Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
MA AL-MUTHOHHAR
PLERED - PURWAKARTA
2007
KATA PENGANTAR
Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Piqih.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Guru Mata Pelajaran
Piqih, serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Madrasah Aliyah Al-Muthohhar sebagai lembaga pendidikan tingkat
menengah atas dibidang agama. Dalam hal ini kami menulis tema
“Keluarga Bani Umayah” untuk menambah ilmu pengetahuan serta
wawasan. Kita dapat mengambil pelajaran dari seorang Keluarga Bani
Umayah..
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Silsilah Bani Umayah
2. Siapakah Bani Umayah
3. Peran Muawiyah Dalam Membangun Bani Umayah
4. Muawiyah Bin Abi Sofyan (40 – 60 H / 661 – 680 M)
5. Abdul Malik Bin Marwan (Tahun 65 – 86h / 685–705m)
C. TUJUAN
1. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas.
2. Untuk mengetahui Silsilah Bani Umayah dan Silsilah Kekhalifahan
Bani Umayah.
3. Untuk memenuhi salah satu tugas dari guru mata pelajaran Piqih.
1
BAB II
KELUARGA BANI UMAYAH
2
Setelah memahami silsilah Bani Umayah, maka perlu
memperhatikan silsilah Khalifah Daulat Bani Umayah yang berjumlah 14
orang yang memerintah selama 91 tahun.
SILSILAH KHALIFAH BANI UMAYAH
UMAYAH
12) Al-Walid
B. 13) Ibrahim 11) Al-Walid II
(86 – 96 H) (126 H) (125 – 126 H)
B. SIAPAKAH MUAWIYAH
Muawiyah adalah putera Abu Sofyan Ibnu Harb dan Harb putera
Umayah, Muawiyah lahir 15 tahun sebelum hijriyah dan masuk Islam pada
hari penaklukan kota Mekkah oleh kaum muslimin (pada masa itu
Muawiyah berusia 23 tahun). Muawiyah telah banyak memberikan andil
dalam memperjuangkan dan menyebarkan agama Islam yaitu:
1. Usman bin Affan mengankat Muawiyah sebagai Gubernur Syam.
3
2. Umar bin Khattab mengangkat Muawiyah sebagai Gubernur
Yordania.
3. Pada masa Khalifah Abu Bakar Shiddiq, Muawiyah ikut berjuang
keras merampas kaum murtad, nabi-nabi palsu dan orang-orang
yang tidak mau membayar zakat.
C. PERAN MUAWIYAH DALAM MEMBANGUN BANI UMAYAH
Masa pemerintah Usman bin Affan merupakan awal bagi Muawiyah
untuk meniti karirnya di bidang pemerintahan karena Muawiyah ahli dlam
bidang politik. Muawiyah yang pada saat itu memegang jabatan Gubernur
Syam diberi kekuasaan penuh oleh Usman bin Affan Kepemimpinan
Muawiyah dinilai sangat berhasil karena menerapkan kebijakan politik yang
tepat, yaitu:
1. Meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
2. Membentuk angkatan bersenjata profesional yang digaji oleh
negara.
3. Menata administrasi pemerintahan yang baik.
4. Meletakkan dasar-dasar pemerintahan yang kuat di wilayah
Syam (Syiria).
Setelah wafatnya Usman bin Affan karena dibunuh oleh Al-Ghafiqi,
jabatan khalifah dilanjutkan oleh Ali bin Abi Thalib yang menimbulkan
perpecahan umat yang melahirkan (3) kelompok yaitu:
1. Kelompok Muawiyah adalah kelompok yang menuntut balas atas
terbunuhnya Usman bin Affan, dalam hal ini Ali bin Abi Thalib
dikambinghitamkan sebagai orang yang harus ikut bertanggung
jawab.
2. Kelompok pendukung Ali bin Abi Thalib.
3. Kelompok Aisyah yaitu Zubair dan Talhah yang tidak setuju atas
tuntutan wafatnya Usman serta tidak setuju Ali dipilih menjadi
Khalifah.
4
Karena adanya politik adu domba yang dilakukan oleh Abdullah bin
Saba, ia adalah orang Yahudi yang berpura-pura memeluk agama Islam.
Dan nyatanya politik licik ini berhasil terbukti dengan adanya pertempuran
antar umat Islam sebagai berikut:
1. Perang Jamal (Perang berumta) yaitu perang yang antara
golongan Aisyah, Zubair dan Talhah dengan golongan Ali.
2. Perang Shiffin adalah perang antara golongan Ali dan golongan
Muawiyah.
Dengan demikian pasukan Ali terpisah menjadi dua (2) golongan
yaitu:
1. Pasukan yang tetap ingin meneruskan berperang sampai
mencapai kemenangan.
2. Pasukan yang menghendaki agar perang dihentikan dan
melakukan perdamaian.
Pada akhirnya Ali mengehntikan peperangan dan selanjutnya
melakukan perundingan dengan Muawiyah dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Perundingan diadakan di Daumatul Jandal sebuah kota kecil
dekat terusan Suez.
2. Masing-masing pihak diwakili oleh 100 utusan.
3. Dari pihak Ali dipimpin oleh Abu Musa Al Asy’Ari dan dari pihak
Muawiyah dipimpin oleh Amru bin Ash.
Perudingan Muawiyah dengan Ali berlangsung pada bulan
Ramadhan tahun 34 H dan terkenal dengan sebutan Takhim Daumatul
Jandal. Peristiwa Takhim ini telah menguntungkan kubu Muawiyah,
karena disamping Muawiyah mendapatkan kemenangan besar dalm
perundingan juga persatuan dipihak Muawiyah semakin kuat sedangkan
dipihak Ali justru menimbulkan perpecahan menjadi 2 golongan yaitu:
1. Golongan Syi’ah
2. Golongan Khawarij
5
Ali bin Abi Thalib terbunuh oleh Ibnu Muljam dari kaum Khawarij
dengan pedangnya ketika beliau sedang memanggil orang untuk
bersembahyang subuh. Dengan wafatnya Ali bin Abi Thalib, maka
berakhirlah pemerintahan Al-Khulafaurrosyidin.
6
BAB III
NAMA-NAMA KHALIFAH
BANI UMAYAH YANG POPULER
7
a. Ke arah timur yaitu Afganistan, Pakistan/India.
b. Ke arah barat dan utara yaitu ke wilayah kekuasaan kerajaan
Romawi Timur(Byzantium) yang terletak di Asia Kecil dan Eropa
Timur.
c. Ke arah selatan yaitu ke wilayah kekuasaan Romawi Timur yang
terletak di Afrika Utara.
8
4. Dakwah Ke Afrika Utara
Khalifah Muawiyah mempersiapkan pasukan yang cukup tangguh,
yang terdiri dari 100.000 tentara di bawah pimpinan panglima
Ukhbah bin Nafi. Dalam usahanya dakwah ke Afrika itu pasukan
Islam berhasil menguasai daerah Lybia sampai Tripoli. Untuk
melanjutkan dakwahnya Ukhbah bin Nafi menuju ke daerah Tunisia
dan Kartago dan disanapun mendapat kemenangan yang gemilang.
Setelah kerajaan Kartago dihancurkan, maka sebagi gantinya Ukhbah
bin Nafi membangun kota Kairun yang megah dan indah dan
dijadikan maskar militernya. Dari situlah pada masa berikutnya
dakwah Islam berlanjut ke berbagai penjuru Eropa, yaitu Italia,
Perancis, Spanyol dan lain-lain. Dakwah Islam ke Afrika Utara
menimbulkan rasa simpati di kalangan penduduk asli. Hal ini karena
ketinggian akhlak yang ditujukan oleh pasukan-pasukan Islam ke
daerah. Dengan demikian maka suku-suku besar dari bangsa Barbar
secara berbondong-bondong masuk Islam.
9
Pemberontakan-pemberontakan di masa Khalifah Abdul Malik bin
Marwan:
a. Pemberontakan golongan Syiah tahun 66 H/686 M
b. Pemberontakan Abdullah bin Zubair tahun 72 H/692 M
c. Pemberontakan kaum Khawarij
d. Pemberontakan Amru Ibnu Said tahun 70 H/690 M
10
Oleh karenanya Abdul Malik cepat melakukan penumpasan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Abdul Malik mengirim pasukan khusus di bawah pimpinan
panglima Hajjaj bin Yusuf As Tsaqofi untuk menyerang gubernur
Irak Mushab bin Zubair sebagai kaki tangannya Abdullah bin
Zubair.
b. Pasukan Yusuf As Tsqofi melanjutkan pengepungan kota
Mekkah dengan kekuatan pasukan 1500 tentara dan berhasil
dengan gemilang membunuh Abdullah bin Zubair pada tahun 73
H.
11
d. Pergantian mata uang Persia dan Romawi dengan mata uang
resmi daulat Umayah.
e. Mendirikan percetakan mata uang dan pembangunan jaringan
pengiriman surat (kantor pos).
f. Mendirikan bangunan-bangunan (Mesjid Qubah Al-Sakhrah di
Yerussalem, memperluas Mesjid Al-Haram di Mekkah) dll.
12