You are on page 1of 10

Working Paper Series No.

3
November 2006, First Draft
BEBAN KERJA DAN KINERJA DOSEN POLTEKES
PADANG
Lisnayetti, Mubasysyir Hasanbasri
Komentar kirim ke:
mhasanbasri@ugm.ac.id
-Tidak Untuk Disitasi-
Program Magister Kebifakan dan Manafemen Pelavanan Kesehatan,Universitas Gadfah Mada
Yogvakarta, 2006
2
Beban Kerja Dan Kinerja Dosen PoItekes Padang
Lisnayetti, Mubasysyir Hasanbasri
Intisari
Selain dalam pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengabdian masyarakat, dosen mempunyai tugas administratif di lembaga
pendidikan. Beban kerja administratif, ditambah dengan kegiatan belajar
di klinik, laborarium, maupun masyarakat merupakan masalah, jika beban
tidak dibagi secara proporsional. Penelitian ini mempelajari kinerja
pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat, serta
apakah kinerja ini terkait dengan pangkat dan golongan, masa kerja,
pendidikan, dan beban kerja mereka.
Penelitian cross sectional ini menyebarkan kuesioner kepada 120
dosen Politeknik Kesehatan Padang pada bulan Februari 2006. Peneliti
menggunakan jawaban selalu dikerjakan sebagai kriteria yang baik,
dibanding jawaban sering atau tidak dikerjakan. Beban kerja tinggi
didefisinikan sebagai lebih tinggi dari rata-rata beban kerja secara
keseluruhan.
Tujuh puluh delapan persen dosen memperlihatkan kinerja
pendidikan dan pengajaran yang baik. Meskipun demikian, penggunaan
alat peraga dan alat audio visual sebagai alat bantu perkuliahan masih
rendah. Hanya delapan belas persen dosen mempelihatkan kinerja
penelitian yang baik, dan hanya 10 persen dengan kinerja pengabdian
masyarakat yang baik. Enam puluh tiga persen dosen memiliki beban
kerja yang tinggi. Dosen yang mempunyai pangkat dan golongan, masa
kerja, dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memperlihatkan kinerja
yang lebih baik. Sesuai dengan perkiraan, dosen yang memiliki beban
kerja tinggi memperlihat kinerja yang lebih buruk daripada yang berbeban
kerja rendah.
Meskipun pangkat, masa kerja dan pendidikan berhubungan
dengan kinerja, beban kerja yang tinggi menunjukkan kinerja yang rendah.
Beban yang tinggi ini harus menjadi perhatian kepala lembaga dalam hal
pembagian kerja yang lebih proporsional
3
The ReIationship Between Lecturers' WorkIoad And Performance In
HeaIth Training Institute Of Padang
Abstract
Aside from teaching, research, and community social activities,
lecturers in the Health Training nstitute also serve as administrators. All of
these burden could affect performance if there is no proportional
distribution of work. This study examine the relationship of performance
with workload, position, length of work, and educational status.
This cross sectional study asked 120 lecturers to fill a questionnaire
designed to measure lecturer performance in February 2006. We define
good practice if the answer to a question is "always done. High workload
is defined by values above the average.
Although seventy eight percent of lecturers show good educational
and learning practices, the use of teaching aids is still low. Only 18 percent
involve in research activities and 10 percent in community social activities.
Position, lengh of work, and educational status have a positive relationship
with the performance. Lecturers with a high workload show performance
lower than those with a low workload.
n summary, although position, length of work, educational level are
related positively to performance, workload show negative impact on
performance. High workload is related to low performance. High workload
should become the attention of the management in work distribution
among lecturers.
4
Latar BeIakang
Pendidikan tenaga kesehatan diupayakan untuk menghasilkan
lulusan yang memiliki kompetensi meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotor sehingga dapat memberi pelayanan kesehatan yang prima
yang memuaskan pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut dosen
sebagai tenaga pengajar harus memiliki kemampuan dan kinerja yang
baik. Politeknik Kesehatan Padang merupakan salah satu institusi
pendidikan yang menghasilkan lulusan tenaga kesehatan. Keberhasilan
dosen dalam proses belajar mengajar ditentukan oleh kinerja dosen
sebagai tenaga pendidik. Kinerja dosen baik maka hasil proses belajar
mengajar akan baik dan mutu lulusan juga baik. Kinerja dosen penting
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang optimal
1,2
.
Politeknik Kesehatan Padang menyelenggarakan pendidikan
profesional dengan mengutamakan peningkatan kemampuan penerapan
ilmu pengetahuan serta lebih mengarah pada kesiapan penerapan pada
keahlian tertentu. Perkuliahan di Politeknik Kesehatan Padang terdiri dari
teori dan praktek. Nilai kredit pengalaman belajar teori untuk 1 SKS, waktu
tatap muka dosen dengan mahasiswa adalah 1x60 menit dalam
seminggu. Proses belajar praktek terdiri dari praktek laboratorium dan
praktek klinik atau kerja lapangan. Proses belajar praktek laboratorium 1
SKS, berarti waktu untuk praktek laboratorium adalah 2x60 menit dalam
seminggu. Proses belajar klinik atau lapangan 1 SKS berarti waktu yang
digunakan untuk praktek diklinik atau lapangan 4x60 menit dalam
seminggu.
2
Politeknik Kesehatan Padang sebagai penyelenggara
pendidikan profesional dalam perkuliahan meliputi teori, praktek
laboratorium dan klinik menyebabkan jumlah pertemuan terjadwal antara
dosen dengan mahasiswa memerlukan waktu yang banyak. Sebagian
besar mata kuliah selalu diikuti dengan praktek laboratorium atau klinik.
Perbandingan antara dosen pembimbing praktek dengan mahasiswa
adalah 1:10 sampai 1:20, dengan demikian waktu dosen lebih banyak
digunakan untuk kegiatan belajar mengajar berupa teori, praktek
laboratorium dan klinik
3
.
Dosen Politeknik Kesehatan Padang disamping melaksanakan
kewajiban sehari-hari sebagai pengajar dan pendidik juga melaksanakan
tugas lain
4
. Jabatan dalam organisasi Program Studi Politeknik Kesehatan
sebagian besar dipegang oleh dosen, beban kerja dosen jadi bertambah.
Dosen disamping tenaga pendidik dan pengajar bertanggungjawab
terhadap tugas lain yaitu menjabat sebagai tenaga sruktural dalam
organisasi program studi. Hal ini Beberapa berpengaruh terhadap kinerja
dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi
pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
5
Metode PeneIitian
Penelitian deskriptif analitik dengan jenis cross sectional study. Unit
analisis penilitian adalah dosen Politeknik Kesehatan Padang, jumlah
responden 120 orang. Variabel independen yaitu beban kerja, pangkat
dan golongan, masa kerja, pendidikan dan jenis kelamin dosen. Variabel
dependen adalah kinerja dosen. nstrumen penelitian berupa kuesioner
beban kerja yang diisi oleh dosen, dan kuesioner kinerja diisi oleh Ketua
Program Studi. Analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan variabel-
variabel penelitian dalam bentuk univariat dan bivariat.
HasiI Dan Pembahasan
Kinerja
Kinerja dosen sebagai pelaksana Tri Dharma Perguruan Tinggi
dalam bidang pendidikan dan pengajaran disajikan pada Tabel 1.
TabeI 1. Persentase Kinerja Dosen dan Pengajaran
HaI Kinerja
Menggunakan alat peraga 42,5
Menggunakan alat audio visual 59,2
Mengajukan buku pegangan 65,8
Menyiapkan hand out setiap perkuliahan 71,2
Membina bidang akademik dan kemahasiswaan 72,5
Melakukan evaluasi perkuliahan 75
Membuat satuan acara pengajaran 81,7
Mengaitkan kuliah dengan manfaat keilmuan lain 82,5
Menepati jadwal kuliah 83,3
Membimbing praktek kerja lapangan 84,2
Melakukan penilaian dengan objektif 85
Membimbing tugas akhir mahasiswa 85,8
Penguji pada ujian akhir program 85,8
Membimbing seminar mahasiswa 90
Menyesuaikan kuliah dengan kemajuan pengetahuan 90,8
Penggunaan alat peraga rendah berkaitan dengan jumlah alat yang
tidak memadai. Sebagian mata kuliah tidak mempunyai alat peraga.
Sebagian dosen kurang memiliki kemampuan untuk memaksimalkan
penggunaan alat peraga. Masih ada dosen yang tidak menguasai alat
peraga. Sebagian besar dosen lebih memilih metode konvensional berupa
ceramah di depan kelas, tanpa harus memakai alat peraga
5,6,7,8
.
6
TabeI 2. Kinerja Dosen daIam Bidang PeneIitian (N = 120)
HaI Kinerja
Menerjemahkan atau menyadur buku ilmiah 5,8
Membuat rencana usulan penelitian 9,2
Membuat tulisan dalam artikel majalah atau buku 9,2
Melaksanakan penelitian 10,8
Menghasilkan karya penelitian 11,7
Mengikuti bimbingan dari lembaga penelitian 25,8
Menetapkan tujuan penelitian yang operasional 29,2
Mencari studi kepustakaan yang relevan 30,8
Melakukan penelitian sesuai bidang 31,7
Keterbatasan dosen dalam penguasaan bahasa asing
menyebabkan minat dan kemauan dosen menterjemahkan buku-buku
ilmiah rendah, serta membawa dampak pada penyaduran dan
penterjemahan buku teks. Kinerja dosen rendah dalam bidang penelitian
terkait dengan faktor dana penelitian yang menyebabkan jumlah penelitian
kecil. Kemampuan dosen membuat usulan penelitian yang bermutu juga
masih kurang. Sarana dan prasarana penelitian belum memadai. Buku-
buku bermutu yang disadur ke Bahasa ndonesia, jurnal, internet untuk
mengakses dan mendownload jurnal dan e-books tentang kesehatan
belum tersedia. Dosen belum terpapar pada perkembangan kemajuan
pendidikan dan kesehatan di dalam dan luar negeri terutama mengenai
hasil-hasil penelitian terbaru. Hal ini menyebabkan dosen tidak termotivasi
untuk melaksanakan penelitian
9,10
. Manajemen lembaga belum memiliki
panduan tentang kewajiban dosen dalam melakukan penelitian dan
menghasilkan karya tulis. Jumlah minimal penelitian yang harus dihasilkan
oleh seorang dosen per tahun belum diatur. Akibatnya, banyak dosen
yang merasa bahwa penelitian bukan merupakan tugas pokok .
TabeI 3. Kinerja Dosen DaIam Bidang Pengabdian Masyarakat
HaI Kinerja
Membuat karya pengabdian pada masyarakat 7,5
Memberi latihan, penyuluhan, penataran di masyarakat 8,3
Mengembangkan produk pembelajaran sesuai konteks 8,3
Membuat proposal pengabdian masyarakat 9,2
Melaksanakan pengabdian masyarakat 10,8
Evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat 11,7
Memberi pelayanan masyarakat 15,8
7
Persentase kinerja dosen Politeknik Kesehatan Padang untuk
pengabdian masyarakat kurang. Secara rinci, 7,5% dosen yang membuat
atau menulis karya pengabdian pada masyarakat. Kinerja dosen kurang
terlihat dalam melaksanakan latihan, penyuluhan, penataran dan
pengembangan hasil pendidikan dan penelitian yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat. Jumlah pengabdian masyarakat yang sedikit berkaitan
dengan sarana dan prasarana yang kurang dan tidak ada aturan yang
mewajibkan pengabdian masyarakat. Hal ini disebabkan jumlah penelitian
dosen rendah dalam hal kondisi kesehatan masyarakat Sumatera Barat
maupun di sekitar kampus. Dosen belum memahami kebutuhan
masyarakat dan program apa yang cocok dilaksankan.
TabeI 4. Kinerja Dosen daIam PeIaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi
Persentase
Kinerja
Baik Kurang
Pendidikan dan pengajaran 77,7 22,3
Penelitian 18,2 81,8
Pengabdian masyarakat 10,2 89,8
Analisis kinerja dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi memberikan gambaran bahwa kinerja dosen yang baik adalah
dalam bidang pendidikan dan pengajaran 77,7%, tetapi untuk penelitian
kinerja baik hanya 18,2%, begitu juga dengan pengabdian masyarakat
kinerja baik 10,2%. Keterbatasan dana dan tidak ada peraturan secara
detail dan jelas yang mewajibkan dosen melakukan penelitian dan
pengabdian masyarakat. Keputusan yang mewajibkan institusi pendidikan
kesehatan melaksanakan sejumlah program pengabdian masyarakat
belum ada. Tugas utama dosen mengajar sehingga dosen di Politeknik
Kesehatan Padang hanya mengerjakan tugas utama tersebut walaupun
penelitian dan pengabdian masyarakat termasuk tugas pokok dosen.
Kinerja dosen secara keseluruhan ada pada Tabel 5.
TabeI 5. Kinerja Dosen PoIiteknik Kesehatan Padang
Kinerja N %
Baik 56 46,7
Kurang 64 53,3
Beban Kerja
Beban kerja dosen yang diteliti adalah beban mengajar yang
meliputi pertemuan dikelas, bimbingan praktek laboratorium dan
bimbingan klinik. Beban kerja yang lain yaitu bimbingan akademik dan
8
tugas tambahan. Jumlah jam yang dipergunakan dosen untuk kuliah paling
tinggi kurang dari 6 jam yaitu 51,7%, bimbingan praktek 6-12 jam yaitu 59,2%,
dan bimbingan 6-12 jam yaitu 40%. Beban kerja dosen terbanyak dalam hal
waktu yang digunakan untuk melaksanakan tugas mengajar karena
merangkap mengajar beberapa mata kuliah. Dosen juga bertanggung
jawab terhadap bimbingan praktek laboratorium serta klinik. Bimbingan
praktek melibatkan banyak dosen, karena perbandingan dosen
pembimbing dengan mahasiswa adalah 1:10 sampai 1:20.
TabeI 6. Persentase Beban Kerja Dosen
JumIah Jam
Beban Kerja
< 6 6 -12 >12
Tatap muka dikelas 51,7% 48,3% -
Bimbingan praktek 17,5% 59,2% 22,5%
Bimbingan klinik 27,5% 40,0% 20,0%
Bimbingan akademik 86,7% 11,7% 1,6%
Tugas tambahan 8,3% 10,0% 20,0%
Beban kerja dosen yang normal sesuai dengan Surat Dirjen Dikti
No.3298/D/T/99 untuk pengajaran adalah 6 SKS setara dengan 18 jam
perminggu yang terdiri dari 6 jam tatap muka dan 12 jam persiapan
menyusun bahan kuliah. Tujuh puluh enam dosen mempunyai beban
kerja antara 6-12 jam per minggu artinya beban kerja dosen dalam
pengajaran tinggi, jumlah waktu tatap muka dosen dengan mahasiswa
lebih banyak. Dosen dengan beban kerja rendah sebanyak 44 orang
(Tabel 7.)
TabeI 7. Beban Kerja Dosen PoIiteknik Kesehatan Padang
Beban Kerja N %
Tinggi 76 63,3
Rendah 44 36,7
Beban Kerja dan Kinerja
Beban kerja berhubungan dengan kinerja dosen, beban kerja tinggi
kinerja kurang. Beban kerja yang tinggi menyebabkan berkurangnya
kesempatan dosen dalam mempersiapkan materi, mempersiapkan
metode dan media untuk pengajaran. Selain itu beban kerja yang tinggi
juga menyebabkan berkurang waktu yang bisa dipakai oleh dosen dalam
meningkatkan kemampuan dan pengetahuan individu dosen itu sendiri,
seperti kemampuan menguasai bahasa asing, waktu untuk
mempersiapkan dan melaksanakan penelitian dan pengabdian pada
masyarakat. Beban kerja yang tinggi juga menyebabkan berkurangnya
waktu yang bisa dipakai dosen dalam mendapatkan informasi terkini
9
dalam dunia kesehatan dan pendidikan kesehatan, perkembangan
teknologi, perkembangan teori dan metode terbaru dalam pelayanan
kesehatan dan pendidikan kesehatan.
TabeI 8. Kinerja Berdasarkan Beban Kerja Dosen
Kinerja
Beban Kerja
Kurang Baik
Rendah 50,0% 50,0%
Tinggi 55,3% 44,7%
Kinerja Dosen Berdasarkan Karakter Responden
Dosen denga masa kerja lebih lama memperlihatkan kinerja lebih
baik karena mempunyai pengalaman yang lebih luas. Lama kerja
memberikan pengaruh terhadap prestasi kerja
11
. Dosen dengan latar
belakang pendidikan lebih tinggi menunjukkan kinerja lebih baik. Kinerja
dosen S-2 lebih baik karena pengetahuan lebih luas dan produktifitas
kerja lebih baik
12,13,14
.
TabeI 9. Persentase Kinerja Dosen Berdasarkan Karakter Responden
No Karakteristik Responden Kinerja
1
Pangkat dan Golongan
Golongan a, b
Golongan c,d
Golongan V
38,3
50,0
66,7
2
Masa kerja
1 10 tahun
11 20 tahun
> 20 tahun
37,9
47,1
56,5
3
Pendidikan
S-1
S-2

38,9
58,3
4
Jenis kelamin
Perempuan
Laki-laki
37,0
61,7
KesimpuIan
Penggunaan alat peraga dan penggunaan alat bantu audio visual
yang terbatas mengurangi kinerja dosen. Dosen lebih menyukai metode
mengajar ceramah daripada dengan menggunakan alat peraga. Kinerja
dosen dibidang pendidikan dan pengajaran lebih baik daripada bidang
penelitian dan pengabdian masyarakat. Enam puluh tiga persen dosen
memiliki beban kerja yang tinggi. Meskipun pangkat, masa kerja dan
pendidikan berhubungan dengan kinerja, beban kerja yang tinggi
memperlihatkan kinerja yang rendah.
10
Daftar Pustaka
1
Adimidjaja, T.K. (2003) Optimalisasi Peran Fungsi Tenaga Dosen di
Politeknik Kesehatan. Jakarta
2
Politeknik Kesehatan Padang. (2005) Buku Panduan Politeknik Kesehatan
Padang Tahun Akademik 2005/2006. Padang
3
Politeknik Kesehatan Padang. (2005) Buku Panduan Politeknik Kesehatan
Padang Tahun Akademik 2005/2006. Padang
4
Genoveva dan Elizabeth,V.M. (2004) Menyusun Sistem Penilaian Kinerja
Dosen yang Mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi. [nternet],
Tersedia dalam: <http://www.depdiknas.go.id> [Diakses 20 Agustus 2005]
5
Riduwan, (2002) Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung:
Alfabeta
6
Soeprihanto, J. (2001), Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan,
Jakarta: BPFE
7
Usman, M. (2005) Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
8
Uwes, S. (1999) Manajemen Pengembangan Mutu Dosen. Jakarta: CV Mas
Agung
9
Kurniawan, K. (2005) Mengapa Publikasi Kita Rendah. [nternet] Tersedia
dalam <http://www.pikiran_rakyat.com> [Diakses 1 Agustus 2006]
10
Astuti, P.P. (2006) Macetnya Kegiatan Riset di Berbagai Perguruan
Tinggi. [nternet]. Tersedia dalam: <http://www.intra.lipi.go.id> [Diakses
1 Agustus 2006]
11
lyas, Y. (2002) Kinerja Teori, Penilaian, dan Penelitian. Depok: Pusat
Kajian Ekonomi Kesehatan FKMU
12
Thoha, M. (1990) Perilaku Organisasi, Bandung: Rajawali
13
Siagian, S.P. (1994) Manajemen Strategik, Jakarta: Bumi Aksara
14
Robbins, S. P. (2001) Perilaku Organisasi, Konsep, Motivasi, Aplikasi
(terjemahan), Jakarta: Prehallindo

You might also like