You are on page 1of 11

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) DAN TATA KELOLA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) DENGAN

PENURUNAN ANGKA KEMISKINAN DI KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN a.Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Kondisi nasional saat krisis moneter dan ekonomi tahun 1998 telah berdampak memperburuk kondisi sosial, ekonomi dan budaya penduduk Indonesia pada umumnya. Banyak dilaporkan kasus kasus rawan gizi dan angka pengangguran meningkat. Kemiskinan ini melahirkan budaya miskin yang merusak kualitas masyarakat miskin misalnya rendahnya etos kerja, berpikir pendek dan fatalisme. Dampak ini sangat terasa sekali terutama di kota besar. Kemiskinan di Indonesia adalah salah satu masalah yang sangat mendesak yang perlu ditangani.Tingkat kemiskinan kian hari kian meningkat, Indonesia menduduki tingkat paling atas dalam masalah ini. Berbagai upaya penanggulangan kemiskinan telah banyak dilakukan baik oleh pemerintah maupun pihak-pihak terkait lainnya. Namun hingga saat ini, belum menampakkan hasil yang diharapkan. Salah satu upaya pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan ini adalah dengan dilaksanakannya Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). Proyek ini dilaksanakan untuk mempercepat upaya penanggulangan kemiskinan di perkotaan. Dalam pengelolaannya, proyek ini melibatkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan Hubungan Program Bantuan Langsung dari pemerintah melalui Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dan Tata Kelola Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) terhadap upaya penanggulangan kemiskinan di Kota Bandung. b.Rumusan Masalah Dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang di atas, penulis menemukan beberapa masalah diantaranya yaitu : 1. Apakah terdapat hubungan antara Proyek Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan (P2KP) dengan Penurunan Angka Kemiskinan di Kota Bandung ? 2. Apakah terdapat hubungan antara Tata Kelola Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dengan Penurunan Angka Kemiskinan di Kota Bandung? 3. Apakah terdapat hubungan antara antara Proyek Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan (P2KP) bersama-sama Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dengan Penurunan Angka Kemiskinan di Kota Bandung?

c. Tujuan Penelitian Penulis memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini, di antaranya yaitu : 1. Untuk Mengatahui hubungan antara Pelaksanaan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan (P2KP) dengan Penurunan Angka Kemiskinan di Kota Bandung 2. Untuk Mengatahui hubungan antara Tata Kelola Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dengan Penurunan Angka Kemiskinan di Kota Bandung. 3. Untuk Mengatahui hubungan antara antara Pelaksanaan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan (P2KP) bersama-sama Tata Kelola Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dengan Penurunan Angka Kemiskinan di Kota Bandung.

d. Kegunaan Penelitian - Kegunaan teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai ada atau tidaknya hubungan antara Proyek Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan (P2KP) bersama-sama Tata Kelola Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dengan Penurunan Angka Kemiskinan di Kota Bandung. - Kegunaan praktis : Penelitian ini berguna untuk mengetahui ada hubungan atau tidak antara Proyek Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan (P2KP) bersama-sama Tata Kelola Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dengan Penurunan Angka Kemiskinan di Kota Bandung.

e. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini meliputi sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), yang menjelaskan tentang pelaksanaan: Rembug Kesiapan Masyarakat Refleksi Kemiskinan Pemetaan Swadaya Panitia Pembentukan BKM Penyusunan Pronangkis Membangun Kelompok Swadaya Masyarakat Melaksanakan Kegiatan / Pemanfaatan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dan hubungannya dengan Penurunan Angka Kemiskinan di Kota Bandung mana akan

2. Tata Kelola Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), yang mana akan menjelaskan tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, akan menjelaskan tentang : - Manajemen kesekretariatan - Manajemen PNPM dan hubungannya dengan kemiskinan di kota Bandung Tata Kelola Keuangan, akan menjelaskan tantang: - Tata kelola keuangan unit sosial, Ekonomi dan Lingkungan. - Tata kelola pengelolaan kas BKM - Tata kelola pengelolaan piutang BKM dan hubungannya dengan kemiskinan di kota Bandung 3. Angka Kemiskinan Kota Bandung, yang mana akan menjelaskan tentang: - Penurunan Angka Kemiskinan di Kota Bandung -Kriteria Kemiskinan di Kota Bandung - Hubungan antara Pelaksanaan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan (P2KP) bersama-sama Tata Kelola Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dengan Penurunan Angka Kemiskinan di Kota Bandung.

BAB II KERANGKA TEORITIS A. Teori teori relevan P2KP adalah singkatan dari Proyek Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan. P2KP merupakan salah satu proyek nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka menanggulangi berbagai persoalan kemiskinan yang terjadi di masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan (urban). (Sonny Kusuma, May 2006, diunduh dari internet 2503-2011, Urban Proverty Project). RKM; Kegiatannya dimulai dengan disseminasi informasi

umum P2KP dan Sosialisasi substansi P2KP sbg proses pembelajaran serta pelembagaan prinsip & nilai di masyarakat melalui serangkaian pertemuan dengan kelompok strategis di tingkat kelurahan. Dilanjutkan dengan rembug warga tingkat desa/ kelurahan untuk menyatakan kesiapan warga melaksanakan P2KP sesuai proses dan ketentuan P2KP.
BKM adalah dewan pimpinan kolektif masyarakat warga penduduk kelurahan dan sebagai lembaga BKM dapat bertindak sebagairepresentasi masyarakat warga penduduk kelurahan. (P2KP, 2011, diunduh dari internet tgl 25-03-2011, Pembentukan BKM) BKM berkedudukan sebagai lembaga pimpinan masyarakat warga penduduk kelurahan dan merupakan lembaga pengendali kegiatan penanggulangan kemiskinan di kelurahan yang bersangkutan, yang posisinya di luar institusi pemerintah, militer, agama, pekerjaan dan keluarga. BLM merupakan salah satu wujud dari tanggungjawab pemerintah untuk memperioritaskan penanggulangan kemiskinan dengan mengalokasikan dana secara langsung untuk dikelola oleh masyarakat. BLM merupakan dana stimulan untuk mendorong proses penanggulangan kemiskinan dan dapat mengelola program secara transparan dan akuntabel. (Modul Khusus Komunitas Departemen Pekerjaan Umum PNPM Mandiri, http://www.p2kp.org/pustaka/files/modul_pelatihan,2011)

PAKET adalah suatu komponen program P2KP untuk mendorong dan memperkuat kemitraan sinergis antara masyarakat, pemerintah daerah serta kelompok peduli sehingga upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan secara mandiri dan berkelanjutan serta melembaganya proses pembangunan yang bersifat partisipatif di tingkat kota.(Diunduh dari http://bappeda-banyumaskab.net/index.php , Tgl 15-03-2011)

Tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan PAKET adalah melembagakan kemitraan sinergis antara masyarakat, pemerintah dan kelompok peduli untuk membangun wilayahnya dalam rangka menciptakan lingkungan permukiman yang layak huni, nyaman, produktif dan berjati-diri. Sedangkan tujuan khusus pelaksanaan PAKET adalah :
1. Melembagakan pola-pola pembangunan partisipatif yang dilaksanakan di kota/kabupaten lokasi

PAKET.
2. Menciptakan nuansa kerja sama yang nyata antara pemerintah kota/kabupaten dengan

kelompok masyarakat peduli serta masyarakat sasaran.


3. Meningkatkan kepedulian, partisipasi dan rasa kepemilikan masyarakat terhadap fasilitas

dan/atau program yang dilaksanakan bersama antara pemerintah kota/kabupaten dengan masyarakat.
4. Membuka Akses masyarakat miskin kepada sumber daya kunci (dana, keahlian, informasi,

teknologi dan lain-lain) yang dimiliki pemerintah kota/kabupaten, yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan penanggulangan kemiskinan makin terbuka.
5. Meningkatkan kapasitas pemerintah kota/kabupaten untuk menciptakan kebijakan-kebijakan

dan program-program yang memihak kaum miskin ( pro poor)


6. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi program pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan

kepentingan masyarakat (demand driven).

Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET) merupakan program lanjutan dari P2KP atau PNPM MP. Program PAKET dimulai pada Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2009. (Diunduh dari http://bappeda-banyumaskab.net/index.php , Tgl 15-03-2011)

Pengertian dan Tujuan PNPM Mandiri


PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Pengertian yang terkandung mengenai PNPM Mandiri adalah : 1. PNPM Madiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan

dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. 2. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.

Sedangkan Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Program PNPM Mandiri ini adalah : Tujuan Umum
o

Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri.

Tujuan Khusus:
o

Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif dan akuntabel.

Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor)

Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan kelompok perduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.

Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok perduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.

Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.

Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat. (diunduh dari http://www.pnpmmandiri.org/index.php, tanggal 25-03-2011)

B.Hasil-Hasil Penelitian Relevan Kesimpulan dari hasil penelitian dengan Judul Permasalahan Kemiskinan di Kota Bandung, Penulis;Devi Puspita Sari; Universitas Gunadarma;2008)

Bahwa dalam mengatasi masalah kemiskinan diperlukan kajian yang menyeluruh (comprehensif), sehingga dapat dijadikan acuan dalam merancang program pembangunan kesejahteraan sosial yang lebih menekankan pada konsep pertolongan. kurangnya perhatian masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari opini masyarakat bahwa asal bisa cepat bekerja, tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Jika masalah pendidikan ini dibiarkan berlarut-larut dan tidak segera diselesaikan, bukan tidak mungkin masalah kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat menjadi masalah yang tidak terselesaikan. Keluarga miskin akan menghasilkan generasi penerus yang miskin dan begitu seterusnya sehingga menjadi lingkaran setan yang tidak ada habisnya. Oleh karena itu, perlu terjadi sinergi antara masyarakat dan pemerintah dan sikap pro aktif masyarakat menanggapi masalah pendidikan ini. Memang hasil yang diharapkan tidak bisa didapat dalam waktu yang singkat, namun paling tidak akan muncul harapan generasi yang akan datang akan berkesempatan untuk hidup dengan layak.
C. Hipotesis Berdasarkan teori-teori di atas dan hasil-hasil penelitian Penulis memiliki hipotesis sementara bahwa terdapat hubungan antara pelaksanaan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan (P2KP) bersama-sama Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dengan Penurunan Angka Kemiskinan di Kota Bandung. - X1 ; Untuk indikator-indikator Pelaksanaan Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) - X2 ;Untuk Indikator-Indikator Tata kelola BKM -Y ; Untuk Indikator-Indikator Penurunan Angka Kemiskinan di Kota Bandung

Ho : Tidak terdapat hubungan linier antara X1 dengan Y H1 : Terdapat hubungan linier antara X1 dengan Y

Ho : Tidak terdapat hubungan linier antara X2 dengan Y H1 : Terdapat hubungan linier antara X2 dengan Y Ho : Tidak terdapat hubungan linier antara X1 dan X2 dengan Y H1 : Terdapat hubungan linier antara X1 dan X2 dengan Y

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Penelitian ini memberikan gambaran dan penjelasan mengenai hubungan pelaksanaan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan (P2KP) bersama Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dengan Penurunan Angka Kemiskinan di Kota Bandung. . Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan : Daftar Pertanyaan/Angket - X1 ; Untuk indikator-indikator Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) - X2 ;Untuk Indikator-Indikator Tata kelola BKM -Y ; Untuk Indikator-Indikator Penurunan Angka Kemiskinan di Kota Bandung

C. Populasi dan Sampel Sampel indikator indikator tersebut diambil dari BKM BKM Yang ada di Bandung dari populasi sekitar 50 BKM di kota Bandung baik yang masih eksis dan yang tidak eksis.

D. Alat Pengumpulan Data Alat yang dapat digunakan Daftar pertanyaan terhadap indikator indikator di atas.

E. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data yaitu : pengolahan data Kulaitatif yang di Quantitatifkan, dan analisa yang dipakai yaitu metode analisa Regresi Korelasi dan Analisis jalur Persamaan Struktural antar variabel dilihat dari indikator-indikator variabelnya.

X1; Pelaksanaan P2KP Y; Penurunan Angka kemiskinan di Kota X2 ;Tata kelola BKM Bandung Rumus Analisis Persamaan Struktural : Y=yX1+1 Y= yX2+1 Y= yX1+ yX2+1

You might also like