You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Kenyataan sehari-hari sering kali kita mendengar adanya pernyataan mungkin dan atau tidak mungkin, secara spesifik pernyataan tersebut dapat diartikan sebagai gambaran sebuah pernyataan kepastian dan atau tidak pastian. Oleh karena itu diperlukan kejelian seorang wirausaha dalam pengambilan resiko. Kaitannya dalam kehidupan sehari-hari seringkali dihadapkan dengan asumsi-asumsi probabilitas, seperti kemungkinan terjadi lonjakan harga, kemungkinan terjadi gejolak dimasyarakat akibat kenaikan harga. Semuanya ini sangat mempengaruhi proses pengambilan resiko seorang wirausaha. Para wirausaha menyukai mengambil resiko realistic karena mereka ingin berhasil. Mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanakan tugas-tuga yang sukar tapi realistic dengan menerapkan keterampilan mereka. Jadi, situasi risiko kecil dan situasi risiko tinggi dihindari karena sumber kepuassan ini tidak mungkin terdapat pada masing-masing situasi itu. Dengan kata lain seorang wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Resiko lahir sebagai akibat dari kelalaian seseorang. Proses yang tidak sesuai dengan system, prosedur atau penggunaan teknologi baru. Selain itu resiko juga disebabkan oleh faktor eksternal misalnya persaing baru mampu mengubah paradigma bisnis. Sebagai imbasnya Peluang usaha adalah kesempatan yang tepat dan dimanfaatkan bagi seorang wirausahawan untuk mendapatkan keuntungan. Hanya seorang wirausahawan yang dapat berfikir kreatif serta berani mengambil resiko itulah dengan tanggap dan memanfaatkan peluang. Peluang usaha yang telah diambil tentu akan memiliki konsekuensi baik pengambilan keputusan yaitu jika gagal maka itu bagian resiko yang dihadapi dan sebaliknya jika berhasil dapat dikatakan sebagai keuntungan. Meskipun dalam pengambilan keputusan gagal, hal itu dapat dijadikan pengalaman yang sangat berharga. Tetapi sebagian besar orang indonesia, kalau sudah

melihat potensi keuntungan, konon sulit membayangkan resikonya. Oleh karena itu orang indonesia tidak begitu mengenal konsep resiko. Padahal dalam era uang dewasa ini, setiap orang perlu mengenal prilaku resiko dan meminimalkannya. Oleh
karena itu pada pokok bahasan ini kami akan membahas tentang konsep risiko, bentuk-

bentuk kerugian akibat adanya risiko, serta pengolahan risiko. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah, agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan apa itu konsep resiko, bentuk-bentuk kerugian akibat adanya resiko, serta pengelolaan resiko. 1.3 Sistematika BAB I BAB II BAB III Pendahuluan, Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Sistematika PENGAMBILAN RESIKO Kesimpulan , Saran

BAB II PENGAMBILAN RESIKO

2.1

Konsep Resiko Definisi risiko Dalam dunia bisnis kita mengenal beberapa definisi resiko. Namun secara umum konsep risiko selalu dikaitkan dengan adanya suatu ketidakpastian di masa yang akan datang secara spesif didefinisikan sebagai adanya konsekuensi,sebagai dampak adanya ketidakpastian yang memunculkan dampak yang merugikan pelaku usaha.konsekuensi yang memunculkan dampak yang menguntungkan tidak dianggap sebagai risiko,konsekuensi positif ini dianggap sebagai keuntungan yang diharapkan. Risiko seperti diatas akan selalu ada dalam kehidupan usaha sehari-hari kita. Intensitas risiko tersebut akan semakin meningkat manakala kita melakukan kegiatan bisnis. adalah jamak jika ingin mendapatkan hasil/keuntungan yang besar maka kita harus berhadapan dengan risiko yang besar juga (high risk,high return) oleh karenanya dalam proses yang dilewati seorang wirausaha tidak dapat dilepaskan dengan bagaimana seorang wirausaha melakukan pengambilan risiko untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Motivasi mengambil risiko Terdapat beberapa alasan mengapa seseorang mengambil risiko. Seseorang mengambil risiko bisa jadi didasari oleh keinginan utnuk mendapatkan tingkat pengembalian/keuntungan yang sepadan dengan pengorbanan yang telah dia keluarkan. Ketika melakukan kegiatan yang berisiko karna menginginkan keuntungan,biasanya dia mampu mengkalkulasi besar risikonya. Atas dasar kalkulasi terebut dia akan menetapkan target keuntungan yang dikehendaki. Cintihnya seseorang memiliki uang yang akan dia invenstasikan. Dia dapat memilih menabung di bank yang hanya memberi bunga sebesar 15% yang pasti dia dapatkan setiap bulannya atau menginvestasikan dalam bentuk kuliner dengan potensi

keuntungan 300%. Tetapi dengan potensi keuntungan yang besar itu, dia juga memiliki rsiko ketidakpastian yaitu risiko hasil keuntngan. Alasan lain sesorang mengambil risiko adalah karna faktor kepepet. Seseorang terpaksa mengambil risiko karna kondisi yang menyertainya karna kepepet biasanya seseorang tidak terlalu menghiraukan risiko risiko yang dihadapi. Jikalau seseorang memahami risiko yang dihadapi, biasanya dia tidak punya cukup waktu megkalkulasi besarnya risiko risiko tersebut. Jenis jenis risiko dalam bisnis Sebagai seorang pemula mahasiswa yang akan berbisnis perlu mengenal beberapa risiko yang sering dijumpai dalam bisnis, khususnya star up bussines, yaitu: a. Risiko murni Risiko murni adalah risiko yang muncul sebagai akibat dari sebuah situasi atau keputusan yang konsekuensinya adalah kerugian beberapa bentuk risiko murni yang sering muncul diantaranya adalah : 1. Risiko hilang/rusaknya aset yang dimiliki yang di akibatkan kebakaran, pencurian,penggelapan, dsb 2. 3. Kecelakaan kerja pada proses produksi Risiko akobat tuntutan hukum-hukum pihak lai, misalnya: keracunan dari makanan yang anda jual, tuntutan konsumen akibat kelalaian kita dsb. 4. 5. Risiko operasional lainnya. Bencana alam (force majeure), seperti banjir,gempa,angin topan,dan sebagainya. b. Resiko spekulatif Resiko spekulatif adalah resiko yang muncul akibat situasi atau keputusan yang konsekuensinya bisa berupa keuntungan atau kerugian, contoh risiko spekulaif diantaranya adalah :

1.

Risiko perubahan harga Harga pasar suatu produk, jasa atau komoditi dapat berubah-ubah. Ia dapat naik maupun turun terkait dengan perubahan harga input, jika harga input naik maka perusahaan dapat mengalami kerugian penurunan margin keuntungan. Sebaiknya jika harga input turun, maka perusahaan dapat mengalami keuntungan yaitu berupa kenaikan margin keuntungan. Terkait dengan harga output , jika harga output naik maka perusahaan akan mengalami keuntungan karna naiknya margin keuntungan. Sementara jika harga output turun maka, perusahaan akan mengalami kerugian yaitu berupa penurunan margin keuntungan.

2.

Risiko kredit Risiko kredit adalah risiko yang muncul dari transaksi kredit, seperti utang dagang. Jika pihak yang kita berikan kredit mengalami gagal bayar maka kita akan mengalami kerugian.

2.2

Bentuk-Bentuk Kerugian Akibat Adanya Risiko Setidaknya terdapat dua jenis kerugian yang diakibatkan oleh risiko,yaitu: a. Kerugian langsung Yaitu jumlah nominal yang harus ditanggung akibat dampak langsung dari risiko yang dapat terjadi misalnya, terjadi korsleting listrik pada toko yang digunakan untuk usaha, sehingga terjadi kebakaran. Dari risiko kebakaran tersebut teridentifikasi jumlah kerugian langsung adalah nilai barang dagangan yang rusak akibat kebakaran dan nilai kerusakan bangnan toko tersebut.

b.

Kerugian tidak langsung Yaitu normal yang harus ditanggung akibat dampak tidak langsung risiko yang terjadi, misalnya kemungkinan penjualan atau keuntungan yang gagal diterima

akibat terjadinya risiko, munculnya biaya operasional tambahan, kesempatan itervensi yang hilang dan bermaca kerugian lainnya.

Nanti setelah anda memiliki usaha, anda dengan mudah dapat mengkalkusi seberapa besar risiko yang mungkin terjadi. Cara berikut dapat anda gunakan:

Tentukan seberapa sering suatu risiko terjadi (frekuensi atau probabilitynya) Tentukan dampak yang ditimbulkan dari risiko yang terjadi (dampak) Hitung kemungkinan prediksi kerugian dengan formula

Frekunsi x Dampak
Berikut adalah contoh mengkalkulasi risiko: Anda memiliko risiko terjadinya pencurian barang dagangan. Setelah diidentifikasi, potensi terjadinya risiko tersebut adalah 5 kali dalam 1 bulan. Untuk setiap kejadian pencurian barang tersebut, rata-rata anda engalami kerugian Rp.300 ribu. Dari informasi diatas anda dapat menghitung prediksi besarnya kerugian yang dihadapi dari risiko pencurian barang dagangan tersebut dalam satu bulan, yaitu:

5 x Rp.300.000 = Rp.1.500.000

Artinya: Dalan satu bulan terdapat risiko pencurian barang dagangan yang berpotensi menyebabkan kerugian sebesar Rp.1.5 juta. 2.3 Pengelolaan Resiko
6

Untuk melakukan pengelolaan resiko anda dapat menggunakan prinsip pareto dari berbagai risiko yang berhasil diindentifikasi. Caranya adalah dengan membuat urutan risiko-risiko yang potensial terjadi berdasar prediksi kerugian yang dihasilkan, dari yang paling tinggi sampai dengan yang paling rendah. Selanjutnya, lakukan prioritas dalam pengelolaan terhadap risiko yang memiliki prediksi kerugian yang paling besar terhadap bisnis anda. Dari setiap tipe risiko yang masuk kedalam prioritas tersebut, selanjutnya anda dapat menggunakan 4 pilihan strategi pengelolaan risiko yaitu : 1. Dikontrol (risk control) Yaitu upaya-upaya yang dilakukan agar probabilitas terjadinya risiko yang kita identifikasi menjadi berkurang. Mengontrol risiko juga dimaksudkan untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi, upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengontrol risiko diantaranya adalah membuat dan mengimplementasikan prosedur standar operasional (SOP) yang baik, melakukan pengontrolan secara serius terhadap kualitas produk dan proses, melengkapi area produksi dengan alatalat keselamatan kerja, dan termasuk mengintrodusir budaya sadar risiko kepada semua karyawan.

2.

Ditransfer kepada pihak lain (risk transfer) Yaitu upaya-upaya yang secara sadar dilakukan dengan memindahkan risiko yang kita hadapi terhadap pihak lain. Hal ini dapat dilakukan dengan memindahkan risiko terjadinya kebakaran toko kepada perusahaan asuransi. Sedangkan untuk memindahkan risiko meningkatnya beban biaya tetap pegawai dapat dilakukan dengan kontrak out sourcing. Demikian pula untuk memindahkan risiko tingginya modal kerja kepada konsumen dapat dilakukan dengan meminta pembayaran diawal, atau memindahkan risiko tingginya biaya persediaan ketangan supplier.

3.

Dibiayai sendiri (risk retention)

Yaitu upaya-upaya

mendanai dampak yang ditimbulkanoleh risiko. Dalam

konteks mendanai risiko ini, terdapat dua cara, yaitu dengan menyiapkan dana cadangan( allow ance) khusus untuk mendanai risiko, atau tampa membuat dama cadangan. Pembuatan dana cadangan tentu akan membuat meningkatnya modal kerja. Sementara jika membiayai risiko tanpa dana cadangan, akan menimbulkan resiko baru yaitu terganggunya kegiatan bisnis yang telah direncanakn sebelumnya. Sebagai contoh: ada risiko kebakaran dari toko yang digunakan. Jika kebijakan pengelolaan risiko adalah dibiayai tanpa ada dana cadangan, maka bisa jadi dana yang seharusnya untuk ekspansi usaha akan terpakai untuk membiayai perbaikan toko tersebut sehingga ekspansi gagal dilakukan.

4.

Dihindari (risk avoidance) Yaitu tindakan secara sadar untuk menghindari risiko yang dihadapi. Misalnya, jika selama satu minggu kedepan diprediksi hujan akan turun sangat lebat, maka jika anda mempunyai bisnis restoran, anda disarankan akan menghindari penjualan bermacam-macam minuman dingin/aneka es. Hal ini dilakukan karena kemungkinan produk-produk itu tidak akan laku. Namun perlu diingat, sebagai wirausaha, terlalu sering melakukan penghindaran risiko bisa berdampak terhadap lambatnya perngembangan usaha karena bisa jadi ada banyak kesempatan atau peluang yang terlewat.

Pada tahapan pengelolaan risiko ini, anda dapat menggunakan satu metode diatas atau mengkombinasikan beberapa metode yang ada.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Seorang wirausaha sebaiknya dapat memahami bahwa resiko bukanlah penghambat bagi kemajuan usahanya. Sebaiknya sebuah resiko dapat diambil sebagai konskuensi karena kita menginginkan sesuatu yang lebih baik (keberhasilan), oleh karena itu sebagai seorang yang wirausaha dapat mengadapi dan mengelola usahanya sebaik mungkin agar terhndar dari konskuensinya (resiko). Tahap awal dalam berwira usaha adalah dapat mengidentifikasi resiko apa yang berpotensi muncul, dimulai dari lingkungan sekitar, serta dapat mengidentifikasi resiko dari hubungan dengan para pemasok dengan pelanggan maupun dengan competitor. Selanjutnya tentukan seberapa sering resiko tersebut muncul serta seberapa besar potensi dampak yang mungkin terjadi dari resiko yang telah teridentifikasi, kemudian siapkan langkah-langkah mitigasi resiko hanya pada resiko yang dominan. untuk melakuakan hal tersebut pastikan kita

menggunakan pendekatan manfaat-biaya.hitung biaya dengan benar untuk mengelah resiko dan pastikan manfaat tersebut lebih besar dari biaya yang anda keluarkan.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu mengetahui tentang Pengambilan Resiko (Konsep resiko, Akibat-akibat kerugian akibat adanya resiko, serta pengelolahan resiko) yang akan membantu mahasiswa dalam menambah informasi dan wawasan dalam ruang lingkup kewirausahaan dalam keperawatan.

10

DAFTAR PUSTAKA
Prof. Rhenald Kasali, dkk, 2010 ; Modul Kewirausahaan Untuk Program Strata 1; Jakarta. Rumah Perubahan.

11

You might also like