You are on page 1of 11

RISYWAH (SUAP) DALAM ISLAM

Definisi
Secara bahasa : pemberian yang diberikan seseorang kepada hakim atau lainnya untuk memenangkan perkaranya dengan cara yang tidak dibenarkan atau untuk mendapatkan sesuatu sesuai dengan kehendaknya (Al-misbah al-munir/alfayumi,al-muhalla/ibnu hazm Pemberian yang diberikan kepada seseorang agar mendapatkan kepentingan tertentu (lisanul arab dan mujam wasith)

Definisi secara istilah :


Pemberian yang bertujuan mebatalkan yang benar atau untuk menguatkan dan memenangkan yang salah (At-tarifat/aljurjani) Menerima atau mengambil sesuatu yang bukan haknya

Unsur-unsur Risywah
Adanya pemberian (athiyyah) Ada niat menarik simpati orang lain (Istimalah) Bertujuan : Ibtholul haq (membatalkan yang haq) Ihqaqul bathil (merealisasikan kebatilan) Mencari keberfihakan yang tidak dibenarkan Mendapatkan kepentingan yang bukan menjadi haknya - Memenangkan perkaranya

Beda risywah dengan hadiah, hibah dan shadaqoh


Hadiah : pemberian kepada seseorang sebagai pengahargaan Hibah : pemberian yang diberikan kepada seseorang tanpa berharap imbalan dan tujuan tertentu Shadaqoh : pemberian kepada seseorang karena berharap ridho dan pahala Allah SWT

Korupsi :
Penyelewengan dan penggelapan harta negara untuk kepentingan pribadi aau orang lain (kamus besar bahasa Indonesia) Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara, dimana pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut supaya berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya (UU Tipikor pasal 5 ayat 1)

Hukum Risywah
Al Baqoroh : 188 Al-maidah : 42 rasululloh melaknat bagi penyuap dan penerima suap (HR Bukhari-muslim, shahih) Risywah diperbolehkan seseorang utk mendapatkan haknya dan atau untuk mencegah kezhaliman orang lain

Pembagian Risywah (imam Hanafi) :


1. Memberikan sesuatu untuk mendapatkan pangkat dan jabatan hukumnya adalah haram, baik bagi pemberi maupiun penerima 2. Memberi sesuatu pada hakim agar bisa memenangkan perkara , haram bagi penyuap dan yang disuap, walaupin keputusannya benar, karena hal itu sudah jadi kewajibannya

3. Memberrikan sesuatu agar mendapatkan perlakuan yang sama dihadapan penguasa dengan tujuan mencegah kemudharatan dan meraih kemaslahatan, hukumnya haram bagi yang disuap saja. 4. Memberikan sesuatu kepada seseorang yang tidak bertugas di pengadilan atau di instansi tertentu agar bisa menolongnya dalam mendapatkan haknya di pengadilan dan isntansi tersebut, maka hukumnya halal bagi keduanya sebagai upah atas tenaga dan potensi yang dikeluarkannya.

Hukum pemberian dilihat dari sisi orang yang diberi


1. Penguasa, pejabat, hakim dan pegawai penarik retribusi 2. Mufti Haram bagai mufti untuk memberikan putusan hukum sesuai dengan keinginan yang meminta fatwa 3. Harama seorang saksi menerima pemberian

Pengembalian uang Risywah


Setiap perolaehan apoa saja diluar gaji dan dana legal terkait dengan jabatan/pekerjaannya merupakan harta ghulul (korupsi) dan hukumnya haram. Meski atas nama hadiah dan tanda terima kasih Maka harus dikembalikan kepada pemiliknya jika diketahui atau kepada ahli warisnya jika sudah meninggal, Jika pemilik tdk diketahui maka harus dikembalikan kepada baitul mal untuk kepentingan umat.

You might also like