You are on page 1of 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN TINJAUAN KASUS PATOLOGIS IBU DENGN IUFD (Intra Uterine Fetal Death)

By Selly

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN TINJAUAN KASUS PATOLOGIS IBU DENGN IUFD (Intra Uterine Fetal Death)

Pembimbing : Sri Waluyo S.ST

Selly Silviana W (10621081)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI D-III AKADEMI KEBIDANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO Jalan Budi Utomo No: 10. Telp/Fax: (0352) 487762 / (0352) 461796 Ponorogo 63471 2011

LAPORAN PENDAHULUAN IBU DENGAN IUFD

A. PENGERTIAN IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik pada kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu (Rustam Muchtar, 1998) IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan (Sarwono, 2005) Intra Uterine Fetal death ( IUFD) adalah terjadinya kematian janin ketika masih berada dalam rahim yang beratnya 500 gram dan atau usia kehamilan 20 minggu atau lebih. IUFD atau stilbirth adalah kelahiran hasil konsepsi dalam keadaan mati yang telah mencapai umur kehamilan 28 minggu (atau berat badan lahir lebih atau sama dengan 1000gr). IUFD Adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan. Kematian janin dalam kandungan (KJDK) atau intra uterine fetal deadth (IUFD), Kematian janin dapat terjadi dan biasanya

berakhir dengan abortus. Bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dan tetap tinggal dalam rahim disebut missed abortion. Sesudah 20 minggu biasanya ibu telah merasakan gerakan janin sejak kehamilan 20 minggu dan seterusnya. Apabila wanita tidak merasakan gerakan janin dapat disangka terjadi kematian dalam rahim.

B.

ETIOLOGI

Penyebab IUFD antara lain: 1. a. b. c. d. Plasenta previa 2. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. AIDS 3. a. b. c. d. e. f. g. Obat-obatan 4. a. b. c. d. Perdarahan otak 5. a. b. c. d. Faktor Prolapsus Lilitan Vassa Tali pusat Faktor Insufisiensi Infark Solusio Faktor Diabetes Preeklampsi Nefritis Polihidramnion Penyakit Penyakit paru Inkompatability Faktor Perdarahan Partus Partus Persalinan Persalinan Faktor atau dan dan plasenta plasenta plasenta plasenta ibu mellitus eklampsi kronis oligohidramnion Shipilis jantung Hipertensi TBC rhesus intrapartum antepartum lama Anastesi macet presipitatus sungsang janin Prematuritas Postmaturitas bawaan tali tali tali pusat pusat pusat praevia pendek

Kelainan

Kecuali itu, ada berbagai penyebab yang bisa mengakibatkan kematian janin di kandungan, diantaranya:

1.

Ketidakcocokan rhesus darah ibu dengan janin

Akan timbul masalah bila ibu memiliki rhesus negatif, sementara bapak rhesus positif. Sehingga anak akan mengikuti yang dominan, menjadi rhesus positif. Akibatnya antara ibu dan janin mengalami ketidakcocokan rhesus. Ketidakcocokan ini akan mempengaruhi kondisi janin tersebut. Misalnya, dapat terjadi hidrops fetalis (reaksi imunologis yang menimbulkan gambaran klinis pada janin, antara lain pembengkakan pada perut akibat terbentuknya cairan berlebih dalam rongga perut (asites), pembengkakan kulit janin, penumpukan cairan di dalam rongga dada atau rongga jantung, dan lain-lain).

2.

Ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan janin.

Terutama pada golongan darah A,B,O. "Yang kerap terjadi antara golongan darah anak A atau B dengan ibu bergolongan O atau sebaliknya." Sebab, pada saat masih dalam kandungan, darah ibu dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Bila darah janin tidak cocok dengan darah ibunya, maka ibu akan membentuk zat antibodinya.

3.

Gerakan janin berlebihan

Gerakan bayi dalam rahim yang sangat berlebihan, terutama jika terjadi gerakan satu arah saja. karena gerakannya berlebihan, terlebih satu arah saja, maka tali pusat yang menghubungkan janin dengan ibu akan terpelintir. Kalau tali pusat terpelintir, maka pembuluh darah yang mengalirkan plasenta ke bayi jadi tersumbat.

4.

Berbagai penyakit pada ibu hamil

Salah satu contohnya preeklampsia dan diabetes. Itulah mengapa pada ibu hamil perlu dilakukan cardiotopografi (CTG) untuk melihat kesejahteraan janin dalam rahim.

5.

Kelainan kromosom

Bisa disebut penyakit bawaan, misalnya, kelainan genetik berat trisomy. Kematian janin akibat kelainan genetik biasanya baru terdeteksi saat kematian sudah terjadi, yaitu dari otopsi bayi.

6.

Trauma saat hamil

Trauma bisa mengakibatkan terjadi solusio plasenta. Trauma terjadi, misalnya, karena benturan pada perut, karena kecelakaan atau pemukulan. Benturan ini bisa mengenai pembuluh darah di plasenta, sehingga timbul perdarahan di plasenta.

7.

Infeksi materna

Ibu hamil sebaiknya menghindari berbagai infeksi, seperti infeksi akibat bakteri maupun virus. Demam tinggi pada ibu hamil bisa menyebabkan janin mati.

8.

Kelainan bawaan bayi

Kelainan bawaan pada bayi sendiri, seperti jantung atau paru-paru, bisa mengakibatkan kematian di kandungan.

C. PATOFISIOLOGI Janin bisa juga mati di dalam kandungan (IUD) karena beberapa factor antara lain gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan, hal tersebut menjadi berbahaya karena suplai makanan yang di konsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin. Serta anemia, karena anemia disebabkan kekurangan FE maka dampak pada janin adalah irefersibel. Kerja organ organ maupu aliran darah janin tidak seimbang dengan pertumbuh janin.

D. MANIFESTASI KLINIS 1. DJJ tidak terdengar 2. Uterus tidak membesar, fundus uteri turun 3. Pergerakan anak tidak teraba lagi 4. Palpasi anak tidak jelas 5. Reaksi biologis menjadi negative, setelah anak mati kurang lebih 10 hari 6. Pada rongen dapat dilihat adanya tulang-tulang tengkorak tutup menutupi tulang punggung janin sangat melengkung hiperekstensi kepala tulang leher janin ada gelembung-gelembung gas pada badan janin bila janin yang mati tertahan 5 minggu atau lebih, kemungkinan Hypofibrinogenemia 25%. E. KLASIFIKASI

Kematian janin dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu : a. golongan I : kematian sebelum masa kehamilan mencapai 20 minggu penuh b. golongan II : kematian sesudah ibu hamil 20-28 minggu c. golongan III : kematian sesudah masa kehamilan > 28 minggu (late fetal death) d. golongan IV : kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan diatas.

F.

FAKTOR RESIKO

1. Status sosial ekonomi rendah 2. Tingkat pendidikan Ibu yang rendah 3. Usia Ibu > 30 tahun atau < 20 tahun 4. Partus pertama dan partus kelima atau lebih

5. Kehamilan tanpa pengawasan antenatal 6. Kehamilan tenpa riwayat pengawasan kesehatan Ibu yang inadekuat 7. Riwayat kehamilan dengan komplikasi medic atau Obstetrik. 8. Factor ibu (High Risk Mothers) e. tinggi dan BB ibu tidak proporsional f. kehamilan di luar perkawinan h. ganggguan gizi dan anemia dalam kehamilan i. ibu dengan riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik seperti bayi lahir mati j. riwayat inkompatibilitas darah janin dan ibu 9. factor Bayi (High a. bayi dengan infeksi antepartum b. bayi dengan diagnosa IUGR (Intra c. bayi dalam keluarga yang mempunyai problema social 10. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. factor yang berhubungan abrupsio plasenta eklamsi golongan kehamilan kehamilan dan Uterine Risk kelainan Growth dengan Infants) congenital Retardation) kehamilan plasenta previa eklamsi polihidramnion darah lama ganda infeksi diabetes genitourinaria

pre inkompatibilitas

G. DIAGNOSA DAN DIAGNOSA BANDING 1. Anamnesis

Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan janin sangat berkurang. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilan tidak seperti biasanya. Atau wanita belakangan ini merasakan perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan. 2. Inspeksi Tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu yang kurus. 3. Palpasi Tinggi fundus > rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba gerakanan janin. Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin. 4. Auskultasi Baik memamakai setetoskop monoral maupun dengan Deptone tidak terdengar terdengar DJJ. 5. Reaksi Reaksi kehamilan baru negatif setelah beberapa minggu janin mati dalam kandungan. kehamilan

6. Rontgen Foto Abdomen Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin Tanda Nojosk : adanya angulasi yang tajam tulang belakang janin. Tanda Gerhard : adanya hiperekstensi kepala tulang leher janin Tanda Spalding : overlaping tulang-tulang kepala (sutura) janin Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri tegak Kepala janin kelihatan seperti kantong berisi benda padat.

Gejala dan tanda yang Gejala dan tanda yang kadang- Kemungkinan diagnosa selalu ada kadang ada 1. Gerakan janin 1. Syok, uterus tegang/kaku, Solusio plasenta berkurang atau hilang, gawat janin atau DJJ tidak timbul atau menetap, terdengar perdarahan pervaginam sesudah hamil 22 minggu 2. Gerakan janin dan DJJ tidak ada, perdarahan, nyeri perut hebat 2. Syok, perut kembung/cairan bebas intra abdominal, kontraksi Ruptur Uteri uterus abnormal, abdomen nyeri, bagian-bagian janin teraba, 3. Gerakan janin denyut nadi Ibu cepat berkurang atau hilang DJJ 3. Cairan ketuban bercampur abnormal (< 100 x/menit mekonium atau > 180 x/menit) 4. Gerakan janin atau DJJ hilang 4. Tanda-tanda kehamilan berhenti, TFU berkurang, pembesaran uterus berkurang Kematian janin Gawat janin

H. PENILAIAN KLINIK 1. 2. 3. Pertumbuhan janin (-), bahkan janin mengecil sehingga TFU menurun. Bunyi DJJ tidak terdengar dengan stetoskop dan pastikan dengan Doppler. Tulang kepala kolaps.

4. USG : untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukan janin tanpa tanda kehidupan.

5.

Pemeriksaan HCG urin menjadi negatif.

Komplikasi: 1. Trauma emosional yang berat menjadi bila watuu antara kematian janin dan persalinan cukup lama. 2. 3. Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah. Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2 minggu.

I.

PENATALAKSANAAN

Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin atau kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak terobati. Jika pemeriksaan Radiologik tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5 hari. Tanda-tandanya berupa overlopping tulang tengkorak, hiperfleksi columna vertebralis, gelembung udara didalam jantung dan edema scalp. USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan, tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang. Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu didampingi oleh orang terdekatnya, yakinkan bahwa kemungkinan besar Pilihan cara persalian dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspetatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum mengambil keputusan. Bila pilihan penanganan adalah ekspetatif maka tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu dan yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi. Jiak trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan, lakukan penanganan aktif. Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai servik yaitu : Jika servik matamg, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin

Jika servik belum matang, lakukan pematangan servik dengan prostaglandin aatu kateter foley, dengan catatan jangan lakukan amniotomi karena beresiko infeksi. Persalinan dengan seksio sesaria merupakan alternatif terakhir.

Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan serviks belum matang matangkann serviks dengan misoprostol : Tempatkan misoprostol 25 mg dipuncak vagina, dapat diulang sesudah 6 jam

Jika tidak ada respon sesudah 2x25 mg misoprostol, naikkan dosis menjadi 50 mg setiap 6 jam. Jangan berikan lebih dari 50 mg setiap kali dan jangan melebihi dosis. Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotic untuk metritis Jika tes pembekuan darah sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspada koagulopati.

Beriakn kesempatan kepada Ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut. Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi.

J. 1.

JENIS JENIS PERSALINAN UNTUK JANIN MATI Pertolongan persalinan dengan perforasi kronioklasi

Perforasi kronioklasi merupakan tindakan beruntun yang dilakukan pada bayi yang meninggal di dalam kandunagan untuk memperkecil kepala janin dengan perforation dan selanjutnya menarik kepala janin (dengan kranioklasi) tindakan ini dapat dilakukan pada letak kepala oleh letak sungsang dengan kesulitan persalinan kepala. Dngan kemajuan pengawasan antenatal yang baik dan system rujukan ke tempat yang lebih baik, maka tindakan proferasi dan kraioklasi sudah jarang dilakukan. Bahaya tindakan proferasi dan kraniioklasi adalah perdarahan infeki, trauma jalan lahir dan yang paling berat ruptira uteri( pecah robeknya jalan lahir).

2.

Pertolongan persalinan dengn dekapitasi

Letak lintang mempunyai dan merupakan kedudukan yang sulit untuk dapat lahir normal pervaginam. Gegagalan pertolongan pada letak lintang menyebabkan kematian janin, oleh karena itu kematian janin tidak layak dilkukan dengan seksio sesaria kecuali pada keadaan khusus seperti plasenta previa totalis, kesempitan panggul absolute. Perslinan di lakukan dengan jalan dekapitasi yaitu dengan memotong leher janin sehingga badan dan kepala janin dapat di lahirkan.

3.

Pertolongan persalinan dengan eviserasi

Eviserasi adalah tindakan operasi dengan mengeluarkan lebih dahulu isi perut dan paru (dada) sehingga volume janin kecil untuk selanjutnya di lahirkan. Eviserasi adalah operasi berat yang berbahaya karena bekerja di ruang sempit untuk memperkecil volume janin bahaya yang selalu mengancam adalah perdarahan,infeksi dan trauma jalan lahir dengan pengawasan antalnatal yang baik, situasi kehamilan dengan letek lintang selalu dapat di atasi dengan versi luar atau seksio sesaria.

4.

Pertolongan persalinan dengan kleidotomi

Kleidotomi adalah memotong tulang klavikula (tulang selangka) sehingga volume bahu mengecil untuk dapat melahirkan bahu. Kleidotomi masih dapat dilakukan pada anak hidup, bila diperlukan pada keadaan gangguan persalinan bahu pada anak yang besar.

TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.P G1 P0000 Ab000 UK 28

MINGGU DENGAN IUFD DI RUANG MELATI RSUD DRS. HARJONO PONOROGO

I.

PENGKAJIAN : Senin, 5 maret 2012 : 08.00 WIB : Ruang Melati RSUD Drs. Harjono Ponorogo : 5 Maret 2012 : 1206683

Hari/tanggal pengkajian Jam Tempat Tanggal MRS No. Reg

A. Data Subyektif 1. Biodata : Ny. Patmawati : 20 tahun : Islam : SMA : IRT Nama Suami : Tn. Yudhi Umur Agama Pendidikan Pekerjaan : 27 tahun : Islam : SMA : Satpam Alamat : Jetis, Ponorogo Alamat : Kec.

Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan

Pengahasilan Jetis, Ponorogo

2.

Riwayat kesehatan yang lalu

Saat MRS: Ibu mengatakan hamil 7 bulan, dan sudah 3 hari yang lalu, yaitu pada tangal 29 Februari 2012 gerakan janinnya tidak dirasakan lagi. Saat pengkajian: Ibu mengatakan terasa kenceng-kenceng pada perutnya, dan belum mengeluarkan cairan maupun darah.

3.

Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti penyakit kuning, TBC; Menurun seperti darah tinggi, kencing manis; menahun seperti jantung dan tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksinya seperti tumor, kanker, penyakit menular seksual seperti kencing nananh, sifilis.

4.

Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti penyakit kuning, TBC; Menurun seperti darah tinggi, kencing manis; menahun seperti jantung dan tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksinya seperti tumor, kanker, penyakit menular seksual seperti kencing nananh, sifilis.

5.

Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah atau sedang menderita penyakit menular seperti penyakit kuning, TBC; Menurun seperti darah tinggi, kencing manis; menahun seperti jantung dan tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksinya seperti tumor, kanker, penyakit menular seksual seperti kencing nananh, sifilis.

6. Nikah

Riwayat perkawinan : 1 kali : 19 tahun : 1 tahun ::-

Usia pertama menikah Lamanya Jumlah anak Usia anak terkecil

7.

Riwayat menstruasi : 12 tahun : 28 hari, teratur tiap bulan : 6-7 hari : 2-3 softek/hari ::: 17 Agustus 2011 = 28 minggu : 24 Mei 2012

Menarche Siklus Lama Banyak Dismenorhea Flour albus HPHT TP

8.

Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama, dan belum pernah menggunakan kontrasepsi sebelumnya. 9. Riwayat kehamilan sekarang

TM I: Ibu mengatakan tidak memeriksakan kehamilannya. Ibu tidak mengeluh apa-apa.

TM II: Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya ke bidan 1X. Ibu tidak mengeluh apa-apa. Ibu mendapatkan tablet penambah darah, vitamin, penyuluhan tentang nutrisi yaitu tetap makan-makanan yang bergizi yang memenuhi komposisi nasi, lauk pauk, sayur, buah dan minum air putih yang banyak serta penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan. Ibu mersakan gerakan anak pertama pada usia kehamilan 4 bulan. TM III: Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya ke bidan 1X. Ibu mengeluh gerakan janinya berkurang. Ibu dianjurkan untuk periksa kerumah sakit.

10.

Pola kebiasaan sehari-hari Pola Nutrisi Sebelum MRS - Makan 3 x/hari, porsi sedang (1entong nasi, 2 potong daging, 1 potong tempe, sayur 1 mangkok, 1 potong buah) dihabiskan. Saat MRS - Makan 3 x/hari, porsi sedang (1entong nasi, 2 potong daging, 1 potong tempe, sayur 1 mangkok, 1 potong buah) dihabiskan.

- Minum 7-8 gelas/hari Minum 7-8 gelas/hari (air putih dan teh, (air putih dan teh, terkadang susu) terkadang susu) Istirahat - Tidur siang 2-3 Ibu tidak bisa tidur karena jam/hari(13.00-15.00 WIB) sering timbul kontraksi. - Tidur malam 7-8 jam/hari (21.00-05.00 WIB).Dan terbangun ketika ibu mau BAK Aktivitas Ibu mengerjakan semua Ibu hanya berbaring di pekerjaan rumah tangga tempat tidur. seperti masak, menyapu dan mengurus keperluan suami, serta bekerja sebagai buruh pabrik. - BAB 1 x/hari tiap pagi Ibu mengatakan belum konsistensi lunak, warna BAB kuning, tidak ada keluhan. BAK 7-8x/hari. - BAK 5-6 x/hari, warna kuning jernih, bau khas. - Mandi 2 x /hari, gosok Ibu hanya diseka. gigi, ganti pakaian tiap 2 kali, keramas 3-4 x

Eliminasi

Personal Hygiene

/minggu.

11. a.

Data Psikososial Psikologis

Ibu mengatakan merasa khawatir dengan keadaan bayi dan dirinya. Ibu berharap persalinannya berjalan normal dan bayi lahir dengan selamat. b. Sosial

Ibu mengatakan tinggal serumah dengan suami dan ibunya, hubungannya dengan suami dan keluarga dan tetangga harmonis. Keluarga mendukung kehamilannya 12. Data Sosial Budaya

Ibu mengatakan di lingkungan keluarga dan masyarakatnya masih menganut budaya jawa seperti upacara selamatan 3 bulanan dan 7 bulanan. 13. Data Spiritual Ibu mengatakan beragam Islam, taat beribadah dan tidak percaya tahayul serta selalu berdoa agar persalinannya berjalan normal dan bayinya selamat.

B. 1.

Data Obyektif Pemeriksaan umum : Cukup : Composmentis : 120 / 80 mmHg : 84 x / menit : 36,5 oC : 20 x / menit : 49 Kg : 55 Kg : 158 cm : 25 cm : 17 Agustus 2011 : 28 minggu : 24 Mei 2012 Pemeriksaan Fisik Inspeksi

Keadaan umum Kesadaran TTV TD Nadi Suhu RR BB sebelum hamil BB sekarang TB LilA HPHT UK TP 2. a.

1)

Kepala

Bersih, tidak tampak ketombe, tidak ada lesi, per-tumbuhan rambut merata, warna hitam, lurus, tidak rontok. 2) Wajah

Simetris, tidak tampak oedema, tidak ada kloasma gravidarum, menyeringai ketika ada kontraksi 3) Mata

Simetris, conjungtiva merah mudah, sklera putih. 4) Hidung

Bersih, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung 5) Mulut

Mkosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak labioskisis dan palatokisis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu. 6) Leher

Tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena jugularis.

7)

Dada/Payudara

Simetris, bersih, puting susu menojol, hiperpigmentasi areola mamae, colostrum -/8) Abdomen

Tampak tegang, terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas SC, pembesaran sesuai dengan umur kehamilan. 9) Genetalia

Bersih, pertumbuhan pubis merata, tidak tampak odema, tidak ada condiloma acuminata, tidak tampak varises, tidak ada pembesaran kelenjar skene dan bartholini. 10) Anus Bersih, tidak tampak hemeroid, anus belum membuka. 11) Ekstremitas Ekstremitas atas : Simetris, pergerakan normal, tidak tampak odema tidak ada sindaktil, polidaktil, terpasang infus NS drip Oxytocin 20 unit pada tangan sebelah kanan dengan kecepatan 28 tpm. Ekstremitas bawah tidak ada sindaktil dan polidaktil. : Simetris, pergerakan normal, odema -/-, tidak ada varises,

b. Palpasi Kepala : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal.

Leher Payudara Abdomen

: tidak ada pembesar kelenjar tyroid dan vena jugularis. : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan colostrum belum keluar -/-

Leopod I : TFU 3 jari di atas pusat (20 cm), teraba bulat, keras dan tidak melenting. Leopod II: Teraba keras memanjang datar seperti papan disebelah kiri perut ibu dan teraba bagian kecil janin sebelah kanan perut ibu. Leopod III : teraba bulat, lunak, melenting dan tidak bisa digoyangkan. Leopod IV : bokong masuk 2/5 bagian. TBJ His : (20-12) x 155 = 1240 gram : 10 2 x 20

c. Auskultasi Dada Djj d. Perkusi Reflek patella : +/+ : tidak terdengar ronchi, wheezing. :-

3.

Pemeriksaan Dalam : 5 Maret 2012 : 08.30 WIB : V/V : 7 cm : 75% :+ : bokong :::2 :-

Tanggal Jam VT

Pembukaan Efficement Ketuban Presentasi Denominator Molage Hodge

4. USG

Pemeriksaan Penunjang : DJJ (-), gerak janin (-), uterus mengecil

Lab (Darah Lengkap): Jenis Hasil Harga normal

Leukosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit

20.000 /l 11,7 mg/dl 32,1 % 86.000

N : 3500 - 10.000 N : 11,0 - 16,5 N : 35,0 - 50,0 N : 150000 3390000

II.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

DX : G1 P0000 Ab000 UK 28 minggu, hidup, mati, letbok, intrauterine, inpartu kala 1 fase aktif dengan IUFD. DS : Ibu mengatakan hamil 7 bulan, dan sudah 3 hari yang lalu gerakan janinnya tidak dirasakan lagi. DO : Keadaan umum : cukup Kesadaran TTV TD : 150/90 mmHg Nadi Suhu RR HPHT TP Inspeksi Wajah ada kontraksi Mata Dada / payudara /: simetris, tidak tampak oedema, tidak ada kloasma gravidarum, menyeringai ketika : simetris, conjungtiva merah mudah, sklera putih. : simetris, bersih, puting susu menojol, hiperpigmentasi areola mamae, colostrum : 102x/menit : 369C : 20x/menit : 17 Agustus 2012 : 24 Mei 2012 : composmentis

Abdomen : tampak tegang, terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas SC, pembesaran sesuai dengan umur kehamilan. Palpasi Leopod I : TFU 3 jari di atas pusat (20 cm), teraba bulat, keras dan tidak melenting.

Leopod II : Teraba keras memanjang datar seperti papan disebelah kiri perut ibu dan teraba bagian kecil janin sebelah kanan perut ibu. Leopod III : teraba bulat, lunak, melenting dan tidak bisa digoyangkan. Leopod IV : TBJ His Auskultasi DJJ: III. 1. 2. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL Potensial terjadi infeksi Potensi terjadi koagulasi bokong masuk 1/5 bagian.

: (20-12) x 155 = 1240 gram : 10 2 x 20

IV.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Kolaborasi dengan Dr. SpOG untuk melahirkan janin yang telah mati.

V.

INTERVENSI

DX : G1 P0000 Ab000 UK 28 minggu, hidup, mati, letbok, intrauterine, inpartu kala 1 fase aktif dengan IUFD. Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidana selama 2x3 jam diharapkan kemajuan persalinan berjalan normal, tidak terjadi komplikasi untuk ibu dan janin yang memperberat kondisi saat ini. Kriteria hasil : Keadaan umum baik Kesadaran composmentis TTV dalam batas normal TD : 140-150 sistole/90-100 diastole

Nadi : 80-100x/menit Suhu : 365-375 0C RR : 16-24x/menit

Tidak terjadi komplikasi yang semakin memperberat keadaan ibu. Intervensi 1. Lakukan pendekatan pada klien.

R/ agar pasien lebih kooperatif, dan memudahkan dalam menjalankan tindakan. 2. Jelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan.

R/ agar ibu dapat mengetahui mengenai keadaannya saat ini. 3. Beritahu keluarga bahwa janin harus segera dilahirkan.

R/ agar tidak menjadi toksin ditubuh ibu. 4. Anjurkan keluarga untuk mengambil keputusan tentang cara bayi akan dilahirkan.

R/ agar bayi dapat segera dilahirkan dengan cara yang tepat. 5. Beri dukungan mental pada ibu dan keluarga.

R/ agar ibu dan keluarga dapat bersabar dan dapat menerima kenyataan. 6. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kesehatan pasca tindakan melahirkan bayi dengan induksi.

R/ agar kehamilan selanjutnya dapat berjalan normal.

VI. Tanggal Jam

IMPLEMENTASI : 5 Maret 2012 : 10.00 WIB

1. Melakukan pendekatan pada klien, agar pasien lebih kooperatif, dan memudahkan dalam menjalankan tindakan dengan memperkenalkan diri, memberitahu maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan pada ibu. 2. Menjelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan, supaya ibu mengetahui akan keadaannya, yaitu bahwa janin dalam kandungan ibu telah meninggal yang ditandai dengan tidak adanya gerakan janin yang dirasakan oleh ibu dan tidak tedengarnya DJJ saat pemeriksaan berlangsung. 3. Memberitahu pada ibu dan keluarga agar segera mengambil keputusan untuk segera melahirkan janin agar nantinya tidak mengganggu kondisi kesehatan ibu dan tidak menjadikan racun / toksin ditubuh ibu. 4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan agar janin sesegera mungkin dilahirkan yaitu bidan berkolaborasi dengan Dr. obgin yang nantinya ibu akan dilakukan pemberian misoprostol 200 mg per oral / 12 jam (tindakan induksi persalinan). 5. Memberi dukungan mental kepada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga sabar dan dapat menerima keadaan yang terjadi. Memberi dukungan dan pendampingan pada ibu untuk tetap tabah dan menyerahkan segalanya pada yang lebih berkuasa, yaitu Tuhan. Ibu mengatakan sudah dapat menerima kematian bayinya dan mengatakan ikhlas atas hal tersebut. 6. Menganjurkan pada ibu dan suami untuk memikirkan tentang pemeriksaan kesehatan secara keseluruhan guna mempersiapkan kehamilan yang berikutnya agar penyebab kematian bayinya dapat diketahui dan kejadian yang sama tidak akan terulang kembali.

VII. Kala II Tanggal Jam

EVALUASI

: 5 Maret 2012 : 11.00 WIB

S : BAB. O :

Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng, keluar cairan, ingin meneran dan rasanya ingin -dorongan ingin meneran -tekanan pada anus -perinium menonjol -vulva membuka - pumbukaan 10 cm -penurunan kepala 0/5

A : G1 P0000 Ab000 UK 28 minggu, hidup, mati, letbok, intrauterine, inpartu kala 1 fase aktif dengan IUFD. P : 1. 2. 3. 4. Pasien ditidurkan dalam posisi litotomi.

Antiseptik vulva dan sekitarnya dengan betadin. Kandung kemih dikosongkan dengan kateter lalu dilepaskan. Operator berdiri didepan vulva dan melakukan VT, pembukaan lengkap.

5. Ketika timbul his, ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada waktu bokong membuka vulva,disuntikkan oxytocin. 6. Saat bokong lahir, bokong dicengkram secara brach (kedua ibu jari operator sejajar sumbu panjangdan jari-jari lain memegang punggung). 7. Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu his, pusat lahir dengan tampak meregang. Tali pusat dikendorkan terlebih dahulu. 8. Operator melakukan hiperlordosis pada badan janin (punggung janin didekatkan ke punggung ibu, dan perut janin didekatkan ke perut ibu). Operator melakukan gerakan ini tanpa tarikan. Bersamaan dengan hiperlordosis, seorang asisten melakukan klisteler. 9. Dengan gerakan hiperlordosis, berturut-turut lahir tali pusat, perut, bahu, lengan, dahi, mulut, dan akhirnya seluruh kepala. Lahirnya bayi perempuan mati, dengan berat badan 980 gr dan panjang badan 30 cm, AS 0/0 pada jam 11.30 dalam keadaan mati. 10. Tali pusat di klem di dua tempat, 5 cm dan 10 cm diatas perut bayi dan dipotong ditengahtengahnya. Kala III Tanggal Jam : 5 Maret 2012 : 11.35 WIB

S O

: Ibu mengatakan perutnya terasa mules-mules. :

- tali pusat ada di depan vulva - ada semburan darah di introitus vagina

- uterus globuler atau keras - TFU setinggi pusat - Bayi lahir jam 11.30 WIB jenis kelamin perempuan BB 980 gram, PB 30cm, dalam keadaan mati. A P : : P0010 Ab000 post partum normal dengan IUFD.

1. Plasenta dilahirkan secara PTT (Penegangan Tali pusat Terkendali), berat 500 gr, diameter 20 cm, panjang 30 cm. 2. Eksplorasi jalan lahir, serviks, vagina.

Kala IV Tanggal Jam : 5 Maret 2012 : 11.50 WIB

S O

: Ibu mengatakan perutnya terasa mules-mules. : - plasenta lahir jam 11.40 WIB - keadaan umum - kesadaran - TTV TD : cukup

: composmentis : 120/80 mmHg Nadi : 84x/menit Suhu : 365 C

- UC keras - perdarahan 200 cc - lochea rubra - kandung kencing kosong A P 1. a. b. : P0010 Ab000 kala IV :

Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan. Setiap 30 menit pada 1jam kedua pasca persalinan.

2. Mengajari ibu kontraksi yang baik yaitu perutnya keras dan terasa mules. Jika lembek menganjurkan ibu untuk menggosok-gosoknya. 3. Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah 200 cc.

4. Memeriksa nadi ibu, kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pasca persalinan. 5. 6. 7. Menyeka ibu dengan air DDT dan bantu ibu memakai baju bersih. Memastikan ibu merasa nyaman. melengkapi partograf

DAFTAR PUSTAKA

Hanifa, dr. Wikjosastro. 2005. Ilmu Kebidanan. Holingwor, Tony. 2002. Diagnosis Banding Dalam Obstetri dan Ginekologi A-Z. EGC: Jakarta. _________ .2000. Obstetri Patologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Estar Ofset: Bandung. Mukhtar, Roestam. 2002. Sinopsis Obstetri Edisi 4 _________ 1989. Manual of Clinical Problem in Obstetric and Gynecology with Annotated Key References, Litle Brown And Company: Boston. www.(online) diakses tanggal 22 September 2012

You might also like