You are on page 1of 3

APA YANG DIMAKSUD DENGAN PERTANIAN ORGANIK ?

Lembaga dunia yang bergerak dalam pengembangan pertanian organik, IFOAM (International Federation of Organic mendefinisikan pertanian organik sebagai Agriculture Movements), sistem pertanian holistik

(menyeluruh) yang dapat mendukung dan menjaga keanekaragaman hayati, serta keberlangsungan siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Melalui sistem ini kegiatan usaha tani secara keseluruhan, baik proses produksi maupun proses pengolahan hasil dikelola secara alami dan ramah lingkungan tanpa menggunakan bahan kimia sintetis dan rekayasa genetik sehingga diharapkan mampu menghasilkan produk yang sehat, berkualitas serta berkelanjutan. Lebih dari itu, harapan yang menjadi dasar dari dikembangkannya sistem pertanian organik ini ialah terbangunnya kemandirian dan kesejahteraan para petani yang selama ini identik dengan potret kehidupan yang serba kekurangan dan hanya menjadi objek pembodohan dari para pelaku pasar yang tidak bertanggung jawab. Dalam pertanian organik dipandang sebagai yang harus dipelihara potensi sumber daya alam tidak lagi hanya melainkan sebagai aset kehidupan kelestariannya sehingga dapat antara manusia dan alam serta dan dijaga

obyek eksploitasi

menciptakan hubungan yang harmonis kearifan lokal.

dengan seluruh tatanan sosial ekonomi di sekitarnya sebagai sebuah bentuk

KEBUTUHAN LAHAN Lahan yang digunakan untuk produksi pertanian organik harus terbebas dari bahan kimia sintetis baik pupuk kimia maupun pestisida kimia. Lahan yang

digunakan

untuk mengembangkan pertanian organik bisa berupa lahan

pertanian yang baru dibuka ataupun lahan pertanian intensif yang telah dikonversi menjadi lahan pertanian organik. Lamanya masa transisi dari lahan pertanian intensif ke lahan pertanian organik sangat tergantung pada sejarah penggunaaan lahan, pupuk, pestisida, dan jenis tanaman. Pada umumnya koversi lahan berlangsung dalam rentang waktu 1-2 tahun. Pada masa peralihan ini bukan berarti lahan dibiarkan pasif melainkan harus tetap ditanami secara organik sehingga kualitas tanah yang diharapkan akan lebih cepat terbentuk.

PUPUK ORGANIK Sesuai namanya pupuk organik berasal dari bahan-bahan organik atau alami. Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik diantaranya pupuk kandang, kompos, kascing, gambut, rumput laut, dan guano. Berdasarkan bentuknya pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Beberapa orang juga mengelompokkan pupuk-pupuk yang ditambang seperti dolomit, fosfat alam, kiserit, dan juga abu (yang kaya K) ke dalam golongan pupuk organik. Adapun pupuk organik cair diantaranya cairan hasil komposting, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain. Pupuk organik memiliki kandungan hara yang lengkap. Bahkan di dalam pupuk organik juga terdapat senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humik, asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain.

TATARAN PRAKTIS PERTANIAN ORGANIK

Melindungi dan meningkatkan kesuburan jangka panjang dari tanah. Melindungi tanah berarti juga melindungi beragam organisme seperti cacing tanah dan mikroorganisme yang mempunyai peranan penting dalam proses penyuburan tanah

Memperkaya

siklus

biogikal

dalam

pertanian,

khususnya

siklus

makanan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengembalikan hara atau nutrisi yang terangkut tanaman dengan menambahkan pupuk organik dari berbagai sumber secara periodik ke dalam tanah baik dalam bentuk segar maupun kompos. Selain itu juga dengan mengembalikan sisa sisa panen serta serasah ke lahan untuk mengembalikan hara yang terangkut tanaman.

Memberikan pasokan nitrogen dengan penggunaan secara intensif tanaman yang dapat memfiksasi nitrogen seperti kacang-kacangan.

Perlindungan pencegahan

tanaman daripada

secara pengobatan.

biologikal Ini dapat

berdasarkan dilakukan

pada dengan

menanam tanaman yang berfungsi untuk pengendalian hama dan penyakit seperti kenikir, kemangi, lavender, mimba, dll.

Meningkatkan keragaman varietas tanaman dan spesies binatang, sesuai dengan kondisi local.

Menyediakan air yang cukup dan bebas bahan agrokimia.Menjaga kebersihan areal pertanaman.

Penolakan pada pupuk kimia, pelindung tanaman, hormon dan pengatur tumbuh

Pelarangan terhadap Rekayasa Genetika dan produknya Pelarangan dalam metoda bantuan pemrosesan dan kandungan yang berupa sintetis atau merugikan didalam pemrosesan makanan

You might also like