You are on page 1of 7

Reabsorbsi Tubulus Semua konstituen plasma, kecuali protein , secara non-diskriminatif difiltrasi bersama-sama melintasi kapiler glomerulus.

Selain produk-produk sisa dan bahan-bahan berlebihan yang perlu dieliminasi dari tubuh, cairan filtrasi juga mengandung nutrient, elektrolit, dan zat lain yang diperlukan oleh tubuh. Memang , melalui proses filtrasi glomerulus yg berlangsung terus menerus, jumlah bahan yang difiltrasi perhari lebih besar daripada yg terdapat di seluruh tubuh. Bahan-bahan esensial yg difiltrasi perlu dikembalikan ke darah melalui proses reabsorbsi tubulus, yaitu perpindahan bahan secara sendiri-sendiri berlainan dari lumen tubulus ke dalam kapiler peritubulus. Reabsorbsi tubulus adalah suatu proses yg sangat selektif. Di dalam filtrate glomerulus , semua konstituen, kecuali protein plasma berada dalam konsentrasi yg sama dgn konsentrasi di plasma. Umumnya jumlah setiap bahan yg direabsorbsi adalah jumlah yg diperlukan untuk mempertahankan komposisi dan volume lingkungan cairan internal yg sesuai. Nasib berbagai bahan yang difiltrasi oleh ginjal Bahan Air Natrium Glukosa Urea (suatu zat sisa) Fenol (suatu zat sisa) Presentase rata-rata bahan hasil filtrasi yg direabsorbsi 99 99,5 100 50 0 Presentase rata-rata bahan hasil filtrasi yg diekskresi 1 0,5 0 50 100

Reabsorbsi tubulus melibatkan transportasi transepitel Diseluruh panjangnya, tubulus memiliki ketebalan satu lapisan sel dan terletak berdekatan dgn kapiler peritubulus di sekitarnya. Sel-sel tubulus yang berdekatan tidak berkontak satu sama lain, kecuali di tempat mereka bersatu melalui taut erat di tepi lateral dekat membrane luminal , yg menghadap lumen tubulus. Cairan interstisium berada di celah antara sel-sel yang berdekatanruang lateral- antara tubulus dan kapiler. Taut erat umumm\nya mencegah bahan-bahan , kecuali H2O berpindah diantara sel , sehingga bahan-bahan harus lewat menembus sel untuk dapat meninggalkan lumen tubulus dan masuk ke darah. Untuk dapat direabsorbsi, suatu bahan harus melewati lima sawar terpisah : 1. Langkah 1 : bahan tersebut harus meninggalkan cairan tubulus dengan melintasi membrane luminal sel tubulus. 2. Langkah 2 : bahan tersebut harus berjalan melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sisi lainnya.

3. Langkah 3 : bahan tersebut harus menyebrangi membrane basolateral sel tubulus untuk masuk ke cairan interstisium. 4. Bahan tersebut harus berdifusi melintasi cairan interstisium 5. Bahan tersebut harus menembus dinding kapiler untuk masuk ke plasma darah.

Keseluruhan rangkaian langkah-langkah tersebut dikenal sebagai transportasi transepitel. Terdapat dua jenis reabsorbsi tubulus-reabsorbsi pasif dan reabsorbsi aktif- bergantung pada apakah diperlukan penggunaan energy local untuk memindahkan suatu bahan tertentu. Pada reabsorbsi pasif, semua langkah dalam transportasi transepitel suatu bahan dari lumen tubulus ke plasma bersifat pasif; yaitu tidak ada penggunaan energy untuk memindahkan secara nettobahan tersebut , yg terjadi karena mengikuti penurunan gradienelektrokimia atau osmotic. Di pihak lain, suatu bahan dikatakan direabsorbsi secara aktif apabila salah satu dari kelima rangkaian langkah tersebut memerlukan energy.

Mekanisme transportasi Na+ - K+ ATP ase yg bergantung energy di membrane basolateral penting untuk reabsorbsi Na+ .

Delapan puluh persen dari kebutuhan energy total ginjal digunakan untuk transportasi Na+ , yang menandai betapa pentingnya proses ini. Reabsorbsi natrium di tubulus proksimal berperan penting dalam reabsorbsi glukosa, asam amino, H2O , Cl- , dan urea. Reabsorbsi natrium di lengkung Henle , bersama dengan reabsoorbsi Cl- , berperan penting dalam kemampuan ginjal menghasilkan urin dengan konsentrasi dan volume yang berbeda-beda , bergantung pada kebutuhan tubuh untuk menyimpan atau membuang H2O. Reabsorbsi natrium di bagian distal nefron bersifat variabel dan berada di bawah control hormone, menjadi penting dalam mengatur volume CES. Reabsorbsi tersebut juga sebagian berkaitan dengan sekresi K+.

Aldosteron merangsang reabsorpsi Na+ di ubulus distal dan tubulus pengumpul; peptide netriuretik atrium menghambatknya.

Di tubulus proksimal dan lengkung Henle, presentase reabsorbsi Na+ yg difiltrasi bersifat konstan seberapapun beban Na+ (Na+ load , yaitu jumlah total Na+ di cairan tubuh, bukan konsentrasi Na+ di cairan tubuh). Reabsorbsi sejumlah kecil Na+ dibagian distal tubulus berada di bawah kotrol hormone. Tingkat reabsorbsi terkontrol ini berbanding terbalik dengan besar beban Na+ tubuh. Apabila terlalu banyak terdapat Na+ , hanya sedikit dari Na+ yg terkontrol ini direabsorbsi, bahkan Na+ dikeluarkan bersama urin, sehingga kelebihan Na+ dapat dikeluarkan dari tubuh. Di pihak lain, apabila terjadi kekurangan Na+, sebagian besar dari Na+ yg seharusnya keluar ke dalam urin dapat dihemat oleh tubuh. System hormone terpenting dan paling dikenal adalah system rennin-angiotensin-aldosteron, yang merangsang reabsorbsi Na+ di tubulus distal dan tubulus pengumpul.

Glukosa dan asam amino direabsorbsi oleh transportasi aktif sekunder yg bergantung pada Na+ Sejumlah besar molekul organic yg mengandung nutrisi, misalnya glukosa dan asam amino di filtrasi setiap harinya, karena zat-zat ini secara normal direabsorbsi secara totalkembali ke darah oleh mekanisme yang bergantung energy dan Na+ yg terletak di tubulus proksimal , mereka biasanya tidak diekskresikan dalam urin. Reabsorbsi yang cepat dan tuntas di awal tubulus ini mencegah hilangnya nutrient-nutrien organic yg penting ini. Kecuali Na, bahan yang direabsorpsi secara aktif memperlihatkan maksimum transportasi, semua bahan yang direbsorpsi secara aktif berikatan dengan pembawa yang berada di membrane yang memindahkan mereka menembus membrane melawan gradient konsentrasi. Setiap pembawa bersifat spesifik untuk jenis bahan yang dapat mereka angkut; sebagai contoh, pembawa kontransportasi glukosa tidak dapat mengangkut asam amino atau sebaliknya. Karena di sel yang melapisi tubulus jumlah masing-masing jenis pembawa terbatas, jumlah suatu bahan yang secara aktif dipindahkan dari cairan tubulus dalam rentang waktu tertentu memiliki batas maksimum. Kecepatan reabsorpsi maksimum tercapai apabila, semua pembawa yang spesifik untuk suatu bahan terisi penuh atau jenuh, sehingga mereka tidak dapat lagi mengangkut tambahan penumpang. Tidak hanya reabsorpsi aktif sekunder glukosa dan asam amino yang dikaitkan dengan pompa NaK basolateral, tetapi reabsorpsi pasif Cl-, H20, urea juga bergantung pada mekanisme reabsorpsi aktif Na+ ini.

SEKRESI TUBULUS Proses sekresi yang terpenting adalah H+, K+, dan ion-ion organic Sekresi ion Hidrogen Tingkat sekresi H+ bergantung pada keasaman cairan tubuh. Sebaliknya sekresi H+ berkurang apabila konsentrasi H+ didalam cairan tubuh terlalu rendah.

Sekresi ion Kalium Selama keadaan kekurangan K+, sekresi K+ dibagian distal nefron berkurang hingga minimum, sehingga hanya sebagian kecil K+ yang difiltrasi dan lolos dari reabsorpsi di tubulus proksimal

diekskresikan dalam urin. Dengan cara ini, K+ yang dalam keadaan normal akan keluar melalui urin tertahan dalam tubuh. Sekresi Ion-Ion organic Pertama, dengan menambahkan lebih banyak ion organic tertentu ke cairan tubulus yang sudah mengandung bahan yang bersangkutan melalui proses filtrasi, jalur sekretorik organic ini mempermudah ekskresi bahan-bahan tersebut. Yang termasuk dalam ion organic tersebut adalah: zat-zat perantara kimiawi yang terdapat dalam darah, misalnya golongan prostaglandin. Kedua, pada beberapa keadaan penting, ion organic secara ekstensif tetapi tidak ireversibel terikat ke protein plasma. Ketiga, kemampuan system sekresi ion organic mengeliminasi banyak senyawa asing dari tubuh. System ion organic dapat mensekresikan sejumlah besar ion organic yang berbeda-beda, baik yang diproduksi secara endogen maupun ion organic asing yang masuk kedalam tubuh.

You might also like