You are on page 1of 3

MEMBANGUN PEREKONOMIAN SUMATERA UTARA Sumatera utara adalah satu provinsi di Indonesia yang penduduknya sangat heterogen.

Bermacam-macam suku bangsa mendiami provinsi ini. Suku aslinya adalah suku Batak, Mandailing, Karo, Melayu, Melayu dan NIas. Sumatera Utara kaya akan sumber daya alam berupa gas alam di daerah tandam, binjai dan minyak bumi di pangkalan brandan, kabupaten langkat. Selain itu di Kuala Tanjung, Kabupaten Asahan juga terdapa PT. INalum yang bergerak di bidang penambangan bijih besi dan peleburan aluminium yang satu-satunya di asia tenggara. Sungai-sungai yang berhulu di pegunungan sekitar danau Toba juga merupakan sumber daya pembangkit listrik tenaga air. Selain itu, kawasan pegunungan terdapat banyak titik-titik panas geothermal yang sangat berpotensi dikembangkan sebagai sumber energy panas maupun uap yang selanjutnya dapat ditransformasikan menjadi energy-energi listrik. Provinsi Sumatera utara memiliki luas perkebunan dan pertanian yang menjanjikan sebagai penunjang perekonomian provinsi itu sendiri maupun Indonesia secara umumnya. Perkebunan dikelola oleh baik swasta maupun Negara malalui BUMN, yakni PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II), PTPN III, dan PTPN IV. Perkebunan di provinsi Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, the, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis dan tembakau. Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai Negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Negara Indonesia. Namun walaupun demikian kayanya provinsi Sumatera utara, perbedaan taraf kehidupan antara si kaya dan si miskin sangat curam. Masih bisa dipandang dengan sekilas mata gambaran ekonomi dunia ketiga yang diderita oleh masyarakat provinsi Sumatera Utara. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk membangun ekonomi : 1. Peningkatan kesehatan dan pendidikan Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan ekonomi yang mendasar. Kedua hal ini merupakan hal yang penting. Kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan, dan pendidikan adalah hal pokok untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga. Pendidikan dan kesehatan merupakan hal yang fundamental untuk membentuk kapabilitas manusia yang lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan ekonomi. Peningkatan standarisasi pendidikan yang sedang terjadi di Indonesia melalui keputusan pemerintah tidak menjawab persoalan bangsa. Impian Indonesia yang berupaya agar terciptanya SDM-SDM yang mumpuni dalam pembangunan bangsa dilakukan dengan pendekatan yang salah. Pemerataan pendidikan mulai dari pendidikan dasar (SD) hingga jenjang tinggi (perguruan tinggi) kepada seluruh lapisan masyarakat harus digalakkan agar landasan fundamental kehidupan yang lebih baik dapat dicapai. Wajib belajar 9 tahun yang selama ini diterapkan di Indonesia, termasuk di Sumatera Utara, tidak mampu menjawab permasalahan SDM. Pemerintah harus berani dan serius memantapkan diri dan yakin mampu menggratiskan seluruh lapisan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi. Semua lapisan masyarakat mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan (UUD

1945 pasal 28C ayat 1), maka dalam jangka panjang akan tercipta tenaga ahli, terdidik disegala sendi perekonomian Sumatera Utara. Distribusi kesehatan di suatu daerah sama pentingnya dengan distribusi pendapatan, usia harapan hidup bagi orang-orang mampu cukup tinggi, sementara untuk orang miskin jauh lebih rendah. Tingkat kematian anak-anak dari golongan miskin lebih dari sepuluh kali lipat lebih tinggi daripada orang kaya. Kematian ini pada umumnya disebabkan oleh berbagai kondisi yang sebenarnya mudah diatasi, termasuk jutaan anak yang sebenarnya tidak perlu meninggal tiap tahunnya karena dehidrasi yang disebabkan oleh diare. Banyak anak-anak yang mampu bertahan hidup menderita kekurangan gizi kronis, infeksi parasit, dan penyakit-penyakit kambuhan lainnya. Angka kematian ibu pun turut mewarnai perjalanan daerah Sumatera Utara. Angka Kematian Ibu (AKI) di sumatera utara mencapai 249/100.000 kelahiran hidup. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya distribusi kesehatan dan akses kesehatan bagi orang miskin. Berbagai penelitian yang dilakukan tentang alokasi sumber daya dalam setiap rumah tangga menunjukkan secara jelas bahwa di banyak kawasan daerah sumatera utara, kecukupan gizi, pelayanan kesehatan dan akses kesehatan bagi Wanita di pedesaan sangat minim. Kehadiran dokter di daerah pedesaan sangat minim dibandingkan jumlah masyarakat yang membutuhkannya. Kesehatan dan pendidikan adalah fondasi utama pembangunan ekonomi. Semakin baik tingkat kesehatan, maka seorang anak akan semakin prima dalam belajar. Orang yang berpendidikan akan memberikan bagi orang-orang sekitarnya, seperti meciptakan berbagai inovasi untuk lingkungan sekitarnya. Orang berpendidikan akan mampu menjadi sumber akses bagi kesehatan, maupun penyedia pelayanan kesehatan itu sendiri. Orang sehat tidak akan menularkan penyakit, tetapi bermanfaat bagi komunitasnya dalam banyak hal. Karena adanya factor imbasan seperti itu, pasar tak dapat diandalkan untuk memberikan level kesehatan dan pendidikan yang efisien secara social. Oleh karena itu, WHO (World Health Organization) pernah menyimpulkan dalam World Health Report tahun 2000 tentang system kesehatan bahwa Tanggung Jawab utama atas kinerja system kesehatan suatu daerah terletak di pundak pemerintah. Pemerintah yang bijaksana akan mengambil studi kasus keterkaitan antara pendidikan, kesehatan dan pendapatan suatu daerah untuk menyusun strategi terpadu, sehingga masalah diatas dan beberapa tujuan seperti : (1) penggantian tenaga ahli asing dengan tenaga ahli setempat dan (2) kecenderungan masyarakat akan tradisi-tradisi supranatural semakin dapat diatasi. 2. Perubahan institusional pedesaan (perbaikan redistribusi kepemilikan tanah, jalan-jalan, sarana transportasi, kredit, dl) Di Indonesia, struktur agrarian bukan hanya merupakan bagian dari system produksi, tetapi juga merupakan karakteristik dasar dasri organisasi ekonomi, social kemasyarakatan, dan ppolitik dalam kehidupan pedesaan secara keseluruhan. Jika suatu daerah menghendaki pembangunan yang lancar dan berkesinambungan, maka daerah itu harus memulainya dari

daerah pedesaan pada umumnya, dan sektor pertanian pada khususnya. Intisari yang terkandung dalam masalah kemiskinan yang terus meluas, ketimpangan distribusi pendapatan yang semakin parah, laju pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, dan terus melonjaknya tingkat pengangguran pada awalnya tercipta dari stagnasi serta terlalu seringnya kemunduran kehidupan ekonomi yang terjadi di daerah pedesaan. Suatu strategi pembangunan ekonomi yang dilandaskan kepada prioriitas pertanian memerlukan tiga unsur pelengkap dasar, yaitu : (1) percepatan pertumbuhan hasil pertanian melalui serangkaian penyesuaian teknologi, institusional, dan insentif harga yang khusus dirancang untuk meningkatkan produktivitas para petani kecil, (2) peningkatan permintaan akan hasil pertanian, (3) Diversifikasi kegiatan pembangunan daerah pedesaan yang bersifat padat karya.

You might also like