You are on page 1of 2

Penyerapan Anggaran Pendidikan di Taput Rawan Diselewengkan

Jakarta | edo panjaitan Tim Modul Fokalist Integritas dan LPPPNRI berencana akan melaporkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Utara (Kadisdik Taput) ke Kejaksaan Agung dalam waktu dekat ini. Ketua LPPPNRI, saat ditemui di kantornya, Kamis (27/6), mengatakan hal itu dilakukan untuk menghindari berbagai upaya dugaan penyelewengan dan tindak pidana korupsi dalam penyerapan anggaran pendidikan di Taput. Kami akan melaporkan Kadisdik Taput ke Kejaksaan Agung, dan Ombudsman secara hirarki, kata Ganda. Ganda menjelaskan, pihaknya menilai penyerapan anggaran yang tidak terserap meliputi anggaran buta aksara tahun 2010 senilai Rp3,8 miliar, dana sertifikasi guru pada Desember 2011 sampai Nopember 2012, sehingga kerugian guru diperkirakan sekitar Rp3.750.000.000. Selain itu, penyerapan anggaran dana alokasi khusus (DAK) untuk pengadaan peralatan pendidikan untuk SD senilai Rp3.167.992.000, penyerapan anggaran pengadaan peralatan pendidikan untuk SMP senilai Rp916.838.000, dan penyerapan bantuan siswa masuk Perguruan Tinggi Negeri senilai Rp500 juta per tahun, tidak dapat dibuktikan sasaran penyerapannya dengan akurat dan akuntabilitas, urai Ganda. Ia menambahkan saat ini, pihaknya meminta ke penegak hukum agar segera melakukan penyidikan dan penyelidikan terhadap Kadisdik Taput, Rudolf Manalu yang tidak akurat dan transparan dalam memberikan penjelasan penyerapan dan penggunaan anggaran yang dimaksud. Ganda juga memastikan pihaknya tidak akan menunggu lama-lama menyerahkan berkas laporan dugaan penyimpangan itu ke penegak hukum. Kami masih yakin Kejaksaan Agung akan terus memantau laporan kasus dugaan penyimpangan pendidikan, pungkasnya. Dana Bansos Pendidikan Secara terpisah, Wakil Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Hasan Bisri mengungkapkan, dana bantuan sosial (Bansos) yang nilainya terus meningkat juga rawan diselewengkan. Belanja bantuan sosial sudah disalurkan kepada LSM atau sekelompok masyarakat yang menerima bantuan, di situ seharusnya ada kewajiban, di mana ada pertanggungjawaban dananya kepada pemberi, ungkap Hasan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (27/6). Lebih lanjut ditegaskan Hasan Bisri, ada penggunaan dana bansos yang tidak sesuai sehingga dipakai pos anggaran lain.

Misalnya, kementerian pendidikan dan kebudayaan membangun sekolah dan memperbaiki ruangan kelas dan sebagainya. Padahal hal itu sudah menjadi kewajiban pemerintah dalam belanja modal tapi malah digunakan dari belanja sosial, sehingga status asetnya tidak jelas, tandasnya.

You might also like