You are on page 1of 7

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan mahal, fakta tersebut

mendorong orang yang sakit untuk berbondong-bondong pergi ke pusat pengobatan tertentu dan mereka akan rela mengeluarkan biaya berapapun untuk mencapai derajat kesehatan yang diharapkanya. Fenomena inilah yang membuat orang yang masih sehat berusaha untuk dapat mempertahankan kesehatan yang dimilikinya, berbagai usaha yang ditempuh dapat bermacammacam, salah satu diantara yang paling sering dilakukan adalah dengan mempraktikan gaya hidup yang sehat seperti membiasakan olahraga secara teratur, makan-makanan yang bergizi, melakukan usaha menjaga kesehatan, dan lain sebagainya. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun atau disingkat CTPS adalah salah satu kegiatan yang termasuk dalam usaha menjaga kesehatan, karena kegiatan ini telah terbukti secara ilmiah dapat mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare, ISPA dan flu burung. (DEPKES,2010). Di Indonesia, pencanangan kegiatan CTPS telah dimasukkan sebagai salah satu dari sepuluh indikator dalam tindakan PHBS atau perilaku hidup bersih dan sehat yang dilakukan

dalam berbagai tatanan, utamanya dalam tatanan institusi pendidikan. Mengingat besarnya manfaat perilaku CTPS, maka kegiatan ini perlu diajarkan mulai dari anak-anak, dengan mengajarkan anak-anak membiasakan diri melaksanakan CTPS. Alasan utama perlunya membiasakan CTPS pada anak-anak adalah karena mereka termasuk dalam kelompok yang memiliki

2 kerentanan tinggi terhadap terjangkitnya penyakit yang diakibatkan oleh perilaku yang tidak mengindahkan kebersihan dan kesehatan. Alasan kedua adalah anak-anak merupakan aset bagi suatu bangsa. Anak-anak yang sehat merupakan salah satu ciri-ciri SDM anak yang berkualitas, oleh karena itu kebiasaan CTPS yang merupakan salah satu dari sarana untuk menjaga kesehatan, sangat perlu untuk disosialisasikan dan dilaksanakan agar kesehatan anak-anak tetap terjaga. Sekolah Dasar Negeri atau SDN 01 Krenceng merupakan salah satu institusi pendidikan dasar yang terletak di wilayah desa Krenceng kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Berdasarkan hasil wawancara singkat mengenai kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan sumber 10 siswa, masing-masing 4 siswa kelas 4 dan 6 siswa kelas 5, didapatkan hasil diantararanya 2 siswa menyatakan jarang melakukan cuci tangan dengan sabun, 4 siswa mengatakan mencuci tangan pakai sabun hanya saat sebelum makan dan sehabis dari buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB), dan 4 siswa sisanya mengatakan melakukan cuci tangan sebelum makan, sehabis makan, keluar dari kamar mandi (BAB dan BAK) tetapi tidak memakai sabun dalam mencuci tangannya. Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan CTPS siswa kelas 4 dan 5 SDN 01 krenceng masih sangat kurang, apalagi dari wawancara tersebut juga didapatkan hasil tambahan 7 dari 10 sumber wawancara mengatakan tidak tahu manfaat dan waktu tepat melakukan CTPS. Dari data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kebiasaan CTPS siswa di SDN 01 Krenceng masih kurang, hal ini kemungkinan berkaitan dengan kurangnya pemahaman terkait pentingnya kebiasaan melakukan CTPS. Dari pemahaman perihal kebiasaan CTPS, akan terbentuk sikap terhadap CTPS itu

3 sendiri dan pada akhirnya akan menjadi suatu bentuk praktik atau kebiasaan CTPS. Hal inilah yang mendasari gagasan melakukan penyuluhan di SDN 01 Krenceng, penelitian dalam bentuk penyuluhan yang akan dilaksanakan adalah pada ranah pengetahuan dan sikap saja, karena apabila dilakukan pada semua ranah perilaku (pengetahuan, sikap dan praktik) akan memakan waktu yang lama (Notoadmodjo,2010), karena memakan waktu yang lama itulah, maka penelitian ini hanya akan dilakukan pada ranah pengetahuan dan sikap saja. Dalam usaha untuk melaksanakan penyuluhan dengan tema CTPS ini pastilah diperlukan adanya suatu perangkat media yang digunakan untuk mendukung kegiatan tersebut. Kriteria pemilihan media yang akan digunakan biasanya tergantung dari keefektifan dan kesesuaian media dengan tujuan yang diharapkan oleh pelaksana penyuluhan, selain itu juga harus memperhatikan kesesuaian media dengan kemampuan menangkap (segi kognitif) sasaran penyuluhan. Sebagai contoh media yang dapat digunakan adalah media video dan flip chart kartun. Alasan pemilihan video (media berbasis audio-visual) dan media flip chart kartun (media yang berbasis visual) sebagai media penyuluhan untuk siswa SDN 01 Krenceng diambil berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya yang pertama adalah kedua media tersebut merupakan media yang sering digunakan dalam penelitian di sekolah dasar atau sederajat dengan alasan lebih efektif dalam merangsang pemahaman (segi kognitif) karena dapat memancing imajinasi anak dalam mengartikan makna atau isi kandungan dalam media yang digunakan serta merupakan media favorit yang sangat disukai anak-anak, alasan yang kedua adalah kedua media dapat digunakan untuk menjelaskan alur urutan atau langkah-langkah (standart operasional praktik atau SOP) suatu kegiatan

4 atau proses, hal ini berkaitan dengan langkah-langkah CTPS yang benar, dan alasan ketiga adalah keduanya dapat digunakan berulang-ulang atau tidak rusak sekali pakai. Pemilihan media video sebagai media pembelajaran atau penyuluhan pada anak usia sekolah dasar atau sederajat didasarkan pada tiga penelitian berikut, penelitian yang pertama dilakukan oleh Faizatul laila pada tahun 2010 di Sekolah Dasar Negeri 02 pakunden, kecamatan Sukorejo kota Blitar, tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah untuk mengetahui signifikansi korelasi antara pemanfaatan video sebagai media pembelajaran dengan hasil belajar siswa kelas 5 (lima) SD, hasil yang dicapai adalah media video dapat meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar didasarkan pada nilai koefisien korelasi sebesar 0,725 dengan signifikansi sebesar 0,000 terhadap hasil belajar siswa. Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Fredy Kurniawan, dkk. di SD Negeri III Bubakan tahun pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran sejarah (IPS) materi persiapan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, penggunaan video pada penelitian ini dikombinasikan dengan metode Course Review Horay (CRH). Hasil yang didapatkan dalam adalah 95 % dari 20 siswa (19 siswa) hasil belajarnya berada diatas KKM (kriteria kelulusan minimal). Penelitian ketiga dilakukan di SD Negeri 01 Mangunrejo, kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan oleh Niken Maya yasinta pada tahun 2012. Penelitian tersebut menggunakan media video dalam bentuk video compact disk (VCD). Hasil yang dicapai dalam penelitian tersebut adalah skor rata-rata hasil belajar siswa kelas empat antara kelas yang memakai media VCD dalam kelas PBL pada kelompok eksperimen dibanding kelas PBL Non video mempunyai

5 perbandingan sebesar 80,15 pada kelas media VCD dan 72,93 pada kelas non VCD. Sedangkan pemilihan media flip chart kartun didasari oleh tiga penelitian berikut. Penelitian yang pertama dilakukan di SD Negeri Sukorejo 02 dan 03 Gunungpati, Semarang pada tahun 2012 oleh Oki Nurhayati, dkk, hasil yang dicapai adalah terjadi peningkatan skor pre test dibanding post test dengan selisih skor 9,54 (nilai rata-rata pre test 78,80 dan skor rata-rata post test 84,40), tema penelitian adalah tersebut tentang kesehatan gigi dan mulut. Penelitian kedua dilakukan oleh andhika yoga P., dkk pada tahun 2012 di SD Negeri 02 wonosari, Kecamatan kebumen. Hasil yang dicapai adalah peningkatan skor kriteria kelulusan minimal (KKM) dari 72 % kelulusan siswa menjadi 75% kelulusan pada mata pelajaran IPA (ilmu pengetahuan alam). Penelitian ketiga adalah penelitian di SDIT Arrafii Baleendah tentang penggunaan kartun sebagai media pembelajaran dalam mata pelajaran matematika. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan media kartun lebih efektif untuk meningkatkan indeks prestasi metematika anak, baik dari aspek pemahaman, aspek penerapan maupun aspek analisa siswa dibandingkan dengan media gambar konvensional.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti mengangkat permasalahan

sebagai berikut : bagaimana perbedaan tingkat efektivitas penggunaan media video dan media flip chart kartun dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap CTPS di sekolah daasar negeri 01 krenceng ?.

6 1.3 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui perbedaan tingkat efektivitas penggunaan media video dan media flip chart kartun dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap CTPS di Sekolah Dasar Negeri 01 Krenceng. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi pengetahuan siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Krenceng sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang CTPS dengan media video b. Mengidentifikasi sikap CTPS siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Krenceng sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang CTPS dengan media video. c. Mengidentifikasi pengetahuan CTPS siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Krenceng sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang CTPS dengan media flip chart kartun. d. Mengidentifikasi sikap CTPS siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Krenceng sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang CTPS dengan media flip chart kartun. e. Untuk menganalisa perbedaan tingkat efektivitas penggunaan media video dibanding dengan media flip chart kartun pada pengetahuan dan sikap CTPS siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Krenceng.

7 1.4 1.4.1 Manfaat Penelitian Manfaat Akademis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa jurusan Ilmu Keperawatan terkait perbedaan tingkat efektivitas penggunaan media video dengan media flip chart kartun sebagai media penyuluhan pada anak usia sekolah. 1.4.2 Manfaat Praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan kegiatan penyuluhan terutama penyuluhan kesehatan dengan sasaran utama anak usia sekolah terkait tingkat efektivitas yang dicapai antara penggunaan media video dibandingkan dengan media flip chart kartun.

You might also like