You are on page 1of 4

TUGAS 1

PENGINDERAAN JAUH

OLEH :

Nama NRP

: :

ANDY LAKSMANA DARMAWAN 3510100059

TANGGAL PENGUMPULAN 4 Maret 2013

TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2013

DATA KUALITATIF DAN DATA KUANTITATIF Data yang ada pada Penginderaan jauh (Remote Sensing) terbagi atas dua macam,

yaitu data kualitatif dan data kuantitatif dimana data tersebut memiliki perbedaan diantara keduanya. Berikut merupakan uraian perbedaan data kualitatif dengan data kuantitatif: a. Data Kualitatif Data citra pada penginderaan jauh atau juga biasa disebut dengan remote sensing, secara kualitatif dapat diekspresikan sebagai sifat yang berkaitan dengan karakter Radiometrik yaitu dapat dilihat secara visual (semantik) dengan klasifikasi seperti apa objek yang ada di permukaan Bumi yang dapat diamati dan dilihat, kemudian apakah objek tersebut mengalami perubahan atau tidak dan jika terjadi perubahan, mengapa perubahan itu terjadi. Objek yang berada di Bumi tersebut merupakan benda, dimana benda tersebut terbagi menjadi dua macam yaitu benda buatan alam dan benda buatan manusia. Benda buatan alam pun dibagi kembali menjadi dua macam yaitu dinamis seperti tanaman dan statis seperti sungai. Kemudian benda tersebut pun dapat di pengaruhi oleh reaksi kimia dan fisika. Oleh karena benda yang diamati sangatlah banyak, maka dari itu dibutuhkan Identifikasi dan Interpretasi objek tersebut. Identifikasi dilakukan dengan menandai objek yang ingin dilihat secara pasti kemudian setelah melalukan identifikasi, maka dilakukan interpretasi dimana interpretasi adalah menentukan objek dengan menggunakan perkiraan yang didasarkan pada tujuh kunci, yaitu bentuk, pola, warna, posisi, ukuran, struktur, dan tekstur. Untuk mendapatkan hasil yang tepat secara radiometrik, maka perlu dilakukan koreksi radiometrik dan perbaikan kontras pada citra. Koreksi radiometrik dapat dilakukan dengan menghilangkan kesalahan yang diakibatkan oleh karakter gelombang elektromagnetik dialam bebas, memperbaiki kontras citra dengan cara warna campuran, indeks vegetasi, index kilap dan sebagainya.

b.

Data Kuantitatif Data citra pada penginderaan jauh atau juga biasa disebut dengan remote

sensing, secara kuantitatif dapat diekspresikan sebagai sifat yang berkaitan dengan karakter geometrik yaitu dapat diukur atau diamati secara dimensional atau bersifat geometrik ataudapat diklasifikasikan dengan berapa objek yang ada di permukaan Bumi yang diukur dimensinya dan dimana posisi objek tersebut yang berarti koordinat

yang dimiliki objek tersebut secara relatif terhadap titik atau sistem koordinat yang digunakan sebagai acuan atau referensi yang bersifat georeference. Lain halnya dengan data kualitatif, data kuantitatif membutuhkan analisa yang bersifat objektif dari pengamat terutama pengamat yang memiliki keahlian lebih untuk mendapatkan hasil yang benar. Citra yang didapat dari satelit harus dilakukan koreksi secara radiometrik dan koreksi secara geometrik dan pengukuran titik kontrol tanah atau biasa disebut Ground Control Point (GCP) di lapangan. Koreksi geometrik dilakukan dengan menghilangkan kesalahan yang diakibatkan oleh karakter satelit pada orbitnya dan sifat fisik Bumi dan cara memperbaiki koreksi geometrik dapat dilakukan dengan cara melakukan transformasi setiap pixel ke sistem koordinat tertentu seperti Universal Transverse Mercator atau biasa disingkat UTM pada peta atau titik kontrol tanah (GCP) yang telah mempunyai koordinat Geografis maupun koordinat proyeksi. Cara menguji hasilnya adalah dengan melakukan transformasi antar citra yang ada dengan dokumen lain yang telah memiliki sistem koordinat geografis atau proyeksin dengan melihat nilai penyimpangannya yang disebut dengan Root Mean Squares (RMS) untuk melihat ketelitian petanya. KOORDINAT CITRA Pada saat citra diambil, terdapat ketidak sinkronan (tidak sesuai) antara sistem koordinat Bumi yaitu objek yang di ambil dengan sensor, sistem koordinat sensor pada satelit dan sistem koordinat satelit yaitu sistem koordinat orbit. Perbedaan juga terdapat pada objeknya dikarenakan Bumi bergerak sesuai orbitnya dan demikian pula dengan satelit yang bergerak sesuai dengan orbitnya. Oleh karena itu diperlukan tranformasi koordinat yang digunakan untuk mentransformasi koordinat yang di Bumi, di sensor dan satelit agar menjadi satu sistem koordinat yaitu sistem koordinat citra yang dimana hasil dari citra memiliki sistem koordinat yang statis.

SUMBER ENERGI SATELIT PENGINDERAAN JAUH Dilihat dari sumber energinya, satelit penginderaan jauh dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a) Satelit Penginderaan Jauh Aktif Satelit sistem aktif menggunakan sumber energi buatan yaitu dengan menggunakan panjang gelombang elektromagnetik dan sensor yang digunakan adalah berupa kamera dan sensor elektromagnetik yang bekerja pada spektrum

bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroperasi pada spektrum dari sinar X sampai gelombang radio dan menghasilkan citra. Contoh satelit yang menggunakan sistem ini adalah MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer).

b)

Satelit Penginderaan Jauh Pasif Satelit sistem pasif menggunakan sumber energi alam yaitu matahari

dengan menggunakan panjang gelombang elektromagnetik dan sensor yang digunakan adalah berupa kamera yang bekerja pada spektrum tampak mata dan sensor elektromagnetik yang bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroperasi pada spektrum yang lebih luas, yaitu dari sinar X sampai gelombang radio dan menghasilkan citra. Contoh dari satelit ini adalah LANDSAT (Land Satellite). RESOLUSI SATELIT Resolusi Satelit pada penginderaan jauh terbagi menjadi dua tipe, yaitu: Resolusi Spektral Resolusi Spasial

Karakter spasial atau yang lebih dikenal sebagai resolusi spasial, bahwa data citra penginderaan jauh memiliki luasan terkecil yang dapat direkam oleh sensor. Sebagai contoh untuk Landsat TM memiliki luasan terkecil yang mampu direkam adalah 30 x 30 m dan mampu merekam daerah selebar 185 km. 1 Scene citra landsat memiliki luas 185 km x 185 km. Karakteristik spektral atau lebih sering disebut sebagai resolusi spektral, data penginderaan jauh direkam pada julat panjang gelombang tertentu. Masing-masing satelit biasanya membawa lebih dari satu jenis sensor dimana tiap sensor akan memiliki kemampuan untuk merekam julat panjang gelombang tertentu.

You might also like