You are on page 1of 5

Pendekatan Natural Selain pendekatan saintifik (scientific approach) atau yang lebih dikenal dengan istilah pendekatan kuantitaif,

pendekatan dalam penelitian skripsi juga ada yang bdisebut dengan pendekatan natural (naturalist approach) atau yang lebih dikenal dengan pendekatan kaulitatif. Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, pendekatan natural tidak memfokuskan diri pada struktur dan teori, karena pada dasarnya pendekatan naturalis cenderung bertujuan untuk menemukan teori. Hipotesis cenderung dijelaskan secara implisit saja, sebab model pendekatan ini lebih banyak menggunakan metode ekploratori, yakni metode penelitian yang bertujuan menghimpun informasi awal yang akan membantu upaya menetapkan masalah dan merumuskan hipotesis (Kotler dalam Amirin, 2009). Pendekatan naturalistik ini menunjukkan bahwa penelitian ini terjadfi secara alamiah, bukan berdasarakan penghitungan statistik, sehingga ia menolak suatu bentuk yang terstruktur dari sebuah riset. Pendekatan ini juag menolak pengaturan-pengaturan riset secara artifisial. Jika dalam pendekatan saintifik harus melakukan eksperimen untuk membuktikan kebenaran dari suatu teori, dalam pendekatan naturalis suatu teori dipakai untuk melakukan tafisran sesuai dengan hakikat dari pendekatan tersebut. Pendekatan natural juga berbanding terbalik dengan pendekatan saintifik, dimana menolak teori yang membumi (grounded theory). Pendekatan ini justru mendukung grounded theory, yakni pembangunan sebuah tafsiran yang berujung pada ditemukannya sebuah teori baru berdasarkan riset yang ada. Pendekatan ini sering juga disebut dengan pendekatan alamiah. Rata-rata, penelitian yang menggunakan metode pendekatan naturalis adalah jenis-jenis penelitian yang tidak menggunakan model penghitungan data secara statistik. Jenis model ini biasanya dipakai untuk menjabarkan penelitian yang bersifat tafisarn dari penelitinya, misalnya sosial, budaya, sastra, dan filsafat. Data yang didapat pun merupakan data yang bersifat kualitatif, yakni data-data yang mengandung tafsiran. Oleh karena itu, peneliti yang akan menggunakan model penelitian kualitatif setidaknya harus memiliki bekal dan wawasan kelimuan yang luas agar bisa mengorek kenyataan dari sebuah data yang direkonstruksi. Peneliti setidaknya memahami objek penelitian yang akan diteliti dengan terlebih dahulu mengetahui wawasan kelimuan dan teori yang relevan dengan objek yang akan diteliti.

Menurut Afriani (2009), pendekatan natural terbagi ke dalam lima jenis penelitian, yaitu: a. Biografi; b. Fenomenologi; c. Grounded Theory; d. Etnografi; dan e. Studi kasus.

Penelitian-penelitan di atas akan merucut pada suatu tafsiran yang subjektif. Dengan kata lain, penelitilah yang akan menyimpulkan sendiri dari penelitian tersebut. Teori digunakan hanya sebagai alat bantu, tidak seperti pada pendekatan saintifik yang menggunakan teori sebagai model penghitungan data. Penelitilah yang akan menentukan jawaban dari permasalahan yang diajukan dengan penafisran berdasarkan data yang didapat. Adapun metode yang dilakukan untuk mendapatkan data dalam penellitian kualitatif adalah: Wawancara Wawancara dilakukan sebagai pembuktian data yang didapat dari studi referensi dan kepustakaan. Teknik wawancara yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara secara mendalam (in-depth interview). Berbeda dengan wawancara dalam pendekatan saintifik, dimana pewawancara bertanya pada responden, dalam pendekatan natural, narasumber yang ditanyakan oleh pewawancara disebut dengan informan, sebab narasumber dalam pendekatan natural berfungsi untuk menguatkan hipotesis. Observasi Beberapa informasi yang didapat dari olah hasil observasi adalah ruang (tempat), waktu, pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, dan perasaan. Observasi dalam pendekatan ini dilakukan bukan untuk menemukan riset untuk diolah secara statistik, melainkan dilakukan untuk mencari gambaran realistik tentang gambaran dari objek yang sebenarnya. Observasi juga dilakukan dengan tujuan untuk alat bantu menjawab dari identifikasi masalah yang dikaji dalam penelitian tersebut.

Dokumen Beberapa data yang didapat untuk mengolah masalah bisa ditemukan dalam wujdu dokumen-dokumen yang berkaitan, seperti foto, gambar, kliping, surat, catatan harian, cinderamata, artefak, arsip-arsip, dan lain sebagainya. Dokumen biasanya digunakan untuk penelitian yang mencakup ruang dan waktu, misalnya penelitian mengenai sejarah dan arkeologi. Hal tersebut berfungsi untuk mencari informasi mengenai kejadian-kejadian yang terjadi pada masa silam, yang dapat dijadikan referensi bagi tafsiran yang kelak diungkapkan oleh peneliti. Beberapa dokumen tertentu biasanya sangat sulit untuk didapat, apalagi jika dokumen tersebut merupakan dokumen peninggalan sejarah atau arsip-arsip kuno. Butuh kesabaran dan ketelitian untuk mencari dokumen-dokumen yang sulit tersebut. Bahkan takjarang, dokumendokumen lama tersebut tidak bisa ditemui di Indonesia, melainkan telah diarsipkan leh pihak Museum di beberapa negara. Hal inilah yang menuntut kesiapan kita ketika hendak melakukan penelitian yang berkaitan dengan sejarah. Focus Group Discussion (FoD) Metode ini sering dilakukan dalam pendekatan kualitatif. Hal ini bertujuan untuk menemukan makna dari sebuah fenomena berdasarkan pemahaman individu atau kelompok lainnya. FGD dilakukan untuk menghindari pemahaman yang salah dari seorang peneliti ketika melakukan tafsiran terhadap permasalahn yang dikaji. Metode ini banyak dilakukan oleh peneliti yang melakukan kajian penelitian yang bersifat monotafsir, yakni objek hanya memiliki makna yang tunggal. Makna tunggal tersebut tidak akan ditemukan begitu saja oleh peneliti jika ia tidak mendiskusikan permasalahannya dengan suatu kelompok atau individu lain. Penelitian dengan menggunakan pendekatan natural ini memiliki keunggulan menemukan sesuatu yang tidak tampak, atau dengan kata lain menemukan tanda di atas tanda, yakni menemukan makna yang tidak tampak dari suatu data. Namun, sayangnya karena pendekatan ini menggunakan metode tafsiran, maka seringkali terjadi tafsiran yang bersifat subjektif, yaitu tafsiran yang lebih didasarkan pada kepentingan di peneliti. Selain itu, pendekatan kualitatif lebih memungkinkan sebuah penelitian menjadi terfokus dan mendalam karena objek kajiannya tidak meluas.

Dapat disimpulkan bahwa pendekatan natural, seperti yang dikutip, adalah sebagai berikut.

Sasaran kajian atau penelitian adalah gejala-gejala sebagai saling terkait satu sama lainnya dalam hubungan-hubungan fungsional dan yang keseluruhannya. merupakan sebuah satuan yang bulat dan menyeluruh dan holistik atau sistemik. Pentingnya konteks dari gejala-gejala yang diamati; Satuan-satuan individual tidak dipilah-pilah ataupun diklasifikasi dalam variabel-variabel. Satuan--satuan individual dari gejala-gejala diperlakukan sebagai bagian fungsional dari sistemnya, bertingkat, dan berada dalam hubungan-hubungan horisontal maupun vertikal. Tidak ada satuan gejala atau individual yang dicopot dari sistemnya dengan menggunakan teori metodologi untuk dijadikan variabel. Karena tidak ada suatu gejala apapun yang dapat menjelaskan dirinya sendiri. Dia harus dijelaskan oleh dan melalui keberadaan gejala-gejala yang ada di dalam sistemnya. Hubungan-hubungan di antara gejala, atau satuan individual atau unsur-unsur dipahami. Pemahaman dilakukan dengan cara melihat hubungan-hubungan tersebut dari perspektif yang diteliti Tidak ada konsep sampel, terkecuali pada tahap-tahap pertama pemilihan setting masalah penelitian. Sebuah kasus yang sama tipe-tipenya. Kasus adalah sebuah satuan gejala, yang berdiri sendiri sebagai sebuahh sistem dengan ciri-cirinya yang tertentu yang merupakan bagian dan sistem atau sistem-sistem yang lebih luas. Sebuah kasus dapat mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kasus atau kasus-kasus lainnya walaupun berbeda tempat dan waktunya. Hasil-hasil penelitian dari sebuah kasus dapat digunakan untuk membuat generalisasi yang mencakup kasus-kasus yang tergolong mempunyai tipe yang sama. Data yang dikumpulkan adalah data dalam bentuk narasi dan angka-angka (data sensus, misalnya). Data dianalisis untuk dijadikan bukti-bukti (evidence), yang perlu diinterpretasi untuk digunakan mendukung kebenaran dari hipotesa yang digunakan dalam penelitian. Hipotesa dalam pendekatan kualitatif hipotesa kerja. Setiap penelitian terfokus pada sebuah masalah penelitian dibuat berlandaskan pada sebuah hipotesa. Sebuah hipotesa dibuat dengan mengacu pada sebuah teori atau sejumlah teori yang dijadikan kerangka atau model teori. Kerangka atau model teori tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan mengapa, yang mengacu pada faktafakta sosial yang diajukan, dan yang jawabannya adalah kebenaran sementara atau hipotesa. Sebuah hipotesa dalam sebuah rencana penelitian sebuah pedoman mengenai masalah penelitian dan dalam ruang lingkup penelitian tersebut.

Instrumen penelitian adalah si peneliti sendiri. Karena itu, seorang peneliti yang menggunakan pendekatan kualitatif harus mempunyai pengetahuan konseptual dan teoritikal yang cukup dan mempunyai analitik yang tinggi bila ingin berhasil dengan baik. Dalam kegiatan pengumpulan data, peneliti mempunyai kebebasan mengembangkan hipotesa, sesuai dengan fakta-fakta dan kenyataan hidup sosial yang dihadapi dan dalam batas-batas masalah penelitiannya. Sebuah hipotesa utama, yang dibuat dan diajukan dalam proposal penelitiannya dapat berubah dengan kenyataan-kenyataan induktif yang dihadapinya di lapangan. Pemberi informasi dinamakan informan dan bukan responden. Tesis atau teori yang dihasilkan dan sebuah penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah hakiki dan hubungan-hubungan di antara konsep-konsep atau gejala--gejala yang menjadi masalah penelitian yang dikaji.

Amirin,

Tatang

M.

(2009).

Penelitian

eksploratori

(eksploratif).

tatangmanguny.wordpress.com

You might also like