You are on page 1of 3

Hidup Mulia dengan Akhlaq yang Mulia

By Abu Fatimah Al Banteni Posted on 25 October 2012Posted in: Akhlak, Artikel Islam

Kami kutipkan sedikit penjelasan Ustadz Abu Haidar As Sundawy hafizhahullah tentang keutamaan Akhlak Mulia agar senantiasa dapat berupaya memperbaiki kualitas Iman dan Taqwa dengan membenahi akhlak kita. Ustadz Abu Haidar menjelaskan tentang Akhlak Mulia di Amsterdam Belanda yang dibagi dalam 2 Sesi: sesi 1 tentang keutamaan akhlak mulia dan sesi 2 tentang bahaya akhlak tercela. Sebagaimana kita ketahui bahwa kemuliaan akhlak diukur dengan ilmu dan bukan ditentukan oleh individu tertentu. Semua dibahas dan diamalkan dengan ilmu yang jauh dari campur tangan rayu atapun hawa nafsu. Karena semua berdasarkan ilmu maka jelaslah bahwa faktor terbesar kerusakan berupa syirik, bidah, ataupun buruknya tabiat adalah disebabkan lalainya manusia dari menuntut ilmu. Semoga Allah menambahkan ilmu kepada kita semua. Mudah-mudahan kami bisa upload di website ini kajian Ustadz Abu Haidar mengenai akhlak. Amin Ustadz Abu Haidar As Sundawi hafizhihullah menjelaskan: Pembahasan tentang keutamaan akhlak mulia ini bertujuan sebagai stimulan, pendorong agar kita senantiasa kabita tergiur untuk memiliki akhlak yang mulia. Keinginan besar lahir dari stimulan atau kata orang sunda mah kabita dengan pahala besar dari akhlak mulia. [Keutamaan yang Allah Berikan kepada Orang yang Berakhlak Mulia] Sebetulnya ada seabreg keutamaan yag Allah berikan kepada orang yang berakhlak mulia. Banyak hadits yang menjelaskan keutamaan yang didapatkan oleh orang yang berakhlak mulia. Pertama: Akhlak yang mulia adalah akhlak yang dicintai Allah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam banyak hadits. Diantaranya sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ath Thobroni dalam Al Ausath, Ibnu Asakir dengan sanad yang shohih, yang dijelaskan keshohihannya oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih al Jami da n Silsilah Ahadits Ash Shohihah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan dan mencintai ketinggian akhlak serta membenci keburukan akhlak Ini adalah hadits pertama yang menjelaskan bahwa akhlak mulia sangat dicintai Allah. Lalu apa untungnya kita dicintai Allah? Untungnya pasti banyak baik lahir maupun bathin di dunia maupun di akherat. Jangankan dicintai Allah Al Khaliq dicintai makhluq saja sudah menguntungkan. Diantara keuntungan yang didapatkan oleh orang yang Allah cintai adalah sebagaimana dijelaskan dalam satu hadits yang shahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shohihnya yang merupakan hadits qudsi Allah berfirman yang artinya, Jika Aku sudah mencintai seorang Hamba, Aku akan menjadi pendengarannya, yang dengan pendengaran itulah dia mendengar. Aku akan menjadi kedua matanya yang dengannya dia melihat. Aku akan menjadi kedua tangannya yang dengan kedua tangan itu dia bertindak. Aku pun akan menjadi kedua kakinya yang dengan kedua kaki itu dia melangkah. Kalu dia minta sesuatu pasti aku berikan. Apabila dia minta perlindungan kepadaku pasti akan aku lindungi. Inilah komitmen Allah kepada orang yang Allah cintai. Jadi betapa sangat menguntungkannya orang yang dicintai Allah. Dan orang yang dicintai Allah adalah orang yang memiliki akhlak mulia. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai orang yang memiliki akhlak mulia, kabita, teriming-imingi oleh kemuliaan akhlak. Beliau bedoa kepada Allah untuk dapat berakhlak mulia dan berlindung adri keburukan akhlak. Diantaranya adalah doa yang terdapat dalam Shohih Muslim: Ya Allah tunjukkanlah aku untuk berhias dengan akhlak yang terbaik karena tidak ada yang bisa menunjukkan kami kepada hal itu kecuali Engkau, dan jauhkanlah aku dari akhlak yang buruk dan tidak ada yang bisa menjauhkan aku darinya kecuali Engkau

Hidayah menurut Syaikh Muhammad Al Utsaimin rahimahullah: jika ada ayat atau hadits yang terdapat kata hidayah yang maknanya tidak spesifik maka maksudnya adalah hidayah secara umum. Sebagaimana kita ketahui bahwa ada dua macam hidayah: 1. Al Irsyad (bimbingan) ad Dilalah (petunjuk) dan 2. At Taufiq. Yang pertama maksudnya adalah ilmu adapun yang kedua berupa keinginan untuk mengamalkan ilmu itu. Adakalanya orang mendapatkan ilmu saja tapi tidak mendapatkan hidayah at Taufiq . Dia dapat ilmu tapi tidak mengamalkan ilmu. Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berdoa:

Ya Allah berilah hidayah maknanya berilah aku hidayah (ilmu) tentang akhlak terbaik dan berikan aku taufiq agar aku dapat memiliki akhlak terbaik tersebut. Karena tidak ada yang dapat memberi hidayah kecuali Allah. Dalam hadits ini juga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berdoa: Jauhkanlah aku dari akhlak yang buruk dan tidak ada yang bisa menjauhkan aku darinya kecuali Engkau Doa ini bagus untuk kita hafal dan kita baca. Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berdoa:

Ya Allah jauhkanlah aku dari berbagai kemungkaran akhlak, hawa nafsu, amal perbuatan dan segala macam penyakit Dalam hadits ini Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam berlindung dari keburukan akhlak karena keburukan akhlak akan mendatangkan kerugian besar. Kerugian akhlak ini akan dibahas secara detil dengan dalil-dalil pada kesempatan lain. Diantara kerugian akhlak tercela: dapat menghapus pahala-pahala kebaikan, pahala sholat, shoum, zakat infaq shodaqoh, haji, pahala menuntut ilmu yang sudah kita tumpuk tumpuk itu bisa terhapus dengan keburukan akhlak. Inilah diantara kerugiannya sebagaimana nanti dibahas secara rinciselesai mengutip penjelasan Ustadz Abu Haidar Pengarang kitab Mukhtashor Minhajul Qashidin yakni Al Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah menjelaskan tentang keutamaan Akhlaqul Karimah: Persatuan merupakan buah akhlak yang baik dan perpecahan merupakan buah akhlak yang buruk, karena akhlak yang baik tentu menghasilkan rasa saling mencintai dan keselarasan sedangkan akhlak yang buruk membuahkan rasa membenci dan memusuhi. Jadi tidak bisa dipungkiri bahwa ada keutamaan dalam akhlak yang baik. Diriwayatkan dari hadits Abud Darda Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam beliau bersabda,:

Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan orang mumin pada hari kiamat selain dari akhlak yang baik. (At Tirmidzi, Ahmad dan Bukhari) Dalam hadits lain disebutkan, . Sesungguhnya orang yang paling kucintai di antara kalian dan yang paling dekat tempat duduknya denganku pada hari Kiamat ialah yang paling baik akhlaknya di antara kalian, dan sesungguhnya orang yang paling kubenci di antara kalian dan yang paling jauh tempat duduknya pada hari Kiamat ialah yang paling buruk akhlaknya di antara kalian. (Ahmad, Ibnu Hibban dan Al Baghawy) Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya tentang sesuatu yang lebih banyak membuat orang masuk surga. Beliau menjawab, . Taqwa kepada Allah dan akhlak yang baik

Billahit Tawfiq Kota Baja 9 dzulhijjah 1433

http://yayasanalhanif.or.id/hidup-mulia-dengan-akhlaq-yang-mulia/

You might also like