You are on page 1of 10

PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Matakuliah Evaluasi Pembelajaran Bahasa

Indonesia Dosen Pengampu: Prof. Dr. Burhan Nurhiyantoro

oleh Diana Mayasari (12706251068)

LINGUISTIK TERAPAN PROGAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013

Penilaian Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia oleh Diana Mayasari_12706251068

Pengantar Dunia pendidikan merupakan bagian yang potensial untuk memperbaiki sumber daya manusia sebagai modal meningkatkan daya saing bangsa dengan bangsa yang lainnya. Upaya-upaya pengembangan yang dilakukan oleh institusi pendidikan turut mendukung terciptanya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau yang dikenal dengan istilah otentik. Hal ini nampak dalam langkah pengembangan kurikulum, bahan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan yang tak kalah pentingnya adalah pengembangan alat penilaian pembelajaran. Langkah-langkah pengembangan alat evaluasi mengarah pada kebutuhan peserta didik dan sesuai dengan perkembangan peserta didik. Seperti adanya tes otentik, penilaian ini mengarah pada penialain yang lebih bermakna tidak hanya untuk sekedar pada pembelajaran saja namun juga untuk kehidupan bermasyarakat. Sastra merupakan bagian yang tak kalah pentingnya dengan materi kebahasaan. Namun, sayanganya banyak guru yang menganak tirikan pembelajarn sastra tersebur. Berdasarkan ulasan tersebut, ulasan ini akan menguraikan hakikat penilaian, langkah-langkah pengembangan alat evaluasi yang baik. Penerapan tes otentik di sekolah khususnya keterampilan menulis, dan penilaian kompetensi bersastra yang komprehensif. Hakikat penilaian Salah satu peran penting dalam penilaian adalah membantu guru untuk membuat keputusan dalam pembelajaran. Brown (2004:3 ) mengemukakan bahwa penilaian merupakan sebuah cara pengukuran pengetahuan, kemampuan, dan kinerja seseorang dalam suatu

ranah yang diberikan. Definisi ini menunjuk pada sebuah pengertian bahwa penilaian adalah suatu cara, artinya penilaian terdiri dari teknik-teknik dan prosedur yang tersusun secara sitematis. Kemudian penialain merupakan sebuah alat pengukuran artinya penilaian yang dilakukan mampu mengukur pengetahuan dan kemampuan seseorang dalam secara umum maupun secara khusus. Terakhir, penilaian adalah suatu pengukuran kinerja artinya alat penilain harus mampu mengukur keterampuan, hasil karya, dan kinerja seseorang dalam ranah yang hendak diujikan. Pendapat lain mengemukakan evaluasi merupakan kriteria khusus dalam pembuatan keputusan melalui informasi sikap yang baik, pekerjaan yang baik,

dan belajar yang baik, serta menentukan langkah yang tepat dalam pembelajaran berikutnya (Anderson, 2008:21).Komponen evaluasi anderson tersebut evaluasi merupakan sarana untuk memperoleh informasi mengenai peserta didik dan pembelajaran yang dilakukan, serta sebagai sarana pembuat keputusan. Langkah-langkah pengembangan alat evaluasi yang baik Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, penilaian merupakan rangkaian teknik, prosedur yang sitematis. Oleh karena itu, penilaian harus direncanakan dengan baik, agar hasil yang diperoleh dari kegiatan penilaian dapat dipertanggungjawabkan. Berikut langkah-langkah dalam pengembangan alat evaluasi (Nurgiyantoro, 2012: ) 1. Penentuan spesifikasi ujian Penentuan spesifikai ujian dilakukan dengan beberapa hal sebagai berikut. a. Penentuan kompetensi dasar b. Pembuatan deskripsi bahan uji c. Pembuatan kisi-kisi pengujian d. Penentuan bentuk soal dan lama ujian 2. Penulisan butir soal Salah satu kriteria dalam penulisan butir soal adalah sesuai dengan tuntutan indikator dan disesuaikan dengan bahan ajar selain itu pada tahap ini penulis soal harus memperhatikan bentuk soal, jumlah soal per indikator per kemampuan dasar, jumlah keseluruhan butir soal. Selain itu, Spolsky, (2002: 618-619) mengemukakan bahwa bahasa merupakan bagian penting dalam penilaian, yakni sebagai pusat dalam penilaian, baik itu penilain secara tertulis maupun lisan, siswa juga menggunakan bahasa sebagai sarana untuk menjawab pertanyaan walaupun kadang jawaban tersebut didukung dengan angka-angka, melalui bahasa guru mengetahui seberapa jauh kompetensi yang ada dalam diri siswa. Dengan demikian, bahasa yang digunakan dalam penulisan butir soal juga merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan. 3. Penelaahan butir soal Tahap penelaahan butir soal berkaitan dengan diujiconbakan butir-butir soal yang hendak diujikan, untuk melihat kelayakan butir-butir soal tersebut., yakni dnegan ditelaah oleh expert juggement atau dengan teman sejawat yang dilakukan lebih dari satu orang. Telaah dilakukan dengan berpanduan pada kriteria telaah butir soal. Alat

evauasi yang telah sesuai dengan kisi-kisi dan tuntutan kriteria maka alat evaluasi tersebut telah memenuhi validitas isi. Tabel 1 Contoh Lembar Telaah untuk Soal Bentuk Pilihan Ganda Butir Jenis Persyaratan 1. Butir soal sesuai dengan indikator 2. Hanya ada satu kunci jawaban benar 3. Isi materi sesuai dgn tujuan pengukuran 4. Isi materi sesuai dgn tk kelas/jenj. pend. 5. Butir pengecoh berfungsi dengan baik B. Konstruksi 6. Pokok soal dirumuskan dengan jelas 7. Pilihan jawaban dirumuskan dengan jelas 8. Pokok soal tdk mengarah ke jawbn benar 9. Tidak ada bentuk negatif ganda 10. Pilihan jawaban homogen 11. Panjang pilihan jawbn kurang lebih sama 12. Antarbutir soal tdk brgntng satu sama lain 13. Pilihan dlm bentuk angka/waktu 1 2 Soal ... n

A. Materi

diurutkan C. Bahasa 14. Rumusan bahasa komunikatif 15. Kalimat gramatikal 16. Kalimat tidka bermakna ganda 17. Kosakata baku/umum/netral
(diadopsi dari Nurgiyantoro, 2012: 24)

4. Pelaksanaan uji coba Soal yang telah memenuhi kriteria tersebut dana telah ditelaah oleh expert judment, maka langkah berikutnya adalah menguji cobakan soal tersebut sehingga diketahui kualitas soal, meliputi efektifitas butir pengecoh, tingkat kesulitan soal, indeks daya beda, dan akhirnya soal tersebut . langkah ini menunjuk pada hasil ujian yang dilakukan akan dimaknai sebagai pelaksanaan tes yang sebenarnya untuik melihat kemampuan dan kompetensi yang diajarkan telah dikuasai oleh peserta didik. 5. Analisis butir soal dan jawaban a. Analisis butir soal yang digunakan untuk analisis soal lebih jauh agar memenuhi kelayakan, misalnya untuk kebutuhan penelitian, dengan melihat ITK, IDB, dan Indeks efektivitas distraktor. Langkah ini dapat dibantu dengan menggunakan progam komputer iteman atau anate.s b. Analisis jawaban, langkah ini dilakukan dengan analisis perbutir soal dengan indikator per kemampuan dasar dipergunakan sebagai masukan perbaikan pembelajaran, kompetensi dasar mana yang sudah dikuasai atau yang masih belum dikuasai. 6. Perbaikan butir soal dan perakitan soal ujian sesuai dengan analisis butir-butir soal 7. Pelaksanaan ujian harus ditentukan baik waktu, tempat dan pengawasan yang cermat 8. Penafsiran hasil ujian, dilakukan dengan pemberian nama, yang lazim, dan melakukan dua pendekatan, yakni pendekatan acuan kriteria dan pendekatan acuan norma. Hasil penafsiran tersebut dapat digunakan untuk memaknai seberapa jauh siswa telah menguasai kompetensi yang diajarkan dan dapat digunakan juga sebagai penentu keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Penilaian yang dilakukan oleh guru hendaklah memiliki kinerja kebermaknaan dan bernilai disebut dengan penilaian otentik. Sebuah pertanyaan sederhana mengenai proses penilaian adalah apakah aspek yang dinilai? Apakah selama ini penilaian yang dilakukan sudah tepat ? adakah hubungan penilaian dengan kebutuhan peserta didik di dunia nyata? Atau penilaian cukup pada konsep-teori saja tanapa membrikan nilai praktis. Berkaitan dengan berbagai pertanyaan tersebut maka disinilah peran tes otentik dalam sekolah. Penerapan tes otentik menulis di sekolah Penilaian otentik memberikan kesempatan pada siswa untuk menghubungan apa yang mereka pelajari, mengaplikasikan pengetahuan yang esensial, dan keterampilan dalam tugas-

tugas dan masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia nyata yang sesungguhnya (Jounal:Creating Assesment, 2008: 6). Nurgiyantoro (2011: 23) mengemukakan bahwa bahwa penilaian otentik menekankan kemampuan peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki peserta didik senyata-nyata dan meiliki makna. Penilaian selama ini yang dilakukan adalah penilaian yang bersifat tradisional. Lalu bagaimanakah perbedaan tes otentik dengan tes tradisional. Kedua jenis penilaian tersebut memiliki kriteria yang berbeda sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut.

Keutamaan penilaian otentik yang disampaikan dalam Jounal:Creating Assesment, 2008: 6-7 adalah sebagai berikut . 1. Buruknya struktur yang tidak dapat diprediksi dengan pilihan-pilihan dan peran, dengan demikian membantu melatih siswa menghadapi kekomplekan abiguitas dari dunia kerja dan kehidupan yang profesional 2. Melatih siswa untuk lebih respek bahwa setiap permaslahan memilki lebih dari satu penyelesaain 3. Hal ini merupakan respon dari stakeholder luar seperti bagian industri dan berbagai profesi untuk perguruan tinggi menawarkan penelitain yang lebih relevan bahwa meningkatkan mutu lulusan, termasuk perkembangan kemampuan lulusan Aplikasi tes otentik dalam tingkatan sekolah menengah atas. Aplikasi tes otentik terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut. 1. Penentuan standar Standar Kompetensi 4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif)

Kompetensi Dasar 4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif. Indikator : Mampu menentukan topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif Menyusun kerangka paragraf naratif dengan memperhatikan pola urutan waktu dan tempat

Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf naratif Nilai karakter : kreatif, mandiri, rasa tangungjawab, bersahabat/ komunikatif, tanggungjawab. 2. Penentuan tugas otentik Tugas otentik berupa: (1) indikator pertama: menentukan ide-ide paragraf naratif., indikator kedua: menyusun kerangka karangan, indikator ketiga: mengembangkan kerangka karangan (2) Indikator pertama: tugas menuliskan ide paragraf ke dalam topik-topik tertentu. Sebelum pelaksanaan pembelajaran guru telah mempersiapkan jenis-jenis paragraf dan memberikan contoh nyata paragraf naratif yang berguna dalam masyarakat, seperti berita, peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar peserta didik dan di bawa dalam pembelajaran. Menugasi peserta didik untuk membaca, mencermati dan menulis topik-topik dalam yang terdapat dalam koran kemudian berdiskusi bersama untuk menentukan topik yang ditemukan (3) Indikator kedua: menyusun berbagai topik. Setelah itu peserta didik diberi tugas untuk menulis sebuah topik yang berhubungan dengan sekolah, aktifitas di rumah atau berbagai peristiwa yang terjadi di masyarakat. (4) Indikator: Mengembangkan kerangka karangan Siswa diberi tugas untuk mengembangkan kerangka karangan sesuai dengan topik yang telah dipilih masing-masing peserta didik diluar kelas seperti di di taman pantauan guru. (5) Indikator keempat : menuliskan kerangka karangan. Siswa diberi tugas untuk menuliskan kerangka yang telah dibuat dengan memperhatikan aspek-aspek yang hendak dinilai guru, seperti pola urutan waktu dan tempat

Perintah tugas peserta didik untuk indikator pertama, kedua, dan ketiga Indikator pertama: anda sekalian silahkan membaca koran yang berjudul Pemilihan Bupati Jomabang yang telah Ibu bagikan. Kemudian tulislah masingmasing topik yang kalian temukan dalam berita tersebut dan setelah kalian menemukan berbagai topik yang ada di dalamnya kita diskusikan topik-tersebut. Indikator kedua: setelah tadi kita berdiskusi tentang topik paragraf naratif yang terdapat di koran. Kemudian, sekarang susunlah topik-topik dalam buku tugas kalian yang berhubungan dengan aktifitas kalian di sekolah, di rumah, di masyarakat dan berbagai kejadian penting yang terjadi di sekitar kalian. Ingat! Yang harus kalian perhatikan adalah pola urutan waktu dan tempat dai kerangka tersebut. Indikator ketiga: tugas berikutnya yang harus kalian lakukan setelah menyusun kerangka karangan adalah mengembangkan kerangka paragraf tersebut dalam paragraf narasi, sehingga ide-ide kalian tertampung semuanya dalam paragraf tersebut. Contoh rubrik penilaian keterampilan menulis. No. 1 2 3 4 5 6 7 Aspek yang Dinilai Kualitas isi paragraf Keakuratan dan keluasan isi Organisasi penulisan paragraf Kebermaknaan keseluruhan tulisan Ketepatan diksi Ketepatan kalimat Ejaan dan tata tulis Tingkat Capaian Kinerja 1 2 3 4 5

Jumlah Skor: (diadopsi dari Nurgiyantoro, 2012: 439) Setelah ulasan sebelumnya berisi langkah pengembangan alat evaluasi, kemudian penerapan tes otentik di sekolah dalam satu keterampilan bahasa, rasanya kurang lengkap kalau kita tidak berbicara sastra. Penilaian kompetensi bersastra yang Apresiatif Bagaimanakah penilaian kompetensi bersastra yang apresiatif itu? Merujuk Nurgiyantoro (2012: 456) berbicara masalah penilaian kompetensi sastra yang apresiatif adalah membaca karya secara langsung. Berikut aplikasi penilaian bersastra yang apresiatif.

A. Standar Kompetensi

6. Membahas cerita pendek melalui kegiatan diskusi B. Kompetensi Dasar :

6.2 Menemukan nilai-nilai cerita pendek melalui kegiatan diskusi C. Indikator 1. Mengidentifikasi nilai-nilai dalam cerpen 2. Mendiskusikan nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen 3. Menceritakan kembali isi cerpen yang dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri D. Bentuk soal 1. Tentukanlah nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen Sekolahku di Pedalaman melalui kegiatan diskusi kelompok dengan tepat! 2. Ceritakan kembali isi cerita pendek Sekolahku di pedalaman dengan bahasamu sendiri ! E. Rubrik Penilaian Rubrik penilaian tugas menemukan nilai-nilai cerita pendek No. 1 2 3 4 5 Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja 1 2 3 4 5

Ketepatan analisi nilai-nilai cerpen Ketepatan argumentasi Penunjukan bukti pendukung Ketepatan kata dan kalimat Ketepatan penuturan. Jumlah Skor: (diadopsi dar Nurgiyantoro, 2012: 483)

Daftar Pustaka Brown, H. Douglas. (2004). Language Assessment Principles and Classroom Practices. White Plains NY: Pearson Education Bernard, Spolsky dan Francais M. Hult. 2008. The Hanbook of Educasional Linguistics. United kingdom: Blackwell Publishing. Burhan Nurgiantoro. (2012). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Journal Learning And Teaching Centre Macquarie University. Creating Authentic Assesment. 2008. Journal.page 6-9. Diunduh tanggal 01 Juni 2013. Anderson, Lorin. W. (2008).Classroom Assessment. New Jersey: Lawrence Elrbaum Ascociates Publisher. Burhan Nurgiantoro. (2011). Penilaian Otentik. Yoykarta: Gadjah Mada University Press.

You might also like