You are on page 1of 14

SAFE MOTHERHOOD

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada dasawarsa terakhir ini, dunia internasional nampaknya benar-benar terguncang. Bagaimana tidak jika setiap tahun hampir sekitar setengah juta warga dunia harus menemui ajalnya karena persalinan. Dan nampaknya hal ini menarik perhatian yang cukup besar sehingga dilakukannya berbagai usaha untuk menanggulangi masalah kematian ibu ini.
Dalam upaya menurunkan angka kematian ibu, pemerintah melalui Departemen Kesehatan dewasa ini menerapkan Strategi Making Pregnancy Safer (MPS), atau Membuat Kehamilan Lebih Aman, yang merupakan penajaman dari kebijakan sebelumnya tentang Penyelamatan Ibu Hamil. Strategi MPS yang memberi penekanan kepada aspek medis, walaupun tidak mengabaikan aspek nonmedis. Indonesia telah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010 pada 12 Oktober 2000 sebagai bagian dari program Safe Motherhood. Dalam arti kata luas tujuan Safe Motherhood dan Making Pregnancy Safer sama, yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan mengurangi beban kesakitan, kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. MPS merupakan strategi sektor kesehatan yang fokus pada pendekatan perencanaan sistematis dan terpadu dalam melaksanakan intervensi klinis dan pelayanan kesehatan. Dalam konteks Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015, visi MPS adalah:Semua perempuan di Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan bayi dilahirkan hidup dan sehat.

BAB II TINJAUAN TEORI

A. SAFE MOTHERHOOD 1. Pengertian Menurut the International Classification of Diseases and Related Health Problems, Tenth Revision, 1992 (ICD-10) WHO mendefinisikan kematian ibu sebagai kematian wanita hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, tanpa memandang lama dan tempat terjadinya kehamilan yang disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilannya atau penanganan kehamilanna,tetapi bukan karena kecelakaan.

Safe Motherhood adalah usaha-usaha yang dilakukan agar seluruh perempuan menerima perawatan yang mereka butuhkan selama hamil dan bersalin. Program itu terdiri dari empat pilar yaitu keluarga berencana, pelayanan antenatal, persalinan yang aman, dan pelayanan obstetri esensial.

Menurut pengertian ini penyebab kematian ibu dapat dibagi menjadi penyebab langsung maupun tak langsung. Penyebab kematian langsung yaitu setiap komplikasi persalinan disetiap fase kehamilan (kehamilan, persalinan dan pasca persalinan), akibat tindakan, kesalahan pengobatan atau dari kesalahan yang terjadi disetiap rangkaian kejadian diatas. Contohnya seperti perdarahan, pre-

eklamsia/eklamsia, akibat komplikasi anestesi atau bedah kaisar. Penyebab kematian tak langsung yaitu akibat penyakit lain yang telah ada sebelumnya atau berkembang selama kehamilan dan yang tidak berhubungan dengan penyebab langsung tetapi dipicu secara fisiologis oleh kehamilan. Contohnya seperti kematian akibat penyakit ginjal atau jantung

Gerakan Sayang Ibu (GSI) merupakan salah satu upaya yang telah dilaksanakan dan menjadi gerakan nasional sejak tahun 1996, namun dalam perkembangannya gerakan ini perlu ditingkatkan kembali baik kepedulian maupun tanggung jawab masyarakat, LSM, swasta dan pemerintah.
2. Epidemiologi

Menurut data yang dikeluarkan oleh UNFPA, WHO, UNICEF dan Bank Dunia menunjukkan bahwa satu wanita meninggal dunia tiap menitnya akibat masalah kehamilan. Rasio kematian ibu (jumlah kematian tiap 100,000 kelahiran hidup) telah menurun secara global pada laju kurang dari 1%. Jumlah kematian wanita hamil atau akibat persalinan secara keseluruhan juga menunjukkan penurunan yang cukup berarti antara tahun 1990-2005. pada tahun 2005, 536,000 wanita hamil meninggal dunia dibandingkan dengan tahun 1990 yang sebanyak 576,000. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab. Demikian pula angka kematian bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 20 per 1.000 kelahiran hidup. Keadaan ini menempatkan upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi upaya prioritas dalam bidang kesehatan. . 3. Upaya yang dilakukan Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu Kematian ibu hamil dilatarbelakangi oleh: 1. Persalinan yang ditolong dukun 2. Persalinan yang dilakukan dirumah, bila terjadi komplikasi dan memerlukan rujukan, akan membutuhkan waktu cukup lama. 3. Derajat kesehatan ibu sebelum dan saat hamil masih rendah yaitu 50% menderita anemia, 30% berisiko kurang energi kronis, sekitar 65% berada dalam keadaan 4 terlalu. 4. Status perempuan masih rendah sehingga terlambat untuk mengambil keputusan ditingkat keluarga untuk mencari pertolongan. Sekitar 90% kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, toksemia gravidarum, infeksi, partus lama dan komplikasi abortus. Kematian ini paling banyak terjadi pada masa sekitar persalinan yang sebenarnya dapat dicegah.

Sesungguhnya tragedi kematian ibu tidak perlu terjadi karena lebih dari 80% kematian ibu sebenarnya dapat dicegah melalui kegiatan yang efektif, semisal pemeriksaan kehamilan, pemberian gizi yang memadai dan lain-lain. Karenanya upaya penurunan AKI serta peningkatan derajat kesehatan ibu tetap merupakan

prioritas utama dalam pembangunan kesehatan menuju tercapainya Indonesia Sehat 2010. Melihat kondisi itu semua, disusunlah suatu gerakan yang disebut dengan Safe Motherhood. Gerakan ini pertama kali dicanangkan pada International Conference on Safe Motherhood, Nairobi, 1987.3Program ini sendiri telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1988 dengan melibatkan secara aktif berbagai sector pemerintah dan non-pemerintah, masyarakat, serta dukungan dari berbagai badan internasional. Empat pilar Safe Motherhood a. Keluarga berencana KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana., maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran." Dengan kata lain KB adalah perencanaan jumlah keluarga.Pembatasan bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alatkontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral,IUD dan sebagainya. Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai dicanangkan pada tahun akhir 1970'an. Tujuan Program KB Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturankelahiran anak, agar

diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

b. Pelayanan Antenatal Pelayanan antenatal sangat penting untuk mendeteksi lebih dini komplikasi kehamilan. Selain itu, juga menjadi sarana edukasi bagi perempuan tentang kehamilan. Komponen penting pelayanan antenatal meliputi: Skrining dan pengobatan anemia, malaria, dan penyakit menular seksual.

Deteksi dan penanganan komplikasi seperti kelainan letak, hipertensi, edema, dan pre-eklampsia. Penyuluhan tentang komplikasi yang potensial, serta kapan dan bagaimana cara memperoleh pelayanan rujukan.

STANDARD ASUHAN KEHAMILAN Sebagai profesional bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus sesuai dengan standard pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard mencerminkan norma, pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah disepakati oleh profesi. Penerapan standard pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang jelas. Kelalaian dalam praktek terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak memenuhi standard dan terbukti membahayakan. Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai berikut: Standar 3;Identifikasi ibu hamil Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur. Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehtan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya. Standar 5: Palpasi Abdominal Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan plapasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah,

memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. Standar 6: pengelolaan anemia pada kehamilan Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda tanda serta gejala preeklamsia lainnya, seta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. Standar 8: Persiapan Persalinan Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (Standard Pelayanan Kebidanan, IBI, 2002).

c. Persalinan yang bersih dan aman Focus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencagah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi , menjadi pencegahan komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pasca persalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. Persalinan yang bersih dan aman memiliki tujuan memastikan setiap penolong kelahiran/persalinan mempunyai kemampuan, ketrampilan, dan alat untuk memberikan pertolongan yang bersih dan aman, serta memberikan pelayanan nifas pada ibu dan bayi. Dalam persalinan: Wanita harus ditolong oleh tenaga kesehatan profesional yang memahami cara menolong persalinan secara bersih dan aman.

Tenaga kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda komplikasi persalinan serta mampu melakukan penatalaksanaan dasar terhadap gejala dan tanda tersebut. Tenaga plikasi kesehatan persalinan harus yang siap tidak untuk melakukan ke rujukan kom

dapat

diatasi

tingkat

pelayanan

yang lebih mampu.

d. Pelayanan obstetri esensial Memastikan bahwa tempat pelayanan kesehatan dapat memberikan

pelayanan obstetri untuk risiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkan. Pelayanan obstetri esensial bagi ibu yang mengalami kehamilan risiko tinggi atau komplikasi diupayakan agar berada dalam jangkauan setiap ibu hamil. Pelayanan obstetri esensial meliputi kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan tindakan dalam mengatasi risiko tinggi dan komplikasi kehamilan/persalinan. Pelayanan obstetri esensial pada hakekatnya adalah tersedianya pelayanan secara terus menerus dalam waktu 24 jam untuk bedah cesar, pengobatan penting (anestesi, antibiotik, dan cairan infus), transfusi darah, pengeluaran plasenta secara manual, dan aspirasi vakum untuk abortus inkomplet. Tanpa peran serta masyarakat, mustahil pelayanan obstetri esensial dapat menjamin tercapainya keselamatan ibu. Oleh karena itu, diperlukan strategi berbasis masyarakat yang meliputi: 1) Melibatkan anggota masyarakat, khususnya wanita dan pelaksanaan pelayanan setempat, dalam upaya memperbaiki kesehatan ibu. 2) Bekerjasama dengan masyarakat, wanita, keluarga, dan dukun untuk mengubah sikap terhadap keterlambatan mendapat pertolongan. 3) Menyediakan pendidikan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang komplikasi obstetri serta kapan dan dimana mencari pertolongan. Departemen Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) jangka panjang upaya penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir. Dalam Renstra ini difokuskan pada kegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap untuk menjamin pelaksanaan intervensi dengan

biaya yang efektif berdasarkan bukti ilmiah yang dikenal dengan sebutan "Making Pregnancy Safer (MPS)" melalui tiga pesan kunci.

Tiga pesan kunci MPS itu adalah: 1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, 2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat akses terhadap pencegahan kehamilan yang 3. Setiap wanita usia subur mempunyai tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

B. MPS (MAKING PREGNANCY SAFER) 1. Pengertian Making Pregnancy Safer (MPS) merupakan strategi sektor kesehatan yang ditujukan untuk mengatasi masalah kembar kesehatan dan kesakitan ibu dan bayi.Strategi MPS merupakan tonggak sejarah yang menandai komitmen baru untuk memastikan hak ibu dan bayinya. Strategi MPS disusun berdasarkan pengetahuan epidemiologi yang didapat sejak pencanangan Prakarsa Safe Motherhood di Nairobi tahun 1987. Strategi ini disusun berdasarkan konsensus yang dicapai pada International Conference on Population and Development (ICPD-Cairo, 1994), Konferensi Dunia ke-IV tentangWanita (Beijing, 1995) dan pernyataan bersama WHO/UNFPA/UNICEF/World Bank.MPS menyerukan kepada seluruh pihak terkait, seperti pemerintah,masyarakat dan organisasi international.

2. Pesan Kunci MPS Kompleksnya masalah kematian ibu memeriukan strategi kesehatan yangmemastikan bahwa: Setiap persalinan harus diinginkan; Setiap persalinan dilayani tenaga kesehatan teriatih dan Setiap komplikasi memperoleh pertolongan.

3. Kerangka Pikir MPS dalam Safe MotherhoodDukungan yang efektif untuk upaya Safe Motherhood nasionalmembutuhkan pelaksanaan kegiatan dalam kerangka pikir MPS yang meliputi area: Membangun Kemitraan Advokasi Penelitian untuk Pengembangan

Penyusunan Standar dan Instrumen Meningkatkan Dukungan Kapasitas, Teknis dan Kebijaksanaan Monitoring dan Evaluasi

4. Tujuan MPS Menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.Strategi kegiatan yang akan dilakukan melalui kemitraan dengan pemerintah dan mitranya: Meningkatkan kapasitas pemerintah; Menyusun atau memperbaharui kebijaksanaan dan standar nasional pelayanankebidanan untuk Kesehatan lbu Anak, KB, termasuk pelayanan pasca abortus,pelayanan aborsi bila dilegalkan) dan menyusun kombinasi perundangan untukmendukung kebijaksanaan dan standar ini; Membangun sistem yang menjamin pelaksanaan standar ini dengan baik; Meningkatkan akses kepada pelayanan kesehatan ibu-anak dan pelayanan KB yangefektif dengan memacu investasi sektor pemerintah dan swasta sertamengembangkan pengaturan alternatif (seperti melalui kontrak) untukmemaksimumkan kontribusi pihak swasta pada tujuan nasional; Mendorong pelayanan di tingkat keluarga dan masyarakat yang mendukungkesehatan ibu anak dan KB; Meningkatkan sistem untuk monitoring pelayanan kesehatan ibu dan anak, dan Menempatkan Safe Motherhood sebagai prioritas dalam agenda pembangunankesehatan nasional dan internasional;

Strategi MPS mendukung target internasional yang telah disepakati, Empat strategi utama tersebut adalah: Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahirberkualitas yang cost-effective dan berdasarkan bukti. Membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program, lintas sektordan mitra lainnya untuk melakukan advokasi guna memaksimalkan sumber dayayang tersedia serta meningkatkan koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS.

Mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga melalui peningkatanpengetahuan untuk menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatanibu dan bayi baru lahir.

Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatanpelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

5. Visi Dan Misi Indonesia Sehat 2015 1) Visi Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat,memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan yang bermutusecara adil dan merata, serta memiliki derajat yang setinggi-tingginya di seluruh republic Indonesia. Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai: INDONESIA SEHAT 2015 Dengan adanya rumsan visi tersebut, maka lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit,melinduni diri dari ancaman penyakit serta berpartisifasi akif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Layanan yang tersedia adalahlayanan yang berhasil guna dan berdaya guna yang tersebar secara merata di ndonesia. Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social danekonomis. 2) Misi Untuk dapat mewujudkan visi INDONESIA SEHAT 2015, ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan sebagai berikut:

a. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukanoleh hasil kerja keras sector kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasilkerja keras serta kontribusi positif berbagai sector pembangunan lainnya.Untuk optimalisasi hasil kotribusi positif tersebut, harus dapat diupayakanmasuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan.Dengan perkataan lain untuk dapat terwujunya INDONESIA SEHAT 2015, parapenanggungjawab program pembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakanpembangunannya. Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan, seyogyanya tidak diselenggarakan. Untuk dapatterlaksananya pembangunan yang berwawsasankesehatan, adalah seluruhtugas yang berelemen dari system kesehatan untuk berperan sebagaipenggerak utama pembanguanan nasional berwawasan. b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Kesehatan adalah tanggungjawab bersama dari setiap individu,masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkanpemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandirimenjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai. Perilaku yangsehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapat pelayanankesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunankesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau misisector kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidupsehat. c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,dan terjangkau. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,merata dan terjangkau mengandung makna bahwa salah satu tanggungjawabsector kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yangbermutu,merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraanpelayanan kesehatan tidak semata-mata berada ditangan pemerintah,melainkan mengikutsertakan sebesarbesarnya peran aktif segenap anggotamasyarakat dan berbagai potensi swasta. d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya

Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga danmasyarakat beserta lingkungannya mengandyng makna bahwa tugas utamasector kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan segenapwarga negaranya, yakni setiap individu,keluarga dan masyarakat Indonesia,tanpa meninggakan upaya menyembuhkan penyakit atau memulihkankesehatan penderita. Untuk terselenggaranya tugas ini penyelenggaraanupaya kesehatan yang harus diutamakan adalah yang bersifat promotif danpreventif yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitative. Agar dapatmemelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakatdiperlukan pula terciptanya lingkungan yang sehat, dan oleh karena itu tugas-tugas penyehatan lingkungan harus pula lebih dprioritaskan. (ilmu kesehatanmasyarakat, syafrudin)

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN 1. Safe Motherhood adalah usaha-usaha yang dilakukan agar seluruh perempuan menerima perawatan yang mereka butuhkan selama hamil dan bersalin. 2. Empat pilar safe motherhood yaitu keluarga berencana, pelayanan antenatal, persalinan yang aman, dan pelayanan obstetri esensial 3. Making Pregnancy Safer (MPS) merupakan strategi sektor kesehatan yang ditujukan untuk mengatasi masalah kembar kesehatan dan kesakitan ibu 4. Tujuan MPS Menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.

B. SARAN Hendaknya seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan harus mengacu pada evidence based. Yaitu asuhan kebidanan yang berdasarkan bukti dan hasil penilitian. Salah satunya adalah melakukan program safe motherhood yaitu upaya untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu. Diharapkan angka kematian ibu setiap tahunya akan menurun. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat akses terhadap pencegahan kehamilan yangSetiap wanita usia subur mempunyai tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.kita sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan kita harus mengetahui apa-apa saja yang harus kita lakukan pada klien kita yaitu:Menutamakan kepentingan klien dengan memperhatikan hak reproduksi, serta kesetaraan dan keadilan

jender.menggunakan pendekatan siklus kehidupan dalam menangani malah kesehatan reproduksi dan Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan reproduksi secara proaktif serta .Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitasuntuk klien.

DAFTAR PUSTAKA

1. suryanti romauli,s.st,ana vida vindari2009.,kesehatan reproduksi.,Yogyakarta:nuha medika 2. Purnomo W,prsentasi Safe motherhood (Upaya Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir),FKM Unair 3. WHO,SAFE MOTHERHOOT.,modul dasar bidan di masyarakat.jakarta:penerbit buku kedokteran 4. Helen varney,2004.,asuhan kebidanan.,Jakarta:penerbit buku kedokteran 5. prof.dr.abdul bari saifuddin,spOG,MPH,2006.buku acuan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,Jakarta 6. www.depkes.go.id/downlod/profil 7. novitasarisobri.blogspot.com/2012 8. www.kesehatanibu.depkes.go.id/wp-com

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/07/03/visi-indonesia-sehat2015/ 10. http://deviratnasariwulandari.blogspot.com/2011/04/pokok-pokok-yangmempengaruhi-derajat.htmlPudiastuti, ratna dewi. Buku ajar kebidanan komunitas,


9.

You might also like