Professional Documents
Culture Documents
PERMENKES : Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. DEFINISI LAIN : Pernyataan oleh PASIEN, atau dalam keadaan tertentu oleh ORANG YANG BERHAK MEWAKILI PASIEN, yang isinya merupakan persetujuan kepada dokter untuk melakukan tindakan medik sesudah pasien atau orang yang berhak tersebut diberi informasi secukupnya mengenai tindakan medik yang akan dilakukan.
Yaitu keadaan dimana pasien belum dewasa (belum 21 th atau belum pernah nikah) atau tidak sehat akal.
Dalam bahasa hukum, keadaan seperti itu dianggap belum dapat melakukan perbuatan hukum karena dinilai belum atau tidak cakap (onbekwaamheid). MAKNA KATA DIBERI INFORMASI SECUKUPNYA Yaitu pemberian informasi yang kualitas & kuantitasnya telah cukup bagi pasien (yang memang awam di bidang medis) untuk dijadikan dasar dalam menentukan sikapnya (decision); yaitu berupa CONSENT atau REFUSAL terhadap tindakan medik yang ditawarkan oleh dokter.
LANDASAN FILOSOFIS
Doktrin A man is the master of his own body, yang bersumber pada Hak Azasi Manusia, yaitu the right to self determination (hak menentukan nasibnya sendiri). Berdasarkan doktrin tersebut maka tindakan apapun yang bersifat offensive touching terhadap tubuh seseorang (termasuk tindakan medik), harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari pemilik tubuh tersebut. Konsekuensinya, tindakan medik yang dilakukan tanpa persetujuan pasien secara filosofis dianggap melanggar hak, meskipun tujuannya baik dan demi kepentingan pasien.
LANDASAN ETIKA
Prinsip-prinsip etika (moral principles) menghendaki agar dokter memperhatikan 4 hal, yaitu :
1. Beneficence & non malfeasance (to do good, not harm). 2. Justice (as a fairness or as distributive justice). 3. Fidelity (menunjukkan kejujuran dan kesetiaan terhadap terhadap tanggung jawab yang diemban). 4. Autonomy (menghormati hak pasien untuk membuat keputusan).
Jadi informed consent bukan hanya merupakan masalah hukum belaka, tetapi juga masalah etika sebab sesuai dengan prinsip autonomy.
LANDASAN HUKUM
1. UU Kesehatan Th. 1992, Psl 53. Dengan jelas dikatakan bahwa hak health care receiver antara lain : Hak atas informasi. Hak memberikan persetujuan tindakan medik. Jadi informed consent merupakan implementasi dari kedua hak pasien tersebut. 2. UU No. 29 Th. 2004 Tentang Praktik Kedokteran. 3. Peraturan Pemerintah Tentang Tenaga Kesehatan. 4. Permenkes No. 585 tentang Persetujuan Tindakan Medik serta Surat Keputusan Dirjen Yanmed. 5. Permenkes No. 512 / Menkes / PER / 2005 tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi.
TINDAKAN MEDIK YANG PERLU INFORMED CONSENT 1. Major or minor invasive surgery. 2. All procedures that involve more than slight risk of harm. 3. All forms of radiological therapy. 4. Electro-convulsive therapy. 5. All experimental procedures. 6. All procedures for which consent forms are required by statute or regulation.
(Roach, Chernoff dan Esley, 2000)
BAGAIMANA JIKA KONDISI PASIEN DALAM KEADAAN EMERGENSI ??? APAKAH INFORMED CONSENT MASIH TETAP PERLU ??? BAGAIMANA JIKA PASIEN TIDAK LAGI BISA DIAJAK KOMUNIKASI ???
JAWABNYA ADALAH:
1. Informed consent tetap penting, tetapi bukan prioritas sebab prioritas pertama adalah menyelamatkan jiwa. Oleh karena itu pelaksanaan informed consent pada kondisi emergensi tidak boleh menjadi penghambat atau penghalang dilakukannya emergency care. 2. Permenkes no. 585 menyatakan bahwa dalam keadaan emergensi tidak diperlukan informed consent. 3. Berbagai yurisprudensi di negara-negara maju menunjukkan kesamaan prinsip, bahwa tindakan emergency care dapat dilakukan tanpa informed consent. 4. Dalam kasus Nurdin (Sukabumi), hakim membenarkan tindakan dokter mencopot mata pasien yang sakit guna menyelamatkan mata yang sehat berdasarkan teori sympatico optalmia.
BAGAIMANA JIKA TINDAKAN MEDIK PADA ANAK TIDAK DISETUJUI ORANG TUA
Jika orang tua tidak setuju, tindakan medik pada anak dapat dilakukan dengan syarat: 1. Tindakan medik yang hendak dilakukan dokter haruslah merupakan tindakan medik terapetik (bukan tindakan medik eksperimental). 2. Tanpa tindakan medik terapetik tersebut anak akan mati. 3. Tindakan medik tersebut memberikan harapan atau peluang pada anak untuk hidup normal, sehat dan bermanfaat. (Goldstein, Freud dan Solnit)
Jika informasi tidak cukup atau tidak sama sekali maka berdasarkan teori domino, persetujuan tersebut tidak syah. Pada pasien dengan sindroma Dont tell me, doctor dapat dianggap setuju jika pasien tersebut kemudian menyerahkan sepenuhnya kepada kebijakan dokter.
Tindakan medik tertentu pada pasien nikah yang juga memerlukan persetujuan dari pasangannya ialah:
1. Tindakan Medik yang punya pengaruh kepada pasien serta pasangannya sebagai satu kesatuan. 2. Tindakan Medik tersebut bersifat non terapetik. 3. Pengaruh dari Tindakan Medik tersebut irreversible. CONTOH: Sterilisasi KB, harus ada persetujuan isteri. Sterilisasi terapetik (karena kanker), tidak perlu.
MASALAH
Persetujuan yang diberikan dengan tidak didahului informasi atau didahului informasi tetapi tidak cukup maka persetujuan tersebut dianggap tidak pernah ada (tidak syah demi hukum).
Informasi diberikan sejelas-jelasnya, tetapi jika pada akhirnya pasien menolak memberikan persetujuannya berarti dokter telah gagal dalam melakukan komunikasi.
Jadi keberhasilan mendapatkan informed consent amat ditentukan oleh kemampuan dokter dalam hal KOMUNIKASI
KESULITANNYA
Proses mendapatkan informed consent memerlukan penjelasan detail dan waktu yang cukup. Communication skill dokter sangat beragam. Kesediaan & kemampuan pasien dlm menyerap informasi dan membuat keputusan berbeda-beda. Faktor kultur juga bisa ikut menambah kesulitan.
GUIDELINE
Informasi harus diberikan dalam bentuk dan cara yang dapat membantu pasien untuk memahami masalah kesehatannya serta alternatif-alternatif terapi yang mungkin dapat diberikan. Dokter harus mengambil posisi sebagai pemberi advis.
Dokter tidak boleh tergesa-gesa dan harus memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk membuat decision.
Dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya ataupun bahkan berkonsultasi lebih dulu dengan keluarga, teman atau penasehatnya. Dokter wajib membantu pasien dalam mencari second opinion (jika hal itu dikehendaki) walaupun pendapat dari second opinion mungkin dapat menyulitkan. Dalam keadaan tertentu perlu dilakukan diskusi yang kemudian ditutup dengan mengajuka pertanyaan: Masih ada yang perlu ditanyakan lagi sebelum anda membuat keputusan final?