You are on page 1of 127

BAB I PENDAHULUAN A . Latar belakang Undang-Undang Kesehatan No.

23 tahun 1992 Bab I Pasal 1 Ayat 1 bahwa : Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup secara produktif sosial ekonomi. Upaya kesehatan jiwa didasarkan pada landasan hukum sebagaimana tercantum jelas dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 Pasal 24 Ayat 1 yang menjelaskan bahwa : Upaya peningkatan kesehatan jiwa dilakukan untuk mewujudkan jiwa yang sehat secara optimal, baik intelektual maupun emosional. Kondisi jiwa yang sehat secara optimal meliputi sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan memperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia dalam berhubungan dengan manusia lain . Kehidupan saat ini terus menerus berubah dan terdapat banyak sumber yang dapat menimbulkan stres fisik dan mental , baik perorangan ,ataupun kelompok (Maramis, 2005, p. 118). Stresor yang terjadi di kalangan masyarakkat , di sebabkan oleh akibat gaya hidup dan persaingan hidup yang menjadi semakin tinggi .Pemyebab stress juga karena tuntutan kebutuhan ekonomi , sandang pangan dan papan , individu yang tidak dapat beradaptasi akibat koping tidak efektif akan mengalami berbagai penyakit mental atau gangguan jiwa (Rasmun 2004, p. 1).

Gangguan jiwa yang terbanyak ditemukan adalah skizofrenia , WHO mengatakan di dunia terdapat 427 juta jiwa yang mengalami skizofrenia di dunia , Survei kementrian sosial tahun 2008-2011 terdapat 650.000 orang yang mengalami skizofrenia di indonesia , dan di Provinsi Sulawesi Tengah khususnya kota palu terdapat 128 jiwa pada periode Januari sampai Juni tahun 2013. Gejala umum skizofrenia adalah Halusinasi (Maslim, 1997 dalam sirait 2006).) halusinasi ada beberapa macam dan salah satunya adalah halusinasi pendengaran. Klien dengan halusinasi pendengaran seringkali mendengar suara suara yang langsung di tunjukan pada klien dan biasanya isi suara tersebut tidak menyenangkan, bersifat menghina dan menuduh. Hal ini menyebabkan klien tidak senang, gelisah, merasa tidak aman, dan akhirnya menimbulkan kekerasan yang berkepanjangan (Rasmun, 2001). Halusinasi yang tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan komplikasi atau dampak yang menyebabkan resiko prilaku kekerasan pada diri sendiri dan kerusakan interaksi sosial. Dampak lanjut halusinasi perlu di cegah sehinga membutuhkan penanganan yang professional , perawat sebagai salah satu petugas kesehatan yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa . Perawat kesehatan jiwa member asuhan keperawatan dengan

memperhatikan aspek bio psiko psiko spiritual (Kusnanto 2003)

American Nurses Association (ANA) divisi perawatan kesehatan jiwa, mendefinisikan perawatan kesehatan jiwa sebagai area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu perilaku manusia dan diri sendiri secara terapeutik untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa klien dan meningkatkan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada. Suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier, 1991). Peran perawat pada klien meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, peran perawat pada bidang promotif yaitu memperkenalkan epada masyarakat luas apa yang di maksud dengan halusinasi Dalam upaya penanganan penderita yang mengalami gangguan jiwa harus melalui proses keperawatan yaitu pengkajian, penetapan diagnosa, membuat rencana tindakan keperawatan (intervensi), serta melakukana

implementasi dan evaluasi. Metode pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sitematis, berfokus pada respon yang unik dari individu atau kelompok individu terhadap masalah kesehatan yang aktual dan potensial terutama pada klien dengan kasus Halusinasi (Rosalinda, 1996).

B.

Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis Penulis merasa tertarik untuk mengambil study kasus tersebut karna harus mendapatkan perhatian yang khusus dalam penatalaksanaan

Keperawatan Jiwa yang sebaik baiknya, meliputi aspek Bio-PsikoSpiritual, sehingga hal ini menuntut perawat untuk memberikan Asuhan Keperawatan secara akurat dan sesuai dengan Kode Etik Keperawatan serta melaporkan dalam bentuk Study Kasus yang berjudul : Asuhan Keperawatan Pada Tn.A Dengan Gangguan Presepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran dan pengelihatan di Ruangan salak Rumah Sakit Umum Daerah Madani Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

C.

Tujuan Penulisan Studi Kasus

1. Tujuan Umum Dapat Mengambarkan Asuhan Keperawatan Pada TN.A dengan Gangguan Persepsi sensorik Halusinasi Pendengaran Di Ruang Salak RSD

Madani provinsi Sulawesi Tengah . 2. Tujuan Khusus a. Mengambarkan melakukan Pengkajian Pada TN . A dengan Gangguan Persepsi Sensori halusinasi Pendengaran di ruang Salak b. Mengambarkan Merumuskan diagnosa Keperawatan pada TN . A dengan Gangguan Persepsi Sensori halusinasi Pendengaran di ruangan salak c. Mengambarkan Mennyusun Rencana Tindakan Keperawatan

( intevensi ) pada TN. A dengan Gangguan Persepsi Sensori halusinasi Pendengaran di ruangan salak d. Mengambarkan Melakukan Tindakan Keperawatan ( implementasi ) pada TN .A dengan Gangguan Persepsi Sensori halusinasi Pendengaran di ruangan salak e. Mengambarkan Melakukan Evaluasi Pada TN .A dengan Gangguan Persepsi Sensori halusinasi Pendengaran di ruangan salak f. Mengambarkan keperawatan melakukan pendokumentasian semua tindakan

pada TN . A dengan Gangguan Persepsi Sensori

halusinasi Pendengaran di ruangan salak

D. Metode Penulisan Studi Kasus

1. Studi Kasus Penulis melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada seorang klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran di ruang salak RSD Madani Palu Provinsi Sulawesi Tengah . 2. Observasi Mengobservasi Gejala-gejala Perilaku yang di alami Klien dengan Halusinasi Pendengaran dan Observasi kebersihan standar asuhan keperawatan yang di berikan . 3. Wawancara Melakukan pengkajian dalam rangka pengumpulan data yang di lakukan terhadap klien , dan keluarga serta perawat ruangan . 4. Studi Perpustakaan Dengan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan halusinasi termasuk bahan-bahan perkuliahan agar mempunyai nilai ilmiah untuk di pertahankan .

E. Sistematika Penulisan 1. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang , rumusan masalah , tujuan penelitian , metode penulisan , dan sistematika penulisan . 2. Bab II tentang landasan teori yang memuat pengertian , tentang respon , jenis-jenis halusinasi , fase fase halusinasi , pengkajian , diagnosa , tujuan , implementasi dan evaluasi keperawatan 3. Bab III berisi tentang tinjauan kasus halusinasi pendengaran mulai dari pengkajian , diagnosa , intervensi , implementasi , dan evaluasi . 4. Bab IV membahas kesenjangan antara teori dan kasus mulai dari pengkajian , diagnosa , intervensi , implementasi , dan evaluasi . 5. Bab V berupa penutup yang memuat kesimpulan dan saran

BAB II

LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Teori Halusinasi Pada BAB ini merupakan pembahasan mengenai teori halusinasi yang terdiri: 1. Pengertian a. Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsangan apapun pada panca indra seorang pasien , yang terjadi dalam keadaan sadar / bangun , dasarnya mungkin organik , fungsional , psikotik , ataupun histerik ( maramis , 2000 ) b. Halusinasi adalah terganggunya persepsi sensorik seseorang di mana tidak terdapat stimulus ( varcarolis , 2006 ) c. Halusinasi adalah suatu kejadiaan di mana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat , di sertai suatu pengurangan atau berlebih atau kelainan respon terhadap stimulasi ( townsend 1998 ) d. Halusinasi adalah suatu persepsi sensorik terhadap suatu hal tanpa stimulasi dari luar . halusinasi merupakan pengalaman terhadap mendengar suara tuhan , suara setan , manusia , yang sering terjadi pada pasien skizofrenia ( stuart & sudeen 1995 ).

e. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan halusinasi adalah gangguan persepsi seseorang yang sering terjadi pada pasien skizofrenia dengan atau tanpa stimulus dari luar yang sebenarnya tidak ada / nyata baik secara orgabik , fungsional , psikotik ataupun histerik . 2. Etiologi Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi pada klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau keadaan delirium, demensia dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lainnya. Penyebab etiologi di bedakan menjadi dua yaitu : a. Faktor predisposisi merupakan faktor pendukung yaitu : 1) Faktor perkembagan Tugas perkembagan klien yang terganggu misalnya

rendahnya kontrol dan hangatan keluarga menyebapkan klien tidak mampu mandri sejak kecil, mudah frustasi, hilang perjaya diri dan lebih rentap stress. 2) Fokus kultural Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungan sejak bayi (unwanted child) akan merasa di singkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.

3) Faktor Biokimia Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang berlebihan di alami seseorang maka di dalam tubuh akan di hasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogonik neurokimia seperti buffofenon dan dimetytranferase (DMP) 4) Faktor psikologis Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada penyalagunaan zat adektif. Hal ini berpengaruh terhadap ketidak mampuan klien mengambil keputusan yang tepat untuk masa depanya. Klien lebih memili ketenagan sesaat dan lari dari alam nyata dan menuju alam hayal. 5) Faktor genetik dan pola asuh Peneliti menunjukan bahwa anak sehat yang di asuh oleh orang tua skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi menunjukan bahwa faktor keluarga menunjukan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini. b. Faktor prespitasi merupakan faktor penyebab atau pencetus yaitu

stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman / tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk koping. Adanya rangsang lingkungan yang sering yaitu seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama diajak komunikasi, objek yang ada

dilingkungan juga suasana sepi / isolasi adalah sering sebagai pencetusterjadinya halusinasi .

10

3. Manifestasi klinis Manifestasi klinis yang ditemukan pada klien dengan halusinasi adalah penampilan tidak rapih dan tidak serasi, biasanya pembicaraan tidak terorganisir, aktifitas motorik meningkat atau menurun, impulsive alam perasaan berupa suasana emosi seperti sedih, putus asa dengan perilaku apatis, afek tumpul, datar, tidak sesuai, ambivalen dan selama interaksi klien tampak komat-kamit, kontak mata tidak ada, tertawa sendiri 4. Tahapan proses terjadinya halusinasi a. Tahap I ( Sleep Disorder ) Fase awal individu sebelum muncul halusinasi, karakteristiknya: 1) Individu merasa banyak masalah , ingin menghindar dari orang lain , lingkungan , takut di ketahui orang lain karana banyak maslah . 2) Masalah makin terasa sulit karena berbagai stresor terakumulasi 3) Masalah semakin terasa menekan suport sistem kurang dan persepsi terhadap masalah sangat buruk 4) Sulit tidur terus menerus sehingga terbiasa menghayal 5) Klien menganggap lamunan lamunan awal sebagai upaya pemecahan masalah . b. Tahap II ( Comforting Moderate level of anxyety ) Halusinasi bersifat menyenangkan dan secara umum individu terima sebagai sesuatu yang di alami . 1) Individu mengalami sesuatu yang berlanjut , seperti adanya perasaan cemas , kesepian , berdosa dan ketakutan

11

2) Individu mencoba memutuskan pikiran pada timbulnya kecemasan 3) Individu beranggapan bahawa pengalaman pikiran dan sensorik yang di alaminya dapat di kontrol atau di kendalikan jika kecemasannya bisa di atasi 4) Perilaku yang muncul adalah menyeringai atau tertawa sendiri yang tidak sesuai oleh sesuatu yang mengasikan c. Tahap III ( condemning severa level of anxyety ) Halusinasi bersifat menyalahkan , sering mendatangi individu , dan secara umum halusinasi menjijikan karakteristiknya : 1) Pengalaman sensori individu menjadi sering datang dan mengalami bias . 2) Pengalaman sensori mulai bersifat menjijikan dan menakutkan 3) Mulai merasakan hilang kendali dan merasa tidak mampu lagi mengontrolnya 4) Mulai berusaha menjaga jarak anatara dirinya dengan objek yang sumbernya di persepsikan individu 5) Individu merasa mulai malu karena pengalaman sensoriknya tersebut dan menarik diri dari orang lain dalam waktu yang lama. 6) Terjadi peningkatan syaraf otonom yang menunjukan ansietas atau kecemasan dan peningkatan tanda-tanda vital

12

d. Tahap IV ( controling severe level of anxyety ) Halusinasi bersifat mengendalikan fungsi sensorik jadi tidak relevan dengan kenyataan dan pengalaman sensori tersebut menjadi penguasa karakteristiknya : 1) 2) 3) Halusinasi lebih menonjol , menguasai , dan mengontrol individu Klien mencoba melawan suara-suara yang datang Klien menjadi tidak berdaya dan menyerah untuk melawan halusinasinya dan halusinasinya menguasai dirinya . 4) Individu mungkin mengalami kesepian jika pengalaman sensorik atau halusinasinya berakir 5) Perilaku yang muncul : cenderung mengikuti petunjuk sesuai isi halusinasi , kesulitan berhubungan dengan orang lain dengan menunjukan gejala fisik seperti : berkeringat , tremor . e. Tahap V ( concuering panic level of anxyety ) Halusinasi bersifat menakutkan , menjadi lebih rumit dan mengalami gangguan dalam menilai lingkungannya , karakteristiknya : 1) Pengalaman sensoriknya menjadi terganggu . 2) Halusinasi berubah mengancam , memerintah , memarahi , dan menakutkan 3) Klien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri 4) Klien berada dalam dunia yang menakutkan dalam waktu yang singkat atau bisa juga beberapa jam atau beberapa hari dan sampai selamanya .

13

5) Perilaku yang muncul : perilaku kekerasan , resiko bunuh diri , membunuh , tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang kompleks dan lebih dari 1 orang 5. Penatalaksanaan klien Halusinasi Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara : Menciptakan lingkungan yang terapeutik Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang , Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang Ada Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien. Penatalaksanaan klien skizofrenial adalah dengan memberi obatobatan dan tindakan lain (sadock, 1998) yaitu : a. Spikofarmakologi Obat-obtan yang lazim digunakan ada gejala halusinasi

pendengatan yang merupakan gejala spikosis pada klien skizofrenial adalah obat-obatan anti psikosis. Adapun kelompok umum yang di gunakan adalah. :

14

Klas kimia Fenotiazin

Nama genetic (danger) Asetofenazin (tidal) Klpromazin (tolazine) Flufenazin (prolixin-permiti) Mesoridazin (serentil) Perpenazin (trilapon) Proklorperazin (kompazin) Tiodazine (mellari) Trifluoferazin (stelazine) Trifluperazine (vesprin)

Dosis harian 60-120 mg 30-800 mg 1-40 mg 30-400 mg 12-64 mg 15-150 mg 40-1200 mg 150-800 mg 2-40 mg 60-150 mg 75-600 mg 8-30 mg 1-100 mg 300-900 mg 20-150 mg 15-225 mg

Tioksanten

Kloprofiksen (tarctan) titik sen (navane)

Butirofenon Dibenzondiazepin Dibendokasazepin Dihidroindolon

Haroperidol (haldol) Klozapin (klorazil) Loksapin (lokitane) Morindone (moban)

Table 2.1, terapi obat-obatan gangguan halusinasi b. Terapi kejang listrik/ elektro compulsive c. Terapi aktifitas kelompok ( TAK )

15

6. Jenis jenis halusinasi a. Halusinasi pendengaran ( auditory ) Mendengar suara suara yang membicarakan , mengejek , menertawakan , mengancam , memerintah untuk melakukan sesuatu . perilalaku yang sering muncul : mengarahkan telinga pada sumber suara , bicara / tertawa sendiri , marah-marah tanpa sebab dan menutup telinga , dan ada gerakan tangan . b. Halusinasi pengelihatan ( visual ) Stimulasi pengeliatan dalam bentuk pancaran cahaya , gambar , yang bisa menyenangkan atau menakutkan perilaku yang muncul adalah tatapan mata pada tempat tertentu , ketakutan pada objek yang di lihat c. Halusinasi penciuman ( olfactory ) Tercium bau busuk , amis dan bau menjijikan , seperti bau darah , urin , atau faces atau jga bau farfum , perilaku yang di tunjukan adalah gerakan cuping hidung , dan munutup hidung . d. Halusinasi pengecapan ( gustatori ) Merasa mengecap sesuatu yang busuk , amis dan menjijikan , perilaku yang di tunjukan : melut seperti mengunyah sesuatu , muntah . e. Halusinasi perabaan (taktil) Mengalami rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat , perilaku yang di tunjukan : mengusap , menggaruk , atau meraba.

16

7. Rentang respon neurologis Respon neurologi merupakan berbagai respon perilaku klien yang terkait dengan fungsi otak . gangguan respon neurobiologis yang di tandai dengan gangguan persepsi sensorik halusinasi . gangguan respon

neurobiologis yang mal adaptif terjadi karena adanya : a. Lesi pada area frontal , temporal , dan limbik sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan pada otak dalam memproses informasi b. Ketidak mampuan otak untuk menyeleksi stimulus c. Ketidak seimbangan dopamine dan neurotransmiter lainnya Respon neurobiologis individu dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon adaptif sampai mal adaptif , menurut stuart dan laria , 1998 adalah sebagai berikut:

17

Respon adaptif

Respon Maladaptif

Pikiran logis

Pikiran menyimpang

Gangguan proses pikir / deusi / waham

Persepsi akurat Emosi konsiten Perilaku Pengalaman Perilaku sosial Hubungan Sosial Harmonis Respon Maladaptif :

Ilusi Reaksi emosianal Berlebih / Kurang Perilaku ganjil Menarik diri

Ketidak mampuan Untuk mengalami emosi Ketidak teraturan Isolasi sosial Halusinasi

1) Perubahan proses pikir ( waham / Delusi ) adalah suatu bentuk kelainan pikiran ( adanya ide-ide / keyakinan yang salah ) 2) Halusinasi adalah persepsi yang salah meskipun tidak ada stimulus tetapi klien merasakannya 3) Ketidak mampuan untuk mengalami emosi adalah terjadi karena klien berusaha membuat jarak dengan perasaan tertentu , kalau tidak hal ini akan menimbulkan kecemasan 4) Perilaku tidak teroganisir / ketidakteraturan adalah respon neurobiologis yang mengakibatkan terganggunya fungsi-fungsi utama dari sistem syaraf pusat , sehingga tidak ada kordinasi antara fikiran 5) Isolasi sosial adalah ketidak mampuan untuk menjalin hubungan , kerja sama dan saling tergantung dengan orang lain .

18

B. Asuhan keperawatan pada kasus halusinasi Pada pembahasan ini penulis akan memaparkan asuhan keperawatan secara tinjauan teori yang di mulai dari tahap pengkajian , penegakan diagnosa , intervensi , implementasi , dan evaluasi . 1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan . tahap ini terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien data yang di kumpul meliputi data biologis , psikologis , social dan spiritual data pengkajian kesehatan jiwa dapat di kelompokan menjadi faktor predisposisi , faktor prespitatif , dan kemampuan komping yang di miliki klien ( stuart & laraia , 2001 ) . a. Faktor predisposisi 1) Faktor perkembangan Perkembagan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol dan hangatan keluarga menyebapkan klien tidak mampu mandri sejak kecil, mudah frustasi, hilang perjaya diri dan lebih rentap stres . 2) Faktor sosiokultural Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungan sejak bayi (unwanted child) akan merasa di singkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.

19

3)

Faktor biokimia Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang berlebihan di alami seseorang maka di dalam tubuh akan di hasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogonik neurokimia seperti buffofenon dan dimetytranferase (DMP).

4)

Faktor psikologis Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada penyalagunaan zat adektif. Hal ini berpengaruh terhadap ketidak mampuan klien mengambil keputusan yang tepat untuk masa depanya. Klien lebih memili ketenagan sesaat dan lari dari alam nyata dan menuju alam hayal.

5)

Faktor genetik Peneliti menunjukan bahwa anak sehat yang di asu ileh orang tua skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi menunjukan bahwa faktor keluarga menunjukan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

b. Faktor prespitatif 1) Faktor biologis Pembawaan dari saat lahir atau terdapat riwat trauma pada daerah kepala dapat mencadi pencetus utama terjadinya gangguan mental 2) Pemicu gejala seperti : kesehatan , lingkungan , dan perilaku .

20

c. Perilaku Berikut adalah berbagai gangguan fungsi yang akan berpengaruh pada perilaku klien halusinasi adalah : 1) Fungsi kognitif : terjadi perubahan daya ingat , sukar menilai dan menggunakan memorinya , menjadi pelupa , cara berpikir magis dan primitf , perhatian terganggu , isi pikir terganggu , tidak mampu mengorganisir dan menyususun pembicaraan yang logis dan koheren seperti berikut : a) Tangensial adalah pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan b) Inkoheren adalah pembicaraan yang tidak nyambung c) Sirkumtasial adalah pembicaraan yang berbelit-belit tetapi sampai pada pembicaraan d) Flight of ideas adalah pembicaraan yang melompat lompat dari satu topik ke topik lainnya yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan e) Blocking adalah pembicaraan yang berhenti tiba-tiba f) Perseverasi adalah pembicaraan yang di ulang-ulang

21

d. Fungsi emosi ( mood & afek ) 1) Mood adalah suasana emosi yang mempengaruhi kepribadian dan fungsi kehidupan 2) Afek yaitu adalah emosi seperti ekspresi wajah , gerakan tubuh dan tangan , nada suara 3) Afek yang mal adaptif adalah : a) Afek tumpul adalah kurang respon emosional terhadap pikiran / b) pengalaman Orang lain .

Afek datar adalah tidak ada keterlibatan emosi terhadap stimulasi Menyenangkan atan menyedihkan

c) Afek tidak sesuai adalah emosi yang bertentangan dengan Stimulasi yang ada d) Afek labil adalah emosi yang cepat berubah-ubah

22

e. Fungsi motorik : 1) Agitasi adalah gerakan motorik yang menunjukan kegelisahan 2) Tik adalah gerkan gerakan kecil pada muka yang tidak terkontrol 3) Grimasen adalah gerakan otot otot muka yang tidak dapat di kontrol 4) Tremor adalah jari-jari yang nampak gemetar saat merentangkan jari-jari . 5) Kompulsif kegiatan yang di lakukan berulang-ulang f. Tanda dan gejala Menurut stuart & sundeen ( 1998 ) dan carpenito ( 1997 ) data subjektif dan objektif klien halusinasi sebagai berikut : 1) Menyeringai atau tertawa dengan sendirinya 2) Menggerakan bibirnya tanpa mngeluarkan suara 3) Gerakan mata cepat 4) Respon verbal lamban atau diam 5) Diam dan di penuhi oleh sesuatu yang mengasyikan 6) Terliahat bicara sendiri 7) Duduk terpaku 8) Disorientasi 9) Perubahan kemampuan memecahkan masalah 10) Gelisah , peka rangsangan dan melaporkan adanya halusinasi

23

g. Pohon masalah ( Akibat )............................ Resiko Perilaku Kekerasan ( Masalah Utama ) ........Gangguan Persepsi Sensorik / halusinasi pendengaran / pengelihatan / Penciuman / perabaan / pengecapan defisit perawatan diri ( Penyebab ) ............................. isolasi Sosial Harga diri rendah penurunan motivasi

Ketidak berdayaan

Koping individu in efektif

24

2. Diagnosa keperawatan Diagnosa adalah masalah kesehatan aktual dan potensial

berdasarkan pendidikan dan pengalaman dari perawat untuk mengatasi masalah tersebut ( gordon , dikutip oleh carpenito , 1983 ), beberapa diagnosa yang biasanya mucul yaitu : a. Gangguan persepsi sensorik : halusinasi pendengaran / pengelihatan / pengecapan / perabaan / dan penciuman. b. Isolasi sosial c. Harga diri rendah d. Resiko perilaku kekerasan e. Defisit perawatan diri 3. Intervensi Perencanaan terdiri dari tiga aspek yaitu tujuan umum , tujuan khusus dan Intervensi keperawatan ( keliat 2006 ) Tujuan umum berfokus pada penyelesaian permasalahan ( P) dari

diagnosa tertentu , tujuan khusus berfokus pada penyelesaian etiologi ( E ) , tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan klien yang perlu di capai atau di miliki klien dan rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tujuan khusus dan di sesuaikan dengan standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa yang mencakup tindakan psikoterapeutik yaitu pengguanaan bebagai tehnik komunikasi terapeutik dalam membina hubungan salaing percaya.

25

Rencana tindakan keperawatan pada klien dengan masalah utama perubahan persepsi sensori halusinasi pendengaran adalah sebagai berikut : a. TUM : klien dapat mengontrol halusinasinya b. TUK : 1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan kriteria hasil : a) Klien dapat menunjukan ekspresi wajah bersahabat . b) Menunjukan rasa sayang c) Ada kontak mata d) Mau berjabat tangan , menjawab salam serta menyebut nama e) Mau duduk berdampingan dan mengutarakan masalah kepada perawat. Tindakan perawat : (1) Bina hubungan saling percaya dengan prinsip terapeutik (2) Sapa klien dengan ramah (3) Tanyakan nama lengkap dan panggilan yang di sukai (4) Jelaskan tujuan pertemuan tunjukan sikap empati (5) Beri perhatian pada klien Rasional : hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancarn hubungan interaksi selanjutnya

26

2) Klien dapat mengenal halusinasinya dengan kriteria hasil : a) Klien dapat menyebutkan waktu , isi , dan frekuensi timbulnya halusinasi b) Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinya Tindakan Keperawatan : (1) Adakan kontak singkat yang sering dan secara bertahap (2) Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya , bicara dan tertawa tanpa stimulus (3) Bantu klien mengenal halusinasinya , tanyakan apakah ada suara yang di dengar , apa isi suara itu dan katakan perawat percaya bahwa klien mendengar suara-suara itu dan perawat akan membantu untuk menghilangkan suara itu . (4) Diskusikan dengan klien situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi , siang , sore , malam ) (5) Diskusikan dengan klien apa yang di rasakan klien jika terjadi halusinasi , beri kesempatan mengungkapkan perasaannya, Rasional : kontak sering dan singkat dapat memutuskan halusinasinya , mengenal perilaku pada saat halusinasi timbul memudahkan perawat dalam mengambil intervensi , mengenal halusinasi memungkinkan klien untuk menghindarkan faktor pencetus timbulnya halusinasi ,

27

3) Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan kriteria hasil a) Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya di lakukan jika halusinasi muncul dan mengendalikan halusinasinya b) Klien dapat menyebutkan cara baru untuk mengontrol halusinasinya. c) Klien dapat memilih cara mengontrol halusinasinya d) Klien dapat memilih cara mengendalikan halusinasinya Tindakan keperawatan (1) Identifikasi bersama klien tindakan yang bisa di lakukan saat halusinasi muncul (2) Diskusikan manfaat cara yang di gunakan klien (3) Diskusikan cara baru untuk memutus atau mengontrol timbulnya halusinasi (4) Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara bertahap (5) Beri kesempatan untuk melakukan cara yang di latih , evaluasi hasilnya dan beri pujian jika benar Rasional : upaya untuk memutus halusinasi , meningkatkan harga diri klien , memberikan alternatif pilihan , motivasi dapat meningkatkan keinginan untuk memilih salah satu cara mengendalikan halusinasi , memberi kesempatan untuk mencoba cara yang di pilih .

28

4) Klien dapat dukungan dari keluarga atau memanfaatkan sistem pendukung untuk mengendalikan halusinasinya dengan kriteria hasil : a) Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat b) Keluarga dapat menjelaskan perasaannnya c) Keluarga dapat menjelaskan cara merawat klien dengan halusinasi d) Keluarga dapat berpartisipasi dalam perawatan klien dengan halusinasi Tindakan perawat (1) Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika halusinasi muncul (2) Diskusikan dengan keluarga gejala halusinasi yang di alami klien , cara yang dapat di lakukan , cara merawat anggota ke luarga dengan halusinasi Rasional : untuk mendapat bantuan keluarga mengontrol halusinasi , untuk

mengetahui pengetahuan keluarga dan meningkatkan pengetahuan keluarga tentang halusinasi

29

5) Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik dengan kriteria hasil : a) klien dapat menyebutkan manfaat , dosis , dan efek samping obat b) Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar c) Klien dapat informasi tentang efek samping obat d) Klien dapat menyebutkan 5 benar prinsip pengguanaan obat Tindakan keperawatan : (1) Diskusikan dengan klien tentang dosis , frekuensi , dan pengguanaan obat (2) Anjurkan klien untuk meminta obat pada perawat dan rasakan manfaatnya (3) Anjurkan klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang di rasakan (4) Diskusikan akibat berhenti obat tanpa konsultasi (5) Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 B Rasional : dengan menyebutkan frekuensi , dan manfaat obat diharapkan klien melaksanakan program pengobatan , menilai kemampuan klien dalam pengobatannya sendiri , dengan mengetahui efek samping obat klien tahu apa yang harus di lakukan setelah minum obat , program pengobatan dapat berjalan sesuai rencana , mendukung kemandirian klien untuk minum obat .

30

4. Implementasi Implementasi keperawatan di sesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan dengan memperhatikan dan mengutamakan masalah utama yang aktual dan mengancam integritas klien beserta lingkungannnya . sebelum melaksanakan tindakan keperawatan yang sudah di rencanakan , perawat perlu mengawasi apakah rencana tindakan masih di butuhkan dan sesuai dengan kondisi klien saat ini . tindakan keperawatan pada pasien dan tindakan pada keluarga , hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama dalam pelaksanaan tindakan keperawatan ( Keliat , 2006 ). Proses hubungan perawat klien dapat di bagi 4 fase yaitu fase pra interaksi , fase orientasi , fase kerja dan fase terminasi ( stuart & sundeen, 2000 ). a. Fase pra interaksi adalah fase sebelum kontak pertama dengan klien . perawat mengeksplorasi perasaan , fantasi dan ketakutannya , sehingga kesadaran dan kesiapan perawat untuk melakukan hubungan dengan klien dapat di pertanggung jawabkan . b. Fase orientasi adalah fase yang di mulai pada pertemuan dengan klien yang akan mempengaruhi terbinanya hubungan saling percaya , mengevaluasi kondisi klien , dan memvalidasi rencana yang telah perawat buat sesuai dengan keadaan klien saat ini .

31

c. Fase kerja adalah merupakan fase inti hubungan perawat dan pasien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan di laksanakan sesuai dengan tujuan yang akan di capai d. Fase terminasi adalah fase akhir dari setiap pertemuan perawat dan pasien yang terbagi menjadi dua yaitu 1) Terminasi sementara Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan pasien , saat terminasi sementara perawat akan bertemu lagi dengan pasien pada waktu yang telah di tentukan , pada fase ini perawat melakukan evaluasi terhadap hasil tindakan yang telah di lakukan pada tahap kerja berupa evaluasi subjektif dan objektif dan melakukan kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya. 2) Terminasi akhir Terminasi akhir terjadi jika pasien dan keluarga telah mampu menyelesaikan masalahnya .

32

Dalam melakukan implementasi terdapat dua strategi pelaksanaan ( SP ) yaitu SP pasien dan SP keluarga. 1) Tindakan keperawatan pada pasien terdiri dari empat SP yaitu : a) SP I : Membina hubungan saling percaya , ekspresi

wajah bersahabat , klien nampak tenang , mau berjabat tangan , membalas salam , mau duduk dengan perawat , membantu mengenal halusinasi , menjelaskan cara cara mengontrol halusinasi , mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik halusinasi . b) SP II : Melatih Pasien Mengontrol Halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain c) SP III : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan

cara melakukan aktivitas . d) SP IV : Melatih pasien menggunakan obat secara teratur 2) Tindakan keperawatan kepada keluarga terdiri dari tiga SP yaitu : a) SP I : pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi , jenis halusinasi Tanda dan gejala halusinasi dan cara merawat pasien halusinasi b) SP II : melatih keluarga praktek merawat pasien langsung di hadapan pasien. c) SP III : Membuat rencana pulang bersama keluarga

33

5. Evaluasi Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan kepada klien , evaluasi di lakukan secara terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang di laksanakan . Evaluasi di bagi menjadi dua yaitu evaluasi proses / formatif yang di lakukan setiap selesai melakukan tindakan keperawatan , dan evaluasi hasil / somatif yang di lakukan dengan membandingkan respon klien dengan tujuan yang telah di tentukan ( keliat , 2006) Evaluasi dapat di lakukan dengan cara pendekatan SOAP dengan penjelasan sebagai berikut : a. S : Repon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang di berikan . Dapat di ukur dari menanyakan pertanyaan sederhana terkait dengan Tindakan keperawatan seperti coba bapak sebutkan kembali bagaimana Cara mengontrol / memutuskan halusinasi yang benar ? b. O : Respon objektif dari klien terhadap tindakan keperawatan yang telah di Berikan , dan dapat di ukur dengan mengobservasi perilaku klien pada Saat tindakan di lakukan . c. A: Analisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan Apa Masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang Terkontradiksi dengan masalah yang ada .

34

d.

P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon Klien yang terdiri dari tindak lanjut klien dan tindak lanjut perawat , Rencana tindak lanjut berupa : 1) Rencana di teruskan jika masalah tidak berubah 2) Rencana di modifikasi jika masalah tidak berubah 3) Rencana dibatalkan jika di temukan maslah masalah baru dan bartolak Belakang dengan masalah yang ada. Hasil yang di harapkan pada asuhan keperawatan klien dengan

halusinasi adalah : (a) Klien mampu memutuskan halusinasinasi dengan berbagai cara yang Telah diajarkan (b) Klien mampu mengetahui tentang halusinasinya (c) Meminta bantuan atau partisipasi keluarga (d) Mampu berhubungan dengan orang lain (e) Menggunakan obat dengan benar (f) Keluarga mampu merawat klien di rumah

35

BAB III TINJAUAN KASUS

Tanggal masuk Tanggal pengkajian No. Register Ruangan salak Dx medis

: 13-05-2013 : 14-06-2013 : 023645 : Salak : Skizofrenia

A. Pengkajian 1. Biodata a. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan Agama Suku/bangsa Alamat Status : Tn A : 31 Tahun : Laki-laki : SMP :: Islam : Bugis / indonesia : Poso / Kec . lage / Kab Labuan : Duda

36

b. Identitas penanggung Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan : Nn . A : 24 Tahun : Perempuan : Mahasiswa

Hubungan dengan klien : Adik kandung Alamat : Jl Ponegoro

2. Alasan Masauk Rumah Sakit a. Keluhan saat masuk Klien herop yang ke 5 kalinya dengan keluhan mengamuk , berbicara sendiri , memukul orang lain pernah mengancam orang lain , keluhan di rasakan sejak 1 bulan yang lalu . b. Keluhan saat di kaji Klien mengatakan bahwa ia sering medengar suara suara yang mengatakan bahawa ia seorang tuhan , mempunyai reinkarnasi dari dewa ( dewa hindu ) , dan mengatakan bahwa ia juga anggota POLRI , pada saat pengkajiaan klien juga melihat ada ( dewa hindu ) di hadapannya dan menunjuknya di depannnya .

37

3. Faktor Predisposisi a. Klien sudah perna mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan ini sudah yang ke 5 kaliannya , b. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena klien putus obat Masalah keperawatan : managemen terapeutik in efektif c. Klien mengatakan pernah mengalamai trauma yaitu di pukul saudaranya sendiri Masalah keperawatan : Respon pasca trauma d. Klien mengatakan bahawa kakaknya juga mengalami gangguan jiwa. Masalah keperawatan : Riwayat Herediter e. Klien mempunyai kejadian yang tidak menyenangkan yaitu pernah di tinggal cerai oleh istrinya karena klien sakit jiwa. Masalah keperawatan : Respon Kehilangan 4. Faktor prespitasi a. Semasa kecil klien pernah mengalami trauma di bagian kepala b. Sebelum klien masuk rumah sakit klien pernah mempelajari ilmu tasyahud sehingga dia membenci agamanya sendiri dan

mengatakan dia beragama hindu dan berenkarnasi dari dewa . Masalah keperawatan : Distres spiritual c. Dukungan keluarga klien kurang sehingga klien tidak di perhatikan dan membuat koping klien tidak efektif Masalah keperawatan : koping individu in efektif

38

5. Keadaan fisik a. TTV : TD : 120 / 70 MMhg , N : 86 x /i , R : 24x/i / S : 36,5 c b. BB : 68 kg , TB : 160 Cm c. Keluhan Fisik : Tidak ada 6. Psikososial a. genogram

Keterangan : A B C D E : Orang tua ibu klien : Orang tua ayah klien : Saudara Ibu klien : Saudara Ayah klien : Saudara Klien : Laki laki : Perempuan : Klien + : Meninggal

------ : Tinggal serumah

39

b. Konsep Diri 1) Citra tubuh : Klien mengatakan bahawa ia tidak suka dengan Anggota tubuhnya seperti jantung , paru-paru dan Lambung karena ia tidak suka dengan bagian tubuh Yang berdarah. 2) Identitas : Klien mengatakan dia adalah seorang laki-laki , pernah menikah dan cerai serta mengatakan bahwa ia anggota POLRI . 3) Peran : Klien mengatakan bahwa ia anak ke 4 dari lima bersaudara dan peran klien sebagai anak yang membantu ayahnya menggarap sawah dan kebun di kampung . 4) Ideal diri : klien ingin sembuh berharap kembali ke keluarganya 5) Harga diri : klien memiliki harga diri yang tinggi , cepat akarab dengan orang lain , mudah bergaul dan sering membantu teman jika di ruangan masalah keperawatan : gangguan konsep diri : identitas

40

c. Hubungan sosial 1) Klien mengatakan orang yang berarti saat ini adalah teman klien yang di rawat bersama klien bernama Basira karena klien sering berbicara kepada Basira , dan adik perempuannya yang bernama Astuti yang sering menjenguknya . 2) Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan oraganisasi atau kegiatan masyarakat . d. Spiritual 1) Nilai dan keyakinan Klien mengatakan dia membenci agamanya ( islam) dan dia mengatakan dia beraga hindu karena ia mengikuti isi halusinasinya yang mengatakan bahwa ia tuhan , ia renkarnasi dari dewa hindu , dan mengatakan ajaran islam itu salah 2) Kegiatan ibadah Klien tidak mau beribadah karena saat di ajak beribadah klien menolak atau memiliki alasan lan yang harus ia kerjakan Masalah keperawatan : Distres spiritual

41

7. Status mental a. Penampilan Penampila klien rapi , bersih , rambut bersih , mandi 2x sehari pakai sabun , dan keaadan kuku bersih . b. Pembicaraan klien dapat berbicara dengan baik , dapat menjawab semua pertanyaan yang di berikan dan ada kontak mata selama wawancara. c. Aktivitas motorik Klien nampa gelisah saat pembicaraan , ekspresi wajah tegang , dan mudah marah saat terganggu , dan pada saat wawancara klien biasanya pergi dan memutuskan pembicaraan Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan d. Alam Perasaan Klien nampak khawatir dengan suara-suara yang dia dengar , serta munculnya objek-objek yang ia lihat . Masalah keperawatan : ketakutan e. Afek Afek klien tidak sesuai , karena saat pembicaraan seputar isi halusinasinya tiba tiba klien menangis . Masalah keperawatan : kerusakan interaksi sosial

42

f. Interaksi selama wawancara Interaksi selama wawancara ada kontak mata yang di tunjukan klien , klien cukup kooperatif , klien menjawab pertanyaan tentang isi halusinasinya , keluarganya , dan pada saat pembicaraan klien berhenti saat muncul halusinasinya seperti melihat sesuat , dan jika klien pusing ia meminta untuk pergi . g. Persepsi Klien mengalami halusinasi pendengaran dan pengelihatan , ia sering mendengar bahwa ia tuhan , ia muhammad , dan ia adalah renkarnasi dari dewa hindu , saat pengkajian klien melihat ada dewa hindu berdiri di depannya , dan ia juga melhat ada tokoh pendekar di dalam film amerika berdiri di sekitarnya . Masalah keperawatan : Gangguan persepsi sensori : halusinasi Pendengaran dan pengelihatan . h. Isi pikir Saat pengkajian klien banyak mengalami gangguan sisi pikir di antaranya : 1) Klien memiliki obsesi yang megatakan bahwa ia seorang polisi yang di tandai dengan meminta kepada keluarganya untuk membelikan seragam POLRI

43

2) Klien memiliki waham nihilistik yang mengatakan bahwa dia adalah seorang reinkarnasi dari dewa hindu , dan mengatakan ia sudah mati sebnyak 7 kali dan berenkarnasi kembali saat di tanya perawat 3) Klien memiliki waham kebesaran yang mengatakan bahwa ia tuhan yang maha pendendam saat di tanya perawat Masalah keperawatan : gangguan isi pikir . i. Proses pikir Saat pengkajian di dapatkan berbagai gangguan proses pikir yang di tunjukan oleh klien yaitu : 1) Fligh of ideas : Saat wawancara klien sering mengganti-ganti topik

pembicaraan yang berbeda-beda , dan tidak masuk di akal kadang membahas ia seorang polisi , ia orang kaya , ia ingin kerja di rumah sakit , dan kadang membahas renkarnasinya . 2) Sirkumtasial Klien sering berbicara berbicara berbelit belit tetapi sampai pada tujuan saat di tanyakan reinkarnasinya klien membahas perbedaan agama-agama dan peraturan agama-agama lain .

44

3) Perseverasi Pembicaraan klien yang berulang-ulang seperti menyuruh perawat membawa gunting kuku , mengatakan dia kaya , membicarakan barang kepunyaannya . Masalah keperawatan : gangguan proses pikir j. Tingkat kesadaran Tingkat kesadaran klien baik , tidak mengalami disorientasi , dan mengenal orang orang di sekitarnya . k. Memori Klien tidak mengalami gangguan daya ingat karena klien mengetahui tanggal lahirnya , kapan ia menikah dan cerai , dan mengingta nama perawat yang merawatnya kemarin l. Tingkat konsentrasi dan berhitung Klien dapat menghitung 1 sampai 10 dan dapat melakukan operasi penjumlahan matematika. m. Kemampuan penilaian 1) Klien dapat membedakan mana yang terlebih dahulu di lakukan cuci tangan dulu baru makan atau makan dulu baru cuci tangan , klien memilih cuci tangan dulu baru makan 2) Klien dapat menilai kuku panjang mana baiknya dengan kuku pendek , klien memilih kuku pendek lebih baik dan meminta perawat untuk membawakan gunting kuku .

45

n. Mekanisme koping Mekanisme koping klien baik karena jika ia strees ia berbicara dengan teman-teman di ruangan , berbicara dengan perawat , dan pergi berjalan-jalan o. Masalah psikososial Klien tidak memiliki masalah psikososial karena klien mudah bergaul dengan orang lain dan rajin membantu teman-teman di ruangan . p. Daya tilik diri Saat di wawancarai klien menyadari kalau dirinya berada di RSJ Madani palu , dan klien tahu bahwa ia berhalusinasi q. Aspek medis 1) Diagnosa medis : skizofrenia 2) Terapi medik a) Haldol 5 Mg 2 x
b)

Clozaphine 5 Mg 1x1

46

8. Pengumpulan data a. Klien herop yang ke 5 kalinya dengan keluhan mengamuk , berbicara sendiri , memukul orang lain pernah mengancam orang lain b. Klien mengatakan bahwa ia sering medengar suara suara yang mengatakan bahawa ia seorang tuhan , mempunyai reinkarnasi dari dewa ( dewa hindu ) , pada saat pengkajiaan klien juga melihat

ada (dewa hindu ) di hadapannya dan menunjuknya di depannnya . c. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena klien putus obat d. Klien mengatakan pernah mengalamai trauma yaitu di pukul saudaranya sendiri e. Klien mengatakan bahawa kakaknya juga mengalami gangguan jiwa. f. Semasa kecil klien pernah mengalami trauma di bagian kepala g. Sebelum klien masuk rumah sakit klien pernah mempelajari ilmu tasyahud h. Dukungan keluarga klien kurang sehingga klien tidak di perhatikan i. Klien mengatakan bahawa ia tidak suka dengan Anggota tubuhnya seperti jantung , paru-paru dan Lambung karena ia tidak suka dengan bagian tubuh Yang berdarah. j. Klien mengatakan ia membanci agamanya ( islam ) dan mengatakan bahwa agama islam ajaran yang salah

47

k. Klien tidak mau beribadah karena saat di ajak beribadah klien menolak atau memiliki alasan lan yang harus ia kerjakan l. Klien nampa gelisah saat pembicaraan , ekspresi wajah tegang , dan mudah marah saat terganggu , dan pada saat wawancara klien biasanya pergi dan memutuskan pembicaraan m. Klien nampak khawatir dengan suara-suara yang dia dengar , serta munculnya objek-objek yang ia lihat . n. Afek klien tidak sesuai , karena saat pembicaraan seputar isi halusinasinya tiba tiba klien menangis . o. Klien mengalami halusinasi pendengaran dan pengelihatan , ia sering mendengar bahwa ia tuhan , dan ia adalah renkarnasi dari dewa hindu , saat pengkajian klien melihat ada dewa hindu berdiri di depannya , dan ia juga melhat ada tokoh pendekar di dalam film amerika berdiri di sekitarnya . p. Klein mengatakan bahwa ia anggota polri Klien sering menggantiganti topik pembicaraan dan pembicaraan berbelit-belit dan sering mengulang-ulang pembicaraan q. Klien mengatakan bahwa ia pernah menikah dan di tingal cerai oleh istrinya karena ia sakit jiwa

48

9. Klasifikasi data a. Data subjektif : 1) Klien mengatakan bahwa ia sering medengar suara suara yang mengatakan bahawa ia seorang tuhan , mempunyai reinkarnasi dari dewa ( dewa hindu ) , pada saat pengkajiaan

klien juga melihat ada ( dewa hindu ) di hadapannya dan menunjuknya di depannnya . 2) Klien mengatakan pernah mengalamai trauma yaitu di pukul saudaranya sendiri 3) Klein mengatakan bahwa ia anggota polri 4) Klien mengatakan ia membanci agamanya ( islam ) dan mengatakan bahwa agama islam ajaran yang salah 5) Klien mengatakan bahawa ia tidak suka dengan Anggota

tubuhnya seperti jantung , paru-paru dan Lambung karena ia tidak suka dengan bagian tubuh Yang berdarah. 6) Klien mengatakan bahwa ia pernah menikah dan di tinggal cerai dengan istrinya karena ia sakit jiwa b. Data objektif : 1) Klien sering mengganti-ganti berbelit-belit dan topik sering pembicaraan dan

pembicaraan pembicaraan

mengulang-ulang

2) Klien mengalami halusinasi pendengaran dan pengelihatan , ia sering mendengar bahwa ia tuhan , dan ia adalah renkarnasi

49

dari dewa hindu , saat pengkajian klien melihat ada dewa hindu berdiri di depannya , dan ia juga melhat ada tokoh pendekar di dalam film amerika berdiri di sekitarnya . 3) Afek klien tidak sesuai , karena saat pembicaraan seputar isi halusinasinya tiba tiba klien menangis . 4) Klien nampa gelisah saat pembicaraan , ekspresi wajah tegang , dan mudah marah saat terganggu , dan pada saat wawancara klien biasanya pergi dan memutuskan pembicaraan 5) Semasa kecil klien pernah mengalami trauma di bagian kepala 6) Sebelum klien masuk rumah sakit klien pernah mempelajari ilmu tasyahud 7) Dukungan keluarga klien kurang sehingga klien tidak di perhatikan 8) Klien nampak khawatir dengan suara-suara yang dia dengar , serta munculnya objek-objek yang ia lihat . 9) Klien tidak mau beribadah karena saat di ajak beribadah klien menolak atau memiliki alasan lan yang harus ia kerjakan 10) Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena klien putus obat 11) Klien herop yang ke 5 kalinya dengan keluhan mengamuk , berbicara sendiri , memukul orang lain pernah mengancam orang lain

50

10. Analisa data NO DATA DATA MASALAH

1. Data subjectif : a. Klien mengatakan bahwa ia sering medengar suara suara yang

mengatakan bahawa ia seorang tuhan , mempunyai reinkarnasi dari dewa ( dewa hindu ) , pada saat

pengkajiaan klien juga melihat ada ( dewa hindu ) di hadapannya dan menunjuknya di depannnya . Data objectif : a. Klien nampa gelisah saat pembicaraan , ekspresi wajah tegang b. Klien mengalami halusinasi Ganguan sensori : persepsi halusinasi dan

pengelihatan pendengaran

pendengaran dan pengelihatan , ia sering mendengar bahwa ia tuhan , dan ia adalah renkarnasi dari dewa hindu , saat pengkajian klien melihat ada dewa hindu berdiri di depannya , dan ia juga melhat ada tokoh

pendekar di dalam film amerika berdiri di sekitarnya . c. Klien nampak khawatir dengan suarasuara yang dia dengar , serta

munculnya objek-objek yang ia lihat .

51

2. Data subjektif : a. Klein mengatakan bahwa ia

anggota polri b. Klien mengatakan ia membanci agamanya ( islam ) dan Gangguan isi pikir : obsesi , waham nihilistik , waham kebesaran

mengatakan bahwa agama islam ajaran yang salah c. Klien mengatakan bahwa ia sering medengar suara suara yang mengatakan bahawa ia seorang tuhan , mempunyai reinkarnasi dari dewa Data objektif : a. Klien tidak mau beribadah karena saat di ajak beribadah klien menolak atau memiliki alasan lan yang harus ia kerjakan b. Sebelum klien masuk rumah sakit klien pernah mempelajari ilmu tasyahud ( dewa hindu ) , Disters spiritual

52

3. Factor resiko a. Dukungan keluarga klien kurang sehingga klien tidak di perhatikan b. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena klien putus obat c. Semasa mengalami kepala d. Klien pernah di pukuli oleh keluarganya e. Klien pernah di tinggal cerai oleh istrinya kecil klien di pernah bagian Resiko kekerasan perilaku

trauma

53

11. Pohon masalah

Akibat..........................Perilaku Kekerasan

Resiko mencederai diri / orang lain

Waham Masalah Utama ............gangguan persepsi sensorik Halusinasi pendengaran & pengelihatan

Penyebab .................koping individu in efektif

Distres spiritual

Kehilangan

Faktor biologis

54

12. Masalah keperawatan 1) Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran dan pengelihatan 2) 3) 4) 5) 6) 7) Resiko perilaku kekerasan Distres spiritual Respon kehilangan Ketakutan Kerusakan interaksi sosial Gangguan isi pikir

13. Prioritas utama asuhan keperawatan pada tn A adalah 1) Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran dan pengelihatan 2) Gangguan isi pikir : waham

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

D . implementasi dan evaluasi


Dignosa No Keperawatan 1 Gangguan presepsi SP I S: - Klien mengatakan selamat pagi. - Klein mengatakan namanya arman - Klien mengatakan perasaannya baik - Klien mengatakan mendengar suara suara yang mengatakan dia tuhan dan sering melihat tokoh pendekar film amerika - Klien mengatakan suara itu muncul setiap hari - Klien mengatakan jika mendengar suara itu klien hanya berdiam diri saja. O: - Klien nampak menjawab salam - Klien nampak berjabat tangan - Klien nampak tenang - Klien ingat dengan nama perawat - Klien dapat mempraktekan cara Implementasi Evaluasi

sensori : Halusinasi a. Membina Hubungan pendengaran & pengelihatan Hari Jumat /14/06/2013 Jam 09.00 saling percaya dengan Klien. b. Membantu klien mengenal halusinasi. c. Mengidentifikasi isi frekuensi waktu dan situasi yang menimbulkan halusinasi. d. Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghadrik Halusinas

67

mengahardik halusinasi A: - SP I tercapai di tadandai dengan klien mau berjabat tangan dengan perawat , menjawab salam , duduk berdampingan P: - Untuk perawata : lanjutkan SP I dan anjurkan klien melakukan kegiatan harian - Untuk klien anjurkan klien mempraktekan cara menghardik halusinasi Gangguan presepsi SP I

S: - Klien mengatakan sensori : Halusinasi a. .Membina Hubungan selamat pagi. pendengaran & saling percaya dengan - Klein mengatakan pengelihatan Klien. Hari b. Membantu klien namanya arman - Klien mengatakan isi perasaannya baik

mengenal halusinasi. Hari Jumat /14/06/2013 Jam 13.00 c. Mengidentifikasi frekuensi situasi menimbulkan halusinasi. d. Mengajarkan mengontrol dengan cara halusinasi cara waktu

dan O : - Klien nampak yang menjawab salam - Klien nampak berjabat tangan - Klien nampak tenang - Klien ingat dengan nama perawat

menghadrik Halusinasi

68

Klien dapat mempraktekan cara mengahardik halusinasi

A: - SP 1 tercapai di tadandai dengan klien mau berjabat tangan dengan perawat , menjawab salam , duduk berdampingan , Klien dapat mempraktekan cara mengahardik halusinasi P: - Untuk perawata : lanjutkan SP 1 dan anjurkan klien melakukan kegiatan harian - Untuk klien anjurkan klien mempraktekan cara menghardik halusinasi

69

Waham Hari Jumat /14/06/2013 Jam 14.00

S: - Klien mengatakan a. Membina hubungan selamat pagi. saling percya . b. Membantu realita c. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi d. Membantu memenuhi kebutuhannya e. Mengajukan memasukan kegiatan harian. O: - Klien nampak menjawab salam - Klien nampak berjabat tangan - Klien nampak tenang - Klien ingat dengan nama perawat A: - SP 1 tercapai di tadandai dengan klien mau berjabat tangan dengan perawat , menjawab salam , duduk berdampingan , mengatakan hobinya , dan ingin mengembangkan bakatnya. untuk dalam pasien orientasi - Klein mengatakan namanya arman - Klien mengatakan perasaannya baik - Klien mengatakan dia seorang dewa / POLRI - Klien mengatakan hobinya menyanyi - Klien mengatakan inginmengembangkan bakatnya

SP I

70

P: - Untuk perawat : lanjutkan SP 1 dan anjurkan klien melakukan kegiatan harian - Untuk klien anjurkan klien melakukan kegiatan hobinya sesuai jadwal harian Gangguan presepsi SP I Hubungan

S: - Klien mengatakan selamat pagi. - Klein mengatakan klien namanya arman - Klien mengatakan isi dan O : yang - Klien nampak menjawab salam - Klien nampak berjabat cara halusinasi cara tangan - Klien nampak tenang - Klien ingat dengan nama perawat - Klien dapat mempraktekan cara mengahardik halusinasi A: - SP I tercapai di tadandai dengan klien mau berjabat tangan dengan perawat , menjawab 71 perasaannya baik

sensori : Halusinasi a. .Membina pendengaran & pengelihatan Hari

saling percaya dengan Klien. b. Membantu

mengenal halusinasi. Hari Sabtu /15/06/2013 Jam 08.00 c. Mengidentifikasi frekuensi situasi menimbulkan halusinasi. d. Mengajarkan mengontrol dengan waktu

menghadrik Halusinasi

salam , duduk berdampingan , Klien dapat mempraktekan cara mengahardik halusinasi P: - Untuk perawat : lanjut ke SP II dan anjurkan klien melakukan kegiatan harian - Untuk klien anjurkan klien mempraktekan cara menghardik halusinasi

Gangguan presepsi

SP II klien halusinasi

S: - Klien mengatakan selamat pagi. - Klein mengatakan namanya arman - Klien mengatakan perasaannya baik O: - Klien nampak menjawab salam - Klien nampak berjabat tangan - Klien nampak tenang - Klien ingat dengan nama perawat - Klien dapat mempraktekan cara bercakap-cakap dengan orang lain. 72

sensori : Halusinasi a. Melatih pendengaran & pengelihatan mengontrol

dengan cara bercakapcakap dengan orang lain

Hari

Sabtu /15/06/2013
Jam 10.00

A: - SP tercapai di tadandai dengan klien mau berjabat tangan dengan perawat , menjawab salam , duduk berdampingan , Klien dapat mempraktekan cara bercakap-cakap dengan orang lain. P: - Untuk perawat : lanjutkan SP II dan anjurkan klien melakukan kegiatan harian - Untuk klien anjurkan klien mempraktekan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Gangguan presepsi SP II klien halusinasi

S: - Klien mengatakan selamat siang. - Klein mengatakan namanya arman - Klien mengatakan perasaannya baik O: - Klien nampak menjawab salam - Klien nampak berjabat tangan - Klien nampak tenang 73

sensori : Halusinasi a. Melatih pendengaran & pengelihatan mengontrol

dengan cara bercakapcakap dengan orang lain

Hari

Sabtu /15/06/2013
Jam 12.00

- Klien ingat dengan nama perawat - Klien dapat mempraktekan cara bercakap-cakap dengan orang lain. A: - SP tercapai di tadandai dengan klien mau berjabat tangan dengan perawat , menjawab salam , duduk berdampingan , Klien dapat mempraktekan cara bercakap-cakap dengan orang lain. P: - Untuk perawat : lanjut ke SP III dan anjurkan klien melakukan kegiatan harian - Untuk klien anjurkan klien mempraktekan cara bercakap-cakap dengan orang lain.

74

Waham Hari

SP II a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian , berdiskusi tentang kemampuan yang di miliki klien dan melatih kemampuan klien

S: - Klien mengatakan selamat siang - Klien mengatakan hobinya menyanyi - Klien mengatakan inginmengembangkan bakatnya - Klien mengatakan senang dengan bakatnya O: - Klien nampak menjawab salam - Klien nampak berjabat tangan - Klien nampak tenang - Klien ingat dengan nama perawa - Klien dapat bernyanyi - Ekspresi wajah senang A: - SP II tercapai di tadandai dengan klien klien dapat bernyanyi , klien senang dengan hobinya , ekspresi wajah senang P: - Untuk perawat : lanjut ke SP III dan anjurkan klien melakukan kegiatan harian

Sabtu /15/06/2013
Jam 14.00

75

- Untuk klien anjurkan klien melakukan kegiatan hobinya sesuai jadwal harian .

Gangguan presepsi

SP III

S: - Klien mengatakan selamat siang. - Klein mengatakan namanya arman - Klien mengatakan perasaannya baik O: - Klien nampak menjawab salam - Klien nampak berjabat tangan - Klien nampak tenang - Klien ingat dengan nama perawat - Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menyibukan diri A: - SP III tercapai di tadandai dengan klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menyibukan diri dan menyebutkan aktivitasnya.

sensori : Halusinasi a. Melatih klien pendengaran & pengelihatan Hari mengontrol halusinasi dengan cara menyibukan diri

Minggu
/16/06/2013 Jam 08.00

76

P: - Untuk perawat : lanjutkan SP III dan anjurkan klien melakukan kegiatan harian - Untuk klien anjurkan klien mengontrol halusinasi dengan cara menyibukan diri.

Gangguan presepsi

SP III

S: - Klien mengatakan selamat siang. - Klein mengatakan namanya arman - Klien mengatakan perasaannya baik O: - Klien nampak menjawab salam - Klien nampak berjabat tangan - Klien nampak tenang - Klien ingat dengan nama perawat - Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menyibukan diri

sensori : Halusinasi a. Melatih klien pendengaran & pengelihatan Hari mengontrol halusinasi dengan cara menyibukan diri

Minggu
/16/06/2013 Jam 10.00

77

A: - SP III tercapai di tadandai dengan klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menyibukan diri dan menyebutkan aktivitasnya. P: - Untuk perawat : pertahankan SP III dan anjurkan klien melakukan kegiatan harian - Untuk klien anjurkan klien mengontrol halusinasi dengan cara menyibukan diri. Waham Hari SP II a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian , berdiskusi tentang kemampuan yang di miliki klien dan melatih kemampuan klien

S: - Klien mengatakan selamat siang - Klien mengatakan hobinya menyanyi - Klien mengatakan inginmengembangkan bakatnya - Klien mengatakan senang dengan bakatnya

Minggu
/16/06/2013 Jam 12.00

78

O: - Klien nampak menjawab salam - Klien nampak berjabat tangan - Klien nampak tenang - Klien ingat dengan nama perawa - Klien dapat bernyanyi - Ekspresi wajah senang A: - SP II tercapai di tadandai dengan klien klien dapat bernyanyi , klien senang dengan hobinya , ekspresi wajah senang P: - Untuk perawat : lanjutkan SP II dan anjurkan klien melakukan kegiatan harian - Untuk klien anjurkan klien melakukan kegiatan hobinya sesuai

79

Waham Hari

SP II a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian , berdiskusi tentang kemampuan yang di miliki klien dan melatih kemampuan klien

S: - Klien mengatakan selamat siang - Klien mengatakan hobinya menyanyi - Klien mengatakan inginmengembangkan bakatnya - Klien mengatakan senang dengan bakatnya O: - Klien nampak menjawab salam - Klien nampak berjabat tangan - Klien nampak tenang - Klien ingat dengan nama perawa - Klien dapat bernyanyi - Ekspresi wajah senang A: - SP II tercapai di tadandai dengan klien klien dapat bernyanyi , klien senang dengan hobinya , ekspresi wajah senang

Minggu
/16/06/2013 Jam 14.00

80

P: - Untuk perawat : Pertahankan SP II dan anjurkan klien melakukan kegiatan harian - Untuk klien anjurkan klien melakukan kegiatan hobinya sesuai

Gangguan presepsi

SP I Keluarga

S: Keluarga mengatakan pengertian halusinasi Keluarga mengatakan jenis-jenis halusinasi Keluarga mengatakan tanda dan gejala halusinasi O: - Keluarga bisa mengulangi apa pengertian halusinasi - Keluarga dapat mengulangi jenis jenis halusinasi - Keluarga dapat mengulangi tanda dan gejala halusinasi - Keluarga belum dapat melakuka cara melrawat klien dengan halusinasi 81

sensori : Halusinasi a. Pendidikan kesehatan pendengaran & pengelihatan Hari tentang pengertian halusinasi b. Jenis-jenis halusnasi yang di alami klien c. Tanda dan gejala halusinasi d. Cara merawat klien dengan halusinasi

Minggu
/16/06/2013 Jam 14.10

A: - SP I belum tercapai di tadandai dengan klien Keluarga belum dapat melakuka cara melrawat klien dengan halusinasi P: - Untuk perawat : lanjutkan SP I - Untuk keluarga anjurkan untuk melatih cara merawat klien dengan halusinasi

82

A. Strategi Pelaksanaan pertemuan 1 hari ke 1 Nama Diagnos Keperawatan Ruangan Tanggal Jam SP 1 : Tn. A : Halusinasi Pendengaran & pengelihatan : Salak : 14 / 06 / 2013 : 09 : 00 WITA : Membina klien, Hubungan saling percaya dengan

membantu klien mengenal Halusinas, cara Mengotrol Halusinas,

Menjelaskan

mengajarkan cara menghadrik Halusinasi

RESPON KLIEN KEGIATAN PERAWAT VERBAL NON VERBAL

1. Tahap Preinteraksi a. Mengumpul Data tentang Klien b. Membuat rencana dengan klien c. Persiapan fisik dan mental menghadapi klien 2. Tahap Orientasi Mengucapkan Pak Perkenalkan saya Mantri, yang akan merawat Bapak. Nama saya Mantri Adhila biasa di panggil Adila saja . Kalau boleh tahu Nama Bapak siapa ? Senangnya di Panggil apa ? Bapak arman Bisa di minta waktunya 20 Menit untuk bercakap cakap dengan bapak ? Arman Arman Iya Menatap Menatap Iya Menatap salam Selamat Pagi Pagi pak mantri Menetap

83

Bagaimana kalau Bincang bincangnya di kursi sini saja pak ?

Iya

Iya

3.

Tahap Kerja Apa keluhan sekarang ? Apakah sering mendengar suara suara bisikan / melihat sesuatu ? Suara apa yang Bapak dengar ? Suara yang mengatakan kalau saya tuhan renkarnasi dari dewa hindu Pada waktu kapan suara itu muncul pak ? (pagi, siang atau malam) Bearapa lama frekuensi suara itu pak ?? Apa yang Bapak lakukan jika suara itu Muncul ?? Maff arman sepertinya tadi waktu kita berbincang bincang tiba-tiba arman melihat sesuatu , apa yang arman lihat ?? 5 menit Tidak ada pak Mantri Iya , saya melihat ada dewa hindu di depan saya . Bagaimana pak kalau kita belajar cara agar suara suara itu hilang & Menatap Menatap Menatap Setiap hari Menuduk Menatap yang bapak rasakan Tidak ada pak Mantri Iya Menatap Menatap

Iya

Menatap

pandangan-pandangan itu tidak muncul lagi ? Jadi Pak cara untuk menghilangkan suara suara itu ada 3 cara yaitu : 1. 2. Menghadrik halusinasi Bercakap cakap dengan orang lain Iya Menatap

84

3.

Melakukan terjadwal

kegiatan

yang sudah

Bagaimana Paka kalau kita belajar satu cara dulu yaitu menghadrik. Pada saat suara / pandangan itu muncul Arman langsung tutup telinga / mata dan mengatakan pergi kau suara palsu say tidak mau di ganggu di ulang

Iya pergi kau suara palsu saya tidak mau di ganggu sambil menutup ke dua telinga

Menunduk

sampai suara itu hilang / pergi kau saya tidak mau lihat , pergii.. pergii .... Bagaiaman

kalau

bapak

yang

Iya pergi kau suara palsu saya tidak mau di ganggu / pergi kau saya

menutup ke 2 teinga

praktekan sendiri ??

menutp ke 2 mata

Iya, Pak begitu. Ualng lagi pak caranya.

tidak mau lihat , pergii.. pergii

4. Tahap Terminasi Bagaimana perasaan Bapak setalah Senang Menatap berbincang bincang dengan saya ? Kalau suara suara itu / pandangan itu muncul lagi pak. Langsung saja Pak Iya Pak Mantri Menatap

praktekan cara yang pak mantri ajarkan tadi. Bagaimana pak kalau jam satu siang kita berbincang lagi ? Iya Menatap

85

Terimah kasih pak atas kerjasamanya (berjabat tangan)

Iya

Menatap sambil berjabat tangan

86

Strategi Pelaksan pertemuan ke 2 hari ke 1 Nama Diagnos Keperawatan Ruangan Tanggal Jam SP 1 : Tn. A : Halusinasi Pendengaran & pengelihatan : Salak : 14 / 06 / 2013 : 13: 00 WITA : Membina klien, Hubungan saling percaya dengan

membantu klien mengenal Halusinas, cara Mengotrol Halusinas,

Menjelaskan

mengajarkan cara menghadrik Halusinasi.


RESPON KLIEN KEGIATAN PERAWAT VERBAL NON VERBAL

1. Tahap Preinteraksi Mengumpul Data tentang Klien Membuat rencana dengan klien Persiapan fisik dan mental menghadapi klien. 2.Tahap Orientasi Mengucapkan Pak Masih ingat dengan saya arman ?? Ia betul sekali arman , ternyata arman masih ingat nama saya Arman Bisa di minta waktunya 20 Menit untuk bercakap cakap dengan bapak ? Bagaimana kalau Bincang bincangnya di kursi sini saja pak ? Iya Menatap Iya Menatap salam Selamat siang Siang pak mantri Pak Adila kan ? Iya Menatap Menatap Menetap

87

3.Tahap Kerja Apa keluhan sekarang ? Apakah bapak masih ingat cara yang bapak rasakan Tidak ada pa Mantri Iya masih Menatap Menatap

menghadrik Halusinasi yang saya ajarkan tadi pagi ? Bagaiaman kalau bapak yang Iya pergi kau suara palsu saya Iya, Pak begitu. Ualng lagi pak caranya. tidak mau di ganggu / pergi kau saya tidak mau lihat , pergii.. pergii menatap

praktekan sendiri ??

4. Tahap Terminasi Bagaimana perasaan Bapak setalah Iya Senang Iya Pak Mantri Menatap Menunduk berbincang bincang dengan saya ? Kalau suara suara itu / pandangan itu muncul lagi pak. Langsung saja Pak

praktekan cara yang pak mantri ajarkan tadi. Bagaimana pak kalau sebentar jam 14.00 kita akan berbincang lagi? Terimah kasih pak atas kerjasamanya (berjabat tangan) Iya Iya Menatap sambil berjabat tangan

88

Strategi Pelaksanaan pertemuan ke 3 hari 1 Nama Diagnos Keperawatan Ruangan Tanggal Jam SP 1 : Tn. A : Waham nihilistik & kebesaran : Salak : 14 / 06 / 2013 : 14 : 00 WITA : Membina Hubungan Saling Percaya , membantu orientasi realita , mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi , membantu pasien memenuhi kebutuhannya , mengajukan pasien untuk memasukkan dalam daftar harian .

RESPON KLIEN KEGIATAN PERAWAT VERBAL NON VERBAL

1. Tahap Preinteraksi Mengumpul Data tentang Klien Membuat rencana dengan klien Persiapan fisik dan mental menghadapi klien. 2. Tahap Orientasi Mengucapkan Pak Masih ingat dengan saya arman ?? Ia betul sekali arman , ternyata arman masih ingat nama saya Arman Bisa di minta waktunya 20 Menit untuk bercakap cakap dengan bapak ? Bagaimana kalau Bincang bincangnya di kursi sini saja pak ? Iya mantri Menatap Iya mantri Menatap Iya adila kan Iya Menatap Menatap salam Selamat Pagi Pagi mantri Menatap

89

3. Tahap kerja Saya Mengerti kalau arman merasa Iya mantri adalah renkarnasi dari dewa menurut pikiran Menatap

hindu,anggota Polri tetapi dewa itu saya begitu bukanlah manusia seperti kita dan arman buknlah seorang anggota polri Sekarang saya akan menanyakan kepada Hobi saya arman , apa saja sih hobinya arman menyanyi pak ..coaba arman utarakan satu-satu ... mantri Menatap Oowww ,, jadi arman bisa menyanyi Iya pak mantri tidak semua orang loo bisa menyanyi .. saya bisa Arman bisa ceritakan , kapan arman menyanyi pandai menyanyii .. Jadi waktu kecil ya ... arman bisa Iya mantri menyanyi di depan saya sekarang Wahh .. bagus sekali suara arman Iya Menatap Bagai mana kalu kita masukan jadwal Iya 3x mantri untuk melatih hobi arman ini .. seminggu mau berapa kali ...? Apa yang arman bernyanyi harapkan dari dari Ingin menyanyi arman pak mantri Menatap Menatap Menatap

kemampuan skarang ? 4. Tahap Terminasi

Bagai mana perasaan arman sekarang Senang pak setelah kita berbincang-bincang dengan mantri hobi arman tadi ...?

Menatap

Nah setelah ini coba arman dalami hobi Iya pak mantri arman sesuai jadwal yang sudah kita buat ya arman ..?

Menatap

Besok kita ketemu lagi ya ... bagai Iya pak mantri mana kalo jam 8 pagi ...Terima kasih

Menatap Jabat tangan

90

Strategi pelaksanaan pertemuan ke 1 hari ke 2 Nama Diagnos Keperawatan Ruangan Tanggal Jam SP 1 : Tn. A : Halusinasi Pendengaran & pengelihatan : Salak : 15 / 06 / 2013 : 08: 00 WITA : Membina klien, Hubungan saling percaya dengan

membantu klien mengenal Halusinas, cara Mengotrol Halusinas,

Menjelaskan

mengajarkan cara menghadrik Halusinasi.


RESPON KLIEN KEGIATAN PERAWAT VERBAL NON VERBAL

1. Tahap Preinteraksi Mengumpul Data tentang Klien Membuat rencana dengan klien Persiapan fisik dan mental menghadapi klien. 2.Tahap Orientasi Mengucapkan Pak Masih ingat dengan saya arman ?? Ia betul sekali arman , ternyata arman masih ingat nama saya Sesuai janji kita kemarin Arman Bisa di minta waktunya 20 Menit untuk Iya Iya Menatap Menatap bercakap cakap dengan saya ? Bagaimana kalau Bincang bincangnya di kursi sini saja pak ? Iya Menatap Pak Adila kan ? Iya Menatap Menatap salam Selamat pagi Pagi pak mantri Menetap

91

3.Tahap Kerja Apa keluhan sekarang ? Apakah bapak masih ingat cara yang bapak rasakan Tidak ada pa Mantri Iya masih Menatap Menatap

menghadrik Halusinasi yang saya ajarkan tadi pagi ? Bagaiaman kalau bapak yang Iya pergi kau suara palsu saya tidak mau di ganggu / pergi kau saya tidak mau lihat , pergii.. pergii menatap

praktekan sendiri ?? Iya, Pak begitu. Ualng lagi pak caranya.

4. Tahap Terminasi Bagaimana perasaan Bapak setalah Iya Senang Menatap berbincang bincang dengan saya ? Kalau suara suara itu / pandangan itu muncul lagi pak. Langsung saja Pak Iya Pak Mantri

praktekan cara yang pak mantri ajarkan tadi. Bagaimana pak kalau sebentar jam 10:00 kita akan berbincang lagi , dan saya akan mengajarkan cara ke dua yaitu bercakapcakap dengan teman-teman . Terimah kasih pak atas kerjasamanya (berjabat tangan) Iya

Iya Menatap sambil berjabat tangan

92

Strategi Pelaksanaan Pertemuan ke 2 hari ke 2 Nama Diagnos Keperawatan Ruangan Tanggal Jam SP 2 : Tn. A : Halusinasi Pendengaran & pengelihatan . : Salak : 15 / 06 / 2013 : 10: 00 WITA : Melatih klien mengotrol Halusinasi dengan cara bercakap cakap dengan orang lain.
RESPON KLIEN KEGIATAN PERAWAT VERBAL NON VERBAL

1. Tahap Pra Interaksi Mengumpul data tentang klien Membuat rencana dengan klien Persiapan fisik dan mental menghadapi klien. 2. Tahap orientasi Mengucapkan Pak Masih ingat dengan saya arman ?? Ia betul sekali arman , ternyata arman masih ingat nama saya Sesuai janji saya cara tadi , saya yang akan Iya Menatap salam Selamat siang Siang pak mantri Pak Adila kan ? Iya Menatap Menatap Menatap

mengajarkan Boleh kita menit pak ?

ke 2 yaitu Iya Iya Menatap Menatap

bercakap - cakap dengan orang lain. berbincang bincang 20

Bagaimana kalau di luar rungan saja pak kita bincang - bincang ?

Iya

Menatap

93

3. Tahap Kerja Pak arman masih ingat cara ke dua yang Iya pak Mantri saya ajarkan tadi ...? Sekarang coba arman praktekan kembali cara yang saya ajarkan tadi ? Iya Tolong. Saya mulai mendengar suara suara itu lagi, ayo ngobrol dengan saya. Iya Pak begitu, coba Ulang Lagi pak. Iya Tolong. Saya mulai melihat pandanganpandangan itu lagi, ayo ngobrol dengan saya. Bagus sekali arman , ternyata arman masih mengingat cara yang saya ajarkan tadi ya ... bagus Sekarang kalau suara / pengelihatan itu muncul lagi , arman langsung saja mempraktekan cara yang saya ajarkan tdi ya .... Iya Pa Mantri Menatap Iya mantri Menatap Menatap Menatap Menatap

94

4.

Tahap Terminasi Bagaimana perasaan Bapak setealah latihan dengan cara yang ke dua ? Jadi sudah ada dua cara yang saya ajarkan kepada bapak untuk mencegah timbulnya halusinasi. Coba ke 2 cara yang saya ajarkan Pak di praktekan ketika suar itu muncul. Baiklah, nanti Jam 12 : 00 kita akan bercakap cakap lagi ya arman , bagai mana boleh ? Terima kasih Pak atas kerjasamanya Iya pak mantri Menatap Iya pak mantri Menatap Iya pak mantri Menatap Iya Menatap Baik mantri Menatap

95

Strategi Pelaksanaan pertemuan ke 3 hari ke 2 Nama Diagnos Keperawatan Ruangan Tanggal Jam SP 2 : Tn. A : Halusinasi Pendengaran & pemgelihatan : Salak : 15 / 06 / 2013 : 12 : 00 WITA : Melatih klien mengotrol Halusinasi deng cara bercakap cakap dengan orang lain.
RESPON KLIEN KEGIATAN PERAWAT VERBAL VERBAL NON

1. Tahap Pra Interaksi Mengumpul data tentang klien Membuat rencana dengan klien Persiapan fisik dan mental menghadapi klien. 2. Tahap Orientasi Tahap orientasi Mengucapkan Selamat siang Pak Masih ingat dengan saya arman ?? Ia betul sekali arman , ternyata arman masih ingat nama saya . Sesuai janji saya tadi kita akan bincang bincang lagi kan arman ? Boleh kita berbincang - bincang 20 menit pak ? Bagaimana kalau di luar rungan saja pak kita bincang - bincang ? Iya Iya Iya Iya Menatap salam Siang pak mantri Pak Adila kan ? Iya Menatap Menatap

96

3. Tahap kerja

Pak arman masih ingat cara ke dua yang saya ajarkan tadi ...? Sekarang coba arman praktekan kembali cara yang saya ajarkan tadi ? Iya Tolong. Saya mulai mendengar suara suara itu lagi, ayo ngobrol dengan saya. Iya Pak begitu, coba Ulang Lagi pak. Iya Tolong. Saya mulai melihat pendanganpandangan itu lagi, ayo ngobrol dengan saya. Bagus sekali arman , ternyata arman masih mengingat cara yang saya ajarkan tadi ya ... bagus Sekarang kalau suara / pengelihatan itu muncul lagi , arman langsung saja mempraktekan cara yang saya ajarkan tdi ya .... Iya Pa Mantri Iya mantri Menatap Iya pak Mantri Menatap

97

4. Tahap Terminasi Bagaimana perasaan Bapak setealah Baik mantri Menatap

latihan dengan cara yang ke dua ? Jadi sudah ada dua cara yang saya ajarkan kepada bapak untuk mencegah timbulnya halusinasi. Coba ke 2 cara yang saya ajarkan Pak di praktekan ketika suar itu muncul. Baiklah, bagai mana kalau sebentar kita kita akan bercakap cakap tentang hobi arman , bagai mana boleh ? Terima kasih Pak atas kerjasamanya Iya pak mantri Menatap Iya pak mantri Menatap Iya pak mantri Menatap Iya Pak mantri Menatap

98

Strategi Pelaksanaan pertemuan ke 4 hari 2 Nama Diagnos Keperawatan Ruangan Tanggal Jam SP 2 : Tn. A : Waham nihilistik & kebesaran : Salak : 15 / 06 / 2013 : 14 : 00 WITA : Mengevaluasi jadwal kegiatan harian ,

berdiskusi tentang kemampuan yang di miliki klien dan melatih kemampuan klien .
RESPON KLIEN KEGIATAN PERAWAT VERBAL NON VERBAL

1. Tahap Preinteraksi Mengumpul Data tentang Klien Membuat rencana dengan klien Persiapan fisik dan mental menghadapi klien. 2. Tahap Orientasi Masih ingat dengan saya arman ?? Ia betul sekali arman , ternyata arman masih ingat nama saya Sesuai janji kita tadi , kalo kita akan bercakap cakap megenai hobi arman kemarin ya ... Arman Bsa di minta waktunya 20 Menit untuk bercakap cakap dengan bapak ? Bagaimana kalau Bincang bincangnya di kursi sini saja pak ? Iya Menatap Iya Menatap Iya Menatap Iya mantri adila Iya Menatap Menatap

99

3. Tahap kerja Kemarin arman mengatakan kalau hobi arman adalah menyanyi , dan kita sepakat kalau hari ini kita akan latihan menyanyi ya arman ...? Memangnya arman tidak ingin jadi Ingin pak mantri seorang penyanyi ...? Ooo bagus kalo begitu arman ... Kalau begitu coba arman menyanyi sekarang ...? Wah... suara arman bagus sekali , ternyata hobi arman yang satu ini harus lebih di kembangkan lagi , 4. Tahap Terminasi Bagai mana perasaan arman sekarang setelah kita berbincang-bincang dengan hobi arman tadi ...? Nah setelah ini coba arman dalami hobi arman sesuai jadwal yang sudah kita buat ya arman ..? Besok kita ketemu lagi ya ... bagai mana kalo jam 8 pagi ... Terima kasih arman , kalau begitu sampai ketemu besok ya arman Iya pak mantri Menatap Iya pak mantri Menatap Iya pak mantri Menatap Senang pak mantri Menatap Iya pak mantri Iya ( menyanyi ) Iya pak mantri Menatap Menatap Menatap Iya pak mantri Menatap

100

Strategi Pelaksanaan pertemuan ke 1 hari ke 3 Nama Diagnos Keperawatan Ruangan Tanggal Jam SP 3 : Tn. A : Halusinasi Pendengaran & pemgelihatan : Salak : 16 / 06 / 2013 : 08 : 00 WITA : Melatih klien mengotrol Halusinasi dengan cara menyibukan diri
RESPON KLIEN KEGIATAN PERAWAT VERBAL VERBAL NON

1. Tahap Pra Interaksi Mengumpul data tentang klien Membuat rencana dengan klien Persiapan fisik dan mental menghadapi klien. 2. Tahap Orientasi Tahap orientasi Mengucapkan Selamat siang Pak Masih ingat dengan saya arman ?? Ia betul sekali arman , ternyata arman masih ingat nama saya . Sesuai janji saya tadi kita akan bincang bincang lagi kan arman ? Boleh kita berbincang - bincang 20 menit pak ? Bagaimana kalau di luar rungan saja pak kita bincang - bincang ? Iya Iya
Menatap

salam
Siang pak mantri

Menatap

Pak Adila kan ?

Menatap

Iya

Menatap Menatap

Iya

Menatap

101

3. Tahap kerja

Kemarin kita sudah belajar cara ke dua dan sekarang kita belajar cara ke tiga , Iya pak mantri yaitu menyibukan diri dengan melakukan aktivitas yang lain , bagai mana arman kita bisa mulai ? Caranya kalau arman mendengar suara atau melihat sesuatu lagi , langsung sja Iya pak mantri arman melakukan aktivitas seperti : mandi , menyapu , mengambil air minum , atau membantu mengambil makanan untuk teman-teman arman , bagai mana bisa arman ? Sekarang coba arman ulangi aktivitasaktivitas tadi ...? Baguss , sekarang arman sudah bisa cara ke tiga , bagus arman , bagus ... melakukan aktivitas seperti : mandi , menyapu , mengambil air minum , atau membantu mengambil makanan untuk teman-teman arman
Menatap Menatap Menatap

102

4. Tahap Terminasi Bagaimana perasaan Bapak setealah Senang pak mantri Iya pak mantri
Menatap Menatap

latihan dengan cara yang ke tiga ? Jadi sudah ada tiga cara yang saya ajarkan kepada bapak untuk mencegah timbulnya halusinasi. Coba ke 3 cara yang saya ajarkan Pak di praktekan muncul. Baiklah, bagai mana kalau sebentar kita kita akan bercakap cakap jam 10.00 , bagai mana boleh ? Terima kasih Pak atas kerjasamanya ketika suara/pandangan itu

Iya

Menatap

Iya pak mantri

Menatap

Iya pak mantri

Menatap

103

Strategi Pelaksanaan pertemuan ke 2 hari ke 3 Nama Diagnos Keperawatan Ruangan Tanggal Jam SP 3 : Tn. A : Halusinasi Pendengaran & pemgelihatan : Salak : 16 / 06 / 2013 : 10 : 00 WITA : Melatih klien mengotrol Halusinasi dengan cara menyibukan diri
RESPON KLIEN KEGIATAN PERAWAT VERBAL VERBAL NON

1. Tahap Pra Interaksi Mengumpul data tentang klien Membuat rencana dengan klien Persiapan fisik dan mental menghadapi klien. 5. Tahap Orientasi Tahap orientasi Mengucapkan Selamat siang Pak Masih ingat dengan saya arman ?? Ia betul sekali arman , ternyata arman masih ingat nama saya . Sesuai janji saya tadi kita akan bincang bincang lagi kan arman ? Boleh kita berbincang - bincang 20 menit pak ? Bagaimana kalau di luar rungan saja pak kita bincang - bincang ? Iya
Menatap Pak Adila kan ? Menatap Menatap

salam Siang pak mantri Menatap

Iya

Iya

Menatap

Iya

Menatap

104

3. Tahap kerja

Tadi kita sudah belajar cara ke tiga untuk Iya pak mantri mengendalikan halusinasi , apakah arman masih mengingatnya ? Coba arman katakan aktivitas apa saja melakukan yang di lakukan saat halusinasi itu datang aktivitas seperti ? : mandi , menyapu , mengambil air minum , atau membantu mengambil makanan untuk teman-teman arman

Menatap

Menatap

4. Tahap Terminasi Bagaimana perasaan Bapak setealah Senang pak mantri Iya pak mantri
Menatap Menatap

latihan dengan cara yang ke tiga ? Jadi sudah ada tiga cara yang saya ajarkan kepada bapak untuk mencegah timbulnya halusinasi. Coba ke 3 cara yang saya ajarkan Pak di praktekan muncul. Baiklah, bagai mana kalau sebentar kita kita akan bercakap cakap tentang hobi arman lagi jam 12 00 , bagai mana boleh ? Terima kasih Pak atas kerjasamanya ketika suara/pandangan itu

Iya

Menatap

Iya pak mantri


Menatap

Iya pak mantri

Menatap

105

Strategi Pelaksanaan pertemuan ke 3 hari 3 Nama Diagnos Keperawatan Ruangan Tanggal Jam SP 2 : Tn. A : Waham : Salak : 16 / 06 / 2013 : 12 : 00 WITA : Mengevaluasi jadwal kegiatan harian ,

berdiskusi tentang kemampuan yang di miliki klien dan melatih kemampuan klien .
RESPON KLIEN KEGIATAN PERAWAT VERBAL NON VERBAL

1. Tahap Preinteraksi Mengumpul Data tentang Klien Membuat rencana dengan klien Persiapan fisik dan mental menghadapi klien. 2. Tahap Orientasi Masih ingat dengan saya arman ?? Ia betul sekali arman , ternyata arman masih ingat nama saya Sesuai janji kita tadi , kalo kita akan bercakap cakap megenai hobi arman kemarin ya ... Arman Bisa di minta waktunya 20 Menit untuk bercakap cakap boleh ? Bagaimana kalau Bincang bincangnya di kursi sini saja pak ? iyaa boleh iyaa boleh
Menatap

Slamat siang mantri..adila ya iya

Menatap
Menatap Menatap

iya

Menatap

Menatap

106

3. Tahap kerja hari ini kita akan latihan menyanyi ya arman ...? Kalau begitu coba arman menyanyi sekarang ...? Wah... suara arman bagus sekali , ternyata hobi arman yang satu ini harus lebih di kembangkan lagi , Arman kalau saya lihat arman lebih Iyaa ... kah cocok jadi penyanyi dari pada jadi mantri ? iyaa renkarnasi dari dewa hindu / anggota kalo begitu saya POLRI , arman cocok kok jadi penyanyi mau latihan , suara arman bagus lagi , jadi sekarang bernyanyi saja mending arman jadi penyanyi sja ... mantri...
Menatap Menatap

iyaa

Menatap

iyaa ( bernyanyi ) Iya mantri

Menatap

Menatap

Sekarang saya harap arman punya cita- Iya mantri , saya cita jadi penyanyi sja ya .... ingin berlatih menyanyi 4. Tahap Terminasi Bagai mana perasaan arman sekarang Senang pak setelah kita berbincang-bincang dengan mantri , ternyata hobi arman tadi ...? enak jadi

Menatap

Nah setelah ini coba arman dalami hobi penyanyi arman sesuai jadwal yang sudah kita Iya mantri saya buat ya arman ..? akan latihan

Menatap

Sebentar kita ketemu lagi ya arman jam sesuai jadwal 14.00 boleh arman ? Terima kasih arman , Iya mantri

Menatap

Menatap

Sama-sama

107

Strategi Pelaksanaan pertemuan ke 4 hari 3 Nama Diagnos Keperawatan Ruangan Tanggal Jam SP 2 : Tn. A : Waham : Salak : 16 / 06 / 2013 : 14 : 00 WITA : Mengevaluasi jadwal kegiatan harian ,

berdiskusi tentang kemampuan yang di miliki klien dan melatih kemampuan klien .
RESPON KLIEN KEGIATAN PERAWAT VERBAL NON VERBAL

1. Tahap Preinteraksi Mengumpul Data tentang Klien Membuat rencana dengan klien Persiapan fisik dan mental menghadapi klien. 2. Tahap Orientasi Slamat siang ,Masih ingat dengan saya arman ?? Ia betul sekali arman , ternyata arman masih ingat nama saya Sesuai janji kita tadi , kalo kita akan bercakap cakap megenai hobi arman kemarin ya ... Arman Bisa di minta waktunya 20 Menit untuk bercakap cakap boleh ? Bagaimana kalau Bincang bincangnya di kursi sini saja pak ? iyaa boleh Menatap iyaa boleh Menatap iya Menatap Slamat siang mantri..adila ya iya Menatap Menatap Menatap

108

3. Tahap kerja Sekarang kita akan latihan menyanyi ya arman ...? Kalau begitu coba arman menyanyi sekarang ...? Wah... suara arman bagus sekali , ternyata hobi arman yang satu ini harus lebih di kembangkan Arman kalau saya lihat arman lebih Iyaa ... kah cocok jadi penyanyi dari pada jadi mantri ? iyaa renkarnasi dari dewa hindu / anggota kalo begitu saya POLRI , arman cocok kok jadi penyanyi mau latihan , suara arman bagus lagi , jadi sekarang bernyanyi saja mending arman jadi penyanyi sja ... mantri... Menatap Sekarang saya harap arman punya cita- Iya mantri , saya cita jadi penyanyi sja ya .... ingin berlatih menyanyi 4. Tahap Terminasi Bagai mana perasaan arman sekarang Senang pak setelah kita berbincang-bincang dengan mantri , ternyata hobi arman tadi ...? enak jadi penyanyi Nah setelah ini coba arman dalami hobi Iya mantri saya arman sesuai jadwal yang sudah kita akan latihan buat ya arman ..? sesuai jadwal Menatap Menatap Menatap Menatap iyaa ( bernyanyi ) Iya mantri Menatap iyaa Menatap

Menatap

Kalau begitu saya pulang dulu ya arman Iya mantri sampai ketemu lagi arman Terima kasih arman , Sama-sama

Menatap

109

Strategi Pelaksanaan pertemuan ke 4 hari 3 Nama Diagnos Keperawatan Ruangan Tanggal Jam SP I : Nn . A : Waham : Salak : 16 / 06 / 2013 : 14 : 10 WITA : Pendidikan kesehatan tentang pengertian

halusinasi , jenis halusinasi yang di alami pasien , tanda dan gejala halusinasi , cara-cara merawat pasien halusinasi
RESPON KLIEN KEGIATAN PERAWAT VERBAL NON VERBAL

1. Tahap Preinteraksi Mengumpul Data tentang Klien Membuat rencana dengan klien Persiapan fisik dan mental menghadapi klien. 2. Tahap Orientasi Slamat siang Perkenalkan nama saya adila , saya perawat yang merawat arman di sini Kalau boleh saya tau apa hubungan ibu dengan pasien ? Kalau begitu saya Bisa di minta bercakap iyaa boleh Menatap saya adiknya Menatap Slamat siang iya Menatap Menatap

waktunya 20 Menit untuk cakap boleh ?

Bagaimana kalau Bincang bincangnya di kursi sini saja bu ?

iyaa boleh

Menatap

110

3. Tahap kerja Sekarang saya ingin menjelaskan kepada ibu tentang penyakit yang di alami arman sekarang ini boleh bu ..? Penyakit yang di alami arman adalah halusinasi , halusinasi itu adalah persepsi yang di lihat oleh arman tetapi iyaa Menatap

sebenarnya tidak ada bu ... , jenis halusinasi yang di alami arman adalah halusinasi pendengaran dan pengelihatan ,dan tanda dan gejalanya itu adalah berbicara sendiri , gelisah dan biasanya ketawa sendiri atau seperti melihat sesuatu , Nah sekarang bagai mana apakah ibu sudah mengetahui tentang penyakit yang di alami arman ? Kalau begitu bisa saya minta ibu untuk mengutarakan yang saya katakan tadi ? halusinasi itu Menatap adalah persepsi yang di lihat tetapi sebenarnya tidak ada jenis halusinasi yang di alami arman adalah halusinasi pendengaran dan pengelihatan ,dan tanda dan gejalanya itu adalah berbicara sendiri , gelisah dan biasanya ketawa sendiri atau seperti melihat sesuatu , Iya mantri Menatap

111

Wahh bagus sekali ternyata ibu sudah aduh .. mantri dapat mengetahui sekilas tentang maaf saya

Menatap

halusinasi , selanjutnya bagai mana kalau sedang terburukita belajar cara merawat klien dengan buru karena ada halusinasi urusan yang haru saya selesaikan Oww begitu yaa buu ... baiklah ngak iya mantri paapa kok bu , mungkin lain waktu saja kita belajrnya
4. Terminasi

Menatap

Terima kasih bu sudah meluangkan waktunya untuk berbincang-bincang kalau begitu saya permisi dulu ya bu , dan lain waktu kita ketemu lagi

iya mantri

Menatap

Terimakasih buu sampai jumapa

iya mantri

Menatap

112

BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian Berdasarkan hasil pengkajian yang telah di lakukan di rumah sakit jiwa madani palu bahwa Tn A mengalami gangguan persepsi sensori hausinasi pendengaran & pengelihatan di sebabkan oleh banyak hal yang melatar belakngi gangguan kejiawaannya termasuk di dalamnya seperti keluhan klien mengatakan mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa dia tuhan , renkarnasi dari dewa hindu , klien mengatakan bahwa ia juga angguta POLRI , dan sering melihat tokoh-tokoh pendekar film amerika , klien mengatakan bahwa ia membanci agamanya ( islam ) , klien mengatakan ia tidak suka dengan annggota tubuhnya seperti jantung , paru , lambung , klien juga mengatakan bahwa ia ernah menikah dan putus obat. Klien juga mngatakan tidak pernah mengikuti kegiatan masyarkat / organisasi ,ekspersi wajah nampak tegang , gelisah ,dan mudah marah , afek tidak sesuai , klien khawatir dengan halusinasinya adapun hasil TTV , yaitu TD : 120 / 70 mmHg , N : 86x/i , R : 24x/i , S : 36 ,5 Pada kasus halusinasi secara teori menurut Mary C .towsend 1998 :98-103 dapat di temukan data yaitu mengenai tanda dan gejala abnormal yang tampak dari klin baik secara objektif dan subjektif antara lain : bicara , senyum dan tertawa sendiri , mengatkan mendengar suara , meilhat , mengecap , mencium , merusak diri sendiri orang lain dan lingkungan tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata , tidak dapat
113

memusatkan perhatian dan konsentrasi ,pembicaraan kacau kadang-kadang tidak masuk akal ,sikap curiga , menarik diri , menghindar dari orang lain , sulit membuat keputusan , tidak mampu menlakukan asuhan mandiri ,mudah tersinggung dan menyalahkan diri sendiri dan orang lain , muka merah dan kadang-kadang pucat , ekspresi wajah tegang , tekanandarah meningkat , nadi cepat , banyak keringat dan ketakutan . Berdasarkan teori dan data yang di peroleh , terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang ada yaitu : terdapat beberapa tanda dan gejala yang terdapat pada teori tidak terdapat pada klien antara lain sikap curiga ,terjadi peningkatan denyut jantung , nadi , pernafasan ,dan tekanan darah serta ketakutan , dari data tersebut maka penulis berasumsi bahwa tidak selamanya pada kasus halusinasi terdapat tanda dan gejala yang di temukan pada teori karena klien sudah mendapatkan pengobatan dan perawatan sehingga klien dapat beradaptasi . hal ini di dukung oleh hasil penelititan yang di lakukan oleh Suryaningsih yang bejudul pengaruh terapi aktivitas kelompok pada stimulasi persepsi halusinasi terhadap frekuensi halusinasi di R.S . Grhasia provinsi DIY pada tahun 2007. Yang mengemukakan bahwa tidak semua tandan dan gejala yang ada pada teori di temukan pada kasus yang nyata hal ini di sebabhkan oleh lamanya pengobatan dan perawatan yang telah di jalani oleh klien sehingga klien mampu beradaptasi dengan lingkungannya . Hal ini juga di dukung dengan hasil penelititan menurut sandi pada tahun 2012 yang berjudul asuhan keperawatan dewasa pada klien halusinasi pendengaran yang mengatakan

114

bahwa klien yang telah mendapatkan pengobatan dan perawatan serta sudah di ajarkan cara menghardik halusinasi menunjukan tanda dan gejala seperti : ekspresi wajah bersahabat , tidak menunjukan sikap bermusuhan atau curiga ,menunjukan rasa senang , ada kontak mata , mau menjawab salam dan mau duduk berdampingan dengan perawat . hal ini juga di jelaskan oleh Budi Anna Keliat (2011) dalam bukunya yang berjudul keperawatan komunnitas jiwa yang mengemukakan bahwa dengan adanya pengobatan dan perawatan dapat menghilangkan tanda dan gejala. B. Diagnosa keperawatan Diagnosa yang di dapatkan pada hasil pengkajian pada Tn A antara lain gangguan persepsi sensori :halusinasi pendengaran dan pengelihatan , resiko perilaku kekerasan ,distres spiritual ,respon kehilangan , ketakutan , kerusakan interaksi sosial , gangguan isi pikir. Ada beberapa diagnosa keperawatan yang sering di temukan pada klien dengan halusnasi menurut keliat (2006) yaitu resiko mencederai diri sendiri , orang lain , dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi pendengaran , gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran berhubungan dengan menarik diri , isolasi sosial : menarik diri beruhubungan dengan harga diri rendah , defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas . Berdasarkan data penulis berasumsi bahwa terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus yang di temukan secara teori terdapat lima diagnosa keperawatan yaitu : Resiko mencederai diri sendiri , gangguan

115

persepsi sensori : halusinasi pendengaran , isolasi sosial , menarik diri , gangguan konsep diri : harga diri rendah , dan defisit perawatan diri sedangkan hasil diagnosa keperawatan secara studi kasus di temukan diagnosa berbeda yaitu : gangguan persepsi sensori halusinasi

pendengaran dan pengelihatan , resiko perilaku kekerasan ,distres spiritual , kerusakan interaksi sosial dan gangguan isi pikir . hal ini di dukung juga dengan teori yang di kemukakan oleh trimelia ( 2011 ) yang mengatakan bahwa diagnosa yang sering muncul Resiko mencederai diri sendiri , gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran , isolasi sosial , menarik diri , gangguan konsep diri : harga diri rendah , dan defisit perawatan diri , tetapi tidak menutup kemungkinan muncl diagnosadiagnosa lain karena sifat manusia yang unik dan memiliki pemahaman dan keyakinan yang berbeda . C. Intervensi Dalam kasus ini penulis membuat intervensi pada Tn . A Berdasarkan Protap yang memuat 5 TUK yaitu TUK I : klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat , TUK II : klien dapat mengenal halusinasinya , TUK III : Klien dapat mengontrol halusinasinya , TUK IV : klien dapat sistem pendukung keluarga dalam mengontrol halusinasinya , TUK V :Klien dapat memanfaatkan obat dalam mengontrol halusinasinya .

116

Perencanaan tindakan keperawatan menurut keliat (2006) terdiri dari tiga aspek yaitu tujuan umum , tujuan khusus , dan ntervensi keperawatan . rencana tindakan keperawatan pada klien dengan masalah utama gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran . Berdasarkan data yang ada , penulis berasumsi bahwa tidak terdapat kesenjangan antara intervensi pada teori dan intervensi pada kasus yang ada karena semua perencanaan yang di buat penulis pada kasus yang ada sesuai dengan protap atau ketetapan yang telah di tetapkan pada asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa halusinasi . D. Implementasi Tindakan keperawatan pada pasien yang di lakukan pada Tn . A adalah SP 1 yaitu Membina Hubungan saling percaya dengan klien, membantu klien mengenal Halusinas, Menjelaskan cara Mengotrol

Halusinas, mengajarkan cara menghadrik Halusinasi , menganjurkan klien memasukan cara menghardik dalam jadwal kegiatan harian . dan melakukan SP 2 yaitu : Melatih klien mengotrol Halusinasi deng cara bercakap cakap dengan orang lain. SP 3 yaitu : melatih klien mengontrol halusinasinya dengan cara melakukan aktivitas / menyibukan diri , dan SP keluarga yaitu SP I : pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi jenis halusinasi yang di alami pasien , tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien dengan halusinasi Untuk diagnosa keperawatan gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran dan pengelihatan .

117

Diagnosa keperawatan waham tindakan yang di lakukan adalah SP 1 : Membina Hubungan Saling Percaya , membantu orientasi realita , mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi , membantu pasien memenuhi kebutuhannya , mengajukan pasien untuk memasukkan dalam daftar harian ,SP 2 :Mengevaluasi jadwal kegiatan harian , berdiskusi tentang kemampuan yang di miliki klien dan melatih kemampuan klien. Sedangkan SP IV tidak di lakukan untuk diagnosa halusinasi dan SP III dan SP keluarga Tidak di lakukan untuk diagnosa waham , karena waktu yang di berikan selama penulis melakukan asuhan keperawatan hanya di beri waktu tiga hari dan keluarga menjenguk klien pada hari keri ke tiga dan penulis selain melakukan SP halusinasi juga melakukan SP waham oleh karena itu SP IV untuk halusinasi tidak tercapai dan SP III dan SP keluarga untuk waham tidak tecapai pula. Menurut keliat ( 2006) implementasi keperawatan di sesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan dengan memperhatikan dan dan mengutamakan masalah utama yang aktual dan mengancam integritas klien beserta lingkungannya . sebelum melakukan tindakan keperawatan yang sudah di rencanakan , perawat perlu mengawasi apakah rencana tindakan keperawatan masih di butuhkan dan sesuai dengan kondisi klien pada saat ini ( here and now). Tindakan keperawatan pada pasien dan keluarga , hubungan saling percaya anatara perawat dengan klien merupakan dasar utama dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dalam melakukan tindakan keperawatan terdapat dua SP yaitu SP pasien dan SP keluarga yaitu :

118

1. Tindakan keperawatan pada pasien halusinasi terdiri dari empat SP yaitu : a. SP I yaitu Membina Hubungan saling percaya dengan klien, membantu klien mengenal Halusinas, Menjelaskan cara Mengotrol Halusinas, mengajarkan cara menghadrik Halusinasi ,

menganjurkan klien memasukan cara menghardik dalam jadwal kegiatan harian . dan melakukan b. SP II yaitu : Melatih klien mengotrol Halusinasi deng cara bercakap cakap dengan orang lain. c. SP III yaitu : melatih klien mengontrol halusinasinya dengan cara melakukan aktivitas / menyibukan diri. d. SP IV yaitu : Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

2. Tindakan keperawatan pada keluarga terdiri dari tiga SP yaitu : a. SP I : pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi , jenisjenis halusinasi yang di alami klien , tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi b. SP II : melatih keluarga praktek merawat pasien langsung di hadapan pasien c. SP III : Membuat perencanaan pulang dengan keluarga

3. Tindakan keperawatan pada pasien dengan waham terdiri dari III SP a. SP I yaitu : Membina hubungan saling percaya , membantu orientasi trealita , mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi ,

119

membantu pasien memenuhi kebtuhannya ,menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal harian . b. SP II yaitu : mengevaluasi jadwal kegiatan pasien , berdiskusi tentang kemampuan yang di miliki , melatih kemampuan yang di miliki c. SP III yaitu : mengevaluasi jadwal kegiatan harian , memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur , memasukan klien dalam jadwal kegiatan harian Berdasarkan teori dan data yang di peroleh dari kasus di atas terdapat kesenjangan antara implementasi yang ada pada teori dengan implementasi yang di lakukan pada Tn . A , Sehingga penulis berasumsi bahwa tidak semua intervensi atau SP yang ada pada teori dapat di lakukan pada pasien hal ini di sebabkan karena pertemuan yang terlalu singkat dengan pasien selama (3hari) dan adaptasi klien dengan cara-cara yang di ajarkan oleh perawat dan kurangnya perhatian keluarga terhadap pasien jiwa . Hal ini di dukung oleh teori yang di kemukakan oleh Keliat ,Anna Budi , dkk (2006) yang mengemukakan bahwa tidak semua intervensi yang ada dapat di implementasikan hal ini di sebkan karena kondisi klien / rentang responnyayang belum mampu mengubah kebiasaan yang telah lama terbentuk dalam waktu yang singkat karena dalam pelaksanaan rencana tindakan keperawatan harus di sesuaikan dengan kondisi klien .

120

E. Evaluasi Berdasarkan hasil evaluasi pada Tn . A dapat di peroleh SP I S : dapat membina hubungan saling percaya , klien mengatakan mengenal halusinasinya , O : klien dapat mempraktekan kembali cara menghardik halusinasi , A : SP I berhasi dengan kritria klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi , P : Lanjut ke SP II SP II : S : klien mengatakan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap dengan orang lain O : Klien dapat mempraktekan cara

mengontrol halusinasi dengan berbicara dengan orang lain , A : SP II berhasil dengan kriteria klien dapat mempraktekan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain P : lanjut ke SP III , SP III S : klien mengatakan aktivitas aktivitas yang di lakukan untuk memutus halusinasi O : klien dapat menyebutkan dan melakukan aktivitas untuk memutus halusinasi A : SP III tercapai dengan kriteria klien dapat menyebutkan aktivitas-aktivitas untuk memutus halusinasi P : pertahankan intervensi SP I keluarga S : keluarga menyebutkan pengertian , tanda dan gejala , dan jenis-jenis halusinasi O : keluarga dapat menyebutkan

kembali pengertian tanda dan gejala serta jenis jenis halusinasi. A : SP I sebagian teratasi di tandai dengan keluarga belum mampu melakukan perawatan klien dengan halusinasi P : pertahankan intervensi Evaluasi menurut keliat ( 2006) adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan kepada klien . evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang di

121

laksanakan evaluasi dapat di bagi menjadi dua jenis yaitu evaluasi proses atau formatif yang di lakukan tiap selesai melakukan tindakan keperawatan dan evaluasi hasil somatif yang di laukan dengan membandingkan respon klien dengan tujuan yang telah di tentukan . Berdasarkan hasil evaluasi Tn . A terdapat kesenjangan antara teori dan data yang di dapatkan maka penulis berasumsi bahwa tidak semua tindakan keperawatan yang di lakukan akan berhasil sesuai teori yang ada salah satu penyebabnya yaitu karena waktu yang terlalu singkat serta dukungan keluarga yang kurang dalam proses penyembuhan hal ini di dukung oleh yang di kemukakan oleh keliat , Anna Budi , Dkk (2006) yang mengemukakan bahwa dalam mencapai hasil evaluasi yang di

harapkan klien dan keluarga perlu di libatkan dalam evaluasi agar dapat melihat adanya perubahan , serta berupaya mempertahankan dan memelihara perubahan tersebut.

122

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pengkajian Berdasarkan pengkajian data yang di peroleh dari kasus yang tidak terdapat pada teori yaitu antara lain sikap curiga , terjadi peningkatan denyut jantung , pernafasan , dan tekanan darah , serta ketakutan. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa yang di dapatkan dari hasil pengkajian pada Tn A yaitu Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran & pengelihatan , gangguan isi pikir , keruskan interaksi sosial , respon kehilangan , resiko perilaku kekerasan dan distres spiritual . 3. Perencanaan Dalam kasus ini penulis membuat intervensi pada Tn A . berdasarkan protap yang memuat 5 TUK yaitu TUK I : klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat , TUK II : klien dapat mengenal halusinasinya , TUK III : Klien dapat mengontrol halusinasinya , TUK IV : klien dapat sistem pendukung keluarga dalam mengontrol halusinasinya , TUK V :Klien dapat memanfaatkan obat dalam mengontrol halusinasinya .

123

4. Implementasi Tindakan keperawatan pada pasien yang di lakukan pada Tn . A adalah SP 1 yaitu Membina Hubungan saling percaya dengan klien, membantu klien mengenal Halusinas, Menjelaskan cara Mengotrol

Halusinas, mengajarkan cara menghadrik Halusinasi , menganjurkan klien memasukan cara menghardik dalam jadwal kegiatan harian . dan melakukan SP 2 yaitu : Melatih klien mengotrol Halusinasi deng cara bercakap cakap dengan orang lain. SP 3 yaitu : melatih klien mengontrol halusinasinya dengan cara melakukan aktivitas / menyibukan diri , dan SP keluarga yaitu SP I : pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi jenis halusinasi yang di alami pasien , tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien dengan halusinasi Diagnosa keperawatan waham tindakan yang di lakukan adalah SP 1 : Membina Hubungan Saling Percaya , membantu orientasi realita , mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi , membantu pasien memenuhi kebutuhannya , mengajukan pasien untuk memasukkan dalam daftar harian ,SP 2 :Mengevaluasi jadwal kegiatan harian , berdiskusi tentang kemampuan yang di miliki klien dan melatih kemampuan klien. Sedangkan SP IV tidak di lakukan untuk diagnosa halusinasi dan SP III dan SP keluarga Tidak di lakukan

124

5. Evaluasi Berdasarkan hasil evaluasi pada Tn . A dapat di peroleh SP I S : dapat membina hubungan saling percaya , klien mengatakan

mengenal halusinasinya , O : klien dapat mempraktekan kembali cara menghardik halusinasi , A : SP I berhasi dengan kritria klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi , P : Lanjut ke SP II SP II : S : klien mengatakan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap dengan orang lain O : Klien dapat mempraktekan cara

mengontrol halusinasi dengan berbicara dengan orang lain , A : SP II berhasil dengan kriteria klien dapat mempraktekan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain P : lanjut ke SP III , SP III S : klien mengatakan aktivitas aktivitas yang di lakukan untuk memutus halusinasi O : klien dapat menyebutkan dan melakukan aktivitas untuk memutus halusinasi A : SP III tercapai dengan kriteria klien dapat menyebutkan aktivitas-aktivitas untuk memutus halusinasi P : pertahankan intervensi SP I keluarga S : keluarga menyebutkan

pengertian , tanda dan gejala , dan jenis-jenis halusinasi O : keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian tanda dan gejala serta jenis jenis halusinasi. A : SP I sebagian teratasi di tandai dengan keluarga belum mampu melakukan perawatan klien dengan halusinasi P : pertahankan intervensi

125

Evaluasi menurut keliat ( 2006) adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan kepada klien . evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang di laksanakan evaluasi dapat di bagi menjadi dua jenis yaitu evaluasi proses atau formatif yang di lakukan tiap selesai melakukan tindakan keperawatan dan evaluasi hasil somatif yang di laukan dengan membandingkan respon klien dengan tujuan yang telah di tentukan . Berdasarkan hasil evaluasi Tn . A terdapat kesenjangan antara teori dan data yang di dapatkan maka penulis berasumsi bahwa tidak semua tindakan keperawatan yang di lakukan akan berhasil sesuai teori yang ada salah satu penyebabnya yaitu karena waktu yang terlalu singkat serta dukungan keluarga yang kurang dalam proses penyembuhan hal ini di dukung oleh yang di kemukakan oleh keliat , Anna Budi , Dkk (2006) yang mengemukakan bahwa dalam mencapai hasil evaluasi yang di

harapkan klien dan keluarga perlu di libatkan dalam evaluasi agar dapat melihat adanya perubahan , serta berupaya mempertahankan dan memelihara perubahan tersebut.

126

B. Kesimpulan 1. Bagi RSD Madani Diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan kepada setiap pasien yang di rawat sesuai standar keperawatan yang telah di tetapkan dengan strategi pelaksanaan (SP) kepada semua jenis pasien guna mempercepat proses penyembuhan 2. Bagi Institusi Akademi Penulis berharap akademi mampu meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dengan meyediakan sarana pendidikan yang lebih lengkap , salah satunya dengan menyediakan buku di perpustakaan khususnya keperawatan jiwa yang lebih luas dan masih banyak lagi yang perlu di benahi . 3. Bagi peneliti selanjutnya Di harapkan untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan studi kasus nantinya di harapkan untuk melakukan asuhan keperawatan jiwa secara komprehensif dan mendetail untuk mendapatkan hasil maksimal

127

You might also like