You are on page 1of 21

28

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) dalam pembelajaran matematika
terhadap kompetensi strategis siswa SMP. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen karena sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan antara variabel-variabel
penelitian.
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika
dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,
Repetition) sebagai variabel bebas, dan kompetensi strategis siswa SMP
sebagai variabel terikat.

B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain kelompok kontrol tes
awal-tes akhir. Dalam desain ini terdapat dua kelas yang dipilih secara acak
menurut kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kemudian kedua
kelas tersebut diberi tes awal untuk mengetahui kemampuan awal antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan pembelajaran.


29

Tes akhir dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung dengan
tujuan untuk mengetahui kompetensi strategis siswa setelah mengalami
pembelajaran.
Gambar desainnya adalah sebagai berikut:
A O X O
A O O Ruseffendi (2005: 50)
Keterangan:
A : Subjek yang dipilih secara acak menurut kelas
O : Tes awal (pretes) = Tes akhir (postes)
X : Perlakuan (dalam penelitian ini adalah pembelajaran model AIR)

C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan jumlah individu atau objek yang terdapat dalam
suatu kelompok tertentu yang dijadikan sebagai sumber data. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Sudjana (dalam Suwarsono, 2009: 25) pengertian
populasi dan sampel sebagai berikut:
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung
ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai
karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan
jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan sampel adalah
sebagian dari populasi yang dianggap mewakili karakteristik seluruh
anggota dari populasi tersebut.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi yang
terbatas. Kemampuan matematika yang diukur dalam penelitian ini adalah
kompetensi strategis siswa sedangkan perlakuan yang diberikan dalam
penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran


30

AIR. Dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII
SMP Negeri 3 Bl.Limbangan yang terdiri dari 8 kelas.
Alasan dipilihnya SMP Negeri 3 Bl.Limbangan yaitu karena sekolah
tersebut dalam proses pembelajarannya sebagian besar masih menggunakan
pembelajaran konvensional.
Sedangkan dipilihnya kelas VII sebagai objek penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Telah memperoleh prasyarat untuk materi yang akan dijadikan sebagai
objek penelitian.
2. Siswa kelas VII merupakan siswa menengah pada jenjangnya sudah dapat
menyesuaikan dengan lingkungannya.
Sedangkan sampel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua
kelas yaitu kelas VII yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang diambil secara acak. Satu kelas akan mendapat pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran konvensional sedangkan satu kelas
lainnya akan mendapat pembelajaran matematika dengan model AIR. Setelah
dipilih secara acak diperoleh kelas VII-C sebagai kelas eksperimen dan kelas
VII-B sebagai kelas kontrol yang dipilih secara acak.







31

D. Instrumen Penelitian
Sebagai upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap
mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini, maka dibuat
seperangkat instrumen meliputi instrumen tes dan instrumen non-tes, seluruh
instrumen tersebut digunakan peneliti untuk mengumpulkan data kualitatif
dan data kuantitatif dalam penelitian. Adapun instrumen yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes Kompetensi Strategis
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kompetensi strategis
siswa berupa tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Tes awal dilakukan
untuk mengetahui kompetensi strategis siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Tes akhir dilakukan untuk mengetahui perubahan secara
signifikan kompetensi strategis siswa setelah siswa kelompok eksperimen
mendapat pembelajaran dengan model AIR, dan siswa pada kelompok
kontrol yang mendapat pembelajaran konvensional.
Tes kompetensi strategis siswa berupa soal uraian untuk mengetahui
proses berpikir anak. Ruseffendi (2005: 118) menuturkan bahwa keunggulan
tes tipe uraian dibandingkan dengan tes tipe objektif, ialah akan timbulnya
sifat kreatif pada diri siswa yang telah menguasai materi betul-betul yang bisa
memberikan jawaban yang baik dan benar.



32

Adapun langkah-langkah penyusunan tes kompetensi strategis dalam
jenjang kognitif adalah sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi soal yang meliputi dasar dalam pembuatan soal tes
kompetensi strategis.
b. Menyusun soal tes kompetensi strategis.
c. Menilai kesesuaian antara materi, indikator, dan soal tes untuk mengetahui
validitas isi.
d. Melakukan uji coba soal untuk memperoleh data hasil tes uji coba.
e. Menghitung validitas tiap butir soal, reliabilitas soal, daya pembeda, dan
indeks kesukaran tiap butir soal menggunakan data hasil uji coba.
Teknik penilaian yang digunakan untuk tes kompetensi strategis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.









33

Tabel 3.1
Pedoman Penskoran Tes Kompetensi Strategis
Skor I. Memahami
situasi dan
kondisi dari
suatu
permasalahan

II. Menyajikan masalah
secara matematik dalam
berbagai bentuk

III. Menemukan solusi dari
permasalahn yang
diberikan
0 Tidak memahami
situasi dan kondisi
permasalahan soal
Tidak ada model matematika
sama sekali
Tidak ada solusi, proses tidak
sesuai model dan hasil salah
1 Terdapat kesalahan
dalam memahami
situasi dan kondisi
masalah secara
total
Menggunakan model
matematika atau rumus yang
salah
Proses sesuai model dan hasil
salah
2 Terdapat sebagian
besar kesalahan
dalam memahami
situasi dan kondisi
masalah
Menggunakan model
matematika atau rumus yang
tidak relevan
Solusi benar, proses sesuai
dengan model dan hasil benar
3 Terdapat sebagian
kecil kesalahan
dalam memahami
situasi dan kondisi
masalah
Menggunakan model
matematika atau rumus yang
benar tetapi mengarah ke
penyelesaian yang salah atau
menggunakan rumus yang
kurang relevan tetapi
mengarah ke penyelesaian
yang benar

4 Memahami situasi
dan kondisi maslah
secara lengkap
Menggunakan model
matematika atau rumus yang
benar dan mengarah ke
penyelesaian yang benar

Skor ideal kompetensi strategis dalam penelitian ini adalah:
a. Memahami unsur yang diketahui, yang ditanyakan, menggambar dari
permasalahan = 4
b. Memilih dan menentukan model matematika atau rumus yang sesuai
dengan permasalahan = 4


34

c. Menyelesaikan masalah matematika sesuai dengan model dan rumus yang
sesuai dengan permasalahan = 2
Total skor ideal kompetensi strategis dalam penelitian ini adalah = 10

a) Validitas Instrumen
Suherman (2003: 102) mengemukakan, Suatu alat evaluasi dikatakan
valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya
dievaluasi.
Mencari validitas dengan menggunakan rumus korelasi product
moment yaitu:
=
rxy
( )( )
( ) { } ( ) { }




2
2
2
2
Y Y N X X N
Y X XY N
(Suherman, 2003:120)
Keterangan:
=
rxy
Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
Y = Total skor
X = Skor item yang dicari validitasnya
N = Jumlah responden
Dalam hal ini
xy
r diartikan sebagai koefisien validitas. Klasifikasi
koefisien validitas, menurut Guiford (dalam Suherman, 2003:113), dapat
dilihat pada Tabel berikut ini:


35

Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Validitas






Dari hasil perhitungan, didapat nilai validitas butir yang disajikan
dalam Tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3
Hasil Perhitungan Nilai Validitas Tiap Butir Soal
No.
Soal
Validitas Interpretasi
1 Sedang
2 Tinggi
3 Sangat Tinggi
4 Tinggi
Berdasarkan klasifikasi koefisien validitas pada Tabel 3.3, dapat
disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini diinterpretasikan sebagai soal
yang mempunyai validitas sangat tinggi yaitu soal nomor 3, soal yang
mempunyai validitas tinggi yaitu soal nomor 2 dan 4, sedangkan yang
mempunyai validitas sedang yaitu soal nomor 1. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran C.3 Halaman 191.
Validitas Koefisien Validitas
0,90 s
xy
r s 1,00
validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,70 s
xy
r < 0,90
Validitas tinggi (baik)
0,40 s
xy
r < 0,70
Validitas sedang (cukup)
0,20 s
xy
r < 0,40
Validitas rendah (kurang)
0,00 s
xy
r < 0,20
Validitas sangat rendah
xy
r < 0,00
Tidak valid


36

b) Reliabilitas Instrumen
Suherman (2003: 131) mengatakan, Suatu alat evaluasi dikatakan
reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subyek
yang sama.
Untuk mengetahui reliabilitasnya digunakan rumus Alpha yaitu:
|
.
|

\
|

=
1
11
n
n
r
|
|
.
|

\
|

2
2
t
i
S
S
. . . . . . . . . . . . . (Suherman, 2003: 154)
Keterangan:
=
11
r Reliabilitas
n = Banyak butir
2
si
= Jumlah varians skor tiap soal
2
st
= Varians skor total
Setelah didapat harga koefisien reliabilitas maka harga tersebut
diinterpretasikan terhadap kriteria tertentu dengan menggunakan tolak ukur
yang dibuat Guilford (dalam Ruseffendi, 2005: 160) sebagai berikut:





37

Tabel 3.4
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas



Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai koefisien reliabilitasnya 0,811.
Berdasarkan klasifikasi koefisien reliabilitas pada Tabel 3.4, bahwa
reliabilitas tes termasuk tinggi. Perhitungan reliabilitas selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran C.4 halaman 193.
c) Indeks Kesukaran
Untuk indeks kesukaran dari tiap butir soal berbentuk uraian, digunakan
rumus:
IK=

b
x
. . . . . . . . . . .. . . . . . . . (Suherman, 2003: 43)
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran
x = Rata-rata skor jawaban tiap butir soal
b = Skor maksimum tiap butir soal
Klasifikasi indeks kesukaran yang banyak digunakan (Suherman, 2003:
170) dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Nilai Reliabilitas Interpretasi
11
r s 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 s
11
r < 0,40 Derajat reliabilitas rendah
0,40 s
11
r < 0,70 Derajat reliabilitas sedang
0,70 s
11
r < 0,90 Derajat reliabilitas tinggi
0,90 s
11
r s 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi


38

Tabel 3.5
Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran Interpretasi
IK = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 < IK s 0,30 Soal sukar
0,30 < IK s 0,70 Soal sedang
0,70 < IK < 1,00 Soal mudah
IK = 1,00 Soal terlalu mudah
Dari hasil perhitungan data hasil uji coba yang telah dilakukan dengan
menggunakan rumus di atas, diperoleh indeks kesukaran tiap butir soal
yang disajikan dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Indeks Kesukaran
No.
Soal
Indeks Kesukaran Interpretasi
1 0,854 Mudah
2 0,763 Mudah
3 0,523 Sedang
4 0,206 Sukar

Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran pada Tabel 3.6 dapat
disimpulkan bahwa soal nomor 1 dan 2 adalah soal mudah, nomor 3 adalah
soal sedang, dan untuk soal nomor 4 adalah soal sukar. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.5 halaman 194.
d) Daya Pembeda
Suherman (2003: 159) mengatakan, daya pembeda dari sebuah soal
adalah Seberapa jauh kemampuan butir soal dapat membedakan antara testi
yang mengetahui jawaban dengan benar dan testi yang tidak dapat.


39

Untuk mengetahui daya pembeda dari butir soal tes digunakan rumus
sebagai berikut:
DP =
b
X X
B A

. . . . . . . . . . . . . . . . . . (Suherman, 2003: 43)
Keterangan:
DP = Daya Pembeda
A
X = Rata-rata skor siswa kelas atas
B
X = Rata-rata skor siswa kelas bawah
b = Skor maksimum tiap butir soal
Klasifikasi daya pembeda yang banyak digunakan (Suherman, 2003:
161) dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 3.7
Kriteria Daya Pembeda



Dari hasil perhitungan, diperoleh daya pembeda tiap butir soal yang
disajikan dalam Tabel 3.8 berikut ini:


Daya pembeda Interpretasi
DP s 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP s 0,20 Jelek
0,20 < DP s 0,40 Cukup
0,40 < DP s 0,70 Baik
0,70 < DP s 1,00 Sangat baik


40

Tabel 3.8
Hasil Perhitungan Nilai Daya Pembeda Tiap Butir Soal
No.
Soal
Daya Pembeda Interpretasi
1 0,21 Cukup
2 0,42 Baik
3 0,51 Baik
4 0,22 Cukup
Dari hasil perhitungan, diperoleh daya pembeda sebagaimana tampak
pada Tabel 3.8. Berdasarkan klasifikasi daya pembeda pada Tabel 3.6, bahwa
daya pembeda soal nomor 1 dan 4 kriterianya cukup, nomor 2 dan 3
kriterianya baik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.6
halaman 195. Berdasarkan data yang telah diujicobakan, maka rekapitulasi
hasil uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9
Rekapitulasi Hasil Uji Coba
Berdasarkan rekapitulasi hasil uji coba instrument penelitian pada Tabel
3.8, dapat disimpulkan bahwa keempat soal tersebut dapat dipakai untuk
penelitian.

No.
Soal
Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran Keterangan
Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi
1 0,637 Sedang
0,811 Tinggi
0,21 Cukup 0,854 Mudah Dipakai
2 0,891 Tinggi 0,42 Baik 0,763 Mudah Dipakai
3 0,931
Sangat
Tinggi
0,51 Baik 0,523 Sedang Dipakai
4 0,805 Tinggi 0,22 Cukup 0,206 Sukar Dipakai


41

2. Skala Sikap
Skala sikap adalah sekumpulan pernyataan yang harus diisi oleh siswa
dengan memilih jawaban yang tersedia. Skala digunakan untuk
mengumpulkan informasi mengenai sikap siswa terhadap pelajaran
matematika, pembelajaran matematika dengan model pembelajaran AIR, dan
soal-soal kompetensi strategis siswa yang diberikan. Skala sikap yang
digunakan adalah skala Likert. Alternatif jawaban yang tersedia terdiri dari
SS(Sangat Setuju), S(Setuju), N(Netral), TS(Tidak Setuju), dan STS(Sangat
Tidak Setuju).

E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Mengajukan judul penelitian
b. Penyusunan proposal penelitian
c. Seminar proposal penelitian
d. Perbaikan proposal penelitian
e. Permohonan izin penelitian
f. Menyusun instrumen penelitian dan bahan ajar
g. Uji coba instrumen penelitian



42

2. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pretest kepada kepada siswa kelas eksperimen dan kelas
Kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
pembelajaran berlangsung.
b. Memberikan perlakuan pembelajaran yang berbeda pada kedua kelas,
yaitu kelas eksperimen memperoleh model pembelajaran AIR
(Auditory, Intellectually, Repetition).
c. Memberikan postest kepada kepada siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah
memperoleh model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,
Repetition).
d. Menyebarkan angket kepada siswa kelas eksperimen untuk
mengetahui sikap siswa terhadap model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectually, Repetition) dalam pembelajaran matematika.
e. Memberikan skor hasil jawaban dan hasil angket siswa.
3. Tahap Akhir
a. Mengumpulkan data tes kemampuan strategis siswa dan data skala
sikap.
b. Mengolah dan menganalisis data tes kemampuan strategis siswa yang
telah diperoleh yaitu data pretes dan data postes dari kelas ekperimen
dan kelas Kontrol.


43

c. Mengolah dan menganalisis data kuantitaif yang telah diperoleh yaitu
data skala sikap.
d. Menyusun laporan penelitian.

F. Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat per temuan
pembelajaran. RPP ini memuat standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, materi pembelajaran, model pembelajaran, dan langkah-langkah
pembelajaran.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) ini memuat kegiatan dan masalah-
masalah yang harus diselesaikan oleh siswa di dalam kelas. LKS yang
disajikan diawali dengan pengenalan masalah, kemudian diberikan soal-
soal tipe kompetensi strategis yang menuntun sisiwa untuk memahami
konsep. Materi pokok dalam LKS ini adalah mengenai keliling dan luas
segi empat.
3. Lembar Tugas Siswa (LTS)
Lembar Tugas Siswa (LTS) ini memuat masalah-masalah yang harus
diselesaikan oleh siswa di luar pembelajaran di kelas.




44

G. Teknik Analisis Data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian
digunakan teknik analisis data. Analisis data yang dilakukan dibagi menjadi
dua bagian. Data yang dianalisis secara kualitatif adalah data yang diperoleh
dari hasil pretes dan postes dengan menggunakan SPSS Statistik 17.0 for
windows.
Setelah semua data yang diperlukan telah terkumpul, maka dilanjutkan
dengan pengolahan data tersebut sebagai bahan untuk menjawab terhadap
segala permasalahan yang ada dalam penelitian. Adapun prosedur untuk
pengolahan datanya sebagai berikut:
1. Analisis Data Tes Awal (Pretes)
a. Mencari nilai maksimum, nilai minimum, rerata dan simpangan baku
tes awal (pretes) kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
menggunakan program SPSS 17.0 for windows.
b. Menguji normalitas skor tes kompetensi strategis siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan uji Shapiro-Wilk dengan
menggunakan program SPSS 17.0 for windows.
c. Menguji homogenitas dua varians dengan uji levene dengan
menggunakan program SPSS 17.0 for windows.
d. Uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji dua pihak dengan
menggunakan program SPSS 17.0 for windows.



45

2. Analisis Data Tes Akhir (Postes)
a. Mencari nilai maksimum, nilai minimum, rerata dan simpangan baku
tes akhir (postes) kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
menggunakan program SPSS 17.0 for windows.
b. Menguji normalitas skor tes kompetensi strategis siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan uji Shapiro-Wilk dengan
menggunakan program SPSS 17.0 for windows.
c. Menguji homogenitas dua varians dengan uji levene dengan
menggunakan program SPSS 17.0 for windows.
d. Uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji satu pihak dengan
menggunakan program SPSS 17.0 for windows, untuk mengetahui
kelas mana yang lebih baik.
3. Analisis Data Hasil Skala Sikap
Analisis data skala sikap digunakan untuk mengetahui sikap siswa
terhadap model pembelajaran Auditory, Intellectually and Repetition (AIR).
Bagi suatu pernyataan yang mendukung suatu sikap positif, skor yang
diberikan untuk SS=5, S=4, N=3, TS=2, dan STS=1. Sedangkan bagi
pernyataan yang mendukung sikap negatif, diberikan nilai-nilai sebaliknya
yaitu SS=1, S=2, N= 3, TS=4, dan STS=5.
a. Menghitung Rerata Sikap Siswa
Untuk mengolah data hasil skala sikap berdasarkan skala Likert
menurut (Suherman dan Sukjaya, 1990:237), dihitung dengan mencari rata-


46

rata skor masing-masing siswa, yaitu dengan menghitung jumlah skor
masing-masing siswa dibagi dengan jumlah pertanyaan.
Apabila dituliskan dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut:
X =
F
WF

. (Suherman dan Sukjaya, 1990:237)


Keterangan:
X = nilai rata-rata sikap siswa
W = nilai kategori siswa
F = jumlah siswa yang memilih setiap kategori
Setelah nilai rata-rata siswa diperoleh maka, menurut Suherman dan
Sukjaya (1990: 237), Jika nilai perhitungan skor rerata lebih dari 3 artinya
respon siswa positif dan bila nilai perhitungan skor rerata kurang dari 3
artinya respon siswa negatif. Rerata skor siswa makin mendekati 5, sikap
siswa semakin positif. Sebaliknya jika mendekati 1, sikap siswa makin
negatif.
b. Uji Kesamaan Rerata dengan Menggunakan Uji-t Satu Pihak
Analisis pengolahan data skala sikap dengan menggunakan pengujian
hipotesis deskriptif (satu sampel). Dimana kesimpulan yang dihasilkan nanti
adalah apakah hipotesis yang diuji itu dapat digeneralisasikan atau tidak.
Bila H
a
diterima berarti dapat digeneralisasikan, (Sugiyono, 2009: 95).



47

Rumus hipotesis penelitian untuk skala sikap ini adalah:
: Sikap siswa terhadap pelajaran matematika, terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran AIR, dan terhadap kompetensi
strategis siswa adalah positif.
Rumus hipotesis skornya:
= 3


> 3
Statistik parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif
adalah t-test satu sampel dengan menggunakan program SPSS 17.0 for
windows, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mencari rerata pernyataan maksimum, rerata pernyataan minimum, rata-
rata dan simpangan baku dengan menggunakan program SPSS 17.0 for
windows.
2) Menguji normalitas rata-rata pernyataan dengan uji Shapiro-Wilk dengan
menggunakan program SPSS 17.0 for windows. Dengan kriteria
pengujiannya menurut Santoso (dalam Sutrisno, 2011:49),
- Jika nilai signifikasi > 0,05 maka sebaran skor data berdistribusi
normal.
- Jika nilai signifikasi < 0,05 maka sebaran skor data tidak berdistribusi
normal.
3) Uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji satu pihak. Karena kelas
berdistribusi normal, sehingga dilakukan uji kesamaan dua rerata (Uji-t)


48

melalui uji satu pihak menggunakan one sample t-test, dengan bantuan
software SPSS versi 17.0 for windows. Menurut Uyanto (2006), untuk
melakukan uji hipotesis satu pihak nilai sig. (2-tailed) harus dibagi dua.
Dengan kriteria pengujian menurut Santoso (dalam Sutrisno, 2011:48),
- Jika nilai signifikasi > 0,05, maka H
0
diterima dan Ha ditolak.
- Jika nilai signifikasi < 0,05, maka H
0
ditolak dan Ha diterima.

You might also like