You are on page 1of 7

Samarinda pos Kamis, 2 Desember 2010 Empat Wartawan Divonis Bersalah

JAKARTA - Dewan Pers kemarin menyatakan menemukan pelanggaran kode etik dan penyalahgunaan profesi wartawan yang dilakukan empat wartawan dari empat media massa. Mereka dinilai bersalah karena terbukti meminta hak istimewa untuk membeli saham perdana PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).Dalam kasus yang melibatkan wartawan dari Harian Seputar Indonesia, Metro TV, detik.com, serta Harian Kompas, Dewan Pers menyatakan pelanggaran kode etik dan penyalahgunaan profesi wartawan terbukti karena ada usaha yang dilakukan sejumlah wartawan tersebut untuk mendapatkan saham perdana KRAS dengan menggunakan profesi serta jaringannya sebagai wartawan. Keputusan tersebut ditandatangani Ketua Dewan Pers Bagir Manan dan dilansir dalam situs www.dewanpers.org. "Tindakan tersebut menimbulkan konflik kepentingan karena sebagai wartawan yang meliput kegiatan di Bursa Efek Indonesia juga berusaha terlibat dalam proses jual-beli saham untuk kepentingan pribadi, hal mana bertentangan dengan Pasal 6 Kode Etik Jurnalistik."Meski demikian, Dewan Pers belum menemukan bukti-bukti yang kuat praktik pemerasan terkait pemberitaan penerbitan saham perdana Krakatau Steel. Dalam klarifikasinya ke Dewan Pers, redaksi detik.com mengaku telah melaksanakan proses penyelidikan dan pemeriksaan internal terhadap wartawan yang diduga terlibat dalam pembelian saham KRAS. Penyelidikan tersebut menemukan pelanggaran kode etik jurnalistik oleh wartawannya. "Yang bersangkutan juga secara jujur telah mengakui terlibat dalam proses pembelian saham IPO PT KS dan dengan suka rela mengundurkan diri dari detik.com," papar Bagir Redaksi Seputar Indonesia juga telah mengirim surat klarifikasi pada Dewan Pers yang menyatakan wartawan yang diduga terlibat dalam kasus tersebut telah mengundurkan diri sejak 10 November 2010. Dewan Pers juga menyampaikan informasi tentang dugaan keterlibatan wartawan Metro TV dalam pembelian saham perdana KRAS oleh sejumlah wartawan. Dewan Pers belum dapat menyimpulkan keterlibatan wartawan Metro TV dan masih membutuhkan bukti pendukung dengan tetap berpegang pada asas praduga

Dewan Pers juga menyampaikan informasi tentang dugaan keterlibatan wartawan Metro TV dalam pembelian saham perdana KRAS oleh sejumlah wartawan. Dewan Pers belum dapat menyimpulkan keterlibatan wartawan Metro TV dan masih membutuhkan bukti pendukung dengan tetap berpegang pada asas praduga tak bersalah. "Dewan Pers akan melanjutkan pemeriksaan, dan menghimbau agar Metro TV secara internal juga melakukan penyelidikan," terang Bagir." Khusus untuk wartawan Kompas Reinhard Nainggolan, Dewan Pers memutuskan bahwa wartawan tersebut secara sengaja berusaha menggunakan kedudukan, jaringan, serta posisinya sebagai wartawan untuk meminta diberi kesempatan membeli saham perdana KRAS. Dalam forum klarifikasi dengan konsultan Henny Lestari, ditemukan komunikasi melalui Blackberry Messanger antara Reinhard dengan Henny yang berisi permintaan hak istimewa untuk membeli saham perdana KRAS. Dewan Pers belum mengetahui secara pasti apakah yang bersangkutan akhirnya membeli saham IPO PT KS. "Namun, segala usaha yang dia lakukan untuk mendapatkan jatah membeli saham IPO PT KS dapat dikategorikan sebagai tindakan tidak profesional serta melanggar Pasal 6 Kode Etik Jurnalistik yang menyebutkan "Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap". Redaktur Pelaksana harian Kompas, Budiman Tanuredjo mengatakan bahwa pihaknya segera melaksanakan rekomendasi Dewan Pers. Terhitung mulai tadi malam, Kompas telah memroses pemberhentian Reinhard secara tidak hormat. Budiman mengatakan, dokumen pemecatan wartawan tersebut telah diproses dan segera diberikan kepada yang bersangkutan. "Sesuai rekomendasi dewan pers bahwa wartawan kami terbukti melanggar kode etik karena itu saudara Reinhard kami berhentikan," ujarnya. Mengutip pernyataan forum wartawan pasar modal, Budiman mengatakan ada informasi yang masih simpang siur dan perlu diklarifikasi. Yakni adanya oknum Public Relation (PR) KRAS yang lebih dulu menawarkan saham kepada wartawan. Tawaran itulah yang menjadi muara mencuatnya kasus ini ketika wartawan menyatakan ketertarikan untuk membeli saham. "Saya mempertanyakan kelanjutan temuan itu. Artinya, apa oknum itu juga tidak melanggar kode etik" Itu saja," kata Budiman. (noe/zul/jpnn) .

Empat Wartawan Divonis Bersalah Pendahuluan Kode etik jurnalistik ini merupakan pedoman operasional dalam

melaksanakan tugas wartawan atau jurnalis secara profesional dan tidak melanggar hukum. Kode etik jurnalistik ini merupakan alat kontrol bagi para wartawan ketika melaksanakan tugas jurnalistiknya , tapi masih ada saja wartawan yang melanggar kode etik dengan menyalah gunakan profesinya ini . Kasus yang akan di analisis kali ini mengangkat pelanggaran kode etik dan penyalahgunaan profesi wartawan . Pelanggaran terhadap kode etik jurnalistik ini biasanya akan diselesaikan oleh majelis kode etik atau dewan pers dan dapat berakibat pada pengenaan pasal dakwaan .

Posisi kasus Pada tanggal 1 Desember 2010 , Kamis . Jakarta . Di duga ada empat wartawan dari empat media massa yang telah melakukan pelanggaran kode etik juga penyalahgunaan profesi sebagai wartawan yang di temukan oleh Dewan pers . Mereka dinilai bersalah karena terbukti meminta hak istimewa untuk membeli saham perdana PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).

Dalam kasus pelanggaran kode etik dan penyalahgunaan profesi ini melibatkan wartawan dari Harian Seputar Indonesia, Metro TV, detik.com, serta Harian Kompas . Dewan Pers menyatakan pelanggaran kode etik dan

penyalahgunaan profesi wartawan ini terbukti karena ada usaha yang dilakukan sejumlah wartawan tersebut untuk mendapatkan saham perdana KRAS dengan menggunakan profesi serta jaringannya sebagai wartawan. Meski demikian, Dewan Pers belum menemukan bukti-bukti yang kuat praktik pemerasan terkait pemberitaan penerbitan saham perdana Krakatau Steel juga adanya informasi yang masih simpang siur dan perlu diklarifikasi . Pokok permasalahan Dari uraian singkat kronologis yang telah di sampaikan di atas ada beberapa hal yang menjadi permasalahan yang perlu di analisis yaitu konflik ini hanya bertujuan untuk kepentingan pribadi yang sangat bertentangan dengan kode etik jurnalistik . Selain itu mempertanyakan kelanjutan dan menindak oknum-oknum yang terlibat di dalam kasus ini . Analisis permasalahan Pelanggaran kode etik dan penyalahgunaan profesi wartawan yang dilakukan empat wartawan dari empat media massa yaitu melibatkan wartawan dari Harian Seputar Indonesia, Metro TV, detik.com, serta Harian Kompas yang dinilai bersalah

karena terbukti meminta hak istimewa untuk membeli saham perdana PT Krakatau Steel Tbk (KRAS). Seperti yang dilansir dalam situs www.dewanpers.org . "Tindakan tersebut menimbulkan konflik kepentingan karena sebagai wartawan yang meliput kegiatan di Bursa Efek Indonesia juga berusaha terlibat dalam proses jual-beli saham untuk kepentingan pribadi, hal mana bertentangan dengan Pasal 6 Kode Etik Jurnalistik." Kasus ini ditandatangani Ketua Dewan Pers Bagir Manan . Pasal 6 Kode Etik Jurnalistik yang menyebutkan Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap Penafsiran a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum. b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi. Oleh karena itu , Dewan pers telah melaksanakan proses penyelidikan dan pemeriksaan internal terhadap empat wartawan dari empat media massa yang diduga terlibat dalam pembelian saham KR . 1. Dari Redaksi Seputar Indonesia telah mengirim surat klarifikasi pada Dewan Pers yang menyatakan wartawan yang diduga terlibat dalam kasus tersebut telah mengundurkan diri sejak 10 November 2010. 2. Untuk metro TV , Dewan Pers Bagir Manan belum dapat menyimpulkan keterlibatan wartawan Metro TV dan masih membutuhkan bukti

pendukung dengan tetap berpegang pada asas praduga tak bersalah. "Dewan Pers akan melanjutkan pemeriksaan, dan menghimbau agar Metro TV secara internal juga melakukan penyelidikan . 3. Dalam klarifikasinya redaksi detik.com mengaku telah melaksanakan proses penyelidikan dan pemeriksaan internal terhadap wartawan yang diduga terlibat dalam pembelian saham KRAS. Penyelidikan tersebut menemukan pelanggaran kode etik jurnalistik oleh wartawannya. Disampaikan oleh Dewan Pers Bagir Manan "Yang bersangkutan juga secara jujur telah mengakui terlibat dalam proses pembelian saham IPO PT KS dan dengan suka rela mengundurkan diri dari detik.com " . 4 .Disampaikan oleh Redaktur Pelaksana harian Kompas, Budiman Tanuredjo bahwa pihaknya segera melaksanakan rekomendasi Dewan Pers. Terhitung mulai tadi malam, Kompas telah memroses pemberhentian Reinhard secara tidak hormat. Budiman mengatakan, dokumen pemecatan wartawan tersebut telah diproses dan segera diberikan kepada yang bersangkutan. "Sesuai rekomendasi dewan pers bahwa wartawan kami terbukti melanggar kode etik karena itu saudara Reinhard kami berhentikan," ujarnya.

Tapi ada informasi yang masih simpang siur dan perlu diklarifikasi. Yakni adanya oknum Public Relation (PR) KRAS yang lebih dulu menawarkan saham kepada wartawan. Tawaran itulah yang menjadi muara mencuatnya kasus ini ketika wartawan menyatakan ketertarikan untuk membeli saham.

Kesimpulan Berdasarkan analisis di atas dapat di simpulkan bahwa ada empat wartawan dari empat media massa dari Harian Seputar Indonesia, Metro TV, detik.com, serta Harian Kompas yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik dan penyalahgunaan profesi yaitu meminta hak istimewa untuk membeli saham perdana PT Krakatau Steel Tbk (KRAS). Tindakan tersebut menimbulkan konflik kepentingan karena sebagai wartawan yang meliput kegiatan di Bursa Efek Indonesia juga berusaha terlibat dalam proses jual-beli saham untuk kepentingan pribadi, hal mana bertentangan dengan Pasal 6 Kode Etik Jurnalistik.

Oleh karena itu di rekemondasikan kepada para wartawan dalam melaksanakan kegiatannya, para jurnalis dituntut untuk mematuhi kode etik jurnalistik yang telah ditetapkan oleh dewan pers. Menurut UU Republik Indonesia nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, bab 1 ketentuan umum pasal 1 point 14 menjelaskan bahwa kode etik jurnalistik adalah himpunan etika profesi

kewartawanan. Pengertian kode etik jurnalistik tersebut diartikan sebagai seperangkat aturan atau norma-norma profesi kewartawanan. Melihat kasus tersebut masih banyak pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh awak media dalam pemberitan di medi massa , mungkin contoh kasus diatas adalah salah satu dari sejumlah kasus yang mencuat ke permukaan sebagai pelanggaran kode etik jurnalistik Dalam hal ini dapat saya simpulkan bahwa pemberitaa media massa masih jauh dari kesempurnaan dalam menerapkan kode etik juralistik.

You might also like