You are on page 1of 15

KONSEP MOL

KELOMPOK 1 : AHMAD WINARKO AGAZZI GAUTAMA CHANDRA TRIKUSUMA FAISAL BUDIKUSUMAH BANU ADJIE JUFRY ANGGAR FERDY IMMANUEL FURQON AHDA

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS TRISAKTI

A. PEMBAHASAN KONSEP MOL

Mol adalah satuan dasar SI yang mengukur jumlah zat.[1] Istilah "mol" pertama kali diciptakan oleh Wilhem Ostwald dalam bahasa Jerman pada tahun 1893,[2] walaupun sebelumnya telah terdapat konsep massa ekuivalen seabad sebelumnya. Istilah mol diperkirakan berasal dari kata bahasa Jerman Molekl. Nama gram atom dan gram molekul juga pernah digunakan dengan artian yang sama dengan mol,[1][3] namun sekarang sudah tidak digunakan. Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat suatu sistem yang mengandung "entitas elementer" (atom, molekul, ion, elektron) sebanyak atom-atom yang berada dalam 12 gram karbon-12.[1] Sehingga:

satu mol besi mengandung sejumlah atom yang sama banyaknya dengan satu mol emas;

satu mol benzena mengandung sejumlah molekul yang sama banyaknya dengan satu mol air;

jumlah atom dalam satu mol besi adalah sama dengan jumlah molekul dalam satu mol air. Terdapat miskonsepsi yang umum bahwa mol didefinisikan menurut tetapan

Avogadro (juga disebut "bilangan Avogadro"). Namun kita tidak perlulah mengetahui jumlah atom ataupun molekul yang ada dalam suatu zat untuk menggunakan satuan mol,[3] dan sebenarnya pula pengukuran jumlah zat dilakukan pertama kali sebelum adanya teori atom modern. [4] Definisi mutakhir mol disepakati pada tahun 1960-an.[1][3] Sebelumnya, definisi mol didasarkan pada berat atom hidrogen, berat atom oksigen, dan massa atom relatif oksigen16. Keempat definisi ini memiliki tingkat perbedaan yang lebih kecil dari 1%. Metode yang paling umum untuk mengukur jumlah zat adalah dengan mengukur massanya dan kemudian membagi nilai massanya dengan massa molar zat tersebut.[5] Massa molar dapat dihitung dengan mudah dari nilai tabulasi bobot atom dan tetapan massa molar (didefinisikan sebagai 1 g/mol). Metode lainnya meliputi penggunaan volume molar ataupun pengukuran muatan listrik.

Sejak diadopsinya mol ke dalam Satuan SI, terdapat sejumlah kritikan yang mengkritik penggunaan mol yang disamakan dengan satuan meter dan detik.[3] Kritikan yang ada dapat diringkas sebagai berikut:

jumlah zat bukanlah benar-benar kuantitas fisik (ataupun dimensi) yang sebenarnya. Ia bertumpang tindih dengan satuan massa, sehingga mol tidak seharusnyalah menjadi satuan dasar;

mol hanyalah suatu cara untuk merujuk pada nilai jumlah yang sangat besar.

Dalam kimia telah lama diketahui sejak dicetuskannya Hukum perbandingan tetap oleh Joseph Proust, bahwa pengetahuan hanya pada massa tiap-tiap komponen dalam suatu sistem kimiawi tidaklah cukup untuk mendefinisikan sistem kimiawi tersebut. Jumlah zat yang diekspresikan sebagai massa haruslah dibagi dengan suatu "nilai perbandingan tetap", sehingga ia barulah mengandung informasi yang hilang dari pengukuran massa. Seperti yang ditunjukkan oleh John Dalton pada Hukum tekanan parsial tahun 1803, pengukuran massa tidaklah seperlunya dilakukan untuk mengukur jumlah zat. Terdapat banyak hubungan fisik antara jumlah zat dengan kuantitas fisik lainnya (conotohnya hubungan dalam hukum gas ideal). Istilah "mol" pertama kali digunakan dalam buku teks untuk mendeskripsikan sfiat-sifat koligatif ini. Terdapat pula miskonsepsi bahwa mol hanyalah berfungsi sebagai alat bantu hitung.[6] Miskonsepsi ini didasarkan pada pandangan bahwa satu mol didefinisikan menurut tetapan Avogadro, sehingga satu mol adalah sama dengan 6,0221417923 1023 entitas elementer. Sebenarnya tetapan Avogadrolah yang didefinisikan menurut satuan mol tersebut, dan bukan sebaliknya. Misalnya terdapat suatu pengukuran satu mol silikon. Silikon berbentuk padat pada suhu kamar, dan metode pengukuran zat tersebut yang paling mudah adalah dengan menimbangnya. Dengan menggunakan tabel referensi, ditemukan bahwa bobot atom silikon adalah 28,0855.[7] Dengan mengalikannya dengan tetapan massa molar Mu, kita akan dapatkan massa molar. Asumsikan bahwa pengukuran tersebut dilakukan dalam satuan gram, sehingga, Mu = 1 g/mol, maka massa molar silikon tersebut adalah 28,0855 g/mol. Sehingga,

28,055 g silikon adalah sama dengan satu mol silikon. Dalam hal ini, tetapan Avogadro tidak berperan penting sama sekali. Menghitung (atau mengukur) jumlah atom dalam 28,0855 g silikon barulah akan mengantarkan kita pada nilai tetapan Avogadro, NA.

1 mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau molekul-molekulnya sebesar bilangan Avogadro dan massanya = Mrsenyawa itu. Jika bilangan Avogadro = L maka : L = 6.023 x 1023 1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut. 1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersehut. Massa 1 mol zat disebut sebagai massa molar zat

Contoh: Berapa molekul yang terdapat dalam 20 gram NaOH ?

Jawab: Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40 mol NaOH = massa / Mr = 20 / 40 = 0.5 mol Banyaknya molekul NaOH = 0.5 L = 0.5 x 6.023 x 1023 = 3.01 x 1023molekul.

Mol merupakan satuan jumlah dalam kimia 1. Hubungan Mol dengan Massa Zat Untuk unsur

Untuk senyawa

Keterangan: m = massa (gram) n = mol Ar = massa atom relatif Untuk senyawa Mr = massa molekul relatif

Contoh soal 1. Tentukan massa dari 2 mol amoniak (Mr NH3 = 17) Jawab: m= n x Mr = 2 x 17 = 28 gram 2. Hitunglah jumlah mol dari besi dengan massa 28 gram ( Ar Fe = 56) Jawab: n = m / Ar = 28/56 = 0,5 mol

2. Hubungan Mol dengan partikel Jumlah partikel dalam 1 mol (12 gram C-12) yang ditetapkan melalui eksperimen dan didapatkan 6,02 x 10 23. Selanjutnya bilangan 6,02 x 10 23 disebut sebagai tetapan

Avogadro dengan lambang L

Keterangan: n = mol N = Jumlah partikel/atom/molekul NA = konstanta Avogadro(6,02 x 1023)

B. Contoh soal : 1. Tentukan jumlah atom tembaga dalam 2 mol tembaga! Jawab: N = n x NA= 2 x 6,02 .10 23 = 12,04. 1023 atom 2. Hitunglah jumlah mol dalam 3,01 x 1025 molekul O2! Jawab:

= 50 mol

3. Hubungan Mol dengan Volume "Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah mol yang sama. Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas volumenya 22.4 liter volume ini disebut sebagai volume molar gas.

Keterangan V STP (liter)= volume pada kondisi STP (0o C 1 atm) n = mol Pada suhu dan tekanan yang bukan standar (suhu 00 C , tekanan 1atm), maka volume dapat dihitung dengan persamaan gas ideal

Keterangan : P = tekanan gas (atm) V = volume gas n = jumlah mol R = tetapan gas 0,082 L atm/mol K T = Suhu mutlak gas (Kelvin ) 0 Kelvin = 273 0C

Contoh: 1. Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu 273o C dan tekanan 1 atm ? (Ar: H = 1 ; N = 14) Jawab: mol amoniak = m/Mr = 8,5/ (Ar N +3 Ar H) = 8,5 / 14+ 3 = 8,5 /17 = 0,5 mol Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter

2. Berapa liter volume 9 gram uap air (Mr =18) yang diukur pada keadaan 270 C dan tekanan 1 atmosfer?

Jawab: Mol air = m/Mr = 9/18 = 0,5 mol T = 27 + 273 = 300 Kalvin PV = nRT

Soal latihan 1. Tentukan massa SO3 yang mengandung jumlah partikel sebanyak 3,01 x 10 21 molekul! (Ar S =32, O=16, L=6,02 . 1023) 2. Hitunglah massa atom relatif 11 gram gas Y dengan volume pada keadaan STP! 3. Jumlah atom dalam 3 mol metana (CH4)! 4. Hitunglah massa dari 10 liter gas butana (C4H10) diukur pada 250C dan tekanan 100 atm! (Ar C= 12, H =1)! 5. Pada tekanan dan suhu tertentu , 500 ml gas H2 mengandung n molekul. Hitunglah jumlah molekuk gas NH3 yang pada kondisi tersebut volumenya 100 ml!

Hukum Gay Lussac Joseph Louis Gay Lussac (1778-1850), seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis, pada tahun 1808 mengadakan penelitian dengan melakukan pengukuran terhadap volume gas-gas yang terlibat dalam suatu reaksi. Berdasarkan hasil penelitiannya, Gay Lussac merumuskan suatu hukum yang menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi merupakan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Untuk dapat lebih memahami hasil penelitian Gay Lussac, perhatikan contoh-contoh berikut ini. 1) Satu liter gas hidrogen bereaksi dengan satu liter gas klorin, menghasilkan dua liter gas hidrogen klorida. H2 (g) + Cl2 (g) ? 2 HCl (g) 8

1L 1L 2L Perbandingan volume gas H2 : gas Cl2 : gas HCl = 1 : 1 : 2 2) Satu liter gas nitrogen bereaksi dengan satu liter gas hidrogen menghasilkan dua liter gas amonia. N2 (g) + 3H2 (g) ? 2 NH3 (g) 1L 3L 2L Perbandingan volume gas N2 : gas H2 : gas NH3 = 1 : 3 : 2 Dari beberapa contoh diatas, diperoleh perbandingan dengan bilangan yang bulat dan sederhana.

Hukum Avogadro Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro (1776-1856), seorang ahli fisika dari Italia menjelaskan hukum Gay Lussac dengan mengajukan suatu hipotesis yang selanjutnya dikenal sebagai teori Avogadro. Avogadro mengajukan suatu pemikiran bahwa bukan hanya senyawa saja, yang memiliki partikel dasar berupa atom-atom, tetapi juga beberapa unsur diatomik seperti hidrogen, oksigen, klorin, nitrogen, dan hidrogen klorida. Menurut Gay-Lussac, perbandingan antara volume gas nitrogen, gas hidrogen, dan gas amoniak yang mempunyai persamaan reaksi N2(g) + 3H2(g) ? 2NH3(g) adalah 1:3:2. Dari gambaran di atas, terlihat bahwa satu atom nitrogen bereaksi dengan tiga atom hidrogen membentuk dua molekul amoniak. Lambang N2 menunjukkan satu molekul nitrogen yang terdiri atas dua atom nitrogen. Lambang H2 menunjukkan satu molekul hidrogen yang terdiri atas dua atom hidrogen, dan 2 NH3 berarti dua molekul gas amoniak. Berdasarkan data diatas ini, hukum Avogadro menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang memiliki volume sama, akan memiliki jumlah molekul yang sama. contohcontoh reaksi berikut ini. 1 L H2 (g) + 1 L Cl2 (g) ? 2 L HCl (g) x molekul H2 (g) + x molekul Cl2 (g) ? 2x molekul HCl (g) Persamaan reaksinya: 9

H2 (g) + Cl2 (g) ? 2 HCl (g) 2 L H2 (g) + 1 L O 2 (g) ? 2 L H2O (g) 2x molekul H2 (g) + x molekul O 2 (g) ? 2x molekul H2O (g) Persamaan reaksinya: 2H2 (g) + O 2 (g) ? 2 H2O (g)

PENGGUNAAN MOL
Dalam subbab ini kita tekankan hubungan antara mol dengan massa dan volume yang didasarkan pada rumus kimia. Apakah untuk membuat obatobatan, memperoleh logam-logam dari bijihnya, mempelajari pembakaran bahan bakar roket, mensintesis senyawa-senyawa baru, atau menguji hipotesis, ahli-ahli kimia juga memerlukan pertimbangan mol dan massa yang berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia. Hubungan tersebut diperoleh dari persamaan kimia. 1. Penggunaan Massa Molar dalam Stoikiometri Perhatikan reaksi pembakaran metana di udara untuk membentuk karbondioksida dan air, dengan persamaan reaksi berikut.

CH4 (g) + 2 O2 (g) ? CO2 (g) + 2 H2O (l)

Koefisien reaksi dengan konsep mol merupakan angka banding mol zat yang tepat bereaksi dengan mol zat yang terjadi. Sehingga dalam reaksi pembakaran metana, dapat dinyatakan sebagai: 1 mol CH4 tepat bereaksi dengan 2 mol O2 1 mol CO2 dihasilkan untuk setiap 1 mol CH4 yang bereaksi 2 mol H2O dihasilkan untuk setiap 1 mol CO2 yang dihasilkan. Selanjutnya, kita dapat mengubah pernyataan tersebut ke dalam faktor konversi yang diketahui sebagai faktor-faktor stoikiometri. Faktor stoikiometri berhubungan dengan zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia yang didasarkan pada mol.

Walaupun mol penting dalam dasar perhitungan persamaan kimia, kita tidak mengukur jumlah molar secara langsung. Kita

10

menghubungkannya dengan jumlah tersebut bila mengukur massa dalam gram atau kilogram, volume dalam mililiter atau liter dan seterusnya. Jika jumlah zat-zat diketahui massanya, kita dapat menggunakan 4 tahap pendekatan seperti dibawah ini: Tahap 1. Tulislah persamaan reaksi yang sudah disetarakan Tahap 2. Ubahlah gram menjadi mol menggunakan massa molarnya (untuk reaktan dan produk) Tahap 3. Faktor stoikiometri diperoleh dari persamaan yang telah disetarakan untuk perubahan dari mol zat-zat yang dimaksud Tahap 4. Gunakan massa molar untuk mengubah mol zat yang diinginkan menjadi massa dari zat tersebut

Kesetaraan Stoikiometri Unsur- Unsur dalam Satuan Rumus Kesetaraan stoikiometri antara unsur-unsur dalam satuan rumus misalnya molekul, adalah perbandingan atom atau perbandingan mol dalam satuan rumus tersebut. Konsep mol dapat digunakan untuk menggambarkan perbandingan atom dalam senyawa, misalnya molekul air, H2O. Subskrip dalam rumus kimia molekul H2O memberikan informasi bahwa perbandingan atom H dengan atom O dalam air adalah 2 atom H setara dengan 1 atom O atau jika dinyatakan dalam satuan lusin dan mol berturut-turut adalah 2 lusin atom H setara dengan 1 lusin atom O dan 2 mol atom H setara dengan 1 mol atom O.

Kita dapat melihat bahwa dalam semua satuan perbandingan tersebut, perbandingan stoikiometrinya selalu 2 : 1. Kesetaraan stoikiometri antara atom H dan atom O dalam senyawa H2O adalah 2 mol atom H setara dengan 1 mol atom O. Kesetaraan dilambangkan dengan tanda ~. Kesetaraan secara stoikiometri antar unsur-unsur dalam senyawa H2O dapat digambarkan sebagai berikut : 1 mol molekul H2O ~ 2 mol atom H 1 mol molekul H2O ~ 1 mol atom O 1 mol atom O ~ 2 mol atom H 11

Kesetaraan tersebut dapat digunakan sebagai faktor konversi sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan soal-soal dalam perhiotungan stoikiometri.

A.MASSA ATOM RELATIF DAN MASSA MOLEKUL RELATIF 1Massa Atom Relatif (Ar) Massa atom relatif (Ar) Perbandingan massa satu atom dengan massa atom standar massa atom relatif (Ar) dari unsur X adalah: Ar X = massa 1 atom X massa1 atom H atau Ar X = massa 1 atom X 1/16 massa 1 atom O Sehingga secara umum Ar di definisikan sebagai berikut: Ar X = massa 1 atom X 1/12 massa 1 atom C-12 Contoh Soal Bila Ar Fe = 55,845 sma dan massa 1 atom 12C = 1,99 x 10-23 g, tentukan massa 1 atom besi! Penyelesaian Ar Fe = massa rata rata 1 atom Fe 1/12 massa 1 atom C-12 Massa 1 atom Fe = Ar Fe x 1/12 x massa 1 atom C-12 = 55,845 x 1/12 x 1,99 x 10-23 g = 9,26 x 10-23 g Jadi, massa 1 atom besi = 9,26 x 10-23 g 2 Massa Molekul Relatif (Mr) Perbandingan massa molekul dengan massa standar disebut massa molekul relatif (Mr), ditulis sebagai berikut: Mr = massa rata-rata 1 molekul senyawa 1/12 massa 1 atom C-12

12

Contoh Soal 1 Hitunglah Mr CaBr2, bila Ar Ca = 40,078 dan Ar Br = 79,904 Penyelesaian Mr CaBr2 = (1 x Ar Ca )+ (2 x Ar Br) = (1 x 40,078) + (2 x 79,904) = 40,078 + 159,808 = 199,886 Jadi Mr CaBr2 = 199,889 Contoh Soal 2 Bila Ar H = 1,008, Ar O = 15,999 dan massa 1 atom 12C = 1,99 x 10-23 g, Tentukan massa 200 molekul air! Penyelesaian Mr H2O = (2 x Ar H )+ (1 x Ar O) = (2 x 1,008 )+ (1 x 15,999) = 2,016 + 15,999 = 18,015

KONSEP MOL DAN BILANGAN AVOGADRO Mol adalah jumlah dari suatu zat yang mengandung jumlah satuan dasar (atom, molekul, ion) yang sama dengan atom-atom dalam 12 gisotop 12C. Jumlah partikel (atom, molekul atau ion) dalam satu mol disebut bilangan Avogadro (atau tetapan Avogadro) dengan lambang L. Amedeo Avogadro, adalah orang yang pertama kali mempunyai ide dari satuan ini. Harga L sebesar 6,02 x 1023 partikel mol-1. Dapatkah Anda bayangkanbesarnya angka itu? Seandainya dapat dikumpulkan sebanyak 6,02 x 1023 butir jagung, jagung itu dapat tertimbun di permukaan bumi Indonesia dengan mencapai ketinggian beberapa kilometer. Dari uraian di atas, maka kita dapatkan : 1 mol = L partikel 1 mol = 6,02 x 1023 / mol Rumus yang menyatakan hubungan antara mol dan jumlah partikel sebagai berikut. Jumlah partikel = mol X L Mol = jumlah paertikel L

13

C. HUBUNGAN MOL DENGAN MASSA (GRAM) Massa molar adalah bilangan yang sama dengan massa atom relatif atau massa molekul relatif, tetapi ditunjukkan dalam satuan g/mol. Rumus yang du gunakan: Gram = mol X Ar atau Mr Ar atau Mr = gram/mol Mol = gram/ar mol = gram/Mr Jumlah partikel/L = gram/Ar Jumlah partikel/L = gram/Mr

D. HUKUM-HUKUM KIMIA 1 Hukum Dalton Hukum ini menyatakan bahwa tekanan total gas sama dengan jumlah tekanan parsial tiap gas dalam campuran. P total = Pa + Pb + Pc + . . . 2 Hukum Boyle Hukum ini menyatakan bahwa pada suhu tetap volume sejumlah tertentu gas berbanding terbalik dengan tekanan. V = 1/P (T dan m tetap) V = 1/P (konstan) atau P1 V1 = P2 V2 Dengan, V1 = volume gas pada tekanan P1 (keadaan gas sebelum berubah) V2 = volume gas pada tekanan P2 (keadaan gas setelah berubah) 3 Hukum Gay Lussac Gay Lussac merumuskan suatu hukum yang menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi merupakan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Untuk dapat lebih memahami hasil penelitian Gay Lussac, perhatikan contohcontoh berikut ini. 1) Satu liter gas hidrogen bereaksi dengan satu liter gas klorin, menghasilkan dua liter gas hidrogen klorida. H2 (g) + Cl2 (g) 2 HCl (g)

14

1L 1L 2L Perbandingan volume gas H2 : gas Cl2 : gas HCl = 1 : 1 : 2 2)Satu liter gas nitrogen bereaksi dengan satu liter gas hydrogen menghasilkan dua liter gas amonia. N2 (g) + 3H2 (g) 2 NH3 (g) 1L 3L 2L Perbandingan volume gas N2 : gas H2 : gas NH3 = 1 : 3 : 2 Dari beberapa contoh diatas, diperoleh perbandingan dengan bilangan yang bulat dan sederhana. 4. Hukum Avogadro hukum Avogadro menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang memiliki volume sama, akan memiliki jumlah molekul yang sama. Secara umum pada suatu reaksi gas: aA + bB cC + dD Misalnya p liter A setara dengan q molekul. Untuk menghitung volume atau jumlah molekul zat lain (B, C atau D) dilakukan cara sebagai berikut. Volume B = koefisien A x volume A koefisien B Jumlah molekul B = Koefesien B x jumlah molekul A Koefesien A

15

You might also like