You are on page 1of 9

1.

Metode Kuantitatif Metode ini digunakan apabila : a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah merupakan penyimpangan antara masalah dengan yang seharusnya terjadi, antara lain aturan dengan pelaksanaan, antara teori dan praktek, antara rencana dengan pelakasanaan. Dalam menyusun proposal penelitian, masalah aharus ditunjukkan dengan data, baik data hasil penelitian sendiri ataupun dokumentasi. Misalnya akan meneliti untuk menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka datra orang miskin sebagai masalah harus ditunjukkan. b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi tersebut. c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain. Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya pengaruh jamu terhadap derajat kesehatan. (Halaman 23) d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif. e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat berdasarkan fenomena yang empiris yang dapat diukur. Misalnya ingin mengaetahui IQ anakanak dari masyarakat tertentu. f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan terhadap validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu. (Halaman 24)

2. Metode Kualitatif Metode kualitatif digunakan apabila : a. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah masih gelap. Kondisi secam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke objek, melakukan penjelajahan dengan grand tour question, sehingga masalah

akan dapat ditemukan dengan jelas. Melalui penelitian model ini, peneliti akan melakukan ekplorasi terhadap suatu objek. Ibarat orang akan mencari sumber minyak, tambang emas dan lain-lain. b. Untuk memahami makna di balik data yang tampak. Gejala social sering tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Sebagai contoh orang yang menangis, tertawa memiliki makna tertentu, sering terjadi, menurut penelitian kuantitatif benar, tetapi menjadi tanda Tanya menurut penelitian kualitatif. Sebagai contoh ada 99 orang menyatakan bahwa A adalah pencuri, sedangkan 1 orang menyatakan tidak, mungkin yang satu orang ini yang benar. Menurut penelitian kuantitatif, cinta suami kepada istri dapat diukur dari banyaknya sehari dicium, dalam penelitian kualitatif, semakin banyak istri dicium maka malah manjadi tanda Tanya, jangan-jangan hanya pura-pura. Data untuk mencari makna dari setiap perbuatan tersebut hanya cocok dengan metode kualitatif dangan teknik wawancara mendalam dan observasi berperan serta, dan dokumentasi. (Halaman 24).

Masalah Sumber masalah Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan. Stoner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, adanya pengaduan dan kompetisi. (Halaman 32) a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan Didunia in yang tetap hanya perubaha, namun sering perubahan itu tidak diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan daapt

menimbulkan masalah. Orang biasanya menjadi pimpinan pada bidang pemerintahan harus berubah kebidang bisnis. Orang yang biasanya menulis menggunakan mesin ketik manual harus bergantu dengan

computer, maka akan muncul masalah. Apakah masalahnya terjadi setelah terjadi perubahan. b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan Suatu rencana yang telah ditetapkan tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari rencana tersebut, maka tentu ada masalah. Jadi untuk menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan. c. Ada pengaduan Dalam suatu organisasi yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produknya maupun , pelayanan yang diberikan, maka akan timbul masalah dalam organisasi tersebut. (Halaman 33) d. Adanya kompetisi Adanya saingan atau kompetisi sering menimbulkan masalah besar, bila tidak dapat memanfaatkan untuk kerjasama. Perusahaan pos dan giro merasa mempunyai masalah setelah adanya biro jasa lain yang menerima titipan surat, titipam barang, adanya handphone untuk SMS, email. Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus ditunjukkan dengan data. Misalnya penelitian tentang SDM, maka masalah SDM harus ditunjukkan dengan data. Masalah SDM misalnya, berapa jumlah SDM yang terbatas, jenjang pendidikan yang rendah, komptensi dan produktivitas yang masih rendah. (Halaman 34)

Rumusan Masalah Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu perntanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan antara masalah dengan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus berdasarkan pada masalah.

Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian Bentuk rumusan masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat ekplanasi (level of explanation). Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif. a. Rumusan masalah deskriptif Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih (variable yang beridiri sendiri). Jadi dalam peneltian ini peneliti tidak membuat perbandingan variable itu pada sample yang lain, dan mencari hubungan variable itu dengan variable yang lain. Penelitian semacam ini selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Contoh rumusan masalah deskriptif 1) Seberapa baik kinerja cabinet bersatu? 2) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri berbadan hukum? 3) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga? 4) Seberapa tinggi tinggi tingkat kepuasan konsumen dan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di bidang kesehatan? (Halaman 35)

b. Rumusan masalah komparatif Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih sample yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalahnya sebagai berikut: 1) Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri dengan swasta? (Satu variable pada dua sample) 2) Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?

3) Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai swasta nasional dan perusahaan asing? (dua variable pada dua sample) 4) Adakah perbedaan kenyamaan naik kereta api dan bus menurut kelompok masyarakat? 5) Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota, desa dan gunung? (satu variable pada tiga sample) 6) Adakah perbedaan tingkat kepuasan masyarakat di Kabupaten A dan B dalam hal pelayanan kesehatan? c. Rumusan masalah asosiatif Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/ reciprocal/ timbal balik. 1) Hubungan simetris Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variable atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif, contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: a) Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah. b) Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah kejahatan? (Halaman 36) 2) Hubungan kausal Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variable independent (variable yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh: 1) Adakah pengaruh system penggajian terhadap prestasi kerja? 2) Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyawan? Contoh judul: a) Pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan di departemen X?

3) Hubungan Interaktif Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Yang mana tidak diketahui mana variable independent dan dependen. Contoh: 1) Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi. 2) Hubungan antara kecerdasan dengan kakayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.(Halaman 37) Variabel Penelitian 1. Pengertian Kalau ada pertanyaan apa yang sedang diteliti, maka jawabannya berkenaan dengan variable penelitian. Jadi variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variable dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang yang lain. Atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Variable dapat juga merupakan atribut dari budang keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja merupakan atributatribut dari setiap orang. Dinamakan variable karena adanya variasi. Misalnya berat badan dapat dikatakan variable, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara yang satu dengan yang lain. Jadi kalau peneliti ingin memilih variable penelitian, baik yang dimiliki orang objek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya. Variable yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variable. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau objek variasi

Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan status sosial, jenis kelamin, golongan gaji produktivitas kerja dll. Dibagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda, dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutanya Kidder (1981) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Halaman 38) 2. Macam-macam Variabel Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi : a. Variabel Independen Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau Kerja menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Komitmen yang (Variabel Independen) Produktivitas Kerja (Variabel Dependen) b. Variabel Moderator Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen ke dua. Hubungan perilaku suami dan

istri akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak, dan akan semakin renggang kalau ada pihak ketiga ikut mencampuri. Disini anak c. Variabel dependen adalah sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan, dan pihak ketiga adalah sebagai variabel yang memperlemah hubungan. Hubungan motivasi dan produktivitas kerja akan semakin kuat bila peranan pemimpin dalam menciptakan iklim kerjasangat baik, dan hubungan akan semakin rendah bila peranan pemimpin kurang baik dalam menciptakan iklim kerja. (Halaman 39)

(Sumber:Dr. Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2008)

You might also like