You are on page 1of 14

BUSUNG LAPAR PADA ANAK, BUKAN HANYA SEKEDAR KELAPARAN

Seperti yang kita ketahui bersama beberapa bulan terakhir mass media di tanah air dipenuhi berita-berita tentang busung lapar. Meskipun busung lapar bukanlah hal baru di Indonesia tetapi tetap saja membuat hati miris bila mendengarnya. Busung lapar yang terjadi sekarang merupakan efek dari krisis ekonomi di negara kita yang berkepanjangan yang menyebabkan ketidakmampuan masyarakat untuk membeli bahan makanan yang baik dari segi jumlah dan mutu. Selain itu kurangnya pengetahuan masyarakat tentang makanan yang bergizi merupakan penyebab lain timbulnya busung lapar. Paling banyak yang terkena busung lapar adalah anak-anak. Arti Busung Lapar (Gizi Buruk) Apasih busung lapar atau bahasa kerennya gizi buruk itu?. Busung Lapar atau gizi buruk adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam asupan makanan sehari-hari hingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Ada beberapa cara untuk mengetahui seorang anak terkena busung lapar (gizi buruk) yaitu : Pertama, dengan cara menimbang berat badan secara teratur setiap bulan . Bila perbandingan berat badan dengan umurnya dibawah 60% standar WHO-NCHS, maka dapat dikatakan anak tersebut terkena busung lapar (Gizi Buruk). Kedua, dengan mengukur tinggi badan dan LIngkar Lengan Atas (LILA) bila tidak sesuai dengan standar anak yang normal waspadai akan terjadi gizi buruk. Jenis Busung Lapar (Gizi Buruk) Ada 3 jenis busung lapar (gizi buruk) yang sering ditemui dan sangat berbahaya yaitu KWASHIORKOR, KWASHIORKOR. MARASMUS dan gabungan dari keduanya MARASMIC-

Tanda-Tanda Busung Lapar (Gizi Buruk) Tanda-tanda busung lapar (Gizi Buruk) berbeda-beda menurut jenisnya. Untuk jenis Kwashiorkor tanda-tanda yang terjadi adalah sebagai berikut: Bengkak pada seluruh tubuh terutama pada punggung kaki dan bila ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang Otot mengecil dan menyebabkan lengan atas kurus sehingga ukuran LILA-nya kurang dari 14 cm Timbulnya ruam berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas Tidak nafsu makan Rambutnya menipis berwarna merah seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit Wajah anak membulat dan sembab (moon face) Cengeng/rewel dan apatis Sering disertai infeksi, anemia dan diare Sedangkan untuk jenis Maramus tanda-tandanya : Anak sangat kurus tampak tulang terbungkus kulit. Tulang rusuk menonjol Wajahnya seperti orang tua (monkey face) Kulit keriput (jaringan lemak sangat sedikit sampai tidak ada ) Cengeng/rewel Perut cekung sering disertai diare kronik (terus menerus) atau susah buang air kecil Tanda-tanda Marasmic Kwashiorkor adalah: Campuran dari beberapa tanda tanda Kwashiorkor dan maramus disertai pembengkakan yang tidak menyolok. Dampak Busung Lapar (Gizi Buruk) Dampak dari gizi buruk (busung lapar) pada anak bukan hanya tubuh yang kurus tetapi lebih dari itu. Gizi buruk dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kecerdasan anak,

rabun senja dan penderita gizi buruk lebih rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Bila ditemukan anak dengan gizi buruk harus segera dirujuk ke rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut. Pencegahan Busung Lapar (Gizi Buruk) Busung Lapar (Gizi buruk) dapat dicegah dengan memberikan makanan yang bergizi pada anak berupa sayur mayur, buah-buahan, makanan yang mengandung karbohidrat (seperti nasi, kentang, jagung), makanan yang mengandung protein (telur, ikan ,daging) dll, dan berikanlah ASI bagi anak usia 0 2 tahun. Masa depan bangsa Indonesia tergantung pada keadaan anak bangsa saat ini, jika anakanak Indonesia tidak terpenuhi gizi seimbangnya tak terbayangkan masa depan bangsa ini.
Apa yang disebut Gizi buruk Bila jumlah asupan zat gizinya sesuai dengan kebutuhan disebut seimbang (Gizi baik), bila asupan zat gizi lebih rendah dari kebutuhan disebut Gizi Kurang, sedangkan bila asupan zat gizi sangat kurang dari kebutuhan disebut Gizi Buruk. Anak balita yang sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi, apabila sesuai dengan standar anak disebut Gizi Baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut Gizi Kurang, sedangkan jika jauh di bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk disertai dengan tandatanda klinis seperti: wajah sangat kurus, muka seperti orang tua, perut cekung, kulit keriput disebut Marasmus, dan bila ada bengkak terutama pada kaki, wajah membulat dan sembab disebut Kwashiorkor. Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal di masyarakat sebagai busung lapar. D. PENYEBAB GIZI BURUK Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya gizi buruk dan faktor tersebut saling berkaitan. Secara langsung, pertama: anak kurang mendapat asupan gizi seimbang dalam waktu cukup lama, dan kedua: anak menderita penyakit infeksi. anak yang sakit, asupan zat gizi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal karena adanya gangguan penyerapan akibat penyakit infeksi . Secara tidak langsung penyebab terjadinya gizi buruk yaitu tidak cukupnya persediaan pangan di rumah tangga, pola asuh kurang memadai dan sanitasi/kesehatan lingkungan kurang baik serta akses pelayanan kesehatan

terbatas. Akar masalah tersebut berkaitan erat dengan rendahnya tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan kemiskinan keluarga. (Lampiran Bagan 1 dan 2 Faktor Penyebab Gizi Buruk) Berdasarkan hasil surveilans faktor risiko penyebab gizi buruk di NTB adalah faktor sosial budaya dan ketidak tahuan, rendahnya daya beli dan masih tingginya penyakit infeksi, sedangkan di NTT selain faktor tersebut diperberat dengan adanya terjadinya kekeringan yang panjang. E. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI Penemuan kasus masih dihadapkan pada sistem informasi yang belum berjalan secara cepat dan tepat mulai dari Posyandu-PuskesmasKabupaten /Kota- Propinsi dan Pusat 9 Aktifitas Posyandu yang belum maksimal dalam upaya pemantauan pertumbuhan balita untuk deteksi dini kasus gizi buruk. Hal ini karena antara lain kurangnya kader aktif, kemampuan kader, sarana posyandu dan dukungan masyarakat dalam gerakan Posyandu Jangkauan kasus sangat menyebar sehingga petugas sulit dalam mendistribusikan dan memantau MP-ASI/PMT kesasaran. Penanganan kasus memerlukan waktu yang cukup lama lebih kurang 4-6 bulan sampai kasus sembuh, sementara keluarga penderita meminta pulang paksa karena terlalu lama dirawat Pengetahuan perilaku dan ketrampilan keluarga dalam perbaikan gizi masih kurang Kasus Gizi buruk sangat terkait dengan masalah tidak cukupnya persediaan pangan di rumah tangga, pola asuh kurang memadai, dan sanitasi/kesehatan lingkungan kurang baik serta sangat terkait juga dengan rendahnya tingkat pendidikan, pendapatan dan kemiskinan keluarga. F. UPAYA PENANGGULANGAN 1. Secara Nasional upaya pencegahan gizi buruk dibagi dalam 3 tahap yaitu: a. Jangka Pendek untuk Tanggap Darurat Menerapkan prosedur tatalaksana penanggulangan gizi buruk yaitu : Melaksanakan sistem kewaspadaan dini secara intensif Pelacakan kasus dan penemuan kasus baru. Menangani kasus gizi buruk dengan perawatan Puskesmas dan di Rumah Sakit Melakukan pencegahan meluasnya kasus dengan koordinasi lintas program dan lintas sektor. Memberikan bantuan pangan, memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), pengobatan penyakit, penyediaan air bersih, memberikan penyuluhan gizi dan kesehatan terutama peningkatan ASI Eksklusif sejak lahir sampai 6 bulan dan diberikan Makanan Pendamping ASI setelah usia 6 bulan, menyusui diteruskan sampai usia 2 tahun . b. Rencana Jangka Menengah : Penyusunan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005 2009

Revitalisasi Posyandu yang mencakup pelatihan ulang kader, penyediaan sarana, pembinaan dan pendampingan kader, penyediaan modal usaha kader melalui usaha kecil menengah (UKM) dan mendorong partisipasi swasta serta bantuan biaya operasional. Revitalisasi puskesmas dengan mengaktifkan kegiatan preventif dan promotif, meningkatkan manajemen program gizi, sarana dan bantuan 10 biaya operasional untuk kegiatan pembinaan posyandu, pelacakan kasus, dan kerjasama lintas sektor. Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan termasuk tata laksana gizi buruk bagi petugas rumah sakit dan puskesmas perawatan Pemberdayaan keluarga di bidang ekonomi, pendidikan dan bidang ketahanan pangan untuk meningkatkan pengetahuan dan daya beli keluarga. Advokasi dan Pendampingan untuk meningkatkan komitmen ekskutif dan legislatif, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat dan media massa agar peduli dan bertindak nyata di lingkungannya untuk memperbaiki status gizi anak Revitalisasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) pemantauan terus menerus situasi pangan dan gizi masyarakat, untuk melakukan tindakan cepat dan tepat untuk mencegah timbulnya bahaya rawan pangan dan gizi buruk. c. Rencana Jangka Panjang : Mengintegrasikan program perbaikan gizi dan ketahanan pangan ke dalam program penanggulangan kemiskinan Meningkatkan daya beli masyarakat Meningkatkan pendidikan terutama pendidikan wanita Pemberdayaan keluarga untuk menerapkan perilaku sadar gizi, yaitu; - Menimbang berat badan secara teratur - Makan beraneka ragam setiap hari - Hanya memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan, memberikan MPASI setelah usia 6 bulan , menyusui diteruskan sampai usia 2 tahun. - Menggunakan garam beryodium - Memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A, tablet Fe) kepada anggota keluarga yang memerlukan.

GIZI BURUK
GIZI BURUK Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan energi dan protein juga mikronutrien dalam jangka waktu lama. Anak disebut gizi buruk apabila berat badan dibanding umur tidak sesuai (selama 3 bulan berturut-turut tidak naik) dan tidak disertai tanda-tanda bahaya. Penyebab terjadinya gizi buruk secara langsung antara lain: 1) Penyapihan yang terlalu dini

2) Kurangnya sumber energi dan protein dalam makanan TBC 3) Anak yang asupan gizinya terganggu karena penyakit bawaan seperti jantung atau metabolisme lainnya. Penyebab tidak langsung: 1) Daya beli keluarga rendah/ ekonomi lemah 2) Lingkungan rumah yang kurang baik 3) Pengetahuan gizi kurang 4) Perilaku kesehatan dan gizi keluarga kurang Dampak gizi buruk pada anak terutama balita 1) Pertumbuhan badan dan perkembangan mental anak sampai dewasa terhambat. 2) Mudah terkena penyakit ispa, diare, dan yang lebih sering terjadi. 3) Bisa menyebabkan kematian bila tidak dirawat secara intensif. Ada tiga tipe gizi buruk, antara lain: 1) Marasmus: Anak sangat kurus, wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, rambut tipis, jarang, kusam, berubah warna, kulit keriput karena lemak di bawah kulit berkurang, iga gambang, bokong baggy pant, perut cekung, wajah bulat sembab. 2) Kwarsiorkor: rewel, apatis, rambut tipis, warna jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, kedua punggung kaki bengkak, bercak merah kehitaman, di tungkai atau bokong. 3) Gabungan dari marasmus dan kwarsiorkor

Kwashiorkor

oleh: sikhan Pengarang : sika (65 Tinjauan)
Summary ratin g: 2 stars

Kunjungan : 3227 kata:300

More About : pengertian

kwashiorkor

ENGERTIAN Kwashiorkor ialah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein ( Ratna Indrawati, 1994) Kwashiorkor ialah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak prasekolah (balita). (Ngastiyah, 1995) 2.2.2 Etiologi Selain oleh pengaruh negatif faktor sosio-ekonomi-budaya yang berperan terhadap

kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik, malabsorpsi protein, hilangnya protein melalui air kemih (sindrom nefrotik), infeksi menahun, luka bakar, penyakit hati. 2.2.3 Patofisiologi Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang disebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet akan terjadi kekurangan berbagai asam amino dalam serum yang jumlahnya yang sudah kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot, makin kurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat timbulnya odema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta liprotein, sehingga transport lemak dari hati ke depot terganggu dengan akibat terjadinya penimbunan lemak dalam hati.

PENDAHULUAN Kwashiorkor merupakan sindroma klinis akibat dari defisiensi protein berat dan masukan kalori tidak cukup. Dari kekurangan masukan atau dari kehilangan yang berlebihan atau kenaikan angka metabolic yang disebabkan oleh infeksi kronik, akibat defisiensi vitamin dan mineral dapat turut menimbulkan tanda-tanda dan gejala-gejala tersebut. Bentuk malnutrisi yantg paling serius dan paling menonjol di dunia saat ini berada di daerah industry belum berkembang. Kwashiorkor nerarti anak tersingkirkan, yaitu anak yang tidak lagi mengisap; dapat menjadi jelas pada masa bayi awal samapi sekitar usia 5 tahun, biasanya sesudah menyapih dari ASI. Walaupun penambahn tinggi dan berat dipercepat dengan pengobatan, ukuran ini tidak pernah sama dengan tinggi dan berat anak yang secara tetap bergizi baik. ETIOLOGI Walaupun defisiensi kalori dan nutrient lain mempersulit gambaran klinik dan kimia, gejala utama malnutrisi protein disebabkan karena masukan protein tidak cukup bernilai biologic yang baik. Dapat juga karena penyerapan protein terganggu, seperti pada diare kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis), infeksi,

perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein, seperti pada penyakit hati kronik. PATOFISIOLOGI Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolongkan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent (kuman penyebab), environment (lingkungan). Memang factor diet (makanan) memegang peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan. Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akanterjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme. Selama diet mengandung cukup KH, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot. Makin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin hepar, yang berakibat timbulnya edema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan betalipoprotein, sehingga transport lemak dari hati ke depot terganggu, dengan akibat terjadinya penimbunan lemak di hati. MANIFESTASI KLINIS 1) Secara umum anak tampak sembab, letargik, cengeng, dan mudah terangsang. Pada tahap lanjut anak menjadi apatik, sopor atau koma. 2) Gejala terpenting adalah pertumbuhan yang terhambat, berat dan tinggi badan lebih rendah dibandingkan dengan BB baku. Penurunana BB ini tidak mencolok atau mungkin tersamar bila dijumpai edema anasarka. 3) Sebagian besar kasus menunjukkan adanya edema, baik derajat ringan maupun berat. Edema ini muncul dini, pertama kali terjadi pada alat dalam, kemudian muka, lengan, tungkai, rongga tubuh, dan pada stadium lanjut mungkin edema anasarka. 4) Jaringan otot mengecil dengan tonusnya yang menurun, jaringan subkutan tipis dan lembek. 5) Kelainan gastrointestinal yang mencolok adalah anoreksia dan diare. Diare terdapat pada sebagian besar penderita, yang selain infeksipenyebabnya mungkin karena gangguan fungsi hati, pankreas, atau usus (atrofi). Intoleransi laktosa juga bisa terjadi.

6) Rambut berwarna pirang, berstruktur kasar dan kaku, serta mudah dicabut. Pada taho lanjut, terlihat lebih kusam, jarang, kering, halus, dan berwarna pucat atau putih, juga dikenal signo de bandero. Secara umum, kwashiorkor memberikan gejala-gejala yang terkhusus pada suatu sistem organ, yaitu :

Wujud umum:

1. Pucat, kurus atrofi extremitas superior + bokong 2. Edema (pedis / pretibial) + ascites 3. Moon face

Retardasi pertumbuhan:

1. Tidak khas 2. BB kurang atau menurun

Perubahan mental + motorik:

1. Mental: cengeng, kesadaran menurun, pasif. 2. Motorik : gangguan fungsi-fungsi statis

Edema:

1. Pedis, pretibial, ascites, anasarka 2. Bersifat pitting 3. Koreksi edema : -Laten + pedis + pretibial : 10 - 15 % -Ascites ringan : 15 - 20 % -Ascites berat : 20 - 25 %

Kausa edema : -Hipoalbuminemia -Gangguan dinding kapiler -Hormonal (gangguan eliminasi ADH)

-Fe bebas dalam serum katalisis reaksi peroxidasi membrane -Endotel rusak

Kelainan rambut

Kelainan bentuk : mudah dicabut, lurus, kering, halus, rapuh -Kelainan warna : hipopigmentasi, depigmentasi, flag sign -Bulumata : panjang, lentik Kelainan kulit dan mukosa

1. Kulit : -Crazy-pavement dermatosis : 1. Gejala spesifik / patognomonik 2. Pada kwashiorkor dgn edema berat 3. Pada bagian dengan tekanan BB 4. Penyembuhan cepat dengan protein -Hipopigmentasi, hiperpigmentasi -Deskuamasi, mosaic skin, pellagra-like -Purpura, sianosis

Mukosa -Akibat def. B2 yg sertai kwashiorkor 1. Kelainan Gigi + Tulang

Tulang : dekalsifikasi, osteoporosis, hambatan pertumbuhan Gigi : karies Kelainan hati:

1. Fisik : hepatomegali 2. PA : perlemakan, nekrosis, fibrosis


3. Fungsi : - Hipoproteinemia ringan sampai berat (<>normal atau meningkat.

Kausa Perlemakan akibat defisiensi faktor lipotropik

Kelainan darah + sumsum tulang

- Anemia (selala ada): ringan sampai berat


Etiologi ganda: 1. defisiensi protein 2. defisiensi mineral, terutama Fe 3. defisiensi vitamin B kompleks (B12, folat, B6) 4. infestasi parasit (ankilostomiasis, amoebiasis) 5. infeksi berulang

Darah perifer Lekosit : - Normal - Lekositosis + shift to the left - Lekopeni - Vakuolisasi + granulasi toksik pada PMN

- Kolesterol menurun - Hipoglikemi & hipoalbuminemia Respon imunologik


o

Defek imunitas seluler Gangguan sistim komplemen Defek IgA terutama sIgA Kelainan pankreas + kelenjar lain

- Pankreas :
- Perlemakan, fibrosis, atrofi - Lipase, tripsin, amilase menurun

- Parotis, lakrimal, saliva, usus halus :

- Perlemakan + hipoplasia
o

Kelainan Jantung: Miodegenerasi jantung Gangguan fungsi jantung karena hipokalemia + hipomagnesemia Penyakit jantung anemia: perlu pemeriksaan foto toraks, EKG dan

elektrolit serum
o

Kelainan Gl

- Diare berulang : - Infeksi / infestasi usus - Intoleransi laktose (def. laktase) - Malabsorpsi lemak :
- Defisiensi lipase pankreas - Defisiensi garam empedu konjugasi hati - Atrofi villi mukosa usus halus

DATA LABORATORIUM Penurunan kadar albumin serum merupakan perubahan yang paling khas. Ketonuria sering ada pada stadium awal kekurangan makan tetapi sering sekali menghilang pada waktu akhir. Harga glukosa darah rendah tetapi kurve toleransi glukosa dapat bertipe diabetic. Ekskresi hidroksiprolin urin yang berhubungan dengan kreatinin dapat turun. Angka asam amino esensial plasma dapat turun relative terhadap angka asam amino non-esensial, dan dapat menambah aminoasiduria. Defisiensi kalium dan magnesium sering ada. Kadar kolesterol serum rendah, tetapi kadar ini kembali ke normal sesuadah beberapa hari pengobatan. Angka amylase, esterase, kolinesterase, transaminase, lipase, alkaline fosfatase serum turun. Ada penurunan aktivitas enzim pancreas dan santhin oksidase, tetapi angka kembali normal segera sesudah mulai pengobatan. Anemia dapat normositik, mikrositik atau makrositik. Tanda-tanda defisiensi vitamin dan mineral biasanya jelas. Pertumbuhan tulang biasanya terlambat. Sekresi hormone pertumbuhan mungkin bertambah. DIAGNOSE BANDING

Diagnose banding kehilangan protein adalah infeksi kronik, penyakit menyebabkan kehilangan protein berlebihan melalui urine atau tinja, dan keadaan ketidakmampuan metabolic untuk mensintesis protein. PENCEGAHAN Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kulitas biologiknya baik. Karena kwashiorkor tidak hanya mengalami perjalanan serius dan sering mematikan tetapi sering menimbulkan pengaruh dikemudian hari yang permanen dan merusak pada anak yang sembuh dan keturuananya, petunjuk diet dan distribusi makanan yang cukup sangat segera dibutuhkan di daerah endemic. Usaha-usaha tersebut memerlukan sarana dan prasarana kesehatan yang baik untuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan gizi.
1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi yang paling baik untuk bayi. 2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6 tahun ke atas. 3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan. 4. Pemberian imunisasi. 5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu kerap. 6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat merupakan usaha pencegahan jangka panjang. 7. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan berat badan tiap bulan.

PENGOBATAN Penatalaksanaan segera tiap masalah akut seperti masalah diare berat, gagal ginjal, dan syok dan akhirnya penggantian nutrient yang hilang sangat penting. Dehidrasi sedang atau berat, infeksi nampak atau dugaan, tanda-tanda mata dari defisiensi vitamin A, anemia berat, hipoglikemia, diare terus-menerus atau berulang, lesi kulit dan membrane mukosa, anoreksia dan hipotermia semua harus diobati. Untuk dehidrasi ringan sampai sedang, cairan diberikan oral atau dengan pipa nasogastik. Sedangkan dehidrasi berat, cairan intravena diperlukan. Jika cairan intravena tidak dapat diberikan, infuse intraosseus (sum-sum tulang belakang) atau intraperitoneal 70 mL/kg larutan Ringer Laktatsetengah kuat untuk menyelamatkan jiwa. Antibiotik efektif harus diberikan parenteral selama 10 hari.

Bila dehidrasi terkoreksi, makanan peroral mulai dengan makanan susu encer sedikit sering; kekentalan dan volume sedikit demi sedikit ditambah dan frekuensi dikurangi selama 5 hari berikutnya. Pada hari 6-8, anak harus mendapat 150 mL/kg/24 jam dalam 6 kali makan. Susu sai atau yogurt untuk anak intoleran laktosa harus dibuat dengan 50 gr gula/L. Pada masa penyembuhan, makanan energy tinggi terbuat dari susu, minyak dan gula yang diperlukan. Susu skim, hidrolisat casein atau campuran asam amino sintetik sapat digunakan untuk menambah cairan dasar dan regimen nutrisi. Bila diet kalori tinggi dan protein tinggi diberikan terlalu awal atau cepat, hati dapat menjadi besar, abdomen menjadi sangat kembung dan anak membaiknya lebih lambat. Lemak sayur dapat diserap lebih baik daripada lemak susu sapi. Toleransi glukosa yang terganggu dapat diperbaiki pada beberapa anak yang terkena dengan pemberian 250 g kromium klorida. Vitamin dan mineral, terutama vitamin A, kalium dan magnesium diperlukan sejak permulaan pengobatan. Besi dan asam folat biasanya memperbaiki anemia. Infeksi bakteri harus diobati bersamaan dengan terapi diet, sedang pengobatan infestasi parasit, jika tidak berat, dapat ditunda samapi penyembuhan mulai berlangsung. Sesudah pengobatan dimulai, penderita dapat kehilangan berat badannya selama beberapa minggu karena menghilangnya udem yang tampak dan tidak tampak. Enzim serum dan usus kembali ke normal, penyerapan lemak dan usus kembali membaik. Jika pertumbuhan dan perkembangan secara luas terganggu, retardasi mental dan fisik dapat permanen. Makin muda bayi pada saat kekurangan, makin rusak pengaruh jangka lamanya. Defisit dalam kemampuan pengertian dan abstrak terutama berakhir lama.

You might also like