You are on page 1of 16

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD sebagai Upaya Penyuluhan Kesehatan

Anggota

: Sulastri Yunita Kurnia R. Deni Arisinta Oktalia Nurul A. Silvia Herdi W.

011012007 011012017 011012025 011012028 011012057

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Ringkasan Project Sasaran kegiatan promosi kesehatan yang kami lakukan pada anak-anak SD di daerah Tulungagung karena pada tahun 2012 mengalami KLB (Kejadian Luar Biasa) yang terjagkit diare. Karena sasaran kelompok kami adalah anak-anak sekolah dasar,maka kami melakukan kegiatan promosi kesehatan yang menyenangkan sesuai dengan pola fikir anak-anak. Kegiatan promosi kesehatan kepada anak- anak SD kami memilih memakai media slide dengan metode ceramah dengan pemutaran vidio pada akhir materinya. Slide yang kita gunakan akan memakai gambar-gambar lucu dari tokoh kartun yang saat ini sedang digemari oleh anak-anak. Materi yang akan disampaikan menggunakan bahasa yang singkat dan mudah dipahami. Kami tidak menggunakan banyak slide karena anak-anak akan mudah bosan saat mendengarkan materi yang disampaikan. Kami memilih metode ceramah mengenai arti penting cuci tangan dengan contoh konkrit yang dilakukan oleh anak-anak sehari-hari. Dalam penyampaian materi ini bisa juga diselipkan dengan menggunakan boneka tangan,dll. Dalam melakukan promosi kesehatan kami juga menggunakan poster yang bisa ditempel di tempat-tempat cuci tangan atau di kelas-kelas. Tujuan ditempelnya poster ini untuk mengingatkan anak-anak mengenai materi yang disampaikan dan bisa terbaca terus oleh anak-anak mengenai arti penting cuci tangan. Dalam poster kami menggunakan gambar-gambar animasi yang lucu yang disenangi oleh anak- anak dan terselip pesan pentingnya cuci tangan. Waktu yang kami pilih adalah diawal semester baru agar anak-anak masih semangat untuk belajar hal-hal yang baru.

Judul Project Maksimalisasi Kesadaran Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD Goal/ Tujuan Umum Dengan meningkatkan kesadaran cuci tangan, diaharapakan dapat mengurangi terjadinya diare pada anak-anak SD.

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Objective/ Tujuan Khusus Dapat mengurangi penyebaran bakteri penyebab terjadinya diare

Proposed Schedule Tanggal Mulai: Tanggal berakhir: Media Penyuluhan yang di Pilih dan mengapa dipilih, bagaimana dilakukan Kegiatan promosi kesehatan yanag kami pilih adalah media slide dengan metode ceramah dengan pemutaran vidio pada akhir materinya. Slide yang kita gunakan akan memakai gambar-gambar lucu dari tokoh kartun yang saat ini sedang digemari oleh anak-anak. Dalam penyampaian materi ini bisa juga diselipkan dengan menggunakan boneka tangan,dll. Selain itu kami juga menggunakan poster yang bisa ditempel di tempat-tempat cuci tangan atau di kelas-kelas. Tujuan ditempelnya poster ini untuk mengingatkan anak-anak mengenai materi yang disampaikan dan bisa terbaca terus oleh anak-anak mengenai arti penting cuci tangan. Dalam poster kami menggunakan gambar-gambar animasi yang lucu yang disenangi oleh anak- anak dan terselip pesan pentingnya cuci tangan

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Bab 1. Rasional Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas sumberdaya manusia. Hanya dengan sumberdaya yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing bangsa. Oleh karena itu pemerintah membuat program untuk menuju Indonesia Sehat 2015. Untuk mencapai Indonesia Sehat maka diperlukan perubahan sikap dari masyarakat yang sadar dalam menjaga kesehatan. Tugas utama tenaga kesehatan untuk mewujudkan Indonesia Sehat dengan mengutamakan upaya-upaya preventif dan promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Promosi kesehatan kepada masyarakat merupakan salah satu upaya preventif yang sangat penting dan bermanfaat. Diharapkan dengan promosi kesehatan ini dapat meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Salah satu penyakit yang sering terjadi di Indonesia salah satunya adalah penyakit diare. Penyakit diare biasanya terjadi pada pergantian musim terutama pada saat musim penghujan. Pada tahun 2012 di daerah Tulungagung Jawa Timur terjadi kejadian luar biasa (KLB) diare yang disebabkan kurangnya kebersihan lingkungan dan kesadaran dari masyarakat yang rendah mengenai kesehatan. Diare adalah buang air besar tiga kali sehari atau lebih dalam sehari. Hal ini menyebabkan pasien kehilangan cairan lebih banyak dan menyebabkan dehidrasi sehingga menyebabkan jiwa. Diare disebabkan oleh infeksi virus, infeksi berbagai bakteri yang terkontaminasi oleh makanan dan minuman. Penyebab terbanyak diare adalah karena infeksi bakteri yang terkontaminasi makanan oleh karena itu mencuci tangan sebelum makan merupakan pencegahan awal yang sangat penting. Penyakit diare terbanyak diderita oleh anak-anak, oleh karena itu kami menulis makalah dengan judul Maksimalisasi Kesadaran Cuci Tangan Untuk Mencegah Diare pada Anak-Anak SD

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Bab 2 Hasil Pengenalan Masalah 2.1 Lokasi 2.1.1. Profil Wilayah Posisi geografi sebagai permukiman pantai menjadikan Surabaya berpotensi sebagai tempat persinggahan dan permukiman bagi kaum pendatang (imigran). Proses imigrasi inilah yang menjadikan Kota Surabaya sebagai kota multi etnis yang kaya akan budaya. Beragam migrasi, tidak saja dari berbagai suku bangsa di Nusantara, seperti, Madura, Sunda, Batak, Borneo, Bali, Sulawesi dan Papua, tetapi juga dari etnis-etnis di luar Indonesia, seperti etnis Melayu, China, Arab, India, dan Eropa, datang, singgah dan menetap, hidup bersama serta membaur dengan penduduk asli, membentuk pluralisme budaya yang kemudian menjadi ciri khas Kota Surabaya. Daerah pemukiman padat, tanah-tanah dibutuhkan untuk perumahan, kebutuhan komersil dan untuk komersil dan untuk rekreasi, sehingga tidak ada lagi daerah yang kosong yang dapat digunakan untuk Sanitary Landfill. Kota Surabaya dengan jumlah penduduk hampir 3 juta jiwa, merupakan kota terbesar kedua Indonesia dan sangat besar peranannya dalam menerima dan mendistribusikan barang-barang industri, peralatan teknik, hasil-hasil pertanian, hasil hutan, sembako, dan sebagainya, terutama bagi wilayah Indonesia Timur. Mengingat peranan Surabaya yang sedemikian penting, gangguan genangan banjir yang melanda Surabaya pada setiap musim hujan sangatlah berdampak luas terhadap kelancaran roda perekonomian, kesehatan dan kenyamanan hidup masyarakat Kota Surabaya dan sekitarnya. Sebagai kota perdagangan, Surabaya tidak hanya menjadi pusat perdagangan bagi hinterlandnya yang ada di Jawa Timur, namun juga memfasilitasi wilayahwilayah di Jawa Tengah, Kalimantan, dan kawasan Indonesia Timur.

2.1.2. Geografi Letak : 0709 - 07021 Lintang Selatan dan 112036 - 112054 Bujur Timur

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Ketinggian

: 3 6 meter di atas permukaan air laut (dataran rendah), kecuali di bagian selatan terdapat dua bukit landai di daerah lidah dan gayungan dengan ketinggian 25 50 meter di atas permukaan laut.

Batas wilayah

: Batas Utara Batas Selatan Batas Timur Batas Barat : Selat Madura : Kabupaten Sidoarjo : Selat Madura : Kabupaten Gresik

Luas wilayah Jumlah kecamatan Jumlah kelurahan Struktur tanah

: 33.306,30 Ha : 31 : 61 : terdiri dari tanah aluvial, hasil endapan sungai dan pantai, di bagian barat terdapat perbukitan yang mengandung kapur tinggi.

Topografi

: 80% dataran rendah, ketinggian 3 6 meter, kemiringan <3% 20% perbukitan dengan gelombang rendah, ketinggian <30 meter dan kemiringan 5 15%

2.1.3. Sosial Ekonomi Surabaya telah mengklaim dirinya sebagai Kota Jasa dan Perdagangan. Lebih dari itu Kota Surabaya adalah Kota bisnis dengan berbagai aktivitas yang berlangsung. Ibarat sebuah toko, Surabaya adalah Toko Serba Ada. Didalamnya berlangsung segala aktivitas, serta tersedia segala fasilitas yang mendukung. Perdagangan adalah aktivitas utama Kota Surabaya. Secara geografis, Surabaya memang telah diciptakan sebagai Kota Perdagangan. Sejak zaman Majapahit, kolonial, hingga saat ini, perdagangan menjadi aktivitas utama. Kini, aktivitas perdagangan di Surabaya tak hanya melayani kebutuhan lokal serta nasional. Surabaya mulai berkembang menjadi kota dagang Internasional.

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Dengan predikat Surabaya sebagai kota dagang, terdapat beberapa pilarpilar utama penyangganya. Lokasi-lokasi ini yang menjadi ruang-ruang terjadinya aktivitas perdagangan. Dengan posisi Surabaya sebagai Kota Perdagangan, Pasar Modern adalah pilar utamanya. Tampilan menarik, suasana nyaman, serta harga yang pasti merupakan keunggulan pasar modern yang sesuai dengan sibuknya aktivitas masyarakat kota. Pasar modern tersebar di seluruh penjuru kota Surabaya, baik di pusat maupun di pinggiran kota. Keberadaan pasar modern yang banyak ini memberikan pilihan lebih banyak kepada masyarakat. Jumlahnya akan terus berkembang seiring meningkatnya investasi di Surabaya. Tanjung Perak merupakan pelabuhan penting di Indonesia Timur. Pelabuhan ini diakui sebagai pusat kolektor dan distributor barang ke kawasan Timur Indonesia. Tanjung Perak terhubung dengan beberapa kawasan industri dan pergudangan seperti SIER, Berbek, maupun Margomulyo. Aktivitas bongkar muat yang tak kenal henti menandakan pergerakan barang yang lancar. Untuk mendukung aktivitas perdagangan, di Surabaya juga terdapat pusatpusat perkantoran. Layaknya pasar modern, perkantoran pun tersebar baik di pusat maupun pinggiran kota Surabaya. Di pusat kota, berdiri wisma Intiland, BRI Tower, Bumi Mandiri, dan lainnya. Selain itu pusat perkantoran berkembang pesat di kawasan Surabaya Barat seiring munculnya pusat bisnis baru di daerah HR Muhammad, kawasan perkantoran dan bisnis di Graha Family dan Pusat perbelanjaan Supermall Pakuwon. Dalam era modern, Bank mengambil peran sentral dalam aktivitas manusia. Di lingkungan masyarakat perkotaan seperti di Surabaya, bank dimanfaatkan oleh masyarakat dalam level kebutuhan pribadi, keluarga, maupun instansi bisnis. Keberadaan layanan perbankan di Surabaya mutlak diperlukan demi keamanan dan kemudahan bertransaksi. Di Surabaya berdiri 61 instansi perbankan yang terdiri atas 6 bank pemerintah, 2 bank pembangunan daerah, 42 Bank Swasta Nasional, serta 11 Bank Internasional. Sebagai kota bisnis, banyak wisatawan berkunjung ke Surabaya baik untuk kepentingan bisnis maupun berwisata. Untuk mendukung aktivitas tersebut, fasilitas hotel berbagai kelas terdapat di Surabaya. Surabaya memiliki berbagai tipe hotel di seluruh sisi kota. Beberapa hotel berbintang yang ada di Surabaya misalnya Shangri La, Sheraton, Majapahit, dan JW Marriot. Selain hotel

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

berbintang, kini mulai muncul banyak pula hotel dengan tarif terjangkau atau ekonomis. Berdirinya banyak pusat perbelanjaan modern tak membuat pasar tradisional ditinggalkan. Di Surabaya, pasar tradisional masih menjadi pilihan sebagian besar masyarakat. Harga murah, keakraban suasana, serta seni tawarmenawar selalu menjadi daya pikat pasar tradisional ketimbang pasar modern. Pembenahan pasar-pasar tradisional terus dilakukan agar menjadi lebih nyaman dan aman. Kampung Surabaya menjadi ruang kehidupan bagi masyarakat Surabaya. Selain untuk tinggal, kampung-kampung di Surabaya pun adalah lokasi beraktivitas produksi. Kini muncul kampung-kampung yang menjadi pusat aktivitas industri kecil rumahan. Setiap kampung hadir dengan produk khasnya baik penganan, pernak-pernik, pakaian, dan lain-lain. Dengan sentuhan pemerintahan kota, kini kampung-kampung tersebut dilabeli kampung unggulan dan menjadi potensi pemberdayaan ekonomi kerakyatan. 2.1.4. Demografi Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya budaya. Beragam etnis ada di Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab, dan Eropa. Etnis Nusantara pun dapai dijumpai, seperti Madura, Sunda, Batak, Kalimantan, Bali, Sulawesi yang membaur dengan penduduk asli Surabaya membentuk pluralisme budaya yang selanjutnya menjadi ciri khas kota Surabaya. Sebagian besar masyarakat Surabaya adalah orang Surabaya asli dan orang Madura. Ciri khas masyarakat asli Surabaya adalah mudah bergaul. Gaya bicaranya sangat terbuka. Walaupun tampak seperti bertemperamen kasar, masyarakat Surabaya sangat demokratis, toleran dan senang menolong orang lain. Dengan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 3,110,187 Orang di Tahun 2012, Kota Surabaya berkembang sebagai Kota Metropolitan. Posisi strategis Kota Surabaya sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat membuatnya selalu dinamis. Menjadi pusat aktivitas sama artinya menjadi jujugan bagi orang dari berbagai daerah. Jumlah penduduk jelas akan semakin meningkat seiring pesona Kota Surabaya yang menjanjikan segala macam kemudahan. Maka tantangan besar berikutnya ialah menyiapkan kehidupan yang layak. Kota

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Surabaya haruslah tetap menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi penghuninya. 2.1.5. Pendidikan Pendidikan adalah salah satu indikator yang dapat digunakan utuk melihat perkembangan kota, termasuk tingkat kecerdasan masyarakat. Di Surabaya, pengembangan kegiatan pendidikan beserta penyediaan fasilitasnya, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, namun juga oleh pihak swasta dan organisasi sosial kemasyarakatan. Catatan sejarah menunjukkan, pendirian sekolah dan penyelenggaraan pendidikan di Surabaya pertama kali dilakukan pada tahun 1818. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1831, didirikan sekolah dasar negeri di mana untuk sekolah inipun, juga hanya terbatas untuk anak-anak orang Belanda. Sedangkan sekolah swasta, sebuah sekolah teknik yang disebut ambachtschool, dibuka pada tahun 1853. Usaha-usaha memajukan pendidikan khusus bagi anak-anak pribumi baru berkembang pada permulaan tahun 1900-an, dengan dibukanya MULO, HIS, HBS, dan Sekolah Kedokteran, yang kemudian dikenal dengan nama Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Perubahan ini terkait dengan berkumandangnya politik etis yang memaksa pihak pemerintah Belanda pada masa itu, untuk juga membuka sekolah-sekolah bagi masyarakat pribumi. Informasi mengenai pertumbuhan dunia pendidikan antara lain dapat dicatat dengan pendirian : o o o o o o o o o Sekolah Dasar Negeri pada tahun 1831 Sekolah Pelayaran pada tahun 1835 Sekolah Dasar untuk Pribumi pada tahun 1853 Sekolah Pertukangan Swasta pada tahun 1858 Sekolah Kedokteran Hewan untuk Pribumi pada tahun 1860 Sekolah Pertukangan Negeri pada tahun 1862 Sekolah Teknik untuk Pribumi pada tahun 1909 Sekolah Teknik Menengah pada tahun 1912 Sekolah Kedokteran pada tahun 1923

Sebagai kota pendidikan, Surabaya telah menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, meliputi tingkat pendidikan dasar,

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

menengah dan pendidikan tinggi. Hampir di semua bidang ilmu pengetahuan dengan tingkat stratum dari akademi dan politeknik, dari S0, S1, S2 hingga S3, dapat ditemukan di lembaga pendidikan di Surabaya. Pengembangan sebagai kota pendidikan bertujuan untuk pengembangan kualitas SDM yang ada. Hingga saat ini, jumlah sekolah yang ada di Surabaya, adalah o o o o o Kelompok bermain/pra sekolah SD negeri dan swasta SLTP negeri dan swasta SMU dan SMK negeri dan swasta Perguruan Tinggi negeri dan swasta : 1070 buah : 969 buah : 342 buah : 266 buah : 60 buah

Pada masa mendatang, Surabaya akan terus menjadi kota pilihan pelajar, khususnya di tingkat perguruan tinggi bagi para mahasiswa di Indonesia. Dunia pendidikan di Surabaya tidak hanya akan menambah kuantitas tetapi juga kualitas angkatan-angkatan tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan kota Surabaya sebagai kota Pendidikan.

Jumlah penderita diare di Surabaya kian meningkat. Tiga bulan pertama 2012 ini sudah tercatat 16 ribu orang terserang diare. Penyakit diare kini ternyata tidak lagi didominasi anak anak balita. Tetapi juga menyerang remaja dan dewasa. Buktinya dari jumlah itu, balita yang terserang diare hanya 5 ribu anak sedangkan 11 ribu lainnya remaja dan dewasa. Hanya penyebab serangan diare ini antara bayi dan dewasa tidak sama. Kalau bayi biasanya dikarenakan alergi makanan atau susu sedangkan kalau dewasa karena faktor kebersihan lingkungan yang kurang terjaga (surabayakita.com).

Dipilihnya kota Surabaya sebagai obyek promosi kesehatan dikarenakan Surabaya sebagai kota metropolitan masih mempunyai masalah dengan kesehatan masyarakatnya. Dari dinas kesehatan Surabaya penyakit rongga mulut, gangguan pernafasan, dan diare. diperoleh data mengenai 3 penyakit terbanyak yang diderita oleh masyarakat surabaya adalah

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Target Group Jojoran, merupakan daerah di Surabaya yang kondisi lingkungkannya memprihatinkan. Di daerah Jojoran ini, terdapat sungai yang sangat kotor dan masyarakatnya cenderung membuang sampah sembarangan. Dengan kondisi lingkungan yang seperti ini dan ditambah dengan perilaku hidup yang tidak sehat, angka kejadian diare pasti akan meningkat. Agar kejadian diare ini tidak meningkat, maka masyarakat perlu menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu caranya adalah dengan kebiasaan cuci tangan. Kelompok umur yang paling mudah untuk diubah perilaku hidup sehatnya adalah anak-anak sekolah dasar. Untuk itu kami mengambil target anak-anak sekolah dasar untuk promosi kesehatan tentang cuci tangan. Pertanyaan tambahan untuk pengenalan Masalah. ........................................................ Bab 3 Goals dan objectives Tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering melakukan kontak langsung dengan benda lain, oleh karena itu sebelum makan kita harus mencuci tangan dengan sabun agar bakteri-bakteri yang berada di tangan kita tidak mencemari makanan yang akan kita makan. Sebuah hasil studi Cochrane menemukan bahwa dalam gerakan-gerakan sosial yang dilakukan lembaga dan masyarakat untuk membiasakan mencuci tangan menyebabkan penurunan tingkat kejadian yang signifikan pada diare. Nona Utomo menjelaskan, jalur masuknya virus, bakteri, atau patogen penyebab diare ke tubuh manusia dikenal dengan 4F, yakni fluids atau air, fields atau tanah, flies atau lalat, dan fingers atau tangan. Ia menambahkan, tahapannya dimulai dari cemaran yang berasal dari kotoran manusia (feces) yang mencemari 4F. Lalu, cemaran itu berpindah ke makanan yang kemudian makan manusia. Bab 4 Penggunaan Evidence Based

Tindakan sederhana seperti cuci tangan pakai sabun dapat membantu kita untuk menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan akibat tertular penyakit infeksi melalui tangan. Berbagai penyakit infeksi dapat ditularkan melalui perantara tangan. Seorang individu yang terinfeksi saluran nafas atas ketika batuk atau bersin maka percikan cairan dari saluran nafas yang banyak mengandung kuman patogen baik bakteri

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

maupun virus akan tersebar melalui udara dan menempel pada permukaan benda di sekitarnya. Tangan akan terkontaminasi oleh kuman patogen yang ada pada berbagai permukaan. Tangan juga terkontaminasi ketika menyentuh bahan yang mengandung kuman patogen ketika mengolah bahan makanan mentah terkontaminasi, ketika buang air besar dan air kecil atau menyentuh tinja dan air kencing anak, bercocok tanam dengan pupuk organik, dan lain lain. Tangan yang tidak dicuci atau dicuci tidak dengan cara yang benar masih membawa kuman patogen akan menyebabkan infeksi apabila yang bersangkutan memegang makanan, mata , mulut dan hidung sesuai dengan jalur penularannya baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain yang kontak dengan tangan kita yang terkontaminasi. Berbagai studi memperlihatkan bahwa melakukan cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan kuman patogen sehingga mencegah penularan. Studi di Paskistan pada 300 keluarga memperlihatkan dampak dari cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan risiko menderita diare sampai 53 % dibandingkan dengan kelompok kontrol, infeksi saluran nafas 50 % dan impetigo (penyakit infeksi kulit) sampai 34%. Beberapa studi di rumah sakit telah memperlihatkan bahwa cuci tangan pakai sabun menurunkan secara bermakna infeksi yang didapat dari rumah sakit akibat penularan melalui tangan, sebagai contoh suatu rumah sakit di Swiss dengan menggalakkan program cuci tangan dapat menurunkan angka prevalensi penyakit infeksi yang didapat dari rumah sakit dari 16,9% pada tahun 1994 menjadi 9,9% pada tahun 1998. Seandainya kita sakit , selain mengeluarkan biaya untuk pemeriksaan dokter, laboratorium serta pemeriksaan lain yang diperlukan, dan pembelian obat , produktivitas serta kegiatan baik dalam pekerjaan dan lainnya akan terhenti karena sakit, dan juga akan mengalami rasa sakit atau kenyamanan kita terganggu. Keuntungan dari tindakan sederhana dan hanya memerlukan waktu yang singkat seperti cuci tangan dengan benar akan membantu mencegah penyakit infeksi. Pentingnya membudayakan cuci tangan pakai sabun secara baik dan benar juga didukung oleh World Health Organization (WHO). Data badan dunia itu menunjukan setiap tahun rata-rata 100 ribu anak di Indonesia meninggal dunia karena diare. Kajian WHO menyatakan cuci tangan memakai sabun dapat mengurangi angka diare hingga 47%. Data dari Subdit diare DepKes juga menunjukan sekitar 300 orang diantara 1000 penduduk masih terjangkit diare sepanjang tahun. Penyebab utama diare adalah minimnya perilaku hidup sehat dimasyarakat, salah satunya kurangnya pemahaman mengenai cara cuci tangan dengan sabun secara baik dan benar menggunakan air bersih yang mengalir (http://www.indomedia.com /bernas /012001 /06/UTAMA / 06sep2.htm, 29 Oktober 2007, 03:25:39) Cuci tangan pakai sabun merupakan cara mudah dan murah untuk membersihkan anggota tubuh dari kuman infeksi. Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat diharapkan dapat mendukung upaya mencapai program Indonesia sehat 2010. Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mencuci tangan secara baik dan benar. Kebiasaan masyarakat

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Indonesia dalam mencuci tangan pakai sabun hingga kini masih tergolong rendah, indikasinya dapat terlihat dengan tingginya prevalensi penyakit diare. Survei Departemen Kesehatan (DepKes) 2006 menunjukan rasio penderita diare di Indonesia 300 penderita per 1000 orang. Penyakit diare menjadi penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor 3 bayi dan nomor 5 untuk semua umur. Padahal menurut pakar kesehatan dr Hendrawan Nadesul, salah satu upaya penting mengurangi tingkat kejadian diare sangat mudah dan murah. Cukup dengan mencuci tangan pakai sabun secara baik dan benar dengan air bersih yang mengalir. Menurut Public Health & Education Executive Unilever dr Leo Ondar Wahone, cuci tangan pakai sabun sebaiknya dilakukan pada lima waktu penting, yaitu : 1. sebelum makan, sesudah buang air besar, 2. sebelum memegang bayi, 3. sesudah menceboki anak dan 4. sebelum meniyiapkan makanan, Mencuci tangan merupakan persoalan sepele, tetapi dampak yang ditimbulkannya tidak bisa dianggap main-main. Dari hal yang terkesan remeh bisa menyebabkan beragam penyakit. Salah satu studi tentang pengetahuan perilaku dan kebiasaan yang dilaksanakan International Relief and Developmen (IRD) awal tahun 2007, studi ini menunjukan hanya 27% siswa yang mencuci tangan pada jam istirahat. Di kota Yogyakarta sendiri baru 55% yang memiliki fasilitas cuci tangan. Dari jumlah ini, baru 9% sekolah yang sudah menyediakan sabun untuk mencuci tangan.Dengan adanya kampanye cuci tangan pakai sabun diharapkan masyarakat mampu membiasakan diri untuk mencuci tangan pakai sabun, dan kebiasaan itu timbul dari kesadaran pribadi seseorang. Menurut Dr. Bondan Suryanto kepala Dinas Kesehatan provinsi DIY , kampanye CPTS sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mewujudkan Indonesia sehat 2010. Mencuci tangan pakai sabun adalah cara yang tepat dan mudah serta efektif untuk bisa mencegah diare atau penularan flu burung serta typhoid.Pada tingkat provinsi DIY, kampanye cuci tangan pakai sabun dilaksanakan tanggal 21 juli 2007 bertempat di lapangan parkir Mandala krida dengan melibatkan 600 siswa SD dengan didampingi orang tua (ibu). Keterlibatan siswa SD sebagai peserta kegiatan kampanye ini berkaitan dengan komitmen pemerintah provinsi DIY dalam mencapai Millenium Development Goals (MDG). Saat ini di provinsi DIY terdapat 294.511 siswa SD, apabila 600 diantara mereka terlibat dalam kampanye cuci tangan pakai sabun maka berarti baru sekitar 0,2 % dari sasaran sosialisasi kegiatan ini belum lagi siswa TK dan SMP 16 Juni 2007, 16:02:26) Untuk itu perlu di selenggarakan kegiatan serupa pada waktu-waktu yang akan datang. Adapun jenis kegiatan nya pada saat kampanye cuci tangan tersebut adalalah memberikan pengertian serta contoh bagaimana mencuci tangan dengan baik dan benar, memberikan penyuluhan sekitar kesehatan lingkungan, mengadakan cuci tangan bersama, menggosok gigi bersama serta memberikan bantuan kepada pihak sekolah untuk pembangunan tempat mencuci tangan beserta sabun. Dan kegiatan tersebut bukan hanya berlangsung pada saat kampanye cuci tangan pakai sabun di Stadion Mandala krida saja akan tetapi kegiatan ini tetap berlangsung di lingkungan sekolah maupun keluarga.

Sumber :

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Luby SP, Agboatwalla M, Feikin DR, Painter J, Billhimer W, Altaf A, Hoekstra RM (2005). Effect of handwashing on child health: a randomised controlled trial. Lancet. 16-22;366(9481):225-33 D Pittet et al. Effectiveness of a hospital-wide programme to improve compliance with hand hygiene. Lancet 2000 356: 1307-1312 Washing hands reduces hospital-acquired infection, http://www.medicine.ox.ac.uk/bandolier/journal.html

Bab 5 Strategi Kegiatan

1. Assess the health issue or problem 2. Define communication objectives. Tentukan isu kesehatan atau masalah, tentukan komunikasi objektif 2. Define and learn about intended audiences. Tentukan dan pelajari niat 3. Explore settings, channels, and activities best suited to reach intended audiences. Jelaskan metode yang paling cocok untuk mencapai tujuan audiens 4. Identify potential partners and develop partnering plans. Identifikasi parner yang potensial dan bisa mengembngkan rencana 5. Develop a communication strategy Kembangkan strategi komunikasi 6. Review the existing materials Review cara yang ada 7. Develop messages and materials Kembangkan yang ada 8. Pretest messages and materials 9. The nature of the message (e.g., Literacy) 10. The function of the message (e.g., to call attention to an issue or to teach a new skill) 11. The activities and channels selected

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Bab 6 Logic Model Input Pelaksana: mahasiswa program studi pendidikan bidan fakultas kedokteran universitas Airlangga bekerjasama dengan pemerintah kota Surabaya, dinas kesehatan kota Surabaya, seluruh siswa SD dan wali murid, dan guru-guru SD. Materi: manfaat cuci tangan, kapan harus mencuci tangan, tata cara mencuci tangan. Metode: ceramah dan demonstrasi Media: spanduk Sasaran: siswa kelas 1-6 SD di kota Surabaya. Output Semua panitia berperan dalam pelaksanaan penyuluhan Pengetahuan sasaran tentang materi yang diberikan meningkat Ceramah dan demonstrasi diikuti oleh semua siswa SD, wali murid dan guru SD. Semua peserta melakukan cuci tangan dengan benar sesuai dengan yang didemontrasikan. Outcome Semua peserta mengerti mengenai pentingnya cuci tangan dan cara melakukan cuci tangan yang benar serta melakukannya di kehidupan seharihari. Goal Meningkatnya pengetahuan siswa, ibu dan guruu mengenai pentingnya cuci tangan. Siswa mampu melakukan cuci tangan yang benar dan menerapkannya di kehidupan seharihari. Menurunnya angka penyakit akibat kurangnya cuci tangan.

Bab 7 Evaluasi

1. Write evaluation question based on logic model 2. Determine what data and information the evaluation must provide. 3. Decide on data collection methods. 4. Develop and pretest data collection instruments. 5. Collect (quantitative or qualitative) and Process data. 6. Analyze data to answer the evaluation questions.

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

7. Write an evaluation report.

Rincian Rencana Anggaran Daftar kebutuhan penganggaran dana untuk project anda secara terperinci dengan menggunakan table berikut.

No 1 2 3 4 5

Komponen Project

Jumlah

Total

You might also like