You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Pengertian istilah jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang: harfiyah, konseptual, dan praktis. Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam bahasa Prancis yang berarti hari (day). Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno, du jour yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak. Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: sebagai proses, teknik, dan ilmu. 1. Sebagai proses, jurnalistik adalah aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis). 2. Sebagai teknik, jurnalistik adalah keahlian (expertise) atau keterampilan (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara. 3. Sebagai ilmu, jurnalistik adalah bidang kajian mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat itu sendiri. Sebaga ilmu, jurnalistik termasuk dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain dengan maksud memberitahu, mempengaruhi, atau memberikan kejelasan. Secara praktis, jurnalistik adalah proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media massa. Dari pengertian kedua ini, kita dapat melihat adanya empat komponen dalam 1

dunia

jurnalistik:

informasi,

penyusunan

informasi,

penyebarluasan

informasi, dan media massa. Liputan berita bisa didapatkan dari mana saja, baik yang datang ke meja redaksi atau mencari sendiri liputan berita itu sendiri. Tentu saja suatu media massa tidak selalu menunggu kehadiran berita yang merupakan kiriman. Mereka sendiri dengan anggotanya mencari dan mengejar sumber berita yang mereka ketahui ada disuatu tempat yang dapat dijangkau dengan cepat dan mudah. Hak cipta (lambang internasional: , Unicode: U+00A9) adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak cipta dapat juga memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan. Pada umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas. Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau "ciptaan". Ciptaan tersebut dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulis lainnya, film, karya-karya koreografis (tari, balet, dan sebagainya), komposisi musik, rekaman suara, lukisan, gambar, patung, foto, perangkat lunak komputer, siaran radio dan televisi, dan (dalam yurisdiksi tertentu) desain industri. Sumber berita ini memungkinkan untuk menjadi berita yang ditulis dan disiarkan kepada khalayak konsumen setelah melalui pengambilan dan pengolahan. Peristiwa atau sumber berita yang berada ditempat yang jauh dikirimkan tenaga atau utusan kesana. Dapat juga berita yang sumbernya berada ditempat yang jauh itu dikirimkan oleh tenaga yang memang telah dipersiapkan untuk bertugas disana, atau diperoleh dari pusat pemberitaan asing yang mempunyai hubungan baik.

B. BATASAN MASALAH Berdasarkan latar belakang pembahasan tentang liputan berita hak cipta. Maka penulis membatasi pembahasan makalah ini pada liputan berita hak cipta melalui penulisan berita. C. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana penggambilan berita dari hasil karya orang lain? 2. Bagaimana penyusunan liputan berita hak cipta? D. TUJUAN PENELITIAN Makalah ini mempunyai dua macam tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan umum Secara umum tujuan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan tentang liputan berita hak cipta. 2. Tujuan khusus Secara khusus, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan bagaimana peliputan berita hak cipta. 2. Mendeskripsikan bagaimana penyusunan liputan berita hak cipta dari karya orang lain.

BAB II PEMBAHASAN

A. LIPUTAN BERITA Berita tidak selalu dicari ke tempat sumber berita, tetapi suatu ketika berita juga datang dari mana-mana, seperti kiriman dari biro atau pusat pemberitaan. Berita dapat juga datang dari lembaga atau istansi lain, atau mungkin kita peroleh dari penerbit lain. Bila berita itu datangnya dari lembaga atau instansi lain, biasanya berita itu khusus mengenai kegiatan yang berlangsung pada instansi tersebut yang ingin disebarluaskan pada khalayak ramai. Kesahihan berita semacan itu biasanya lebih terjamin karena dikirimkan oleh pengantar resmi dari kepala biro hubungan masyarakat kantor yang bersangkutan. Hanya saja yang harus dipersoalkan adalah kecenderungan berita semacam itu lebih menonjolkan keinginan kantor yang mengirimkannya. Ada lagi bahan berita yang merupakan liputan dari tulisan orang lain yang memiliki hak cipta (copyrights), yaitu informasi yang diambil dari bahan cetakan yang diterbitkan oleh penerbit lain. Dalam hal ini, kita harus sangat berhati-hati menggunakannya agar tidak melanggar kode etik hak cipta tersebut.

B. HAK CIPTA Hak cipta merupakan perlindungan istimewa terhadap hasil karya seseorang yang telah ditulis. Orang lain yang ingin menggunakan tulisan itu harus meminta izin kepada pengarang atau penerbit. Hak cipta dalam hal ini hanya menyangkut materi tulisan itu sendiri yang berupa berita, puisi, fiksi, buku, tetapi tidak menyangkut ide yang ada dibelakang materi tulisan itu. Hak cipta dapat menyangkut karya tulis prosa, karya seni, fotografi. Perlindungan hak cipta itu berkaitan dengan hal-hal berikut. 1. Mereproduksi materi dalam berbagai bentuk seperti memfotokopi atau mencetaknya. 2. Mendistribusikan kepada masyarakat umum hasil pengkopian. 3. Memindahkan materi itu kedalam bentuk lain, seperti memindahkan naskah drama ke dalam film, atau naskah film ke dalam bentuk novel. 4. Melakonkan atau membuat materi itu menjadi lagu atau permainan yang dipertunjukkan. 5. Memindahkan materi itu kedalam bentuk lain seperti lukisan atau fotografi. Hak cipta merupakan salah satu jenis hak kekayaan intelektual, namun hak cipta berbeda secara mencolok dari hak kekayaan intelektual lainnya (seperti paten, yang memberikan hak monopoli atas penggunaan invensi),

karena hak cipta bukan merupakan hak monopoli untuk melakukan sesuatu, melainkan hak untuk mencegah orang lain yang melakukannya. Hak cipta yang dilindungi undang-undang itu dapat merupakan hak cipta perorangan atau organisasi. Hak cipta secara internasional diundangundangkan tahun 1976 dan berlaku efektif tahun 1978. Sampai sejauh ini masih banyak Negara yang belum menjalankan undang-undang hak cipta. Di Indonesia, masalah hak cipta diatur dalam Undang-undang Hak Cipta, yaitu, yang berlaku saat ini, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002. Dalam undang-undang tersebut, pengertian hak cipta adalah "hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku" (pasal 1 butir 1). Secara umum hak cipta yang berupa bahan penerbitan itu masih dapat ditolerir bila pengambilan bahan itu kurang dari tiga persen dari keseluruhan tulisan anda, tetapi anda dapat saja menggunakan materi yang tercetak tersebut sebagai sumber informasi untuk dituliskan sebagai karya tulis anda bila menggunakan kata-kata anda sendiri. Jadi, kalau ada bahan berita yang anda jumpaidalam surat kabar atau majalah terbitan lain, maka anda harus melakukan pemikiran kembali tentang materi itu dan kemudian

menuliskannya dengan kata-kata dan dengan gaya anda sendiri. Dengan cara ini tidak akan terjadi tuduhan sebagai pelanggar undang-undang hak cipta. 6

selanjutnya anda dapat menuliskan nama anda pada berita atau tulisan itu karena memang dapat dianggap sebagai tulisan anda sendiri. Di dalam surat kabar atau majalah, pemberitahuan tentang pemegang hak cipta itu terletak di bawah judul induk. Untuk buku, pemegang hak cipta diletakkan di belakang halaman judul dalam, sedangkan untuk ilustrasi, gambar, atau foto tercantum pada catatan kaki atau langsung pada gambar atau ilustrasi itu sendiri. Bila anda ingin mengambilnya atau

menggunakannya anda harus meminta izin kepada yang memegang hak cipta dengan mengirimkan surat, dan dengan memasukkan di dalam surat itu keterangan mengenai: 1. deskripsi mengenai media massa anda, 2. pernyataan tentang apakah organisasi penerbitan itu organisasi profit atau nonprofit, 3. penjelaskan tentang materi mana yang akan anda gunakan, dan sebaiknya disertai dengan fotokopi materi yang hendak anda gunakan sehingga tidak terjadi kekeliruan, dan 4. mengemukakan atau menyatakan apakah materi itu akan dicetak seperti itu persis atau dicetak menurut versi yang diinginkan oleh penerbitan anda.

Adakalanya anda harus membayar untuk mendapatkan materi yang anda inginkan, tetapi tidak selalu begitu. Banyak penerbit yang sudah merasa

senang kalau diberitahukan mengenai keinginan untuk mengutip sehingga tidak menagih pembayaran apapun. Bila anda merupakan pencari dan penulis berita yang bekerja pada suatu surat kabar atau majalah, biasanya hak cipta karya tulis anda itu berada pada perusahaan tempat anda bekerja. kalau anda adalah penulis atau pensuplai berita untuk suatu penerbitan, hak cipta tulisan dapat berada di pihak anda sebagai penulis sejauh ada perjanjian atau kontrak semacam itu dengan perusahaan penerbitan yang bersangkutan. bila hal itu tidak ada, maka hak cipta akan berada pada pihak penerbit. Masalah undang-undang hak cipta ini memang sangat kompleks. jika anda ingin tahu atau yakin mengenai apakah suatu kabar memiliki hak cipta, perhatikan label hak cipta pada halaman depan penerbitan Koran atau majalah itu. apabila, suatu Koran atau majalah tidak menyebutkan mengenai masalah hak cipta dalam Koran atau majalah terbitnya, berarti bahwa media massa itu tidak merasa perlu melindungi hak cipta penerbitnya. karena itu, tidak dapat disalahkan bila ada orang melakukan pengutipan tanpa meminta izin kepada penerbit sehingga dapat dianggap cukup bila hanya menyebutkan dari mana sumber tulisan itu diambil. Hak cipta (lambang internasional: ) adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak cipta dapat juga memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak sah atas suatu

ciptaan. Pada umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas. Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau "ciptaan".

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berita tidak selalu dicari ke tempat sumber berita, tetapi suatu ketika berita juga datang dari mana-mana, seperti kiriman dari biro atau pusat pemberitaan. Berita dapat juga datang dari lembaga atau istansi lain, atau mungkin kita peroleh dari penerbit lain. Bila berita itu datangnya dari lembaga atau instansi lain, biasanya berita itu khusus mengenai kegiatan yang berlangsung pada instansi tersebut yang ingin disebarluaskan pada khalayak ramai. Hak cipta (lambang internasional: ) adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak cipta dapat juga memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan. Pada umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas. Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau "ciptaan". Di dalam surat kabar atau majalah, pemberitahuan tentang pemegang hak cipta itu terletak di bawah judul induk. Untuk buku, pemegang hak cipta diletakkan di belakang halaman judul dalam, sedangkan untuk ilustrasi, 9

gambar, atau foto tercantum pada catatan kaki atau langsung pada gambar atau ilustrasi itu sendiri. Bila anda ingin mengambilnya atau menggunakannya anda harus meminta izin kepada yang memegang hak cipta dengan mengirimkan surat, dan dengan memasukkan di dalam surat itu keterangan mengenai. 1. 2. deskripsi mengenai media massa anda, pernyataan tentang apakah organisasi penerbitan itu organisasi profit atau nonprofit, 3. penjelaskan tentang materi mana yang akan anda gunakan, dan sebaiknya disertai dengan fotokopi materi yang hendak anda gunakan sehingga tidak terjadi kekeliruan, dan 4. mengemukakan atau menyatakan apakah materi itu akan dicetak seperti itu persis atau dicetak menurut versi yang diinginkan oleh penerbitan anda. Masalah undang-undang hak cipta ini memang sangat kompleks. jika anda ingin tahu atau yakin mengenai apakah suatu kabar memiliki hak cipta, perhatikan label hak cipta pada halaman depan penerbitan Koran atau majalah itu. apabila, suatu Koran atau majalah tidak menyebutkan mengenai masalah hak cipta dalam Koran atau majalah terbitnya, berarti bahwa media massa itu tidak merasa perlu melindungi hak cipta penerbitnya. Sanksi pidana atas pelanggaran hak cipta di Indonesia secara umum diancam hukuman penjara paling singkat satu bulan dan paling lama tujuh tahun yang dapat disertai maupun tidak disertai denda sejumlah paling sedikit satu juta rupiah dan paling banyak lima miliar rupiah, sementara ciptaan atau barang yang merupakan hasil tindak pidana hak cipta serta alat-alat yang 10

digunakan untuk melakukan tindak pidana tersebut dirampas oleh Negara untuk dimusnahkan (UU 19/2002 bab XIII).

DAFTAR PUSTAKA

Semi, M. Atar. 1995. Teknik Penulisan Berita, Feature, dan Artikel. Bandung: Mugantara http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta Http: //kerissena. blogspot.com/ 2011/ 09/ pengertian. html/ 04-11-2011 pengertian-jurnalistik

11

You might also like