You are on page 1of 4

2.2 2.2.

Olahraga Definisi Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, penerbit Gitamedia Press, kata

olahraga merupakan kata kerja yang diartikan gerak badan agar sehat. Sedang menurut para pakar olahraga, adalah sebuah aktivitas manusia yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan (sejahtera jasmani dan sejahtera rohani) manusia itu sendiri. Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Sedangkan dalam Websters New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat).

2.2.3 Karakteristik Olahraga Terdapat beberapa karakteristik olahraga yang saling berkait rapat. Antaranya adalah : 2.2.3.1 Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi. Definisi menurut OSullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal. Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien. Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis: kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri

dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan); keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu. Keseimbangan juga merupakan kemampuan untuk mempetahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan. Merupakan faktor yang penting pada olahraga senam dan atletik terutama jenis lompat. Kesimbangan bergantung pada kemampuan koordinasi dari indera penglihatan, organ keseimbangan pada telinga, sistem pensarafan dan otot (Depkes, 1996). 2.2.3.2 Kekuatan otot Kekuatan otot adalah kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Ini penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Kekuatan otot dipengaruhi oleh : usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, suhu otot (Depkes, 1996).

2.2.3.3

Koordinasi Merupakan hubungan yang harmonis dari berbagai faktor yang terjadi pada

suatu gerakan sehingga gerakan tersebut menjadi efesien dan efektif. Faktor ini sangat diperlukan dalam seluruh aktivitas olahraga maupun dalam aktivitas seharihari. Gerakan yang tidak disertai koordinasi yang baik akan menyebabkan pengeluaran tenaga yang berlebihan sehingga cepat lelah, tidak mengenai sasaran secara tepat, atau bahkan bisa menimbulkan cedera (Depkes, 1996). 2.2.3.4 Daya Tahan Daya tahan menyatakan keadaan yang menekankan pada kapasitas melakukan kerja secara terus menerus dalam suasana aerobik. Umumnya yang banyak dibahas adalah daya tahan kardiovaskular dan otot. Daya tahan kardiovaskular merupakan faktor utama dalam kesegaran jasmani. Daya tahan kardiovaskular

dipengaruhi oleh: keturunan, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik (Dangsina Moeloek, 1984). 2.3 Manfaat Olahraga Terhadap tekanan darah Menurut dr. Rai Wahyuni (2009), olahraga dapat memperbaiki profil lemak darah, yaitu menurunkan kadar total kolestrol, LDL, dan trigliserida. Olahraga juga dapat memperbaiki HDL, yaitu jenis kolestrol yang kadarnya sukar dinaikkan. Di samping itu, berbagai faktor risiko seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan kegemukan dapat diturunkan dengan menjalankan olahraga yang tepat takaran, durasi, dan frekuensinya. Olahraga juga dapat memperlancar pemasokan darah ke seluruh tubuh Keadaan jantung pada orang yang berolahraga (terlatih) jauh berbeda dengan orang yang tidak berolahraga. Jantung orang yang tidak berolahraga (tidak terlatih) biasanya dalam satu kali denyutan volume darah yang dapat dipompakan 70 cc sedangkan bagi yang terlatih dapat mencapai 200 cc, ini dipengaruhi oleh kekuatan kontraksi otot jantung terutama ventrikel. Dengan demikian pasokan darah keseluruh tubuh menjadi lancar, Karena meningkatnya volume darah yang dapat dipompakan dalam satu kali denyutan (stroke volume).

2.3.1

Curah jantung selama olahraga Mengingat curah jantung berbanding lurus dengan perkalian denyut jantung

terhadap isi sekuncup, maka tubuh yang melakukan aktivitas olahraga dapat mempengaruhi faktor faktor yang menentukan dan yang mempengaruhi curah jantung. Terdapat perbedaan pembebanan curah jantung antara olahragawan dengan orang yang tidak pernah olahraga. Jantung olahragawan relatif lebih besar karena serabut serabut otot mengalami hipertrofi, yang perbesaran serabut otot jantungnya ini erat hubungannya dengan bertambahnya protein unsur kontraktil mioglobin, dan mitokondria, dan hal ini mengakibatkan kemampuan ambilan oksigen otot otot jantung meningkat, demikian juga perubahan biokimia, seperti ATP-ase, aktivitas peningkatan kalsium dan penggunaan O2 di dalam sel sel otot jantung meningkat, sehingga menunjang inotropik jantung. Proses ini selanjutnya menunjang pertambahan efisiensi isi sekuncup pada mekanisme curah jantung. Pada olahragawan ternyata efisiensi isi sekuncup menghasilkan curah jantung yang normal (5 5,5 liter per menit) pada denyut jantung yang lebih rendah dibawah nilai normal, misalnya 45 50 denyut per menit pada keadaan istirahat, sedangkan isi sekuncupnya meningkat rata rata seratus mililiter per denyut. Karena itu setiap kali latihan pada beban submaksimum, maka kenaikan denyut jantung tidak berarti

dibandingkan kenaikan denyut jantung pada orang yang tidak pernah berolahraga. Bertambahnya kekuatan denyut kontraksi dan memanjangnya fase diastasis pada pengisian diatolik akan mempengaruhi kenaikan volume untuk tiap denyutannya. Meningkatnya isi sekuncup juga tampak pada orang yang berolahraga , karena adanya peningkatan pompa otot, sehingga meningkatkan aliran balik vena. Di lain pihak isi akhir diastolik bertambah dan sesuai dengan hukum Frank-Starling, maka isi sekuncup juga meningkat dan akhirnya curah jantung juga bertambah. Pada saat latihan, rangsangan simpatis meningkat, baik yang menuju ke jantung maupun ke pembuluh darah dan disertai dengan bertambahnya kegiatan pompa otot yang mampu meningkatkan aliran balik vena. Rangsangan simpatis ke jantung akan meningkatkan aktivitas inotropik miocardium. Karena norepinefrinnya mempengaruhi kurva fungsi ventrikel, maka tampak kenaikan stroke work dan stroke power. Di lain pihak norepinefrin dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung karena mampu mengubah slope diastolic depolarization pada sel sel pacu jantung untuk menjadi lebih sering. Selain itu pada saat berolahraga, rangsangan parasimpatis ke jantung berkurang dan vena seluruh bagian tubuh berkontraksi, sehingga tekanan pengisian sistemik meningkat (Ibnu Masud, 2012)

You might also like