You are on page 1of 28

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah Industrialisasi akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan dan peralatan yang semakin kompleks dan rumit. Namun demikian penerapan teknologi dan penggunaan bahan dan peralatan yang beraneka ragam dan kompleks tersebut sering tidak diikuti oleh kesiapan sumber daya manusianya. Keterbatasan manusia sering menjadi faktor penentu terjadinya musibah seperti kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan timbulnya penyakit akibat kerja. Kondisi-kondisi tersebut ternyata telah banyak mengakibatkan kerugian jiwa dan material, baik bagi pengusaha, tenaga kerja, pemerintah dan bahkan masyarakat luas. (1) Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolakbalik dari kedudukan keseimbangan, gerakan tersebut dapat berupa gerakan harmonis, sederhana, atau kompleks, sifatnya dapat periodik atau random. (1) Getaran merupakan salah satu faktor fisik yang dapat mempengaruhi seorang tenaga kerja, bilamana pekerja tersebut bekerja dengan menggunakan alat yang dijalankan oleh mesin. Seperti halnya kebisingan, getaran pun dapat diukur nilainya apakah sesuai atau malah melampaui NAB yang telah ditentukan. Untuk mengukur nilai getaran pada suatu benda (alat), kita harus menggunakan alat vibrasimeter. (2) Studi epidemiologi menunjukkan pekerja yang tangannya terpajan dengan alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama berhubungan dengan gangguan fungsi tangan secara persisten. merupakan bagian dari keselamatan dan kesehatan kerja. Ilmu kesehatan kerja mendalami masalah hubungan dua arah antara pekerjaan dan kesehatan. Pada tahun 1950, satu komisi bersama antara ILO dan WHO menyusun definisi kesehatan kerja yaitu promosi dan pemeliharaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial pekerja pada jabatan apapun dengan sebaik-baiknya. (3) Kedokteran kerja merupakan spesialisasi klinis yang mendalami masalah diagnosis, manajemen dan pencegahan penyakit yang disebabkan atau diperburuk oleh berbagai faktor di tempat kerja. Kedokteran kerja pada hakikatnya adalah bagian dari kedokteran pencegahan, dengan beberapa kemampuan terapi.(2)

Fisika Kebisingan Getaran Radiasi pengion Radiasi pengion Panas dan dingin Listrik Udara bertekanan

Kimia Cairan Debu Asap Kabut Gas Uap

Biologi Serangga Tungau Lumut Ragi Jamur Bakteri Virus

Mekanik dan Ergonomi Sikap tubuh Pergerakan Gerakan berulang penglihatan

Psikososial Kebimbangan Tekanan kerja Kebosanan Bekerja pada hari

bukan Serat

Pencahayaan dan libur

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan pekerja(2)

Pekerja yang menggunakan gergaji listrik dalam bekerja termasuk dalam faktor fisika. Faktor fisik yang merupakan hazard kesehatan kerja dapat berupa kebisingan, getaran,, dan temperatur ekstrim. Faktor-faktor ini penting diperhatikan dalam tempat kerja, karena pengaruhnya terhadap kesehatan pekerja dapat berlangsung dengan segera maupun secara kumulatif. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh getaran terhadap kesehatan terutama pada pekerja-pekerja yang sering terpapar dengan getaran.(1,2) Terdapat beberapa peralatan yang waktu digunakan menimbulkan getaran, dimana getaran tersebut berakibat timbulnya resonansi pada alat-alat tubuh sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Biasanya disalurkan melalui lantai, tempat duduk atau melalui alat tangan yang digunakan. Misalnya pada saat mengendarai mobil, traktor, mesin pembuka jalan, pengebor batu gunung, gergaji listrik dll. Pengaruh getaran terhadap tubuh pekerja dapat berupa : (2) 1. Ketidaknyamanan saat bekerja 2. Menimbulkan kelelahan 3. Menimbulkan bahaya kesehatan 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh pekerja yang tangannya terpajan dengan alat gergaji listrik dalam jangka waktu yang cukup lama di industri meubel jl. Sunu Makassar.

1.3

Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pekerja yang tangannya terpajan dengan alat gergaji listrik dalam jangka waktu yang cukup lama di industri meubel jl. Sunu Makassar. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor fisik terhadap pekerja yang tangannya terpajan dengan alat gergaji listrik dalam jangka waktu yang cukup lama. 2. Untuk mengetahui pengaruh faktor biodinamika terhadap pekerja yang tangannya terpajan dengan alat gergaji listrik dalam jangka waktu yang cukup lama. 3. Untuk mengetahui pengaruh faktor individual terhadap pekerja yang tangannya terpajan dengan alat gergaji listrik dalam jangka waktu yang cukup lama.

1.4

Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk lebih memperhatikan berbagai faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama. 1.4.2 Bagi petugas kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dokter dan perawat yang berhubungan langsung dengan pasien untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan mereka terhadap pasien dalam pencegahan komplikasi lebih lanjut. 1.4.3 Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman berharga dalam memperluas wawasan dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi penggunaan alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama..melalui penelitian lapangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Getaran adalah suatu faktor fisik yang bekerja pada manusia dengan penjalaran ( Transmission ) dari pada tenaga mekanik yang berasal dari sumber goyangan ( Osilattor ). Ada juga yang berpendapat bahwa getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan setimbang terhadap suatu titik acuan. (3) Getaran kerja adalah getaran mekanis yang ada ditempat kerja dan berpengaruh terhadap tenaga kerja. Getaran dihasilkan oleh : (4)
1. Mesin-mesin diesel, mesin produksi 2. Kendaraan-kendaraan, Tractor, truk, bus, tank dll 3. Alat-alat kerja tangan ( hand tool ) dengan menggunakan mesin : jack

hammer ( pembuka jalan ), pneumatic hammer ( pabrik besi ), jack lec drill ( pengebor batu gunung, karang dll Seperti halnya kebisingan, getaran pun dapat diukur nilainya apakah sesuai atau malah melampaui NAB yang telah ditentukan. Untuk mengukur nilai getaran pada suatu benda (alat), kita harus menggunakan alat vibrasi meter. (5) Nilai ambang batas adalah alternatif bahwa walau apapun yang terdapat dalam lingkungan kerjanya, manusia merasa aman. Dalam perkataan lain, nilai ambang batas juga diidentikkan dengan kadar maksimum yang diperkenankan. Kedua pengertian ini mempunyai tujuan sama. Untuk mengetahui pengaruh getaran terhadap kesehatan kerja, maka perlu diketahui nilai ambang batas dari getaran ini.(6) Baku tingkat getaran adalah batas maksimal tingkat getaran yang diperbolehkan dari usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan seyogyanya gangguan tidak terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan kereta api terhadap kenyamanan dan kesehatan bangunan. Begitu juga dengan batas maksimal tingkat getaran akan mengganggu

masyarakat sekitarnya, disaat kereta api lewat getaran yang dirasakan harus dalam taraf tidak mengganggu, sehingga tetap menjamin kenyamanan. Saat ini di Indonesia dipakai nilai ambang batas getaran berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga kerja nomor KEP. 51/MEN/1999 : (7)

Tabel. Nilai ambang batas (Nab) getaran(6) 2.1.1 Getaran Mekanis Banyak pekerjaan di industri yang menggunakan alat-alat mekanis dan sebagian dari kekuatan mekanis ini disalurkan kepada tubuh pekerja, dalam bentuk getaran mekanis. Berbeda dengan getaran udara yang pengaruh adalah akustik, getaran mekanis mengakibatkan timbulnya resonansi alat-alat tubuh, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Efek mekanis menyebabkan sel-sel jaringan dapat rusak atau metabolismenya terganggu. Dalam hal ini efek mekanis dapat terjadi pada jaringan, serta rangsangan reseptor saraf didalam jaringan. Getaran mekanis dibedakan atas getaran seluruh tubuh (whole body vibration) dan getaran alat lengan (tool-hand vibration). Masing-masing menimbulkan penyakit akibat kerja yang berbeda.(8) 1. Getaran seluruh tubuh (whole body vibration) Getaran pada seluruh tubuh terutama terjadi pada alat pengangkut, misalnya truk, alat-alat pengangkut pada industri, traktortraktor pertanian dan sebagainnya. Di samping itu, getaran dari alatalat berat dapat pula dipindahkan ke seluruh tubuh lewat getaran lantai melalui kaki. Getaran yang penting adalah getaran dari tempat duduk dan topangan kaki, karena diteruskan ke tubuh. Dalam keadaan duduk, seluruh tubuh dapat dianggap satu kesatuan massa terhadap getaran. Pada posisi tubuh yang berbeda dengan arah getaran, penghantaran getaran dapat berbeda-beda. Isi perut pada segala sikap tubuh dapat dianggap sebagi satu kesatuan terhadap getaran sampai dengan 9 Hz. Namun pada frekuensi yang lebih besar, alat-alat yang ada akan

mengikuti getaran sendiri-sendiri. Efek getaran dalam tubuh tergantung dari jaringan.(7,8) Hal ini didapatkan pada frekuensi alami, yaitu 3 9 Hz untuk kesatuan-kesatuan bagian tubuh seperti dada dan perut. Frekuensi lebih tinggi dapat mempengaruhi alat-alat dengan frekuensi alami yang lebih tinggi pula. Leher, kepala dan pinggul, beresonansi baik terhadap getaran pada frekuensi 10 Hz. Getaran-getaran kuat dapat menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa. Mata paling banyak dipengaruhi oleh getaran mekanis. Pada frekuensi sampai 4 Hz, mata dapat mengikuti getaran-getaran antara kepala dan sasaran, sedangkan frekuensi selanjutnya mata sudah tidak dapat mengikuti lagi. Pada frekuensi tinggi, penglihatan dapat terganggu. Gangguan kerja oleh getaran adalah akibat gangguan menggerakan tangan dan menurunnya ketajaman penglihatan. Getaran suatu benda, misalnya alat kerja, dapat dikurangi dengan meletakkan peredam dibawah benda yang bersangkutan terhadap benda yang bergetar, asalkan frekuensi dari bahan tersebut jatuh lebih rendah dibandingkan dengan frekuensi getaran.(4) Getaran pada seluruh tubuh (whole body vibration/Wbv) dapat menimbulkan masalah kesehatan sebagai berikut : (3) 1. Gangguan aliran darah 2. Gangguan syaraf pusat menyebabkan kelemahan degeneratif syaraf. 3. Gangguan metabolisme/ pencernaan / pertukaran oxygen dalam paru-paru 4. Gangguan pada otot atau persendian Gejala yang timbul yaitu pusing, ngantuk, sakit perut, mual, pegal-pegal, kaki kesemutan. Mesin-mesin yang menghasilkan Wbv biasanya berkisar antara 1 20 Hz. Efek terhadap gangguan kesehatan berlangsung jangka panjang.(3)

Pada stadium I Terjadi gangguan perut : kembung, mual, kolik usus gangguan penglihatan : mata berkunang kunang gangguan syaraf : insomnia, gangguan keseimbangan Pada stadium II Terjadi gangguan : pada otot / sendi Tujuan utama dari pengendalian getaran adalah mengurangi banyaknya getaran dengan meredam resonansi yang timbul tanpa menimbulkan frekwensi resonansi yang baru , caranya memberi bantalan lunak antara tempat duduk dengan system suspensi, mengurangi waktu terpapar.(3) 2. Getaran alat lengan (tool-hand vibration) Ada pekerjaan-pekerjaan dalam industri, pertambangan maupun kehutanan, yang menggunakan alat-alat bergetar secara terus menerus. Misalnya pengeboran di pertambangan, gerinda pada pabrik, atau gergaji listrik pada pekerjaan di Kehutanan, dapat menimbulkan gangguan atau kelainan akibat getaran mekanis pada lengan. Gangguan-gangguan tersebut antara lain kelainan dalam peredaran darah dan persarafan, serta kerusakan pada persendian dan tulang. Gejala kelainan pada peredaran darah dan persarafan sangat mirip dengan fenomena Raynaud. Gejala-gejala awal adalah pucat dan kekakuan pada ujung-ujung jari yang terjadi berulang dapat meluas pada kedua tangan secara asimetris. Serangan berlangsung dari beberapa menit sampai beberapa jam, dengan tingkatan yang berbeda dalam hal intensitas nyeri, kehilangan daya pegang dan pengendalian otot. Pada kebanyakan tenaga kerja masih dapat berkerja dengan alatalat yang menimbulkan getaran. Namun bila penyakit semakin memburuk, kapasitas kerja akan terganggu sekali. Serangan akan hilang, jika peredaran darah kembali normal. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain : Pemanasan tangan ke dalam air panas

Pemijatan, sebaiknya dilakukan secara lembut, untuk memperlancar peredaran ke tangan serta menggerakkan tangan secara berputar.(8) Getaran menimbulkan alat masalah lengan (tool-hand vibration/Thv) maximum dapat pada kesehatan. Sensitivitas

frekwensi 12 16 Hz. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan adalah WFS ( white fingers syndrome ) gangguan dapat berupa penyempiten pembuluh darah, gangguan syaraf perifer, gangguan tulang sendi dan otot. Gejala yang timbul berupa jari-jari pucat dan kaku, mati rasa terhadap suhu / sentuhan. Terjadinya gejala tersebut memerlukan jangka waktu 3 6 tahun dengan melalui beberapa stadium yaitu : (3) 2.1.2 Stadium I : Ujung jari pucat, rasa kaku pada waktu dingin atau bangun tidur. Stadium II : Perluasan jari pucat, kesemutan, rasa kaku. Stadium III : Gejala semakin luas disertai rasa sakit yang hebat.

Alat dan Cara Pengukuran Getaran Pada saat dilakukan pengukuran getaran suatu mesin, maka akan timbul suatu pertanyaan,untuk apa sebenarnya dilakukan pengukuran tersebut. Dalam suatu pengukuran jelas bahwa tujuannya adalah untuk mendapatkan data, tetapi selanjutnya untuk apa data tersebut diambil. Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi mengenai data getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat yang akan kita gunakan. Ada beberapa alat standar yang biasanya digunakan dalam suatu pengukuran getaran antara lain : (9) 1. Vibration meter Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah dibawa dan dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil data getaran pada suatu mesin dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel dan meter untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga dilengkapi dengan switch selector untuk memilih parameter getaran yang akan diukur. Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya level getaran) tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi dari getaran tersebut. Pemakaian alat ini cukup mudah sehingga tidak

diperlukan seorang operator yang harus ahli dalam bidang getaran. Pada umumnya alat ini digunakan untuk memonitor trend getaran dari suatu mesin. Jika trend getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan melebihi level getaran yang diperbolehkan, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan alat yang lebih lengkap.(9) 2. Vibration analyzer Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitude dan frekuensi getaran yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah mesin mempunyai lebih dari satu frekuensi getaran yang ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul tersebut akan sesuai dengan kerusakan yang tedadi pada mesin tersebut. Alat ini biasanya dilengkapi dengan meter untuk membaca amplitudo getaran yang biasanya juga menyediakan beberapa pilihan skala. Alat ini juga memberikan informasi mengenai data spektrum dari getaran yang terjadi, yaitu data amplitudo terhadap frekuensinya, data ini sangat berguna untuk analisa kerusakan suatu mesin. Dalam pengoperasiannya vibration analyzer ini membutuhkan seorang operator yang sedikit mengerti mengenai analisa vibrasi. (9) 3. Shock pulse meter Shock pulse meter adalah alat yang khusus untuk memonitoring kondisi antifriction bearing yang biasanya sulit dideteksi dengan metode analisa getaran yang konvensional. Prinsip kerja dari shock pulse meter ini adalah mengukur gelombang kejut akibat terjadi gaya impact pada suatu benda, intensitas gelombang kejut itulah yang mengindikasikan besarnya kerusakan dari bearing tersebut. Pads sistem SPM ini biasanya memakai tranduser piezo-electric yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai frekwensi resonansi sekitar 32 KHz. Dengan menggunakan probe tersebut maka SPM ini dapat mengurangi pengaruh getaran terhadap pengukuran besarnya impact yang terjadi. Pemilihan titik ukur pada rumah bearing adalah sangat penting karena gelombang kejut ditransmisikan dari bearing ke tranduser melalui dinding dari rumah bearing, sehingga sinyal tersebut bisa berkurang karena terjadi pelemahan pada saat perjalanan sinyal tersebut. Beberapa prinsip yang secara umum bisa dipakai sebagi acuan dalam menentukan titik ukur adalah : (9)

1. Jejak sinyal antara bearing dengan probe harus sedekat mungkin 2. Probe harus ditempatkan sedekat mungkin terhadap daerah beban dari bearing 3. Lintasan sinyal harus terdiri dari satu sistem mekanis antara bearing dengan rumah bearing. Sebagai contoh, apabila pada rumah bearing digunakan cover sebagai sistem mekanis kedua, maka titik ukur tidak boleh diambil pada posisi ini. (9) 4. Osiloskop Osiloskop adalah salah satu peralatan yang berguna untuk melengkapi data getaran yang akan dianalisa. Sebuah osiloskop dapat memberikan sebuah informasi mengenai bentuk gelombang dari getaran suatu mesin. Beberapa kerusakan mesin dapat diiden-tifikasi dengan melihat bentuk gelombang getaran yang dihasilkan, sebagai contoh, kerusakan akibat unbalance atau misalignment akan menghasilkan bentuk gelombang yang spesifik, begitu juga apabila terjadi kelonggaran mekanis (mechanical looseness), oil whirl atau kerusakan pada anti friction bearing dapat menghasilkan gelombang dengan bentuk-bentuk tertentu. Osiloskop juga dapat memberikan informasi tambahan yaitu : untuk mengevaluasi data yang diperoleh dari tranduser non- contact (proximitor). Data ini dapat memberikan informasi pada kita mengenai posisi dan getaran shaft relatif terhadap rumah bearing, ini biasanya digunakan pada mesin- mesin yang besar dan menggunakan sleeve bearing (bantalan luncur). Disamping itu dengan menggunakan dual osiloskop (yang memberikan fasilitas pembacaan vertikal maupun horizontal), dan minimal dua tranduser noncontact pada posisi vertikal dan horizontal maka kita dapat menganalisa kerusakan suatu mesin ditinjau dari bentuk orbitnya. (9) Teknik pengukuran getaran pada suatu mesin secara normal diambil pada bearing dari mesin tersebut. Tranduser sebaiknya harus ditempatkan sedekat mungkin dengan bearing mesin karena melalui bearing tersebut gaya getaran dari mesin ditransmisikan. Gerakan bearing adalah merupakan hasil reaksi gaya dari mesin tersebut, disamping karakteristik getaran seperti : amplitudo, frekuensi dan phase, ada karakteistik lain dari getaran yang juga mempunyai arti yang sangat penting yaitu arah dari gerakan getaran, hingga

perlu bagi kita untuk mengukur getaran dari berbagai arah. Pengalaman menunjukkan bahwa ada tiga arah pengukuran yang sangat penting yaitu horizontal, vertikal, dan axial. Arah horizontal dan vertikal bearing disebut dengan arah radial. Arah pengukuran ini biasanya didasarkan pada posisi sumbu tranduser terhadap sumbu putaran dari shaft mesin. Arah ini juga sangat penting artinya dalam analisa suatu getaran. (10) Cara pengukuran getaran adalah sebagai berikut : (11) 1. Memasang trancuder pada tempat yang telah ditentukan 2. Menyalakan vibration meter dengan menekan tombol 3. Melihat battery status. Jika menunjukan 100% berarti kondisi baterai masih penuh 4. Mengatur jam dan tanggal pada System untuk menyesuaikan dengan waktu. Ketika pengukuran selesai hasilnya dapat dilihat dengan tampilanwaktu pengukuran 5. Mengukur display mode dengan memilih tipe display yang digunakan dengan cara display OK atau masukan ke dalam system
6. Menekan tombolMEAS untuk memulai pengukuran,dan untuk mengak

hiri pengukuran 7. Melepas dari main body dan simpan trancuder pada tempat penyimpanan jika pengukuran telah selesai Studi epidemiologi menunjukkan pekerja yang tangannya terpajan dengan alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama berhubungan dengan gangguan fungsi tangan secara persisten. Bahaya terhadap kesehatan yang sering dilaporkan adalah kelainan dari mikrosirkulasi perifer, cold-induced Raynaudphenomenon atau vibration white finger (VWF); dan kelainan neurologik pada system saraf perifer. Kedua efek terhadap kesehatan ini secara kolektif disebut hand-arm vibrationsyndrome (HAVS) yang dapat mengakibatkan kerusakan dan cacat. Jadi yang dimaksud dengan HAVS adalah kumpulan gejala vaskuler, neurologik dan muskuloskeletal yang mengenai jari, tangan dan lengan yang disebabkan oleh pengunaan alat-alat yang menggetarkan tangan, khususnya bor (drill), gerinda, bor listrik, gergaji, dan alat pembuat Lubang pada beton (jackhammers). HAVS juga dapat terjadi pada pekerja yang menggunakan mesin yang bergetar. Getaran yang ada pada alat tersebut ditransmisikan ke tangan dan lengan dari pekerja yang memegang alat tersebut. Efek getaran yang dtimbulkan

tergantung dari besarnya getaran, lama penggunaan dan frekuensinya. Semakin lama pekerja menggunakan alat-alat tersebut dan semakin cepat getarannya maka makin tinggi risiko terkena HAVS. (12,13) Makin pendek periode laten, makin berat HAVS yang terjadi bila pajanan pada tangan dengan alat-alat yang bergetar tetap berlanjut. Frekuensi yang berkisar antara 2-1500 Hz berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan meskipun frekuensinya relatif kecil berkisar antara 5-20Hz sudah berbahaya. Kerusakan seringkalidi alami sebagai tidak tahan terhadap dingin (cold intolerance), sensibilitas berkurang, otot menjadi lemah, kehilangan koordinasi dari tangan, ketrampilan berkurang, dan tangan menjadi kejang. Akibatnya HAVS ini menyebabkan menurunnya kualitas hidup seseorang. Terdapat 1 dari 10 pekerja yang bekerja dengan alat yang bergetar tersebut menderitaHAVS. Menurut Industrial Injuries Schemes(IIS) pada tahun 2003/004 terdapat 1015 kasus baru vibration white finger (VWF) (1010 pria dan 5 wanita). Jumlah ini sudah menurun dibandingkan tahun 2002/03 sebanyak 1775(1765 pria dan 10 wanita). Medical ResearchCouncil (MRC) menemukan prevalensi VWFsebesar 288.000 penderita di Great Britain(255.00 pria dan 33.000 wanita) pada tahun 1997-1998.(7)HAVS sudah dikenal sebagai penyakit akibat kerja (occupational disease) oleh International Labour Office (ILO) dan theEuropean Commission. Lawson danMcGeoch mereview proses penilaian kesehatan para pekerja dan melaporkan bahwa > 100.000mantan pekerja tambang batubara di Inggris menuntut kompensasi akibat HAVS. Laporan tentang beban akibat HAVS masih belum dapat dilaporkan secara tepat dan HVAS seringkali didiagnosis sebagai carpal tunnel syndrome (CTS). Oleh karena diagnosis HAVS sering terlambat ditegakkan dan penyakit tersebut sudah semakin parah, maka sangat penting melakukan pencegahan terhadap pekerja yang berisiko terhadap HAVS. (13) 2.2 Patofisiologi HAVS Ciri-ciri dari patofisiologi HAVS masih belum banyak dimengerti. Perubahan anatomi vaskuler terjadi dengan hipertrofi dari dinding pembuluh darah disertai kerusakan sel endotel. Spasme vaskuler yang disebabkan rasa dingin dimediasi oleh -2 adrenoreceptor dalam dinding jaringan. Kelainan patologis juga digambarkan pada digital tuft mechanoreceptors (Pacinian corpuscles) dan diantara myelinated digital fibres.(10) Para pekerja yang tangannya terpajan alat-alat yang bergetar dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah sehingga mengurangi suplai darah ke saraf.

Hal ini menyebabkan kehilangan sensoris yang permanent, kerusakan pada tulang dan otot menjadi lemah seperti yang terjadi pada arthritis.(13) 2.3 Gejala-gejala HAVS Berdasarkan patofisiologi HAVS, maka gejala-gejala yang ditimbulkan terdiri dari i) gejala vaskular dan ii) sensorineural. Gejala vaskuler dikenal sebagai fenomena Raynaud (atau vibration white finger/VWF) yang terjadi akibat adanya spasme pembuluh darah. Fenomena Raynaud dapat muncul bila dirangsang oleh udara dingin atau menyentuh benda dingin. Gejala-gejala khas fenomena Raynaud adalah: i) awalnya jari-jari memutih dan menjadi dingin; ii) jari-jari tersebut kemudian berwarna kebiruan akibat berkurangnya suplai oksigen; iii) kemudian jarijari memerah oleh karena terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan aliran darah kembali lancer Keadaan ini dapat menimbulkan kesemutan, kram, dan nyeri. Perubahan warna tersebut tidak selalu dijumpai pada penderita. Namun keluhan tidak nyaman, pucat, dan jari dingin tetap muncul. Lamanya gejala yang timbul dapat berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam. Tingkat nyeri dan ketidaknyamanan bervariasi pada setiap orang. Penelitian yang dilakukan Palmer K, et al menemukan 24% pekerja yang telah bekerja selama 16 tahun menggunakan alat-alat yang menggetarkan tangan menderita VWF. (13,14) Gejala sensorineural yang dapat ditemukan pada penderita HAVS adalah rasa baal dan/atau kesemutan pada satu atau lebih jari. Gejala mulai dari ringan dan hanya berefek pada ujung jari yang sifatnya hilang timbul. Baal atau kesemutan yang berlangsung lebih dari satu jam perlu dipertimbangkan mulai awalnya HAVS. Pada kasus yang berat, baal dapat mengenai sepanjang seluruh jari. Keadaan ini dapat mengganggu aktivitas pekerjaan sehari-hari. Misal, penderita tidak dapat merasakan tekanan kancing, memegang koin atau mur, dan sebagainya. Tidak selalu semua jari bersamaan menjadi kasus ringan atau berat. Kadang-kadang ada bagian jari yang gejalanya ringan, bagian jari yang lain berat. Alaska Department of Labor and Workforce Development menemukan adanya parastesi atau baal di jari-jari pada 46% pekerja dengan alat-alat tangan yang bergetar dan gejala ini menjalar sampai ke tangan pada 18% pekerja. Ditemukan juga hambatan nervus ulnaris sebanyak 3,9% dan indikasi adanya CTS 5,9% dari 153 pekerja dengan alat-alat tangan yang bergetar. (13,14)

2.4

Diagnosis Sangat sulit menegakkan diagnosis HAVS, terutama bila gejala masih dini. Diagnosis dilakukan berdasarkan riwayat terpajannya tangan atau lengan dengan alatalat yang bergetar dan gejala-gejala vaskular serta sensorineural. Uji sensorineural meliputi electric current perception threshold, Semmes-Weinstein monofilaments, vibration perception threshold (tuning fork) dan digital perception of small objects. Beberapa cara untuk menguji komponen vaskular dari HAVS meliputi plethysmography sebelum dan sesudah provokasi rasa dingin, digital thermometry sebelum dan sesudah diberikan air dingin, dan tekanan darah Doppler. Klasifikasi dari Stockholm di bawah ini dapat membantu untuk menegakkan diagnosis. Klasifikasi ini membagi HAVS berdasarkan perubahan vaskular pembuluh darah (aliran darah) dan saraf (rasa sentuh, panas, dingin, dan sebagainya). Selain itu berat ringannya HAVS bergantung pada faktor-faktor lain, seperti karakteristik paparan getaran, pekerjaan sehari-hari, kebiasaan sehari-hari, dan riwayat kehidupan sebelumnya. (14)

2.5

Diagnosis Banding HAVS perlu dibedakan dengan CTS yaitu gangguan pada tangan yang disebabkan oleh kerusakan nervus medianus akibat adanya penghambatan jalannya nervus tersebut di terowongan karpal. Gejala yang ditimbulkan hampir sama seperti adanya kesemutan dan baal. Bila pekerja telah bekerja selama bertahun-tahun dengan alat tangan yang bergetar, maka perlu dipikirkan terlebih dahulu adanya HAVS sebelum menegakkan diagnosis CTS murni. CTS bisa dibedakan dengan HAVS bila seluruh faktor seperti anatomi, kondisi medis dan fisiologis, riwayat terpapar di tempat kerja, dan keterlibatan nervus ulnaris dievaluasi. Bisa saja HAVS dan CTS berada bersamaan pada pasien tersebut. Diagnosis yang tepat sangat penting karena berkaitan dengan tindakan pembedahan yang tidak selalu bermanfaat jika pajanan terhadap getaran tangan dan lengan merupakan faktor yang berperan terhadap kelainan tersebut. (13,14)

2.6

Penatalaksanaan Penatalaksanaan penderita HAVS perlu dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai ahli yang terkait yang meliputi: i) physiobalneotherapy (terapi olahraga, olahraga di dalam kolam dan fisioterapi); ii) pemberian obat (vasodilator stabilisasi otonomik, calcium channel blockers , pentoxyphylline) untuk memperbaiki fleksibilitas sel darah merah; iii) terapi bloking saraf; iv) terapi bedah untuk paralisa atau paresis nervus ulnaris; dan v) pendidikan bagi pasien. Sekalipun telah dilakukan seluruh terapi tersebut di atas, efek pemulihan membutuhkan waktu yang lama.(14)

2.7

Pencegahan Ada empat hal utama yang perlu diperhatikan agar pekerja terhindar dari HAVS Empat hal tersebut adalah i) modifikasi kerja untuk mengurangi paparan getaran; ii) evaluasi kesehatan; iii) cara kerja sehari-hari; dan iv) pendidikan bagi pekerja. Modifikasi kerja untuk mengurangi paparan getaran dilakukan dengan mendesain ulang alat-alat yang bergetar untuk meminimalisasikan pajan an pada tangan dan lengan. Bila pendesainan ulang tidak memungkinkan, maka perlu dicari cara lain untuk mengurangi efek getaran tersebut. Demikian juga bila memungkinkan, alat-alat yang bergetar tinggi perlu diimprovisasi agar efek getaran yang sampai kepada genggaman tangan lebih kecil. Alat-alat perlu diperiksa secara berkala untuk menjaga efek getaran tetap minimum. Alat-alat yang tumpul akan menimbulkan getaran lebih kuat dibandingkan alat-alat yang tetap dijaga ketajamannya. Faktorfaktor yang mempengaruhi efek getaran pada tangan adanya waktu istirahat untuk menghindari waktu yang terus menerus terpapar getaran. Pekerja yang menggunakan alat bergetar terus menerus perlu mengambil waktu istirahat 10 menit tiap jam selama penggunaan alat bergetar tersebut. Pekerja yang ditempatkan pada pekerjaan yang berisiko tinggi terkena HAVS perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan pra kerja dan perlu diperiksa oleh dokter yang memahami diagnosis dan penanganan terhadap HAVS. (3,14) Pekerja yang memiliki riwayat sirkulasi darah yang abnormal dan terutama pekerja dengan Raynauds Syndrome tidak boleh bekerja dengan alat-alat tangan yang bergetar. Demikian pula pekerja yang pernah mendapat gejala HAVS yang sedang ataupun berat sama sekali tidak boleh bersentuhan dengan apapun alat yang bergetar. Bila pekerja kemudian menderita gejala kesemutan atau baal, atau jika jari-jari mereka kadang-kadang menjadi putih atau biru, atau nyeri terutama ketika dingin,

mereka perlu diperiksa oleh dokter untuk menegakkan diagnosis dan penanganan terhadap HAVS atau CTS. Pekerja yang bekerja dengan alat-alat tangan yang bergetar perlu memakai sarung tangan hangat dengan multi lapisan dan sebaiknya memakai sarung tangan anti getaran bila memungkinkan. Sebelum bekerja, tangan perlu dihangatkan untuk menjaga aliran darah tetap lancar. Ini terutama penting bila udara dingin. Idealnya agar tetap hangat ketika digunakan, maka sarung tangan perlu ditaruh di lemari penghangat atau dekat radiator. Usahakan untuk tidak menyentuh bendabenda dingin. Pekerja yang menggunakan alat-alat bergetar sebaiknya tidak boleh membiarkan tangannya menjadi dingin. Bila tangan pekerja tersebut menjadi basah atau dingin, dia harus mengeringkannya dan memakai sarung tangan yang kering dan hangat sebelum terpapar getaran. Pekerja yang terpapar udara dingin perlu memakai baju yang tetap bisa menghangatkan tubuh karena temperatur tubuh yang rendah dapat membuat pekerja lebih rentan terhadap HAVS. Pekerja yang bekerja dengan menggunakan alat-alat tangan bergetar sebaiknya tidak memegang alat tersebut secara kuat, ia harus memegangnya secara ringan, konsisten dengan sikap kerja yang aman Semakin kuat memegang, maka semakin banyak getaran yang ditransmisikan ke jarijari dan tangan. Alat tersebut harus berada pada posisi ditunjang atau pada tempatnya sebisa mungkin dan dioperasikan hanya bila perlu dan dengan kecepatan yang minimum untuk mengurangi paparan getaran. Bila memungkinkan selain memegang dengan ringan pekerja bekerja dengan posisi tangan yang bervariasi. Pekerja yang akan menggunakan alat-alat tangan bergetar perlu diberikan pelatihan tentang hazard getaran dan mereka perlu diajarkan bagaimana meminimalisasikan efek getaran tersebut. Pekerja perlu diberitahukan gejala-gejala awal HAVS sehingga mereka dengan segera mencari pengobatan agar terhindar dari gejala yang semakin parah. Pekerja yang merokok lebih rentan terkena HAVS daripada mereka yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena tembakau dapat mempengaruhi aliran darah. Dan pekerja yang terkena HAVS dengan merokok biasanya menderita lebih parah, itu sebabnya mereka yang bekerja dengan alat-alat bergetar dilarang merokok.(14)

BAB III
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Teori

Pekerja industri meubel

Pekerja yang tangannya terpajan dengan alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama

Gejala Vaskular

Gejala Sensorineural

hand-arm vibrationsyndrome (HAVS)

3.2 Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti Berdasarkan tujuan penelitian yang diteliti yaitu untuk mengetahui pengaruh pekerja yang tangannya terpajan dengan alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama, maka dapat dikemukakan beberapa variebel yang berperan dalam terjadinya hand-arm vibrationsyndrome (HAVS) pada pekerja yang menggunakan alat getar yaitu : 1. Variabel dependent hand-arm vibrationsyndrome (HAVS)

2. Variabel independent a. Faktor Fisik Faktor fisik terhadap efek getaran tangan pekerja yang tangannya terpajan dengan alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama meningkatkan resiko terjadinya hand-arm vibrationsyndrome (HAVS) meliputi Aklerasi getaran, frekuensi getaran, durasi getaran, dan perlindungan diri . b. Faktor Biodinamika Adanya faktor dinamika terhadap pekerja alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama meningkatkan resiko terjadinya hand-arm vibrationsyndrome (HAVS) meliputi ; cara penggunaan alat, kondisi lokasi dari tubuh dengan kontak alat. c. Faktor Individual Adanya faktor Individual terhadap pekerja alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama meningkatkan resiko terjadinya hand-arm vibrationsyndrome (HAVS) meliputi ; keahlian operator 3.3 Bagan Kerangka Konsep
Faktor Fisik

Faktor Biodinami ka Faktor individual

HAVS
hand-arm vibrationsyndrome

3.4

Defenisi Operasional

1. Penderita hand-arm vibrationsyndrome (HAVS) Adalah orang yang menderita penyakit hand-arm vibrationsyndrome (HAVS) yang disebabkan oleh adalah kumpulan gejala vaskuler, neurologik dan muskuloskeletal yang mengenai jari, tangan dan lengan yang disebabkan oleh pengunaan alat-alat yang menggetarkan tangan. 2. Faktor Fisik Faktor fisik merupakan bagian dari penyebab terjadinya penyakit hand-arm vibrationsyndrome (HAVS) karena efek dari getaran tangan pekerja yang tangannya terpajan dengan alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama meliputi Aklerasi getaran, frekuensi getaran, durasi getaran, dan perlindungan diri. 3. Faktor Biodinamika Faktor Biodinamika merupakan bagian dari penyebab terjadinya penyakit hand-arm vibrationsyndrome (HAVS) karena efek alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama meliputi ; cara penggunaan alat, kondisi lokasi dari tubuh dengan kontak alat. 4. Faktor Individual Merupakan bagian dari penyebab terjadinya penyakit hand-arm vibrationsyndrome (HAVS) karena efek yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama meliputi ; keahlian operator

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat studi deskriptif 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai 01 02 Mei 2013 di industri meubel jalan Sunu Makassar. 4.3 Populasi dan Sampel Semua pekerja yang menggunakan alat getar pada industri meubel 4.3.1 Populasi Semua pekerja yang menggunakan alat getar berdasarkan lama menggunakan alat getar. 4.3.2 Sampel Besarnya sampel yang digunakan adalah jumlah pekerja alat getar yang bekerja pada industri meubel. 4.4 Cara Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan secara Total Sampling. 4.5 Jenis Data dan Instrumen Penelitian 4.5.1 Jenis Data 1. Data primer Diperoleh dengan cara wawancara langsung dari responden menggunakan checklist. 2. Data sekunder Diperoleh dari data-data pekerja perusahaan rekonstruksi. 4.5.2 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner.

4.6

Pengolahan dan Penyajian Data Data yang diperoleh, diolah dengan alat bantu komputer menggunakan Microsoft Excel, yang kemudian disusun dalam bentuk tabel, grafik, dan narasi menurut variabel yang sesuai dengan tujuan disertai dengan penjelasan.

4.7

Alur Penelitian

Observasi Lapangan Pengambilan data sekunder di industri meubel Pengambilan Data Primer Dari Wawancara Langsung Pengolahan Data

Kesimpulan

BAB V HASIL

5.1.

Hasil Berikut ini adalah hasil dari pemantauan dan identifikasi pekerja gergaji listrik di jalan Sunu Makassar Waktu pelaksanaan 1 2 Mei 2013. Pemantauan dan identifikasi ini dilakukan dengan metode walk through survey dengan menggunakan check list dan wawancara. Jenis Pekerjaan yaitu Pengguna gergaji listrik. Alat alat Kerja yang Digunakan terdiri dari tenaga kerja dan alat getaran, yang termasuk alat dalam tenaga kerja yaitu sarung tangan, penutup wajah, masker dan helm sedangkan untuk alat getaran yang digunakan yaitu mesin gergaji listrik. Jumlah karyawan pada industri meubel yaitu sebanyak 25 orang, dan semuanya laki laki. Dari 25 pekerja, 5 orang yang bekerja sebagai pekerja yang menggunakan gergaji listrik. Alat gergaji listrik yang tersedia pada industri meubel berjumlah 3 buah. Para pekerja mempunyai jadwal kerja yaitu 8 jam, mulai dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Berdasarkan pada kuesioner yang telah dibuat dan diisi oleh para pengguna gergaji listrik, diperoleh hasil : untuk tabel pencegahan kecelakaan kerja akibat kondisi yang tidak aman, pada faktor fisik diperoleh hasil Masing masing alat getaran menghasilkan getaran yang sangat kuat dengan frekuensi getaran yang berkisar antara 2 1500 Hz dengan durasi getaran lebih dari 6 jam. Pada faktor biodinamika diperoleh hasil para pekerja yang menggunakan gergaji listrik mempunyai riwayat pelatihan dasar penggunaan alat, mengetahui dampak alat bagi diri terhadap alat yang digunakan, serta lokasi bekerja menunjang bagi pekerja. Sedangkan pada faktor individual diperoleh hasil bahwa para pekerja tahu tentang SOP (standar operasional pekerja), pekerjaan dilakukan sendiri sendiri, pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan keilmuannya. Untuk tabel kuesioner tentang riwayat penyakit diperoleh hasil bahwa para pekerja yang menggunakan mesin gergaji listrik tidak mempunyai pengetahuan tentang hand-arm vibration syndrome (HAVS), Para pekerja tidak pernah mengalami kelainan kesehatan sebelum bekerja di perusahaan ini, serta tidak pernah mengalami kalainan kesehatan selama bekerja di perusahaan ini. dan

Untuk tabel kuesioner tentang pemeriksaan kesehatan diperoleh hasil bahwa para pekerja yang menggunakan mesin gergaji listrik tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan selama riwayat bekerja, dan tidak pernah berobat ke dokter spesialis selama riwayat bekerja. Untuk tabel kuesioner tentang alat pelindung diri diperoleh hasil bahwa perusahaan industri meubel menyediakan alat pelindung diri bagi para pekerja, alat alat yang pelindung tersebut disediakan berbeda beda dengan setiap pekerjaan, diadakan pemeriksaan kualitas alat pelindung diri secara berkala, penggantian alat pelindung diri yang sudah tua dan mengalai penurunan kualitas selalu diadakan, alat pelindung diri yang disediakan disimpan di tempat yang mudah dijangkau jika akan digunakan, para pekerja diberikan petunjuk mengenai penggunaan alat pelindung diri dan kegunaannya kepada pekerja, tidak ada ketentuan umum mengenai kewajiban menggunakan alat pelindung diri pada tempat tempat berbahaya, ada sanksi khusus bagi tenaga kerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja, perawatan khusus untuk alat pelindung diri selalu dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN

6.1

Kesimpulan Berdasarkan hasil check list dan wawancara dengan pekerja yang menggunakan mesin gergaji listrik pada industri meubel , dapat disimpulkan bahwa : 1. Faktor fisik pada mesin gergaji listrik belum mempunyai pengaruh terhadap pengguna mesin gergaji listrik. 2. Faktor biodinamika mempunyai pengaruh terhadap pengguna mesin gergaji listrik. 3. Fakor individual mempunyai pengaruh terhadap pengguna mesin gergaji listrik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anshori, A. (2008). PT. JAMSOSTEK. Home Page. 27 Februari 2008. 16 Maret 2009 http://www.jamsostek.co.id/info/berita.php?id=105 2. Boris, B. (2009). Studi Implementasi Pengelolaan Keselamatan Pra Operasi Tower Crane Pada Konstruksi 3. Munif. Pengaruh getaran terhadap tubuh. Available at www.helpingpeopleideas.com Acessed on november 29th 2012
4. Novidas

ika.

Artikel

keselamatan getaran

dan

kesehatan

kerja.

Available Available

at at

www.penyakitakibatkerja.com Acessed on november 29th 2012


5. Buyung.

Makalah

pengaruh

terhadap

kesehatan.

www.wordpress.com Acessed on november 29th 2012


6. Sugiyarto ivan. Nilai ambang batas. Available at www.wordpress.com Acessed on

november 29th 2012


7. Novia. Getaran. Available at www.wordpress.com Acessed on november 29th 2012 8. Qodir. Penyakit akibat getaran. Available at www.penyakitakibatkerja.com Acessed

on november 29th 2012


9. S. Fajar. Pengukuran getaran. Available at www.wordpress.com Acessed on

november 29th 2012


10. Chan. Yefri. Alat pengukur geteran. Available at www.wordpress.com Acessed on

november 29th 2012 11. Notonegoro aditya warman. Getaran mekanik. Available at www.scribd.com Acessed on november 29th 2012 12. Hughes, P. and Ferrett, E. (2008). Introduction to Health and Safety in Construction. Oxford: Butterworth- Heinemann. 13. Sahputra, R.J. (2009). Studi Implementasi Keselamatan Di Tempat Kerja Pada Proyek Bangunan Gedung. Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB. 14. Sari Harlinda Lubis. Tinjauan pustaka getaran. Available at www.libraryupnvj.ac.id Acessed on november 29th 2012

CHECK LIST KESELAMATAN DAN PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI INDUSTRI MEUBEL JALAN SUNU MAKASSAR

UNIT / INSTALASI / RUANGAN HARI / TANGGAL PENANGGUNG JAWAB Suhuyanli

: INDUSTRI MEUBEL : 01-02 MEI 2013 : Goodwin Anthony Pakan dan Anton

A. PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA AKIBAT KONDISI YANG TIDAK AMAN No . 1. 1.1 1.2 1.3 2. 2.1 Faktor Fisik Getaran alat yang digunakan sangat kuat Durasi getaran lebih dari 6 jam Frekuensi yang berkisar antara 2-1500 Hz Faktor Biodinamika PERIHAL YA TIDAK

Riwayat pelatihan dasar penggunaan alat 2.2 Tentang pengetahuan dampak alat bagi diri terhadap alat
2.3 3. 3.1 3.1 3.2

yang digunakan Apakah lokasi menunjang bagi pekerja


Faktor Individual Apakah pekerja tahu tentang SOP (Standar opersional Pekerja) Apakah pekerjaan itu dilakukan sendiri-sendiri Apakah pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan keilmuannya

B. RIWAYAT PENYAKIT

No.
1.

PERIHAL Pengetahuan pekerja tentang hand-arm vibrationsyndrome (HAVS) Apakah anda pernah mengalami kelainan kesehatan sebelum bekerja di perusahaan ini? Apakah anda pernah mengalami kelainan kesehatan selama bekerja di perusahaan ini?

YA

TIDA K

2. 3.

C. PEMERIKSAAN KESEHATAN

No. 1. 2.

PERIHAL Apakah anda pernah melakukan pemeriksaan kesehatan selama riwayat bekerja Apakah anda pernah berobat ke dokter spesialis selama riwayat bekerja

YA

TIDA K

D. PENYEDIAAN ALAT PELINDUNG DIRI No. PERIHAL YA TIDAK

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Apakah Perusahaan menyediakan alat pelindung diri bagi tenaga kerja? Apakah alat pelindung tersebut disediakan berbeda-beda dengan setiap pekerjaan? Apakah diadakan pemeriksaan kualitas alat pelindung diri secara berkala? Apakah diadakan penggantian alat pelindung diri yang sudah tua dan mengalami penurunan kualitas? Apakah alat pelindung diri yang disediakan disimpan di tempat yang mudah dijangkau jika akan digunakan? Apakah diberikan petunjuk mengenai penggunaan alat pelindung diri dan kegunaannya kepada tenaga kerja? Apakah ada ketentuan umum mengenai kewajiban menggunakan alat pelindung diri pada tempat-tempat berbahaya? Apakah ada sanksi khusus bagi tenaga kerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja? Apakah ada perawatan khusus untuk alat pelindung diri?

7.

8. 9.

You might also like