You are on page 1of 14

TEKANAN UDARA DAN ANGIN ANGIN Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi

dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi. Faktor terjadinya angin, yaitu: Gradien barometris Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin. Letak tempat Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa. Tinggi tempat Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil. Waktu Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari Sifat Angin Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.

Terjadinya Angin Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.

Alat-alat untuk mengukur angin antara lain:

Anemometer, adalah alat yang mengukur kecepatan angin. Wind vane, adalah alat untuk mengetahui arah angin.

Windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan angin. Yang biasanya banyaditemukan di bandara bandara. Jenis-jenis angin Angin laut Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut. Angin laut terjadi ketika pada pagi hingga menjelang sore hari, daratan menyerap energi panas lebih cepat dari lautan sehingga suhu udara di darat lebih panas daripada di laut. Akibatnya udara panas di daratan akan naik dan digantikan udara dingin dari lautan.Maka terjadilah aliran udara dari laut ke darat. Angin darat Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana. Angin darat terjadi ketika pada malam hari energi panas yang diserap permukaan bumi sepanjang hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan (udara dingin). Sementara itu di lautan energi panas sedang dalam proses dilepaskan ke udara. Gerakan konvektif tersebut menyebabkan udara dingin dari daratan bergerak menggantikan udara yang naik di lautan sehingga terjadi aliran udara dari darat ke laut. Angin lembah Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunungyang biasa terjadi pada siang hari. Pada siang hari, lereng gunung mendapatkan panas secara cepat akibat radiasi yang direima lebih besar. Di dataran rendah udara menjadi lebih dingin dibandingkan udara di atas lereng gunung. Karena itu udara lereng gunung menjadi labil dan cenderung menaiki lereng. Disebuut juga arus anabatik (anabatic flows).

Angin gunung Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung yang terjadi pada malam hari. Pada malam hari, daratan tinggi (puncak gunung / di atas lereng gunung) menjadi dingin secara cepat akibat kehilangan radiasi. Oleh sebab itu, di puncak gunung bertekanan lebih tinggi dibandingkan dengan di lembah. Udara yang lebih dingin memiliki densitas (kerapatan udara) yang lebih besar kemudian akan mengalirkan udara ke lembah. Disebut juga arus Katabatik (catabatic flows).

Angin Fohn Angin Fohn/angin jatuh adalah angin yang terjadi seusai hujan Orografis. angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap air sudah dibuang pada saat hujan Orografis. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhada serangan penyakit. Angin Musim Barat Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang mengalir dari Benua Asia(musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkanIndonesia mengalami musim hujan. Angin Musim Timur

Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan Indonesiamengalami musim kemarau. Angin Passat Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan. Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang). Angin Anti Passat Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 20o - 30o LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia. Manfaat dan kerugian angin Manfaat Angin Angin untuk menggerakan perahu layar menelusuri nusantara, bahkan untuk menembus batas lintas negara, misalnya seperti Orang Buton.

Angin sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara, di negara Australia angin digunakan sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara. Angin sangat untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi. Angin berfungsi sebagai instrument untuk membantu take-off atau landing pesawat di landasan pacu bandara. Angin juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa panas dan gerah. seperti pada alat kipas angin.

Selain bermanfaat angin juga dapat menimbulkan masalah. Angin yang sering menimbulkan kerusakan menurut kriteria kecepatan antara lain : 1) Angin Puting Beliung adalah angin yang berputar dalam waktu yang sangat singkat sekitar 3 sampai 5 menit, sering terjadi di darat dengan radius sekitar 5 10 km. Angin puting beliung dapat membuat atap atap rumah semi permanen berterbangan dan dapat membuat pohon tumbang. Agar terhindar dari terjangan angin puting beliung perlu di ambil langkah antisipatif berikut : o Menebang dahan dahan dari pohon yang rimbun dan tinggi untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut. o Memperkuat atap rumah yang sudah rapuh o Cepat berlindung atau menjauh dari tempat kejadian, bila menetahui adanya indikasi akan terjadi puting beliung. 2) Angin Topan (Badai Tropis) adalah angin yang berputar dengan skala yang lebih lama sekitar 3 7 hari, selalu terjadi di laut dengan daya rusak mencapai ribuan km, Indonesia termasuk negara yang tidak akan pernah dilintasi angin tersebut, namun demikian untuk wilayah yang dekat dengan angin topan akan merasakan dampak tidak langsungnya, antara lain: o Peningkatan kecepatan angin > 20 knots atau 37 km/jam o Gelombang tinggi > 2.5 m o Hujan lebat dan angin kencang pada radius 1000 km dari pusat badai

TEKANAN UDARA Tekanan Udara (TU): tekanan yg diberikan udara krn beratnya pada tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi. Diukur dlm milibar tekanan baku pd permukaan laut dgn Barometer air raksa atau Barometer aneroid (1 atm = 760 mm Hg = 1.013,25 mb). TU paling besar di permukaan laut, semakin ke atas makin menurun, udara makin tipis. TU turun 1/30 x setiap naik 300 m pd atmosfer bawah (= turun 1 mm Hg tiap naik 11 m).

Faktor yg mempengaruhi sebaran tek.udara sama dgn yg mempengaruhi suhu. Pengaruh lintang bumi: Tek.udara rendah sepanjang lingkaran equator doldrum Tek.udara tinggi sepanjang lintang 25o-35o sub tropical high Tek.udara rendah sepanjang lintang 60o-70o sub polar low Tek.udara tinggi pada lintang kutub dingin cold polar high Jika gravitasi bumi adalah g dan masa udara adalah m, maka gaya yang diusahakan oleh udara : F=mg Dimana gaya yang diusahakan oleh udara tidak lain adalah merupakan berat atmosfer diatasnya pada ketinggian tersebut. Sehingga dapat pula dikatakan bahwa, Tekanan udara adalah berat atmosfir atau udara diatasnya per satuan luas atau berat sekolom udara sampai pada batas atas atmosfir pada tiap satuan penampang. Oleh karena molekul - molekul dan atom - atom dari gas-gas tersebut bergerak kesegala arah, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tekanan udara mengarah pula kesegala arah, atau dengan kata lain bahwa udara menimbulkan tekanan udara kesegala arah. Tekanan udara terbesar adalah tekanan pada permukaan bumi, yang diakibatkan oleh berat atmosfir diatasnya. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan bumi, tekanan udaranya makin kecil, karena jumlah molekul dan atom yang ada diatasnya berkurang. Dengan demikian dapat kita katakan, bahwa tekanan udara akan menurun pada daerah yang lebih tinggi. Sesuai dengan tekanan udara dalam atmosfir standar ICAO, untuk ketinggian dari permukaan laut sampai dengan ketinggian 5000 feet, 1 millibar setara dengan 28 feet atau selisih tinggi 1 feet = 0,035 mb. ALAT UKUR TEKANAN UDARA A. BAROMETER AIR RAKSA Pada tahun 1643 Toricelli membuktikan bahwa atmosfir mempunyai berat, dimana atmosfir dapat menahan kolom air raksa 76 cm panjangnya. Prinsip ini tetap dipakai selama 3 abad dan hingga saat ini. Alat ukur yang menggunakan prinsip tersebut adalah Barometer Air raksa, dan masih dianggap alat yang teliti untuk mengukur tekanan udara. Alat ini terdiri dari sebuah tabung kaca berisi air raksa, dimana ujung atasnya tertutup dan ujung bawahnya terbuka dimasukkan kedalam bejana yang juga berisi air raksa. Ruang diatas kolom air raksa dalam tabung adalah ruang hampa. Perbedaan tinggi antara permukaan atas dan bawah dari air raksa tersebut, adalah merupakan akibat adanya tekanan udara. Jika tekanan udara bertambah, maka sebagian air raksa dalam bejana akan masuk kedalam tabung, sehingga permukaan air raksa didalam tabung naik. Sebaliknya apabila tekanan udara berkurang, maka sebagian air raksa dalam tabung akan keluar dan mendesak permukaan air raksa dalam bejana. Selain disebabkan oleh tekanan udara, panjang kolom air raksa ini juga tergantung dari suhu air raksa dan gravitasi tempat Barometer. Prinsip Barometer Air Raksa : Memanfaatkan sifat anomali air raksa dalam tabung hampa. Dengan adanya perubahan-perubahan yang disebabkan perubahan suhu, perubahan lintang tempat dan perubahan tinggi tempat pengukuran tekanan udara tersebut, maka didalam meteorologi ditentukan suatu keadaan sebagai batasan standarnya. Keadaan standard yang dimaksud adalah suatu keadaan dimana dalam pengukuran tekanan udara, suhu air raksa sama dengan 0C, lintang tempat pada 45dimana percepatan gravitasinya = 980.665 cm/detik2 serta pada

tinggi permukaan laut.Pada permukaan laut, udara dapat menahan berat sekolom air raksa setinggi 76 Cm, jadi tekanan udara yang sama dengan berat tabung air raksa per satuan luas tersebut adalah: Jika tinggi kolom air raksa 76 cm atau 760 mm = 1013.25 mb, maka : 1 mm kolom air raksa = 1,333 224 mb. dan ini disebut sebagai 1 millimeter air raksa standard. Berikut adalah faktor konversi dari satuan tekanan udara :

Sehubungan dengan hal - hal tersebut diatas, setiap pembacaan barometer air raksa harus selalu dikoreksi dengan : Koreksi suhu, Koreksi gravitasi, Koreksi tinggi dan Koreksi indek. Koreksi Gravitasi atas lintang (latitude) : Pada daerah lintang 0 dan 45 nilai koreksi dikurangkan , sedangkan pada daerah lintang 45 dan 90 nilai koreksi ditambahkan. Dalam meteorologi penerbangan, kita mengenal 2 istilah dalam pelaporan data tekanan udara yaitu : QFE dan QFF. QFE : adalah tenakan udara diatas landasan atau tekanan udara diatas tempat itu, yang didapat dari tekanan udara yang diamati pada ketinggian bejana barometer kemudian dijabarkan ke tekanan 10 feet diatas landasan. QFF : adalah tekanan udara pada suatu tempat atau stasiun, yang dijabarkan ke tekanan permukaan laut sesuai dengan standar meteorologi. Barometer air raksa terdiri dari 2 macam yaitu : a. Barometer Fortin atau barometer bejana tidak tetap : Barometer Fortin atau barometer bejana tidak tetap adalah barometer yang mempunyai penunjuk titik NOL pada bejana air raksanya berupa ujung taji. Jadi apabila ingin membacanya, maka permukaan air raksa yang didalam bejana bagian bawah harus diatur dulu supaya tepat menyentuh ujung taji dan kemudian baru dilakukan pembacaan. Barometer jenis ini, pada umumnya keluar dari pabrik keadaan badannya sudah lengkap terpasang

b. Barometer Kew Pattern atau barometer bejana tetap : Barometer Kew Pattern atau barometer bejana tetap, apabila ingin membaca tidak perlu mengatur permukaan air raksa dalam bejana, barometer jenis ini disebut juga barometer stasiun. Pada saat keluar dari pabrik pembuatnya, keadaan badannya, tabung air raksa dan air raksa untuk mengisi bejana masih dalam keadaan terpisah. Jadi sebelum dioperasikan harus dirakit terlebih dahulu , kemudian dikalibrasi untuk menentukankoreksi indek. Setelah dikalibrasi dan mendapatkan koreksi indeknya, lalu dibuatkan koreksi temperatur untuk pembacaan barometer sesuai dengan lokasi stasiunnya. Terlampir disertakan petunjuk cara pemasangan barometer, dan dapat dilihat gambar bagian-bagian dari barometer stasiun.

B. BAROMETER ANEROID Barometer aneroid atau barometer logam, merupakan barometer tanpa cairan. Barometer ini terdiri dari tabungVidi yang berbentuk bulat dan pipih bersusun terbuat dari logam yang ruangnya hampa udara. Jarak dinding tabung Vidi yang berhadapan akan berubah, bila ada perubahan tekanan udara disekelilingnya. Apabila tekanan udara naik, maka tabung Vidi makin pipih, dimana jarak dinding yang berhadapan makin dekat. Sebaliknya apabila tekanan udara turun, maka tabung Vidi menjadi mekar (mengembang). Dinding luar tabung Vidi dihubungkan dengan jarum penunjuk, dimana pada saat kembang kempisnya tabung vidi, jarum akan menunjuk skala dari nilai tekanan udara. C. BAROGRAPH Barograph adalah alat ukur tekanan udara yang dapat mencatat sendiri, prinsip kerjanya sama dengan Barometer Aneroid yang dilengkapi dengan tangkai pena penunjuk dan pias yang dilekatkan pada sebuah tabung jam yang berputar. Skala pias barograph, pada umumnya adalah antara tekanan udara 970 sampai dengan 1050 mb. Pada Barograph merk R.Fuess type

78a, tangkai penghubung antara tabung Vidi dengan tangkai pena diberi lubang-lubang pin. Fungsinya untuk penunjukkan pena pada skala-skala tekanan udara tertentu, sehingga alat ini dapat dioperasikan sampai dengan tekanan udara 825 mb.atau sampai dengan ketinggian antara 1100 sampai dengan 1350 meter dari permukaan laut. Semakin banyak kapsul aneroid yang digunakan maka semakin peka.

D. BAROMETER ANEROID ELEKTRIK Barometer elektronik adalah istilah untuk barometer yang menggunakan sensor tekanan udara dengan output perubahan besaran listrik seperti:tegangan (Volt), arus (mA) atupun frequensi (Hertz). Sensornya disebut Barometric Pressure Probe, umumnya digunakan untuk perangkat Automatic Weather Sation (AWS), displaynya berupa digital yangdapat dilihat pada display data logger AWS tersebut. ALAT KALIBRASI BAROMETER Adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk mengkalibrasi barometer. Alat ini sebenarnya adalah Vacuum Chamber , yaitu: sebuah tabung tertutup dengan tingkat hampa udara yang dapat diatur (udara didalam tabung dikeluarkan secara perlahan dengan pompa penghisap udara).

Pengertian Siklon dan Antisiklon Siklon merupakan angin yang masuk ke daerah pusat tekanan rendah (daerah depresi) yang dikelilingi oleh wilayah-wilayah pusat tekanan tinggi kemudian berputar mengelilingi garis-garis isobar. Arah putaran siklon di Belahan Bumi Utara berbeda dengan di Belahan Bumi Selatan. Gerakan siklon di Belahan Bumi Utara berlawanan dengan arah putaran jarum jam, sedangkan di Belahan Bumi Selatan searah dengan jarum jam. Siklon bergerak dengan kecepatan tinggi, sehingga dapat menghancurkan wilayah-wilayah yang dilaluinya. Sebagai contoh pada 1991, siklon tropik yang menerpa pantai Bangladesh bergerak dengan kecepatan sekitar 235 km/jam sehingga menimbulkan badai dan gelombang pasang dengan ketinggian mencapai 6 meter. Penduduk yang meninggal dunia akibat bencana tersebut mencapai 125.000 orang. Kebalikan dari siklon adalah antisiklon, yaitu angin yang bergerak keluar dari daerah pusat tekanan tinggi berputar mengelilingi garisgaris isobar menuju daerah-daerah tekanan rendah di sekitarnya. Di Belahan Bumi Utara, gerakan antisiklon searah dengan putaran jarum jam, sedangkan di Belahan Bumi Selatan berlawanan dengan arah jarum jam. Berbeda dengan siklon, massa udara antisiklon memiliki kecepatan gerak tidak terlalu tinggi. Secara umum, siklon dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut. a) Siklon Tropik, terjadi di wilayah-wilayah antara lintang 10 LU10 LS. Sebagian besar siklon tropik terjadi pada akhir musim panas menjelang musim gugur. Beberapa contoh fenomena siklon tropik, antara lain Hurricane (Samudera Atlantik dan Pasifik Timur), Cathrine (Amerika Serikat),Typhoon (Samudera Atlantik Barat sekitar Kepulauan Jepang), Bagieros (pantai Filipina), Willy-Willies (pantai Australia), dan Lena (Samudra Hindia). b) Siklon Ekstra Tropik, terjadi di daerah iklim sedang antara lintang 3565, baik lintang utara maupun selatan. Badai ini terjadi akibat pertemuan massa udara panas yang datang dari wilayah subtropik dengan massa udara dingin yang datang dari daerah kutub. Pertemuan kedua massa udara tersebut dinamakan bidang front. c) Tornado, merupakan siklon lokal di Amerika Serikat dengan putaran angin yang relatif kecil tapi memiliki kecepatan gerak yang sangat tinggi sehingga sering kali menghancurkan daerahdaerah yang dilaluinya. 1. Pengertian

adalah alat pengukur kecepatan angin yang banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun prakiraan cuaca. Nama alat ini berasal dari kata Yunani anemos yang berarti angin. Perancang pertama dari alat ini adalah Leon Battista Alberti pada tahun 1450. Selain mengukur kecepatan angin, alat ini juga dapat mengukur besarnya tekanan angin itu. Anemometer adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin, dan merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam sebuah stasiun cuaca. Istilah ini berasal dari kata Yunani anemos, yang berarti angin. Anemometer pertama adalah alat pengukur jurusan angin yang ditemukan oleh oleh Leon Battista Alberti. Anemometer dapat dibagi menjadi dua kelas: yang mengukur angin dari kecepatan, dan orang-orang yang mengukur dari tekanan angin, tetapi karena ada hubungan erat antara tekanan dan kecepatan, yang dirancang untuk satu alat pengukur jurusan angin akan memberikan informasi tentang keduanya. 2. Sejarah Kecepatan atau kecepatan angin diukur dengan anemometer cup, instrumen dengan tiga atau empat logam berlubang kecil belahan ditetapkan, sehingga mereka menangkap angin dan berputar tentang batang vertikal. Sebuah catatan perangkat listrik revolusi dari cangkir dan menghitung kecepatan angin. The anemometer kata berasal dari kata Yunani untuk angin, anemos. Mekanikal Anemometer Pada 1450, seni Italia arsitek Leon Battista Alberti menemukan anemometer mekanis pertama. Alat ini terdiri dari sebuah disk ditempatkan tegak lurus terhadap angin. Ini akan memutar dengan kekuatan angin, dan dengan sudut kemiringan disk kekuatan angin sesaat menunjukkan itu sendiri. Jenis anemometer yang sama kemudian kembali ditemukan oleh Inggris Robert Hookeyang sering keliru dianggap sebagai penemu pertama anemometer. Bangsa Maya juga membangun menara angin (anemometers) pada saat yang sama seperti Hooke. kredit referensi lain Wolfius sebagai re-inventing anemometer di 1709. Piala hemispherical Anemometer The cup anemometer hemispherical (masih digunakan sampai sekarang) diciptakan pada tahun 1846 oleh peneliti Irlandia, John Thomas Romney Robinson dan terdiri dari empat cangkir hemispherical. Cangkir diputar horizontal dengan angin dan kombinasi roda mencatat jumlah revolusi pada waktu tertentu. Ingin membangun sendiri anemometer cup hemispherical Sonic Anemometer Sebuah anemometer sonik menentukan kecepatan dan arah angin sesaat (turbulensi) dengan mengukur berapa banyak gelombang suara perjalanan antara sepasang transduser yang dipercepat atau diperlambat oleh pengaruh angin. The anemometer sonik ditemukan oleh ahli geologi Dr Andreas Pflitsch pada tahun 1994. Wind Komputer Wicom Pada tahun 1986, komputer angin pertama Wicom dilahirkan. 3. Prinsip Kerja MENGUKUR KECEPATAN DAN ARAH ANGIN Angin adalah gerakan atau perpindahan masa udara pada arah horizontal yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara dari satu tempat dengan tempat lainnya. Angin diartikan pula sebagai gerakan relatif udara terhadap permukaan bumi,

pada arah horizontal atau hampir horinzontal. Masa udara ini mempunyai sifat yang dibedakan antara lain oleh kelembaban (RH) dan suhunya, sehingga dikenal adanya angin basah, angin kering dan sebagainya. Sifat-sifat ini dipengaruhi oleh tiga hal utama, yaitu (1) daerah asalnya dan (2) daerah yang dilewatinya dan (3) lama atau jarak pergerakannya. Dua komponen angin yang diukur ialah kecepatan dan arahnya. Lamanya pengamatan maupun data hasil pencatatan biasanya disesuaikan dengan kepentingannya. Untuk kepentingan agroklimatologi umumnya dicari rata-rata kecepatan dan arah angin selama periode 24 jam (nilai harian). Berdasarkan nilai ini kemudian dapat dihitung nilai mingguan, bulanan dan tahunannya. Bila dipandang perlu dapat dilakukan pengamatan interval waktu lebih pendek agar dapat diketahui rata-rata kecepatan angin periode pagi, siang, dan malam. A. Kecepatan Angin Kecepatan angin adalah jarak tempuh angin atau pergeraakan udara per satuan waktu dan dinyatakan dalam satuan meter per detik (m/d), kilometer per jam (km/j), dan mil per jam (mi/j). Satuan mil (mil laut) per jam disebut juga knot (kn); 1 kn = 1,85 km/j = 1,151mi/j = 0,514 m/d atau 1 m/d = 2,237 mi/j = 1,944 kn. Kecepatan angin bervariasi dengan ketinggian dari permukaan tanah, sehingga dikenal adanya profil angin, dimana makin tinggi gerakan angin makin cepat. Kecepatan angin diukur dengan menggunakan alat yang disebut Anemometer atau Anemograf. Ada beberapa beberapa tipe Anemometer , yaitu : a. Anemometer dengan tiga atau empat mangkok Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang pada jari-jari yang berpusat pada suatu sumbu vertikal atau semua mangkok tersebut terpasang pada poros vertikal. Seluruh mangkok menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila angin bertiup maka rotor berputar pada arah tetap. Kecepatan putar dari rotor tergantung kepada kecepatan tiupan angin. Melalui suatu sistem mekanik roda gigi, perputaran rotor mengatur sistem akumulasi angka penunjuk jarak tiupan angin. Anemometer tipe cup counter hanya dapat mengukur rata-rata kecepatan angin selama suatu periode pengamatan. Dengan alat ini penambahan nilai yang dapat dibaca dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya, menyatakan akumulasi jarak tempuh angin selama waktu dari kedua pengamatan tersebut, sehingga kecepatan anginnya adalah sama dengan akumulasi jarak tempuh tersebut dibagi lama selang waktu pengamatannya. Jenis anemometer menurut kecepatan terdiri dari : Anemometer piala Anemometer kincir angin Anemometer laser Doppler Anemometer sonik Anemometer bola pingpong Anemometer hot-wire Jenis anemometer mnurut tekanan terdiri dari : Anemometer piring Anemometer tabung b. Anemometer propeler Anemometer ini hampir sana dengan anemometer di atas, bedanya hanya mangkoknya terpasang pada poros horozontal. c. Anemometer tabung bertekanan.

Kerja Anemometer ini mengikuti prinsip tabung pitot, yaitu dihitung dari tekanan statis dan tekanan kecepatan Sehubungan dengan adanya perbedaan kecepatan angin dari berbagai ketinggian yang berbeda, maka tinggi pemasangan anemometer ini biasanya disesuaikan dengan tujuan atau kegunaannya. Untuk bidang agroklimatologi dipasang dengan ketinggian sensor (mangkok) 2 meter di atas permukaan tanah. Untuk mengumpulkan data penunjang bagi pengukuran penguapan Panci Kelas A, dipasang anemometer setinggi 0,5 m. Dilapangan terbang pemasangan umumnya setinggi 10 m. Dipasang didaerah terbuka pada pancang yang cukup kuat. Untuk keperluan navigasi alat harus dipasang pada jarak 10 x tinggi faktor penghalang seperti adanya bangunan atau pohon. Sebagian besar Anemometer ini umumnya tidak dapat merekam kecepatan angin dibawah 1 atau 2 mi/j karena ada faktor gesekan apa awal putaran. 2. Arah Angin Yang dimaksud dengan arah angin adalah arah dari mana tiupan angin berasal. Bila angin itu datang dari Selatan, maka arah anginnya adalah Utara, datangnya dari laut, dinyatakan angin laut. Arah angin untuk angi di daerah permukaan biasanya dinyatakan dalam 16 arah kompas yang dikenal dengan istilah Wind Rose, sedangkan untuk angin di daerah atas dinyatakan dengan derajat dimulai dari arah Utara bergerak searah jarum jam sampai di arah yang bersangkutan. Bila tidak ada tiupan angin maka arah angin dinyatakan dengan kode 00 dan bila angin berasal dari titik utara dinyatakan dengan 3600. Arah angin tiap saat dapat dilihat dari posisi panah angin (Wind Vane), atau dari posisi kantong angin (Wind Sack). Pengamatan dengan kantong umumnya dilakukan dilapangan terbang. Untuk dapat memberikan petunjukan arah yang lebih mudah dilihat maka panah angin dihubungkan dengan sistem aliran listrik sehingga posisi panah angin langsung ditunjukan oleh jarum pada kotak monitornya. Perkembangan lebih lanjut dari sistem ini menghasilkan rekaman pada silinder berpias. Panah angin umumnya dipasang bersama dengan mangkok anemometer dengan ketinggian 10 meter. Hujan orografis adalah hujan berasal dari awan yang terbentuk dari massa udara yang bergerak mengenai topografi alam (gunung ,pegunungan, dataran tinggi) yang kemudian massa udara tersebut mengalami pendinginan adiabatik(pendinginan tanpa disertai pertukaran kalor dari lingkungan sekelilingnya) dan berkodensasi membentuk awan Angin dan faktor yang mempengaruhinya Udara adalah campuran berbagai gas yang mempunyai sifat meluas dan juga dapat ditekan. Tekanan tersebut diberikan oleh berat udara yang diberikan ke segala arah, baik dari bagian atas, bawah, dan samping. Tekanan udara akan berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat (elevasi atau ketinggian). Hal ini dapat terjadi karena massa udara semakin ke atas semakin tipis, kerapatan udara makin kecil dan kolom udaranya makin pendek. Untuk mengukur tekanan udara di suatu tempat dapat digunakan alat, yaitu barometer. Mekanisme alat ini, ketika tekanan udara naik maka mercury yang ada di dalam pipa naik. Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan yang mempunyai luas tertentu. Satuan yang digunakan dalam pengukuran tekanan udara adalah atmosfer (atm), milimeter kolom air raksa (mmHg) atau milibar (mbar). Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak horizontal atau vertikal dengan kecepatan bervariasi dan berfluktasi dinamis. Faktor yang mempengaruhi tekanan angin diantaranya adalah : Adanya perbedaan horizontal dalam tekanan udara. Angin selalu bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Jika tidak ada lagi gaya lain yang mempengaruhi, maka angin bergerak secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Jika tidak ada perbedaan udara di suatu tempat atau mendekati nol, maka yang tejadi adalah angin yang tenang.

Pemanasan yang tidak sama dari permukaan bumi Pada dasarnya mekanisme angin atau bergeraknya udara disebabkan oleh peristiwa penimbunan, pelenyapan, dan alih panas dari matahari.

Adanya perbedaan tekanan, efek coriolis, dan friksi

Perputaran bumi pada sumbunya, akan menimbulkan gaya yang berpengaruh pada arah gerakan angin. Pengaruh perputaran bumi terhadap arah angin disebut pangaruh Coriolis. Pengaruh coriolis menyebabkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi selatan dan sebaliknya, bergerak berlawanan arah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi utara. Pergerakan arah angin juga dipengaruhi oleh adanya gesekan. Angin permukaan pada umumnya menderita gaya gesek karena adanya kekasaran permukaan bumi. Jika permukaan datar dan halus, maka gaya gesek kecil dan jika permukaan kasar, tertutup oleh tanaman, maka gaya gesek besar. Gaya gesek ini dapat memperlambat pergerakan udara yang mengubah arah angin, meperlambat kecepatan angin. Siklon, yaitu pusat dari udara bertekanan rendah

Antisiklon, yaitu pusat dari udara bertekanan tinggi. Tekanan udara tinggi dan tekanan udara rendah dapat mengakibatkan angin siklon dan angin antisiklon, mempengaruhi cuaca, dan dapat digunakan untuk meramal cuaca. Angin siklon adalah angin yang berputar menuju pusat tekanan rendah atau minimum. Sedangkan angin antisiklon adalah angin yang berputar keluar dari pusat tekanan udara tinggi atau maksimum. Pada aliran siklon, udara bertiup ke arah pusat sehingga tekanan udara tinggi sehingga udara naik ke atas (menuju ke tekanan rendah) kemudian udara diatas terakumulasi sehingga membentuk awan mendung dan awan hujan. Pusat tekanan rendah (siklon) menghasilkan cuaca buruk di musim apapun. Sedangkan pada aliran antisikon, udara dari pusat menyebar ke luar sehingga udara dari atas turun untuk menyeimbangkan tekanan udara di bawah, sehingga mengakibatkan cuaca cerah. Tidak memungkinkan terbentuknya awan mendung karena angin dari atas terus mengalir ke bawah, yaitu ke daerah dengan udara bertekanan rendah. Awan terbentuk jika udara menjadi dingin scara adiabatik melalui udara yg naik dan mengembang. Pola Aliran Angin Atmosfer memiliki perbedaan suhu yang sangat besar, dan untuk menyeimbangkan suhunya agar tetap stabil atmosfer melakukan sistem transfer panas. Sistem ini bekerja dengan memindahkan udara panas ke arah garis lintang yang lebih tinggi, dan udara dingin ke arah akuator. Sistem tersebut disebut dengan Non Rotating Earth Model Rotating Earth Model merupakan pola angin yang kedua. Pada pola ini terdapat 4 jenis pertukaran udara. Trade winds (angin pasat) merupakan angin yang bertiup dari daerah maksimum ekuator menuju ke ekuator. Westerliest (angin barat) merupakan angin yang bertiup dari daerah maksimum subtropis menuju daerah sedang. Polar easterlies merupakan angin yang bertiup dari daerah kutub menuju daerah maksimal subtropis. Polar front merupakan angin ribut yang memisahkan udara panas daerah tropis dengan udara dingin kutub. Bumi terdiri dari sebagian besar lautan. Hal tersebut akan mempengaruhi suhu. Pada daerah belahan bumi selatan tekanan udaranya lebih stabil dibanding daera belahan bumi utara. Letak daratan dan lautan ini mempengaruhi angin yang berhembur. Di Indonesia, angin yang berhembus tersebut dapat mempengaruhi musim yang terjadi yang disebut dengan angin muson. Jika angin bertiup dari arah lautan, maka akan terjadi musim hujan (angin muson timur). Sebaliknya jika angin bertiup dari arah darat, maka akan terjadi musim panas (angin muson barat). Pada sistem angin regional, angin berhembus dari suhu rendah ke suhu tinggi. Pada siang hari di daerah pantai suhu permukaan tanah meningkat lebih cepat dibanding dengan permukaan air di lautan sehingga terjadilah angin laut. Sedangkan pada malam hari, suhu tanah pada daratan turun lebih cepat dibanding dengan suhu permukaan laut sehingga terjadi angin darat. Pada daerah pegunungan terjadi angin lembah dan angin gunung. Pada siang hari udara pada pegunungan naik lebih signifikan dibanding udara pada daerah lembah, karena udara dingin pada derah lembah lebih tipis, maka udara tersebut

naik menuju gunung dan terjadilah angin lembah. Sedangkan pada malam hari, udara pada daerah pegunungan turun lebih signifikan dibanding pada daerah lembah sehingga udara tersebut turun menuju lembah, sehingga terjadilah angin gunung

) El Nino El Nino adalah terjadinya pemanasan temperatur air laut di pantai barat PeruEkuador yang menyebabkan gangguan iklim secara global. El Nino datang mengganggu setiap dua tahun sampai tujuh tahun sekali. Peristiwa ini diawali dari memanasnya air laut di perairan Indonesia yang kemudian bergerak ke arah timur menyusuri ekuator menuju pantai barat Amerika Selatan sekitar wilayah Peru dan Ekuador. Bersamaan dengan kejadian tersebut air laut yang panas dari pantai barat Amerika Tengah, bergerak ke arah selatan sampai pantai barat Peru-Bolivia sehingga terjadilah pertemuan air laut panas dari kedua wilayah tersebut. Massa air panas dalam jumlah besar terkumpul dan menyebabkan udara di daerah itu memuai sehingga proses konveksi ini menimbulkan tekanan udara menurun (minus). Kondisi ini mengakibatkan seluruh angin yang ada di sekitar Pasifik dan Amerika Latin bergerak menuju daerah tekanan rendah tersebut. Angin muson di Indonesia yang datang dari Asia dengan membawa uap air juga membelok ke daerah tekanan rendah di pantai barat Peru Ekuador. Peristiwa tersebut mengakibatkan angin yang menuju Indonesia hanya membawa uap air yang sedikit sehingga kemarau yang sangat panjang terjadi di Indonesia. Akibat peristiwa tersebut juga dirasakan di Australia dan Afrika Timur. Sementara itu, di Afrika Selatan justru terjadi banjir besar dan menurunnya produksi ikan akibat melemahnya up-welling. Kemarau panjang akibat El Nino biasanya disertai dengan kebakaran rumput dan hutan. Pada tahun 1994 dan 1997, baik Indonesia maupun Australia mengalami kebakaran akibat peristiwa El Nino. 3) La Nina Peristiwa La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina berarti bayi perempuan. La Nina berawal dari melemahnya El Nino sehingga air laut yang panas di pantai Peru dan Ekuador bergerak ke arah barat dan suhu air laut di daerah itu berubah ke kondisi semula (dingin) sehingga up-welling muncul kembali sehingga kondisi cuaca kembali normal. La Nina juga berarti kembalinya kondisi ke keadaan normal setelah terjadinya El Nino. Air laut panas yang menuju arah barat tersebut pada akhirnya sampai di Indonesia yang bertekanan dingin sehingga seluruh angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudra Indonesia bergerak menuju Indonesia. Angin tersebut menyebabkan hujan lebat dan banjir karena sangat banyaknya uap air yang dibawa. Peristiwa La Nina di Indonesia pada tahun 1955, 1970, 1973, 1975, 1995, dan 1999 terhitung sejak Indonesia merdeka (1945). El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti anak lelaki. Sejarahnya, pada abad ke-19 nelayan Peru menyadari terjadinya kondisi menghangatnya suhu lautan yang tidak biasa di wilayah pantai Amerika Selatan, dekat Ekuador dan meluas hingga perairan Peru. Hal ini terjadi di sekitar musim Natal pada setiap tahun. El-Nino adalah kondisi abnormal iklim dimana penampakan suhu permukaan laut Samudera Pasifik ekuator bagian timur dan tengah (dipantai Barat Ekuador dan Peru) lebih tinggi dari rata-rata normalnya. Pada tahun-tahun normal, air laut dalam yang bersuhu rendah dan kaya akan nutrisi bergerak naik ke permukaan di wilayah dekat pantai. Kondisi ini dikenal dengan upwelling. Upwelling ini menyebabkan daerah tersebut sebagai tempat berkumpulnya jutaan plankton dan ikan. Ketika terjadi El Nino upwelling jadi melemah, air hangat dengan kandungan nutrisi yang rendah menyebar di sepanjang pantai sehingga panen para nelayan berkurang. Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang terkadang mengalir dari utara ke selatan antar Pelabuhan Paita dan Pacasmayo. Padahal biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut karena naiknya massa air di bawah permukaan air laut ke permukaan air laut (upwelling). Kejadian ini kemudian semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga tujuh tahun serta dapat mempengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun. El-Nino sering disebut fase panas (warm event) di samudera pasifik ekuatorial bagian tengah dan timur. El-Nino diindikasikan dengan beda tekanan atmosfer antara Tahiti dan Darwin atau yang disebut Osilasi Selatan. Disebut demikian karena keduanya terletak di belahan bumi bagian selatan. El-Nino ditandai dengan indeks osilasi/Southern Oscillation Index (SOI) negatif, artinya tekanan atmosfer Tahiti lebih rendah dari pada tekanan diatas darwin. Gilbart Walker yang mengemukaan tentang El Nino dan sekarang dikenal dengan Sirkulasi Walker yaitu sirkulasi angin Timur-Barat di atas Perairan Pasifik Tropis. Sirkulasi ini timbul karena perbedaan temperatur di atas perairan yang luas pada daerah tersebut. Perairan sepanjang pantai China dan Jepang, atau Carolina Utara dan Virginia, lebih hangat dibandingkan dengan perairan sepanjang pantai Portugal dan California. Sedangkan perairan di sekitar wilayah Indonesia lebih hangat daripada perairan di sekitar Peru, Chile dan Ekuador. Perbedaan temperatur lautan di arah Timur Barat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara permukaan di antara tempat tempat tersebut.

1.

2.

3.

Udara bergerak naik di wilayah lautan yang lebih hangat dan bergerak turun di di wilayah lautan yang lebih dingin. Dan itu menyebabkan aliran udara di lapisan permukaan bergerak dari Timur ke Barat. Inilah yang kemudian disebut dengan angin Pasat Timuran.

B. Terjadinya El Nino (Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/nov97_ssta.gif) Ketika terjadi El-Nino angin pasat timuran melemah. Angin berbalik ke barat dan mendorong wilayah potensi hujan ke barat. Hal ini menyebabkan peruabahan pola cuaca. Daerah potensi hujan meliputi wilayah perairan pasifik tengah, pasifik timur, dan amerika tengah. Selain itu air laut bersuhu rendah yang mengalir di sepanjang pantai selatan amerika dan pasifik timur berkurang atau bahkan menghilang sama sekali. Wilayah pasifik tengah, pasifik timur menjadi sehangat pasifik barat. C. Kondisi Normal Pada tahun-tahun normal, Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut Australia 28C sedangkan SST di Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan 20C (SST di Pasifik Barat 8 - 10C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik Timur). Pada kondisi netral : Angin di wilayah Samudra Pasifik di sekitar ekuator ( Angin Pasat Timuran) dan air laut di bawahnya, mengalir dari Timur ke Barat. Arah aliran ini sedikit berbelok ke Utara pada Bumi Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan Selatan. Daerah yang berpotensi tumbuh awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik Barat, wilayah Indonesia dan Australia Utar E. Intensitas El Nino Masing-masing kejadian El Nino adalah unik dalam hal kekuatannya sebagaimana dampaknya pada pola turunnya hujan maupun panjang durasinya.Berdasar intensitasnya El Nino dikategorikan sebagai : 1. El Nino Lemah (Weak El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +0.5 C s/d +1,0 C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut. 2. El Nino sedang (Moderate El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +1,1 C s/d 1,5 C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut. 3. El Nino kuat (Strong El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator > 1,5 C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut. G. Dampak El-Nino Terhadap Kondisi Cuaca Indonesia Fenomena El-Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah indonesia berkurang. Tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El-Nino tersebut. Namun, karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El-Nino. El-Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Kekeringan dan kebakaran hutan terparah terjadi pada tahun 1977. Kebakaran tersebut menimbulkan polusi udara yang menyebar hingga ke negara-negara tetangga seperti malaysia, Brunei, Filipina dan Thailand. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca global : 1. Angin pasat timuran melemah 2. Sirkulasi Monsoon melemah 3. Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Indonesia, Amerika Tengah dan amerika Selatan bagian Utara. Cuaca di daerah ini cenderung lebih dingin dan kering. 4. Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Tengah dan Barat serta wilayah Argentina. Cuaca cenderung hangat dan lembab. LA NINA A. Asal Mula La Nina Dalam bahasa latin La Nina berarti "gadis cilik". La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. Peristiwa itu dimulai ketika El Nino mulai melemah, dan air laut yang panas di pantai Peru ekuador kembali bergerak ke arah barat, air laut di tempat itu suhunya kembali seperti semula (dingin), dan upwelling muncul kembali, atau kondisi cuaca menjadi normal kembali. Dengan kata lain, La Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El Nino, La Nina tidak dapat dilihat secara fisik, periodenya pun tidak tetap. B. Proses Terjadinya La Nina

Pada saat terjadi La Nina angin pasat timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik menguat ( Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat yang terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa disebut upwelling. Dengan pergantian massa air itulah suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. La Nina umumnya terjadi pada musim dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa. C. Intensitas La Nina Intesita La Nina yang dilihat dari anomali suhu muka laut (SST) La Nina Lemah , yang ditetapkan jika SST bernilai <- 0.5 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut. La Nina sedang, yang ditetapkan jika SST bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturutturut. 3. La Nina kuat, yang ditetapkan jika SST bernilai > -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut. 1. 2. D. Kondisi Suhu Muka Laut Pada Kondisi La Nina 1. Kondisi La Nina Pada tahun La Nina jumlah air laut bertemperatur rendah yang mengalir di sepanjang Pantai Selatan Amerika dan Pasifik Timur meningkat. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi lebih dingin dari Pasifik Barat. Ketika terjadi La Nina : Angin pasat Timuran menguat, sehingga massa udara dingin meluas hingga Samudera Pasifik bagian tengah dan Timur. Ini menyebabkan perubahan pola cuaca. Daerah potensi hujan meliputi wilayah Perairan Barat. 2. Kondisi Normal Pada tahun-tahun normal, Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut Australia 28C sedangkan SST di Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan 20C (SST di Pasifik Barat 8 - 10C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik Timur). Angin di wilayah Samudra Pasifik Ekuatorial (Angin passat Timuran) dan air laut di bawahnya mengalir dari Timur ke Barat. Arah aliran timuran air ini sedikit berbelok ke Utara pada Bumi Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan Selatan. Daerah yang berpotensi tumbuh awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik Barat, wilayah Indonesia dan Australia Utara. E. Mendeteksi La Nina 2. Suhu Muka Laut La Nina terutama ditandai dengan mendinginnya suhu muka laut di Pasifik Equator : SST lebih rendah dibandingkan dengan rata-ratanya. penyimpangan suhu muka laut di daerah tersebut bernilai negatif. 3. Angin passat Selama kejadian La Nina, angin pasat timur menguat. Perairan di sekitar Indonesia dan Australia menjadi lembab dan basah. F. Dampak La Nina La Nina merupakan fenomena cuaca skala global dan mempengaruhi kondisi iklim di berbagai tempat. 1. Dampak La Nina terhadap kondisi cuaca global a. Angin pasat timuran menguat b. Sirkulasi Monsoon menguat c. Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Pasifik bagian timur. Cuaca di daerah ini cenderung lebih dingin dan kering. d. Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Barat seperti Indonesia, Malaysia dan Australia bagian Utara. Cuaca cenderung hangat dan lembab.

2. Dampak La Nina Terhadap Kondisi Cuaca Indonesia Fenomena La Nina menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia bertambah, bahkan sangat berpotensi menyebabkan terjadinya banjir. Peningkatan curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas La Nina tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena La Nina. Fenomena La Nina ditandai dengan menurunnya SPL (suhu permukaan laut) di zona Nino 3.4 (anomali negatif) sehingga sering juga disebut sebagai fase dingin. Karena sifatnya yang dingin ini, kedatangannya juga dapat menimbulkan petaka di berbagai kawasan khatulistiwa, termasuk Indonesia. Curah hujan berlebihan yang menyertai kedatangan La Nina dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah di Indonesia. Jadi, dua lakon di panggung Samudera Pasifik ini sama-sama menakutkan. Yang satu menyebar petaka kekeringan, sementara yang lain memberi ancaman banjir Angin sebagai petunjuk cuaca. Dari angin dapat dikenali bebagai fenomena cuaca. Misalnya, di daerah mengumpulnya angina di dekat permukaan bumi udara cenderung bergerak ke atas sehingga menimbulkan banyak awan dan hujan. Sebaliknya di daerah angina menyebar udara cenderung bergerak ke bawah sehingga di atas daerah tersebut awan sulit tumbuh. Bila ngin kencang terus-menerus bertiup di atas lautan dapat menimbulkan gelombang besar. Bila di suatu daerah arah angina sejajar tetapi kearah samping kecepatannya banyak berbeda menimbulkan gesekan sehingga udara berputar; demikian pula dapat menimbulkan putaran bila arah angina di suatu sisi berlawanan arah dengan angina di sisi sebelahan. ornado adalah kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara awan cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasarawan cumulus dengan permukaan tanah. Tornado muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentuk corong kondensasi yang terlihat jelas yang ujungnya yang menyentuh bumi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan yang membawa puing-puing. Umumnya tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang.

You might also like