You are on page 1of 8

METODE PEMBELAJARAN FISIKA

1. Metode Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses adalah proses belajar yang berlangsung manakala peserta didik memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak disertai contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Belajar seperti itu merupakan belajar bermakna. Menurut Ausabel (Suparno, 1997: 54), belajar bermakna adalah suatu proses belajar manakala informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar. Eksperimen dapat dikatakan sebagi dewa dalam pembelajaran fisika, tetapi harus diingat bahwa dalam pelaksanaannya memerlukan biaya dan tenaga yang besar sehingga sebagai guru fisika yang sukses harus betulbetul ahli dalam mendesain kegiatan eksperimen untuk siswanya. Namun demikian, hendaknya hal tersebut tidak menjadi momok bagi guru dalam mempersiapkan penggunaannya di kelas, akan tetapi justru menjadi tantangan bagi guru untuk mempersiapkan eksperimen sebaik-baiknya agar pembelajaran fisika betul-betul efektif. 2. Discovery and Inquiry Esensi fisika adalah kegunaannya sebagai alat dalam menemukan pengetahuan dengan jalan antara lain observasi, eksperimentasi, dan pemecahan masalah. Hal ini dapat dicapai melalui proses belajar mengajar fisika dengan menggunakan metode discovery dan inquiry. Carin dan Sund (1980: 74) menyatakan Discovery the mental process of assimilating concepts and principles; learning how to use the mind to discover. Sund dan Trowbridge (1973: 62) menyatakan Discovery the mental process of assimilating concepts and principles in the mind. Jadi, discovery adalah suatu proses mental apabila anak atau individu

mengasimilasi konsep-konsep dan prinsip-prinsip, belajar bagaimana menggunakan pikiran untuk menemukan. Inquiry menempatkan peserta didik sebagi subjek belajar yang aktif. Karena itu, inquirymenuntut peserta didik berpikir. Metode ini

menempatkan peserta didik pada situasi yang melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Di dalam proses inquiry, siswa tidak hanya belajar menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, tetapi ia juga mengalami proses belajar tentang pengarahan diri sendiri, tanggung jawab, komunikasi sosial dan sebagainya. Dengan demikian, melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis, dan kritis. Pendekatan memerlukan discovery proses merupakan mental, pendekatan mengajar yang

seperti

mengamati,

mengukur,

menggolongkan, menduga, men-jelaskan, dan mengambil kesimpulan. Pada kegiatan discovery guru hanya memberikan masalah dan siswa disuruh memecahkan masalah melalui percobaan. Pada pendekatan inquiry, siswa mengajukan masalah sendiri sesuai dengan pengarahan guru. Keterampilan mental yang dituntut lebih tinggi dari discovery antara lain: merancang dan melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. Pendekatan inquiry adalah pendekatan mengajar di mana siswa merumuskan masalah, mendesain eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data sampai mengambil keputusan sendiri. Pendekatan inquiry harus memenuhi empat kriteria ialah kejelasan, kesesuaian ketepatan dan kerumitannya. Setelah guru mengundang siswa untuk mengajukan masalah yang erat hubungannya dengan pokok bahasan yang akan diajarkan,

3. Metode Fisika Pendekatan Lingkungan Aplikasi sains/fisika dalam kehidupan mengandung arti penerapan komponen teknologi. Berdasarkan pemikiran tersebut berkembanglah upaya untuk mengintegrasikan pendidikan sains dengan pendidikan teknologi. Pendidikan teknologi dapat mengandung arti pendidikan keterampilan untuk mengoperasikan produk teknologi, membuat alat-alat teknologi dan cara pemeliharaan peralatan teknik. Akan tetapi pendidikan teknologi dapat juga mengandung arti memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh teknologi dalam kehidupan sehari-hari dan melatih memecahkan masalah yang rumit secara ilmiah dan juga dengan memperhatikan norma-norma yang ada di masyarakat. Dengan demikian, melalui pendidikan sains/fisika siswa terlatih untuk menemukan dan memahami apa yang terjadi di alam sekitarnya, yakni pendekatan mengajar yang disebut pendekatan lingkungan. Dengan demikian, pada pen-dekatan lingkungan mengandalkan sarana alam sekitarnya sebagai laboratorium. Teknik penyajian sebagai pendukung dalam kegiatan belajar-mengajar dengan menggunakan pendekatan lingkungan, antara lain: Eksperimen. Cara mengajar di mana siswa melakukan percobaan. Demonstrasi. Dilakukan bila informasi dari lingkungan dianggap kurang atau untuk lebih menguatkan kesimpulan yang telah diperoleh dari lapangan. Karya Wisata. Untuk memperoleh informasi atau data baru dapat dilakukan kegiatan karya wisata. Praktik Lapangan. Siswa diajak ke suatu tempat di luar sekolah untuk secara langsung terjun dalam kegiatan di masyarakat. Studi Kasus. Dalam teknik penyajian ini, kasus atau isue yang ada di masyarakat dapat dibahas di kelas.

4. Metode Ceramah

Dalam pembelajaran fisika komponen yang sering menjadi bahan kajian adalah metode/pendekatan belajar (approach to learning). Selama ini metode yang paling sering digunakan guru dalam pembelajaran fisika adalah metode ceramah, yaitu cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa. Dalam metode ini, guru sangat dituntut kemampuannya dalam mengolah bahan pembelajaran sebelum ditransformasikan melalui ujaran, lisan, dan verbal. Menguasai bahan ajar (mastery of subject matter) sangat penting, karena guru adalah sumber ilmu bagi peserta didiknya. Metode pembelajaran ini dinilai ekonomis, praktis dan efektif untuk menyajikan informasi, konsep ilmu, gagasan, dan pengertian abstrak, terutama dalam mengelola kelas besar dengan jumlah peserta didiknya lebih dari 20 orang. 5. Metode Praktikum Praktikum fisika memegang peranan penting dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran fisika. Dalam kegiatan praktikum, guru menyediakan bimbingan dan petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru. Siswa tidak merumuskan masalah. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat diberikan oleh guru. Tahap-tahap kegiatan metode ilmiah dengan metode discovery-inquiry dalam berikut. a)Menemukan dan merumuskan suatu masalah. b)Mengumpulkan keterangan atau informasi untuk memecahkan masalah tersebut. c)Merumuskan dugaan sementara, berupa dugaan atau hipotesis. d)Menguji hipotesis tersebut dengan merancang dan melakukan suatu eksperimen atau percobaan. e)Mengamati/observasi. kegiatan praktikum adalah sebagai

f)Mengumpulkan, mengorganisir, dan menganalisis data. g)Menarik kesimpulan. h)Menguji kesimpulan tersebut dengan melakukan eksperimen/percobaan lagi. Dalam pembelajaran fisika melalui kegiatan praktikum, guru lebih berfungsi sebagai fasilitator, dinamisator, dan motivator terhadap proses belajar siswa. Model pembelajaran seperti ini termasuk pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered), siswa dituntut untuk berperan aktif dalam menerima informasi yang disampaikan oleh guru. Siswa memperoleh kesempatan seluas-luasnya dalam mengembangkan materi yang disampaikan oleh guru. Siswa memiliki kesempatan yang besar untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya, yang berupa keterampilan, intelektual, dan sikap. 6. Metode STS Di dalam kegiatan belajar ini, kita mengenal pengertian STS dan pengertian pendekatan STS. Pengertian STS memberi gambaran kepada kita bahwa sains/IPA dan teknologi mempunyai kaitan yang erat. Selain itu, keduanya juga mempunyai kaitan yang erat dengan respon masyarakat. Dengan pengertian bahwa adanya suatu perubahan teknologi akan dapat menyebabkan perubahan sosial, begitu pula sebaliknya. Hal ini berarti ada jaringan hubungan antara sains, teknologi dan sistem-sistem sosial yang saling pengaruh mempengaruhi. Kemudian pendekatan STS, memberi gambaran kepada kita bahwa hendaknya suatu pembelajaran fisika itu didekati melalui sains, teknologi dan masyarakat. Artinya dalam suatu pembelajaran sains, selain menekankan pada pemahaman terhadap konsep sains, juga perlu melibatkan pemahaman siswa terhadap hasil produk teknologi yang terkait, serta manfaatnya bagi masyarakat.

Munculnya berbagai pendekatan dalam pembelajaran sains, khususnya pendekatan STS, didasarkan pada suatu kesulitan yang banyak dihadapi oleh pembuat kurikulum, guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Selain itu dengan menggunakan pendekatan STS ini, diasumsikan akan dapat memberi peluang kepada siswa untuk belajar lebih bermakna, bermanfaat dan menyenangkan.

7. Metode Demonstrasi

Metode demontrasi adalah metode dengan memperagakan suatu barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsunbg maupun penggunaan suatu media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan dan materi yang sedang disajikan. Metode demonstrasi adalah metode untuk menunjukkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkaitan dengan bahan pelajaran. Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah : Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan Proses belajar siswa dapat lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa

Kelebihan metode demonstrasi ini adalah : Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda Memudahkan berbagai jenis penjelasan Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam metode ceramah melalui pengamatan sebenarnya. dan contoh konkret dengan menghadirkan objek

Kelemahan metode demonstrasi :

Anak didik terkadang sukar melihat objek yang akan ditampilkan Tidak semua benda dapat didemonstrasikan Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang

menguasai apa yang didemonstrasikan 8. Metode Pemecahan Masalah

Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswa diberi soalsoal dan diminta pemecahannya.

9. Metode Perancangan

Yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai objek kajian. Kelebihan metode ini adalah : Dapat merombak pola pikir anak didik dari sempit menjadi luas, dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan Melalui metode ini anak didik, dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang terpadu yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Kelemahan metode ini adalah : Organisasi bahan pelajaran, perencanaan dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini Harus dapet memilih unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan Bahan pelajaran sering sekali menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas

10. Metode Pembelajaran Gasing( Gampang Asik Menyenangkan) Gasing merupakan akronim dari gampang, asyik dan menyenangkan. Fisika Gasing adalah suatu metode pembelajaran fisika yang diciptakan dan dikembangkan pada tahun 1996 oleh Prof. Yohanes Surya agar fisika dapat dipelajari dan diajarkan secara gampang, asyik dan

menyenangkan. Metode Gasing merupakan terobosan reformasi dalam pembelajaran fisika karya anak Bangsa. Metode Gasing mengajarkan bagaimana berfikir seperti seorang fisikawan dalam menyelesaikan soalsoal fisika dengan pendekatan logika dan hampir tanpa rumus, karena metode Gasing ini menggunakan metode logika biasa berdasarkan konsep dasar fisika. Sehingga para guru tidak harus memberikan rumusrumus yang akan membuat siswa pusing dan benci fisika.

You might also like