You are on page 1of 7

Perawatan Kuku Kaki dan Tangan

Sri Darmayanti, 1106089022

Perawatan pada kuku kaki dan tangan bertujuan untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Perawatan tersebut penting untuk ambulasi klien dan ketika klien berdii. Masalah yang berkaitan dengan kuku kaki dan tangan dapat ditimbulkan karena perawatan yang salah atau kurang seperti menggigit kuku atau pemotongan yang tidak tepat, pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam, dan pemakaian alas kaki yang tidak pas. Masalah-masalah tesebut dapat berakibat pada perubahan integritas kulit serta risiko infeksi. Berikut ini merupakan masalah umum pada kaki dan kuku (Potter & Perry, 1997): 1. Kalus: Bagian yang mengeras dari epidermis terdiri dari massa sel tanduk dan keratotik. Masalah ini dapat disebabkan oleh friksi atau tekanan lokal. Kondisi dapat menyebabkan ketidaknyamanan jika memakai alas kaki yang ketat. 2. Katimumul: Keratosis disebabkan oleh friksi dan tekanan dari alas kaki. Jaringan dapat menempel dengan tulang jika dibiarkan tumbuh. Cara berjalan klien akan berubah karena nyeri. 3. Kutil pada kaki (plantar wart): Luka yang menjamur, terlihat pada tumit kaki dan disebabkan oleh virus papiloma. Kutil juga dapat menimbulkan nyeri dan sulit berjalan. 4. Kuku yang tumbuh ke dalam: Jari kaki atau jari tangan masuk ke dalam jaringan yang halus di sekitar kuku. Kuku yang masuk ke dalam akan menimbulkan nyeri lokal jika terkena tekanan. 5. Kuku tanduk ram: Kuku yang meliuk panjang. Usaha perawat untuk memotong kuku dapat menyebabkan kerusakan dasar kuku dengan risiko infeksi. 6. Paronisa: Inflamasi jaringan sekitar jari, terjadi setelah bintil kuku atau cedera lain. Terjadi pada orang yang sering berada di air dan umumnya klien diabetes. Daerah dapat mengalami infeksi.

7. Bau kaki: Diakibatkan oleh keringat berlebihan yang meningkatkan perkembangan organisme. Kondisi dapat menyebabkan ketidaknyamanan akibat keringat berlebihan, dapat menimbulkan rasa malu. 8. Infeksi jamur kaki (Tinea pedis): Infeksi jamur pada kaki; disebabkan pemakaian alas kaki yang ketat. Infeksi jamur dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain, terutama tangan. Dapat menular dan sering kambuh. Tanda-tanda awal pada masalah kaki dan kuku biasanya adalah nyeri dan lunaknya jaringan. Gejala-gejala ini dapat mempengaruhi postur klien dan kelemahan pada kelompok otot tertentu. Klien dengan diabetes mellitus membutuhkan perawatan kaki dan kuku yang khusus. Hal ini disebabkan oleh kurangnya suplai darah di bagian tersebut. Perawatan kebersihan pada kuku dan kaki umumnya terdiri dari pemotongan kuku secara teratur, membersihkan bagian bawah kuku (termasuk membersihkan, mencuci, dan mengeringkan), dan memakai alas kaki yang pas. Perendaman dapat dilakukan ketika kuku kotor atau tebal. Orangewood stick dapat digunakan untuk membersihkan bagian dalam kuku. Tidak dianjurkan memakai logam karena logam dapat merusak kuku dan membuat kuku menjadi kotor. Pembersihan daerah antara jari satu dengan jari yang lain membutuhkan perhatian khusus. Pelunak, misalnya krim dingin dapat menjaga agar kuku dan kutikula tetap lembut. Daerah dengan kalus tidak boleh dipotong. Sebaiknya melakukan perendaman beberapa kali untuk membantu menghilangkan kalus. Lotion sebaiknya digunakan secara rutin untuk menjaga kelembaban kulit dan melembutkan daerah kalus. Jika sebaliknya (kelembaban berlebih/keringat berlebih), bedak yang dapat menyerap air dapat digunakan pada daerah antara jari. Klien harus memakai alas kaki yang pas dan bersih. Pas bukan berarti ketat, namun nyaman untuk menopang kaki.

Pengkajian Kuku kaki dan tangan dikaji dengan menggunakan teknik inspeksi dan palpasi. Inspeksi meliputi pada bentuk plat kuku, sudut antara kuku dan dasar kuku, tekstur kuku, warna dasar kuku, dan keutuhan jaringan sekitar kuku. Secara umum, yang dikaji dari kuku adalah bentuk, warna, adanya lesi, dan pertumbuhan. Ciri-ciri kuku normal yang sehat yaitu transparan, lembut dan konveks dengan alas jari pink dan ujung putih tembus cahaya. Pada orang-orang tertentu, misalnya orang Afrika Amerika, pigmentasi coklat atau hitam secara normal ada di antara kuku dan dasar kuku. Kuku dikelilingi oleh kutikula yang tumbuh melewati jari dan harus ditekan secara teratur ke belakang (dipotong). Kulit di sekitar dasar kuku harus lembut dan tanpa inflamasi. Perawat juga menanyakan pada klien apakah klien mengecat kukunya dengan teratur dan menggunakan penghapus cat kuku karena zat kimia yang terdapat pada produk tersebut menyebabkan kekeringan berlebihan pada kuku. Langkah-langkah pengkajian kuku adalah sebagai berikut:

1. Jelaskan pada klien apa yang akan dilakukan, mengapa hal tersebut perlu dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana hasil pengkajian akan digunakan dalam merencanakan perawatan dan terapi selanjutnya. 2. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang tepat. 3. Berikan klien provasi. 4. Tanyakan apakah klien mempunyai salah satu riwayat berikut ini: menderita diabetes melitus, penyakit sirkulasi perifer, cedera sebelumnya, atau penyakit berat. 5. Inspeksi bentuk plat kuku untuk menentukan lekukan dan sudutnya. Normal: lekuk konveks, sudut antara kuku dan dasar kuku sekitar 160 derajat. Deviasi dari normal: kuku sendok, tabuh (180 derajat atau lebih). 6. Inspeksi tekstur kuku jari tangan dan jari kaki. Normal: Tekstur halus Deviasi dari normal: Terlalu tebal (misalnya akibat sirkulasi yang buruk, anemia defisiensi besi), terlalu tipis atau adanya alur (misal anemia defisiensi besi), garis Beau (garis puth atau alur yang melintang. 7. Inspeksi warna dasar kuku jari tangan dan jari kaki. Normal: Klien berkulit terang kaya vaskular dan berwarna merah muda, klien berkulit gelap mungkin memiliki pigmentasi cokelat atau hitam pada guratan longitudinal. Deviasi dari normal: Berwarna kebiruan atau keunguan (dapat menunjukkan sianosis), pucat (dapat menunjukkan sirkulasi arteri yang buruk). 8. Inspeksi jaringan di sekitar kuku Normal: Epidermis utuh Deviasi dari normal: Kuku menggantung paronisia (inflamasi) 9. Lakukan uji pemucatan untuk pengisian kapiler. Tekan dua atau lebih kuku dengan ibu jari dan jari telunjuk, periksa adanya pemucatan dan kembalinya warna merah pada dasar kuku. Normal: cepat kembali ke warna merah muda atau warna asal Deviasi dari normal: lambat kembali ke warna merah muda atau warna asalnya (dapat mengindikasikan gangguan sirkulasi). 10. Dokumentasikan hasil pengkajian pada catatan klien menggunakan formulir atau daftar tilik disertai catatan narasi jika perlu. Pada bayi baru lahir, kuku tumbuh sangat cepat, sangat tipis dan mudah patah. Pada anak-anak, kuku jari kaki yang bengkok, memar, atau mengalami onikokriptosis dapat diakibatkan oleh sepatu yang terlalu sempit. Perilaku anak-anak yang menggigit kuku harus didiskusikan dengan anggota keluarga. Pada lansia, kuku tumbuh lebih lambat dan menebal. Pita longitudinal biasanya ada, dan kuku cenderung retak. Pita pada kuku dapat menunjukkan

defisiensi protein, titik putih menunjukkan defisiensi seng, dan kuku berbentuk sendok menunjukkan defisiensi zat besi. Pada klien dengan kondisi rawat jalan atau klien komunitas, edukasi tentang perawatan kuku perlu dilakukan. Perawat dapat mengajarkan klien atau anggota keluarga mengenai perawatan kuku yang benar, termasuk cara memotong dan membentuk kuku untuk menghindari paronikia.

Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan masalah kuku menurut NANDA antara lain: 1. Nyeri yang berhungan dengan: a. pembentukan kalus b. Kuku jari yang tumbuh ke dalam 2. Defisit perawatan diri mandi/higiene yang berhubungan dengan: a. gangguan visual b. perubahan koordinasi tangan 3. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan: a. kerusakan perfusi arteri b. praktik pemotongan kuku yang tidak tepat c. friksi dari sepatu d. cedera pada kuku 4. Risiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan: a. kerusakan perfusi arteri b. alas kaki yang tidak pas 5. Risiko infeksi yang berhubungan dengan: a. kulit yang rusak atau trauma 6. Defisit pengetahuan perawatan kaki dan kuku yang berhubungan dengan: a. misinterpretasi informasi b. kurang terpapar informasi. Perencanaan Perawat dapat memberikan perawatan terhadap kuku pada waktu mandi atau pada waktu yang terpisah, menurut pilihan klien. Tujuan klien menerima perawatan kuku dan kaki meliputi hal-hal berikut: a. Klien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut.

b. Klien akan mencapai rasa nyaman dan bersih. c. Klien akan berjalan dan menanggung berat badan dengan normal d. Klien akan memahami dan melakukan metode perawatan kuku dengan benar. Implementasi Perawatan kaki dan kuku termasuk perendaman untuk melembutkan kutikula dan lapisan sel tanduk, pembersihan dengan teliti, dan pengeringan serta pemotongan kuku dengan tepat. Perawat dapat memberikan perawatan di tempat tidur untuk klien imobilisasi atau mendudukkan klien di kursi. Berikut ini merupakan langkah-langkah perawatan kuku (Potter &Perry, 1997): 1. Identifikasi klien yang berisiko untuk masalah kaki dan kuku, termasuk hal berikut: a. Lansia Perubahan dalam fungsi sensori dan motorik dengan penuaan yang mengganggu praktik perawatan diri. Perubahan fisiologis mengubah kondisi kaki dan kuku. b. Klien diabetes Aliran darah ke jaringan perifer tidak adekuat. c. Klien gagal jantung atau penyakit ginjal Adanya edema jaringan dan penurunan aliran darah ke ekstrimitas d. Klien cedera serebrovaskular Adanya paralisis residual atau penurunan sensasi. 2. Dapatkan instruksi mengharuskannya. dokter untuk pemotongan kuku jika kebijakan institusi

3. Jelaskan prosedur kepada klien, termasuk fakta bahwa perendaman yang tepat membutuhkan beberapa menit. 4. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan. a. Baskom g. Papan penghalus b. Mangkok piala ginjal h. Losion badam c. Waslap i. Karpet alas mandi sekali pakai d. Handuk mandi atau handuk muka j. Handuk kertas e. Pemotong kuku k. Sarung tangan sekali pakai (tambahan) f. Stik jingga 5. Cuci tangan. Atur peralatan pada meja tempat tidur. 6. Tarik tirai sekitar tempat tidur atau tutup pintu kamar untuk privasi klien 7. Bantu klien duduk di samping tempat tidur jika memungkinkan. Letakkan karpet alas mandi sekali pakai di lantai di bawah kaki klien. Letakkan lampu panggilan dalam jangkauan klien.

8. Isi baskom mandi dengan air hangat. Periksa suhu air. Air hangat dapat melunakkan kuku dan sel epidermis yang menebal, mengurangi inflamasi kulit, dan meningkatkan sirkulasi lokal. 9. Letakkan baskom pada karpet alas mandi dan bantu klien meletakkan kakinya ke dalam baskom. 10. Atur meja tempat tidur pada posisi rendah dan letakkan di atas pengkuan klien untuk mencegah bahaya tumpah. 11. Isi mangkok piala ginjal dengan air hangat dan letakkan waskom di atas handuk kertas di atas meja tempat tidur. 12. Instruksikan klien untuk meletakkan jari tangan pada mangkok dan letakkan lengan klien pada posisi yang nyaman. 13. Biarkan kaki dan jari tangan klien terendam selama 10 sampai 20 menit. Ganti air hangat dalam 10 menit jika diperlukan. 14. Bersihkan dengan lembut bagian bawah kuku jari tangan dengan stik jingga saat jari-jari dicelup, kemudian pindahkan mangkok dan keringkan jari secara menyeluruh. 15. Dengan pemotong kuku, potong kuku lurus memanjang dengan ujung jari rata. Bentuk kuku dengan menggunakan papan penghalus. 16. Tekan kutikula ke belakang secara lembut dengan stik jingga. 17. Pindahkan meja tempat tidur jauh dari klien. 18. Gunakan sarung tangan sekali pakai dan gosok daerah kalus pada kaki dengan waslap. 19. Bersihkan secara lembut bagian bawah kuku dengan stik jingga. Angkat kaki dari waskom dan keringkan secara merata. 20. Bersihkan dan potong kuku jari kaki menggunakan prosedur Langkah 15-16. 21. Gunakan losion untuk kaki dan tangan dan kemudian bantu klien kembali ke tempat tidur dan posisi yang nyaman. 22. Buka sarung tangan sekali pakai dan buang pada tempatnya. Bersihkan dan kembalikan peralatan dan bahan ke tempat yang sesuai. Letakkan linen kotor pada tempatnya. Cuci tangan untuk mencegah transmisi infeksi. 23. Inspeksi kuku dan kulit sekitarnya setelah perendaman dan pemotongan kuku. 24. Catat prosedur dan observasi. Laporkan adanya kerusakan kulit.

Referensi: Berman, A., et al. (2002). Buku ajar praktik keperawatan klinis Kozier & Erb (ed. 5) (Eny Meiliya, Esty Wahyuningsih, dan Devi Yulianti, Penerjemah). Jakarta: EGC. DeLaune, S.C., and Ladner, P.K. (2002). Fundamentals of nursing: Standards & practice (2nd ed). New York: Delmar-Thomsom Learning, Inc. Potter, P.A., and Perry, A.G. (2006). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik (edisi 4, vol.2) (Renata Komalasari dkk, Penerjemah). Jakarta: EGC.
mn

You might also like