You are on page 1of 18

ISOLASI DAN KULTIVASI SERTA IDENTIFIKASI BAKTERI

I. PENDAHULUAN Jumlah dan populasi bakteri di alam sekitar kita sangat banyak. Beratus-ratus atau mungkin ribuan species berbagai bakteri terdapat dimana-mana sehingga dia disebut bersifat cosmopolitan. Untuk dapat mengetahui dan mengidentifikasi bakteri perlu dibuat biakan murni bakteri yang kita identifikasi. Untuk itu perlu diambil bahan pemeriksaan, lalu bahan itu ditanam dengan maksud memperbanyak pertumbuhan bakteri yang dicari yang dinamakan pembiakan murni. Bakteri dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrient yang disebut medium. Mikroorganisme seperti bakteri sulit untuk dipelajari dalam ilmu taksonomi karena tidak mempunyai varietas dari ciri-ciri anatomi seperti halnya tumbuhan atau hewan. Identifikasi bakteri didasarkan pada varietas dari karakteristik yang dimiliki oleh bakteri tersebut, tidak hanya dari morfologi tetapi juga karakteristik kultur mikroorganisme, fisiologi, dan patogenitas Bakteri dapat diidentifikasi dengan mengetahui reaksi biokimia dari bakteri tersebut. Dengan menanamkan bakteri pada medium, maka akan diketahui sifat-sifat suatu koloni bakteri. Sifat-sifat suatu koloni tersebut ialah sifat-sifat yang ada sangkut pautnya dengan bentuk, susunan, permukaan, pengkilatan, dan sebagainya. Dalam praktikum kali ini, sebelumya kita akan mengisolasi dan mengkultivasi bakteri sebelum mengidentifikasinya dengan mengetahui motilitas dan reaksi biokimia dari sampel bakteri. Media yang digunakan adalah semi solid agar, media gula-gula, dan uji IMViC. Sedangkan bakteri yang akan diidentifikasi adalah bakteri dari feses burung kenari atau Serinus canaria.

I. MAKSUD dan TUJUAN Pada percobaan kali ini, maksud dan tujuannya adalah: 1. Mengetahui cara mengisolasi bakteri 2. Mengetahui cara membiakkan bakteri pada medium tertentu 3. Mengetahui cara mengidentifikasi jenis bakteri dengan metode uji gula-gula dan uji biokimia II. IDENTIFIKASI MASALAH Dalam praktikum identifikasi bakteri ini, masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: a. Mengetahui cara mengisolasi bakteri b. Mengetahui cara membiakkan bakteri pada medium tertentu c. Mengetahui cara mengidentifikasi jenis bakteri dengan uji gula-gula dan uji biokimia d. Bagaimanakah hasil dari identifikasi bakteri tersebut II. TINJAUAN PUSTAKA Bakteri, sebagai kelompok, hidup dan tumbuh di bawah kisaran keadaan yang luas. Beberapa species hidup pada deposit-deposit di parit-parit terdalam di samudera, yang lain hidup di tanah arktik, yang lain lagi di sumber air panas. Untuk menelaah bakteri di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Tidak ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi semua bakteri di laboratorium. Bakteri amat beragam baik dalam persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa bakteri mempunyai persyaratan nutrient yang sederhana sedangkan yang lain mempunnyai persyratan yang rumit. Beberapa species tumbuh pada suhu terendah 0oC, sedangkan yang lain tumbuh pada suhu sampai 75 oC. 2

Beberapa membutuhkan oksigen bebas, sedangkan yang lain dihambat oleh oksigen. Karena alasan ini maka kondisi harus disesuaikan sedemikian sehingga menguntungkan bakteri tertentu yang sedang ditelaah. Begitu tersedia kondisi yang baik untuk kultivasi, maka reproduksi dan pertumbuhan bakteri dapat diamati dan diukur, utnuk menentukan pengaruh berbagai kondisi baik terhadap reproduksi maupun pertumbuhan bakteri tersebut dan untuk menentukan perubahan-perubahan apa saja yang dihasilkan oleh bakteri di dalam lingkungan tumbuhnya. Persyaratan nutrisi

Semua bentuk kehidupan, dari mikroorganisme sampai kepada manusia, mempunyai persamaan dalam hal persyaratan nutrisi tertentu dalam bentuk zat-zat kimiawi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan fungsinya yang normal. Pengamatan-pengamatan baerikut ini melukiskan hal tersebut dan juga menampakkan keragaman yang amat besar dalam hal tipe nutrisi yang dijumpai di antara bakteri: Semua organisme hidup membutuhkan sumber energi. Organisme hidup terbagi menjadi fototrof atau kemotrof dan kedua tipe nutrisi ini dijumpai di antara bakteri. Semua organisme hidup membutuhkan karbon; semua membutuhkan sedikitnya sejumlah kecil karbondioksida, tetapi kebanyakan di antaranya juga membutuhkan beberapa senyawa karbon organik, seperti gula-gulaan dan karbohidrat lain. Semua organisme hidup membutuhkan nitrogen. Bakteri sangat beragam dalam hal ini; beberapa tipe menggunakan nitrogen atmosferik, beberapa tumbuh pada senyawa nitrogen anorganik, dan yang lain membutuhkan nitrogen dalam bentuk senyawa nitrogen organic. Semua organisme hidup membutuhkan belerang (sulfur) dan fosfor. Semua organisme hidup membutuhkan beberapa unsur logam, natrium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt untuk pertumbuhnannya yang normal. Walaupun dalam jumlah yang sedikit.

Semua organisme hidup membutuhkan vitamin (senyawa organic khusus yang penting untuk pertumbuhan) dan senyawa seperti vitamin yang berfungsi membentuk substansi yang mengaktivasi enzim substansi yang menyebabkan perubahan kimiawi.

Semua organisme hidup membutuhkan air untuk fungsi-fungsi metabolic dan pertumbuhannya. Untuk bakteri, semua nutrient harus ada dalam bentuk larutan sebelum dapat memasuki bakteri tersebut. (Pelczar,1986)

Kondisi fisik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Bakteri tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukan respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di alam lingkungannya. Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan suatu kombinasi nutrient serta lingkungan fisik yang sesuai. 1. Suhu 2. Atmosfer gas 3. pH (Pelczar,1986) Mikroorganisme tidak mempunyai varietas dan ciri-ciri anatomi, tidak seperti halnya pada tumbuhan atau hewan yang mudah dipelajari dalam taksonomi. Masalah yang paling mendasar di dalam bakteriologi adalah penyembuhan, pembersihan, dan identifikasi dari kultur bakteri. Identifikasi bakteri didasarkan pada varietas dari karakteristik yang dimiliki oleh bakteri tersebut, tidak hanya dari morfologi tetapi juga karakteristik kultur mikroorganisme, fisiologi, dan patogenitas (Seeley & VanDemark, 1971). Bakteri dapat diidentifikasi dengan mengetahui reaksi biokimia dari bakteri tersebut. Dengan menanamkan bakteri pada medium, maka akan diketahui sifat-sifat suatu koloni bakteri. Sifat-sifat suatu koloni tersebut ialah sifat-sifat yang ada sangkut pautnya dengan bentuk, susunan, permukaan, pengkilatan, dan sebagainya (Dwidjoseputro, D. 1981.)

Identifikasi bakteri dapat diketahui dengan menanamkan sampel bakteri dalam media seperti media gula-gula dan penanaman dalam IMViC. Uji IMViC ini merupakan singkatan dari uji Indol, Metil Red, Voges Proskauer, dan Citrate. Media gula-gula Media gula-gula ini merupakan media yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi bakteri. Indikator yang digunakan adalah merah fenol, untuk mengetahui terjadinya pembentukan asam atau tidak sebagai hasil penguraian gula pada medium. Di dalam media gula-gula ini digunakan tabung Durham untuk mengetahui ada tidaknya pembentukan gas sebagai hasil penguraian gula dalam medium. Media gula-gula ini terdiri dari glukosa, laktosa, manosa, maltosa, dan saccharosa. 1. Uji Indol Bakteri yang tergolong dalam grup fekal dapat memecah asam amino triptofan dan menghasilkan suatu senyawa berbau busuk yang disebut indol. Bakteri yang telah ditumbuhkan dalam medium yang mengandung triptofan, kemudian diberi 3-5 tetes pereaksi Kovacs yang mengandung amil alkohol atau diberi kristal asam oksalat. Adanya indol akan menyebabkan amil alkohol berubah warnanya menjadi merah tua atau warna kristal asam oksalat menjadi merah muda. Uji yang menggunakan penunjuk amil alkohol disebut metode Kovacs, sedangkan yang menggunakan penunjuk asam oksalat disebut metode Gnezda. 2. Uji Metil Red Test ini adalah untuk mengetahui adanya pembentukan asam dengan pH di bawah 4. Metil Red adalah suatu indicator yang akan menunjukan warna merah bila pH ada di bawah 4. Hasil test positif ditandai dengan terbentuknya warna merah, sedangkan warna kuning menunjukan hasil negative. Pada uji ini sebelumnya ditambahkan reagen MR (0,4% dalam alcohol 96%) kedalamnya untuk dapat mengetahui reaksi warna. 3. Uji Voges Proskauer 5

Pada reaksi ini akan diselidiki apakah bakteri yang akan diuji dapat membentuk Acethyl Methyl Carbinol atau tidak. Untuk melihat hasil positif maka ke dalam medium yang telah ditanami ditambahkan KOH kemudian dipanaskan sebentar. Dalam hal ini akan terbentuk diacethil. Diacetyl ini dengan sisa-sisa guanidine akan membentuk warna merah kecoklatan yang berupa cincin dipermukaan tabung sebagai VP (+), bila tidak terjadi apa-apa ditulis VP (-). 4. Uji Sitrat Dengan manggunakan medium citrate menurut Simmon, merupakan medium padat yang terdiri dari mono ammonium fosfat, Na citrate, NaCl, air , agar-agar, dan indicator Bromtymol blue. Pada uji ini medium yang tadinya berwarna hijau kebiruan, bila bereaksi positif maka akan berubah menjadi berwarna biru terang. Bila rekasi negative, maka akan tetap berwarna hijau kebiruaan. Berikut merupakan tabel medium yang digunakan pada uji IMViC dan reaksi yang terjadi. Produk akhir

Uji

Medium Tryptone Broth

Reaksi positif Warna merah pada

Indol

atau Indol-Nitrite Proteose Broth

Indol

penambahan pereaksi Kovacs Warna merah muda pada kertas asam oksalat

Metil Red

(MR-VP) atau 1% Glukosa Pepton Broth Seperti uji

Asam organik

Warna merah muda pada penambahan indikator metil red Warna merah tua pada

Voges Proskauer

merah metil Koser Citrate Medium

Asetil metil karbinol

penambahan 5% alfa naftol dan 40% KOH Timbulnya kekeruhan

(Dwijoseputro, 1989) Selain dari reaksi biokimia, bakteri juga dapat diidentifikasi dengan mengamati pergerakannya atau motilitasnya. Motilitas bakteri ini dibagi dalam empat kelompok yaitu, aerob (organisme yang membutuhkan oksigen), anaerob (tumbuh tanpa oksigen molekular), anaerob fakultatif (tumbuh pada keadaan aerob dan anaerob), dan mikroaerofil tumbuh terbaik bila ada sedikit oksigen atmosfer). Motilitas bakteri ini dapat diamati dengan menumbuhkan bakteri pada semi solid agar (Pelczar, 1986).

III.ALAT, BAHAN dan PROSEDUR a. ALAT 7

1. Cawan petri 2. Incubator 3. Kaca objek 4. Kertas label 5. Korek api 6. Lemari pendingin 7. Mikroskop 8. Neraca ohauss 9. Ose ujung bulat 10. Ose ujung runcing 11. Pemanas spirtus 12. Rak tabung reaksi 13. Spatula 14. Tabung Durham 15. Tabung reaksi b. BAHAN 1. Agar nutrient 2. Air fucshin 3. Alcohol 96% 4. Feses burung kenari/Serinus canaria 5. Indol 6. Karbol gentian violet 7. Larutan H2O2 8. Lugol 9. Medium Bulyon Broth 10. Medium gula-gula (Glukosa, galaktosa, maltosa, saccharosa, laktosa) 11. Medium semi solid 12. Medium Simmon Citrat 13. Medium TSIA 8

14. Medium urea 15. Methyl red 16. Minyak imersi 17. Voges Proskauer c. PROSEDUR Pada percobaan kali ini dilakukan rangkaian uji yang diawali dengan penanaman sampel dari feses ke dalam bulyon cair (broth bulyon). Dengan menimbang feses sebanyak 1 gr kemudian dimasukkan ke dalam tabung yang berisi medium bulyon. Dihomogenkan kemudian dimasukkan ke dalam mesin incubator selama 24 jam. Percobaan selanjutnya hari kedua, 23 Oktober 2008, bakteri yang telah diinkubasi diambil serta diamati pertumbuhan yang terjadi. Pada tabung reaksi dijumpai adanya 2 fase yang berbeda, dilapisan bawah terdapat endapam feses sedangkan lapisan atas merupakan kumpulan bakteri. Selanjutnya laisan bakteri yang berada dipermukaan tabung segera diambil untuk dipindahkan ke dalam cawan petri yang berisi Natrium Agar utnuk dibiakkan dengan cara Streak kuadran. Streak dilakukan dengan aseptic dilakukan di dekar api. Setelah bakteri distreak ke dalam cawan petri maka balikkan posisi cawan dan ungkus dengan kertas kemudian siap untuk kembali diinkubasi. Pada hari selanjutnya 24 oktober 2008 periksa kembali apakah bakteri tumbuh di cawan petri. Pertumbuhannya ditandai dengan adanya koloni bakteri berwarna putih susu. Kemudian pilih 2 macam koloni yang akan distreak ulang di dalam medium agar miring agar didapat biakan murni sebelumnya amati cirri koloni yang akan distreak. Pada percobaan kami mengambil dua contoh bakteri koloni opaqe. Kedua bakteri dikultivasi pada 2 tabung yang berbeda yang telah berisi agar miring. Dengan cara ose dipanaskan, kemudian ambil bakteri (agan sampai agar terambil) lalu streak pada medium agar miring dengan cara zig zag. Begitu juga untuk bakteri sampel kedua. Semua prosedur dilakukan dekat api. Kedua tabung yang telah distreak kemudian diinkubasi kembali selama 24 jam. 9

Hari berikutnya amati apakah bakteri yang dikutivasi telah tumbuh pada kedua tabung. Bakteri murni ditandai dengan adanya koloni bakteri yang tumbuh. Pada hasil kultivasi yang kami lakukan salah satu tabung belum terdapat koloni bakteri sehingga dilakukan streak ulang. Kemudian lakukan pewarnaan gram pada bakteri yang telah tumbuh (biakan murni bakteri). Dengan cara: 1. Bakteri diambil dengan ose yang sebelumnya telah dibakar, diletakkan pada kaca objek yang sebelumnya telah diberi NaCl, digores satu arah lalu difiksasi 2. Kemudian bakteri ditetesi dengan karbol gentian violet selama 30 detik, bilas dengan air, lalu dikeringkan 3. Ditetesi lugol selama 30 detik, disiram dengan air lalu keringkan 4. Kemudian ditetesi alcohol 96 % selama 2 detik, dibilas dengan air 5. Bakteri ditetesi kembali dengan air fuchsin selama 30 deti, bilas dengan air keringkan 6. Diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 1000x ditambah minyak emersi, amati bentuk bakteri dan ditentukan jenis gramnya Jika ditemukan bakteri gram positif ditandai dengan bentuk kokus kemudian dilakukan uji katalase. Dengan cara disiapkan kaca objek yang sebelumnya telah ditetesi NaCl, kemudian ambil sedikit bakteri yang telah teridentifikasi sebagai gram positif dati tabung reaksi dengan menggunakan lidi yang telah dipanaskan sebelumya. Setelah bakteri bercampur dengan NaCl maka ditetesi dengan Hidrogen peroksida (H2O2). Uji positif ditandai dengan mnculnya gelambung-gelembung udara pada bakteri Hari berikutnya untuk bakteri yang teridentifikasi bergram negative dilakukan rangkaian uji gula-gula dan reaksi biokimia. Dengan langkah langkah sebagai berikut: 1. Sampel bakteri dan bahan-bahan untuk mengidentifikasi bakteri tersebut seperti semi solid agar, gula-gula, indol, TSIA, urea, metil red, Voges Proskauer, dan Simmon citrat disiapkan.

10

2. Penanaman bakteri brturut-turut dimulai dari tabung yang berisi semi solid agar, glukosa, laktosa, manosa, maltosa, saccharosa, indol, TSIA, urea, metil red, Voges Proskauer, dan terakhir Simmon citrat. 3. Untuk bahan semi solid agar (motile), bakteri ditanam pada bahan tersebut dengan cara ditusuk dengan menggunakan jarum tusuk yang telah dipijarkan di atas api. 4. Untuk bahan TSIA, bakteri ditanam pada tabung tersebut dengan cara tusuk gores dengan menggunakan jarum tusuk. 5. Untuk bahan urea dan Simmon citrat, bakteri ditanam pada tabung tersebut dengan cara digores dengan menggunakan batang penusuk. 6. Untuk bahan seperti gula-gula, Indol, metil red, dan Voges proskauer, bakteri ditanam pada tabung tersebut dengan cara mencelupkan ose yang telah berisi sampel bakteri. Ose sebelum digunakan, dipijarkan terlebih dahulu dalam nyala api. 7. Tabung-tabung reaksi yang berisi bahan-bahan untuk mengidentifikasi bakteri yang telah diberi sampel bakteri tersebut kemudian dieramkan pada suhu 37C selama 24 jam. 8. Setelah 24 jam, tabung-tabung reaksi tersebut kemudian diperiksa. Untuk bahan gula-gula, TSIA, urea, dan Simmon citrat, hasilnya dilihat dari perubahan warnanya. 9. Untuk bahan Indol, hasilnya diperiksa dengan ditambahkan reagen Kovacks dan ditunggu selama beberapa menit, kemudian dilihat perubahan warnanya. 10. Untuk metil red, hasilnya diperiksa dengan ditambahkan 1-2 tetes reagen metil red, kemudian dilihat perubahan warnanya. 11. Untuk Voges Proskauer, hasilnya diperiksa dengan ditambahkan 0,5 ml KOH 40% dan 5 tetes alfa naftol lalu dipanaskan, kemudian dilihat perubahan warnanya. Hari terakhir (31 oktober 2008 ), tabung-tabung reaksi dikeluarkan dari inkuator dan dicatat perubahan yang terjadi. 11

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penanaman bakteri dalam bulyon cair bertujuan agar menumbuhkan bakteri karena buyon brout merupakan medium enrichment sehingga bakteri dapat berkembang dengan banyak. Proses kultivasi bakteri pada NA di cawan petri adalah untuk memperoleh koloni-koloni bakteri yang terpisah untuk selanjutnya distreak ulang dalam medium agar miring. Tujuan bekteri distreak pada medium agar miring bertujuan untuk pemurnian bakteri (memperoleh biakan murni) sehingga diharapkan bakteri yang akan tumbuh pada agar miring berasal dari 1 induk koloni bakteri saja. Pada pengambilan sampel koloni bakteri pada cawan petri dari bakteri koloni opaqe ciri-ciri koloni pertama: -berwarna putih susu, -bentuk koloni tepi koloni rata, -permukaan tengahnya menonjol, -bentuk koloni bulat. -Setelah diidentifikasi dengan pewarnaan gram positif. -Dengan bentuk bakteri cocus. -aerob (dilihat dari uji medium semi solid bekteri banyak tumbuh di permukaan) -nonmotil (diliat dari uji medium semi solid tanpa kekeruhan didaerah bekas tusukan) Pada uji katalase untuk bakteri gram positif pada saat diteteskan hydrogen peroksida pada kaca objek terlihat adanya gelembung-gelembung udara yang berasal dari reaksi bakteri dengan H2O2. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri memiliki enzim yang dapat mengkatalis H2O2 sehingga menghasilkan H2O dan O2 (g). O2 yang menyebabkan terbentuknya gelembung-gelembung. Dengan reaksi : 2 H2O2 H2O + O2

12

Dan berdasarkan cirri-ciri yang didapat bakteri ini teridentifikasi berasal dari golongan bakteri genus Micrococcus (berdasarkan Bergeys identification). Dengan cirri-ciri umum: sel berbentuk coccus, berdiameter 0,5 sampai 3,5m, terdapat tunggal dan berpasangan, nonmotil, kemoorganotrof, aerobic. Koloni bakteri kedua yang dengan ciri-ciri : Warna koloni orange/ kuning Irregular Permukaan bergelombang Setelah diidentifikasi termasuk gram negative Bentuk sel batang

Dalam praktikum identifikasi bakteri ini, sampel bakteri yang telah ditanamkan pada berbagai media setelah dieramkan selama 24 jam dan diperiksa hasilnya dengan berbagai perlakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: Media Hasil -Bakteri tumbuh di permukaan - pada bekas tusukkan keruh keterangan Motil aerob

Semi solid agar (motile)

Gula-gula: Glukosa Laktosa Manosa Maltosa Merah dan gas Merah dan gas Merah dan gas Merah dan gas Merah dan gas Merah kecoklatan Tetap pink kuning -/g -/g -/g -/g -/g + + -

Saccharosa Indol + 0,5 ml reagen kovack H2S (TSIA) Urea Metil Red + 1-2 tetes reagen MR

13

Voges Proskauer + 0,5 ml KOH 40% + 5 tetes alfa naftol (dipanaskan) Simmon citrat Tidak terbentuk cincin Hijau (tetap) -

Berdasarkan hasil uji gula-gula dan reaksi biokimia koloni sampel kedua termasuk ke dalam genus Morganella berdasarkan identifikasi bakteri Bergeys. Dengan cirri-ciri khusus antara lain: Bentuk batang lurus Gram negative Motil dengan peritrikus flagel Kemoorganotropik Temperature optimal 370 C Hanya Glukosa dan manosa yang dapat diuraikan dengan enghasilkan asam dan gas (atau mungkin tidak terjadi ) Indol dan methyl red positif Voges Proskeur dan Simon citrate negatif Urea dihirolisis (+) H2S tidak terbentuk (-) Terdapat pada feses

Pada media gula-gula, hasil menunjukan bahwa pertumbuhan bakteri semuanya negative, tapi menimbulkan adanya gas. Dengan hasil tersebut diketahui bahwa bakteri Morganella pada gula-gula. Pada uji indol, bakteri ini menunjukan hasil positif dengan terjadinya perubahan warna menjadi merah kecoklatan setelah diberi reagen kovack selama beberapa menit. Dengan adanya indol, amil alkohol yang terdapat pada reagen kovakc akan berubah warna menjadi merah kecoklatan. tidak dapat menguraikan gula-gula seperti glukosa, laktosa, manosa, maltosa, dan saccharosa. Ditandai dengan tidak berubanya warna

14

Pada uji dengan H2S (TSIA), pertumbuhan bakteri menunjukan negatif atau tabung tersebut dalam keadaan tetap seperti semula, tidak terjadi perubahan warna menjadi merah. Sedangkan pada uji dengan menggunakan urea, warna medium ang asalnya (kuning), berubah menjadi merah muda hal ini menunjukkan bahwa bakteri dapat menghidrolisis urea. Pada uji metil red, pertumbuhan bakteri menunjukkan hasil yang negative dengan tidak terjadinya perubahan warna dari kuning menjadi merah setelah diberi reagen MR. Pada uji Voges Proskauer, pertumbuhan bakteri menunjukkan negatif setelah diberi 0,5 ml KOH 40% dan 5 tetes alfa naftol yang kemudian dipanaskan. Uji ini menunjukkan negative karena tidak terjadi perubahan warna menjadi merah kecoklatan. Pada bakteri Morganella artinya, tidak membentuk asetil metil carbinol. Pada uji Simmon citrat, bakteri menunjukkan hasil negatif karena tidak terjadi perubahan warna menjadi biru (warna tetap hijau). Artinya bakteri Morganella tidak dapat menguraikan sitrat sebagai sumber karbon.

15

IV. KESIMPULAN 1. Bakteri dapat diisolasi dan di kultivasi pada medium tertentu. Contohnya enrichment meium seperti bulyon Brouth. 2. Pemurnian bakteri dilakukan degan cara streak berkali-kali 3. Bakteri dapat diidentifikasi dengan mengetahui motilitas dan reaksi biokimia dari sampel bakteri. 4. Media untuk mengidentifikasi bakteri diantaranya semi solid agar (motile), gula-gula (glukosa, laktosa, manosa, maltosa, dan saccharosa), indol, H2S (TSIA), urea, metil red, Voges Proskauer, dan Simmon citrat. 5. Dalam praktikum ini, bakteri dapat diidentifikasi sebagai bakteri Morganella sp. walaupun pada uji metil red seharusnya Morganella menunjukkan hasil yang negatif, tetapi dilihat dari keseluruhan uji, hasilnya mendekati ciri-ciri dari bakteri Morganella sp. 6. Pada bakteri gram positif yaitu genus Micrococcus positif terhadap uji katalis dan bersifat non motil dan aerob

16

DAFTAR PUSTAKA
Buchana, R.E.,dan N.E Gibbons (eds): BergeysManual of Detertminative Bacteriology,8th. Wilias & Wilkins: Baltimore Dwidjoseputro, D. 1981. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta. Pelczar, M. J., dan E. C. S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penterjemah Ratna Siri Hadioetomo., et al. Universitas Indonesia: Jakarta. Seeley, H. W., dan P. J. VanDemark. 1971. Microbes in Action A Laboratory Manual Of Microbiology. W. H. Freeman and Company: San Fransisco

17

LAMPIRAN

Bakteri gram positif

Bakteri Gram Negatif

Hasil uji gula-gula dan reaksi biokimia

18

You might also like