You are on page 1of 4

AERASI DAN AERATOR

Dalam proses budidaya ikan, tidak terlepas dari pengaruh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang penting untuk diperhatikan ialah kandungan oksigen terlarut di perairan. Oksigen dari udara masuk ke dalam air melalui difusi dan fotosintesis (Davydov dan Samoylenko, 1990). Difusi ini bisa dibantu oleh aerasi (Leclercq dan Hopkins, 1985). Aerasi meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut dalam air (Ludwig dan Gale, 1991; Martin, 1978). Meskipun begitu, aerasi kadang tidak bisa mencegah terjadinya kematian ikan akibat kekurangan oksigen (Boyd, 1982). Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi. Davydov dan Samoylenko (1990) mempelajari sumber-sumber pemasok oksigen di perairan. Aerasi atmosfer secara alami merupakan salah satu sumber pemasok oksigen walaupun peranannya di zona berair dangkal adalah kecil. Namun aerasi dengan bantuan manusia sanggup mentransfer oksigen dalam jumlah besar sehingga dimanfaatkan untuk memulihkan danau yang tercemar (Martin, 1978). Fungsi dari aerasi adalah: Penambahan julah oksigen Penurunan jumlah karbon dioksida Menghilangkan hidrogen sulfida (Hws), metana (CH4), dan berbagai senyawa organik yang bersifat volatile (menguap) yang berkaitan dengan rasa dan bau. Pengolahan air yang mempunyai kandungan jumlah besi dan mangan terlalu tinggi (mengurangi kandungan konsentrasi zat terlarut).

Teknik Teknik Aerasi Teknik-teknik aerasi antara lain : 1. Aerasi difusi Menghembuskan gelembung ke dalam air (umum untuk akuarium). Dalam aerasi difusi besar kecil dan lamanya gelembung udara didalam air mempengaruhi laju transfer oksigen kedalam badan air. Tehnik aerasi difusi adalah sebagai berikut: Alat dan bahan yang digunakan Blower (pompa udara) yang digunakan untuk menghasilkan dan menghembuskan udara ke dalam badan air. Selang aerasi. Selang ini berfungsi sebagai penghubung antara blower dengan batu aerasi untuk mengalirkan udara. Batu aerasi, batu aerasi ini mengandung pori-pori yang dapat berfungsi untuk memperbanyak gelembung udara.

Teknik penggunaan aerasi difusi Hubungkan selang aerasi dengan blower, jangan sampai mengalami kebocoran. Setelah selang aerasi terhubung dengan blower maka ujung lain dari selang aerasi tersebut dihubungkan dengan batu aerasi. Hubungkan blower dengan catu daya, bila terhubung maka batu aerasi terbut sudah siap untuk digunkan. Letakan batu aerasi ke dalam akuarium atau badan air. Titik peletakan batu aerasi tergantung pada banyaknya lebar dari akuarium tersebut.

2. Aerasi semprot Air di semprotkan ke udara (contoh di tambak udang pakai kincir; atau air mancur). Prinsip aerasi semprot ini yaitu memancukan air ke udara atau menyemprok air sehingga pada saat air berada diudara air tersebut menndapat tambahan oksigen melalui difusi okigen dan saat air jatuh pada permukaan air dapat menyebabkan lapisan film pada permukaan air menjadi rusak sehingga pada permukaan air juga terjadi transfer oksigen dari udara. Alat-alat yag digunakan dalam aerasi semprot ini antara lain: Wadah budidaya sebagai penampung masa air. Kincir air atau peralatan air mancur untuk melemparkan masa air keudara dan menyeburkan air.

Tehnik penggunaan aerator seprot ini adalah: Hidupkan kincir air tesebut dengan menghubungkan jala jala listrik. Menaruh kincir air pada badan air, jumlah kincir yang diletakan tergantung pada berapa banyak kandungan oksigen yang diharapkan). Untuk kegiatan budidaya yang intensif dengan padat terbar yang tinggi keberadaan kincir ini menjadi wajib digunakan. Penempatan arah kincir air akan mempengaruhi penumpukan lumpur pada dasar tambak. Sehingga pemakaian kincir diusahan menggunakan dua buah kincir agar lumpur tersebar merata didalam dasar tambak. Penempatan air mancur diletakkan ditengah akuraium atau kolam agar terjadi pemerataan jumlah kandungan oksigen yang terlarut.

3. Aerasi wadah bertingkat Air terjun dari satu wadah ke wadah lebih rendah menghasilkan air terjun. Tehnik aerasi ini menggunakan prinsip gravitasi dari ketinggian kemudian jatuh ke permukaan air. Selama air mengalir dari atas ke bawah, air ini mengalami proses difusi oksigen dari udara ke permukaan air. Dibawah ini gambar aerasi wadah bertingkat. Air dialirkan dari atas kemudian akan jatuh kebawah (wadah budidaya) melalui suatu media yang bertingkat. Saat air jatuh dari undakan satu ke undakan yang lain maka proses difusi oksigen terjadi. Semakin banyak tingkatan atau undakan menyebabkan transfer difusi oksigen berlangsung lebih cepat. 4. Aerasi banyak permukaan Air mengalir pada permukaan terbuka yang lebar dan kedalaman air nya tipis saja (perlu ruang banyak, bayangkan waterboom). Pada aerasi ini memanfaaatkan luas permukaan dari lapang sebelum air tersebut masuk pada kolam atau wadah budidaya. Semakin luas permukaan dari lahan tersebut maka proses transfer oksigen dari udara pada badan air semakin tinggi. Difusi

oksigen atau tranfer oksigen dari udara ke badan air terjadi pada saat air melewati luas lapang tersebut. Berikut ini gambar aerasi dengan menggunakan banyak permukaan. 5. Aerasi pemencaran jalan air Jika air dipompakan ke kolam, sebelum mencapai permukaan badan air, dihambat oleh sebuah halangan sehingga airnya terpencar-pencar, untuk meningkatkan jumlah kontak udara dengan badan air. Pada dasarnya aerasi ini sama dengan aerasi semprot tapi pada aerasi ini menggunkan penghalang pada lubang keluar airnya sehingga ai ryang keluar berupa titik air yang jatuh pada badan air (Anonim, 2010).

Aerator Aerator adalah alat atau mesin penghasil gelembung udara yang gunanya adalah menggerakkan air di dalam kolam atau aquarium agar airnya kaya akan oxygen. Jenis/tipe aerator berdasarkan fungsinya tipe aerator : a. Gravity aerator ( Pengaruh gaya berat ) Aerasi dengan menggunakan aerator gravitasi merupakan penambahan oksigen terlarut dalam air dengan memanfaatkan energi pada saat air turun melalui ketinggian tempat terhadap permukaan air. Jenis aerator ini banyak digunakn untuk budidaya khususnya pembesaran ikan karena konstruksi sederhana dan biayanya murah. Berikut ini contoh dari aerasi dengan menggunakan aerasi gravity. Prinsip kerjanya menjatuhkan air sehingga terjadi kontak air dengan udara yang lebih banyak. Macam aerator gravitasi: Weir with splash board Weir with paddle wheel Weir with rotating board Weir with inclined plane without hole Weir with inclined plane with hole Lattice aerator Riser with perporated aprous

b. Surface aerator ( Permukaan ) Aerasi menggunakan aerator permukaan menggunakan luas permukaan untuk mempercepat laju difusi udara khususnya oksigen ke dalam badan air. Pada aerasi permukaan terjadi agitasi (perusakan lapisan film yang dapat mempercepat difusi oksigen. Prinsip kerjanya mencampurkan air yang telah ada dalam kolam dengan cara memancarkan ke udara atau membuat permukaannya menjadi luas (bergelombang). c. Diffusier aerator ( mencampurkan ) Aerasi menggunkan aerator difusi ini memasukan udara atau oksigen ke dlam badan air dalam bentuk gelembung dan oksigen ditransfer dari gelembung ke dalam air. Efektifitas laju tranfer oksigen kedalam air dipengaruhi ukuran gelembung dan lama waktu gelembung dalam air.

Prinsip kerjanya mencampurkan udara beroksigen dalam air sehingga lebih banyak air yang bersinggungan dengan udara. d. Turbine aerator ( kincir ) Prinsip kerjanya memanfaatkan turbin agar terjadi difusi oksigen dari udara kedalam badan air. e. Kombinasi 2 atau lebih a sampai d Yaitu perpaduan antara dua atau lebih aerator seperti yang disebutkan di atas.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Aerasi Oksigen. http://bbug-ciamis.blogspot.com/2010/10/aerasi-oksigen.html. Diakses tanggal 24 Juni 2013. Boyd, C.E. 1982. Water quality management for pond fish culture. Elsevier Scientific Publishing Co. Amsterdam-Oxford-New York. 316 pp. Davydov, O.A. and V.N. Samoylenko. (1990). Variation in components of the diurnal oxygen balance in the Dnieper Delta region. Hydrobiological Journal, Vol. 26, no. 5, pp. 103110. Leclercq , D.I. and K. Hopkins. 1985. Preliminary tests of an aerated tank system for tilapia culture. Aquacultural Engineering Volume 4, Issue 4, 1985, Pages 299-304. Ludwig, B. and G. Gale. 1991. Evaluation of two methods for oxygenating hatchery water supplies. Fisheries Bioengineering Symposium, no. 10, pp. 437-444. Martin, D.F. 1978. Aeration efficiency as a means of comparing devices for lake restoration. Journal of Environmental Science and Health, Part A, Volume 13, Issue 1 1978 , pages 73 85.

You might also like