You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita sering mendengar kata "Imunisasi". Apa sebenarnya arti kata tersebut?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, imunisasi diartikan "pengebalan" (terhadap penyakit). Kalau dalam istilah kesehatan imunisasi diartikan pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Biasanya imunisasi bisa diberikan dengan cara disuntikkan maupun diteteskan pada mulut anak balita (bawah lima tahun). Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang imunisasi. B. Tujuan Tujuan penyusunan makalah ini yaitu agar para mahasiswa akademi kebidanan memperoleh pengetahuan tentang imunisasi.

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Immunisasi Dewasa ini angka kematian dan kesakitan pada bayi dan anak balita cukup tinggi, dimana hal ini disebabkan oleh berbagai faktor dimana salah satu penyebabnya adalah penyakit adalah penyakit menular, padahal penyakit ini dapt dicegah dengan pemberian kekebalan terhadap bayi dan anak. Immunisasi adalah suatu cara memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu. Sedangkankan vaksin adalah kuman atau racun yang dimasukan dalam tubuh bayi/anak yang disebut antigen dalam tubuh antigen akan bereaksi dengan antibodi sehingga akan timbul kekebalan. Ada juga vaksin yang dapat menjadi racun terhadap kuman yang disebut anti toksin. Reaksi tubuh pertama kali terhadap anti gen berlangsung lamban dan lemah sehingga anti body yang terbentuk hanya sedikit, untuk memperbanyak, maka harus dilakukan Immunisasi ulang. Jenis-Jenis Immunisasi Ada 2 jenis kekebalan yang bekerja dalam tubuh bayi/anak yaitu : 1) Kekebalan aktif Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi bertahan lama. Kekebalan aktif dapat dibagi menjadi 2 jenis : a. Kekebalan aktif alamiah, dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami/sembuh dari satu penyakit, misalnya anak

yang menderita campak setelah sembuh tidak akan terserang campak lagi. Karena tubuhnya telah membuat zat penolak terhadap penyakit tersebut. b. Kekebalan aktif buatan, yaitu kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin Immunisasi, misalnya anak diberi vaksin BCG, DPT, dan Polio dan lainnya. 2) Kekebalan Pasif Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti body sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolak, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama. Kekebalan pasif ini dapat terjadi dengan dua cara yaitu : a. Kekebalan pasif alamiah atau kekebalan pasif bawaan, yaitu kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-kira hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir). Misalnya : dipteri morbili dan tetanus. b. Kekebalan pasif buatan, dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak. Misalnya pemberian vaksinasi ATS (Anti Tetanus Serum) Jenis-jenis vaksin di Indonesia banyak macamnya akan tetapi pada dasarnya ada dua macam : 1) Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan seperti : a. Virus campak dalam vaksin campak b. Virus polio dalam jenis sabin pada vaksin polio.

c. Kuman TBC dalam vaksin BCG 2) Vaksin yang dimatikan seperti : a. Bakteri pertusis dalam DPI b. Virus polio jenis salk dalam vaksin polio c. Racun kuman seperti teksoid (TT), dipteria toksoid dalam DPT d. Vaksin yang dibuat dari protein seperti hepatitis B Tujuan Pemberian Immunisasi adalah : a. Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu b. Apabila terjadi penyakit, tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian. Untuk menggunakan vaksin, beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut : a) Persyaratan pemberikan vaksin 1) 2) 3) 4) 5) Pada bayi dan anak yang sehat Pada bayi yang sedang sakit Vaksin harus baik Pemberian Immunisasi harus dengan teknik yang tepat Mengetahui jadwal vaksinasi dengan melihat umur dan jenis Immunisasi yang telah diterima. 6) 7) Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan Memperhatikan dosis yang akan diberikan

b) Cara penyuntikannya dan cara pengambilan vaksin pengambilan vaksin harus hati-hati dengan cara sebagai berikut :

1) 2) 3)

Bagian tengah tutup botol metal dibuka sehingga kelihatan karet Tutup botol karet didesinfeksi dengan desinfektan Ambil jarum yang steril dengan spoitnya untuk menghisap vaksin ke dalam spoit.

4)

Kulit yang akan disuntik di desinfektan, kemudian dibersihkan dengan kapas air hangat kemudian lakukan penyuntikan.

Proses terjadinya reaksi pada tubuh bayi dan anak setelah Immunisasi. Reaksi yang kemungkinan terjadi sesudah Immunisasi adalah: a. Reaksi lokal : bisanya terlihat pada penyuntikan misalnya terjadi pembengkakan yang kadang-kadang disertai demam agak sakit. b. Reaksi umum : dapat terjadi kejang-kejang, shock.

Penyakit yang dapat dicegah dalam pemberian Immunisasi ada 6 macam penyakit yang dapat dicegah antara lain : TBC, Dipteri pertusis, Tetanus, polio dan campak. a. Vaksi BCG Tujuan dari pemberian vaksin BCG adalah untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkolosis/TBC. adalah. 1) bayi umur 0-11 bulan, tetapi sebaiknya diberikan pada umur 0-2 bulan dengan dosis 0,5cc 2) vaksinasi ulang pada umur anak 5 tahun. Jadwal pemberian vaksin BCG

Efek samping pada pemberian vaksin ini pada dasarnya tidak ada tetapi reaksi secara norrmal akan timbul selama 2 minggu. Seperti

pembengkakan kecil, merah pada penyuntikan. b. Vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus) Tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk memberi kekebalan aktif yang bersamaan terhadap penyakit difteri, petusis dan tetanus. pemberian vaksin DPT adalah : 1) bayi pada umur antara 2-11 bulan sebanyak 3X suntikan dengan selang 4 minggu secara IM (intra muskular) atau subkutan. 2) Immunisasi ulang lainnya diberikan setelah umur 1 -2 tahun. 3) Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5-6 tahun (kelas 1 SD) 4) Diulang lagi pada umur 10 Tahun (menjelang tamat SD), Reaksi yang mungkin terjadi setelah pemberian immunisasi adalah demam ringan. Pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan selama 1-2 hari kadang-kadang reaksi yang lebih berat seperti demam tinggi dan kejang. Kekebalan yang di peroleh dari vaksin DPT adalah vaksin dipteri 80-95%, vaksin pertusis 50-60%, vaksin tetanus 90-95% c. Vaksin polio. Tujuan pemberian vaksin polio adalah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomelistis. Jadwal pemberian vaksin polio adalah : a) pada bayi umur 2-11 bulan diberi sebanyak 3X pemberian dengan dosis 2 tetes dengan interval 4 minggu. b) Pemberian ulang pada umur 1 -2 tahun Jadwal

c) Menjelang umur 5 tahun d) Pada umur 10 tahun Biasanya vaksin diberikan bersama-sama dengan vaksin DPT akan tetapi pemberiannya dengan interval 2 jam. Kekebalan yang di peroleh dari vaksinasi ini sebesar 45-100% reaksi yang ditimbulkan pada dasarnya tidak ada, walaupun ada hanya berak-berak ringan. d. Vaksin campak Tujuan vaksin campak adalah untuk mendapat kekebalan penyakit campak. Jadwal pemberian vaksin campak adalah pada umur 9-11 bulan dengan satu kali pemberian dengan dosis 0,5cc dengan suntikan subkutan, apabila pemberian vaksin campak kurang dari 9 bulan harus diulangi pada umur 15 bulan. Kekebalan yang di peroleh pada pemberian vaksinasi campak dekitar 96-99%, Sedangkan reaksi yang timbul tidak ada, mungkin hanya dengan demam ringan dan nampak sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan, mungkin juga terjadi pembengkakan pada tempat penyuntikan.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Immunisasi adalah suatu cara memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu. Sedangkankan vaksin adalah kuman atau racun yang dimasukan dalam tubuh bayi/anak yang disebut antigen dalam tubuh antigen akan bereaksi dengan antibodi sehingga akan timbul kekebalan. Ada juga vaksin yang dapat menjadi racun terhadap kuman yang disebut anti toksin. B. Saran Demikian makalah ini kami susun,semoga dapat bermanfaat bagi para calon bidan, namun kami menyadari bahwa makalah belum sempurna, oleh karena itu kami siap menerima kritik dan saran bagi semua pihak untuk kemajuan dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran. (2003). Kemitraan SpOG dan Bidan Dalam jaringan pelayanan Kesehatan Ibu. Disampaikan pada seminar forum dokter Bidan, Yogyakarta. Bennett, V. Ruth. (1993). Myles Textbook for Midwifes.London : Churchill Livingstone

Buku Asuhan Keperawatan Anak dalam Keluarga

You might also like