You are on page 1of 89

Teknik Radiografi Myelography

PRAMONO,Amd Rad, S.ST

Pengertian
Yaitu; Teknik Pemeriksaan untuk melihat rongga dalam tulang tulang belakang dengan menyuntikkan bahan kontras kedalam ruang sub aracnoid menggunakan x-ray, khususnya fluoroskopi, dan mempelajari myelum dan kanal tulang belakang/ canalis spinalis untuk menegakkan diagnosa

TUJUAN
Mendeteksi penyumbatan di saluran sumsum tulang belakang/ spinal cord yang disebabkan oleh tumor atau dengan cakram tulang belakang yang pecah (hernia). Mendeteksi peradangan dari membran (selaput arachnoid) yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. untuk menggambarkan suatu kondisi yang sering menyertai degenerasi tulang dan jaringan lunak sekitarnya kanal tulang belakang, disebut stenosis tulang belakang.

Anatomi- fisiologi Sumsum tulang belakang


adalah saraf yang tipis yang merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat dari otak dan dilindungi oleh tulang belakang. Fungsi utama sumsum tulang belakang adalah transmisi pemasukan rangsangan antara periferi dan otak. Sumsum tulang belakang adalah sekitar 45 cm pada pria dan 43 cm pada wanita. Merupakan bagian dari Susunan Syaraf Pusat. Terbentang dari foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah conus terminalis serabut-serabut bukan syaraf yang disebut filum terminale yang merupakan jaringan ikat halus, sekitar 20 cm sampai sacrum II. Dikelilingi oleh saraf berbentuk cauda equina

1. Dura mater .
2. ronggasubarachnoid 3. medulla spinalis . 4. Filum terminale internum . 5. Filum terminale externum .

Terdapat 31 pasang syaraf spinal: 8 pasang syaraf servikal, 12 Pasang syaraf Torakal, 5 Pasang syaraf Lumbal, 5 Pasang syaraf Sakral dan 1 pasang syaraf koksigeal Akar syaraf lumbal dan sakral terkumpul yang disebut dengan Cauda Equina. Setiap pasangan syaraf keluar melalui Intervertebral foramina. Syaraf Spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meninges spinal dan CSF.

1.Vertebral body 2.Spinal cord 3.Conus medullaris 4.Intervertebral disc 5. Filum terminale (internum) 6.Subarachnoid space

Tulang belakang manusia terdiri dari 33 tulang: 7 vertebra di daerah leher rahim, 12 di wilayah dada, 5 di daerah lumbal, 5 di wilayah sakral dan 4 di wilayah coccygeal. Namun, pada orang dewasa tulang-tulang di daerah sacral bergabung untuk membentuk satu tulang yang disebut sacrum,

MENINGEN SPINAL
Meningen Spinal terdiri atas tiga lapis yaitu: 1.Dura mater, merupakan lapisan yang kuat mulai dari Foramen magnum ,bersatu dengan filum terminale di Sacrum 2 Rongga antara duramater dengan arachnoid disebut dengan subdural dan tidak mengandung CSF Isi: lemak, Jaringa ikat dan Vena2 2. Arachnoid Rongga antara Arachnoid dan Piamater disebut dengan Subarachnoid. Pada rongga ini terdapat Cerebro Spinal Fluid, Pembuluh Darah dan akar-akar syaraf 3. Piamater. Piamater berupa lapisan tipis/lembut, nyambung/ melekatdengan medula spinalis Rongga antara periosteum dengan duramater disebut dengan epidural yang merupakan area yang mengandung banyak pembuluh darah dan lemak

MENINGEN SPINAL
Sagittal Section through the Spinal Cord 1.Intervertebral disc 2. Vertebral body 3. Dura mater 4. Extradural or epidural space 5. Spinal cord 6.Subarachnoid spac

MENINGEN Brain

Komposisi Medula Spinalis


Struktur Internal Terdapat : 1.substansi abu abu / grisea 2. substansi putih. Substansi Abu-abu membentuk seperti kupu-kupu dikelilingi bagian luarnya oleh substansi putih. Keluar dari medula spinalis merupakan akar ventral dan dorsal dari syaraf spinal. Substansi abu-abu mengandung badan sel dan dendrit dan neuron efferen, akson tak bermyelin, syaraf sensoris dan motoris dan akson terminal dari neuron.

Komposisi Medula Spinalis

Substansi abu-abu membentuk seperti huruf H dan terdiri dari tiga bagian yaitu: anterior, posterior dan Comissura abu-abu. Bagian Posterior sebagai input /afferent, Anterior sebagai Output/efferent, comissura abu-abu untuk refleks silang
substansi putih / Alba Letak di perifer merupakan kumpulan serat syaraf bermyelin.

CAIRAN SEREBRO SPINAL


Cairan Serebro Spinal merupakan Cairan bening hasil ultrafiltrasi dari pembuluh darah di kapiler otak. Cairan ini selalu dipertahankan dalam keadaan seimbangan antara produksi dan reabsorpsi oleh pembuluh darah. CSF engandung air, protein dalam jumlah kecil, oksigen dan karbondioksida, Na,K,Ca,Mg,Cl, glukosa, Sel darah putih dalam jumlah kecil, dan material organik lainnya.

lanjutan
Volume dewasa jumlah CSF adalah sekitar 150 ml (50% intrakranial, 50% tulang belakang). Tentang 500-750 ml CSF diproduksi setiap hari (0,4 ml / menit, 20-30 ml / jam). Tekanan pembukaan dewasa biasanya 7-15 cm cairan,> 18 tidak normal (meskipun dewasa muda dapat sedikit lebih tinggi dengan normal <18-20).

I.Teknik Pemeriksaan
Dengan Menginjeksikan media kontras ke dalam ruang subarachnoid, melalui jarum pungsi pada inter vetebral space antara L2-L3 or L3-L4 space Juga dapat diperkenalkan ke sisterna magna pada dan tulang antara C1-C2

II. Teknik Media Kontras Menggunakan Contras 1.Media Udara (myelograms awal) Disuntikkan melalui pungsi cervical /lumbal Dikenal dengan pemeriksaan Gas Myeografi 2.Pada tahun 1922, minyak biji opium beryodium / Contras Media Larut dalam Minyak 3.Nonionik Contras , larut dalam air senyawa yang sekarang digunakan

1. Gas Contras Myeografi


sering digunakan dalam masalah yang berkaitan dan memastikan keadaan spinal cord atau kompresi terhadap akar saraf. Pada tahun 1938, mulai dilakukan menggunakan udara melalui rute lumbar dan cisternal dengan tekanan positif Ketika melakukan tusukan dgn jarum, meja dalam posisi diturunkan/ trendelenberg 30 sampai 40 derajat untuk menahan gas pada posisi distal

Prosedur gas mylografi


Umumnya dilakukan dengan tusukan pada inter vetebra lumbal 3-4 dan 4,5 dan tusukan daerah cisterna. Setelah sasaran diperoleh Liquor cerebropin akan keluar dan dibiarkan menetes sampai berhenti ( 45 sampai 50 cc) Setalah itu jarum lumbar fungsi di sambungkan dengan manometer dan udara dialirkan hingga tekanan intra cranial dalam batas yg diperkenanan ke dalam subarachnoid tulang belakang antara 300 dan 500 mm Kemudian dilakukan pencitraan dgn Laminagraphic pada interval 0,5 cm., satu di garis tengah dan dua di kedua sisi garis tengah. Seri pertama dari laminagrams ini diperoleh dalam keadaan lumbal fleksi

Lanjuatan
Kemudian dilakukan pencitraan dgn Laminagraphic pada interval 0,5 cm., satu di garis tengah dan dua di kedua sisi garis tengah. Seri pertama dari laminagrams ini diperoleh dalam keadaan lumbal fleksi
Untuk seri kedua tekanan oksigen tetap dipertahankan untuk pecitraan daerah thorax dan cervical. Gas tdk perlu dikeluarkan karena akan mudah diserap Posisi foto; PA dan latereral

Pada akhir prosedur


jarum akan dilepas dan pasien transporting ke kamarnya dalam posisi kepala di bawah. Untuk mengurangi kemungkinan oksigen lolos ke intracranially Pasien tetap dalam posisi Trendelenburg derajat 20 sampai 30 selama selama 6 jam setelah prosedur. Dia kemudian ditempatkan telentang selama 12 jam dan diperbolehkan untuk posisi tegak seteah 48 jam.

2. Contras Media Larut dalam Minyak


Media contras yg pernah diguakan; Lipiodol (iodinated poppy-seed oil), Halogenol (brominated sesame-seed oil), Campiodol (iodinated rape-seed oil), and Pantopaque/ Myodil (ethyl iophenylundecylate

Pada puncak popularitas myelography minyak sekitar 450.000 myelograms sedang dilakukan di Amerika Serikat secara bertahutahun Dosis 1- 2cc Media kontras harus dikeluarkan setelah pemeriksaan melalui jarum yg sama mulai tahun 1940-an dokter dan publikasi medis dari periode mulai mencoba untuk membunyikan alarm dan mengidentifikasi asosiasi myelography dgn minyak adalah merugikan KARENA : dianggap beracun

Kelainan Tulang Belakang


1. Kelainan konginetal A. Spina bifida tidak tertutupnya bagian posterior dari columna vetebralis B. Meningocele Tulangnaya tidak terbentuk dan pembungkus medula spinalis menonjol keluar 3. Meningomyocele Medula spinalis ikut menonjol keluar karena selaput yang melindungi menonjol keluar

Spina Bifida

Meningomyocele

2. Radang a. Radang medula spinalis dan selaputnya = Meningomyelitis b. Peradangan spine/tlng blkng yang kronis = spondylitis (sering karena Tb) c. Ankylosing spondylitis adalah suatu bentuk peradangan kronis dari tulang belakang (spine) dan sacroiliac joints d. Sklerosis multipel atau sklerosis ganda (bahasa Inggris: disseminated sclerosis, encephalomyelitis disseminata, multiple sclerosis, MS) merupakan suatu kelainan peradangan yang terjadi pada otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh banyak faktor,

spondylitis

Ankylosing spondylitis

Ankylosing spondylitis

Sklerosis multipel

3.Karena Trauma / cedera Batasan : Yang dimaksud dengan cedera tulang belakang disini ialah; non fraktur, fraktur2 atau fraktur dislokasi dari tulang belakang yg bisa tanpa disertai gangguan pada medula spinalis. a. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penonjolan diskus inter vertabralis shg terjadi suatu penekanan serabut saraf spinal akibat dari Robeknya pembungkus discus, menyebabkan keluarnya inti dari bantalan tulang yang masuk kedalam rongga tulang belakang. Akibatya dapat menekan pembuluh darah balik, kantung syaraf itu sendiri

HNP

lanjutan B. Fraktur vertebra 1. Fraktur prosesus tranvensus, Fraktur yang terjadi bersifat stabil sehingga pengobatan hanya menghilangkan nyeri dan dilanjutkan dengan fisiotherapi 2. Fraktur kompresi dari badan vertebra menjadi cemet 3. Dislokasi dan fraktur dislokasi 4. Trauma jack knife trauma fleksi disertai dengan distraksi pada vertebra lumbal jenis ini sering ditemukan pada trauma sabuk pengaman dimana badan terdorong ke depan, sedang bagian lain terfiksasi. Ditemukan adanya robekan pada ligamen longitudinal atau fraktur pada tulang sendiri. Jenis ini disebut juga fraktur chance (1948) dimana vertebra terbelah melalui prosesus spinosus dan badan vertebra.

Fr Kompresi
Menurut Frans Dennis :
tipe kompresi tipe burst tipe seat bealt fraktur dislokasi

Fr Kompresi

Type Burst

tipe seat bealt

fraktur dislokasi

3. Tumor /cancer Spinal tumor atau tumor tulang belakang ialah pertumbuhan sel kanker maupun sel non kanker di dalam sumsum tulang belakang atau dekat rangkaian tulang belakang. Apabila pada bagian tubuh lain tumor non kanker tidak mencemaskan, tumor pada tulang belakang dapat mempengaruhi syaraf dan menyebabkan rasa sakit, masalah neurologis dan terkadang kelumpuhan. Tumor tulang belakang dapat mengancam nyawa dan menyebabkan kelumpuhan permanen. 4. Untuk membantu dalam menentukan indikasi surgery

Hemangioma of vertebra tumor yang jinak

3. Teknik Myelografi dengan MC Water soluble


Menggunakan Non Ionik Kontras radio opaque Berbahan dasar Iodin larut dalam air Tidak mengunakan tekanan positif Consentrasi 300 I/mg Dosis media kontras = Liquor cerebropin yang dikeluarkan dari ruang sub arachnoid

Indikasi
Investigasi:
LBP/low back pain atau nyeri Tlg belakan. Defisit neurologis diperkirakan timbul dari; cedera sumsum tulang belakang, tumor,penyakit degeneratif,meninges dll Lokalisasi kompresi tulang belakang yang dicurigai menimbulkan defisit neurologi. tumor yang melibatkan tulang belakang tulang, akar saraf atau sumsum tulang belakang peradangan pada membran arachnoid yang menutupi sumsum tulang belakang Bila keterbatasan MRI /tidak bisa dilakukan misalnya; krn ada internal fixasi

Keterbatasan Mielografi
Keterbatasan paling signifikan dari myelography adalah bahwa ia hanya melihat di dalam kanal tulang belakang dan akar saraf tulang belakang sangat berdekatan. Kelainan di luar daerah-daerah mungkin lebih baik dicitrakan dengan MRI atau CT. Myelography biasanya dihindari selama kehamilan karena risiko radiasi potensi untuk bayi. Temuan mungkin tidak akurat jika pasien tidak bisa diam dan bergerak banyak selama ujian. Mungkin sulit untuk menyuntikkan bahan kontras pada pasien dengan cacat struktural tulang belakang atau mengikuti beberapa bentuk cedera tulang belakang. Myelography tidak dapat dilakukan jika tempat suntikan terinfeksi.

Kontra Indikasi
Alergi CM Resiko Memperparah cedera prothrombin time PT (nl 10-12) diterima <15,0 detik Trombosit (nl 150,000-450,000) (perdarahan waktu nl untuk trombosit <100.000, transfusi <50.000) Baru dilakukan lumbal fungsi 2 minggu sebelumnya Resiko tertentu misal;pasien dengan bakteremia dari abses gigi tidak harus menjalani myelography karena risiko meningitis.

Komplikasi
Komplikasi yang paling umum adalah karena reaksi meningeal, sakit kepala, tulang belakang muntah, vertigo, dan sakit leher. Hal ini sebagian hasil dari hilangnya CSF karena cedera dural dari tusukan. Komplikasi ini diminimalkan dengan menggunakan jarum kecil. Risiko memperburuk lesi. meningitis. Risiko kejang setelah prosedur. infkesi pada tempat penusukan jarum. Hipotensi Kebingungan / halusinasi

Persiapan
1. Pasien Beberapa obat harus dihentikan (termasuk obat antipsikotik tertentu, antidepresan, pengencer darah, dan obat-terutamametformin yang digunakan untuk mengobati diabetes meningkatkan asupan cairan mereka sehari sebelumnya sebuah myelogram dijadwalkan, karena penting untuk menjadi terhidrasi dengan baik. Makanan padat harus dihindari selama beberapa jam/ puasa 4-6 jam sebelumnya, tetapi cairan dapat dilanjutkan. prothrombin time = PT (nl 10-12) diterima <15,0 PT> 15,0. Jika memungkinkan, heparin harus diadakan selama 4 jam sebelum prosedur Trombosit (nl 150,000-450,000) (perdarahan waktu nl untuk trombosit< 100.000, transfusi <50.000)

Lanjutan persiapan pasien


memakai baju periksa dan melepaskan; perhiasan, peralatan gigi dilepas, kaca mata dan benda-benda logam atau pakaian yang mungkin mengganggu x-ray. Wanita harus selalu menginformasikan jika ada kemungkinan bahwa mereka hamil Diberikan penjelasan dan menandatangani persetujuan Pasien kencing sebelum pemeriksaan 15-20 menit dan waktu untuk anestesi umum Premed dari 10 mgs dari valium oral akan mengurangi tingkat kecemasan pasien

2. Persiapan Alat
Mesin sinar-X dgn fluroradiograf dgn meja periksa yg dapat di sudutkan dan monitor TV Kaset dan film Baju Pasien Duk lobang (steril) Pakaian pelindung (celemek timah hitam) untuk radiografer. Positioning bantu (karung pasir, cradle dan dasi). Grid

lanjutan
Jarum 22 G / dengan stylet/ lumbal pungsi. 5 ml spuit untuk menyuntikkan kontras. Memvariasikan ukuran jarum tulang belakang dan jarum Ekstra jarum suntik ( 20G, 24G, merk terumo, dsb) Botol/ tabung steril untuk menampung CLS Selimut Steril sarung tangan steril Shields Proteksi Radiasi untuk, DR, orang lain di kamar, dan diri Anda sendiri Persiapaa Bahan Media kontras water soluble 20 -30 cc NON IONIK Cairan pembersih - kulit persiapan (Betadine *) Obat-obatan anastesi

MYELOGRAM TRAY

Syringes and Spinal Needles


Syringes

Spinal Needles (covered)

More Spinal Needles (uncovered)

III.Teknik Tempat Injeksi Media Kontras


A) Cisternal myelography B) Cervical myelography B) Lumbar myelography C) lumbosakral myelography = Caudography

A)Cisternal myelography
tusukan dari cerebellomedullaris sisterna (sisterna magna) dengan jarum biasa dimasukkan melalui celah antara puncak oksipital dan tepi anterior dari atlas bagian belakang leher dicukur dan diberi betadin. Kmd CLS dikeluarkan dan kontras diinjeksikan sebanyak liquor serebrofin yg dieluarkan Pasien diposisikan di kedua sisinya dengan kepala membungkuk ke depan dan dipegang teguh oleh seorang pembantu. Komplikasi jarang terjadi, tetapi pasien harus mengamati tanda-tanda dispnea atau sianosis selama dan segera setelah prosedur.

lanjutan
Pasien kmd diposisikan anti-trendelenberg a.1998) dalam suatu studi pasien dimiringan 60o anteriorpos- teriorly / anti trendelenberh dan menemukan perjalanan contras memuaskan ke daerah lumbosacral dalam 5 menit. Kumar, et al. (2003) b.Kaur dan Singh, (2004) digunakan 45-50o miring dengan kepala terangkat tinggi di tinggi est posisi selama 3-5 menit. c.Thilagar, et al. (1996) direkomendasikan 15o sektar selama 5-10 menit untuk

Keuntungan
1. Menyediakan akses mudah ke ruang subarakhnoid 2. memungkinkan pengumpulan jumlah yang diperlukan dari CSF dan kemungkinan minimal kontaminasi darah. (Jaspreet Singh, dkk, 1998.). 3.Insersi jarum secara teknis lebih mudah. 4.Media kontras hanya sedikit saja diperlukan untuk evaluasition lesi serviks.

Kerugian
Menurut Penderis, dkk (1999),. 1.Sub dural infeksi adalah komplikasi yang paling umum diamati selama injeksi kontras pada cisternal 2.Pasca prosedural kejang 3. Sedikit risiko tusukan jarum ke medulla oblongata atau serviks (Kishimoto,et al, 2003.).

B) Cervical myelography
Yaitu suatu teknik myelografi pada cervical dengan menginjeksikan media kontras kedalam ruang sub arachnoid daerah cervikal Ada 2 metode a/ Injeksi langsung pada cervical region 1-2 b/ Injeksi melalui lumbal region

Indikasi leher dan lengan rasa sakit dan kelemahan paling umum dilakukan pada pasien yang tidak mampu memiliki penilaian MRI tulang belakang Kontra indikasi Pasien / keluarga tdak setuju alergi kontras kehamilan (tes kehamilan wajib bagi wanita usia subur di beberapa pusat radiologi) gangguan perdarahan, obat pengencer darah, antikoagulan (heparin, warfarin, aspirin dll) Arachnoiditis Perdarahan dalam CSF

Persiapan Pasien
1.Identifikasi pasien Pasien harus hrs diberi penjelasan, ganti baju pemeriksaan dan menandatanganin persetujuan 2.Puasa 4 - 6 jam sebelum prosedur 3.Foto2 sebelumnya dibawa 4.Premed dari 10 mgs valium oral untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien 5.tempat suntikan dicukur yang dianggap perlu 6.pasien harus mengosongkan / nya kandung kemihnya sebelum prosedur memastikan hasil laboratorium selesai

Alat dan bahan


10 - 12 ml CM (non-ionik kontras) 1 anti-septik kulit 1 vial anestesi lokal 1 steril sarung tangan 3 bengkok 1 band-bantuan 1 bungkus kasa spons Standar infuse Spuit 10ml (jarum suntik untuk kontras dan1 10 ml jarum suntik plastik untuk anestesi lokal ) Needle no: 18g 38 mm jarum untuk anestesi lokal 1 no: 23G 32mm jarum untuk menyuntik obat bius lokal 22g jarum tulang belakang (lumbal pungsi) 90mm 1 unit Blood set

B.1Direct Injection Serviks


a. Dengan Tusukan Jarum Vertikal Posisikan pasien lateral dikubitus di meja dengan fluoroskopi.Sebuah spons di bawah kaki pasien akan meningkatkan kenyamanan pasien Diggunakan bila hanya tersedia vertikal fluoroscopy dan fluoroskopi meja horizontal = C- Arm Leher pasien ditinggikan blok busa. Pasien harus diminta dapat bertahan pada posisi ini untuk panjang prosedur (setidaknya 1/2 jam) Lengan pasien harus diimobilisasi di / nya sisi dengan tali dan pasien harus memiliki genggaman diposisikan pada tingkat yang nyaman. memutar C-lengan ke posisi silang meja lateral dan pusat ke tingkat-C1/C2 Pastikan tulang belakang leher pasien adalah true lateral. Sepasang tang dan pena felt-tip hitam digunakan untuk menandai tempat di kulit untuk penempatan jarum.

lanjutan
Daerah kulit yg akan di injeksi di sterilkan dan ditutup dgn duk lobang Anestesi lokal di tempat masuk jarum. Ahli radiologi akan memasukkan jarum Lumbal pungsi 22 G ke dalam ruang subarachnoid dan memanipulasi jarum sampai cairan cerebrospinal (CSF) terlihat menetes dari jarum ketika stylet di cabut. 8 - 10 ml media kontras disuntikkan ke dalam ruang subarachnoid. Ikuti dgn fluoroscopy dan pastikan bahwa leher pasien dalam lordosis serviks.

memiringkan meja sesuai yg diperlukan untuk menjaga media kontras di lordosis serviks. Perawatan harus diambil setiap saat untuk memastikan bahwa media kontras tidak tumpah melewati foramen magnum ke dalam ventrikel Ketika kontras mulai menumpuk di daerah cervical pasien biasanya mengalami kram rasa sakit di leher, di punggung dan di bagian lengan. memberitahu pasien bahwa ini adalah efek umum tetapi sementara. Biasanya berlangsung sekitar 1015 menit. Minta pasien untuk tetap diam selama pembuatan film. jarum tulang belakang diambil oleh ahli radiologi siap untuk pencitraan Pasien dalam posisi prone dgn bagian kepala ditinggikan

b.Teknik Tusukan Jarum Horizontal Dalam pendekatan jarum horisontal, pasien ditempatkan di posisi prone dengan leher diposisikan sedemikian rupa sehingga kontras diperkenalkan ke daerah C1-C2 akan menggenang di daerah leher sehingga tidak akan berjalan ke kepala atau turun ke tulang belakang Biasanya TIDAK membutuhkan peninggian leher, lordosis normal dari leher dalam posisi netral biasanya sudah cukup. Aspek penting adalah untuk memiringkan meja sehingga tulang belakang leher adalah keseluruhan horisontal (antara C1 dan C7) dengan titik terendah pada mid-cervical region

Catatan untuk teknik jarum horizontal


Posisi leher diekstensikan akan menutup ruang interlamina C1-C2 dimana jarum yang akan ditempatkan. Juga menimbulkan stenosis, yg berpotensi melukai cord pada pasien dengan stenosis yang parah atau herniasi disk yang besar. Teknik ini bisa dlakukan pada unit X ray CArm/ dgn fluoroscopy horizontal

Lanjutan 1
Jarum horisontal ditempatkan antara pedikel dari C1 dan C2 di persimpangan dari 2/3 ventral and the 1/3 dorsal of the spinal canal . Fluoroskopi Lateral digunakan. Jarum diposisikan sehingga "down barel tampilan" diproyeksikan langsung di atas titik sasaran. Memperkirakan kedalaman dari kulit untuk teka kantung (jarum dapat ditempatkan di atas leher pasien untuk estimasi langsung). Masukkan jarum. Periksa kedalaman ujung jarum dengan fluoroskopi Kesalahan umum adalah untuk tidak memajukan jarum sedikit setelah dura dimasukkan, ini dapat menyebabkan injeksi epidural / subdural / subarachnoid campuran karena jarum tidak sepenuhnya menghapus dura.

Lanjutan 2
300 /mg CM dapat digunakan. Verifikasi lokasi jarum pada kantung teka oleh fluoroskopi dan dengan kembali CSF yang cukup sebelum menyuntikkan kontras. Penyuntikan pertama harus embusan kecil dilihat di bawah fluoroskopi lateral. Kontras harus dilihat untuk kaskade turun dari ujung jarum, atas dan di sekitar kabel, dan ke sisi ventral kantung teka. Selama injeksi, perawatan diambil untuk menghindari kontras berjalan ke dalam kepala (yang dapat menyebabkan kejang). Pengamatan periodik fluoroscopic digunakan di seluruh injeksi untuk memverifikasi bahwa ujung jarum tidak bermigrasi dan menyebabkan injeksi subdural atau epidural./36

Lanjutan 3
Pengamatan periodik fluoroscopic digunakan di seluruh injeksi untuk memverifikasi bahwa ujung jarum tidak bermigrasi dan menyebabkan injeksi subdural atau epidural Contras Media dengan dicampur liquor akan memberikan gambaran yang lebi baik Dosis umumnya 6 -17 ml Akan mulai diabsorbsi ginjal pada menit 30 Maksimum opaqcyty pada ginjal pada 1 jam 4- 5 jam akan mulai menghilang 24 jam sdh bersih dari tubuh

Posisi/ Proy X-Foto Total Myelografi


Posisi Umum termasuk foto pedahuluan 1. AP/PA 2. Lateral Cross table proy dgn lengan ditraksi Center poin 1. Regio cervic pada C 4-5 2. Regio Thoracal pada Th 7 3. Regio lumbal pada L 3 Proy Khusus 1. Proy Foramen Magnum 2. Swimmer 3. Obilque 30 dan 55 derajat

c.Cervical myelografi melalui lumbal puncture= Umum dikerjakan


Pasien diposisikan prone di meja fluoroskopi dengan bantal atau spons di bawah / nya perutnya untuk mengurangi lordosis lumbalis (Lebih mudah posisi pasien pada lat dikubitus dengan lutut ditekuk ) memilih dan menandai tingkat tusukan (L2 - 3 atau L3 - 4) Ahli radiologi akan membersihkan kulit anestesi lokal akan disuntikkan :campuran 10 cc 1 -% lidokain dan 1 cc natrium bikarbonat 8,4%. Pada posisi prone, meja 30 - 45 derajat trendelenberg dengan kepala harus pada posisi ekstensi

Lanjutan 1
Jarum tulang belakang dimasukkan sudut garis tengah ke arah cephalic untuk 'lewat di bawah' proses spinosus. Jarum tulang belakang dapat disisipkan miring jika mengenai' proses spinosus layar sebentar-sebentar untuk menilai posisi jarum tulang belakang mengumpulkan CSF-10 tetes per wadah spesimen x 3 atau sesuai kebutuhan. Wadah spesimen harus diberi nomor untuk mencerminkan urutan spesimen diambil menyuntikkan agen kontras di bawah kontrol fluoroscopic.

Lanjuan 2
Radiografer harus memastikan bahwa bolus kontras tetap dalam wilayah serviks selama pencitraan servikal. Semua kontras bisa hilang ke ruang subarachnoid tengkorak sangat cepat jika perawatan yang memadai tidak diambil Pencitraan foto sama dengan proyeksi diatas

1. KEUNTUNGAN Hal ini lebih aman dari pada tusukan cisternal Hal ini berguna untuk lesi tekan thoraco lumbal. Lebih berguna dalam kasus dengan prolaps disk akut. 2.Kekurangan Secara teknis itu lebih sulit daripada cisternal myelography (McCartney, 1997).

C.Lumbal Myelografi
Yaitu suatu pemeriksaan myelum pada regio lumbal (lumbal saja) dengan contras media yang diinjeksikan ke dalam ruang sub arachnoid Indikasi; Myelopathy Tumor dan atropy spinal cord Kontra Indikasi Peradanga akut sytem syaraf TIK meningkat, eks tumor otak

Teknik Pemeriksaan
Plain foto AP dan Lat Pasien posisi Lat dikubitus sambil merangkul lutut Atau posisi prone dengan perut di tinggikan dgn bantal Puncture pada inter vetebrae lumbal 2-3, 3-4, 45 Menggunakan jarum 22 - atau 25-gauge jarum tulang belakang kurang Cairan cls dikeluarkan 10 cc CM dimasukkan sebanyak cls yg dikeluarkan

Lanjutan Teknik pemeriksaan

Pada tekni pasien posisi lat dikubitus pasien stlh di suntikkan kontras diposisikan prone dengan; meja rata dan kepal full ekstensi / dagu diganjal. Mencegah CM masuk ke system sisterna basalis Jika pemeriksaan dilanjutkan dengan thorakal dan cervical myelografi pasien diposisikan threndelenberg dan perjalanan kontras diikuti fluoroscopy Posisi Radiografi/ proy AP/PA Lateral/ lateral cross table Both anterior oblique views to demonstrate pars interarticularis Batas bawah L5-S1

Keterbatasan myelography
Keterbatasan paling signifikan dari myelography adalah bahwa ia hanya melihat di dalam kanal tulang belakang dan akar sangat berdekatan saraf tulang belakang. Kelainan di luar daerah-daerah mungkin lebih baik dicitrakan dengan MRI atau CT. Biasanya dihindari selama kehamilan karena risiko radiasi potensi untuk bayi. Temuan mungkin tidak akurat jika pasien tidak bisa diam dan bergerak banyak selama ujian. Mungkin sulit untuk menyuntikkan bahan kontras pada pasien dengan cacat struktural tulang belakang atau mengikuti beberapa bentuk cedera tulang belakang. Myelography tidak dapat dilakukan jika tempat suntikan terinfeksi. Tidak dapat mendeteksi herniations disk jauh lateral.

Perawatan setelah pemeriksaan


pasien akan diantar ke area pemulihan di mana tanda-tanda vital dan kondisi pasien umum yang diamati selama satu sampai dua jam. Beberapa fasilitas memiliki pasien tinggal di daerah pemulihan beristirahat dengan kepala diangkat pada sudut 30 sampai 45 selama empat jam. sebaiknya hentikan aktivitas fisik yang berat dan tidak membungkuk selama satu sampai dua hari. Infuse cairan fisiologis jika Anda mengalami demam lebih tinggi dari 100,4 F, mual atau muntah yang berlebihan, sakit kepala parah selama lebih dari 24 jam, leher kaku atau mati rasa di kaki Anda. Anda juga harus melaporkan

You might also like