasa tidak nyaman saat bergerak. Istrahat Tidur : Kelayan mengatakan biasanya tidur jam 21.00-02.00 dan jarang tidur siang kecuali merasa sering terjaga pada malam hari Personal Hygiene

ngantuk. Kelayan mengatakan susah tidur. : Kelayan tampak bersih, kelayan mengaki mandi 2 kali sehari dan menggosok gigi 2 kali sehari dan keramas 2-3 kali dalam seminggu. Ini terlihat dari penampilan kelayan yang bersih dan rapi. Seksual Rekreasi Psikologis : Kelayan mengatakan kebutuhan seksualnya : Kelayan kadang-kadang menonton TV di : Kelayan mengatakan merasa nyaman tinggal : Kelayan tahu tentang penyakitnya sangat berbahaya terpenuhi. wismanya. dipanti Persepsi kelayan Konsep diri apa dan kelayan mampu menyebutkan 3 kata yang disebutkan oleh perawat. : Kelayan mengatakan dirinya sudah tua tapi kelayan mengaku masih mampu melakukan aktifitasnya tiap hari sendiri tanpa bantuan orang lain. Emosi temannya. : Kelayan mengaku tidak pernah marah dengan teman-

Adaptasi

: Kelayan mengaku mampu beradaptasi/gergaul dengan

teman-temannya yang berada diwisma. Mekanisme pertahanan diri : Kelayan mengaku selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Ynag Maha Esa dan selalu berdoa untuk kesembuhan penyakitnya. 12. Tinjauan Sistem. Keadaan umum : Baik, penampilan rapi, bicara teratur dan terarah. Tingkat kesadaran : Composmestis GCS : Membuka mata : 4, verbal : 5 psikomotor : 6. Kondisi badan agak terlihat lemah.

Tanda-tanda vital : Tensi : 150/110 mmHg Nadi : 64 x/menit ( takikardi ) RR SH : 24 x mnt : 37 tipis dan

1. Kepala : bentuk kepala bulat, tidak lesi/benjoal, rambut

berwarna putih, tidak ada ketombe, dan tidak ada nyeri tekan pada kepala. 2. Mata : bentuknya simetris, tidak terdapat edema,skelera tampak putih, konjutiva merah muda, pupil bereflek pada cahaya dan kararak (-) dan tidak ada keluhan mengenai mata. Telinga Hidung : bentuk simetris, tidak ada serum, tidak ada nyeri tekan dan : tidak ada cuping hidung, tidak ada polip, tidak ada peradangan tidak ada keluhan pada pendengaranya. mokosa hidung. 3. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening ataupun kelenjar tyroid, kadang-kadang klien merasa kaku pada leher bagian belakang 4. Dada dan punggung : Bentuk dada simetris, tidak terdapat dispepnia, saat palpasi terdapat getaran dinding dada yang sama, perkusi sonor, auskultasi vaskuler. Pada punggung tidak terdapat kiposis (bungkuk)

Paru : perkusi terdengar sonor, auskultasi terdengar vesikuler, tidak terdapat suara ronchi. Jantung : perkusi jantung terdengar pekak dan auskultasi jantung terdengar S1 S2 tunggal tidak ada suara tambahan.

5. Abdomen dan pinggang : bising usus (12) Abdomen tampak simetris, tidak tampak adanya benjolan pada ,palpasi tidak ada keluhan nyeri ulu hati dan tidak ada keluhan nyeri pinggang. 6. Estremitas atas dan bawah : Tidak diketemukan kelumpuhan eksremities dan patah tulang tidak ada. Bentuk ekstermitas atas dan bawah simertris dan tidak ada keluhan. 5 5 5 5

7. Sistem Imune : tidak dikaji karena alatnya tidak ada. 8. Genetalia genetalia. 9. Sistem reproduksi : sudah menopause. 10. Sistem Persyarafan : mengatakan masih mampu menggerakkan bola mata kanan dan kiri danatas bawah, masih mampu tersenyum, meringis dan mengangkat alis. Refleks patella positif, refleks babinsky positif dan refleks taktilnya positif. 11. Sistem pengecapan : kelayan masih bisa merasakan asin, manis, pahit dengan mata tertutup 12. Sistem penciuman : kelayan masih dapat mencium dan membedakan bau yang harum dan busuk 13. Status kognitif, afektif dan sosial 1. Short portable mental (SPSMQ) : nilai 4 kerusakan intelektual ringan. : kelayan mengaku tidak ada keluhan mengenai alat

No. 1 2 3 4 5 6 7

Pertanyaan Tanggal berapa hari ini ? Hari apa sekarang ini ? Apa nama tempat ini ? Berapa umur anda ? Kapan anda lahir ? Siapa presiden Indonesia sekarang ? Siapa nama presiden sebelumnya ?

Jawaban Tanggal 01 Hari selasa Panti 80 tahun Tahunya saya lupa tapi pada jaman belanda Tidak tahu Suharto

Dari 7 pertanyaan kelayan mampu menjawab 5 pertanyaan yang berarti fungsi intelektualnya utuh. 2. Mini mental state examaration (muse) : menguji aspek-aspek kognitif. Aspek Orientasi Nilai 5 5 Pasien 4 3 Pertanyaan Tahun, Musim, Tanggal, Hari, Bulan apa sekarang ? Dimana kita Lantai) ? Nama 3 mengatakan sekarang (Negara,

Wilayah, Kota, Rumah/Rumah Sakit, Registrasi 3 3 objek : detik untuk

masing-masing.

Kemudian tanyakan pada kelayan 3 objek setelah anda mengatakanya. Beri satu point untuk setiap jawaban yang benar. Kemudian ulangi sampai kelayan mempelajari ke tiganya. Perhatian dan Kalkulasi Mengingat 3 3 5 4 Jumlahkan percobaan dan catat. Seri 7s 1 point untuk setiap kebenaran. jawaban. Berhenti Bergantian setelah eja 5 kata

kebelakang Minta kelayan untuk mengulang ke tiga objek diatas. Berikan 1 point

Bahasa

untuk setiap kebenaran. Nama pensil dan melihat (2 point). Mengulang hal berikut tidak ada jika, dan atau tetapi (1 point)

Niai total

30

22

Dari fungsi mental nilai total : 22 yaitu aspek kognitif dan mental dalam taraf baik. 3. Intervensi depresi beck : untuk mengetahui tingkat depresi Lansi : nilai yang didapatkan adalah 3 yang berarti tingkat depresi kelayan :tidak ada/minimal. 4. Apgar keluarga satu alat scrining singkat yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia. No Uraian Fungsi 1 Saya puas bahwa saya dapat kembali Adaptation pada keluarga (teman-teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu 2 menyusahkan saya Saya puas dengan cara keluarga Partnership (teman-teman) saya membicarakan sesuatu dengan saya dan dengan 1 mengungkapkan 3 masalah 1 Skor 1

saya Saya puas dengan cara keluarga Growth (teman-teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau arah baru Saya puas dengan cara keluarga Affection (teman-teman) saya mengekspresikan efek dan berespon terhadap emosi saya seperti marah, sedih atau mencintai

Saya puas dengan cara keluarga Resolve (teman-teman) saya dan saya menyediakan waktu bersama-sama Ket. Selalu = 2, Kadang-kadang = 1, Total

Hampir tidak pernah = 0 Nilai 6 berarti fungsi social lansia kurang baik 14. Data penunjang 1. 2. 3. 4. Laboratorium Radiologi EKG Obat-obat :::: Captoril dosis x1 perhari.

B. Diagnosa Keperawatan a. Analisa data

NO DATA 1 DS : Kelayan megatakan nyeri kepala. P : nyeri kepala dengan tiba tiba Q : rsanya seperti nyut nyut R : dibelakng kepala S:3 T : kelayan mengatakan hanya diwaktu-waktu tertentu pada malam hari dan pada saat beraktifitas. DO : TD : 150/110 mmHg, RR : 24x/mnt Nadi: 64x/mnt SH : 37 Kelayan tampak lemah dan meringis, diwaktuwaktu tertentu pada malam hari dan pada saat beraktifitas. 2 DS : Kelayan mengatakan capek, lemah pada saat beraktifitas. DO : Kelayan tampak letih saat beraktifitas, setelah berolahraga TD : 150/110 mmHg R : 24 x / menit N : 64 x / menit SH : 37 k/u lemah, pucat. Kekuatan otot 5 5

ETIOLOGI Obesitas Pengumpulan lemak Penyempitan pembuluh darah Aliran darah kejantung me Peningkatan tekanan vaskuler serebral Nyeri kepala bagian belakang Nyeri akut

PROBLEM Nyeri akut

Aliran darah kejantung me Ketidakseimbangan suplai darah dan kebutuhan O2 Kelemasan umum Intoleransi aktifitas

b. 1.

Rumusan Diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan nyeri kepala bagian belakang yang ditandai dengan kelayan mengatakan pusing, nyeri kepala, TD : 150/110 mmHg, kelayan tampak lemah dan meringis. 2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen yang ditandai dengan kelayan merasa capek, lemah saat beraktifitas dan setelah berolahraga. 3. pada malam hari. Gangguan pola istahrat tidur berhubungan dengan nyeri akut yang ditandai dengan kelayan mengatakan susah tidur

BAB IV PEMBAHASAN Pada BAB IV atau pembahasan akan diuraikan kesenjangan-kesenjangan antara teori dan kenyataan dalam asuhan keperawatan gerontik dengan kasus Hipertensi. Uraikan tentang pembahasan disesuaikan dengan langkah-langkah dalam proses keperawatan yang meliputi : 1. Pengkajian Dalam pengkajian data pada teori dengan diagnosa Hipertensi antara lain : Identitas kelayan, data bio-psiko-sosial-spritual, aktifitas/ istirahat, integritas ego, makanan/ cairan, nyeri, keamanan, interaksi social, riwayat hipertensi. Sedangkan pengkajian pada kasus dimulai dari identitas kelayan, genogram, riwayat penyakit, keluarga, riwayat lingkungan hidup, riwayat rekreasi, system pendukung, pemeriksaan fisik (Head To Toe), status kesehatan (keluhan utama), kebutuhan sehari-hari, mulai dari nutrisi, eliminasi, aktifitas istirahat dan tidur, personal hygiene, neurosensoris, nyeri. Dari pengkajian antara teori dan kasus ditemukan ada kesenjangan yaitu : Pada tinjauan teori tidak dilakukan pengkajian tentang genogram sedangkan pada tinjauan kasus kelayan dikaji tentang riwayat genogramnya, dimana genogram itu perlu dikaji untuk mengetahui garis keturunan kelayan. 2. yaitu : a. b. c. d. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak Nyeri akut/ nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping vasokonstriksi pembuluh darah seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 vascular cerebral tidak efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic. Diagnosa Keperawatan Pada diagnosa keperawatan yang ditinjau dari segi teori ditemukan 4 diagnosa

Sedangkan diagnosa yang ditemukan pada kasus yang ada setelah dilakukan pengkajian ditemukan ada 3 diagnosa yaitu: a. Nyeri akut berhubungan dengan nyeri kepala bagian belakang yang ditandai dengan kelayan mengatakan pusing, nyeri kepala, TD : 150/110 mmHg, kelayan tampak lemah dan meringis. b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen yang ditandai dengan kelayan merasa capek, lemah saat beraktifitas dan setelah berolahraga. c. Gangguan pola istahrat tidur berhubungan dengan nyeri akut yang ditandai dengan kelayan mengatakan susah tidur pada malam hari. Penulis mengambil/ mengangkat diagnosa tersebut karena pada saat melakukan pengkajian masalah utama yang ditemukan dan perlu segera di tangani. 3. Perencanaan Perencanaan dilakukan sesuai dengan masalah keperawatan yang ditemukan pada kelayan dan masalah keperawatan yang ditemukan yaitu : a. yeri akut b. angguan intoleransi aktifitas c. angguan pola istirahat tidur 4. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan keperawatan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori hampir sama hanya saja pada tinjauan teori pelaksanaan terdapat kolaborasi dengan dokter atau ahli terapi lainya namun pada tinjauan kasus penulis tidak pernah berkolaborasi dengan dokter atau ahli terapi. 5. Evaluasi G G N

Penulis menggunakan evaluasi jangka pendek yaitu untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan asuhan keperawatan.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan pengamatan terhadap kelayan dengan diagnosa medis hipertensi, penulis dapat menyimpulkan ; 1. Pengkajian Dari hasil pengkajian ditemukan data bahwa kelayan memiliki 3masalah utama yaitu nyeri akut, gangguan intoleransi aktifitas dan gangguan pola istirahat tidur. 2. Diagnosa kperawatan Pada tinjauan kasus diagnosa keperawatan yang diangkat adalah nyeri akut berhubungan dengan nyeri kepala bagian belakang ditandai dengan kelayan mengatakan pusing, nyeri kepala, TD : 150/110 mmHg, kelayan tampak lemah dan meringis. Gangguan intoleransi aktifitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen yang ditandai dengan kelayan merasa capek, lemah saat beraktifitas dan setelah berolahraga, gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan nyeri akut yang ditandai dengan kelayan mengatakan susah tidur pada malam hari dan saat beraktifitas. 3. Perencanaan Perencanaan dibuat berdasarkan masalah utama yang ditemukan pada saat pengkajian dan penulis berusaha untuk menyesuaikan dengan teori yang ada. 4. Pelaksanaan Pada pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan perencanaan yang dibuat. Namun ada salah satu perencanaan yang berkolaborasi dengan dokter. 5. Evaluasi Penulis menggunakan evaluasi jangka pendek untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan. Dari evaluasi dapat diketahui semua masalah dapat teratasi.

B. 1.

Saran Bagi pihak PSTW Puspakarma Mataram Bagi pihak PSTW Puspakarma Mataram, agar lebih meningkatkan pelayanan kepada lansia sehingga dapat tercapai derajat kesehatan yang lebih optimal. Bagi pihak PSTW Puspakarma Mataram, dapat menambah tenaga keperawatan, sarana keperawatan dan alat-alat harus disterilkan di PSTW Puspakarma Mataram. 2. Bagi Institusi Dapat lebih meningkatkan dukungan moril kepada mahasiswa praktik.

You might also like