You are on page 1of 2

Pengolahan Air Gambut 1.

Karakterisik Air Gambut Air gambut merupakan air permukaan dari tanah bergambut dengan ciri mencolok karena warnanya merah keokelatan, mengandung zat organik tinggi, rasanya asam, pH 2-5, dan tingkat keadahannya rendah. Kebutuhan air penduduk di daerah gambut tergantung pada air gambut yang memiliki kualitas kurang baik. Karena cukup banyak penduduk yang tergantung pada air gambut maka pemerintah sangat memperhatikan pengolahan air gambut. Untuk itulah, Puslitbang Pemukiman DPU mengadakan penelitian pengolahan gambut sejak tahun 1982. Hal ini dilakukan dalam rangka penyediaan air bersih untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 2. Proses Pengolahan Air Gambut Proses pengolahan air gambut terdiri dari dua tahap yaitu tahap koagulasi, flokulasi, absorpsi, dan sedimentasi serta tahap penyaringan (filtrasi). a. Tahap koagulasi, flokulasi, absorpsi dan sidementasi Tahap ini berlangsung pada drum pertama dengan cara mencampurkan zat koagulasi yang dilengkapi dengan pengaduk. Bahan koagulan yang ddapat digunakan antara lain kapur, tawas, tanah liat setempat, dan tepung biji kelor. b. Tahap penyaringan (filtrasi) Tahap ini dilakukan pada bak atau alat penyaringan pasir cepat. Bahan yang digunakan untuk penyaringan adalah pasir dan batu kerikil yang terdapat di dekat lokasi. Pasir yang terdapat di daerah gambut merupakan pasir kuarsa yang mengandung kalsium dan magnesium. Ukuran pasir yang baik untuk sistem penyaringan ini adalah 0,3-1,2 mm, sedangkan tabung saringan yang digunakan terbuat dari PVC berdiameter 6 inchi. 3. Bahan baku a. Air baku Air baku yang akan diolah adalah air gambut yang didapat dari air tanah, air sungai, sumur atau rawa. b. Bahan untuk pengolahan (koagulan) Koagulan yang dapat dipakai adalah tanah liat atau lempeng, dapat pula digunakan tepung biji kelor. 1). Tanah liat atau lempung yang digunakan biasanya mempunyai ciri-ciri berwarna abu-abu kehitaman dan berbau busuk. Lempung seperti ini biasanya terdapat di bawah endapan rawa atau di tepi sungai atau bekas galian. Lempung terseebut efektif untuk menghilangkan zat organik, mikroorganisme, dan senyawa lain yang menyebabkan warna dan kekeruhan. Lempung yang dapat digunakan untuk bahan pengolahan air gambut seperti Gambar 9, sedangkan takaran yang dianjurkan yaitu 1/4 kg lempung untuk 200 liter air gambut. 2). Bahan penjernihan alami dapat juga menggunakan biji kelor (Moringa olafera) yang banyak tumbuh di lapangan terbuka. Caranya, biji kelor yang tua dan kering dihaluskan kemudian dilarutkan dalam air. Tepung biji kelor ini dapat langsung digunakan sebagai bahan penjernih air gambut. Biasanya 5-10 biji kelor untuk 1 liter air. Tepung biji kelor merupakan bahan penggumpal alami yang cukup efektif sebab biji kelor mengandung mirosin, emulsin, asam gliserid, asam

polmirat, lemak dan minyak, serta zat yang bersifat bakterisida. c). Bahan untuk unit pengolahan Bahan-bahan yang diperlukan untuk satu unit pengolahan air gambut secara individual (200l iter) seperti berikut : 1. Drum/tong plastik 2. Pipa PVC 3. DOP PVC 4. Papan kayu 5. Kayu kaso 6. Tee 7. Knee 8. Kran 9. Stop kran 10. Sock drat luar 11. Mur 12. Ring karet 13. Papan dudukan filter 14. Lem paralon 15. Semen 16. Pasir kuarsa 17. Kerikil 18. Balok penyangga 19. Penyangga pengaduk 20. Pemutar 21. Tangkai pemutar 22. Batang pengaduk 23. Pedal 24. komponen tangga

Daftar Pustaka Kusnaedi. 2001. Pengolahan Air Gambut dan Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta : Pustaka Ilmu.

You might also like