You are on page 1of 12

a.

Pengukuran

Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada hakekatnya,
kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang lain (Anas
Sudijono, 1996: 3) Jika kita mengukur suhu badan seseorang dengan termometer, atau
mengukur jarak kota A dengan kota B, maka sesungguhnya yang sedang dilakukan
adalah mengkuantifikasi keadaan seseorang atau tempat kedalam angka. Karenanya,
dapat dipahami bahwa pengukuran itu bersifat kuantitatif.

Maksud dilaksanakan pengukuran sebagaimana dikemukakan Anas Sudijono (1996: 4)


ada tiga macam yaitu : (1) pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu
seperti orang mengukur jarak dua buah kota, (2) pengukuran untuk menguji sesuatu
seperti menguji daya tahan lampu pijar serta (3) pengukuran yang dilakukan untuk menilai.
Pengukuran ini dilakukan dengan jalan menguji hal yang ingin dinilai seperti kemajuan
belajar dan lain sebagainya.

Menurut Mahrens; pengukuran dapat diartikan sebagai informasi berupa angka yang
diperoleh melalui proses tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto; pengukuran adalah
membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Menurut Lien; pengukuran adalah
sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk
keperluan analisis dan interpretasi

Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan


Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.
Proses pengumpulan ini dilakukan untuk menaksir apa yang telah diperoleh siswa setelah
mengikuti pelajaran selama waktu tertentu. Proses ini dapat dilakukan dengan mengamati
kinerja mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan serta mengumpulkan informasi
yang sesuai dengan tujuan melalui apa yang telah dilakukan siswa.

Menurut Mardapi (2004: 14) pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan penentuan
angka terhadap suatu obyek secara sistematis. Karakteristik yang terdapat dalam obyek
yang diukur ditransfer menjadi bentuk angka sehingga lebih mudah untuk dinilai. aspek-
aspek yang terdapat dalam diri manusia seperti kognitif, afektif dan psikomotor dirubah
menjadi angka. Karenanya, kesalahan dalam mengangkakan aspek-aspek ini harus
sekecil mungkin. Kesalahan yang mungkin muncul dalam melakukan pengukuran
khususnya dibidang ilmu-ilmu sosial dapat berasal dari alat ukur, cara mengukur dan
obyek yang diukur.

Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini dikarenakan
salah satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah dicapai siswa adalah
dengan tes. Selain dengan tes, terkadang juga dipergunakan nontes. Jika tes dapat
memberikan informasi tentang karakteristik kognitif dan psikomotor, maka nontes dapat
memberikan informasi tentang karakteristik afektif obyek.
b. Penilaian

Penilaian merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam sistem pendidikan saat
ini. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh siswa.
Tentu saja untuk itu diperlukan sistem penilaian yang baik dan tidak bias. Sistem penilaian
yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga
pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi pembelajaran. Bagi
siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan motivasi untuk selalu
meningkatkan kemampuannya.

Menurut Suharsimi Arikunto; menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu


dengan baik, penilaian yang bersifat kuantitatif. Menurut Mahrens; penilaian adalah suatu
pertimbangn professional atau proses yang memungkinkan seseorang untuk membuat
suatu pertimbangan mengenai nilai sesuatu.

Dalam sistem evaluasi hasil belajar, penilaian merupakan langkah lanjutan setelah
dilakukan pengukuran. informasi yang diperoleh dari hasil pengukuran selanjutnya
dideskripsikan dan ditafsirkan. Karenanya, menurut Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian
adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran. Menurut Cangelosi
(1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya
setelah melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa
menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan
dalam bentuk nilai.

Menurut Djemari Mardapi (2004: 18) ada dua acuan yang dapat dipergunakan dalam
melakukan penilaian yaitu acuan norma dan acuan kriteria. Dalam melakukan penilaian
dibidang pendidikan, kedua acuan ini dapat dipergunakan. Acuan norma berasumsi bahwa
kemampuan seseorang berbeda serta dapat digambarkan menurut kurva distribusi
normal. Sedangkan acuan kriteria berasumsi bahwa apapun bisa dipelajari semua orang
namun waktunya bisa berbeda.

Penggunaan acuan norma dilakukan untuk menyeleksi dan mengetahui dimana posisi
seseorang terhadap kelompoknya. Misalnya jika seseorang mengikuti tes tertentu, maka
hasil tes akan memberikan gambaran dimana posisinya jika dibandingkan dengan orang
lain yang mengikuti tes tersebut. Adapun acuan kriteria dipergunakan untuk menentukan
kelulusan seseorang dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan kriteria yang
telah ditetapkan terlebih dahulu. Acuan ini biasanya digunakan untuk menentukan
kelulusan seseorang. Seseorang yang dikatakan telah lulus berarti bisa melakukan apa
yang terdapat dalam kriteria yang telah ditetapkan dan sebaliknya. Acuan kriteria, ini
biasanya dipergunakan untuk ujian-ujian praktek.

Dengan adanya acuan norma atau kriteria, hasil yang sama yang didapat dari pengukuran
ataupun penilaian akan dapat diinterpretasikan berbeda sesuai dengan acuan yang
digunakan. Misalnya, kecepatan kendaraan 40 km/jam akan memiliki interpretasi yang
berbeda apabila kendaraan tersebut adalah sepeda dan mobil.
c. Evaluasi

Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya
ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar tidak dapat
dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara
berurutan.

Menurut Norman E. Grounloud; evaluasi dalah suatu proses yang sistematik dan
berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari
pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan. Menurut Edwin Wond dan Gerold W.
Brown; evaluasi pendidikan atau proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang
berkenaan dengan pendidikan. Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untuk
mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang.

Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto (2004: 1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan


informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan
untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Dalam bidang
pendidikan, evaluasi sebagaimana dikatakan Gronlund (1990: 5) merupakan proses yang
sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi untuk
menentukan sejauhmana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa. Menurut Djemari
Mardapi (2004: 19) evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui
pencapaian belajar kelas atau kelompok.

Dari pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu: (1)
sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara
berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir
program tersebut, (2) dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang
akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun
prasangka. bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan dalam evaluasi, dan
(3) kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal oriented
merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.

Evaluasi sebagai suatu istilah teknis dalam dunia pendidikan masih merupakan suatu
fenomena baru. Usaha evaluasi yangsistematis seperti yang dikembangkan pada saat ini
belum berlangsung lama. Kegiatan sistematis untuk evaluasi belum berusia satu abad
penuh (100 tahun) ketika usaha tersebui pertama kali dilakukan oleh Rice pada akhir abad
ke-19. Pada waktu itu Rice melakukan penelitian mengenai hasil belajar siswa menurut
model yang kita kenal seperti saat kini.

Istilah tersebut menjadi bertambah terkenal setelah belahan kedua abad ke-20 ini. Tyler
yang pada mulanya masih mempergunakan istilah pengukuran (measurementa) kemudian
mempergunakaa istilah evaluasi. Sejak saat itu istilah evaluasi menguasai buku-buku teks
pendidikan. Sejalan dengan popularitas pemakaian istilah itu berkembang pula
bermacam-macam pengertian terhadap kata evaluasi. Tidak jarang pengertian yang dianut
oleh setiap penulis terhadap istilah itu bertentangan satu dengan lainnya (Renzuli,
1974:49; Jenkins, 1976:6).
Contoh-contoh berikut ini kiranya cukup untuk menggambarkan perbedaan-perbedaan
tersebuL Bagi Tyler (1949), Cronbach (1963), Taylor dan Maguire (1966), Scriven (1967),
dan Stake (1967). evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menentukannilai suatu program.
Stake, umpamanya,mengatakan: bahwa evaluasi adalah: inquiries into the worth of any
intructionai program. Such inquiries depandom directassesstnent, on objective testing and
on subjective judgement, (penelitian terhadap harga/nilai setiap program pengajaran.
Penelitian tersebut sangat tergantung dari penilaian langsung, tes yang objektif dan atas
pertimbangan yang subjektif). Jadi jelas bahwa menurut Stake dalam satu kegiataa
penilaian yang langsung dilakukan oleh orang yang mengadakan evaluasi, persyaratan ini
penting dilaksanakan untuk menjamin agar data yang diperoleh adalah data yang benar-
benar berasal dan sumber data yang dimaksud.

Juga Stake mempersyaratkan agar suatu evaluasi didasarkan atas data yang diperoleh
dari sesuatu yang bersifat objektif.

• Fungsi evaluasi

 Sebagai alat seleksi

 Sebagai alat pengukur keberhasilan

 Sebagai alat penempatan

 Sebagai alat diagnostik

Tujuan evaluasi

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input, transformasi dan
output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani
proses pembelajaran.

transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu ; guru,
media dan bahan beljar, metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem administrasi.
Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.

1. PENGERTIAN EVALUASI

Tidak ada satupun guru yang tidak ingin berhasil dalam proses mengajar, tentunya semua
guru sangat mengharapkan sekali keberhasilan belajar mengajar itu, guru yang masa
bodoh terhadap anak didiknya adalah cermin kurang tanggung jawabnya seorang guru
menjabat sebagai profesinya, gurung yang tidak mau tahu dengan perkembangan
pendidikan anak didiknya adalah tanda guru yang tidak peduli taerhadap tantangan zaman
yang terus merongrong anak didiknya.

Walaupun ada terobosan baru metode belajar yang bagus, seperti yang di pelopori oleh
bobby de porter dalam quantum learningnya, tetapi itu saja tidak cukup, metode yang
bagus saja tidak cukup tanpa evaluasi, maka evaluasi sangat di butuhkan sekali dalam
pendidikan.

Dalam sebuah buku yang berjudul teknik evaluasi pendidikan karya M.chabib thoha,
beliau mengatakan bahwa Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu, apakah sesuatu itu
mempunyai nilai atau tidak. Menurut istilah evaluasi berarti kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan. Evaluasi
pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data
mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya
menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu.
Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran.

Selain pengertian di atas ternyata pengertian evaluasi pendidikan merupakan proses yang
sistematis dalam :

• Mengukur tingkat kemajuan yang dicapai siswa, baik ditinjau dari norma tujuan
maupun dari norma kelompok

• Menentukan apakah siswa mengalami kemajuan yang memuaskan kearah


pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.

Bukan hanya seperti di katakan di atas saja pengertian evaluasi, tetapi ada beberapa
istilah yang serupa dengan evaluasi itu, yang intinya masih mencakup evaluasi, yaitu di
antaranya:

• Measurement / pengukuran diartikan sebagai proses kegiatan untuk menentukan


luas atau kuantitas sesuatu untuk mendapatkan informasi atau data berupa skor
mengenai prestasi yang telah dicapai siswa pada periode tertentu dengan
menggunakan berbagai tekhnik dan alat ukur yang relevan.

• Tes secara harfiah diartikan suatu alat ukur berupa sederetan pertanyaan atau
latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan, tingkah laku, potensi,
prestasi sebagai hasil pembelajaran.

• Assessment adalah suatu proses pengumpulan data dan pengolahan data tersebut
menjadi suatu bentuk yang dapat dijelaskan.

2. TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI

segala sesuatu yang di lakukan pasti mempunyai tujuan dan fungsi yang akan di capai,
pastinya semua aktifitas tidak ingin hasilnya sia-sia, begitupun dengan evaluasi, ada
tujuan dan fungsi yang ingin di capai, Evaluasi telah memegang peranan penting dalam
pendidikan antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk :

• Membuat kebijaksanaan dan keputusan

• Menilai hasil yang dicapai para pelajar

• Menilai kurikulum

• Memberi kepercayaan kepada sekolah

• Memonitor dana yang telah diberikan

• Memperbaiki materi dan program pendidikan

Dr.muchtar buchori Med. Mengemukakan bahwa tujuan khusus evaluasi pendidikan ada 2
yaitu :

• Untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia mengalami pendidikan selam


jangka waktu tertentu

• Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan


pendidik selam jangka waktu tertentu tadi.

Maju dan mundur belajar peserta didik, dapat diketahui pula kedudukan mereka dalam
kelompoknya dan juga dapat dipakai pula untuk mengadakan perencanaan yang realistik
dalam mengarahkan dan mengembangkan masa depan mereka. Selanjutnya dengan
diketahuinya efektifitas dan efisiensi metode-metode yang digunakan dalam pendidikan,
guru telah mendapatkan pelajaran yang cukup berharga untuk menyempurnakan metode-
metode yang sudah baik, dan memperbaiki kekurangan-kekurangan metode yang tidak
efektif.

FUNGSI EVALUASI BERSIFAT EVALUATIF

A. Fungsi prognostik yaitu meramalkan sesuatu dalam menghadapi langkah selanjutnya

B. Fungsi diagnostik yaitu evaluasi yang bertujuan yang bertu11/21/2006juan untuk


mengetahui kelemahan-kelemahan siswa serta penyebabnya

C. Fungsi judgement yaitu evaluasi yang dilakukan untuk menetukan keberhasilan siswa
atau tes penentuan akhir.
Fungsi evaluasi bagi siswa

Bagi siswa, evaluasi digunakan untuk mengukur pencapaian keberhasilannya dalam


mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dalam hal ini ada dua kemungkinan

a. Hasil bagi siswa yang memuaskan

Jika siswa memperoleh hasil yang emuaskan, tentunya kepuasan ini ingin diperolehnya
kembali pada waktu yang akan datang. Untuk ini siswa akan termotifasi untuk belajar lebih
giat agar perolehannya sama bahkan meningkat pada masa yang akan datang. Namun,
dapat pula terjadi sebaliknya, setelah memperoleh hasil yang memuaskan siswa tidak rajin
belajar sehingga pada waktu berikutnya hasilnya menurun.

b. Hasil bagi siswa yang tidak memuaskan

Jika siswa memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka pada kesempatan yang akan
datang dia akan berusaha memperbaikinya. Oleh karena itu, siswa akan giat belajar.
Tetapi bagi siswa yang kurang motivasi atau lemah kemauannya akan menjadi putus asa

Fungsi evaluasi bagi guru

a. Dapat mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajran dan siswa mana pula yang
belum. Dalam hal ini hendaknya guru memberikan perhatian kepada siswa yang belum
berhasil sehingga pada akhirnya siswa mencapai keberhasilan yang diharapkan.

b. Dapat mengetahui apakah tujuan dan materi pelajaran yang telah disampaikan itu
dikuasai oleh siswa atau belum.

c. Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam menyajikan bahan


pelajaran tersebut.

d. Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka dapat dijadikan bahan remidial. Jadi,
evaluasi dapat dijadikan umpan balik pengajaran.

Fungsi evaluasi bagi sekolah

a. Untuk mengukur ketepatan kurikulum atau silabus. Melalui evaluasi terhadap


pengajaran yang dilakukan oleh guru, maka akan dapat diketahui apakah ketepatan
kurikulum telah tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan atau belum. Dari hasil
penilaian tersebut juga sekolah dapat menetapkan langkah-langkah untuk perencanaan
program berikutnya yang lebih baik.

b. Untuk mengukur tingkat kemajuan sekolah. Sudah barang tentu jika hasil penilaian
yang dilakukan menunjukkan tanda-tanda telah terlaksananya kurikulum sekolah dengan
baik, maka berarti tingkat ketepatan dan kemajuan telah tercapai sebagaimana yang
diharapkan. Akan tetapi sebaliknya jika tand-tanda itu menunjukkan tidak tercapainya
sasaran yang diharapkan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ketepatan dan kemajuan
sekolah perlu ditingkatkan.
c. Mengukur keberhasilan guru dalam mengajar. Melalui evaluasi yang telh dilaksanakan
dalam pengajaran merupakan bahan informasi bagi guru untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dalam melaksanakan pengajaran.

d. Untuk meningkatkan prestasi kerja. Keberhasilan dan kemajuan yang dicapai dalm
pengajaran akan mendorong bagi sekolah atau guru untuk terus meningkatkan prestasi
kerja yang telah dicapai dan berusaha memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang
mungkin terjadi.

Dalam evaluasi semua komponen dalam pendidikan layak dan harus dijadikan sebagai
objek dan subjek evaluasi pendidikan, yaitu :

 Siswa, dapat menjadi subjek evaluasi bagi dirinya sendiri dan bagi guru serta
sekolahnya dan dapat juga menjadi bagian dari objek evaluasi yang dilakukan oleh
guru dan sekolahnya.

 Guru, dapat menjadi subjek evaluasi bagi program dan cara-cara dia mengajar,
keberhasilannya dan juga dpat menjadi objek evaluasi oleh siswa dan sekolahnya.

 Sekolah, dapat menjadi subjek evaluasi bagi siswa dan guru-guru yang ada
didalamnya serta dapat juga menjadi sasaran atau objek evaluasi dari siswa dan
guru yang bernaung didalamnya.

 Setelah semua tugas evaluasi kita lakukan kita akan banyak memetik manfaat dari
evaluasi itu, baik bagi siswa, guru maupun sekolah yang seandainya kita
mengambil benang merah dari nya kita akan mengetahui apa-apa yanga harus dan
yang tidak harus lagi kita lakukan untuk kedepannya.

Evaluasi pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu ;

1. Fungsi selektif

2. Fungsi diagnostik

3. Fungsi penempatan

4. Fungsi keberhasilan

Maksud dari dilakukannya evaluasi adalah ;

1. Perbaikan sistem

2. Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat

3. Penentuan tindak lanjut pengembangan

• Tujuan evaluasi
 Pada fungsi evaluasi (a), bertujuan untuk mendapatkan calon siswa pilihan yang
cocok dengan jurusan dan jenjang pendidikan tertentu

 Pada (b dan d), bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai
dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan

 Pada (c), bertujuan untuk menentukan pendidikan lanjutan siswa agar sesuai
dengan minat, bakat dan kemampuan

 Untuk menetahui taraf kesiapan siswa dalam memahami bahan pelajarannya

 Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang digunakan

 Dalam rangka promosi untuk mendapatkan bahan informasi dalam menentukan


siswa untuk naik kelas, atau mengulang pada kelas yang sama

• Tujuan evaluasi pendidikan

 Untuk memberikan umpan balik (feed back) guna memperbaiki proses belajar
mengajar

 Untuk mengetahui hasil kemajuan belajar siswa

 Untukmenempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang sesuai dan tepat.

 Untuk menemukan kesulitan belajar siswa dan factor penyebabnya (diagnostic)

• Sasaran evaluasi

1. Input

Input merupakan aspek yang bersifat rohani yang setidak-tidaknya mencakup empat hal
yaitu: Kemampuan, Kepribadian, sikap dan inteligensi.

2. Transformasi

Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian meliputi: kurikulum atau
materi, metode dan cara penilaian, sasaran pendidikan/media, sistem administrasi, guru
dan personal lainnya.

3. Output
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui sebeapa jauh
tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang
digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test.

Sumber :

http://evaluasipendidikan.blogspot.com/2008/03/pengukuran-penilaian-dan-evaluasi.html

http://math04-uinmks.blogspot.com/2008/02/pengukuran-penilaian-dan-evaluasi.html

http://massofa.wordpress.com/2008/07/27/tes-pengukuran-dan-evaluasi/

http://dokumens.multiply.com/journal/item/34

http://sylvie.edublogs.org/2007/04/27/evaluasi-pendidikan/

http://zulharman79.wordpress.com/2007/08/04/evaluasi-kurikulum-pengertian-
kepentingan-dan-masalah-yang-dihadapi/
Evaluasi Hasil Belajar
Tugas Individu
Hari Sulistiyo

1215066109

TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

You might also like