You are on page 1of 13

Jurnal Kesehatan Masyarakat Madani, ISSN.1979-2287,Vol.02 No.

03, Tahun 2009 ANALISIS RISIKO KESEHATAN TERHADAP KONTAMINASI ARSEN PADA AIR MINUM DI DAERAH BUYAT SULAWESI UTARA.

HEALTH RISK ASSESSMENT TO ARSENIC CONTAMINATION AT DRINKING WATER IN BUYAT AREAS NORTH SULAWESI. ------------------------------------------------------------------------------------------------Anwar Daud , Nur Nasry Noor , H.J. Mukono , M. Sjahrul 1.Jurusan Kesehatan Lingkungan, FKM-UNHAS, Makassar 2.Jurusan Epidemiologi, FKM-UNHAS 3.Jurusan Kesehatan Lingkungan FKM-UNAIR 4.Jurusan Kimia Fakultas MIPA-UNHAS
1 2 3 4

Abstrak : Kontaminasi air tanah, terutama kontaminasi arsen adalah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, bila air tersebut digunakan untuk keperluan rumah tangga. Di Asia telah dilaporkan bahwa di Banglades, China dan India, Kamboja, Myanmar, Pakistan, Thailand, Indonesia dan Laos ada daerah-daerah di mana air tanah tercemar oleh arsen. Di Indonesia khususnya di Buyat konsentrasi arsen yang tinggi telah pula ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kesehatan pencemaran arsen di Desa Buyat. Jenis penelitian adalah observasional dengan pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL),dimana jumlah sumur diperiksa airnya 25 buah, jumlah kasus 54 penduduk yang menderita keliainan kulit (keratosis atau hyperkeratosis). Hasil yang didapatkan, 90% air sumur tercemar di desa Buyat dengan konsentrasi minimum (0,0063 mg/l), maksimum (0,1040 mg/l) dan rata-rataSD (0,0400,030 mg/l). Risiko kesehatan (RQ) telah melampaui angka 1, Duration time telah ditemukan 1,5 tahun,Cmax 0,0082 mg/l, dan laju konsumsi maksimum 53 ml/hari/orang dengan berat badan 35 kg. Kata kunci : Analisis risiko keshatan, Pencemaran arsen, Buyat Abstract : Groundwater Contamination, especially arsenic is very dangerous for human health if water is used for domestic purposes. In Asia was report that in Bangladesh, China and India, Cambodia, Myanmar, Pakistan, Thailand, Indonesia and Laos are arsenic pollution areas. This study was health risk assessment for arsenic pollution in Buyat Village, This study was intended to examine risk factors of rice, drinking water, urinary, and blood arsenic levels to skin lesions at peoples in North Sulawesi. This was observational study with design Environmental Health Risk Assessment (EHRA) whereas 25 wells examined and cases (n=54) were people suffering for skin lesion (keratosis or hyperkeratosis) living in Buyat Village (exposure areas). The result, 90% dig wells in Buyat Village were arsenic contamination with minimum (0,0063 mg/l), maximum (0,1040 mg/l) and mean SD (0,0400,030 mg/l). Health risk (RQ) was over than value one,
1

duration times 1.5 years, Cmax. 0,0082 mg/l, maximum 56 ml/day/man with 35 kg body weight.

and exposure way (R)

Key words :Health Risk Assessment, Arsenic pollution, Buyat


PENDAHULUAN

Sebelum memasuki abad ke-21, kontaminasi arsen air tanah sebelumnya dilaporkan di 20 negara, dari empat insiden utama berasal dari Asia. Jika diurutkan berdasarkan keparahan, adalah Bangladesh, Bengal Barat (India), Mongolia (China) dan Taiwan. Setiap tahun, insiden kontaminasi arsen pada air-tanah dilaporkan dari negara-negara Asia. Sebagai contoh, beberapa tempat di China baru-baru ini telah dilaporkan menjadi daerah masalah yang baru. Kontaminasi arsen parah juga baru-baru ini telah dilaporkan dari Vietnam dan Indonesia, dimana beberapa juta orang dikatakan berisiko tinggi untuk mengalami keracunan arsen kronis (Rahman dkk, 1999, 2006, Daud dan Azis, 2005, 2007). Laporan pertama tentang arsen di sumur-sumur bor, sumur gali dan sumber mata air dilaporkan pada tahun 1976 di India. Tahun yang sama dilaporkan bahwa masyarakatmeminum air terkontaminasi arsen di Chandigarh dan beberapa perkampungan seperti Punjab, Haryana, Himachal Pradesh di India bagian utara. Kandungan arsen yang tinggi ditemukan pada hati mereka yang mengalami fibrosis portal non-sirosis (NCPF) dan meminum air yang terkontaminasi arsen. Kontaminasi arsen pada air-tanah di propinsi Bengal Barat pertama kali ditemukan pada bulan Juli 1983. Pada tahun yang sama, ditemukan sekitar 16 pasien menglami lesi-lesi kulit akibat arsen, diidentifikasi dari salah satu kampung dalam distrik Parganas dimana masyarakat meminum air terkontaminasi arsen dari sumur mereka di Bengal Barat.(Chakraborty, 2003, Rahman, 2006). Konsentrasi arsen 545 g/L telah ditemukan pada sampel air dari sumur pompa tangan di India. Lebih lanjut dilaporkan bahwa kandungan arsen tinggi dalam hati lima dari sembilan pasien yang mengalami hipertensi portal nonsirosis (NCPH) yang telah meminum air yang terkontaminasi arsen, fibrosis porta non-sirosis (NCPF) dan obstruksi vena portal ekstrahepatik pada orang dewasa sangat umum di India dan menunjukkan bahwa konsumsi air yang terkontaminasi arsen bisa memiliki peranan dalam patogenesis penyakit Laporan serupa menyatakan bahwa kondisi
3

pasien begitu parah sehingga

mereka memerlukan perawatan rumah sakit. Mereka mengalami gejala hiperpigmentasi, hiperkeratosis, edema, ascites, wasting, kelemahan, nyeri dan sensasi terbakar pada jari tangan dan jari kaki. Saha, melaporkan 127 pasien dengan lesi kulit akibat arsen dari 25 keluarga (total anggota 139) dari 5 kampung di 3 distrik di Bengal Barat. Dari 127 anggota yang terkena semua mengalami melanosis difus, 39% mengalami melanosis berbintik, 37% dan 12,6% masing-masing mengalami keratosis palmoplantar dan keratosis dorsum. Ini merupakan laporan pertama tentang lesi-lesi kulit dari pasien arsen di Bengal Barat (Saha, 1999), Sebuah studi melaporkan bahwa dari 800.000 orang meminum air terkontaminasi arsen dari distrik di Bengal Barat sekitar 175.000 orang mungkin menderita lesi kulit akibat arsen. Rasio rata-rata arsenit/arsenat dalam sampel air adalah 1:1.,( Mazunder, 2008). Mandal melaporkan bahwa 20.000 sampel air dari daerah tercemar arsen di Bengal Barat, sekitar 45% sampel memiliki konsentrasi arsen di atas 50 g/L. Konsentrasi rata-rata arsen dalam air yang tercemar adalah 200 g/L. Banyak orang yang mengalami lesi kulit seperti melanosis difus, melanosis berbintik, leukomelanosis, keratosis, hiperkeratosis, dorsum, edema non-pitting, gangren, kanker kulit. Disamping itu, ada beberapa yang mengalami kanker kanker kandung kemih dan kanker paru-paru dan lainnya Chakraborty, 2003). Para konsultan WHO mekomendasi agar (1) menilai besarnya kontaminasi di seluruh negara; (2) mengembangkan sebuah sistem pencatatan induk tentang data kualitas air; (3) membuat sebuah infrastruktur laboratorium analitik; (4) menggantikan sumber-sumber terkontaminasi dengan sumber aman dan mendorong sumber air permukaan; (5) membuat sebuah program untuk memastikan besarnya masalah kesehatan; (6) mengembangkan dan program medis lokal dan regional untuk membantu dalam diagnosis, screening dan pengobatan sugestif; (7) mempromosikan pendidikan publik pendidikan profesional tentang masalah kesehatan yang terkait arsen; dan (8) mempromosikan penelitian epidemiologi, (9) melakukan analisis kesehatan lingkungan (WHO,1996, Chakraborty, 2003). Di desa Buyat telah dilaporkan bahwa konsentrasi arsen di dalam air sumur cukup tinggi (Edinger, 2006, KLH,

2004), konsentrasi arsen pada air sumur di Buyat sekitar 40-100 g/l.(BTKL Manado, 2005, Daud dan Azis, 2007). Buyat dijadikan sasaran studi ini karena desa Buyat merupakan salah satu daerah terminalisasi arsen di gugusan pegunungan Sulawesi Utara. Buyat dinyatakan salah satu daerah yang terkena imbas dari pencemaran akibat eksplorasi tambang emas di desa Ratatotok. Kasus Buyat mencuat pada awal tahun 2004 setelah banyak penyakit aneh yang diderita masyarakat pesisir (Buyat Pante) dimana tempat atau ujung pipa tailing dari Newmont yang diduga berdampak pada biota laut yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Tiga tahun kemudian masyarakat diisolasi dari tempat tersebut dan PT.NMR ditutup sampai saat ini. Walaupun ini sudah ditutup tapi masih menyisakan masalah karena kubangan yang ditinggalkan masih tetap terbuka dan pada saat musim hujan akan berisi air, kemudian air ini akan menyebar keberbagai daerah sekitarnya termasuk Buyat dimana sungai yang hulunya ada di sekitar bekas tambang tersebut.
BAHAN DAN METODE

Sebanyak 54 orang yang mengalami lesi kulit (keratosis atau hyperkeratosis) yang diperiksa air sumurnya. Sebyak 25 sumur yang digunakan oleh responden dan semua dimabil airnya untuk pemeriksaan kandungan arsen. Pengambilan Sampel air sumur pada kedalaman 20 cm di bawah permukaan air untuk sumur gali dan pada sumur bor diambil melalui kran air dan dimasukkan kedalam botol plastik bervolume 1000-1500cc. Semua sampel disimpan dalam ice box. Empat mikroliter dari asam hidroklorat murni 1% ditambahkan ke masing-masing botol air. Pemeriksaan kadar arsen air minum dengan menggunakan alat Vapour) (AAS-HV, 640-12) Atomic Absoption Spectrophotometric Hydride di Labotorium BTKL-Manado sedangkan

Pemeriksaan kelainan kulit di lakukan oleh tim ahli penyakit kulit dari Jepang dan Universitas Hasanuddin Makassar. Prosedur pemeriksaan sampel air, pertma diencerkan hingga 30 sampai 60 g/L dalam sebuah matriks HNO 3 2% dan 50-ppm nikel. Penambahan nikel ditemukan meningkatkan kesensitifan, mengekspansi rentang linear, dan meningkatkan reprodusibilitas. Sebanyak 10 sampai 20 L sampel dikeringkan dalam tabung grafis, diabukan pada suhu 600 C selama 20 detik, dan diatomisasi pada suhu 2.400 C. Sebuah lampu
5
o o

electrode-less discharge dan sebuah konstanta waktu (filter) 0,5 detik akan digunakan. Dengan injeksi 20-L, kesensitifan adalah sekitar 0,0023 unit absorbansi per mikrogram per liter (0,0000023 mg/L). Respons cukup linear terhadap sekurang-kurangnya 0,2300 unit absorben (sekitar 90 g/L). Standar deviasi relatif dari injeksi pengulangan pada umumnya kurang dari 5%. Nilai blanko memiliki rata-rata sekitar 0,0025 unit absorbansi. Kebanyakan atau semua sinyal balnko disebabkan oleh gangguan elektronik pada lampu dan bagian lain dan tidak disebabkan oleh jumlah sampel arsen dalam larutan. Batas deteksi (3 x SD blanko) adalah sekitar 0,0030 g/L atau 0,000003 mg/L.
HASIL DAN BAHASAN

Hasil analisis paparan atau exposure assessment, yang dilakukan untuk mengenali jalur-jalur paparan (pathways) risk agent agar jumlah asupan yang diterima individu dalam populasi berisiko bisa dihitung. Tabel 1 memberikan estimasi bahwa seseorang dengan berat badan 35 kg yang ada diantara populasi di daerah Buyat mengkonsumsi air minum dengan konsentrasi maksimum masing-masing variabel memberikan informasi bahwa asupan nonkarsionogenik arsen air minum 0,0038 mg/l) atau Hazard Index/Indeks Bahaya (HI) adalah 12,67 mg/kg per hari, sedangkan untuk berat badan 70 kg yang diangga paling rendah risikonya didapatkan nilai HI =6,33 mg/kg per hari. Untuk asupan konsentrasi arsen rata-rata dengan berat badan 35 kg didapatkan nilai HI = 5,0 mg/kg per hari, sedangkan yang berat badannya 70 kg didaptkan HI=2,43 mg/kg per hari. Artinya penduduk yang tinggal di desa Buyat dengan berat badan antara 35-70 kg yang mengkonsumsi air minum, baik pada level konsentrasi maksimum maupun rata-rata sangat berbahaya atau mempunyai probalitas terhadap terjadinya penyakit sistemik nonkanker seperti kelainan kulit nonmelanoma karena nilai HI diatas angka 1. Seperti yang dijelaskan oleh DermNet NZ, asupan arsen yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya anemia haemolytic, leukopaenia (sel darah putih menurun) dan Proteinuria (protein di dalam urin), (DermNet NZ, 2007) Penelitian lainnya menjelaskan bahwa penyakit paru-paru kronis seperti bronchitis, penyakit paru-paru obstruktif kronis dan bronchiectasis, penyakit

hati seperti non-cirrhotic portal fibrosis, dan penyakit lainnya seperti polyneuropathy, Penyakit peripheral vascular, hipertensi dan penyakit jantung iskemia, diabetes mellitus, bukan-pitting oedema pada kaki/tangan, weakness dan anemia (Mazumder, et al, 2008). Hasil analisis memberikan estimasi bahwa seseorang dengan berat badan 35 kg yang tinggal di daerah Buyat mengkonsumsi air minum dengan konsentrasi maksimum masing-masing variabel memberikan informasi bahwa asupan karsionogenik (Ik) arsen dalam air minum atau Hazard Index/Indeks Bahaya (HI) adalah 5,33 mg/kg per hari, untuk berat badan 70 kg yang diangga paling rendah risikonya terhadap kejadian kanker didapatkan nilai HI = 2,7 mg/kg per hari. Untuk asupan konsentrasi arsen rata-rata dengan berat badan 35 kg didapatkan nilai HI = 2,1 mg/kg berat badan, sedangkan yang mg/kg berat badan. Artinya berat badannya 70 kg didaptkan HI= 1.03

penduduk yang tinggal di desa Buyat dengan berat badan antara 35-70 kg yang mengkonsumsi air minum, baik pada level konsentrasi maksimum maupun rata-rata sangat berbahaya atau mempunyai probalitas terhadap terjadinya penyakit kanker seperti Kanker kulit, paru-paru, kanker hati dan kandung kemih mempunyai hubungan kuat dengan kandungan arsen yang dimakan atau diminum setiap hari (Mazumder, et al, 2008). Hasil analisis Risk Quotient (RQ) memberikan informasi estimasi bahwa apabila air minum dikonsumsi selama 350 hari per tahun dalam jangka waktu 20 tahun, maka tingkat risiko (Risk Quotient) dengan berat badan 35-70 kg dinayatakan tidak aman karena nilai RQ diatas angka 1, dimana batas tingkat risiko ditetapkan, (WHO, 2004). Untuk konsnetrasi rata-rata dengan berat badan 35-70 kg RQ juga dinyatakan tidak aman, sehingga konsumsi air minum di daerah Buyat dengan konsentrasi rata-rata sangat potensil meningkatkan risiko terjadinya penyakit-penyakit sistemik. Hasil analisis Excess Cancer Riks (ECR) memberikan informasi estimasi bahwa mengkonsumsi air minum mengandung arsen pada konsentrasi maksimum dan rata-rata semuanya telah memberikan akses terjadinya kanker baik kanker kulit, paru-paru, kandung kemih, gastrointestinal dan leukima, (NRC, 1999, ATSDR, 2005, 2007, WHO, 2004, EPA, 2000).

Hasil analisis durasi paparan atau Duration time (Dt) memberikan informasi estimasi bahwa mengkonsumsi air minum dengan konsentrasi maksimum untuk air minum 0,104 mg/kg. efek toksik arsen diprakirakan akan ditemukan pada tahun ke 1,58 pada orang yang mengkonsumsi air dengan berat badan 35 kg, untuk berat badan 70 kg baru ditemukan setelah terpapar selama 3,16 tahun. Sedangkan untuk konsentrasi rata-rata dengan berat badan badan 35 kg baru ditemukan efek toksik pada tahun ke 4,11 tahun. Untuk berat badan 70 kg dengan konsumsi rata-rata arsen dalam air minum 8,21 tahun. Kalau diperhatikan laju durasi paparan dari variabel tersebut diatas, maka orang yang mengkonsumsi air mempunyai waktu pendek untuk menyebabkan toksisitas pada seseorang baik yang mempunyai berat badan ringan maupun yang berat. Jadi informasi yang didaptkan dari hasil penelitian ini adalah mengkonsumsi air yang bersumber dari air sumur di dearah Buyat sangat potensial memberikan efek toksik apabila air tersebut dijadikan air minum. Untuk membatasi toksisitas yang ditimbulkan oleh arsen, maka hasil analisis seperti yang diperlihatkan pada tabel 1 untuk konsentrasi arsen dalam air minum yang dikonsumsi oleh seserang dengan berat badan 35 kg maksimum konsentrasi yang diperbolehkan untuk air minum 0,0082 mg/L per hari, ini jauh dibawah baku mutu yang disyaratakan (0,01 mg/l) sedangkan untuk orang dengan berat badan 70 kg batas maksimum yang diperbolehakn untuk konsumsi air minum 0,016 mg/L per hari. Hasil analisis laju konsumsi (R), informasi estimasi bahwa mengkonsumsi ikan, beras dan air minum dengan konsentrasi maksimum dan rata-rata dari air minum menurut kelompok berat badan penduduk dengan pola pajanan 350 hari/tahun dan Durasi waktu 1 tahun, 5 tahun dan 10 tahun, untuk berat badan 35 kg hanya diperbolehkan menkonsumsi air minum sebanyak 53 ml per hari dalam satu tahun terakhir, 263 ml per hari untuk 5 tahun ke depan dan 526 ml per hari untuk 10 tahun ke depan pada konsentrasi maksimum (0,1040 mg/l), sedangkan pada konsentrasi rata-rata (0,04 mg/l) untuk 1 tahun terakhir dengan berat badan 35 kg hanya diperbolehkan minum air sebanyak 137 ml/ per hari, untuk 5 tahun kedepan 684 ml per hari dan untuk

10 tahun ke depan 1,37 lietr per hari. Kemudian, bila seseorang dengan berat badan 70 kg hanya diperbolehkan mengkonsumsi air minum sebanyak 254 ml per hari pada satu tahun terakhir ,untuk 5 tahun ke depan 1.271 ml per hari dan 10 tahun kedepan 2.737 ml per hari, Air yang dipilihan dalam bahasan ini karena air merupakan kebutuhan esensial yang harus dimenege dengan baik. Pemilihan manajemen risiko merupakan suatu langkah untuk mengamankan efek-efek nonkarsinogenik arsen. Hasilnya bisa berbeda bila yang diamankan adalah efek-efek karsinogeniknya. Laju konsumsi aman air minum menurut Tabel 2 sangat sedikit sehingga perlu pasokan air minum rendah arsen. Berapa konsentrasi arsen yang aman dari efek nonkarsinogenik bila laju konsumsi 2 L/hari selama 350 hari/tahun yang berlangsung dalam 1-10 tahun untuk populasi residensial dengan berat badan 35 kg? untuk ke depan, menjawab pertanyaan ini harus digunakan RfD yang menyatakan dosis harian yang aman. Karena RfD berarti dosis aman seluruh jalur pajanan, langkah pertama adalah mengubah RfD menjadi tingkat kesetaraan air minum atau drinking water equivalen level (DWEL) menggunakan berat badan dan laju konsumsi air minum. Jika digunakan berat badan 35 kg dan frekuensi pajanan 350 hari/tahun maka
RfD mg/kg/hari x 35 kg 0,0003 mg/kg/hari x 35 kg DWEL = -------------------------------- = ------------------------------------- = 0.005 mg/L 2 liter/hari 2 liter/hari

Air minum bukanlah satu-satunya sumber asupan Arsen. Sumber kontribusi relatif (relative contribution source, RCS) air minum untuk asupan mineral dari diet berkisar 20 80% dari total asupan. Jika tidak ada data yang pasti, untuk keamanan biasanya dipakai RCS 80% untuk As dari air minum (EPA 1990a). Perkalian DWEL dengan RCS menghasilkan apa yang disebut MCLG (maximum contaminant level goal): Batas tingkat kontaminasi makanan yang diperbolehkan. MCLG = 0,80,00525 mg/L = 0,0042 mg/L 0,004 mg/L

MCLG adalah batas aman menurut kesehatan yang dianjurkan (disarankan) menjadi baku mutu bagi populasi yang berat badannya 35 kg, konsumsi air minum 2 L/hari selama 350 hari/tahun untuk jangka waktu paparan sedikitnya 30 tahun. Regulasi MCLG yang bersifat non enforceable (tidak wajib) menjadi baku mutu yang wajib ditaati memerlukan banyak pertimbangan seperti kemampuan teknologi purifikasi air baku, instrumentasi analisis arsen dalam air hasil purifikasi, biaya purifikasi dan berapa banyak (%) populasi yang akan terlindungi oleh baku mutu tersebut. Berapa batas aman arsen dalam air minum bagi populasi yang posturnya lebih besar (misal, berat badan 70 kg seperti default Amerika)? Dengan pola paparan yang sama (konsumsi 2 L/hari, 350 hari/tahun, 30 tahun) MCLG-nya 0,008 mg/L, sekitar 17% lebih tinggi dari batas aman orang Indonesia menurut nilai default , Nukman et al, 2005, dalam Rahman, 2007. Jika demikian, apakah baku mutu arsen 0,01 mg/L menurut Kepmenkes 907/2002 cukup aman bagi orang Indonesia? Perhatikan perhitungan pada tabel 5.29 ternyata hasil perhitungannya melebihi satu sehingga dinyatakan sangat tidak aman untuk orang Indonesia khusuanya masyarakat yang tinggal di Daerah Buyat.

KESIMPULAN Acceptable Daily Intake (ADI) untuk nonkarsinogen didapatkan nilai ratarata dari arsen dalam air minum sebesar 0,0038-0,0019 mg/kg per hari untuk orang dengan berat badan 35-70 kg pada konsentrasi maksimum, sedangkan untuk konsentrasi rata-rata didapatkan 0.0015-0.00034 mg/kg per hari. ADI untuk karsinogen nilai rata-rata dari arsen dalam air minum sebesar 0.0160,0009 mg/kg per hari untuk orang dengan berat badan 35-70 kg pada konsentrasi maksimum. Tingkat risiko (Risk Quotient ; RQ) untuk efek-efek nonkarsinogen pada konsentrasi maksimum dari variabel arsen dalam air minum berisiko untuk dikonsumsi. ECR semuanya telah memberikan akses atau peluan terjadinya kanker.Konsumsi air minum, dengan berat 35 kg didapatkan nilai Hazard Index (HI) sebesar 5,33 mg/kg per hari, pada berat badan 70 kg HI sebesar 2,7 mg/kg per hari untuk konsentrasi maksimum, untuk

1 0

konsentrasi rata-rata berat badan 35 HI sebesar 2,1 mg/kg per hari dan untuk berat badan 70 kg HI sebesar 1,03 mg/kg perhari pada. Durasi paparan untuk efek toksik sudah ditemukan pada konsumsi air minum 1,58 tahun pada konsentrasi maksimum, sedangkan pada konsentrasi rata-rata untuk air minum 3,16 tahun. Batas konsentrasi maksimum (Cmax) yang diperkenankan dalam air yang dikonsumsi pada berat badan 35 kg sebesar 0,0082 mg/L per hari, sedangkan untuk berat badan 70 kg diperbolehkan minum air 0,016 mg/L per hari. Laju Konsumsi (R) yang diperbolehkan untuk air minum pada konsentrasi maksimum sekitar 53 dan 105 ml/hari untuk berat badan 35 dan 70 kg, untuk konsentrasi rata-rata berat badan 35 dan 70 kg diperbolehkan 1.369 dan 2,737 ml/hari pada penduduk di Daerah Buyat. Daftar Pustaka ATSDR, Draft Toxicological Profile for Arsenic U.S. Department Of Health And Human Services Public Health Service, Division of Toxicology/Toxicology Information Branch 1600 Clifton Road NE, E-29 Atlanta, Georgia 30333, 2005 ATSDR, Toxicological Profile for Arsenic U.S. Department Of Health And Human Services Public Health Service, Division of Toxicology/Toxicology Information Branch 1600 Clifton Road NE, E-29 Atlanta, Georgia 30333, 2007 Chakraborty, Dipankar, Groundwater Arsenic exposure in India, Proseding Arsenic, 2003. .Daud,A & A.Azis Hunta, Identifikasi Logam Berat Arsen Dalam Air Sumur Penduduk di Desa Buyat, Kabupaten Bolaang Mangondow. BTKLManado, 2005. Daud, dkk, Analisis pola konsumsi ikan dan air minum terhadap kelainan kulit pada penduduk di Desa Buyat, 2007. DermNet NZ, Arsenic poisoning. New Zealand Dermatological Society Incorporated,p.1-3 Dionex, 2008, Rapid Extraction and Determination of Arsenicals in Fish Tissue and Plant Material Using Accelerated Solvent Extraction, Application 335, 2007, p.1-5 EPA, Arsenic Occurrence In Public Drinking Water Supplies, United States Environmental Protection Agency, 2000. Mazumder, D.N. Guha, Chronic arsenic toxicity & human health, Indian J Med Res 128, 2008, p 436-447.

1 1

NRC (National Research Council, Arsenic in Drinking Water, National Academy Press, Washington, DC). 2004. Rahman, Mahfuzar, et al, Arsenic Exposure and Age- and Sex-Specific Risk for Skin Lesions: A Population-Base Case referent Study in Bangladesh, Environmental Health Perspectives; 114: , 2006, 18471852. Rahman, Shaikh Mizanur, Arsenic In Bangladesh Ground Water: The World's Greatest Arsenic Calamity, Organized And Sponsored By Bangladesh Chemical And Biological Society (Bcbsna)-Intronics. Technology Center, Dhaka, Bangladesh, Wagner College, New York, Usa. , 1999 Saha, J. C., A. K. Dikshit, M. Bandyopadhyay, A Review of Arsenic Poisoning and its Effects on Human Health, Critical Reviews in Environmental Science and Technology, 29(3):281313,1999. WHO, Risk Assessment Terminology,This Project Was Conducted Within The Ipcs Project On The Harmonization Of Approaches To The Assessment Of Risk From Exposure To Chemicals.2004. Tabel 1 Konsentrasi maksimum dan rata-rata asupan arsen dalam air minum dengan berat badan di desa Buyat Sulawesi Utara, 2008
Konsentrasi maksimum Berat Badan (kg) Ink air minum (mg/L) 0.00380 0.00332 0.00296 0.00266 0.00242 0.00222 0.00205 0.00190 Ik air minum (mg/L) 0.00163 0.00143 0.00127 0.00114 0.00104 0.00095 0.00088 0.00081 (RQ) air minum (tahun) 12.66362 11.08067 9.84948 8.86454 8.05867 7.38711 6.81887 6.33181 (ECR) air minum (mg/L) 0.00244 0.00214 0.00190 0.00171 0.00155 0.00143 0.00132 0.00122 (Dt) (tahun) air minum 1.57933 1.80495 2.03056 2.25618 2.48180 2.70742 2.93304 3.15865 Ink air minum (mg/L) 0.00146 0.00128 0.00114 0.00102 0.00093 0.00085 0.00079 0.00073 Konsentrasi Rata-rata Ik air minum (mg/L) 0.00063 0.00055 0.00049 0.00044 0.00040 0.00037 0.00034 0.00031 (RQ) air minum (tahun) 4.87062 4.26180 3.78826 3.40944 3.09949 2.84120 2.62264 2.43531 (ECR) air minum (mg/L) 0.00094 0.00082 0.00073 0.00066 0.00060 0.00055 0.00051 0.00047 (Dt) (tahun) air minum 4.10625 4.69286 5.27946 5.86607 6.45268 7.03929 7.62589 8.21250 Cmax Air minum (mg/L) 0.008213 0.009386 0.010559 0.011732 0.012905 0.014079 0.015252 0.016425

35 40 45 50 55 60 65 70

Sumber :Data primer

1 2

Tabel 2 Konsentrasi maksimum dan rata-rata asupan arsen berdasarkan Laju Konsumsi (R) dalam air minum dengan berat badan di desa Buyat Sulawesi Utara, 2008
Konsentrasi maksimum Berat Badan (kg) 35 40 45 50 55 60 65 70 (R) (tahun 1) Air minum (R) (tahun 5) Air minum (R) (tahun10) Air minum Konsentrasi rata-rata (R) (tahun1) Air minum (R) (tahun5) Air minum (R) (tahun10) Air minum

0.05264 0.06016 0.06769 0.07521 0.08273 0.09025 0.09777

0.26322 0.30082 0.33843 0.37603 0.41363 0.45124 0.48884

0.52644 0.60165 0.67685 0.75206 0.82727 0.90247 0.97768 1.05288

0.13688 0.15643 0.17598 0.19554 0.21509 0.23464 0.25420 0.27375

0.68438 0.78214 0.87991 0.97768 1.07545 1.17321 1.27098 1.36875

1.36875 1.56429 1.75982 1.95536 2.15089 2.34643 2.54196 2.73750

0.10529 0.52644 Sumber :Data primer

1 3

You might also like