You are on page 1of 6

A.

Survey Lapangan Data saluran eksisting diperoleh dari hasil survey daerah banjir pada Jalan Bina Widya Universitas Riau. Pada saat ini sudah dibangun saluran drainase di sepanjang jalan yang difungsikan untuk mengalirkan air limpasan ke badan air.

Genangan/ banjir

Gambar 1. Denah Lokasi Survey

Dari survey yang dilakukan pada hari Sabtu, 27 April 2013, diperoleh informasi sebagai berikut : 1. Jenis saluran adalah trapesium dengan dimensi lebar adalah 80 cm dan tinggi adalah sebesar 70 cm. Dengan panjang saluran yang ditinjau 800 meter, 2. 3. Kondisi daerah pengaliran pada daerah hulu terdapat waduk kawasan taman ilmu, Bila terjadi hujan yang cukup deras, maka waduk dan badan jalan tergenang air hujan setinggi 5 cm, 4. 5. Terdapat saluran eksisting yang rusak, Terdapat saluran inlet yang lebih tinggi dari tanah.

2a. Saluran eksisting banjir

2.b. Waduk tergenenang

2.d. Inlet yang tinggi dari tanah 2.c. Saluran yang rusak

B.

Bangunan Pendukung Eksisting

Gambar 5. Bangunan pendukung eksisting (gorong-gorong dan box culvert) Gorong-gorong ditemukan di jalan masuk gerbang Universitas Riau dan persimpangan pos Security. Gorong-gorong berfungsi untuk mengalirkan air di bawah badan jalan.

C.

Alur Aliran Kondisi Eksisting Aliran dari hulu atau pada drainase Jalan Bina Widya Universitas Riau ini di alirkan ke saluran primer jalan HR Subrantas dan kemudian di teruskan ke hilir melalui Box Culvert menyeberangi jalan di depan Rumah Sakit Jiwa dan berakhir di pembuangan Waduk Cipta Karya.

Gambar 6. Sistem Drainase D. Analisa Permasalahan Permasalahan banjir yang terjadi merupakan dampak yang diakibatkan oleh saluran drainase di hilir yaitu saluran primer pada jalan keluar Universitas. Hal ini dapat di lihat pada gambar 7 sebagai berikut :

Gambar 7. Aliran Primer dari Jalan HR Subrantas

Dari gambar di atas dapat dilihat air seperti tidak mengalir ke gorong-gorong dan pada saluran keluar gorong-gorong air yang keluar sedikit. Hal ini penulis menarik kesimpulan bahwa terjadi penyumbatan pada gorong-gorong tersebut yang menyebab kan banjir di ruas jalan dan waduk. Permasalahan lain yaitu terdapat beberapa saluran inlet yang lebih tinggi dari permukaan pinggir jalan, yang mengakibatkan air menggenangi badan jalan. E. Rencana Penyelesaian Masalah Drainase Langkah perencanaan sistem drainase jalan dimulai dengan memplot rute jalan yang akan ditinjau di peta topografi untuk mengetahui daerah layanan sehingga dapat memprediksi kebutuhan penempatan bangunan drainase penunjang seperti saluran samping jalan. Peda permasalahan gorong-gorong yang kemungkinan terjadi penyumbatan, sebaiknya dilakukan pembersihan. Dan juga saluran inlet di renovasi agar air limpasan dapat mengalir ke saluran drainase. F. Kebutuhan Data yang Diperlukan Adapun data-data yang diperlukan dalam perencanaan saluran ini adalah: 1. Data curah hujan selama beberapa tahun dari stasiun pencatat curah hujan. 2. Luas daerah tangkapan air 3. Waktu konsentrasi 4. Data saluran yang sudah ada G. Bagan Alir Perencanaan

Gambar 8. Bagan Alir Perencanaa


4

H.

Perencanaan Analisa 1. Analisa Hidrologi a. Analisa Data: i. Screening test Data yang hilang, klasifikasi data, dan data yang berada di luar range ii. Penentuan series data 1. 2. Data maksimum tahunan (maximum annual series). Data parsial (partial annual series)

iii. Analisa frekuensi dengan kala ulang 2, 5, 10 tahun dst. 1. 2. 3. 4. Distribusi Normal Distribusi Log Normal Distribusi Gumbel Distribusi Log Pearson III

Untuk gorong-gorong jalan raya dengan kala ulang antara 3-15 tahun. iv. Uji kecocokan (Chi-kuadratdan Smirnov-Kolmogorov) b. Analisa Intensitas dan Waktu Hujan i. Data curah hujan jam-jaman, didapat dari pengukur hujan otomatis (AWLR), digunakan rumus Talbot(1881), Sherman(1905), Ishiguro(1953). ii. Data curah hujan harian (Mononobe) c. Analisa Waktu Konsentrasi pada Permukaan Jalan Penentuan waktu konsentrasi tergantung pada potongan melintang (cross section) dan potongan memanjang (long section) pada permukaan jalan. Waktu konsentrasi dihitung dengan rumus: tc = to + tf dimana : to = waktu yang diperlukan untuk mengalir mencapai inlet tf = waktu yang diperlukan untuk mengalir sepanjang saluran d. Analisa Debit Rencana Dimensi saluran didesain berdasarkan besarnya debit air hujan yang akan dialirkan. Rumus Rasional : Q= C I A (m/detik) Q = debit (m/detik) C = koefisien pengaliran
5

dimana :

I = intensitas hujan untuk periode ulang tertentu (mm/jam) A = Luasan yang akan didrain (km)

2. Analisa Hidrolika Berikut adalah tahap perhitungan analisa hidrolika : a) Penampang trapesium (sesuai di lapangan) : A = B.H m.(H)2 P B 2Y (1m )
2

b) Kecepatan aliran dihitung dengan persamaan : V = 1/n . R2/3 . I0,5 c) Debit banjir dihitung dengan persamaan Q=V.A I. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan ini, antara lain: 1. Tujuan drainase dibangun ialah untuk mengalirkan air yang berlebih secepat mungkin disuatu kawasan baik yang berasal dari air hujan, air buangan, dan lainnya, agar mengalir keluar kawasan dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan seperti banjir. 2. Hasil investigasi saluran diketahui bahwa sebagian besar keadaan saluran eksisting di penuhi vegetasi dan sedimentasi ataupun sampah dan juga tidak optimal nya dengan baik fungsi dari saluran drainase. Hal ini lah yang menjadi permasalahan ketika hujan cukup deras terjadi, air limpasan tidak mengalir dengan optimal sehingga terjadi banjir. J. Rekomendasi sebagai hasil pembahasan Suatu sistim saluran drainase akan berfungsi secara optimal jika setiap bagian saluran mampu menampung limpasan yang akan terjadi serta terpola dengan baik dari hulu hingga ke hilir, oleh karena itu untuk menjaga agar Jalan Bina Widya dan kawasan sekitarnya bebas dari banjir atau genangan maka perlu dilakukan normalisai saluran, dan optimalisasi pola aliran yang ada.

You might also like